Thanks for watching! Kalo tertarik video-video kayak gini, tolong kasih usul doong topik-topik buat next time hehe Oya, ini link video logika yang disebut di sini: ua-cam.com/video/hK8Sz-okExA/v-deo.html One more thing, pada join membership doong biar bisa masuk grup Discord, ikutan kelas Zoom, atau mentoring Gmeet bareng gue (baca detailnya di keterangan perks setiap levelnya ya). Di sini: ua-cam.com/channels/jUky4qhh_tTwanR0M_hVEA.htmljoin
Berfikir ilmiah dan berfikir logis itu dua hal yg berbeda. Berfikir logis itu berkaitan dengan valid atau tidaknya penarikan kesimpulan kita berdasarkan struktur logika formal, sedangkan berfikir ilmiah artinya adalah ada bukti atau tidak adanya bukti terhadap pemikiran kita. P1: Memelihara babi ngepet maka kaya P2: joni memelihara babi ngepet Kesimpulan: joni kaya Penalaran diatas dapat dikatakan logis karena sesuai dengam struktur logika formal tapi tidak ilmiah karena tidak memiliki bukti empiris.
gw dr dulu kepikiran kyknya better logika formal gini udah di cicil dari sd sampe sma, penting bgt nanemin materi ini, gak cuman 1 bab di matematika aja tp sepanjang pendidikan dasar udah di paparin biar gak kyk generasi sekarang pada sumbu pendek🤦🏻♂️
Mbanya ngambil premisnya nga sesuai fakta, sedangkan yang di ajarkan guru saya, Jika PREMIS SALAH maka otomatis kesimpulannya juga salah, Jadi WAJAR saja kita belum tau > Deduktif jika premis benar maka kesimpulannya benar contohnya Premis 1 = Semua yg nilainya dibawah 50,harus mengikuti remidial Premis 2 = Nilai Udin 49,Nilai ani 47 , Nilai toni 34 Kesimpulan = Udin,Ani,Toni harus mengikuti remidial > Induktif jika premis benar maka kesimpulannya belum tentu benar Ngomong" soal Argumen anda diatas, Nalar masnya kurang kuat tuh🤭 soal GeneRalisasi perbandingan antara generasi sekarang sama generasi dulu,Karena masa dengan melihat vidio dan komen" yg ada di chenel ini, sudah bisa menyimpulkan bahwa generasi sekarang sumbunya pada pendek
@@rioperdana2715 mungkin maksudnya bukan perbandingan antara generasi dulu dan sekarang,tapi ke arah untuk generasi mendatang agar lebih diajarkan tentang logika sedini mungkin dan nga cuma 1 bab di MTK,agar generasi mendatang lebih mengerti soal logika formal
konten ini justru ga abstrak. pas porsinya. saran: mungkin kedepan kalau ada konten yang membahas tentang alur berpikir, berdiskusi dsb, ada lawan bicara nya akan lebih terasa tek tok nya. thanks
Terima kasih sudah membuat konten "abstrak", yg mencerahkan. Saya mau sumbang usul topik untuk materi pembahasan berikutnya, yaitu tentang "5W+1H". Bagaimana cara menggunakannya secara detail dan kritis dalam keseharian. Bagaimana mengembangkan "tools" 5W+1H sebagai pedoman menggali informasi sedetail mungkin, supaya terhindar dari penipuan, miss informasi, dan bahkan perdebatan yg berujung pada pertikaian (sementara semua pihak yg berdebat tidak punya informasi detail dari 5W+1H tersebut). Siapa tau bisa digunakan untuk menggali detail informasi pada sales marketing dengan buaian promonya. Atau mengkritisi janji-janji kampanye. Bisa juga untuk menghindarkan diri dari berita hoax. Mudah2an Cania bisa terus memberikan "influence" baik bagi kita semua, dengan topik yg mencerahkan. Terima kasih.
pemikiran yg tepat mengenai logika harusnya seperti video di atas dengan cara logika formal contohnya silogisme. Logika formal konsep sederhananya gak peduli mau realitasnya salah/ benar selagi penarikan kesimpulan nya valid maka hal tersebut logis.
kalau yg elo bilang logis = realitanya benar? Itu bukan logis tetapi, empiris. Kalau bahas empiris baru nih sesuai bahwa valid/tidak valid di tentukan dari seberapa benar asumsi/ klaim yg elo berikan dengan realita yg ada.
@@anakpenasaran9057 hmm sebenernya udah gue jelasin di situ, *orang pada umumnya* pakai kata "masuk akal" bukan "empiris" untuk pemaknaan "faktanya benar, realitasnya benar". Gue gak bicara apa yang tepat atau gimana sebaiknya menurut gue. Gue bicara gimana orang-orang memaknai kata tsb. Nah, terus apakah itu "tepat" atau "gak tepat", gue gak punya ukuran objektifnya siih untuk menyimpulkan itu, karena bahasa kan kesepakatan aja. Jadi, gue prefer mencari cara komunikasi yang efektif dengan menyesuaikan konteks aja dan membiasakan diri mendefinisikan dulu di depan sebelum make suatu kata yang cenderung multitafsir dalam sebuah percakapan.
@@cania_cittawaduh, maaf ya kak kalau saya menyinggung 🙏, sebenarnya komentarnya bukan utk kak cania, tetapi untuk user yt lain yg masih ngeyel kalau logis = realitanya valid, sekali lagi maaf ya kak 🙏 "kalau yg elo bilang logis = realitanya benar? Itu bukan logis tetapi, empiris". Untuk kata "elo" itu untuk user yt, bukan utk kak cania. Seharusnya, kalimat yg saya buat lebih spesifik lagi kepada siapa argumennya di berikan.
@@anakpenasaran9057 enggak menyinggungg wkwkwk sanss. Cuman gue kira ada miskom gituu makanya gue jelasin lagii😄 okk, paham sekarang. Jadi maksudnya itu lo ngomong ke warga yang mikir gitu yaa ceritanya. Sipsip👌🏻
@@Kim-cj2ds memang bahasa kesepakatan dodol. Kalau bukan kesepakatan, gak akan ada itu kelas bahasa, tata bahasa, makna kata, elu bisa nyebut 👂 = talanga, talungi, talongo, biji peler, lubang titit, terserah dan sebebas elu kalau bahasa gak make kesepakatan
Seharusnya semua premis dalam soal logika dibuat dengan berdasarkan pada fakta karna jika ada satu premis atau keduanya salah maka kesimpulan yang ditarik juga akan menjadi salah meskipun kesimpulan itu sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yg berlaku di dalam logika karna pengetahuan yang akan didapatkan dari kesimpulan itu tidak bersesuaian dgn objek yg mau dituju. Nah, menurut saya pemahaman yang mengatakan bahwa penarikan kesimpulan di dalam logika bisa dikatakan benar meskipun tanpa memperhatikan fakta-fakta yang ada justru pemahaman seperti itu malah memperlihatkan kekurangan dari logika di dalam membuktikan suatu pengetahuan yg dianggapnya benar, karna apa yg kita bilang valid ternyata berlawanan dengan fakta-fakta. Jadi kesimpulannya, memelihara babi ngepet bisa bikin kaya raya adalah salah, juga dalam soal upin, semua kesimpulan yg ditarik dari soal upin itu baik valid maupun invalid adalah salah karna premis yg menyusunnya tidak dapat diverifikasi, kita tau upin punya rambut walau cuma sehelai dan semua yang punya rambut ternyata bukan cuma perempuan.
dulu saya awalnya juga berfikir gt sih. namun setelah banyak belajar, saya paham ada alasan knp logika formal terpisah dari kebenaran realita/fakta. pemisahan dengan fakta/konteks dapat membantu dalam penarikan kesimpulan jika premis2nya tidak dapat/belum bisa dibuktikan secara fakta (empirik). atau agar kita dapat membuat simbol/variabel atas premis2 yg ada apapun itu bentuk/isinya seperti yg biasa kita pelajari di kelas mtk SMA yg jika "P maka Q...." dst. contoh manfaat penggunaannya ada di matematika dan fisika. ada konsep2 fisika yg awalnya memang tidak bisa secara langsung dilihat/dibuktikan (contohnya konsep tentang atom hingga astronomi) namun para ilmuan membuat prediksi/penjelasan berdasarkan logika matematika tersebut dan dapat kita lihat sekarang ketepatannya setelah teknologi makin maju dan mampu membuktikannya. Dulu Black Hole hanya sebuah rumus matematika fisika, sekarang kita bisa dapat fotonnya. contoh lainnya ada di pengembangan program komputer hingga AI. sbg orang yg bekerja dibidang komputer dan AI, logika formal bener2 kepake karena sistem komputer membutuhkan struktur aturan yg konsisten untuk melakukan verifikasi formal. Jadi.... yap, pemahaman soal logika formal tetap diperlukan, meskipun kita dlm keseharian sering menggabungkan antara logika formal dengan kesesuan fakta atau yg disebut Cania td sbg masuk akal. itukan jg kyknya biar kita lbh praktis aja gt klo ngobrol, meskipun agak perlu hati2 jg sih biar ngg kejebak salah logika
Oke saya paham, bahwa jika teori relativitas benar maka peristiwa black hole pasti benar ada kejadiannya, tidak perlu fotonya saya tau itu benar, karna sains disusun secara induktif dan bisa diverifikasi juga dengan jalan pikiran yg deduktif. Nah, sekarang kembali ke contoh soal bagaimana saya bisa bilang bahwa "semua perempuan memiliki rambut, upin tidak memiliki rambut, maka upin bukan perempuan" adalah valid/invalid sementara kedua premis itu salah, bukankah tidak ada jawaban benar dari pertanyaan yg salah? Dalam logika formal yg disimbolkan A, B, atau C itu mengacu pada kenyataan juga bukan berarti dia abstrak lalu kemudian suka-suka kita mau susun soal, contoh lain dalam aljabar yang disimbolkan oleh huruf-huruf itu basisnya adalah angka-angka dan angka-angka itupun menyimbolkan benda-benda yg nyata pula. Kalau sekiranya logika formal berlaku di dalam komputasi dan juga AI maka kedua barang itu pasti nyata adanya bukan spiritual seperti babi ngepet, maaf ya.. Maksud saya adalah coba bikin soal yg benar supaya orang tidak terkecoh atau kalau tujuannya cuma buat latihan ya latihanlah dari yg benar jangan karna hanya ingin mengecoh dibuatlah soal2 semacam soal tes cpns, saya selalu gagal dalam tes itu, hehehe.
