Percakapan dengan Goenawan Mohamad: Berangkat dari "Humanisme Universil"

Kuliah Umum
Percakapan dengan Goenawan Mohamad: Berangkat dari "Humanisme Universil"
Pembicara: Goenawan Mohamad
23 Februari 2016
Serambi Salihara
Dalam tiga percakapan yang akan diselenggarakan sebulan sekali ini, Goenawan Mohamad akan membicarakan sejarah ide dan pengalaman nasionalisme, baik di dalam maupun di luar Indonesia, disusul dengan pandangan dan perdebatan tentang universalisme. Rangkaian percakapan ini akan ditutup dengan membahas sumbangan Marxisme bagi nasionalisme dan universalisme, serta pemikiran setelah Marxisme dan Leninisme ditinggalkan, khususnya oleh para pelopor pemikiran ’’post-foundational.’’
Goenawan Mohamad adalah penyair, esais dan jurnalis yang ikut mengalami pergulatan pemikiran di Indonesia pada era 1960-an, saat pertentangan ideologi dan seni memanas dan menghasilkan kubu-kubu. Buku terbarunya Faith in Writing (Singapore University Press, 2015) diluncurkan di Frankfurt Book Fair, 15 Oktober 2015.

[@chrismanhadi3509]

Dahsyat kuliahnya Mas GM but saya kira yg bikin prihatin adalah, dari semua referensi pemikiran yg disitir Mas GM perihal Humanisme Universal: Mulai dari Kant, Adorno, Nietsche sampe Albert Camus semuanya para pemikir “barat”....sbg org “timur” saya benar2 prihatin bila ternyata memang para pendahulu dari timur jauh pun juga timur dekat nampaknya tak ada satu pun yg pernah berpikir perihal Humanisme Universal. Alias Lao Tze, Konfusius, Empu Tantular, Empu Panuluh sampe Ronggo Warsito cara berpikirnya belum ada yg ekuivalen dgn nila2 humanisme Universal....sedih juga saya lahir sbg org timur....layonira minangka jimating prang😭

[@Peanuts76]

Ini membuktikan kalo kita masih inferior terhadap barat....
Atau mungkin disengajakan.....
Pemikiran pemikiran filsafat Timur tidak populer, bahkan mungkin tidak terbukukan....
Kemarin saya lihat ada perkumpulan di kawan kawan Islam Nusantara untuk mengumpulkan babat babat lama, sejarah, pemikiran lama....
Sekali lagi Almarhum Kyai Agus Sunyoto berperan besar, sayang sang Tuan dipanggil Tuhan lebih dulu....

[@Peanuts76]

Terima kasih lecturenya....

[@agustinuspayongdosi9660]

Keren, sangat mencerahkan.....

[@agamhamzah2924]

Seperti pembacaan catatan pinggir

[@joerlee454]

sangan bermanfaat

[@thonthowijauhari7710]

mari membuka dokumen "manifes kebudayaan"

[@aunillahahmad3653]

3:03 Apakah manusia memang ditakdirkan untuk dipecah-pecah?

[@Peanuts76]

Kita orang orang yang tertipu.....
Pada dasarnya, tidak ada yang terpisah, semuanya menyatu....
Saya lupa, entah Plato atau Aristoteles yang mengatakan ada garis batas dan bentuk.....
Tapi kalau melihat petuah Saint, Orang orang Suci, Yogi, Bikhu, Wali dan Nabi, itu semua tipuan materi.....
Rasionalitas kita menipu, Determinasi dan Individualisme itu tak ada, tipuan materi.....
Bagaimana caranya kita tau? Melalui pertapaan, meditasi, Dzikir dan Sholat, silahkan anda pilih....
Penyatuan, Tauhid, Nyawiji.....
Semuanya hanya tipuan materi....
Idenditas, Atribut, Seragam, bahkan Negara pun bisa menipu, pada dasarnya kita ini satu, saling mengisi, saling melengkapi, saling berperan.....
Tuhan itu Satu, Ia tak terpisah Jarak Ruang dan Waktu....
Agama itu keniscayaan, Muhammad itu benar sejak awal.....

[@rumahabontaliwang5647]

Suhu yang bicara keren GM

[@nugeloable]

i love it

[@aunillahahmad4775]

1:24:29 pandangan baru

[@mitreka88]

omongan gm kurang enak tapi isinya dalam

[@ignasiussumirat510]

ajal atau momentum (miracle)