Siap.. Terimakasih untuk berbagi ilmunya Alhamdulillah.. Dgn video ini sangat membantu utk sy pribadi, lbh semangat Sesemangat " Tanggal gajian ".. 😁 Salam gowes.. 🚴♀️ Salam sehat..
Setelah bersepeda sekian lama, hal-hal berikut saya sadari menjadi penghalang utama penggunaan sepeda di Indonesia: 1. Minimnya ilmu fitting 2. Langkanya part untuk pesepeda pendek 3. Kelangkaan part penunjang fitting 4. Kurangnya infrastruktur yang aman bagi pesepeda. Masalah persepsi lutut, pundak, bokong, pinggang, leher sakit, semuanya menyangkut ke masalah fitting. Posisi duduk rendah apakah salah? Oh Belum tentu, karena posisi duduk juga bergantung pada panjang crank-arm, di mana semakin pendek crank arm, semakin tinggi juga posisi sadel ideal. Sementara 90% crank arm di pasaran terlalu panjang untuk ukuran tubuh orang Indonesia, kompensasinya posisi duduk mereka turun, dan sering mengeluh sakit dengkul. Lagi-lagi masalah fitting. Kesadaran tentang fitting sepeda ini sangat tinggi, menjadi prioritas di negara-negara yang mayoritas penduduknya menggunakan sepeda sebagai moda transportasi. Kuncinya, sepeda jenis apapun akan optimal penggunaannya jika didesain dengan fitting yg sesuai bagi ridernya. Perbedaan persepsi atlet dan non-atlet dalam bersepeda saya pikir tidak terlalu relevan. Toh pada suatu titik, semua manusia dilahirkan punya kelebihan atletik. Yang membedakan atlit satu dan lainnya adalah performa dan intensitas latihan ditambah gaya hidup. Spek sepeda hanya sarana, karena anda tidak akan mendadak menjadi atlit yang hebat hanya karena mampu membeli sepeda spek mahal (walaupun tidak ada salahnya juga punya sepeda mahal). Begitupun sebaliknya, atlit hebat tetap unggul biarpun sepeda yang dipakai seonggok besi tua.
Saya pengguna cascade 3 2018. Sepeda sebagai kendaraan harian saya (kerja, berbelanja, nongkrong dll) selama itu belum ada upgrade yg benar mengganti part. Hanya menukar dengan part yg sama (fd rd dan kabel shifter) + plus ban yg lebih murah (ban dalam masih bawaan) kondisi trakhir, shifter untuk fd sudah rusak. Jdi kondisinya cabut fd jdi untuk oper gigi depan secara manual 😂😂😂 jdi ini rencana upgrade yang lumayan nguras dompet dan nguras fikiran (jauh dari kota). Jdi pertanyaan saya 1. barang dari brand shimano yg di jual di olshop itu original?? 2. Apakah saya wajib mengganti hub dari yg ulir ke freehub yg lebih baru? 3. apakah saya wajib mengganti BB dari bb kotak menjadi Hollowtech 2?? 4. Brand after market yg rekomended untuk sepeda harian? 5. Rekomendasi part yg bisa saya pakai. Terima kasih 😅😅😅
@@eig. 1. Tidak semua ori, dan hati hati dg merk plesetan seperti shimona. 2. Tidak ada kewajiban, cuman kalo pake ulir nggak bisa pakai kaset, harus freewheel dan ini variasinya sedikit. 3. Tidak harus, selisih kelonceran tidak begitu kebtara. 4. Saya tidak pakai after market, ambil kelas terendah shimano saja 5. Dahulukan komponen untuk kenyamanan seperti sadel, grip, perlengkapan lainnya
Om, izin tanya pendapat nya Untuk kompensasi tinggi 155, rencana bangun bajul pakai custom frame 24 Rencana nya belakang pakai 700x28 (diakali dengan rubah dudukan bridge) depan pakai 26x1.15 (kerna fork mepet) Kira2, menurut om, gimana?
