Setau saya Alkid tuk lewat maaf jenazah kraton , lewat ringin kurung trus ngidul ,, saya waktu Sultan ke 9 wafat ,semua pengiring jenazah jln kaki semua sampai makam Imogiri ,, kebetulan saya guru di daerah jln Imogiri ,, trus nunggu di daerah sana sama murid² menghormati sultan yg Wafat
Ditutup TDK apa2 kl memang itu menjadikan bagian dari pembangunan kraton dengan sumbu imajinernya.... Yang pasti pemprof DIY harus menata lagi jalan2 yg sekiranya nanti mengantikan jalan yg dilewati masyarakat lewat Plengkung gading.
Mbok judul vlognya diganti mas, dibuat yg lebih halus, kita tetep harus menhormati Ingkang Sinuwun, Sultan Ngayogyakarta. Mas Kaka TV bukan warga Yogya ya?
1. Menggusur ratusan rakyat di sepanjang benteng kraton. 2. Alun2 utara di pagar. 3. Kridosono di minta balik oleh kraton. 4. Pengkung di tutup 5. Lalu nanti apa lagi....... Kebijakannya tidak lagi mencerminkan sebagai seorang Raja / Ratu bagi rakyatnya..... Arogansi dan Keserakahannya mulai nampak jelas. Apakah hal2 seperti ini akan menjadi awal kehancuran dari nama besar KRATON Ngayogjokarto Hadiningrat.
Kalau Plengkung di tutup total kurang srek, Kalau pedagang di alkid ditata ya ndak papa asal masih dikawasan yang sama, kalau misal pedagang di pindah di tempat lain menurut saya dapat mengurangi daya tarik dari alun alun kidul itu sendiri. Saat ini memang kawasan tersebut sangat semrawut dan kurang nyaman untuk berwisata.
bukankah Plengkung gading itu masuk sumbu filosofi...kalau ditutup sumbunya buntu donk....mending melebarkan jalan di panggung Krapyak itu yg jalannya sempit dan gronjal
klu memang utk kepentingan pelestarian budaya gak apa2 sih, masyarakat maklum hanya saja pemda & kapolda DIY hrs mencari solusi lalu lintas pengganti utk masyarakat.
akses ke alkid kan bukan hanya dari plengkung gading saja. dari jalan panembahan bisa... dari katamso bisa... dari ngasem bisa... dari kh dahlan bisa... begitu juga keluarnya
Panjenengan dari arah mana dulu... Plengkung gading kalau lurus sampai Panggung Krapyak, terus mentok Jl ringroad... Mnawi mau ke Pajimatan, saget lewat Jl Imogiri Timur, Jl Imogiri Barat atau Jl Parangtritis...Maturnuwun....Salam sdulur Mantrijeron
Sebetulx gak serem jg sih,adat yg berlaku,semua raja jogja gak boleh lewat plengkung Gading,tapi ktk bliau mangkat jln kluar yg hrs dilewati ya plengkung Gading itu,sehingga disebut spt itu
Maaf sebelumnya, disini saya hanya menyampaikan pendapat saya dan sama sekali tidak ada dipihak manapun. Kalo di ibaratkan rumah, alun-alun itu seperti halaman sebuah rumah. Jadi kalo yg punya rumah menghendaki halaman rumahnya dipagari saya bisa apa. Saya juga sebagai warga jogja gak bisa ngelarang la wong itu haknya pihak kraton. Memang benar berdasarkan sejarah fungsi alun-alun memang untuk tempat berkumpul warga termasuk menyampaikan woro-woro dari kraton kepada masyarakat. Tetapi saya lahir dan besar di zaman modern jadi tidak tahu fungsional/pemanfaatan sebenarnya dari alun-alun itu seperti apa di zaman dulu, apakah benar seperti yg digambarkan di buku sejarah atau yg dari mulut ke mulut? Saya pernah mencari rejeki di sekitaran alun-alun jadi sedikit banyak tahu kondisi di alun-alun dari jaman di jadikan parkiran juga saat digunakan sebagai tempat kegiatan termasuk sekaten. Saat dijadikan parkiran kondisi alun-alun itu ancur sekali. Lubang genangan air dimana-mana dan beceknya bukan main waktu musim hujan dan berdebu di musim kemarau. Sehabis dipakai untuk sekaten pun sama saja, bahkan sisa2 sampah yg ditinggalkan pun sampai ber truk2. Belum lagi tanah yg dikeruk keruk buat stand dan wahana juga ditinggalkan begitu saja dan harus menggunakan alat berat buat meratakan tanah alun-alun kembali. Yg sering jadi pertanyaan dipikiran saya itu Apa sih sumbangsih mereka yg sering protes sama pagar alun-alun terhadap alun-alun kraton? Banyak dari mereka yg merasa terdzolimi karena alun-alun dipagari dan selalu mengatas namakan warga jogja padahal tidak semua warga jogja merasa seperti itu. Sebenarnya yg tidak disadari justru banyak dari mereka yg dzolim terhadap alun-alun kraton. Contohnya yg sederhana misalnya buang sampah dan buang hajat sembarangan di area alun-alun, berbuat mesum di alun-alun dan ini biasanya terjadi malam hari di sekitar ringin kurung dan masih banyak lagi lainnya. Yg sering saya lihat rutin kerja bakti di alun-alun sebelum dipagar itu hanya beberapa orang saja, entah itu dari warga atau pedagang di sekitaran alun-alun dan hanya sekitar belasan orang saja. Sekali lagi saya ingin bertanya kepada mereka yg suka protes soal pagar dan pasar malam sekaten di alun-alun. Sumbangsih mereka apa sih buat alun-alun? Apakah ikut menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan kelestarian alun-alun ? Atau protes cuma karena gak bisa bersenang-senang dan cari cuan di alun-alun?
