Senangnya bnyk yg org yg pham yg kompeten yg cerdas memberikan edukasi ke msyarakat..tingkatkan guyss.. Di saat sprti ini dibutuhkn edukasi yg lbh kepada msyarakat.. Krna penolakan atau sikap denial trjadi krna ketidakpahaman..
cDNA yg sudah terduplikasi, selanjutnya dicampur dengan enzim polimerase dan senyawa RT-PCR (reverse sekuen genetik virus yg udah ditambah fosfor, reverse-transcript dari signature virus), hasil operasi enzim polimerase akan menggabungkan cDNA dengan RT-PCR (jika sekuen match) , selanjutnya campuran dibersihkan via sentrifugal, sehingga hanya didapat kombinasi RT-PCR dengan cDNA, lalu dengan menggunakan phosporimagery dapat diketahui banyaknya konsentrasi RT-PCR yg tersisa, jumlah ini menentukan banyaknya kombinasi yang match dengan pattern RT-PCR
Penemu pcr DR. Kary Mullis tdk setuju alat ciptaan dijadikan alat untuk mendeteksi adanya virus, trus syp yg dipercaya ya, pencipta pcr atw org2 yg bxk brteori???
@@antonmike8312 tdk setuju nya dia juga bukan bearti pcr itu bnr bnr tdk bisa mendeteksi virus corona yahh tapi penyalahan fungsi. Ya apa salahnya juga pake pcr kalo pcr lebih cpt n lbih efisien..
Biaya pcr udah kayak bisnis, gaji setengah bulan cuma buat pcr aja belom tentu cukup. Jadi kalau gk bener2 merasa gejal2 karuan uangnya buat beli sembako, biar besok masih bisa makan. Itu sii saya
0:21, PCR "memperbesar" materi genetik, seharusnya "memperbanyak" materi genetik Judulnya lebih baik diganti cara kerja mesin PCR dalam deteksi virus covid
Hal yang paling krusial dalam pengetesan PCR atau polimerase chain reaction adalah di sentrifugasi dan inkubasi. jika suhu inkubasi tidak pas (thermo) maka materi genetik akan terurai secara tak beraturan, dan jika saat sentrifugasi perhitunganya salah maka pembacaan alat pun akan bau ( ini baru di sisi analisa) nah paling utama sih di pengambilan sample dan reservasi sample. bisa gak samplingnya tepat. dan reservatife nya juga mampu mempertahankan keutuhan sel sediaan.
Sepengetahuan saya, untuk fungsi PCR lebih baik baca dari buku penemunya langsung, Kary Banks Mullis. Setidaknya bisa baca sedikit referensinya di Wikipedia. Kary sendiri tidak setuju penemuannya, PCR dijadikan alat untuk mendeteksi HIV, (secara umumnya VIRUS), karena fungsi PCR untuk menggandakan DNA, bukan menentukan ini virus atau bukan, dan virusnya jenis apa.
Berikut ringkasan wawancara karry mullis: Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV). Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis: 1. PCR bisa mendeteksi adanya virus 2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian 3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Kalian harus banyak2 bersyukur kepada Allah karena = 1. Di beri kesehatan + bisa merasakan aroma bau yg sangat enak/merasakan makanan yg lezat karena kalau kamu kena covid salah satunya tidak bisa mencium bau & merasakan makanan yg walaupun murah tapi rasanya enak. 2.bisa menghirup udara dengan bebas tanpa adanya bantuan dari tabung oksigen apalagi dipasangin ventilator itu rasanya sangat amat sakit. Cek aja di yutub "Pemasangan Ventilator Pasien" pasti kalian akan menangis bagaimana perjuangan hidup pasien & perjuangan nakes menyelamatkan pasien. 3. Banyak nakes yg masih bisa membantu pasien dalam menangani pandemi ini. Coba kalau banyak nakes yg sakit/gugur. Berapa pasien yg akan kena dampak? Walaupun umur sudah diatur oleh Allah dan kesembuhan dari Allah setidaknya nakes lah yg ikut serta menyelamatkan nyawa. Bayangin tidak ada nakes karena banyak yg ikut tertular. Kalian bisa apa? Dukun yg kalian puja2 pun pasti akan kabur.
Setuju, mama saya bolak balik klinik cuma gra2 susah bernafas, oksigen sangat mahal, sedihlah banget pokonya, apalagi musim pandai begini, intinya banyak2 berayukur
Perlu ditambahkan, bahwa dibutuhkan cairan reagent khusus yang akan bereaksi dengan rangkaian RNA tertentu (dalam hal ini virus Covid), hasilnya dicek melalui nilai berpendarnya cahaya fluoresence, dengan threshold tertentu untuk menyatakan sample negatif atau positif. PCR sangat sensitif, karena RNA dari jasad renik virus yang sudah mati di dalam tubuh masih bisa dideteksi. Jika masih banyak bisa jadi hasil PCR tetap positif, seiring waktu jasad renik ini akan keluar dari tubuh. 14 hari isolasi dengan pengobatan merupakan waktu rata-rata, bisa jadi lebih dari 14 hari masih positif tapi yang terdeteksi hanya bangkai virus dan sudah tidak menular (tapi kalau tidak diobati bisa jadi memang masih aktif menular lho).
Ini penjelasan yg sudah umum, walau masih banyak istilah science nya. Dan sebenarnya bukan hanya dokter/team medis saja, katena banyak bidang yg menggunakan metode ini kebanyakan biologi, forensik
Ini penjelasan yang sudah oversimplified loh. Kemungkinannya ada dua: Videonya yang memang kurang jelas penyampaiannya atau memang penontonnya yang kemampuan pengetahuan umumnya kurang.
berapa lama hasil test PCR bisa keluar? kenapa di Puskesmas Jakarta sampe 8 hari? kalo kita postif brrti selama 8 hari kita sudah menyebarkan virus tsb, ini pengalaman saya, dan dinyatakan positif dari puskesmas setelah 8 hari, dan setelah 8 hari pihak puskesmas konfirmasi ke saya dan ingin cepat2 membawa saya ke wisma isolasi, kalo mmng alasannya mereka tidak ingin orang tertular selama 8 hari brrti mereka sudah membiaarkan saya menularkan ke orang lain,,, tapi saya tidak setega itu, di hari yg sama saya pcr di puskesmas saya juga langsung test Antigen ke Klinik agar hasilnya langsung keluar, knapa saya ngotot ingin test pcr dan antigen karena Saya sudah tidak bisa melawan apa yg saya rasakan di tubuh saya, dmna kondisi seperti itu tidak pernah saya rasakan.. juga saya tidak mau menularkan ke orang lain, alhasil Antigen saya hasilnya Postif dan sejak hari itu saya memutuskan untuk isoman, sambil menunggu sampai 8 hari hasil pcr dri puskesmas, yg saya rasa tidak ada gunanya lagi, dikarenakan kondisi saya sudah jauh membaik. saya sedikit adu argumen dgn pihak puskesmas, terus mereka bilang saya tidak mau di isolasi resmi mereka, saya kembalikan tuduhan mereka kalo saya tidak mau kenapa saya menyerahkan diri dan mau PCR di Puskesmas? yg saya kira hasilnya langsung keluar hari itu juga, mereka bilang akan menjemput saya besoknya, okey saya sudah masukin baju semua ke Koper, saya tunggu sampe 4 hari dan tak kunjung datang konfirmasi lagi, (saya kurang paham kenapa puskesmas seperti ini, apakah karena layanannya gratis jadi kita hanya bisa diam dan gak bisa menuntut apa2) Apakah memang sistemnya juga seperti itu? padahal kita sudah berniat ingin bekerjasama dgn pemerintah dan puskesmas untuk menyetop mata rantai penularan. tapiii bgitulah certanyaaaa
Dia soalnya kebanyakan sih sampelnya sih. Lagian mereka pake kolektif dari banyak puskes, tapi labnya sama. Hasilnya juga kayaknya cuma seminggu sekali diambilnya. Makanya lama. Aslinya sih kalo masing2 puskesmas punya lab sendiri, paginya tes sorenya udah keluar hasil. Maksimal besoknya.