@@sukarsoendijustru kalau mengikuti fakta ya jadinya orang harus pelajari isi faktanya. Akhirnya jadinya latihan/tes pengetahuan/wawasan🥹 sedangkan dalam konteks logika formal kan yang mau dibangun/diuji adalah penalarannya ajaa.
@@cania_citta itu poin yang yg saya ngga kepikiran, penalaranya aja ya, struktur logikanya bukan isi logikanya saya baru tau pas nonton video kamu di zenius. Makasih ya udah ngingetin, kamu memang cantik.
A. Semua opini yang benar, harus masuk akal berdasarkan logika dunia nyata B. Semua opini yang tidak masuk akal berdasarkan logika dunia nyata, merupakan opini yg tidak benar C. Ngepet untuk menjadi kaya tidak masuk akal D. Maka opini ngepet untuk menjadi kaya merupakan opini yang tidak benar
bikin lebih banyak kak, aku suka sekali, kalau diingat dulu waktu pandemi aku pernah belajar critical thinking saat program prakerja, suaranya kayak suara km kak, aku ga tau itu dari km atau bukan, tapi aku tau ternyata aku suka bahasan spt ini.
Sy sekolah hanya tamatan SD sgt terseok2 susah payah untuk bisa mengerti memahami soal premis2 dan silogisme tp sy tdk putus asa srdikit demi sefikit pelan2 saya ikuti sy simak kata demi kata dlm penjelasan supaya bisa sy mengerti.... Sampai sekarang pun msh bias atau blm tp scara esensi atau scara garis besar sy bisa menangkap mksd nya tp scara spesifik sy blm bisa fhm😊😅
Berpikir dengan mengikuti aturan yang ada. Itulah yang disebut logika formal. Dan bukan logika keseharian. Logika keseharian mengacu pada perilaku di lapangan. Segala sesuatu yang terjadi tanpa upaya manusiawi. Itulah yang disebut tidak logis. Karena mungkin di sana ada unsur magi. Lain halnya dengan logika matematika. Walaupun sulit dipahami, tapi aturannya ada. Misal kesimpulan "pelihara babi ngepet maka kaya" tentu bikin ketar ketir orang yang kurang paham tentang logika. Hanya saja pada titik itu benar secara matematis. Dan logika matematis harus dipelajari oleh semua yang sedang sekolah. Itu penting. Sangar penting.
Can, kalo menurut gue si maksud netizen itu, "nggak logis dong kalo disebutnya penculikan, kan itu anaknya sendiri." jadi dia nggak mengimplikasi kalo segala jenis penculikan itu immoral, tapi dia merasa salah kalo bapak sendiri disebut "menculik".
Ini menarik, logika formal/deduktif itu emangawalnya diformulasikan oleh para filsuf di Yunani kuno (Aristoteles dkk). Kemudian di abad pertengangan, peradaban Islam nemuin manuskripnya dan mengadopsi hal itu sebagai motode untuk berfikir. Di peradaban Islam kemudian namanya lebih dikenal sebagai "ilmu mantiq". Esensinya sama aja sebenernya, apalagi asalnya emang sama2 diformulasikan sama filsuf Yunani. CMIIW
Contoh kedua premisnya beda kak, yang pertama pakai Premis Mayor: Semua perempuan berambut panjang P minor: Siti adalah perempuan Konklusi: Siti berambut panjang Tapi contoh yang kedua hanya menggunakan 2 premis tanpa ada subjek maupun objeknya P1: jika maka jalanan akan basah P2: jalan basah Konklusi: hujan Jadi konklusi atau kesimpulannya dapat salah karena premisnya kurang benar ataupun objek maupun subjek yang berbeda dari kedua premis P1: makanan ada di dalam perut P2: bayi ada di dalam perut K: bayi adalah makan Jelas kesimpulannya salah karena objek dari premisnya yang berbeda, P1 objeknya makanan, akan tetapi P2 objeknya adalah bayi
Sebenarnya logika dan perasaan sama2 berada dalam pikiran dalam ilmu kejiwaan. Karena hati (perasaan) bukan terletak di dada tapi terletak di dalam pikiran karena itu semakin manusia bisa berpikir maka manusia semakin mampu menciptakan kebaikan. Karena itu ada seorang filsuf mengatakan semakin orang bisa berpikir maka semakin dia itu baik
Semua channel yg bersifat mendidik mencerdaskan kehidupan bangsa. Channel ini bersifat mendidik. Maka cannel ini mencerdaskan kehidupan bangsa. Bravo, selamat, maju terus!
Aku kesini setelah dengarin konten soal empati. cukup mumet juga ya memahami soal logika ini ketimbang soal empati. makanya gak salah sering ada kalimat "memutarbalikkan logika", karena tergantung nih dia mau pake logika dalam konteks apa. Thank you Cania buat penjealsannya, sangat membantu buat melatih cara berpikir.😄
Maaf ni kalo GK nyambung,itu masih kata pengantar,tapi aku salut sama ibu ini dalam hal mengajar,dengan kalimat yg mudah dipahami,mantab buk cania👋(budaya kami orang Aceh) bukan begini(🙏)
Terlebih dahulu kita harus tahu definisi dari kata "Babi ngepet". Kalau premisnya cuma "memelihara Babi" maka secara definisi berarti itu adalah usaha ternak dengan tujuan pengembang biakan,jd secara logika memelihara Babi memang bisa jadi kaya.
Terimakasih penjelasannya...saya subscriber Baru dan sangat tertarik dan terkesan dengan content in...! Karena isi content ini cukup berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa..! Ijinkan saya bernarasi disini..Logiss record mendapatkan Godbless... logikanya berpikir logis bisa mendapatkan berkat Tuhan..!! Kok bisa ..?? Ya bisa ..!! Saya menjelaskan uraian ini dari kelompok cerdik pandai..atau bahasa saya alim ulama..!! Sebagian Para alim ulama menjelaskan bahwa menggunakan AKAL Adalah sebagian dari pada IMAN...!!
Hmm, saya lihat masih ada beberapa orang di kolom komen yg agak kesulitan dlm memahami konsep logis yg udah dijelasin. mungkin temen2 perlu ulang lagi tentang konsep Four Domain
Gua mencoba utk berpikir logis dari 2 sudut pandang nih, kalau memelihara babi ngepet bisa menjadi kaya yah bisa iya bisa juga tidak, yg iya kalau lo bisa menarasikan ke masyarakat sekitar bahwasannya makhluk itu yaitu babi tsb berbeda dari pada babi pada umumnya dan masyarakat sekitar percaya akan hal itu entah bagaimana caranya yg pasti dengan konteks spiritual, lalu di perjual belikan atau sekedar memperlihatkan seperti pertunjukan yg orang2 rela membeli tiket hanya utk sekedar penasaran melihat seperti apa wujud babi ngepet tsb sama halnya seperti kebun binatang, apa bisa binatang seperti gajah, jerapah, badak membuat anda menjadi kaya? Tentu bisa contohnya yah kebun binatang atau seperti pertunjukan circus. Logis gak sih kaya gitu? Yah yg tidak logis narasinya akan seperti emang bisa babi membuat kita kaya? Yah jelas tidak karna babi ngepet hanya sebuah mitos dan tidak lebih dari sekedar babi biasa yg ada hanya menguras uang kita utk membeli makan dia sehari hari aja. Logika manusia menurut gua sih mempunyai limitasi dari sudut pandang dan refrensi yg kita dapat selama kita hidup, kalau di babi ngepet di ganti emas juga sama bedanya apa? Emas juga cuma batu yg mengkilap hasil dari narasi, kesepakatan dan kepercayaan kepada orang lain kalau itu berharga bisa ini dan itu. Cmiiw
@@sfyn93 Gini Bang, Soal Babi Ngepet Itu Logis Kenapa ? Yah Karena Premisnya Melihara Babi Ngepet Itu Kaya. Premis Itu "Pernyataan" Yang Benar. Apakah Babi Ngepet Itu Benar ? Yah Tidak Benar, Tapi PREMISNYA Yang Benar. Premisnya Itu Hanya Sekadar "Sebab", Ga Bergantung Soal Benar Atau Salah.
Bener bang, harusnya kalo yang dibahas itu logika deduktif maka kesimpulannya harus diambil berdasarkan aturan penalaran deduktif dan berdasarkan premis² yang ada, bukan malah mengacu kepada benar dan salahnya berdasarkan fakta lapangan sebagaimana penalaran induktif@@rizkykurniawan1600
Kayaknya maksud dari pernyataan "nggak logis lah ini, masak anak sendiri diculik" itu bukan dalam artian dia mengganggap bahwa segala bentuk penculikan nggak bener deh kak, tapi lebih ke definisi penculikan yang dia pakai, maksudnya mungkin dia mendefinisikan bahawa penculikan itu baru bisa dikatakan penculikan kalau yang menculik itu orang lain, bukan orang tuanya, tapi ini kemungkinan sihh, untuk tau maksud sebenarnya bisa dikonfirmasi ke orgnya langsung atau liat konteks tweetnya secara utuh, anyway what an insightful content kak. BRAVO!!!!!!
gw jadi paham makanya kalo mau ngomong sesuatu itu juga harus bisa memaknai setiap kata, jadi biar kalo berargumen kaga muter2 kaya komentar sblmnya yg bilang "gimana mau logis wong pertanyaannya aja ga logis"
Terima kasih, kak Cania membantu sekali kontennya soalnya memang sering rancu antara logika = masuk akal dengan logika yang berarti kesimpulan mengikuti premis. Pada akhirnya memang ketika berdialog/berargumen kedua pemaknaan ini dipakai bersamaan untuk mengetes kebenaran pernyataan lawan bicara. Biasanya seseorang dapat mengetes dahulu apakah kesimpulannya benar sudah mengikuti premis (apabila tidak, itu berarti nonsequitur) Sesudahnya baru kita cek premisnya apakah per premisnya sudah sesuai dengan fakta.
