Bagi saya bukan kematiannya saja yang kontroversi...tapi kehidupannya juga. Sultan Al-Fatih berpesan agar anaknya menjaga agamanya dan menyayangi saudara saudaranya, tapi dia sendiri mengeluarkan hukum yang memperbolehkan Sultan membunuh saudaranya ketika diangkat menjadi Sultan. "Setiap anakku yang naik tahta, dapat diterima baginya untuk membunuh saudara saudaranya, untuk kepentingan umum rakyat. Mayoritas cendekiawan muslim menyetujui hal ini, biarkan tindakan yang sesuai diambil" kata Sultan Mehmed sang penakluk memberlakukan hukum pemerintahan. Anehnya tidak ada satupun guru gurunya dan ulama maupun penasehat spiritualnya menentang hal tersebut. Padahal hal ini jelas jelas dilarang dalam Al-Qur'an.
Analisis yang menarik, sepertinya kata kata fitnah/kekacauan lebih kejam dari pembunuhan menjadi kata kunci yang membuat keputusan tentang hukuman mati atas saudara tersebut dijalankan selama sekian generasi. terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
Analisis lagi wasiat itu. Sultan memerintahkan agar SIAPA SAJA yang berusaha merongrong tahta kesultanan berakhir kematian. Termasuk keluarga sultan sendiri. Jadi wasiat itu tidak terbatas pada anggota kerajaan, tapi secara umum!!! Lagian klo baca lagi sejarah, ternyata kebanyakan anggota keluarga sultan baru dieksekusi setelah pemberontakan meluas. Sultan bayazid II juga tidak membunuh anak2 nya. Begitu juga dengan selim I yang tidak membunuh saudara2 nya kecuali setelah mereka memberontak!! Sulaiman al qanuni pun juga tidak langsung membunuh anak2nya. Kecuali mereka terlibat skandal seperti Mustafa, dan Bayazid. Tapi emang ada beberapa kasus dimana peraturan ini disalhgunakan oleh sultan2 setelahnya, contohnya Mehmed III yang membantai 19 saudara2nya tanpa alasan apapun. dan murad IV. Kesimpulannya anggota keluarga sultan yang mati dibunuh karena emang mereka memberontak. ( Ada alasan tertentu untuk melakukannya ) bukan sperti yang dituduhkan bahwa sultan membunuh mereka begitu naik singsana kerajaan.
Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Baca sejarah yg benar baru sebar luaskan pengetahuan yg berlandaskan dasar kebenaran, bahkan sekelas Sultan terbaik kata nabi pun kau fitnah.
@@bimakaa5536 , *Apakah benar kaisar Ottoman membunuh saudara laki-lakinya ketika dia naik tahta?* Betul. Berbeda dengan tradisi suksesi tahta di Eropa yang mengutamakan anak lelaki sulung, tradisi Ottoman yang berasal dari suku-suku Turki di Asia Tengah maupun Timur Tengah itu tidak punya mekanisme pasti seperti itu. Tiap anak lelaki harus membuktikan bahwa dirinya adalah pewaris tahta yang mumpuni, sering dengan berperang melawan pesaingnya di keluarga, yaitu saudara-saudara lelakinya sendiri. Praktek membunuh saudara sendiri ini disebut sebagai fratrisida (Fratricide - Wikipedia). Di perang saudara Ottoman yang disebut sebagai Ottoman Interregnum - Wikipedia (1402-1413) anak-anak almarhum Sultan Bayezid I saling berperang dan akhirnya Mehmed I jadi pemenang. Dengan preseden ini, praktek fratrisida yang tadinya adalah praktek tradisional (tidak resmi), diresmikan oleh keturunannya Mehmed II. Mehmed II (yang kondang karena berhasil merebut Konstantinopel pada 1453) melegalkan praktek fratrisida. Anak Mehmed, Bayezid II, memerangi saudaranya Cem Sultan. Waktu Bayezid II meninggal, anaknya Selim II membunuh saudara-saudaranya Ahmed dan Korkut. Suleiman the Magnificent malah membunuh anak-anak dan cucu-cucunya sendiri (Mustafa dan Bayezid, juga anak-anak Bayezid) dan mengunggulkan Selim II untuk jadi penerus. Pembantaian terbesar dilakukan oleh Mehmed III yang membunuh 19 saudaranya dengan cara dicekik oleh algojo-algojo Mehmed. Praktek fratrisida akhirnya diharamkan oleh Ahmed I (yang mendirikan Masjid Sultanahmet/Masjid Biru yang ramai oleh turis). Ahmed yang naik tahta masih 13 tahun melanggar tradisi dengan tidak membunuh adiknya Mustafa, tapi mengasingkan dia di istana yang berbeda. Sejarawan berspekulasi bahwa karena Ahmed masih kecil dan belum bisa bikin anak, menjaga Mustafa tetap hidup itu menjamin keberlangsungan dinasti Osman mana tau ada apa-apa terjadi pada Ahmed. Waktu Ahmed I meninggal, penerusnya juga Mustafa (pertama kali penerus Sultan tidak mengambil dari anaknya langsung tapi dari adiknya). 👆🏻 Silahkan cek Wikipedia.