Memang kalo mau cepet mesti pcr mandiri, biar tinggal ngelapor terus langsung dah ke wisma atlet. Kalo ga dijemput juga, berarti wisma atletnya lagi kepenuhan
kalo PCR mandiri hasilnya H+1 setelah tes. jadi lebih cepet yang berbayar dari pada yang gratis dari puskesmas tapi ya itu, berbayar di daerahku juga harganya 900 sd 1.3. kondisi kek gini harus bayar tes segitu juga bikin sedih
Berikut ringkasan wawancara karry mullis: Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV). Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya, dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis: 1. PCR bisa mendeteksi adanya virus 2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian 3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Hasil PCR dan nilai CT tidak menentukan apakah anda SEDANG terinfeksi atau tidak. Hasil positif hanya menandakan adanya genome virus. Apakah virusnya masih aktif atau tidak hanya bisa dibuktikan dengan kultur. Pasien bergejala bukan berarti virusnya aktif, bisa jadi reaksi sitokins yang berlebihan. Bingung kann…
@@nurellasanmuslih7869 rna/cdna manusia yg didapat dari hidung dicocokan dengan dna manusia makanya org yg tidak bergejala aja bisa di suspect covid. Jadi intinya covid ga covid tergantung orang yg tes swab lewat pcr nya
Sebnernya yg dimaksud virus yg aktif di video itu, adalah ada atau tidak adanya virus dalam sample, pcr hanya mendeteksi mateni genetik pada virus, hanya materi genetik bukan virus aslinya. Materi genetik ada dalam sel virusnya dimana pada saat ekstraksi diawal tadi selnya dirusak untuk diambil materi genetik ya saja, CMIIW 👍
@@yelistriamonica2422 yap betul. PCR mendeteksi materi genetik target, walaupun makhluk hidupnya (virus, bakteri) sudah mati, namun masih bisa terdeteksi dengan PCR. Saya kasih contoh di bidang produk pangan ya. PCR bisa membantu kita mendeteksi materi genetik dari babi dalam produk pangan. Walaupun itu hanya mengandung 1 persen dalam produk. Nah kalau di pasien covid, PCR bertujuan membantu kita mengetahui apakah pasien terinfeksi virus atau tidak juga dengan melihat materi genetik yang ada di hidung, mulut (pernapasan). Makanya pasien yang sudah tidak bergejala disarankan kumur atau melakukan metode pembersihan hidung untuk menghilangkan sisa materi genetik tersebut 👍
Iyap betul... Setauku klo kita pengen tau itu virus masih hidup atau enggak ya cuman kultur virus yang bisa... Tapi kek nya di Indonesia jarang ya / gak ada yang mengkultur virus corona
@@wijanarkowijay5317 Bukan jarang bro, tapi tidak perlu terutama untuk deteksi virus karena akan sangat lama prosedurnya, pasiennya keburu meninggal atau keburu sembuh. Kalau untuk kultur bisa dilakukan untuk menentukan set primer dari virus yang bermutasi, penelitian ga lama, sebulan lah hehe.
Masya Allah. Gwa kira gwa sudah menguasai bahasa Indonesia. Tapi penjelasan yang tadi gwa baca 2 kali tapi masih belum 100% faham. Mungkin saya kurang yodium sewaktu masa pertumbuhan :(
Iyaa karena dengan pcr dan pendekatan molekuler hasil pemeriksaan forensik pada barang bukti atau korban/mayat dapat lebih akurat. Karena setiap orang punya materi genetik yg beda jadi lebih spesifik hasilnya
secara umum, iptek kita baru sampai tahu bagaimana cara kerja, belum sampai tahu bagaimana cara membuat dan membuatnya menjadi nyata. itulah bedanya hasil karya negara2 maju dengan negara2 berkembang apalagi negara2 miskin amit2.
Buat hamba mardigu, jrx, teluuur, fe101... lebih baik kalian gak usah nonton ini. Karena kalian sejak sekolah hobinya tidur di kelas saat pelajaran IPA/Biologi. Makanya pengetahuan sains kalian cetek dan gak nyampe ke otak. Di sini tempatnya orang yang paham/mau belajar ilmu pengetahuan sains dan teknologi.
Wkwk jangan gitu bro, hak mereka mau percaya atau tidak. Yang penting jangan menggiring opini yang tidak-tidak. Kasihan nanti nakes dan korban covid merasa 😂 disepelekan
aku mau pulang kampung test pcr hasilnya positif, yah.. aku woles aja. woles itu adalah obat yg paling mujarab. doain aku cepat sembuh ya teman2, biar bisa pulkam. min apakah untuk test selanjutnya hasil pcr akan tetap sama? help me.. biar imun gw makin fight. soalnya biaya pcr mahal min.
Ga disebutin siapa penemu PCR dan apa pandangan beliau thd temuannya yg selama ini dipakai buat deteksi virus HIV? Dan apa itu RT (Reverse Transcrible) dan knapa hrs dikombinasikan ke PCR? Yang lengkap dong, jgn nanggung2 ulasannya.
1. PCR itu proses. Kalau penemunya gagasannya ga cuma satu orang. Gabungan penelitian banyak orang dan bisa dicari. 2. Dengan merebaknya hiv dulu kita bisa belajar, jenis2 virus berdasarkan mekanisme infeksi dan materi genetiknya. Virus HIV punya enzim namanya reverse transkriptase. Reverse transkriptase ini bisa memutar alur transkripsi di sentral dogma (dna-rna) jadi rna ke dna. Nah yang bisa dibaca di sequencer itu lebih baik DNA karena sifatnya yang relatif ga mudah terdegradasi.
3. Ga semua virus dideteksi pake reverse transcriptase. Tergantung jenis virusnya. Kalo DNA yaudah tinggal diamplifikasi dan disequence. Nah sars cov itu materi genetiknya rna, jadi didoubling dulu jadi dna biar bisa ke detect.
Jangan karena 10-20 video channel sebelah anda makan semua ilmunya. Mereka yang belajar mikrobiologi dan genetika secara intens saja menggunakan PCR untuk mendeteksi virus atau bakteri karena metode ini sudah berkembang dan banyak jenisnya 🙏
@@helmytamrela5085 keren mas.. Sy liat dr tadi mas memberikan edukasi dengan referensi ilmiah.. Sebaiknya klo mmg itu kompetensi mas.. Masnya bisa buat medsos sperti dr adambprata.. Yg mengedukasi msyarakat berbasis data.. Kuyy saatnya org yg punya kompetensi yg berbicara mengedukasi msyarakat.. Krna banyakx sikap denial krna ketidakpahaman ditambah banyak provokasi dr pihak yg tdk berkompeten.. Tentunya dgn bhsa yg mudah dipahami oleh msyarakat awam..💪👏
Berikut ringkasan wawancara karry mullis: Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV). Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis: 1. PCR bisa mendeteksi adanya virus 2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian 3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Yang jadi pertanyaan saya, berarti setelah perbanyak DNA, lalu validasi dan pencocokkan apakah ada DNA virus Covid-19 di dalam sempel gtu ya. secara spesifik kah? Bukan cuma Virus Corona secara General? Karena varian virus Corona kan banyak. Mohon yang paham di jawab, saya salah satu orang yang perlu di edukasi, perbanyak video kaya gini ke orang2 supaya paham dan ngerti cara kerjanya, kalo cuma hasil positif negatif apalagi dengan simpang siur berita jadi bikin masyarakat ragu 🙏
Berikut ringkasan wawancara karry mullis: Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV). Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis: 1. PCR bisa mendeteksi adanya virus 2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian 3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Pembodohan dan pembohongan publik narasi nenwsroom ini...kalo memang kalian konten netral, seharusnya kalian melihat video2 Karry Mulis (pencipta alat PCR), beliau jelas2 menyatakan kalo alat yg diciptakan ini tidak dapat menspesifikasi virus secara detail, jd apakah para ahli ilmuan yg menyatakan PCR dpt menspesifikasi virus lbh pintar dan lebih tahu dr pencipta alatnya itu sendiri??? Dan kalian konten narasi, cm hny bs mencopy paste berita2 mainstream yg ada tanpa mengecek literasi pembanding lainnya, atau kalian salah satu yg menutup mata???