Bikin aja video komprehensif tentang materi logika matematika, bahas "dan", "atau", "jika,,, maka,,,", serta kombinasi premis2. Kalo dijelasin kyk gini terlalu singkat mbak, netijen jg pahamnya setengah2
Salam Dari Adonara NTT. Pembahasannya eksklusif kak dengan di design menggunakan bahasa dan contoh yang sangat sederhana nangkap cepat sekali kak. Boleh request kak. Kali berikut bahas soal tesis/antitesis/sintetis kak. Dengan maksud agar lebih bijaksana menalar kehidupan ini yang lagi masif atas penindasan secara psikis dan fisik🌴.
Mungkin maksud netizen bilang bapak menculik anak ga logis bukan begitu. Bisa jadi menurut dia, anak adalah 'milik' orang tua. Jadi, logikanya ga ketemu jika sesuatu diculik oleh pemiliknya. Secara, si bapak kan orang tua si anak.
Ya namanya juga contoh doang, Bang.. gamungkin aku ambil contoh semua interpretasi. Poinnya kan mau bahas pengertian "gak logis" bisa ada macem-macem ukurannya, itu aja.
@@cania_citta Oke, sepertinya saya terlalu serius menanggapi. Sorry, 🙏 FYI, saya sampai sini setelah nonton Mba sebagai pembicara bareng RG di salah satu acara. Tapi sebelum sampai sini, sempat mampir di Malaka Project dulu.
@@rodiediyansyah2818 sebenernya gak masalah seriusnyaaa, Bang. Maksud aku, ya aku gak bisa nyebutin semua kemungkinan maknanya siih. Itu aja😊 jadi emang yg aku angkat ya cuman salah satu. Tentu aja ada banyak kemungkinan lainnya. Terima kasih udah berkenan nonton kontenku🙏🏻
Kak, kalau misal Premis 1: Hanya hujan yang bisa membuat jalanan basah. Kesimpulan: Jika jalanan basah, pasti hujan. Apakah logis, karena di premis sudah menyertakan ("hanya" hujan yg menjadi penyebab jalanan basah)
Gue dari dulu (sampe sekarang sih) mikir : Premis 1 : Tuhan adalah zat/energi pertama di alam semesta Premis 2 : Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tapi dapat berubah bentuk (hukum kekekalan energi) Premis 3 : tuhan menciptakan semua benda di alam semesta. Jadi semua benda di alam semesta berasal dari zat/energi tuhan yg berubah bentuk menjadi manusia, tanah, binatang, bulan, matahari, dll.
09:35 saran aja kak, kalau kakak kasih contoh dan hasil kesimpulannya gak logis minta tolong setelah itu premisnya dikoreksi supaya kesimpulannya menjadi logis dan tanpa merubah hasil kesimpulan sebelumnya. Misal seperti contoh soal ini, harusnya premis duanya kayak gimana supaya kesimpulan hujan itu menjadi benar?
Kalo hasil kesimpulannya ga logis, yg harusnya diubah kesimpulannya, dari yg awalnya kesimpulannya "hujan" ubah jadi "tidak dapat disimpulkan", bukan malah premisnya yg disuruh ubah. Kalo gitu sama aja misal lu ujian jawab salah trs lu bukan nanya jawaban yg bener, tapi malah minta tuh dosen ubah soal biar jawaban lu jadi bener. Biar kesimpulannya jadi bener (hujan), harusnya Premis 1 : jika jalanan basah maka hujan Premis 2 : jalanan basah Kesimpulan : hujan
@@matin8302 tuh ente dah jawab bang, dan yang permasalahan ujian itu udah beda karena itu ujian ya gabisa diminta ubah soal. Ini kak cania kan ibaratnya masi ngajarin kita jadi bisa dong. Contohnya yang sudah ente jawab. Dan gara2 jawaban ente makasih sekarang saya sudah ngerti. Maklumlah otak saya agak lemot, harus 3-4 kali diulang baru nyampe
Coba diskusi soalnya dalam vido ini ada beberapa sih misal dimenit 4:14. Pertama logis itu masuk akal kak, tapi masuk akal itu bukan berarti sesuatu yang sesuai kenyataan, asal ia mengikuti kaidah befikir misalnya dalam kasus ini logika silogisme maka itu masuk akal (ini meski terlihat sama dengan video tapi bedanya saya mempertegas logis=masuk akal. definisi masuk akal itu yang bermasalah bukan definisi logisnya). Kedua premis tentang babi ngepet memang logis dari segi bentuk saja, tapi dia tidak logis secara isi. Karena premisnya sudah bermasalah sejak awal maka kesimpulannya jadi tidak sahih. Logis secara bentuk salah secara isi artinya tidak sahih atau tidak benar. (Meski premis sengaja di tawarkan untuk mancing diskusi sih tapi perlu penjelasan lbh tajam). Kemudian definisi logika formal dalam video. Definisi logika formalnya disimpelkan aja misal jadi suatu dianggap benar karena bentuknya mengikuti aturan logika tertentu pada video ini silogisme. Bukan 4:13 sesuatu dianggap pasti benar berdasarkan premis yang tersedia. Definisi ini bisa rancu, karena logis dan benar sesuatu yang beda, tapi dalam definisi di video disamakan, lalu kata berikutnya ' pasti benar karena mengikuti premis' kaya mengikuti itu isi atau bentuk. Setujukan? Jika admin atau mbak cania, silahkan meski ini video lama.
Mekanisme berpikir tiap orang memang berbeda. Semakin kompleks dan rumit pemikiran kita, gambaran dalam mind map mungkin seperti benang diorama investigasi
Logika deduktif dan induktif ini sebenarnya sudah diberikan/diajarkan di beberapa sekolah sebelumnya, cmn krn beberapa alasan prinsip dasar logika formal ini tidak lanjutkan secara progresif oleh masyarakat(perihal terdapat banyak silogisme)...makanya timbul variatif pemaknaan silogisme.
Oh yaa, ada buku rekomended dr aku utk kakak yakni buku "Rahasia Tobat" by IMAM ALGHAZALI, buku yg dibeli abang ku dan yg ku baca dikala masa nganggurku,
Gw yakin even setelah ini bakalan tetep ada (banyak) yg bingung dgn soal "klo hujan jalanan basah" knp konklusinya bisa BUKAN logis-and that would be a personal reminder for me knp gw akan pernah cocok utk jadi guru, wkwkwkwkwk.
Hmm gue mau cek apakah penangkapan gue bener niih hehe. Jadi, kalo ada orang ditusuk di perut sampe ususnya keluar, itu kita bisa bilang dia "gak ditusuk kok.. mana tuh gak ada luka tusukan" menurut sudut pandang kita? Dan itu bener juga?
@@cania_citta gue coba jawab ya kak can wkwk (bangga bisa di reply sama lo kak wkwk) , jadi gini kak can maksud gue adalah akan ada orang yang meyakini bahwa usus yang keluar dari perut itu emg ditusuk terus diapain lagi dong kalau ga ditusuk gitu dan gak masuk akal menurut dia, tp akan ada orang yang berfikiran itu ga ditusuk dan bisa aja itu usus dari orang lainnya atau ada jasad seseorang atau apapun itu sampe bisa ada usus itu di depan orang yg ditusuk itu. dan untuk mencari kebenarannya itu penting untuk kita bisa saling memahami dari sudut pandang masing-masing. maksud gue komentar itu adalah karena selama gue berinteraksi dengan banyak orang dan berargumen, sering banget gitu kalau kita merasa sangat yakin akan sudut pandang yang kita yakini itu pasti benar, tp kan bisa jadi sudut pandang orang lain pun justru itu yang akan menjadi kebenarannya dan sering banget terjadi perpecahan dan permusuhan atau apapun itu lah wkwkwk
@@justarifin senengg gue diskusi gini hehe Okee. Lo bilang "dan untuk mencari kebenarannya itu, penting untuk kita memahami sudut pandang masing-masing". Ini maksudnya gimana? Bisa jelasin ke gue gimana caranya dari memahami sudut pandang masing2, jadi ketemu itu kebenarannya?
Berkaitan dengan soal "Jika hujan maka jalanan basah." Premis berikutnya "Jalanan basah." Kesimpulannya "Hujan," dikatakan sebagai sesuatu yang tidak logis menurut logika formal, karena kalau jalanan basah maka belum tentu hujan. Saya tidak sependapat. Seharusnya kesimpulannya "hujan," itu logis menurut logika formal karena dalam premis, "jalanan basah" sudah dibatasi "karena hujan." Kalau pendekatannya faktual baru jawabannya tidak logis karena jalanan yang basah tidak selalu karena hujan.