pasti pnya banyak selir dari budak tawanan perang yg dijadikan istri sah haseki sultan , awal dari kebangkitan era kesultanan wanita selama 100thn lebih
ottoman boleh berahir karena setiap peradaban pasti ada awal dan pasti ada ahir, tapi jangan lupa islam yang rela mati untuk perjuangan masih tersebar bahkan mungkin ada di sekitarmu
Komen pertama pin dong
Wkwkwkw
Ya boleh terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
Sultan Muhammad Al Fateh, apa pun penyebab kematian nya merupakan pahlawan dan kebanggaan umat islam
Komentar yang sangat berharga terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
Ya Allah..tadinya wilayahnya luas..sayang..namun namanya diingat, dihormati dan bersejarah
Alhamdulillah terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
Bagi saya bukan kematiannya saja yang kontroversi...tapi kehidupannya juga. Sultan Al-Fatih berpesan agar anaknya menjaga agamanya dan menyayangi saudara saudaranya, tapi dia sendiri mengeluarkan hukum yang memperbolehkan Sultan membunuh saudaranya ketika diangkat menjadi Sultan.
"Setiap anakku yang naik tahta, dapat diterima baginya untuk membunuh saudara saudaranya, untuk kepentingan umum rakyat. Mayoritas cendekiawan muslim menyetujui hal ini, biarkan tindakan yang sesuai diambil" kata Sultan Mehmed sang penakluk memberlakukan hukum pemerintahan. Anehnya tidak ada satupun guru gurunya dan ulama maupun penasehat spiritualnya menentang hal tersebut. Padahal hal ini jelas jelas dilarang dalam Al-Qur'an.
Analisis yang menarik, sepertinya kata kata fitnah/kekacauan lebih kejam dari pembunuhan menjadi kata kunci yang membuat keputusan tentang hukuman mati atas saudara tersebut dijalankan selama sekian generasi.
terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
sakit radang sendi itu pasti menyiksa,
Analisis lagi wasiat itu. Sultan memerintahkan agar SIAPA SAJA yang berusaha merongrong tahta kesultanan berakhir kematian. Termasuk keluarga sultan sendiri. Jadi wasiat itu tidak terbatas pada anggota kerajaan, tapi secara umum!!!
Lagian klo baca lagi sejarah, ternyata kebanyakan anggota keluarga sultan baru dieksekusi setelah pemberontakan meluas. Sultan bayazid II juga tidak membunuh anak2 nya. Begitu juga dengan selim I yang tidak membunuh saudara2 nya kecuali setelah mereka memberontak!! Sulaiman al qanuni pun juga tidak langsung membunuh anak2nya. Kecuali mereka terlibat skandal seperti Mustafa, dan Bayazid.
Tapi emang ada beberapa kasus dimana peraturan ini disalhgunakan oleh sultan2 setelahnya, contohnya Mehmed III yang membantai 19 saudara2nya tanpa alasan apapun. dan murad IV. Kesimpulannya anggota keluarga sultan yang mati dibunuh karena emang mereka memberontak. ( Ada alasan tertentu untuk melakukannya ) bukan sperti yang dituduhkan bahwa sultan membunuh mereka begitu naik singsana kerajaan.
Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Baca sejarah yg benar baru sebar luaskan pengetahuan yg berlandaskan dasar kebenaran, bahkan sekelas Sultan terbaik kata nabi pun kau fitnah.