@@kebunagrovia ini kebalikan dari konsep mullet. Sepeda mullet, besar di depan untuk mengatasi rintangan dan kecil di belakang untuk akselerasi dan kestabilan sepeda. Kalau belakang besar depan kecil beresiko sepeda jungkir balik, titik beban akan maju kedepan, dan boros tenaga
@@kebunagrovia Saya sendiri pengguna setup reverse mullet di sepeda hybrid (mtb yg dimodifikasi untuk jalan raya). Memang kelemahannya, geometri sepeda berubah jadi lebih agresif (sudut seatpost dan headtube bertambah), karakter sepeda mtb yg stabil juga hilang. Kelebihannya, justru lebih "hemat" tenaga khususnya untuk melibas rute tanjakan. Perubahan geometri jadi lebih agresif juga bisa menguntungkan. Bayangkan sepeda mtb federal lady dengan geometri yang lebih agresif daripada sepeda roadbike belasan/puluhan juta. Masalah handling dan kestabilan bisa diatur dengan memperpanjang stem dan waktu adaptasi. Sebaiknya gunakan fork rigid untuk setup reverse mullet, karena hentakan fork suspensi bisa melempar tubuh anda ke depan. Untuk rider pendek, saya sarankan untuk mencoba ganti crank lebih pendek. Karena pabrikan sepeda tidak peduli dengan rider pendek, sepeda-sepeda mereka didesain untuk tubuh rata-rata orang eropa, termasuk penggunaan crank 170mm yg menjadi "standar" pabrikan. Yang mana saya sendiri tidak pernah bisa bersepeda jauh apalagi melewati rute tanjakan/rolling kalau menggunakan crank 170mm. Perhitungan panjang ideal crankarm sudah ada rumusnya lengkap, di channel hebat ini 👍
Niatkan sehat, kecepatan adalah bonus....konsisten n disiplin adl kunci sukses....gaaasssdooorrr....🚴💨💨💨🤘🤘🤘
wlkmslm wr wb maz bro... mantap lnjut truss....
@@asepkudung7797 terimakasih
Siap.. Terimakasih untuk berbagi ilmunya
Alhamdulillah.. Dgn video ini sangat membantu utk sy pribadi, lbh semangat
Sesemangat " Tanggal gajian ".. 😁
Salam gowes.. 🚴♀️
Salam sehat..
@@muhamadcalipudin6228 sehat selalu
Mantap bang, sehat sll biar trs bkin konten bermanfaat 👏
@@uripindi5528 terimakasih
Mantap bg
@@rezapahlevi632 terimakasih
dulu saya nanjak sambil nyanyi hime tetap nggak kuat
Setelah bersepeda sekian lama, hal-hal berikut saya sadari menjadi penghalang utama penggunaan sepeda di Indonesia:
1. Minimnya ilmu fitting
2. Langkanya part untuk pesepeda pendek
3. Kelangkaan part penunjang fitting
4. Kurangnya infrastruktur yang aman bagi pesepeda.
Masalah persepsi lutut, pundak, bokong, pinggang, leher sakit, semuanya menyangkut ke masalah fitting. Posisi duduk rendah apakah salah? Oh Belum tentu, karena posisi duduk juga bergantung pada panjang crank-arm, di mana semakin pendek crank arm, semakin tinggi juga posisi sadel ideal. Sementara 90% crank arm di pasaran terlalu panjang untuk ukuran tubuh orang Indonesia, kompensasinya posisi duduk mereka turun, dan sering mengeluh sakit dengkul. Lagi-lagi masalah fitting.
Kesadaran tentang fitting sepeda ini sangat tinggi, menjadi prioritas di negara-negara yang mayoritas penduduknya menggunakan sepeda sebagai moda transportasi. Kuncinya, sepeda jenis apapun akan optimal penggunaannya jika didesain dengan fitting yg sesuai bagi ridernya.
Perbedaan persepsi atlet dan non-atlet dalam bersepeda saya pikir tidak terlalu relevan. Toh pada suatu titik, semua manusia dilahirkan punya kelebihan atletik. Yang membedakan atlit satu dan lainnya adalah performa dan intensitas latihan ditambah gaya hidup. Spek sepeda hanya sarana, karena anda tidak akan mendadak menjadi atlit yang hebat hanya karena mampu membeli sepeda spek mahal (walaupun tidak ada salahnya juga punya sepeda mahal). Begitupun sebaliknya, atlit hebat tetap unggul biarpun sepeda yang dipakai seonggok besi tua.
santai aja...