😂😂Gilakk langsung dibalas Cannia. Padahal saya hanya sekedar berpendapat. Dalam hal ini memang saya yang keliru. Dalam premis memang tidak ada "kausalitas." Beradu argumen tu memang gak ada batasan yaa...Thanks untuk kesempatannya😁🙏
Boleh ikutan comment yaaa…seumur2 kayaknya baru kali ini gw ikut komentar di video UA-cam..😂 Logika, atau mungkin bisa juga disebut intelek kali ya, kalau kita tanya ke semua orang di dunia ini mau logika/intelek yang tajam atau tumpul? Mungkin 99.999% orang jawab maunya tajam. Artinya most of us ngerti kalau logika itu kayak pisau, semakin tajam semakin bagus. Pertanyaannya apakah semua hal bisa dijawab dengan logika?? Kalau kita jawab iya, coba kita tanya lagi ke diri sendiri, apakah pisau yang tajam itu lebih sering kita pakai untuk memotong-motong diri kita sendiri 🤔? Apapun penggunaannya, kalau barang tajam itu salah penggunaan, kan malah bikin sakit ya 😒😂. Gw sebenarnya ga pernah belajar formal soal logika, tapi gw coba tajemin lagi pisaunya utk membahas dikit mengenai logika di video ini. Kan tadi disebut ada bermacam-macam logika..., ada yang formal, deduktif, induktif, moral, etc. Menurut gw sih, logika itu hanya sederhana ya, yaitu sesuatu dibelah, dari 1 jadi 2, atau dari 2 jadi 3, atau dari 3 jadi 5, dst., dst..supaya apa? supaya lebih gampang dikunyah. Pada dasarnya logika butuh polarisasi, 1/0, Terang/Gelap, Hitam/Putih, Benar/Salah, etc., etc.. Trus apa yg membedakan? Yang bikin beda ya hanya premisnya, ada yang premisnya terbatas pada beberapa kalimat (mungkin ini yg disebut formal), ada yang premisnya dari pengalaman hidup (mungkin ini yg disebut deduktif), ada yg premisnya dari buku2 hukum... dan lain sebagainya. Pertanyaan terakhir..kalau premisnya unlimited/tidak terbatas/infinity..mungkinkah logika itu bekerja? 🤔🤔
Premis 1: jika hujan jalanan basah Premis 2: jalanan basah Kesimpulan: hujan ----> salah Karena premis 1: Jika hujan jalanan basah TIDAK SAMA DENGAN jika jalanan basah hujan Untuk logika formal Apakah setiap kesimpulan masing2 premis harus diuji dulu??
Bagaimana kalo kapan2 di bahas "Kalo Percaya Tuhannya Pasti Masuk Surga".... Sebab banyak yg kelakuannya ngk bener tapi percaya kalo percaya Tuhan masuk Surga....
Penjelasannya sederhana,mudah dimengerti,tersusun rapih.Jadi,aku paham terkait macam logika. Kedepan harapannya konten tentang logika lebih dibanyakin lagi dan bagusnya lagi kalau contoh-contohnya dibuat lebih menarik lagi. Ditunggu untuk video selanjutnya tentang logika,thank's.😁
Cania kalo emang pinter, tentu dia akan jadi dosen/pengajar. Kek guru gembul. Sahih keilmuan sama kepintaran dan kecerdasan analitiknya. Lah cania? Dia cuma lulusan pascasarjana UI yg kebetulan jago ngomong, penampilan menarik, terus ketemu jaringan media.
Trus yang kedua, kakak ada nulis "cuma lulusan pascasarjana UI". Memang nya lulusan pascasarjana itu ga pinter kah kak? Atau ngga boleh ngomong? Apa menurut kakak lulusan pascasarjana itu remeh kak?
"Kebetulan jago ngomong" Itu maksud nya gimana ya kak? Ngomong disini itu maksud nya ngolah kata dan public speaking kan kak? Setau aku itu semua butuh latihan dan pengalaman deh, baru tau aku kalo kebetulan bisa jago
@@fattahasmaradyenata1694 lulusan pasca sarjana biasanya pinter. Cuma dalam konteks yg lebih spesifik lagi (dilingkungan akademisi), ga semua pascasarjana (apalagi cania) itu bisa dikatakan pinter. Kalo awam menilai silakan aja, konteks komen gue untuk YTTA 🤣
@@fattahasmaradyenata1694 ga juga.. faldo maldini, caleg psi itu ga jago2 amat ngomongnya. Mereka seangkatan di pascasarjana. cuma beda jalan ya. I mean, konten cania emang buat awam sih.. terutama buat newbie yg banyak gaya 🤣
Saya hanya memuja & menyembah TUHAN yg menciptakan otak manusia, satu organ tubuh yg sangat hebat dlm tugasnya menghasilkan pemikiran2 filosofis. Jadi saya tidak memuja logika filsafat. Thank's for your share.
Kita gak bilang orang yg make setrika listrik untuk nyetrika sebagai pemuja setrika listrik kan? Sama halnya dengan logika, dia teknologi buat dipake bukan buat dipuja😁
Saya punya skenario Pada bbrpa budaya jika terjadi gerhana bulan/matahari mereka akan mengetuk pentungan, atau memukul tiang listrik dll... Premis 1 : memukul tiang listrik atau pentungan akan menghilangkan gerhana bulan/matahari Premis 2 : Cania memukul pentungan ketika gerhana bulan Kesimpulan : Gerhana bulan berakhir Hal ini bisa terjadi di dunia nyata secara empiris... Apakah ini termasuk logis dlm logika formal? Apakah ini "masuk akal"?
Lebih bagus di akhir konten di kasih soal dan jawabannya ada di konten yg akan datang Pasti banyak penonton yg antusias dan lebih faham konten tentang logika ini
Halo kak, aku mau request dikit kak, bisakah kakak menjelaskan mengenai ungkapan Jurgen Habermas dalam buku Mengenal Teori Kritis Disitu mengatakan: "Jika semua kebenaran itu relatif, lalu apakah statemen itu sendiri pada gilirannya juga akan menjadi relatif?" Dikarenakan banyak orang orang yang salah memaknai ungkapan tersebut kak. Terima kasih kak.
Klo boleh di bilang, semua hal apapun itu relatif, begitupun kebenaran, stetmen nya pun bisa jd relatif, krn semua hal bisa diragukan begitupun konsep ketuhanan, ataupun kebenaran itu sendiri, intinya tergantung kesepakatan bersama, misal, klo hubungan intim itu bebas asal suka sama suka, dan semua sepakat. Itu akan menjadi hal baik,
Namun, menurut Foucault, logika tidak netral atau obyektif, melainkan berkaitan erat dengan kekuasaan dan pembentukan pengetahuan. Logikanya, logika diciptakan oleh institusi kekuasaan, termasuk pengetahuan 😅. Jadi, sesuatu dianggap logis karena sesuai dengan 'aturan' yang sudah ditetapkan oleh institusi kekuasaan tersebut. Hehe. Content2nya seru nih.
Thanks for watching! Kalo tertarik video-video kayak gini, tolong kasih usul doong topik-topik buat next time hehe
Oya, ini link video logika yang disebut di sini: ua-cam.com/video/hK8Sz-okExA/v-deo.html
One more thing, pada join membership doong biar bisa masuk grup Discord, ikutan kelas Zoom, atau mentoring Gmeet bareng gue (baca detailnya di keterangan perks setiap levelnya ya). Di sini: ua-cam.com/channels/jUky4qhh_tTwanR0M_hVEA.htmljoin
Topiknya tetep logika aja dulu, jadiin playlist, jatohnya ntar series hehe
Asal mula ilmu logika formal mbak cania.
2:39 cerita bukan fakta, tidak bisa dijadikan dalil pembenaran.
@@Labib_1453 itu contoh aja gimana orang bisa menyimpulkan bahwa itu masuk akal😁
Bahas logical fallacy
Berfikir ilmiah dan berfikir logis itu dua hal yg berbeda. Berfikir logis itu berkaitan dengan valid atau tidaknya penarikan kesimpulan kita berdasarkan struktur logika formal, sedangkan berfikir ilmiah artinya adalah ada bukti atau tidak adanya bukti terhadap pemikiran kita.
P1: Memelihara babi ngepet maka kaya
P2: joni memelihara babi ngepet
Kesimpulan: joni kaya
Penalaran diatas dapat dikatakan logis karena sesuai dengam struktur logika formal tapi tidak ilmiah karena tidak memiliki bukti empiris.
bjir anak zenius abis😂
Mantappp...
Lalu apa itu kebenaran kak? Apakah harus Logis? Atau harus Ilmiah? Atau harus Logis sekaligus Ilmiah?
@@DUAPERSEN. Waduh saya juga jadi penasaran
Tpi klo logika matematika tak segampang logika yg diatas ya
gw dr dulu kepikiran kyknya better logika formal gini udah di cicil dari sd sampe sma, penting bgt nanemin materi ini, gak cuman 1 bab di matematika aja tp sepanjang pendidikan dasar udah di paparin biar gak kyk generasi sekarang pada sumbu pendek🤦🏻♂️
Bukan generasi sekarang aja bang. Generasi yang dulu dulu juga banyak😅
Kalo Logika di ajarin dari SD masalahnya pelajaran agama sulit masuk di kepala anak
Mbanya ngambil premisnya nga sesuai fakta, sedangkan yang di ajarkan guru saya, Jika PREMIS SALAH maka otomatis kesimpulannya juga salah, Jadi WAJAR saja kita belum tau
> Deduktif jika premis benar maka kesimpulannya benar
contohnya
Premis 1 = Semua yg nilainya dibawah 50,harus mengikuti remidial
Premis 2 = Nilai Udin 49,Nilai ani 47 , Nilai toni 34
Kesimpulan = Udin,Ani,Toni harus mengikuti remidial
> Induktif jika premis benar maka kesimpulannya belum tentu benar
Ngomong" soal Argumen anda diatas, Nalar masnya kurang kuat tuh🤭 soal GeneRalisasi perbandingan antara generasi sekarang sama generasi dulu,Karena masa dengan melihat vidio dan komen" yg ada di chenel ini, sudah bisa menyimpulkan bahwa generasi sekarang sumbunya pada pendek
@@rioperdana2715 mungkin maksudnya bukan perbandingan antara generasi dulu dan sekarang,tapi ke arah untuk generasi mendatang agar lebih diajarkan tentang logika sedini mungkin dan nga cuma 1 bab di MTK,agar generasi mendatang lebih mengerti soal logika formal
@@anjingbiarlahbergong2 dasar argumentasi lu apa bisa bilang begitu?
utk kwn2 antropologi kyknya seru deh bhs filsafat minangkabau + filsafat orang jawa, + filsafat islam (quran + sunnah)
konten ini justru ga abstrak. pas porsinya. saran: mungkin kedepan kalau ada konten yang membahas tentang alur berpikir, berdiskusi dsb, ada lawan bicara nya akan lebih terasa tek tok nya. thanks
Makasih masukannya yaa😊
Terima kasih sudah membuat konten "abstrak", yg mencerahkan. Saya mau sumbang usul topik untuk materi pembahasan berikutnya, yaitu tentang "5W+1H".
Bagaimana cara menggunakannya secara detail dan kritis dalam keseharian.