@javacoffee3992 kraton&wilayahnya itu py kawulo(rakyat) jogja bukan cuma py raja&kluarga raja....tanpa dukungan rakyat jogja kraton ga ada...faham?? kalau masalah alun2 tanya goegle sejarah bt apa alun2...jangan2 km ga faham jogja ga pernah tau grebek sekaten dl dimana...😃
@@budiharto8711la piye wong kawula Jogja ga bisa merawat, kemproh yg jualan di pinggir jalan. Makane di pager, apalagi alun alun kidul semrawut, elek. Makane meh dibersihkan
@@dweeyand7976 Yang membela itu siapa? Kamu itu bisa baca dan memahami pertanyaan saya atau tidak? Saya tanya hubungannya apa merevitalisasi plengkung gading dengan menghindari kematian ? Setahu saya yg namanya kematian itu jelas2 tidak bisa dihindari oleh manusia.
Yg jelas plengkung bukan ditutup total mati,tapi dikkembalikan aslinya yaitu dipasang pintu trus main buka tutup untuk arus lalu lintas dan dijaga perjurid kraton itu dulu,tp klo rencana ditutup yg sekarang ad penjaga pintunya gak? Itu yg membingungkan,,yaa t monggo lah itu semua milik Kraton,mau dututup rapet mau diapakan monggo,,ngpunten maturnuwun🙏🙏🙏
Namanya Revitalisasi itu harus dikembalikan ke posisi kondisi awal, semua Pintu gerbang di Benteng baiknya dipasang lagi dan dijaga seorang prajurit, dalem benteng menjadi area Private keraton. Dalem Benteng baiknya di bangun museum keraton dan dibangun taman taman keraton, speti instana istna kerajaan di LuarNegeri.
Plengkung Gading itu masih ada engsel pintu Regol. Kalaupun harus ditutup seperti masih berupa pintu yg digembok dan dijaga abdi dalem. Bisa jadi tidak bisa dilewati lagi setiap orang. Mungkin yang punya kepentingan tertentu saja yang bisa masuk. Apalagi kendaraan bermotor.
Mantap, semua Plengkung di tutup, semua warga njeron Beteng di usir, toh semua tanah milik keraton xixixi ... Kalau ngarso dalem sudah bersabda, Kawulo alit harus sendiko dawuh ..
@@MastrisTris-j1y nah disilah bedax Jogja n Solo,klw di Solo masuk plengkung Gading ,lsg alun2,tapi tembok beteng masih masuk lagi ,utara alun2 jd meski masuk plengkung Gading ,tapi masih diluar area kraton,klw di Jogja bgtu masuk plengkung ke kanan sdah pojok beteng wetan dari dlm bisa terus kekiri Wijilan,artix lsg area kraton
Supaya tetap lestari dan terjaga, sehingga bisa di lihat oleh generasi kita yang akan datang...entah 100, 200, 500 tahun setelah nya...👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Sudah menjadi hak dan kuasa nya, sebagai Pewaris kekuasaan Mataram....masyarakat harus mematuhi, ...
Hadir sehat sedoyo🎉
Waduh besok nek liwat muter Plengkung yang lain ya mas
Matur nuwun infonya mas 🙏🙏
Terimakasih kaka infonya
Setau saya Alkid tuk lewat maaf jenazah kraton , lewat ringin kurung trus ngidul ,, saya waktu Sultan ke 9 wafat ,semua pengiring jenazah jln kaki semua sampai makam Imogiri ,, kebetulan saya guru di daerah jln Imogiri ,, trus nunggu di daerah sana sama murid² menghormati sultan yg Wafat
@@suryati_4509 waktu itu plengkung gading masih ada regol atau pintunya tidak bu?