itu mesin-nya yg lama, mesin sekarang udah di upgrade cekfakta.tempo.co/fakta/796/fakta-atau-hoaks-benarkah-tes-pcr-tak-bisa-tunjukkan-jenis-virus-corona-covid-19
Kamu tau gak jenis2 PCR? Pada dasarnya ada 2. PCR konvensional (kuno) dan quantitative PCR (qPCR). Karry mullis itu penemu PCR konvensional. PCR konvensional hanya bisa amplifikasi saja. Para ilmuwan di dunia terus mengembangkan teknologi PCR, sehingga lebih canggih dan mengatasi kelemahan dari PCR konvensional. Sehingga skrg ada namanya quantitative PCR (qPCR), yg memiliki kelebihan selain bisa amplifikasi tapi juga bisa menghitung jumlah material genetik virus. Yang skrg digunakam untuk mendeteksi virus SARS-COV-2 itu adalah qPCR, jadi gak ada hubungannya dengan Karry Mullis. Para penganut teori konspirasi sering mengkaitkan pernyataan Karry Mullis dengan alat deteksi virus PCR, padahal alat yang digunakan skrg adalah qPCR, bukan PCR konvensional lagi.
@@riosaputra2979 @ony budum ptgenetika.com › real-time-pcr Web results Real-Time PCR | Genetika baca lg baik2 bro link yg saya share, disitu ada penjelasan gak kalo yg situ bilang qpcr, adakah ditulis qpcr lebih mendetail cara kerjanya untuk menspesifikasi suatu virus/bakteri? Mau konvensional atw qpcr itu msh jamannya karry mullis yg ciptain, krn karry mullis sendiri meninggal sekitar 4-5 sblm pandemi ini terjadi, dan blm ada berita2 pembaruan yg terjadi lg di alat pcr itu sendiri..sampe hari ini, blm ada pembantahan ilmuan2, pengguna2 alat pcr maupun WHO dr video2 karry mullis yg d wawancara mengenai cara kerja maupun fungsi utama dari pcr.. Kl ada pembaruan seputar alat pcr yg dpt menspesifikasi virus kirim linknya ya..kl bs jgn kirim link berita2 dr media sprt mas ony budum, tp link jurnal resmi dr who atw perusahaan2 produksi alat pcr
Ini PCR apa cuma materi genetik virus Corona doang yg terbaca, apa semua virus dia baca. Soalnya kan ketika sampel diambil terus dimasukin ke PCR nah itu gmn bedainnya mana virus covid mana virus lain.
Dengan susunan primer. Saya berikan ilustrasi. Taukah kamu susunan materi genetik manusia hampir sama dengan tikus, orang utan dan babi. Apakah ketika di PCR bisa dibedakan? Ya jelas bisa lah. Contoh lagi, anda punya pacar hamil, tapi anda gak yakin itu anak anda karena dia selingkuh. Ya udah tinggal tes DNA aja. Materi genetik anda dicocokkan dengan anak tersebut 👍😀
@@masyonub2665 keren mas.. Sy liat dr tadi mas memberikan edukasi dengan referensi ilmiah.. Sebaiknya klo mmg itu kompetensi mas.. Masnya bisa buat medsos sperti dr adambprata.. Yg mengedukasi msyarakat berbasis data.. Kuyy saatnya org yg punya kompetensi yg berbicara mengedukasi msyarakat.. Krna banyakx sikap denial krna ketidakpahaman ditambah banyak provokasi dr pihak yg tdk berkompeten.. Tentunya dgn bhsa yg mudah dipahami oleh msyarakat awam..
Berikut ringkasan wawancara karry mullis: Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV). Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya, dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis: 1. PCR bisa mendeteksi adanya virus 2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian 3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Pembodohan.. Dari Pada Duit Abis Buat cek Covid Rutin Mending Belanja Kebutuhan Asupan Penambah Imun.. Gak Ada Jaminan Abis di PCR negativ langsung Bebas Keluar Pergi Antar kota A/provinsi.
Kalo dari reagen: Ngebuat basa nitrogen murni sulit, purifikasi enzim ligase dkk juga sulit. Produk hasilnya sedikit. Jaga kualitas agar bisa sampe dan dipake serta berfungsi seutuhnya. Pengemasan, penelitian reagen apa yang efektif, buat degradasi membran sel tanpa merusak dna dll. 🙏🏻🙏🏻 Baru dari reagen.
Senangnya bnyk yg org yg pham yg cerdas memberikan edukasi ke msyarakat..tingkatkan guyss.. Di saat sprti ini dibutuhkn edukasi yg lbh kepada msyarakat.. Krna penolakan atau sikap denial trjadi krna ketidakpahaman..
Kurang lengkap.. 1. Penjelasan ini dari teori Virus , harus nya di perbandingkan dengan teori Exosome. ua-cam.com/video/C66ooR4hNbo/v-deo.html 2. Penemu alat tes PCR, KARY MULLIS yang meninggal 7 Agustus 2019 sebelum pandemi : PCr hanyalah sebuah alat yang di gunakan untuk membuat banyak hal dari sesuatu, itu tidak memberi tahu anda bahwa anda sakit.
Teori exosome ini bahaya banget. Sekarang mas disuntik/dioperasi tanpa sterilisasi. Atau donor darah tanpa screening virus/penyakit (HIV, Hepatitis etc); apa mau? Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR): ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis: Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV). Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis: 1. PCR bisa mendeteksi adanya virus 2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian 3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling). Penelitian sebab-akbat virus tersebut menyebakan sakit covid ada di paper berikut: www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmoa2001017 pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32380511/ Penjelasan paper tersebut dirangkum oleh Pak Ahmad (pakar biomolekuler) dalam video berikut: ua-cam.com/video/6xwrbWqQKUI/v-deo.html&lc=UgyyJOZCVOZxXmtpyfh4AaABAg.9R8LeDGMqNR9RBjdQBWuwJ
Tergantung material yang dipakai jd gold standard, PCR bisa mendeteksi berbagai macam virus. Saat ini PCR dipakai untuk mencari Sars-CoV-2. Sensitivitas PCR adalah 95,2% yg berarti kemungkinan PCR dapat mendeteksi virus Sars-CoV-2 pada sample adalah 95,2% dan Spesifisitas PCR adalah 98% yg berarti kemungkinan PCR untuk mendeteksi tidak adanya virus Sars-CoV-2 pada sampel adalah 98%
@@ginamanogawa aku masih sangat skeptis dengan presentase itu. Karena menurut who sendiri yang bisa membedakan antara covid dan flu hanya masa inkubasi. Artinya secara bentuk sars cov-2 sama dengan influenza ketika alat pcr dipakai untuk melihat . Inilah yang bikin saya kecewa.
@@mujtahidmujtahid9482 secara bentuk memang berbeda antara influenza dan Sars-CoV-2. Tapi ini kan yg di bahas pcr, yg hanya mendeteksi materi genetik dari virus. Makhluk hidup bisa dikatan berbeda spesies hanya karena sedikit perbedaan sekuens dari materi genetik contohnya manusia dengan simpanse Hanya berbeda 0.1% tapi kita sangat beda dengan mereka, apalagi Sars-CoV-2 dengan influenza dimana virus influenza saja setiap harinya bisa mengalami mutasi. CMIIW 👍
Sepengetahuan saya influenza virus punya materi genetik yg berbeda dgn covid19. Meskipun gejala yg muncul akibat kedua virus tersebut terlihata sama, tapi materi genetiknya beda. Tes PCR itu sangat sensitif dan akurat krn bisa mendeteksi species virus apapun. Saya yakin unt mendeteksi covid19, primers (bisa dibilang cetakan) yg dipakai adalah covid19. Primers ini hanya akan menempel pada sample yg punya covid19. Selanjutnya amplifikasi akan terjadi. Jadi PCR unt covid19 tidak bisa mendeteksi influenza virus krn primers nya didesign cuma unt covid19. Anyway saya g punya pengalaman dgn PRC virus krn saya bekerja dgn PCR bacteri dan archaeae. Tapi prinsip PCR pada dasarnya sama.