Bagaimana mengembangkan "tools" 5W+1H sebagai pedoman menggali informasi sedetail mungkin, supaya terhindar dari penipuan, miss informasi, dan bahkan perdebatan yg berujung pada pertikaian (sementara semua pihak yg berdebat tidak punya informasi detail dari 5W+1H tersebut).
Siapa tau bisa digunakan untuk menggali detail informasi pada sales marketing dengan buaian promonya. Atau mengkritisi janji-janji kampanye. Bisa juga untuk menghindarkan diri dari berita hoax.
Mudah2an Cania bisa terus memberikan "influence" baik bagi kita semua, dengan topik yg mencerahkan.
Terima kasih.
Halo.. terima kasih udah berkenan nonton videonya🙂 okeyy, ditampung dulu yaa usulan topiknya.
pemikiran yg tepat mengenai logika harusnya seperti video di atas dengan cara logika formal contohnya silogisme.
Logika formal konsep sederhananya gak peduli mau realitasnya salah/ benar selagi penarikan kesimpulan nya valid maka hal tersebut logis.
kalau yg elo bilang logis = realitanya benar? Itu bukan logis tetapi, empiris.
Kalau bahas empiris baru nih sesuai bahwa valid/tidak valid di tentukan dari seberapa benar asumsi/ klaim yg elo berikan dengan realita yg ada.
@@anakpenasaran9057 hmm sebenernya udah gue jelasin di situ, *orang pada umumnya* pakai kata "masuk akal" bukan "empiris" untuk pemaknaan "faktanya benar, realitasnya benar". Gue gak bicara apa yang tepat atau gimana sebaiknya menurut gue. Gue bicara gimana orang-orang memaknai kata tsb.
Nah, terus apakah itu "tepat" atau "gak tepat", gue gak punya ukuran objektifnya siih untuk menyimpulkan itu, karena bahasa kan kesepakatan aja.
Jadi, gue prefer mencari cara komunikasi yang efektif dengan menyesuaikan konteks aja dan membiasakan diri mendefinisikan dulu di depan sebelum make suatu kata yang cenderung multitafsir dalam sebuah percakapan.
@@cania_cittawaduh, maaf ya kak kalau saya menyinggung 🙏, sebenarnya komentarnya bukan utk kak cania, tetapi untuk user yt lain yg masih ngeyel kalau logis = realitanya valid, sekali lagi maaf ya kak 🙏
"kalau yg elo bilang logis = realitanya benar? Itu bukan logis tetapi, empiris".
Untuk kata "elo" itu untuk user yt, bukan utk kak cania. Seharusnya, kalimat yg saya buat lebih spesifik lagi kepada siapa argumennya di berikan.
@@anakpenasaran9057 enggak menyinggungg wkwkwk sanss. Cuman gue kira ada miskom gituu makanya gue jelasin lagii😄 okk, paham sekarang. Jadi maksudnya itu lo ngomong ke warga yang mikir gitu yaa ceritanya. Sipsip👌🏻
@@Kim-cj2ds memang bahasa kesepakatan dodol. Kalau bukan kesepakatan, gak akan ada itu kelas bahasa, tata bahasa, makna kata, elu bisa nyebut 👂 = talanga, talungi, talongo, biji peler, lubang titit, terserah dan sebebas elu kalau bahasa gak make kesepakatan
Seharusnya semua premis dalam soal logika dibuat dengan berdasarkan pada fakta karna jika ada satu premis atau keduanya salah maka kesimpulan yang ditarik juga akan menjadi salah meskipun kesimpulan itu sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yg berlaku di dalam logika karna pengetahuan yang akan didapatkan dari kesimpulan itu tidak bersesuaian dgn objek yg mau dituju. Nah, menurut saya pemahaman yang mengatakan bahwa penarikan kesimpulan di dalam logika bisa dikatakan benar meskipun tanpa memperhatikan fakta-fakta yang ada justru pemahaman seperti itu malah memperlihatkan kekurangan dari logika di dalam membuktikan suatu pengetahuan yg dianggapnya benar, karna apa yg kita bilang valid ternyata berlawanan dengan fakta-fakta.
Jadi kesimpulannya, memelihara babi ngepet bisa bikin kaya raya adalah salah, juga dalam soal upin, semua kesimpulan yg ditarik dari soal upin itu baik valid maupun invalid adalah salah karna premis yg menyusunnya tidak dapat diverifikasi, kita tau upin punya rambut walau cuma sehelai dan semua yang punya rambut ternyata bukan cuma perempuan.
dulu saya awalnya juga berfikir gt sih. namun setelah banyak belajar, saya paham ada alasan knp logika formal terpisah dari kebenaran realita/fakta. pemisahan dengan fakta/konteks dapat membantu dalam penarikan kesimpulan jika premis2nya tidak dapat/belum bisa dibuktikan secara fakta (empirik). atau agar kita dapat membuat simbol/variabel atas premis2 yg ada apapun itu bentuk/isinya seperti yg biasa kita pelajari di kelas mtk SMA yg jika "P maka Q...." dst. contoh manfaat penggunaannya ada di matematika dan fisika. ada konsep2 fisika yg awalnya memang tidak bisa secara langsung dilihat/dibuktikan (contohnya konsep tentang atom hingga astronomi) namun para ilmuan membuat prediksi/penjelasan berdasarkan logika matematika tersebut dan dapat kita lihat sekarang ketepatannya setelah teknologi makin maju dan mampu membuktikannya. Dulu Black Hole hanya sebuah rumus matematika fisika, sekarang kita bisa dapat fotonnya. contoh lainnya ada di pengembangan program komputer hingga AI. sbg orang yg bekerja dibidang komputer dan AI, logika formal bener2 kepake karena sistem komputer membutuhkan struktur aturan yg konsisten untuk melakukan verifikasi formal. Jadi.... yap, pemahaman soal logika formal tetap diperlukan, meskipun kita dlm keseharian sering menggabungkan antara logika formal dengan kesesuan fakta atau yg disebut Cania td sbg masuk akal. itukan jg kyknya biar kita lbh praktis aja gt klo ngobrol, meskipun agak perlu hati2 jg sih biar ngg kejebak salah logika
Oke saya paham, bahwa jika teori relativitas benar maka peristiwa black hole pasti benar ada kejadiannya, tidak perlu fotonya saya tau itu benar, karna sains disusun secara induktif dan bisa diverifikasi juga dengan jalan pikiran yg deduktif. Nah, sekarang kembali ke contoh soal bagaimana saya bisa bilang bahwa "semua perempuan memiliki rambut, upin tidak memiliki rambut, maka upin bukan perempuan" adalah valid/invalid sementara kedua premis itu salah, bukankah tidak ada jawaban benar dari pertanyaan yg salah?
Dalam logika formal yg disimbolkan A, B, atau C itu mengacu pada kenyataan juga bukan berarti dia abstrak lalu kemudian suka-suka kita mau susun soal, contoh lain dalam aljabar yang disimbolkan oleh huruf-huruf itu basisnya adalah angka-angka dan angka-angka itupun menyimbolkan benda-benda yg nyata pula. Kalau sekiranya logika formal berlaku di dalam komputasi dan juga AI maka kedua barang itu pasti nyata adanya bukan spiritual seperti babi ngepet, maaf ya.. Maksud saya adalah coba bikin soal yg benar supaya orang tidak terkecoh atau kalau tujuannya cuma buat latihan ya latihanlah dari yg benar jangan karna hanya ingin mengecoh dibuatlah soal2 semacam soal tes cpns, saya selalu gagal dalam tes itu, hehehe.
@@sukarsoendijustru kalau mengikuti fakta ya jadinya orang harus pelajari isi faktanya. Akhirnya jadinya latihan/tes pengetahuan/wawasan🥹 sedangkan dalam konteks logika formal kan yang mau dibangun/diuji adalah penalarannya ajaa.
@@cania_citta itu poin yang yg saya ngga kepikiran, penalaranya aja ya, struktur logikanya bukan isi logikanya saya baru tau pas nonton video kamu di zenius. Makasih ya udah ngingetin, kamu memang cantik.
bisa aja pak @@sukarsoendi
A. Semua opini yang benar, harus masuk akal berdasarkan logika dunia nyata
B. Semua opini yang tidak masuk akal berdasarkan logika dunia nyata, merupakan opini yg tidak benar
C. Ngepet untuk menjadi kaya tidak masuk akal
D. Maka opini ngepet untuk menjadi kaya merupakan opini yang tidak benar
Beruntung banget bisa nemu akun ini di usia muda, ilmu yang penting banget buat kehidupan sehari hari tapi cenderung jarang ditemukan
bikin lebih banyak kak, aku suka sekali, kalau diingat dulu waktu pandemi aku pernah belajar critical thinking saat program prakerja, suaranya kayak suara km kak, aku ga tau itu dari km atau bukan, tapi aku tau ternyata aku suka bahasan spt ini.
Dulu mbak cania memang jadi pengajar logika di zenius , kemungkinan yg kakak dengar mungkin memang mbak cania
Sy sekolah hanya tamatan SD sgt terseok2 susah payah untuk bisa mengerti memahami soal premis2 dan silogisme tp sy tdk putus asa srdikit demi sefikit pelan2 saya ikuti sy simak kata demi kata dlm penjelasan supaya bisa sy mengerti.... Sampai sekarang pun msh bias atau blm tp scara esensi atau scara garis besar sy bisa menangkap mksd nya tp scara spesifik sy blm bisa fhm😊😅
Berpikir dengan mengikuti aturan yang ada. Itulah yang disebut logika formal. Dan bukan logika keseharian. Logika keseharian mengacu pada perilaku di lapangan. Segala sesuatu yang terjadi tanpa upaya manusiawi. Itulah yang disebut tidak logis. Karena mungkin di sana ada unsur magi. Lain halnya dengan logika matematika. Walaupun sulit dipahami, tapi aturannya ada. Misal kesimpulan "pelihara babi ngepet maka kaya" tentu bikin ketar ketir orang yang kurang paham tentang logika. Hanya saja pada titik itu benar secara matematis. Dan logika matematis harus dipelajari oleh semua yang sedang sekolah. Itu penting. Sangar penting.