@@javacoffee3992bantu jawab .. wkt itu tidak ada Regol dan seperti sekarang
@@momsky9759 baik, terima kasih🙏
@@javacoffee3992 sama sama bosku smg sehat sukses sll aamiin
Jika tujuannya sbg cagar budaya melestariksn kraton sgar tetap asri ya monggo gak masalah mungkin waktu tertentu bisa di buka utk umum.
Ditutup TDK apa2 kl memang itu menjadikan bagian dari pembangunan kraton dengan sumbu imajinernya....
Yang pasti pemprof DIY harus menata lagi jalan2 yg sekiranya nanti mengantikan jalan yg dilewati masyarakat lewat Plengkung gading.
Hadir nyimak sukses selalu
Mbok judul vlognya diganti mas, dibuat yg lebih halus, kita tetep harus menhormati Ingkang Sinuwun, Sultan Ngayogyakarta. Mas Kaka TV bukan warga Yogya ya?
Dari Cangkringan hadir ikut menyimak ...
1. Menggusur ratusan rakyat di sepanjang benteng kraton.
2. Alun2 utara di pagar.
3. Kridosono di minta balik oleh kraton.
4. Pengkung di tutup
5. Lalu nanti apa lagi.......
Kebijakannya tidak lagi mencerminkan sebagai seorang Raja / Ratu bagi rakyatnya.....
Arogansi dan Keserakahannya mulai nampak jelas.
Apakah hal2 seperti ini akan menjadi awal kehancuran dari nama besar KRATON Ngayogjokarto Hadiningrat.
Ini justru awal pelestarian bangunan Ben ora ambruk koyo bangunan di keraton Surakarta
Kalau Plengkung di tutup total kurang srek, Kalau pedagang di alkid ditata ya ndak papa asal masih dikawasan yang sama, kalau misal pedagang di pindah di tempat lain menurut saya dapat mengurangi daya tarik dari alun alun kidul itu sendiri. Saat ini memang kawasan tersebut sangat semrawut dan kurang nyaman untuk berwisata.
Tahta untuk rakyat nggih sinuwun
tutup saja.populasi kndaraan brpotensi mrusak bangunan.jd plengkung gading ttp trjaga orisinalitas dn kekuatannya
Semoga tdk di tutup kasihan rakyatnya juga
Wa'alaykumussalam Mas kangen mlaku mlaku nang alun 2 kidul
Arti plengkung gading di SAKRALKAN guuyyss
bukankah Plengkung gading itu masuk sumbu filosofi...kalau ditutup sumbunya buntu donk....mending melebarkan jalan di panggung Krapyak itu yg jalannya sempit dan gronjal
no komen ndak didhokani....
klu memang utk kepentingan pelestarian budaya gak apa2 sih, masyarakat maklum hanya saja pemda & kapolda DIY hrs mencari solusi lalu lintas pengganti utk masyarakat.
akses ke alkid kan bukan hanya dari plengkung gading saja. dari jalan panembahan bisa... dari katamso bisa... dari ngasem bisa... dari kh dahlan bisa... begitu juga keluarnya
yo apik ng nutup dalan kih biasane ana resikone
Kalau masyarakat yg ada dlm kraton lama itu isinya hanya kerabat kraton doang maka wajar pintu gerbang ditutup
Wah nak kepingin brongkos koyor ndadak ngalang ki
Silahkan baca buku sejarah Mataram perihal Geger Sepehi,....semua akan jelas...
arep ditutup y monggo ora masalah
Nek ditutup, jalan untuk ke pajimatan imogiri lewat mana nggih
Penutupannya kan gak permanen, itu di plengkun masih ada bekas engselnya.
Ditutup pake pintu, bukan ditembok
@Yosandaru Pada masa sultan ke berapa nggih plengkung ini pernah ditutup??
Panjenengan dari arah mana dulu... Plengkung gading kalau lurus sampai Panggung Krapyak, terus mentok Jl ringroad... Mnawi mau ke Pajimatan, saget lewat Jl Imogiri Timur, Jl Imogiri Barat atau Jl Parangtritis...Maturnuwun....Salam sdulur Mantrijeron
Nopo pun ajeng dibudalke?
Hehh klw ngomong yg jelas. @@Blewahkukus
Apakah jaman Plengkung Gading dulunanya ada Pintu Gerbangnya ?
