legong Prabangsa tahun 1995

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 26 жов 2024

КОМЕНТАРІ • 2

  • @premasatwika4879
    @premasatwika4879 3 місяці тому

    Om swatiastu min bisa diberikan apa cerita dalam legong prabangsa ini sampai memakai tokoh rangda

    • @tantradewatasanggar5073
      @tantradewatasanggar5073  2 місяці тому +1

      Legong Prabangsa merupakan tari palegongan kuno yang sudah ada di dalam Sekaa Andir Desa Tista dalam catatannya terakhir ditarikan pada tahun 1917, kemudian mengalami pasang surut sehingga mengalami masa suram (tidak ditarikan). Kemudian saat masa jaya nya ditahun 1937 s/d tahun 1980 an mengalami perkembangan yang sangat signifikan sehingga ditahun 1994 muncul pawisik melalui mimpi, bahwa tari ini harus dibangkitkan kembali dengan ditemukannya batu mirah menyala sebagai paica dipura taman beji desa tista, sehingga proses sakralisasi pun terjadi selama proses rekonstruksi legong prabangsa karena menggunakan tokoh rangda sungsungan.
      Proses rekonstruksi Tari Legong Prabangsa dibantu oleh Yayasan Walter Spies, spesialis palegongan
      tari legong Prabangsa mengambil sepotong babak dari Cerita Malat. Cerita ini mengambil bagian awal dari Malat, yakni ketika Raden Prabangsa, putra Raja Jenggala dari Selir, diusir karena perilakunya yang tidak baik. Setelah diusir dari Jenggala, Raden Prabangsa ditemani abdi setianya berkelana dan mencari suaka, hingga akhirnya ia sampai ke Negeri Gegelang, negeri yang diperintah oleh pamannya. Ia kemudian mengabdi kepada Raja Gegelang dan menjadi orang kepercayaan Raja Gegelang.
      Diceritakan ada seorang utusan dari negeri seberang yang ingin meminang putri tunggal dari Raja Gegelang, Diah Ratna Nigrat. Raja Gegelang tidak merelakan putrinya untuk dipinang raja seberang. Sang utusan marah kemudian pertempuran pun terjadi antara kerajaan Gagelang dengan Mataram. Kesaktian Prabu Mataram direpresentasikan ke dalam bentuk rangda sementara kesaktian Raden Misa Prabangsa kedalam bentuk onying.