Can, kalo menurut gue si maksud netizen itu, "nggak logis dong kalo disebutnya penculikan, kan itu anaknya sendiri." jadi dia nggak mengimplikasi kalo segala jenis penculikan itu immoral, tapi dia merasa salah kalo bapak sendiri disebut "menculik".
Cuman contoh doang. Gak relevan bahas maksud netizen sebenernya gimana.. poinnya cuman mau demonstrate definisi "logis" ada macem2.
Menurut ku mba Cania ini benar kalau mau belajar ilmunya ada, namanya ilmu Mantiq, ilmu yang membahas tentang kaidah berpikir.
Ini menarik, logika formal/deduktif itu emangawalnya diformulasikan oleh para filsuf di Yunani kuno (Aristoteles dkk). Kemudian di abad pertengangan, peradaban Islam nemuin manuskripnya dan mengadopsi hal itu sebagai motode untuk berfikir. Di peradaban Islam kemudian namanya lebih dikenal sebagai "ilmu mantiq".
Esensinya sama aja sebenernya, apalagi asalnya emang sama2 diformulasikan sama filsuf Yunani. CMIIW
Contoh kedua premisnya beda kak, yang pertama pakai
Premis Mayor: Semua perempuan berambut panjang
P minor: Siti adalah perempuan
Konklusi: Siti berambut panjang
Tapi contoh yang kedua hanya menggunakan 2 premis tanpa ada subjek maupun objeknya
P1: jika maka jalanan akan basah
P2: jalan basah
Konklusi: hujan
Jadi konklusi atau kesimpulannya dapat salah karena premisnya kurang benar ataupun objek maupun subjek yang berbeda dari kedua premis
P1: makanan ada di dalam perut
P2: bayi ada di dalam perut
K: bayi adalah makan
Jelas kesimpulannya salah karena objek dari premisnya yang berbeda,
P1 objeknya makanan, akan tetapi P2 objeknya adalah bayi
Bener Kok Bro Salahnya Dimana?
P1 => Ada
P2=> Ada
Konklusi : Benar.
Relawan MAKAR (Mamat Alkatiri) hadir mendukung ibu 2 anak Panglima kami
Sebenarnya logika dan perasaan sama2 berada dalam pikiran dalam ilmu kejiwaan. Karena hati (perasaan) bukan terletak di dada tapi terletak di dalam pikiran karena itu semakin manusia bisa berpikir maka manusia semakin mampu menciptakan kebaikan. Karena itu ada seorang filsuf mengatakan semakin orang bisa berpikir maka semakin dia itu baik
Penjelasannya keren bangeet, coba ajaa dosen saya di kampus nerangin nya kayak begini semua
kalau ingin kaya ..berdoa pada saatnya..berusaha dgn percaya diri....sukses
Semua channel yg bersifat mendidik mencerdaskan kehidupan bangsa. Channel ini bersifat mendidik. Maka cannel ini mencerdaskan kehidupan bangsa. Bravo, selamat, maju terus!
Aku kesini setelah dengarin konten soal empati.
cukup mumet juga ya memahami soal logika ini ketimbang soal empati.
makanya gak salah sering ada kalimat "memutarbalikkan logika", karena tergantung nih dia mau pake logika dalam konteks apa.
Thank you Cania buat penjealsannya, sangat membantu buat melatih cara berpikir.😄
Thank youu udah berkenan nonton!😊
Maaf ni kalo GK nyambung,itu masih kata pengantar,tapi aku salut sama ibu ini dalam hal mengajar,dengan kalimat yg mudah dipahami,mantab buk cania👋(budaya kami orang Aceh) bukan begini(🙏)
Terlebih dahulu kita harus tahu definisi dari kata "Babi ngepet".
Kalau premisnya cuma "memelihara Babi" maka secara definisi berarti itu adalah usaha ternak dengan tujuan pengembang biakan,jd secara logika memelihara Babi memang bisa jadi kaya.
Terimakasih penjelasannya...saya subscriber Baru dan sangat tertarik dan terkesan dengan content in...! Karena isi content ini cukup berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa..! Ijinkan saya bernarasi disini..Logiss record mendapatkan Godbless... logikanya berpikir logis bisa mendapatkan berkat Tuhan..!! Kok bisa ..?? Ya bisa ..!! Saya menjelaskan uraian ini dari kelompok cerdik pandai..atau bahasa saya alim ulama..!! Sebagian Para alim ulama menjelaskan bahwa menggunakan AKAL Adalah sebagian dari pada IMAN...!!
Terimakasih kasih BU DOSEN 😊
SAYA BARU SEKALI MASUK KELAS KULIAH DAN SANGAT MEMBANTU SAYA DALAM HAL LOGIKA
Hmm, saya lihat masih ada beberapa orang di kolom komen yg agak kesulitan dlm memahami konsep logis yg udah dijelasin. mungkin temen2 perlu ulang lagi tentang konsep Four Domain
Gua mencoba utk berpikir logis dari 2 sudut pandang nih, kalau memelihara babi ngepet bisa menjadi kaya yah bisa iya bisa juga tidak, yg iya kalau lo bisa menarasikan ke masyarakat sekitar bahwasannya makhluk itu yaitu babi tsb berbeda dari pada babi pada umumnya dan masyarakat sekitar percaya akan hal itu entah bagaimana caranya yg pasti dengan konteks spiritual, lalu di perjual belikan atau sekedar memperlihatkan seperti pertunjukan yg orang2 rela membeli tiket hanya utk sekedar penasaran melihat seperti apa wujud babi ngepet tsb sama halnya seperti kebun binatang, apa bisa binatang seperti gajah, jerapah, badak membuat anda menjadi kaya? Tentu bisa contohnya yah kebun binatang atau seperti pertunjukan circus. Logis gak sih kaya gitu? Yah yg tidak logis narasinya akan seperti emang bisa babi membuat kita kaya? Yah jelas tidak karna babi ngepet hanya sebuah mitos dan tidak lebih dari sekedar babi biasa yg ada hanya menguras uang kita utk membeli makan dia sehari hari aja. Logika manusia menurut gua sih mempunyai limitasi dari sudut pandang dan refrensi yg kita dapat selama kita hidup, kalau di babi ngepet di ganti emas juga sama bedanya apa? Emas juga cuma batu yg mengkilap hasil dari narasi, kesepakatan dan kepercayaan kepada orang lain kalau itu berharga bisa ini dan itu. Cmiiw
@@sfyn93 Gini Bang, Soal Babi Ngepet Itu Logis Kenapa ?
Yah Karena Premisnya Melihara Babi Ngepet Itu Kaya.
Premis Itu "Pernyataan" Yang Benar.
Apakah Babi Ngepet Itu Benar ?
Yah Tidak Benar, Tapi PREMISNYA Yang Benar.
Premisnya Itu Hanya Sekadar "Sebab", Ga Bergantung Soal Benar Atau Salah.
Bener bang, harusnya kalo yang dibahas itu logika deduktif maka kesimpulannya harus diambil berdasarkan aturan penalaran deduktif dan berdasarkan premis² yang ada, bukan malah mengacu kepada benar dan salahnya berdasarkan fakta lapangan sebagaimana penalaran induktif@@rizkykurniawan1600
Kayaknya maksud dari pernyataan "nggak logis lah ini, masak anak sendiri diculik" itu bukan dalam artian dia mengganggap bahwa segala bentuk penculikan nggak bener deh kak, tapi lebih ke definisi penculikan yang dia pakai, maksudnya mungkin dia mendefinisikan bahawa penculikan itu baru bisa dikatakan penculikan kalau yang menculik itu orang lain, bukan orang tuanya, tapi ini kemungkinan sihh, untuk tau maksud sebenarnya bisa dikonfirmasi ke orgnya langsung atau liat konteks tweetnya secara utuh, anyway what an insightful content kak. BRAVO!!!!!!
gw jadi paham makanya kalo mau ngomong sesuatu itu juga harus bisa memaknai setiap kata, jadi biar kalo berargumen kaga muter2 kaya komentar sblmnya yg bilang "gimana mau logis wong pertanyaannya aja ga logis"
menurut sya apa yang disampaikan cukup jelas, mungkin yg blm paham karena emg blm pernah belajar logika kali dan langsung dihubungkan sma faktual
Thank you, Ka Cania.. Bener2 ngebantu aku yg masih bingung sama makna dari logis ini.
Terima kasih, kak Cania
membantu sekali kontennya soalnya memang sering rancu antara logika = masuk akal dengan logika yang berarti kesimpulan mengikuti premis.
Pada akhirnya memang ketika berdialog/berargumen kedua pemaknaan ini dipakai bersamaan untuk mengetes kebenaran pernyataan lawan bicara.
Biasanya seseorang dapat mengetes dahulu apakah kesimpulannya benar sudah mengikuti premis (apabila tidak, itu berarti nonsequitur)
Sesudahnya baru kita cek premisnya apakah per premisnya sudah sesuai dengan fakta.
@Cania Catia ; Mbak@Cania bergantung konteks, Mbak. Logika bisa dihubungkan dgn sosial, formal dan indormal, Mbak@Cania.
logika yang besar dan mantap
Info yang sangat berguna dan sangat penting.
Bikin aja video komprehensif tentang materi logika matematika, bahas "dan", "atau", "jika,,, maka,,,", serta kombinasi premis2. Kalo dijelasin kyk gini terlalu singkat mbak, netijen jg pahamnya setengah2
Ada siih di video members wkwk
Salam Dari Adonara NTT. Pembahasannya eksklusif kak dengan di design menggunakan bahasa dan contoh yang sangat sederhana nangkap cepat sekali kak.
Boleh request kak. Kali berikut bahas soal tesis/antitesis/sintetis kak.
Dengan maksud agar lebih bijaksana menalar kehidupan ini yang lagi masif atas penindasan secara psikis dan fisik🌴.
gaya bicaranya bikin aku nyaman, kamu luar biasa mba! wkwkw
makasih cania atas penjelasannya.