Anu, kata karry mulis....alat itu ga bisa dipake buat deteksi virus......jangan tanya lebih lanjut ya, saya cuman membeo, ga paham juga, sekolah engga, nongkrong di warteg doang sih bahas konspirasi elit global...berdasarkan info katanya dan pesan berantai di WA.....jgn bully saya ya...pokoknya yg bully saya antek elit global, sales paksin, buzzerrp...
@@mujtahidmujtahid9482 terus yg apple to apple tuh klo pesan berantai soal Covid sesuai keyakinan lo ato ngga, tanpa perlu cross check dulu kredibel ngga nya sumber informasi ato harus yg gimana nih. #TanyaKenapa
1:22 "dianggap gold standart" siapa yg menggap? jd semua itu hanya interuksi dari alat test? apa yg menganggap alat tsb , sudah membuktikan secara ilmiah , bahwa sebab akibat dr penemuan virusnya ? ( biar semua tau aja , nambah wawasan )
Kalau ragu, mending cari sendiri apa itu mesin PCR, ini bukan mesin baru, tapi sudah cukup lama, dan sudah banyak dipakai.. Jadi sudah ada standarnya.. .. Tolong budayakan membaca ya
Bang,Bagaimana org bisa positif/negatif covid? Melalui mesin PCR tes? dari sample di ambil sampai ketika sel di tes konsentrasinya hingga muncul CT value,,rendah + standar - Pertanyaannya apakah yakin sample itu adl sel covid? Darimana kepastian itu adl sel covid? Kalau sebelumnya sample sel sudah pasti sel covid, lalu mengapa harus PCR? Sedang PCR hanya menunjukkan konsentrasi sel,bukan jenis virusnya?
Semua makhluk mempunyai materi genetik itu spesifik. Ibarat setiap orang punya sidik jari yang berbeda. Analoginya seperti membuktikan seorang Penjahat A berada di lokasi TKP. Anda tinggal mencocokan sidik jari penjahat A ada apa gak di TKP.
Ijin bertanya, knp di dlm kandungan darah walaupun sdh 2 - 3 bulan melewati masa isoman virus itu msh terdeteksi dngn test anti body spesimen darah..? Sdngkan untuk pemeriksaan pcr sdh tdk ada virus yg terdeteksi. Dan brp bulan anti body di dlm darah terbentuk scra sempurna? Mohon penjelasannya 🙏
Karena kalo pcr itu mendeteksj antigen atau virusnya, sedangkan test antibody itu mendeteksi dr keberadaan antibody yg terbentuk sebagai reaksi terhadap masuknya antigen. Antibody terbentuk klo seseorang terpapar antigen. Jd meskipun sudah ga ada antigen, antibody nya kan tetap ada, krn sudah ada memri dr sel antibodi
Subscribe Newsletter Newsroom untuk update informasi terkini dari Narasi juga ya. Klik link bit.ly/newsletter--newsroom
Kary Mullis, Ph.D biochemist, 1993 Nobel Prize winner for PCR discovery
Senangnya bnyk yg org yg pham yg kompeten yg cerdas memberikan edukasi ke msyarakat..tingkatkan guyss.. Di saat sprti ini dibutuhkn edukasi yg lbh kepada msyarakat.. Krna penolakan atau sikap denial trjadi krna ketidakpahaman..
cDNA yg sudah terduplikasi, selanjutnya dicampur dengan enzim polimerase dan senyawa RT-PCR (reverse sekuen genetik virus yg udah ditambah fosfor, reverse-transcript dari signature virus), hasil operasi enzim polimerase akan menggabungkan cDNA dengan RT-PCR (jika sekuen match) , selanjutnya campuran dibersihkan via sentrifugal, sehingga hanya didapat kombinasi RT-PCR dengan cDNA, lalu dengan menggunakan phosporimagery dapat diketahui banyaknya konsentrasi RT-PCR yg tersisa, jumlah ini menentukan banyaknya kombinasi yang match dengan pattern RT-PCR
Nih bagus banget ngejawab yang suka bilang di covidkan padahal udah nggak ada gejala dsb . Ya karna emang materi genetiknya masih terdeteksi
@@bahrilasanuri7185 Bisa juga virusnya masih hidup. Memangnya ketika manusia kita tes DNA harus mati dulu, kan enggak.
Virus bukan makluk hidup dan juga bukan benda mati 😀
Penemu pcr DR. Kary Mullis tdk setuju alat ciptaan dijadikan alat untuk mendeteksi adanya virus, trus syp yg dipercaya ya, pencipta pcr atw org2 yg bxk brteori???
@@antonmike8312 tidak setuju karena dlm hal apa?
@@antonmike8312 tdk setuju nya dia juga bukan bearti pcr itu bnr bnr tdk bisa mendeteksi virus corona yahh tapi penyalahan fungsi. Ya apa salahnya juga pake pcr kalo pcr lebih cpt n lbih efisien..
Biaya pcr udah kayak bisnis, gaji setengah bulan cuma buat pcr aja belom tentu cukup. Jadi kalau gk bener2 merasa gejal2 karuan uangnya buat beli sembako, biar besok masih bisa makan. Itu sii saya
Dari sekian banyak penjelasan tentang cara kerja pcr...ini yang paling gue ngerti 😅🥰😍😍
0:21, PCR "memperbesar" materi genetik, seharusnya "memperbanyak" materi genetik
Judulnya lebih baik diganti cara kerja mesin PCR dalam deteksi virus covid
Hal yang paling krusial dalam pengetesan PCR atau polimerase chain reaction adalah di sentrifugasi dan inkubasi.
jika suhu inkubasi tidak pas (thermo) maka materi genetik akan terurai secara tak beraturan, dan jika saat sentrifugasi perhitunganya salah maka pembacaan alat pun akan bau ( ini baru di sisi analisa)
nah paling utama sih di pengambilan sample dan reservasi sample. bisa gak samplingnya tepat. dan reservatife nya juga mampu mempertahankan keutuhan sel sediaan.
Sepengetahuan saya, untuk fungsi PCR lebih baik baca dari buku penemunya langsung, Kary Banks Mullis.
Setidaknya bisa baca sedikit referensinya di Wikipedia.
Kary sendiri tidak setuju penemuannya, PCR dijadikan alat untuk mendeteksi HIV, (secara umumnya VIRUS), karena fungsi PCR untuk menggandakan DNA, bukan menentukan ini virus atau bukan, dan virusnya jenis apa.
Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR):
ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis:
Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV).
Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis:
1. PCR bisa mendeteksi adanya virus
2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian
3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Asli masih ga paham setelah dijelasin, bahasanya ilmiah banget.
Konten yg sgt bermutu. Thanks, exactly menjawab pertanyaan saya pagi ini. Semoga kita sehat selalu 🙏
Kalian harus banyak2 bersyukur kepada Allah karena =
1. Di beri kesehatan + bisa merasakan aroma bau yg sangat enak/merasakan makanan yg lezat karena kalau kamu kena covid salah satunya tidak bisa mencium bau & merasakan makanan yg walaupun murah tapi rasanya enak.
2.bisa menghirup udara dengan bebas tanpa adanya bantuan dari tabung oksigen apalagi dipasangin ventilator itu rasanya sangat amat sakit. Cek aja di yutub "Pemasangan Ventilator Pasien" pasti kalian akan menangis bagaimana perjuangan hidup pasien & perjuangan nakes menyelamatkan pasien.
