Tari Rejang Apsari Ubud Kelod Ngayah ring Pura Dalem Abiansemal 100518

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 31 січ 2025

КОМЕНТАРІ • 5

  • @madeananta1151
    @madeananta1151 6 років тому

    Beautiful ....Rahajeng Rahayu Sareng Sami Dumogi Ida Bhatara Mepaice Keslamatan lan Kemakmuran Jagat Ubud Gianyar Bali Om Namah Ciwaya

  • @dewawiadnya864
    @dewawiadnya864 6 років тому

    Tari Rejang Apsari ini, beserta aransemen musiknya, diciptakan oleh Bapak Nyoman Carita dari Singapadu, atas permintaan dari Krama Desa dan Banjar Ubud Kelod, Gianyar. Secara filosofis, tari Rejang kami artikan sebagai tarian masal, dilakukan oleh kelompok putri, sebagai tanda turunnya para dewata. Kata Apsari diartikan sebagai Bidadari (dedari) yang terbang menggunakan selendang panjang. Warna selendang (kuning) dan pakaian (putih) diartikan sebagai kesadaran tinggi (Bahasa Bali: orang yang mengetahui arah kaning-kauh, perlambang sekala: ajuman putih-kuning). Tariang Rejang Apsari, secara keseluruhan dilambangkan sebagai tarian masal (60 orang atau lebih) yang dilakukan oleh sekelompok putri, melambangkan bidadari ditujukan untuk menyadarkan setiap orang akan turunnya para dewata (selendang kuning dan pakaian putih). Rejang Apsari harus didahului dengan tarian Baris Gede Pengider Bhuwana, lambang dari barisan Pacalang Dewata untuk mengatur sikap dan perilaku pengunjung agar tetap khidmat dan sopan (melinggih). Pengiring musik dari kedua tarian tersebut ialah Angklung Selang Bang yang terintegrasi secara tri-datu.
    Tarian Rejang Apsari ini ditarikan pertama kali pada tanggal 18 Desember 2017 di Catus Pata (Perempatan Agung) Ubud, saat Ida Betara turun kabeh napak Kalangan, sebelum tarian Calon Arang dimulai. Untuk kedua kalinya, Rejang Apsari ditarikan pada Puja Wali Pura Gunung Ubud (tanggal 17 Maret 2018) bertempat di Utamaning Mandala Pura tersebut. Demikian sekelumit dari sejarah singkat Tari tradisional Rejang Apsari dari anggota Krama Desa lan Banjar Ubud Kelod.
    Presentasi pada youtube ini ialah sesolahan ketiga dari Rejang Apasri yang dilakukan pada piodalan pada Pura Dalem Gede Abiansemal Badung. Terimakasih telah menyaksikan dan mengunjungi youtube kami

    • @wayannila2722
      @wayannila2722 6 років тому

      Dewa Wiadnya OSA,,,mau tanya y pak kalo yg menari kurang nari dari 60 boleh kah pak dan sebelum runtutan tarian sebelumnya seperti tari baris yg bapak tuliskan di atas tidak ada,apa boleh di tarikan,,,di tunggu jawaban nya pak,,,, om santi3 om

    • @dewagederakawiadnya3649
      @dewagederakawiadnya3649 5 років тому

      OSA Bapak Wayan. Saya melakukan ini atas tutus dari prejuru desa lan banjar Ubud Kelod. Saya berdiskusi dengan PKK terkait dengan jenis rejang dewata yang diminta. Mereka mengatakan tiga syarat: kolosal, sakral dan bagus. Dari permntaan mereka saya meminta jumlah 60 untuk memenuhi unsur kolosal. Setelah disepakati oleh PKK, saya menemui Bapak Dr. Nyoman Carita sebagai penata tari, untuk menciptakan tari dengan dua unsur tambahan tersebut (sakral dan monumental). Setelah merenung selama 60 hari, Bapak Nyoman Carita datang ke Ubud menyampaikan agem tarian, tabuh beserta gerongnya. Setelah dipentaskan pertama kali di Catus Pata Ubud, saya serahkan tarian tersebut kepada prejuru desa dan banjar Ubud Kelod. Tarian ini disatukan bersama rejang astadala, baris gede pengider bhuwana, dan rejang dewa. Beberapa kali tarian ini diminta untuk dipentaskan (mesolah) di luar desa Ubud Kelod. Permintaan harus disampaikan kepada Bendesa Agung Bale Agung Ubud. Jika disetujui, Bendesa Agung meminta prejuru Desa dan Banjar Ubud Kelod untuk memberi tutus kepada saya untuk mengatur semuanya. Sebelum ditarikan, semua akan melakukan bia kala ngayab seperti biasanya sebelum pertunjukan tari wali. Itulah awal mula munculnya angka 60 dan penyatuan tarian ini dengan baris gede dan rejang astadala. Saya rasa Bali tidak mengenal kata harus karena sifatnya yang selalu fleksibel dan tidak pernah memaksa. Terimakasih - OSSSO

    • @dewawiadnya864
      @dewawiadnya864 5 років тому

      @@wayannila2722 sakral atau tidak suatu tarian sangat tergantung dari masyarakat pemiliknya