Mungkin maksud netizen bilang bapak menculik anak ga logis bukan begitu.
Bisa jadi menurut dia, anak adalah 'milik' orang tua. Jadi, logikanya ga ketemu jika sesuatu diculik oleh pemiliknya. Secara, si bapak kan orang tua si anak.
Ya namanya juga contoh doang, Bang.. gamungkin aku ambil contoh semua interpretasi. Poinnya kan mau bahas pengertian "gak logis" bisa ada macem-macem ukurannya, itu aja.
@@cania_citta Oke, sepertinya saya terlalu serius menanggapi. Sorry, 🙏
FYI, saya sampai sini setelah nonton Mba sebagai pembicara bareng RG di salah satu acara. Tapi sebelum sampai sini, sempat mampir di Malaka Project dulu.
@@rodiediyansyah2818 sebenernya gak masalah seriusnyaaa, Bang. Maksud aku, ya aku gak bisa nyebutin semua kemungkinan maknanya siih. Itu aja😊 jadi emang yg aku angkat ya cuman salah satu. Tentu aja ada banyak kemungkinan lainnya. Terima kasih udah berkenan nonton kontenku🙏🏻
@@cania_citta Kontennya keren dan menarik. Sukses selalu.
Anjaayy berasa kuliah kembali aku😅 Yah Logika formal memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial seluruh indonesia
Kak, kalau misal
Premis 1: Hanya hujan yang bisa membuat jalanan basah.
Kesimpulan: Jika jalanan basah, pasti hujan.
Apakah logis, karena di premis sudah menyertakan ("hanya" hujan yg menjadi penyebab jalanan basah)
Gue dari dulu (sampe sekarang sih) mikir :
Premis 1 : Tuhan adalah zat/energi pertama di alam semesta
Premis 2 : Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tapi dapat berubah bentuk (hukum kekekalan energi)
Premis 3 : tuhan menciptakan semua benda di alam semesta.
Jadi semua benda di alam semesta berasal dari zat/energi tuhan yg berubah bentuk menjadi manusia, tanah, binatang, bulan, matahari, dll.
Tidak semudah itu Fergusoh. Objek Tuhan itu misteri yg hanya bisa diimani saja tapi keberadaanya itu pasti karena bisa dibuktikan.😅
09:35 saran aja kak, kalau kakak kasih contoh dan hasil kesimpulannya gak logis minta tolong setelah itu premisnya dikoreksi supaya kesimpulannya menjadi logis dan tanpa merubah hasil kesimpulan sebelumnya.
Misal seperti contoh soal ini, harusnya premis duanya kayak gimana supaya kesimpulan hujan itu menjadi benar?
Helloo, makasih sarannya ya.. tapi untuk kasus itu, gak ada premis 2 yang bisa bikin kesimpulannya "hujan" hehe
Kalo hasil kesimpulannya ga logis, yg harusnya diubah kesimpulannya, dari yg awalnya kesimpulannya "hujan" ubah jadi "tidak dapat disimpulkan", bukan malah premisnya yg disuruh ubah. Kalo gitu sama aja misal lu ujian jawab salah trs lu bukan nanya jawaban yg bener, tapi malah minta tuh dosen ubah soal biar jawaban lu jadi bener.
Biar kesimpulannya jadi bener (hujan), harusnya
Premis 1 : jika jalanan basah maka hujan
Premis 2 : jalanan basah
Kesimpulan : hujan
@@matin8302 tuh ente dah jawab bang, dan yang permasalahan ujian itu udah beda karena itu ujian ya gabisa diminta ubah soal. Ini kak cania kan ibaratnya masi ngajarin kita jadi bisa dong. Contohnya yang sudah ente jawab. Dan gara2 jawaban ente makasih sekarang saya sudah ngerti. Maklumlah otak saya agak lemot, harus 3-4 kali diulang baru nyampe
Kak tolong dong buatkan untuk Dialektikanya juga.
Coba diskusi soalnya dalam vido ini ada beberapa sih misal dimenit 4:14.
Pertama logis itu masuk akal kak, tapi masuk akal itu bukan berarti sesuatu yang sesuai kenyataan, asal ia mengikuti kaidah befikir misalnya dalam kasus ini logika silogisme maka itu masuk akal (ini meski terlihat sama dengan video tapi bedanya saya mempertegas logis=masuk akal. definisi masuk akal itu yang bermasalah bukan definisi logisnya).
Kedua premis tentang babi ngepet memang logis dari segi bentuk saja, tapi dia tidak logis secara isi. Karena premisnya sudah bermasalah sejak awal maka kesimpulannya jadi tidak sahih. Logis secara bentuk salah secara isi artinya tidak sahih atau tidak benar. (Meski premis sengaja di tawarkan untuk mancing diskusi sih tapi perlu penjelasan lbh tajam).
Kemudian definisi logika formal dalam video. Definisi logika formalnya disimpelkan aja misal jadi suatu dianggap benar karena bentuknya mengikuti aturan logika tertentu pada video ini silogisme. Bukan 4:13 sesuatu dianggap pasti benar berdasarkan premis yang tersedia. Definisi ini bisa rancu, karena logis dan benar sesuatu yang beda, tapi dalam definisi di video disamakan, lalu kata berikutnya ' pasti benar karena mengikuti premis' kaya mengikuti itu isi atau bentuk.
Setujukan?
Jika admin atau mbak cania, silahkan meski ini video lama.
Cania menjelaskan soal logika dengan sederhana, tapi cukup terang benderang
Premis 1. Aku suka wanita cerdas
Premis 2. Mbak Cania adalah wanita cerdas
Kesimpulannya apa mbak?
serasa privat kelas cpns keren kak
Bahas Epistemologi kak, yg biasa disebut logika material atau asal usul pengetahuan
Mekanisme berpikir tiap orang memang berbeda. Semakin kompleks dan rumit pemikiran kita, gambaran dalam mind map mungkin seperti benang diorama investigasi
Terimakasih cania, disni gue jadi ngerti yang dimaksud penalaran induktif dan deduktif
jelas sekali dan mudah di menerti, dan mungkin selama ini saya salah menjawab soal logika hehe terimakasih kak can🙌
Sama-sama!🫶🏻
Logika deduktif dan induktif ini sebenarnya sudah diberikan/diajarkan di beberapa sekolah sebelumnya, cmn krn beberapa alasan prinsip dasar logika formal ini tidak lanjutkan secara progresif oleh masyarakat(perihal terdapat banyak silogisme)...makanya timbul variatif pemaknaan silogisme.
Alasannya apa yaa kira2 yg bikin ini gak diajarkan di sekolah?
@@cania_citta kayanya si diajarin tpi kurang efektif aja jadi sekedar angin lewat gtu kak
@@apaajasabeb hooo I see.. kayak sangat banyak subjek lainnya juga ya🥲
Oh yaa, ada buku rekomended dr aku utk kakak yakni buku "Rahasia Tobat" by IMAM ALGHAZALI, buku yg dibeli abang ku dan yg ku baca dikala masa nganggurku,
Kerja blok!
Gw yakin even setelah ini bakalan tetep ada (banyak) yg bingung dgn soal "klo hujan jalanan basah" knp konklusinya bisa BUKAN logis-and that would be a personal reminder for me knp gw akan pernah cocok utk jadi guru, wkwkwkwkwk.
Krna logika matematika dan logika sehari hari beda😂,
@@budidabuy6816 betul, which is literally the point dari video Cania yg ini.
Terimakasih mba...
Menambah wawasan.
Penyampaiannya mudah di mengerti.
Makin sukses ..
Salam tu lae coki
Sering2 bikin konten kyk gini kak biar nambah wawasan
yang gue paham dalam pola pikir kehidupan adalah semua yang kita pahami dan ketahui hanya berdasarkan sudut pandang masing-masing
Hmm gue mau cek apakah penangkapan gue bener niih hehe. Jadi, kalo ada orang ditusuk di perut sampe ususnya keluar, itu kita bisa bilang dia "gak ditusuk kok.. mana tuh gak ada luka tusukan" menurut sudut pandang kita? Dan itu bener juga?
@@cania_citta gue coba jawab ya kak can wkwk (bangga bisa di reply sama lo kak wkwk) , jadi gini kak can maksud gue adalah akan ada orang yang meyakini bahwa usus yang keluar dari perut itu emg ditusuk terus diapain lagi dong kalau ga ditusuk gitu dan gak masuk akal menurut dia, tp akan ada orang yang berfikiran itu ga ditusuk dan bisa aja itu usus dari orang lainnya atau ada jasad seseorang atau apapun itu sampe bisa ada usus itu di depan orang yg ditusuk itu. dan untuk mencari kebenarannya itu penting untuk kita bisa saling memahami dari sudut pandang masing-masing. maksud gue komentar itu adalah karena selama gue berinteraksi dengan banyak orang dan berargumen, sering banget gitu kalau kita merasa sangat yakin akan sudut pandang yang kita yakini itu pasti benar, tp kan bisa jadi sudut pandang orang lain pun justru itu yang akan menjadi kebenarannya dan sering banget terjadi perpecahan dan permusuhan atau apapun itu lah wkwkwk
@@justarifin senengg gue diskusi gini hehe
Okee. Lo bilang "dan untuk mencari kebenarannya itu, penting untuk kita memahami sudut pandang masing-masing". Ini maksudnya gimana? Bisa jelasin ke gue gimana caranya dari memahami sudut pandang masing2, jadi ketemu itu kebenarannya?
@Cania tolong bikin soal latihan Logika untuk anak-anak Toddler, Teenager donk please...❤❤❤❤❤❤
ka can, bikin konten gimana caranya belajar
Ada di exclusive library yaa. Kebuka buat member level Saul Goodman & Gus Fring😁
Berkaitan dengan soal "Jika hujan maka jalanan basah." Premis berikutnya "Jalanan basah." Kesimpulannya "Hujan," dikatakan sebagai sesuatu yang tidak logis menurut logika formal, karena kalau jalanan basah maka belum tentu hujan. Saya tidak sependapat. Seharusnya kesimpulannya "hujan," itu logis menurut logika formal karena dalam premis, "jalanan basah" sudah dibatasi "karena hujan." Kalau pendekatannya faktual baru jawabannya tidak logis karena jalanan yang basah tidak selalu karena hujan.