3. Banyak nakes yg masih bisa membantu pasien dalam menangani pandemi ini. Coba kalau banyak nakes yg sakit/gugur. Berapa pasien yg akan kena dampak? Walaupun umur sudah diatur oleh Allah dan kesembuhan dari Allah setidaknya nakes lah yg ikut serta menyelamatkan nyawa. Bayangin tidak ada nakes karena banyak yg ikut tertular. Kalian bisa apa? Dukun yg kalian puja2 pun pasti akan kabur.
Setuju, mama saya bolak balik klinik cuma gra2 susah bernafas, oksigen sangat mahal, sedihlah banget pokonya, apalagi musim pandai begini, intinya banyak2 berayukur
Perlu ditambahkan, bahwa dibutuhkan cairan reagent khusus yang akan bereaksi dengan rangkaian RNA tertentu (dalam hal ini virus Covid), hasilnya dicek melalui nilai berpendarnya cahaya fluoresence, dengan threshold tertentu untuk menyatakan sample negatif atau positif. PCR sangat sensitif, karena RNA dari jasad renik virus yang sudah mati di dalam tubuh masih bisa dideteksi. Jika masih banyak bisa jadi hasil PCR tetap positif, seiring waktu jasad renik ini akan keluar dari tubuh. 14 hari isolasi dengan pengobatan merupakan waktu rata-rata, bisa jadi lebih dari 14 hari masih positif tapi yang terdeteksi hanya bangkai virus dan sudah tidak menular (tapi kalau tidak diobati bisa jadi memang masih aktif menular lho).
Ini buat ladang bisnis, jd berlomba lomba mencari tempat untuk di jadikan tempat test swab,
Badan vit, tidur teratur, ngikutin prokes . Nyoba PCR Nilai CT 38,75 Hasil nya positif mantapp 🙂GK bisa kerja deh jadinya 😀🔥🔥🔥🔥🔥
Sama om 😅😅 badan sehat wal afiat sudah isolasi 2 mggu dan hasilnya positip. Tapi gak ngrasain gejala apapun. Jdi bgung sndiri
Inimah penjelasan untuk para dokter/tim medis.
Bukan untuk umum
Menurut saya ini sudah cukup sederhana
Ini penjelasan yg sudah umum, walau masih banyak istilah science nya. Dan sebenarnya bukan hanya dokter/team medis saja, katena banyak bidang yg menggunakan metode ini kebanyakan biologi, forensik
Ini sudah sangat sederhana
Ini biologi SMA kok.
Ini penjelasan yang sudah oversimplified loh. Kemungkinannya ada dua: Videonya yang memang kurang jelas penyampaiannya atau memang penontonnya yang kemampuan pengetahuan umumnya kurang.
Terimakasih Narasi. Pengetahuan kami jadi bertambah 🙏. Salam dari channel review Cafe dan Wisata "Short Escape ID".
kayaknya nih orang lebih paham daripada penemu pcr nya sendiri
berapa lama hasil test PCR bisa keluar?
kenapa di Puskesmas Jakarta sampe 8 hari? kalo kita postif brrti selama 8 hari kita sudah menyebarkan virus tsb,
ini pengalaman saya, dan dinyatakan positif dari puskesmas setelah 8 hari, dan setelah 8 hari pihak puskesmas konfirmasi ke saya dan ingin cepat2 membawa saya ke wisma isolasi, kalo mmng alasannya mereka tidak ingin orang tertular selama 8 hari brrti mereka sudah membiaarkan saya menularkan ke orang lain,,,
tapi saya tidak setega itu, di hari yg sama saya pcr di puskesmas saya juga langsung test Antigen ke Klinik agar hasilnya langsung keluar, knapa saya ngotot ingin test pcr dan antigen karena Saya sudah tidak bisa melawan apa yg saya rasakan di tubuh saya, dmna kondisi seperti itu tidak pernah saya rasakan.. juga saya tidak mau menularkan ke orang lain, alhasil Antigen saya hasilnya Postif dan sejak hari itu saya memutuskan untuk isoman, sambil menunggu sampai 8 hari hasil pcr dri puskesmas, yg saya rasa tidak ada gunanya lagi, dikarenakan kondisi saya sudah jauh membaik.
saya sedikit adu argumen dgn pihak puskesmas,
terus mereka bilang saya tidak mau di isolasi resmi mereka, saya kembalikan tuduhan mereka kalo saya tidak mau kenapa saya menyerahkan diri dan mau PCR di Puskesmas? yg saya kira hasilnya langsung keluar hari itu juga, mereka bilang akan menjemput saya besoknya, okey saya sudah masukin baju semua ke Koper, saya tunggu sampe 4 hari dan tak kunjung datang konfirmasi lagi, (saya kurang paham kenapa puskesmas seperti ini, apakah karena layanannya gratis jadi kita hanya bisa diam dan gak bisa menuntut apa2)
Apakah memang sistemnya juga seperti itu? padahal kita sudah berniat ingin bekerjasama dgn pemerintah dan puskesmas untuk menyetop mata rantai penularan.
tapiii bgitulah certanyaaaa
Dia soalnya kebanyakan sih sampelnya sih. Lagian mereka pake kolektif dari banyak puskes, tapi labnya sama. Hasilnya juga kayaknya cuma seminggu sekali diambilnya. Makanya lama. Aslinya sih kalo masing2 puskesmas punya lab sendiri, paginya tes sorenya udah keluar hasil. Maksimal besoknya.
Memang kalo mau cepet mesti pcr mandiri, biar tinggal ngelapor terus langsung dah ke wisma atlet. Kalo ga dijemput juga, berarti wisma atletnya lagi kepenuhan
kalo PCR mandiri hasilnya H+1 setelah tes. jadi lebih cepet yang berbayar dari pada yang gratis dari puskesmas
tapi ya itu, berbayar di daerahku juga harganya 900 sd 1.3. kondisi kek gini harus bayar tes segitu juga bikin sedih
Sayang nya pcr sangat mahal dan di puskesmas hanya orang yg benar benar tidak mampu saja
Bahas juga min pandangan Kary Mullis terhadap alat yg dia ciptakan
Pandangan dia yang mana bro? 😀
@@masyonub2665 si pencipta mesin aja jelas bahwa mesin ini belum akurat
Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR):
ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis:
Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV).
Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya, dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis:
1. PCR bisa mendeteksi adanya virus
2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian
3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Padahal dulu gasuka pelajaran kimia 😌 sekarang malah penasaran gara2 covid 😀 pengen tau proses mutasi2 virus dan perubahannya
Mntp
Ga harus kimia mas, Bioteknologi juga belajar ini kok
ini masuk-nya biologi siy
cmiiw
Hasil PCR dan nilai CT tidak menentukan apakah anda SEDANG terinfeksi atau tidak. Hasil positif hanya menandakan adanya genome virus. Apakah virusnya masih aktif atau tidak hanya bisa dibuktikan dengan kultur. Pasien bergejala bukan berarti virusnya aktif, bisa jadi reaksi sitokins yang berlebihan. Bingung kann…
Udah keren dijelasin. Tetep bingung sayahh😂😂😂
Kalau dilakukan kultur pada orang yang tidak bergejala, berarti yang diambil sampel apanya ya kak? Makasih kak
dan belum tentu juga virus yg aktif itu virus sars cov2
@@nurellasanmuslih7869 rna/cdna manusia yg didapat dari hidung dicocokan dengan dna manusia makanya org yg tidak bergejala aja bisa di suspect covid. Jadi intinya covid ga covid tergantung orang yg tes swab lewat pcr nya
@@renjirogunawan8125 haha yakin? Mana jurnal ilmiah nya. Jangan kirim link video dr Louis atau FE101.
