Mistis Katolik Eps. 5: Sakramen Baptis Yang Tak Terhapuskan

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 3 січ 2025

КОМЕНТАРІ • 4

  • @reliablelifestylecollectio6049
    @reliablelifestylecollectio6049 9 днів тому +1

    Boleh tanya? Mengapa di Katolik baptisan dilakukan juga pada bayi dan anak kecil padahal mereka belum mengerti Firman Tuhan utk menentukan pilihan? Bukankah baptisan dilakukan pd orang yg sudah sadar sesadar-sadarnya itu adalah pilihan mereka? Apakah bisa ditunjukkan ayatnya ttg perintah utk membaptis anak kecil? Thanks.

    • @jalankecil575
      @jalankecil575  9 днів тому +2

      Laudetur Iesus Christus, terima kasih atas pertanyaannya!
      Mengenai mengapa baptisan dalam Gereja Katolik dilakukan juga pada bayi dan anak kecil padahal mereka belum mengerti Firman Tuhan dan oleh karenanya belum 'bisa dengan sadar mengambil keputusan'. Hal tersebut sudah kami singgung di video. Yaitu berhubungan dengan ajaran Gereja atas dosa asal. Namun, ada beberapa poin juga yang berguna untuk kami bagikan.
      - Bayi yang dilahirkan juga memerlukan rahmat keselamatan yang diberikan oleh Sakramen Pembaptisan. Mereka meskipun belum berdosa sendirinya, tetapi membawa dosa asal yang diturunkan dan dibawa semua manusia sebagai keturunan Adam dan Hawa. Adapun tradisi membaptis anak-anak dan bayi sudah merupakan tradisi yang sangat tua di Gereja (lihat Katekismus Gereja Katolik 1250 - 1252).
      - Dalam Kisah Para Rasul, ketika Rasul Petrus berkhotbah kepada banyak orang sesudah peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, ia mendorong orang-orang untuk bertobat dan memberikan diri untuk dibaptis (Kis 2: 38-39). Di sini, ia secara eksplisit menggunakan kata-kata "bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh,” yang berarti bahwa rahmat keselamatan yang diberikan oleh Sakramen Pembaptisan juga diberikan pada anak-anak dan bahkan semua orang yang akan percaya dan mengikut Kristus.
      - Dalam perikop lainnya, Rasul Santo Paulus disebutkan membaptis ‘seluruh keluarga’ atau ‘rumah tangga’, misalnya rumah tangga Lidia dari Filipi (Kis 16: 15), bahkan sang sipir penjara yang memenjarakannya di Filipi (Kis 16: 33). Rasul Petrus juga membaptis seluruh rumah tangga perwira Kornelius di Kaisarea (Kis 10:48). Tidak disebutkan eksplisit bahwa anak-anak tidak dibaptis di sini, yang sangat mungkin terjadi. Jadi, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit bahwa anak-anak dibaptis juga, ini merupakan bukti sirkumstansial yang menunjukkan bahwa jemaat perdana tidak memiliki keberatan (have no objection) terhadap pembaptisan anak-anak dan bayi.
      - Rasul Paulus dalam Kolose 2: 11-12 (yang sudah disebutkan juga di video) mengatakan bahwa baptisan menggantikan sekaligus menggenapi sunatan sebagai tanda perjanjian Tuhan dengan umat pilihannya (sunatan untuk Perjanjian Lama, baptisan di Perjanjian Baru). Dalam agama Yahudi, sunatan diberikan hampir eksklusif kepada bayi. Hal ini berhubungan dengan sifat agama Yahudi sebagai agama yang relatif etnosentris sehingga sangat sedikit jumlah orang luar (non-Yahudi) yang berpindah agama ke Yahudi pada masa itu. Paralel ini lantas mengisyaratkan pula bahwa pembaptisan merupakan tanda perjanjian yang diberikan Tuhan Allah kepada umat pilihannya di masa Perjanjian Baru ini, yaitu Gereja-Nya yang kudus, terlepas dari umur anggotanya. Gereja Katolik mempercayai bahwa martabat manusia baik yang masih dalam rahim ibunya maupun yang sudah tua merupakan sama dan setara, tidak ada perbedaan di antaranya. Jika Rasul Paulus memang bertujuan untuk mengisyaratkan bahwa baptisan tidak diberikan kepada anak-anak, maka paralelnya akan memakai perbandingan yang lain selain sunatan.
      - Lebih lanjut lagi, Tuhan Yesus sendiri dalam perikop Matius 19: 13-15 mengatakan “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”. Sejak Tuhan sendiri yang menghendaki anak-anak itu untuk datang kepada-Nya, maka Gereja pun tidak bisa menahan dari mereka rahmat keselamatan yang diberikan Sakramen Pembaptisan itu.
      - Sakramen Pembaptisan bagi anak-anak dan bayi yang meskipun belum bisa membuat pilihannya sendiri merupakan komitmen bagi orang tua mereka untuk membesarkan anak-anaknya dalam iman Katolik. Hal ini selaras dengan mungkin Amsal 22: 6, di mana diperintahkan bahwa orang tua harus mendidik orang muda (bisa diartikan anak mereka) supaya bertumbuh di jalan Tuhan, yaitu iman akan Allah.
      Semoga membantu, salam dan damai Tuhan beserta kita!

    • @JRJ-e6t
      @JRJ-e6t 14 годин тому

      @@wilsonmahakena4648
      Demas tidak punya kesempatan dibaptis karena dosanya. Tetapi Yesus yg tidak berdosa mengikuti upacara baptisan oleh Yohanes Pembaptis … baptisan Yesus ini menggantikan baptisan orang-orang berdosa spt Santo Demas yg bertobat tapi tidak punya kesempatan dibaptis…😊

    • @JRJ-e6t
      @JRJ-e6t 14 годин тому

      @@wilsonmahakena4648
      SOP harus diikut Bro.
      Yesus ikut SOP baptisan walaupun Dia tidak berdosa. SOP adalah kehendak Allah.
      “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: ‘Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?’ Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: ‘Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.’ Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
      Matius 3:13-15
      Siapa mengasihi Yesus harus ikut perintah SOP-nya.
      "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
      Yohanes 14:15