Sorry, sudah dibatasi karena hujan ini disimpulkan dari mana yaa? Jika p maka q kan gak menunjukkan "kausalitas" atau "sebab-akibat"😁
😂😂Gilakk langsung dibalas Cannia. Padahal saya hanya sekedar berpendapat. Dalam hal ini memang saya yang keliru. Dalam premis memang tidak ada "kausalitas."
Beradu argumen tu memang gak ada batasan yaa...Thanks untuk kesempatannya😁🙏
Boleh ikutan comment yaaa…seumur2 kayaknya baru kali ini gw ikut komentar di video UA-cam..😂
Logika, atau mungkin bisa juga disebut intelek kali ya, kalau kita tanya ke semua orang di dunia ini mau logika/intelek yang tajam atau tumpul? Mungkin 99.999% orang jawab maunya tajam. Artinya most of us ngerti kalau logika itu kayak pisau, semakin tajam semakin bagus. Pertanyaannya apakah semua hal bisa dijawab dengan logika?? Kalau kita jawab iya, coba kita tanya lagi ke diri sendiri, apakah pisau yang tajam itu lebih sering kita pakai untuk memotong-motong diri kita sendiri 🤔? Apapun penggunaannya, kalau barang tajam itu salah penggunaan, kan malah bikin sakit ya 😒😂.
Gw sebenarnya ga pernah belajar formal soal logika, tapi gw coba tajemin lagi pisaunya utk membahas dikit mengenai logika di video ini. Kan tadi disebut ada bermacam-macam logika..., ada yang formal, deduktif, induktif, moral, etc. Menurut gw sih, logika itu hanya sederhana ya, yaitu sesuatu dibelah, dari 1 jadi 2, atau dari 2 jadi 3, atau dari 3 jadi 5, dst., dst..supaya apa? supaya lebih gampang dikunyah. Pada dasarnya logika butuh polarisasi, 1/0, Terang/Gelap, Hitam/Putih, Benar/Salah, etc., etc..
Trus apa yg membedakan? Yang bikin beda ya hanya premisnya, ada yang premisnya terbatas pada beberapa kalimat (mungkin ini yg disebut formal), ada yang premisnya dari pengalaman hidup (mungkin ini yg disebut deduktif), ada yg premisnya dari buku2 hukum... dan lain sebagainya.
Pertanyaan terakhir..kalau premisnya unlimited/tidak terbatas/infinity..mungkinkah logika itu bekerja? 🤔🤔
bedakan kapan harus menggunakan penalaran logika dan penalaran ilmiah.
logika kan kudu ilmiah ya, dan ilmiah kudu logic..🤨
Makasih penjelasannya
Banyakin lagi konten kayak gini dong...
Coba drop pertanyaan/topiknya buat dibikinin video gini hehe
Premis 1: jika hujan jalanan basah
Premis 2: jalanan basah
Kesimpulan: hujan ----> salah
Karena premis 1:
Jika hujan jalanan basah TIDAK SAMA DENGAN jika jalanan basah hujan
Untuk logika formal Apakah setiap kesimpulan masing2 premis harus diuji dulu??
harunsya premis kedua hujan.
kesimpulan baru jalanan basah
Bagaimana kalo kapan2 di bahas "Kalo Percaya Tuhannya Pasti Masuk Surga".... Sebab banyak yg kelakuannya ngk bener tapi percaya kalo percaya Tuhan masuk Surga....
Sering bikin konten kaya gini Ka
argumen yang valid secara deduktif
Penjelasannya bagus banget logika banget
keinget dulu sama apa yg diajarin bang sabda 8 tahun lalu 😂 persis banget
Mb Cania next dg narsum Rocky Gerung yaa..bahas logika.
Makasih kak buat gw yang mau ujian mandiri kebetulan ada ujian deduktif, induktifnya👍
Penjelasannya sederhana,mudah dimengerti,tersusun rapih.Jadi,aku paham terkait macam logika.
Kedepan harapannya konten tentang logika lebih dibanyakin lagi dan bagusnya lagi kalau contoh-contohnya dibuat lebih menarik lagi.
Ditunggu untuk video selanjutnya tentang logika,thank's.😁
Makasiih ya udah berkenan nonton videonya🫰🏻
Bikin lagi yang banyak kak Can
Kebenaran itu, seperti air yang mengalir, sampah ya ikut mengalir, lambat laun ke tepian juga
Cara menerapkan logika dalam kehidupan sehari-hari gimana mbak..?
Cania kalo emang pinter, tentu dia akan jadi dosen/pengajar. Kek guru gembul. Sahih keilmuan sama kepintaran dan kecerdasan analitiknya. Lah cania? Dia cuma lulusan pascasarjana UI yg kebetulan jago ngomong, penampilan menarik, terus ketemu jaringan media.
Jadi tesis kakak disini itu : pinter harus jadi dosen ya kak?
Trus yang kedua, kakak ada nulis "cuma lulusan pascasarjana UI". Memang nya lulusan pascasarjana itu ga pinter kah kak? Atau ngga boleh ngomong? Apa menurut kakak lulusan pascasarjana itu remeh kak?
"Kebetulan jago ngomong" Itu maksud nya gimana ya kak? Ngomong disini itu maksud nya ngolah kata dan public speaking kan kak? Setau aku itu semua butuh latihan dan pengalaman deh, baru tau aku kalo kebetulan bisa jago
@@fattahasmaradyenata1694 lulusan pasca sarjana biasanya pinter. Cuma dalam konteks yg lebih spesifik lagi (dilingkungan akademisi), ga semua pascasarjana (apalagi cania) itu bisa dikatakan pinter. Kalo awam menilai silakan aja, konteks komen gue untuk YTTA 🤣
@@fattahasmaradyenata1694 ga juga.. faldo maldini, caleg psi itu ga jago2 amat ngomongnya. Mereka seangkatan di pascasarjana. cuma beda jalan ya.
I mean, konten cania emang buat awam sih.. terutama buat newbie yg banyak gaya 🤣
Saya hanya memuja & menyembah TUHAN yg menciptakan otak manusia, satu organ tubuh yg sangat hebat dlm tugasnya menghasilkan pemikiran2 filosofis. Jadi saya tidak memuja logika filsafat. Thank's for your share.
Kita gak bilang orang yg make setrika listrik untuk nyetrika sebagai pemuja setrika listrik kan? Sama halnya dengan logika, dia teknologi buat dipake bukan buat dipuja😁
🤣🤣🤣Ini komen paling terlucu sih🤣
Thanks ka Cania untuk kontennya, bener-bener melatih cara berfikir kami^^
Makasiih udah berkenan nonton videonya🫶🏻
Makin tambah ciamikk ..
lanjutkaaaan ka Cania
Siip. Sangat membantu. Maturnuwun.
keep going kak citta 🙌🙌
Terima kasih kak, sangat bermanfaat ilmunya
Lanjutan bikin kontennya soal ini
Undang mas sabrang dong mbk kapan2.. 😍
Mengupas LOGIKA hrs bersama dg ETIKA maka hasilnya bisa SEMPURNA
Coba next vidio bahas tentang stigma masyarakat
Terima kasih mbak untuk ilmunya.
Saya punya skenario
Pada bbrpa budaya jika terjadi gerhana bulan/matahari mereka akan mengetuk pentungan, atau memukul tiang listrik dll...
Premis 1 : memukul tiang listrik atau pentungan akan menghilangkan gerhana bulan/matahari
Premis 2 : Cania memukul pentungan ketika gerhana bulan
Kesimpulan : Gerhana bulan berakhir
Hal ini bisa terjadi di dunia nyata secara empiris...
Apakah ini termasuk logis dlm logika formal?
Apakah ini "masuk akal"?
Sebenarnya dalam dalam konteks logika formal deduktif, logis...mungkin jika diseret ke logika formal induktif akan terjadi pro kontra.
Lebih bagus di akhir konten di kasih soal dan jawabannya ada di konten yg akan datang
Pasti banyak penonton yg antusias dan lebih faham konten tentang logika ini
Aku sangat terpesona
Halo kak, aku mau request dikit kak, bisakah kakak menjelaskan mengenai ungkapan Jurgen Habermas dalam buku Mengenal Teori Kritis
Disitu mengatakan:
"Jika semua kebenaran itu relatif, lalu apakah statemen itu sendiri pada gilirannya juga akan menjadi relatif?"
Dikarenakan banyak orang orang yang salah memaknai ungkapan tersebut kak.
Terima kasih kak.
Klo boleh di bilang, semua hal apapun itu relatif, begitupun kebenaran, stetmen nya pun bisa jd relatif, krn semua hal bisa diragukan begitupun konsep ketuhanan, ataupun kebenaran itu sendiri, intinya tergantung kesepakatan bersama, misal, klo hubungan intim itu bebas asal suka sama suka, dan semua sepakat. Itu akan menjadi hal baik,
@@tedi9559 sorry bro, lu gak nangkep poinnya
@@tedi9559 dia bilang statement, statement yg mana? Yg ini "semua kebenaran itu relatif"
Namun, menurut Foucault, logika tidak netral atau obyektif, melainkan berkaitan erat dengan kekuasaan dan pembentukan pengetahuan. Logikanya, logika diciptakan oleh institusi kekuasaan, termasuk pengetahuan 😅. Jadi, sesuatu dianggap logis karena sesuai dengan 'aturan' yang sudah ditetapkan oleh institusi kekuasaan tersebut. Hehe. Content2nya seru nih.
05:40 salfok, kok bisa²nya taylor swift sama jake gyllenhaal jdi examplenya🤣
gue seneng konten kyak gini, pendatang baru
Terima kasiih udah berkenan mampirr🙂
Makasih, kak Cania! Konten ini & konten opini jadi pencerahan aku buat nulis tugas akhir 🥺👍
Next nya bahas logical fallacy kak!
love this topic!
saya sangat menikmati konten ini...thxu cania and team