1:40, min PCR ga bisa bedain virus yg "aktif "dan yg "tidak aktif" (debris virus/bangkai virus)
Sebnernya yg dimaksud virus yg aktif di video itu, adalah ada atau tidak adanya virus dalam sample, pcr hanya mendeteksi mateni genetik pada virus, hanya materi genetik bukan virus aslinya. Materi genetik ada dalam sel virusnya dimana pada saat ekstraksi diawal tadi selnya dirusak untuk diambil materi genetik ya saja, CMIIW 👍
@@yelistriamonica2422 yap betul. PCR mendeteksi materi genetik target, walaupun makhluk hidupnya (virus, bakteri) sudah mati, namun masih bisa terdeteksi dengan PCR. Saya kasih contoh di bidang produk pangan ya. PCR bisa membantu kita mendeteksi materi genetik dari babi dalam produk pangan. Walaupun itu hanya mengandung 1 persen dalam produk. Nah kalau di pasien covid, PCR bertujuan membantu kita mengetahui apakah pasien terinfeksi virus atau tidak juga dengan melihat materi genetik yang ada di hidung, mulut (pernapasan). Makanya pasien yang sudah tidak bergejala disarankan kumur atau melakukan metode pembersihan hidung untuk menghilangkan sisa materi genetik tersebut 👍
Iyap betul... Setauku klo kita pengen tau itu virus masih hidup atau enggak ya cuman kultur virus yang bisa... Tapi kek nya di Indonesia jarang ya / gak ada yang mengkultur virus corona
@@wijanarkowijay5317 Bukan jarang bro, tapi tidak perlu terutama untuk deteksi virus karena akan sangat lama prosedurnya, pasiennya keburu meninggal atau keburu sembuh. Kalau untuk kultur bisa dilakukan untuk menentukan set primer dari virus yang bermutasi, penelitian ga lama, sebulan lah hehe.
@@yelistriamonica2422 virus bukanlah sel
mantap, dokternya si juiceworld
Thanks videonya, buat sample penelitian pro dan kontra.
Masya Allah. Gwa kira gwa sudah menguasai bahasa Indonesia. Tapi penjelasan yang tadi gwa baca 2 kali tapi masih belum 100% faham. Mungkin saya kurang yodium sewaktu masa pertumbuhan :(
Greget pengen ambil sampel sendiri dan cek dilba sendiri
Sebenarnya virus ini sudah ada sejak dulu cuma namanya aja yg diganti ikuti zaman.. Iya kan ! Tunjuan dri semuanya cuma 1 bisnis
Kalau nonton criminal mind atau CSI, PCR lbh sering buat bidang forensik.
Iyaa karena dengan pcr dan pendekatan molekuler hasil pemeriksaan forensik pada barang bukti atau korban/mayat dapat lebih akurat. Karena setiap orang punya materi genetik yg beda jadi lebih spesifik hasilnya
👍👍
Mahal banget tes ini, kalo gak naik pesawat ga akan mau tes jenis ini...sayang2 duitnya mending dibeliin beras
secara umum, iptek kita baru sampai tahu bagaimana cara kerja, belum sampai tahu bagaimana cara membuat dan membuatnya menjadi nyata. itulah bedanya hasil karya negara2 maju dengan negara2 berkembang apalagi negara2 miskin amit2.
dan kita menyimak cara kerja nya saja masih banyak yg salah & ogah2an. 😂
Buat hamba mardigu, jrx, teluuur, fe101... lebih baik kalian gak usah nonton ini. Karena kalian sejak sekolah hobinya tidur di kelas saat pelajaran IPA/Biologi. Makanya pengetahuan sains kalian cetek dan gak nyampe ke otak. Di sini tempatnya orang yang paham/mau belajar ilmu pengetahuan sains dan teknologi.
Wkwk jangan gitu bro, hak mereka mau percaya atau tidak. Yang penting jangan menggiring opini yang tidak-tidak. Kasihan nanti nakes dan korban covid merasa 😂 disepelekan
Koreksi kak, PCR tdk bisa membedakan mana virus aktif atau virus tdk aktif
vidio yutub ditayangin lg di yutub
materi kuliah dulu nih 😁
saya semakin paham
Percaya Sama Mesin. Hadeh... Saat Pertama di cek positif. 30 menit kemudian di cek lagi Jadi negatif.. hahaha... Woy Buka Mata...
Narasi... Tanya dong. Kan banyak penyintas covid. Apk mrk dapat men jadi carrier covid? Nanti agustus tuh. Moon dilakukan search data. Terimakasih
aku mau pulang kampung test pcr hasilnya positif, yah.. aku woles aja.
woles itu adalah obat yg paling mujarab. doain aku cepat sembuh ya teman2, biar bisa pulkam.
min apakah untuk test selanjutnya hasil pcr akan tetap sama? help me.. biar imun gw makin fight.
soalnya biaya pcr mahal min.
Udh negatif blum bg
@@lidialumbangaol1553 sudah kembali bekerja, thanks ya.. 😊
nah kalo bikin video bagus kalau pakai voice over macam ni, jangan cuma tulisan doank...
Ga disebutin siapa penemu PCR dan apa pandangan beliau thd temuannya yg selama ini dipakai buat deteksi virus HIV? Dan apa itu RT (Reverse Transcrible) dan knapa hrs dikombinasikan ke PCR? Yang lengkap dong, jgn nanggung2 ulasannya.
1. PCR itu proses. Kalau penemunya gagasannya ga cuma satu orang. Gabungan penelitian banyak orang dan bisa dicari.
2. Dengan merebaknya hiv dulu kita bisa belajar, jenis2 virus berdasarkan mekanisme infeksi dan materi genetiknya. Virus HIV punya enzim namanya reverse transkriptase. Reverse transkriptase ini bisa memutar alur transkripsi di sentral dogma (dna-rna) jadi rna ke dna. Nah yang bisa dibaca di sequencer itu lebih baik DNA karena sifatnya yang relatif ga mudah terdegradasi.
3. Ga semua virus dideteksi pake reverse transcriptase. Tergantung jenis virusnya. Kalo DNA yaudah tinggal diamplifikasi dan disequence. Nah sars cov itu materi genetiknya rna, jadi didoubling dulu jadi dna biar bisa ke detect.
Jangan karena 10-20 video channel sebelah anda makan semua ilmunya. Mereka yang belajar mikrobiologi dan genetika secara intens saja menggunakan PCR untuk mendeteksi virus atau bakteri karena metode ini sudah berkembang dan banyak jenisnya 🙏
@@helmytamrela5085 keren mas.. Sy liat dr tadi mas memberikan edukasi dengan referensi ilmiah.. Sebaiknya klo mmg itu kompetensi mas.. Masnya bisa buat medsos sperti dr adambprata.. Yg mengedukasi msyarakat berbasis data.. Kuyy saatnya org yg punya kompetensi yg berbicara mengedukasi msyarakat.. Krna banyakx sikap denial krna ketidakpahaman ditambah banyak provokasi dr pihak yg tdk berkompeten.. Tentunya dgn bhsa yg mudah dipahami oleh msyarakat awam..💪👏
Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR):
ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis:
Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV).
Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis:
1. PCR bisa mendeteksi adanya virus
2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian
3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Intinya blom ada yg akurat mendeteksi 100% virus corona,,
Materi genetik dari sample itu materi genetik apa? Di pangkal hidung itu ada berbagai macam sel
Yang jadi pertanyaan saya, berarti setelah perbanyak DNA, lalu validasi dan pencocokkan apakah ada DNA virus Covid-19 di dalam sempel gtu ya. secara spesifik kah? Bukan cuma Virus Corona secara General? Karena varian virus Corona kan banyak. Mohon yang paham di jawab, saya salah satu orang yang perlu di edukasi, perbanyak video kaya gini ke orang2 supaya paham dan ngerti cara kerjanya, kalo cuma hasil positif negatif apalagi dengan simpang siur berita jadi bikin masyarakat ragu 🙏
reagen test PCR covid-19 secara spesifik hanya memperbanyak cDNA virus penyebab covid-19.
Biarpun udh dijelasin tapi masih tetep ga paham 😁
itu ilmu dagang
bagus tapi gw tetep aja gak mudeng 😅
Science is fun, but not for everyone
Ya agak susah sih walaupun sudah dijelasin pake bahasa awam wkwkwk
gak di bahas juga min penemu pcr dr kary mulis ,,
Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR):
ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis:
Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV).
Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis:
1. PCR bisa mendeteksi adanya virus
2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian
3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Kuliah 2 sks nih
Alat grafik corona tu dari mana sih dibuat dikampungku ada satu
Bgmn membedakan dengan virus virus lain? Apa hanya ada 1 virus covid saja dalam sample
Apapun gejalanya, covid vonisnya
-PCR-
Ngakak
Metode yang salah ini, virusnya perlu di murni kan dulu, soal nya dlam sample itu bnyak bakteri dll gk cuman virus
Atuh beda mamang bakteri dengan virus mh
Materi genetik aja gue gak tau
DNA, RNA adalah salah dua dari materi genetik
Dulu pelajaran biologinya bagaimana?
Sama, Materi Genetik yg diAmplifikasi apaan 😅
Gw taunya Gitar Listrik di hubungin ke Amplifier 😅
@@phantom6952 amplifikasi = penggandaan gan jadi gennya si corona di gandain gtu
@@wijanarkowijay5317 oh gitu siip siip
Biar tenang g usah d pcr
"Pokoknya konspirasi elit" Kata netizen
Pembodohan dan pembohongan publik narasi nenwsroom ini...kalo memang kalian konten netral, seharusnya kalian melihat video2 Karry Mulis (pencipta alat PCR), beliau jelas2 menyatakan kalo alat yg diciptakan ini tidak dapat menspesifikasi virus secara detail, jd apakah para ahli ilmuan yg menyatakan PCR dpt menspesifikasi virus lbh pintar dan lebih tahu dr pencipta alatnya itu sendiri???
Dan kalian konten narasi, cm hny bs mencopy paste berita2 mainstream yg ada tanpa mengecek literasi pembanding lainnya, atau kalian salah satu yg menutup mata???
W bantu up
#salampeopelpower
Bagusss saya setuju dgn anda
itu mesin-nya yg lama, mesin sekarang udah di upgrade
cekfakta.tempo.co/fakta/796/fakta-atau-hoaks-benarkah-tes-pcr-tak-bisa-tunjukkan-jenis-virus-corona-covid-19
Kamu tau gak jenis2 PCR? Pada dasarnya ada 2. PCR konvensional (kuno) dan quantitative PCR (qPCR). Karry mullis itu penemu PCR konvensional. PCR konvensional hanya bisa amplifikasi saja. Para ilmuwan di dunia terus mengembangkan teknologi PCR, sehingga lebih canggih dan mengatasi kelemahan dari PCR konvensional. Sehingga skrg ada namanya quantitative PCR (qPCR), yg memiliki kelebihan selain bisa amplifikasi tapi juga bisa menghitung jumlah material genetik virus. Yang skrg digunakam untuk mendeteksi virus SARS-COV-2 itu adalah qPCR, jadi gak ada hubungannya dengan Karry Mullis. Para penganut teori konspirasi sering mengkaitkan pernyataan Karry Mullis dengan alat deteksi virus PCR, padahal alat yang digunakan skrg adalah qPCR, bukan PCR konvensional lagi.
@@riosaputra2979 @ony budum
ptgenetika.com › real-time-pcr
Web results
Real-Time PCR | Genetika
baca lg baik2 bro link yg saya share, disitu ada penjelasan gak kalo yg situ bilang qpcr, adakah ditulis qpcr lebih mendetail cara kerjanya untuk menspesifikasi suatu virus/bakteri?
Mau konvensional atw qpcr itu msh jamannya karry mullis yg ciptain, krn karry mullis sendiri meninggal sekitar 4-5 sblm pandemi ini terjadi, dan blm ada berita2 pembaruan yg terjadi lg di alat pcr itu sendiri..sampe hari ini, blm ada pembantahan ilmuan2, pengguna2 alat pcr maupun WHO dr video2 karry mullis yg d wawancara mengenai cara kerja maupun fungsi utama dari pcr..
Kl ada pembaruan seputar alat pcr yg dpt menspesifikasi virus kirim linknya ya..kl bs jgn kirim link berita2 dr media sprt mas ony budum, tp link jurnal resmi dr who atw perusahaan2 produksi alat pcr
Ini PCR apa cuma materi genetik virus Corona doang yg terbaca, apa semua virus dia baca. Soalnya kan ketika sampel diambil terus dimasukin ke PCR nah itu gmn bedainnya mana virus covid mana virus lain.
Basa nitrogen di materi genetik spesifik mas. Yang dibaca untuk swab test covid adalah primer khusus sars cov 2. 🙏🏻🙏🏻
Dengan susunan primer. Saya berikan ilustrasi. Taukah kamu susunan materi genetik manusia hampir sama dengan tikus, orang utan dan babi. Apakah ketika di PCR bisa dibedakan? Ya jelas bisa lah.
Contoh lagi, anda punya pacar hamil, tapi anda gak yakin itu anak anda karena dia selingkuh. Ya udah tinggal tes DNA aja. Materi genetik anda dicocokkan dengan anak tersebut 👍😀
@@masyonub2665 keren mas.. Sy liat dr tadi mas memberikan edukasi dengan referensi ilmiah.. Sebaiknya klo mmg itu kompetensi mas.. Masnya bisa buat medsos sperti dr adambprata.. Yg mengedukasi msyarakat berbasis data.. Kuyy saatnya org yg punya kompetensi yg berbicara mengedukasi msyarakat.. Krna banyakx sikap denial krna ketidakpahaman ditambah banyak provokasi dr pihak yg tdk berkompeten.. Tentunya dgn bhsa yg mudah dipahami oleh msyarakat awam..
Bro mau tanya skrng elu yang fanatik dg covid , gw mau tanya siapa penemu alat test pcr ? Jangan kebnyakn teori text boox ada penelitian ga
Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR):
ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis:
Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV).
Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya, dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis:
1. PCR bisa mendeteksi adanya virus
2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian
3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Pembodohan.. Dari Pada Duit Abis Buat cek Covid Rutin Mending Belanja Kebutuhan Asupan Penambah Imun.. Gak Ada Jaminan Abis di PCR negativ langsung Bebas Keluar Pergi Antar kota A/provinsi.
Apa sih sebab swab pcr harganya mahal?
Mesin PCR dan reagennya mahal
Reagennya mahal gan... Dan jarang lab yang ada pemeriksaan itu karena jarang digunain buat deteksi penyakit.
Kalo dari reagen:
Ngebuat basa nitrogen murni sulit, purifikasi enzim ligase dkk juga sulit. Produk hasilnya sedikit. Jaga kualitas agar bisa sampe dan dipake serta berfungsi seutuhnya. Pengemasan, penelitian reagen apa yang efektif, buat degradasi membran sel tanpa merusak dna dll. 🙏🏻🙏🏻 Baru dari reagen.
Pemeliharaan alat juga mahal hrs dlm ruangan dg suhu yg sdh d atur, tdk boleh ada getaran, tdk boleh terkena cahaya matahari, maintenen
Senangnya bnyk yg org yg pham yg cerdas memberikan edukasi ke msyarakat..tingkatkan guyss.. Di saat sprti ini dibutuhkn edukasi yg lbh kepada msyarakat.. Krna penolakan atau sikap denial trjadi krna ketidakpahaman..
Kurang lengkap..
1. Penjelasan ini dari teori Virus , harus nya di perbandingkan dengan teori Exosome. ua-cam.com/video/C66ooR4hNbo/v-deo.html
2. Penemu alat tes PCR, KARY MULLIS yang meninggal 7 Agustus 2019 sebelum pandemi : PCr hanyalah sebuah alat yang di gunakan untuk membuat banyak hal dari sesuatu, itu tidak memberi tahu anda bahwa anda sakit.
Teori exosome ini bahaya banget. Sekarang mas disuntik/dioperasi tanpa sterilisasi. Atau donor darah tanpa screening virus/penyakit (HIV, Hepatitis etc); apa mau?