Salam sehat ,untuk semua.
Bermanfaat👍
@@agussumiarsa264 terimakasih
Ayo gowes bareng bang😊
Saya pengguna cascade 3 2018. Sepeda sebagai kendaraan harian saya (kerja, berbelanja, nongkrong dll) selama itu belum ada upgrade yg benar mengganti part. Hanya menukar dengan part yg sama (fd rd dan kabel shifter) + plus ban yg lebih murah (ban dalam masih bawaan) kondisi trakhir, shifter untuk fd sudah rusak. Jdi kondisinya cabut fd jdi untuk oper gigi depan secara manual 😂😂😂
jdi ini rencana upgrade yang lumayan nguras dompet dan nguras fikiran (jauh dari kota).
Jdi pertanyaan saya
1. barang dari brand shimano yg di jual di olshop itu original??
2. Apakah saya wajib mengganti hub dari yg ulir ke freehub yg lebih baru?
3. apakah saya wajib mengganti BB dari bb kotak menjadi Hollowtech 2??
4. Brand after market yg rekomended untuk sepeda harian?
5. Rekomendasi part yg bisa saya pakai.
Terima kasih 😅😅😅
@@eig. 1. Tidak semua ori, dan hati hati dg merk plesetan seperti shimona.
2. Tidak ada kewajiban, cuman kalo pake ulir nggak bisa pakai kaset, harus freewheel dan ini variasinya sedikit.
3. Tidak harus, selisih kelonceran tidak begitu kebtara.
4. Saya tidak pakai after market, ambil kelas terendah shimano saja
5. Dahulukan komponen untuk kenyamanan seperti sadel, grip, perlengkapan lainnya
Om, izin tanya pendapat nya
Untuk kompensasi tinggi 155, rencana bangun bajul pakai custom frame 24
Rencana nya belakang pakai 700x28 (diakali dengan rubah dudukan bridge) depan pakai 26x1.15 (kerna fork mepet)
Kira2, menurut om, gimana?
@@kebunagrovia ini kebalikan dari konsep mullet. Sepeda mullet, besar di depan untuk mengatasi rintangan dan kecil di belakang untuk akselerasi dan kestabilan sepeda.
Kalau belakang besar depan kecil beresiko sepeda jungkir balik, titik beban akan maju kedepan, dan boros tenaga
@MalcandRay Alhamdulillah om, sudah faham saya
Makasih banyak pencerahanya
@@kebunagrovia Saya sendiri pengguna setup reverse mullet di sepeda hybrid (mtb yg dimodifikasi untuk jalan raya). Memang kelemahannya, geometri sepeda berubah jadi lebih agresif (sudut seatpost dan headtube bertambah), karakter sepeda mtb yg stabil juga hilang. Kelebihannya, justru lebih "hemat" tenaga khususnya untuk melibas rute tanjakan. Perubahan geometri jadi lebih agresif juga bisa menguntungkan. Bayangkan sepeda mtb federal lady dengan geometri yang lebih agresif daripada sepeda roadbike belasan/puluhan juta.
Masalah handling dan kestabilan bisa diatur dengan memperpanjang stem dan waktu adaptasi. Sebaiknya gunakan fork rigid untuk setup reverse mullet, karena hentakan fork suspensi bisa melempar tubuh anda ke depan.
Untuk rider pendek, saya sarankan untuk mencoba ganti crank lebih pendek. Karena pabrikan sepeda tidak peduli dengan rider pendek, sepeda-sepeda mereka didesain untuk tubuh rata-rata orang eropa, termasuk penggunaan crank 170mm yg menjadi "standar" pabrikan. Yang mana saya sendiri tidak pernah bisa bersepeda jauh apalagi melewati rute tanjakan/rolling kalau menggunakan crank 170mm. Perhitungan panjang ideal crankarm sudah ada rumusnya lengkap, di channel hebat ini 👍
Niatkan sehat, kecepatan adalah bonus....konsisten n disiplin adl kunci sukses....gaaasssdooorrr....🚴💨💨💨🤘🤘🤘