@@bimakaa5536 ,
*Apakah benar kaisar Ottoman membunuh saudara laki-lakinya ketika dia naik tahta?*
Betul. Berbeda dengan tradisi suksesi tahta di Eropa yang mengutamakan anak lelaki sulung, tradisi Ottoman yang berasal dari suku-suku Turki di Asia Tengah maupun Timur Tengah itu tidak punya mekanisme pasti seperti itu. Tiap anak lelaki harus membuktikan bahwa dirinya adalah pewaris tahta yang mumpuni, sering dengan berperang melawan pesaingnya di keluarga, yaitu saudara-saudara lelakinya sendiri.
Praktek membunuh saudara sendiri ini disebut sebagai fratrisida (Fratricide - Wikipedia).
Di perang saudara Ottoman yang disebut sebagai Ottoman Interregnum - Wikipedia (1402-1413) anak-anak almarhum Sultan Bayezid I saling berperang dan akhirnya Mehmed I jadi pemenang. Dengan preseden ini, praktek fratrisida yang tadinya adalah praktek tradisional (tidak resmi), diresmikan oleh keturunannya Mehmed II.
Mehmed II (yang kondang karena berhasil merebut Konstantinopel pada 1453) melegalkan praktek fratrisida. Anak Mehmed, Bayezid II, memerangi saudaranya Cem Sultan. Waktu Bayezid II meninggal, anaknya Selim II membunuh saudara-saudaranya Ahmed dan Korkut. Suleiman the Magnificent malah membunuh anak-anak dan cucu-cucunya sendiri (Mustafa dan Bayezid, juga anak-anak Bayezid) dan mengunggulkan Selim II untuk jadi penerus. Pembantaian terbesar dilakukan oleh Mehmed III yang membunuh 19 saudaranya dengan cara dicekik oleh algojo-algojo Mehmed.
Praktek fratrisida akhirnya diharamkan oleh Ahmed I (yang mendirikan Masjid Sultanahmet/Masjid Biru yang ramai oleh turis). Ahmed yang naik tahta masih 13 tahun melanggar tradisi dengan tidak membunuh adiknya Mustafa, tapi mengasingkan dia di istana yang berbeda. Sejarawan berspekulasi bahwa karena Ahmed masih kecil dan belum bisa bikin anak, menjaga Mustafa tetap hidup itu menjamin keberlangsungan dinasti Osman mana tau ada apa-apa terjadi pada Ahmed. Waktu Ahmed I meninggal, penerusnya juga Mustafa (pertama kali penerus Sultan tidak mengambil dari anaknya langsung tapi dari adiknya).
👆🏻 Silahkan cek Wikipedia.
Semoga bs meneladani beliau baik dlm urusan dunia maupun akhirat
Amin ya rabbal alamin terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
dwi Aamiin
muhamad alfatih pahlawan islam
Ma shaa Allah SuLtan Muhammad Al Fatih
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
Masya Allah tabarakallah
Alhamdulillah terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
alhamdulillah
Alhamdulillah amin ya Rabbal alamin terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
masya Alloh.... terimakasih bey..... salam kenal. Semoga sehat dan produktif selalu....
Sama sama amin ya Rabbal alamin terimakasih atas dukungan kunjungan dan komentarnya
pasti pnya banyak selir dari budak tawanan perang yg dijadikan istri sah haseki sultan , awal dari kebangkitan era kesultanan wanita selama 100thn lebih
Analisis yang menarik terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
ANDA YAHUDI YA YG SUKA MERUSAK SEJARAH ,SELIR YG BANYAK ITU UNTUK KAISAR BUKAN SULTAN
Kebanyakan musiknya ilangin aja
Komentar yang sangat berharga terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
Istambul kah..
Ya betul, setelah ditaklukan Konstantinopel dirubah namanya menjadi Islambul yang artinya kota Islam, sampai kemudian dirubah kembali menjadi Istanbul
Kembalikan Hagia Sophia, ottoman sudah keok
ottoman boleh berahir karena setiap peradaban pasti ada awal dan pasti ada ahir, tapi jangan lupa islam yang rela mati untuk perjuangan masih tersebar bahkan mungkin ada di sekitarmu