Klo itu bagian revitalisasi keraton ke bentuk asli knp hrs dipermasalahkan...selama ini kan warga sdh diberi akses bebas..
Ora lewat kono isih akeh dalan liyane...
Ditutup jg gak masalah,
Apakah jaman dulu Plengkung Gading ada Pintu Gerbangnya. ?
Ruwet😂
Nek ora ruwet ngko ambruk bangunan bangunane koyo Ng Surakarta, sampe bitih bantuan presiden buat turun tangan
Sasana Hinggil termasuk juga
Kenapa alun" lor tidak berada didalam benteng ya lur?
Karena kan jaman dulu buat pisowanan. Sowan kan lewat depan, mosok lewat belakang. Halaman belakang rumah itu private dimana mana kan
Sy pernah dengar rumor bahwa kelak wisatawan tidak boleh lagi masuk kawasan Keben dan sekitarnya. Benarkah??
Suka suka yg punya tanah aja lah..
Dari bahasanya bukan orang yang paham budaya jogja yang punya tata krama
Rakyat isone cuman sendika dhawuh terus gigit jari ....nanti ada yang nylethuk : kalau gak suka, minggat dari jogja 😂
Mending mikir kendile Dewe 😂
Ditutup aja.
KaTePeku neng endi yo?.....
Orang yogya ini kok gampang dan pengertian sama aturan kraton.ya itulah namanya daerah istimewa.masalahnya kraton jg peninggalan yg hrs dilestarikan
masih wilayah kekuasaan kerajaan ya terserah orang keraton kita masyarakat kecil monggo monggo kemawon.
Gerbang kematian piye to maksud e mas kaka tv? aku seh mikir banter iki opo sing dimaksud gerbang kematian.
Serem jg namanya, gerbang kematian😊😊😊😊
Sebetulx gak serem jg sih,adat yg berlaku,semua raja jogja gak boleh lewat plengkung Gading,tapi ktk bliau mangkat jln kluar yg hrs dilewati ya plengkung Gading itu,sehingga disebut spt itu
Plengkung Gading itu belakang Keraton.
@@missliza5508 posisix persis kyk kasunanan Surakarta,tapi kok bnyk org bilang ,kraton Surakarta itu mnghadap keselatan,klw benar ,brarti ,Gading itu didepan kraton
GERBANG KEMATIAN
UNTUK NAMA BESAR KRATON YOGYA.....
saya setuju plengkung gading ditutup untuk mengurangi semrawut alkid
Yg jualan di Alkid setuju di pindah ke Altar wae...aku wong Jeron Beteng ribet lewat Alkid...akeh Ciblek
plengkung gading di tutup tujuan smua yg ada di dalam benteng akan di tata..di kembalikan seperti aslinya,, dan untuk wisata berbayar
alun2 menurut sejarah untuk pusat berkumpul rakyat tp sekarang rakyat jogja ga bisa jamah..
Tambah q Sruh
Maaf sebelumnya, disini saya hanya menyampaikan pendapat saya dan sama sekali tidak ada dipihak manapun. Kalo di ibaratkan rumah, alun-alun itu seperti halaman sebuah rumah. Jadi kalo yg punya rumah menghendaki halaman rumahnya dipagari saya bisa apa. Saya juga sebagai warga jogja gak bisa ngelarang la wong itu haknya pihak kraton. Memang benar berdasarkan sejarah fungsi alun-alun memang untuk tempat berkumpul warga termasuk menyampaikan woro-woro dari kraton kepada masyarakat. Tetapi saya lahir dan besar di zaman modern jadi tidak tahu fungsional/pemanfaatan sebenarnya dari alun-alun itu seperti apa di zaman dulu, apakah benar seperti yg digambarkan di buku sejarah atau yg dari mulut ke mulut?
Saya pernah mencari rejeki di sekitaran alun-alun jadi sedikit banyak tahu kondisi di alun-alun dari jaman di jadikan parkiran juga saat digunakan sebagai tempat kegiatan termasuk sekaten. Saat dijadikan parkiran kondisi alun-alun itu ancur sekali. Lubang genangan air dimana-mana dan beceknya bukan main waktu musim hujan dan berdebu di musim kemarau. Sehabis dipakai untuk sekaten pun sama saja, bahkan sisa2 sampah yg ditinggalkan pun sampai ber truk2. Belum lagi tanah yg dikeruk keruk buat stand dan wahana juga ditinggalkan begitu saja dan harus menggunakan alat berat buat meratakan tanah alun-alun kembali. Yg sering jadi pertanyaan dipikiran saya itu Apa sih sumbangsih mereka yg sering protes sama pagar alun-alun terhadap alun-alun kraton?
