ITANGANG - PASSURE (PENUTUR SASTRA LISAN) KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 15 січ 2025
  • ITANGANG seorang perempuan saat ini berusia 71 tahun, Ia melakoni satu profesi yang tidak diinginkan tapi dibutuhkan. Tak ada lagi orang yang menginginkan untuk menjadi seorang Passure, namun ITANGANG menjadi figure yang sangat dicari dan dibutuhkan pada saat- saat tertentu.
    ITANGANG menjadi seorang PASSURE' (penutur cerita) ketika Ia masih sangat muda (11 tahun) ia tidak belajar khusus dari pendahulunya, tapi dia belajar sendiri dengan rajin datang di setiap hajatan yang menampilkan seorang PASSURE'. ia mendengarkan dengam seksama cara melantunkan syair- syair dari episode naskah I LA GALIGO terutama episode MEOMPALO KARELLAE yang masih ia kuasai sampai saat ini.
    Di saat ITANGANG dalam masa penuh keinginan untuk belajar MASSURE’ itu, ia mengajak teman-teman mudanya untuk bersama-sama memelajari buday local ini dengan seksama. Dengan cepat ITANGANG menjadi lihai dan ahli dalam Massure' meskipun ia masih sangat muda. Kadang ia langsung mengajarkan ke teman seusianya tata cara massure’ yang benar. Hingga kini teman-teman kecil ITANGANG masih banyak yang hidup tapi sudah tidak ingin lagi ikut massure jika dibutuhkan. Di awal-awal saat ITANGANG sudah mulai diundang untuk menuturkan syair-syair dalam kitab I La Galigo, jasa I TANGANG tidaklah berbayar, Ia Massure di setiap hajatan hanyalah untuk MAKKASIANG (beramal) dan mengaharap pammase (kasih sayang). Dengan berjalannya waktu, orang yang menggunakan jasa massure I TANGANG mulai membayarnya sebagai PAKKURRU SUMANGE' (pemanggil semangat) katanya.
    Sejak ITANGANG sudah berkeluarga dan memiliki anak, orderan untuk massure' sudah mulai berkurang karena hajatan yang menggunakan jasa PASSURE' sudah tidak banyak lagi. ITANGANG mengambil pekerjaan lain yaitu mengurus ternak orang lain dengan upah seekor ternak jika induknya melahirkan, akhirnya ITANGANG saat ini sudah memiliki pula ternak dari hasil upah tersebut.
    Kekhawatiran ITANGANG dengan transimisi dari tradisi MASSURE yang hamper punah membuatnya selalu gusar. Untuk itu ia selalu mengajarkan tradisi ini kepada beberapa anak yang ikut belajar mengaji dengannya. Setiap selesai mengaji, anak-anak disuruh mengikutinya MASSURE dengan melantunkan episode I SANGIANG SERRI, MEONG PALO KARELLAE.
    Selain massure', I TANGANG juga sering dimintai oleh masyarakat tani untuk MAPPANGNGUJU BINE (mempersiapkan benih untuk ditabur) karena ia dianggap menguasai tatanan pengolahan padi yang banyak diulas dalam sure' yang sering dibacakannya.
    Ketika musim panen tiba I TANGANG pula yang dimintai untuk MAPPAMMULA SANGKING (memulai panen). Semua ini dikarenakan I TANGANG memahami segala urusan agraris yang diurai dalam sure' yang sering dibacakannya.
    I TANGANG tidaklah mewarisi keahlian massure’ dari Sang Guru yang sengaja mengajarinya, tapi I TANGANG bertekad untuk dapat mewariskan kepada generasi pelanjutnya agar budaya ini tidak hilang ditelan zaman. Saat ini, pemerintah Kabupaten Barru dalam hal ini kecamatan Balusu mengupayakan agar budaya lokal massure’ dimasukkan ke dalam kurikulum Pengajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Barru sebagai mata pelajaran Muatan Lokal.

КОМЕНТАРІ •