Mohon disimak secara seksama, wawancara lengkap karry mullis (penemu PCR):
ua-cam.com/video/OSFYfI-b_Ro/v-deo.html
Berikut ringkasan wawancara karry mullis:
Beliau saat itu menjadi konsultan untuk mengukur jumlah HIV di darah manusia menggunakan PCR. Dia tidak keberatan dengan hal ini (bahwa PCR bisa mendeteksi HIV).
Yang dia merasa keberatan adalah saat disuruh menandatangi proposal riset: bahwa HIV adalah penyebab AIDS. Dia minta referensi penelitiannya (HIV penyebab sakit AIDS), dan merasa tidak mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan.
Jadi dalam konteks Karry mulis:
1. PCR bisa mendeteksi adanya virus
2. Pembuktian virus tertentu menyebabkan sesuatu penyakit harus melalui sebuah penelitian
3. Saat ini yang beredar di masyarakat adalah pernyataan karry mulis yang dipotong, lalu ditambah-tambahi narasi yang diluar konteks (oleh oknum2 seperti Bossdarling).
Penelitian sebab-akbat virus tersebut menyebakan sakit covid ada di paper berikut:
www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmoa2001017
pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32380511/
Penjelasan paper tersebut dirangkum oleh Pak Ahmad (pakar biomolekuler) dalam video berikut:
ua-cam.com/video/6xwrbWqQKUI/v-deo.html&lc=UgyyJOZCVOZxXmtpyfh4AaABAg.9R8LeDGMqNR9RBjdQBWuwJ
Ya kalo itu virus corona kalo virus yang lain bagaimana...
Kalau PCR pakai reagen untuk covid, ternyata gak ada covid. Adanya virus lain maka hasilnya akan negatif.
Percuma KALO MAHAL
Nguras kantong ngentekno duit.
Emang virusnya cuma satu ?
Sampel itu isinya covid doang apa banyak virus lain?
gara" genose virus makin nyebar ,
Orang flu bisa jadi positif juga kan?
1🤣🤣🤣🤣
Tergantung material yang dipakai jd gold standard, PCR bisa mendeteksi berbagai macam virus. Saat ini PCR dipakai untuk mencari Sars-CoV-2. Sensitivitas PCR adalah 95,2% yg berarti kemungkinan PCR dapat mendeteksi virus Sars-CoV-2 pada sample adalah 95,2% dan Spesifisitas PCR adalah 98% yg berarti kemungkinan PCR untuk mendeteksi tidak adanya virus Sars-CoV-2 pada sampel adalah 98%
@@ginamanogawa aku masih sangat skeptis dengan presentase itu. Karena menurut who sendiri yang bisa membedakan antara covid dan flu hanya masa inkubasi. Artinya secara bentuk sars cov-2 sama dengan influenza ketika alat pcr dipakai untuk melihat . Inilah yang bikin saya kecewa.
@@mujtahidmujtahid9482 secara bentuk memang berbeda antara influenza dan Sars-CoV-2. Tapi ini kan yg di bahas pcr, yg hanya mendeteksi materi genetik dari virus. Makhluk hidup bisa dikatan berbeda spesies hanya karena sedikit perbedaan sekuens dari materi genetik contohnya manusia dengan simpanse Hanya berbeda 0.1% tapi kita sangat beda dengan mereka, apalagi Sars-CoV-2 dengan influenza dimana virus influenza saja setiap harinya bisa mengalami mutasi. CMIIW 👍
Sepengetahuan saya influenza virus punya materi genetik yg berbeda dgn covid19. Meskipun gejala yg muncul akibat kedua virus tersebut terlihata sama, tapi materi genetiknya beda. Tes PCR itu sangat sensitif dan akurat krn bisa mendeteksi species virus apapun. Saya yakin unt mendeteksi covid19, primers (bisa dibilang cetakan) yg dipakai adalah covid19. Primers ini hanya akan menempel pada sample yg punya covid19. Selanjutnya amplifikasi akan terjadi. Jadi PCR unt covid19 tidak bisa mendeteksi influenza virus krn primers nya didesign cuma unt covid19. Anyway saya g punya pengalaman dgn PRC virus krn saya bekerja dgn PCR bacteri dan archaeae. Tapi prinsip PCR pada dasarnya sama.
Pcr itu menditeksi virus covid atw semua virus?
Ikut nyimak
Bisa digunakan juha mendeteksi virus lainnya. Tergantung reagen yang digunakan.
Anu, kata karry mulis....alat itu ga bisa dipake buat deteksi virus......jangan tanya lebih lanjut ya, saya cuman membeo, ga paham juga, sekolah engga, nongkrong di warteg doang sih bahas konspirasi elit global...berdasarkan info katanya dan pesan berantai di WA.....jgn bully saya ya...pokoknya yg bully saya antek elit global, sales paksin, buzzerrp...
Hahahah
jadi klo pesan berantai WA bilang emak lo itu bukan emak biologis yg ngelahirin lo, lo percaya ga ?
😂😂😂
@@deovalkyrie5867 kalau ada bukti yang masuk akal. Namun analogi yang anda pakai gak aple to aple
@@mujtahidmujtahid9482 terus yg apple to apple tuh klo pesan berantai soal Covid sesuai keyakinan lo ato ngga, tanpa perlu cross check dulu kredibel ngga nya sumber informasi ato harus yg gimana nih.
#TanyaKenapa
1:22 "dianggap gold standart"
siapa yg menggap?
jd semua itu hanya interuksi dari alat test?
apa yg menganggap alat tsb , sudah membuktikan secara ilmiah , bahwa sebab akibat dr penemuan virusnya ?
( biar semua tau aja , nambah wawasan )
Ari yang pintar, standarnya sudah seperti itu ya. Ya tolong bikin alat tsb ente anggap g ada standar atau value scr saintifik
Dianggap gold standard karena bisa tahu secara spesifik dalam sampel hasil swab ada virusnya atau nggak. 😂😂😂
@@Seeyaagain terima kasih info nya kakak
@Nue Enggar kita satu jurusan mas
Kalau ragu, mending cari sendiri apa itu mesin PCR, ini bukan mesin baru, tapi sudah cukup lama, dan sudah banyak dipakai.. Jadi sudah ada standarnya..
..
Tolong budayakan membaca ya
Bisnis to bisnis😂😂
Bang,Bagaimana org bisa positif/negatif covid? Melalui mesin PCR tes?
dari sample di ambil sampai ketika sel di tes konsentrasinya hingga muncul CT value,,rendah + standar -
Pertanyaannya apakah yakin sample itu adl sel covid?
Darimana kepastian itu adl sel covid?
Kalau sebelumnya sample sel sudah pasti sel covid,
lalu mengapa harus PCR?
Sedang PCR hanya menunjukkan konsentrasi sel,bukan jenis virusnya?
Semua makhluk mempunyai materi genetik itu spesifik. Ibarat setiap orang punya sidik jari yang berbeda.
Analoginya seperti membuktikan seorang Penjahat A berada di lokasi TKP. Anda tinggal mencocokan sidik jari penjahat A ada apa gak di TKP.
Uiw
Ijin bertanya, knp di dlm kandungan darah walaupun sdh 2 - 3 bulan melewati masa isoman virus itu msh terdeteksi dngn test anti body spesimen darah..? Sdngkan untuk pemeriksaan pcr sdh tdk ada virus yg terdeteksi. Dan brp bulan anti body di dlm darah terbentuk scra sempurna? Mohon penjelasannya 🙏
Karena kalo pcr itu mendeteksj antigen atau virusnya, sedangkan test antibody itu mendeteksi dr keberadaan antibody yg terbentuk sebagai reaksi terhadap masuknya antigen. Antibody terbentuk klo seseorang terpapar antigen. Jd meskipun sudah ga ada antigen, antibody nya kan tetap ada, krn sudah ada memri dr sel antibodi
Cuma anak ipa yg paham
Kalo anak ips, bahasa apalagi sastra paling cuma komentar ah itu konspirasi elit
Gak semua orang kyk gtu kali. Gak usah ngerendahin kemampuan orang. Setiap org punya kelebihan dan kekurangan..