Banyak dari mereka yg merasa terdzolimi karena alun-alun dipagari dan selalu mengatas namakan warga jogja padahal tidak semua warga jogja merasa seperti itu. Sebenarnya yg tidak disadari justru banyak dari mereka yg dzolim terhadap alun-alun kraton. Contohnya yg sederhana misalnya buang sampah dan buang hajat sembarangan di area alun-alun, berbuat mesum di alun-alun dan ini biasanya terjadi malam hari di sekitar ringin kurung dan masih banyak lagi lainnya.
Yg sering saya lihat rutin kerja bakti di alun-alun sebelum dipagar itu hanya beberapa orang saja, entah itu dari warga atau pedagang di sekitaran alun-alun dan hanya sekitar belasan orang saja.
Sekali lagi saya ingin bertanya kepada mereka yg suka protes soal pagar dan pasar malam sekaten di alun-alun. Sumbangsih mereka apa sih buat alun-alun?
Apakah ikut menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan kelestarian alun-alun ?
Atau protes cuma karena gak bisa bersenang-senang dan cari cuan di alun-alun?
@javacoffee3992 kraton&wilayahnya itu py kawulo(rakyat) jogja bukan cuma py raja&kluarga raja....tanpa dukungan rakyat jogja kraton ga ada...faham??
kalau masalah alun2 tanya goegle sejarah bt apa alun2...jangan2 km ga faham jogja ga pernah tau grebek sekaten dl dimana...😃
@@budiharto8711la piye wong kawula Jogja ga bisa merawat, kemproh yg jualan di pinggir jalan. Makane di pager, apalagi alun alun kidul semrawut, elek. Makane meh dibersihkan
@@budiharto8711 duh yang tau jogja...
Judul tidak sopan.kurangazarr
Dodo yk kalau di tutup total bikin repot d menjauhkan sultan hb x d rakyatnya
Memang sultan HB X,bisa menghindari kematian,😂😂😂
Kok disangkut pautkan sama kematian gimana maksudnya?
@@javacoffee3992 kamu kok membela terus kenapa?
@@dweeyand7976 Yang membela itu siapa?
Kamu itu bisa baca dan memahami pertanyaan saya atau tidak?
Saya tanya hubungannya apa merevitalisasi plengkung gading dengan menghindari kematian ?
Setahu saya yg namanya kematian itu jelas2 tidak bisa dihindari oleh manusia.
@@javacoffee3992 Dari komentar2 sebelumnya jelas Kamu membela
@@javacoffee3992 Lihat komentarmu di atas
Nek obah medeni bocah. Nek urip goleka duwit. Duwit nggo golek sing dimamah 😂😂😂
Yg jelas plengkung bukan ditutup total mati,tapi dikkembalikan aslinya yaitu dipasang pintu trus main buka tutup untuk arus lalu lintas dan dijaga perjurid kraton itu dulu,tp klo rencana ditutup yg sekarang ad penjaga pintunya gak? Itu yg membingungkan,,yaa t monggo lah itu semua milik Kraton,mau dututup rapet mau diapakan monggo,,ngpunten maturnuwun🙏🙏🙏
Namanya Revitalisasi itu harus dikembalikan ke posisi kondisi awal, semua Pintu gerbang di Benteng baiknya dipasang lagi dan dijaga seorang prajurit, dalem benteng menjadi area Private keraton. Dalem Benteng baiknya di bangun museum keraton dan dibangun taman taman keraton, speti instana istna kerajaan di LuarNegeri.
Plengkung Gading itu masih ada engsel pintu Regol. Kalaupun harus ditutup seperti masih berupa pintu yg digembok dan dijaga abdi dalem. Bisa jadi tidak bisa dilewati lagi setiap orang. Mungkin yang punya kepentingan tertentu saja yang bisa masuk. Apalagi kendaraan bermotor.
Mantap, semua Plengkung di tutup, semua warga njeron Beteng di usir, toh semua tanah milik keraton xixixi ... Kalau ngarso dalem sudah bersabda, Kawulo alit harus sendiko dawuh ..
@@MastrisTris-j1y nah disilah bedax Jogja n Solo,klw di Solo masuk plengkung Gading ,lsg alun2,tapi tembok beteng masih masuk lagi ,utara alun2 jd meski masuk plengkung Gading ,tapi masih diluar area kraton,klw di Jogja bgtu masuk plengkung ke kanan sdah pojok beteng wetan dari dlm bisa terus kekiri Wijilan,artix lsg area kraton
Hanya bisa pasrah.
Itulah rakyat kecil yang tak mampu melawan penguasa
Membagongkan