Ekonomi menurun, tapi tiket mahal. Akhirnya suporter memilih mendahulukan kebutuhan primer. Ada lagi faktor yg jarang disadari, yaitu perubahan perilaku sosial. Sampai era 2010 awal, sepakbola itu bagian dari budaya populer, jadi suporter muda terus tumbuh. Sekarang keadaannya berbeda. Walaupun masih jadi budaya, tapi tidak sepopuler sebelumnya. Makanya pertumbuhan suporter terhenti, padahal siklus ini yg harusnya jadi penopang utama kelangsungan sebuah klub. Sedang untuk suporter generasi lama semakin bertambahnya usia tentu fokus hidupnya semakin banyak. Makanya begitu ada sedikit saja kendala ekonomi, tentu sepakbola sudah bukan jadi prioritas utama. Kalo saja ekonomi membaik, daya beli meningkat, dan PSSI bisa menghidupkan kembali kompetisi lokal jadi budaya populer, saya yakin kehadiran suporter di stadion pasti meningkat. Bagaimanapun juga, bagi yg terbiasa datang ke stadion, atmosfer didalam stadion gak bakal bisa digantikan kenyamanan nonton di rumah.
Saya sangat setuju bang,saya juga sudah ga nonton ke stadion lagi semenjak ada covid dan memang benar atmosfer liga sekarang kurang menarik,liga Indonesia yang sekarang aja baru 1 kali nonton ke stadion
nice.. memang begitu adanya, dulu sy suka nribun, skrang udh lama ga nribun lagi, selain krna tiket yg lmayan mahal, jg krna udh sibuk dengan kehidupan ini.
dulu harga tiket murah tapi resikonya besar karena segala macam manusia ada disitu. sekarang harga tiket jadi lebih mahal yg bertujuan untuk pendapatan klub yg lebih besar tapi efek lainnya adalah tukang bikin onar juga gak kuat beli tiket. karena dulu hampir kalo terjadi duel tim besar atau derby sering banget terjadi tawuran, tapi semakin kesini semenjak tragedi kanjuruhan mulai menurun walaupun masih ada tawuran tapi tidak sesering dulu dan tergolong sedikit. karena kebanyakan dulu stadion penuh karena orang orang yg sering resek bikin masalah masuk ke stadion, ada banyak sekali yg minum alkohol dulu diluar baru masuk stadion bahkan ada beberapa oknum suporter yg bisa menyelundupkan alkohol masuk ke stadion sehingga dengan jumlah masa yg besar, sebagian suporter mengkonsumsi alkohol maka ketika ada konfrontasi dikit saja bisa menimbulkan tawuran. kalo sekarang harga tiket lebih mahal, standar keamanan ditingkatkan sehingga tidak bisa lagi mabuk saat nonton bola sehingga membuat sebagian besar oknum suporter ini tidak mau lagi nonton di stadion.
ya itu cuma efektif samping yg bagus dari penerapan tata kelola manajemen sepak bola yg sehat, karena inisiatif dari PSSI agar sepakbola Indonesia lebih maju dan profesional. dikatakan profesional jika tata kelola manajemen dilakukan dengan benar dan sesuai proporsinya. semua itu ditopang dengan tata kelola keuangan yg kredibel dan transparan sehingga tidak ada lagi dana ilegal yg masuk dan keluar dari klub tanpa melewati proses yg terferifikasi, sehingga manajemen berfikir keras untuk mendapatkan pemasukan yg resmi dan salah satunya dari penerimaan tiket pertandingan. kalo bisa seperti ini terus dalam jangka waktu yg lama misa 7 sampai 10 tahunan TAPI dibarengi dengan peningkatan kualitas liga, wasit, sarana dan prasarana, keamanan, kenyamanan serta prestasi gua yakin akan banyak lagi suporter yg datang ke stadion tapi dengan kualitas yg berbeda karena mereka murni ingin melihat bola karena harga tiket yg lebih mahal, sehingga dalam jangka waktu yg lama maka budaya resek dan bikin keributan akan hilang dengan sendirinya.
Iya bang, dulu banyak suporter persis yang pada mabok mabok terus jebol pager di babak ke 2, abis pertandingan selesai mesti ada war di luar stadion😂 gatau sekarang masih ada apa ngga, soalnya udah merantau,
Sepi karena inflasi terus naik sehingga masyarakat makin selektif dalam memanfaatkan pendapatannya, selain dari segi fanatisme yg menurun... Paling fatal adalah jadwal amburadul dan banyak laga dimainkan di weekday yg banyak orang kerja/sekolah
Bukan gara inflasi..lebih gara" efek kanjuruhan..klub liga 1 pada naikin harga tiket jdi bisa nyaring penonton yg masuk.jdi yg nonton skrng bner" yg pingin nonton bola bkn yg pingin rusuh..skrang gak ada lagi tiket dibawah 100ribu. Jadwal udah bagus dibanding tahun lalu soalnya banyaknya agenda timnas senior sma junior..jadi ngakalin biar gak bentrok ya harus main di hari selain sabtu minggu ..biar liga selesai sesuai target gak molor..klo molor kasian klub yang harus ikut turnamen asia kaya ikut ACL 2 dll.. sepakbola kita sulit kaya eropa ..dieropa gak ada libur libur misal libur lebaran libur pemilu libur agenda tim nasional diluar agenda fifa ..liburnya pling cuma jeda kompetisi putran ke 2 sama libur klo ada fifa matchday..natal , thun bru dll kadang gak ada liburnya.
terlalu banyak tim musafir, harga tiket yang terlalu mahal terutama tribun umum/kluarga, sekarang rata2 harga tribun umum/keluarga @200k - 300k kalau 1 kluarga minimal 3 orang (bapak, ibu, anak 1) udh 1 jutaan sendiri blm ditambah kalo jajan, dan juga kebanyakan pertandingan bukan di waktu weekend 🙏🙏 (udah musafir + weekday = auto sepi)
Baguslah yang nonton orang punya kerja jadi mikir 1000 kali mau tawuran. Yang oknum fomo nonton cuma pingin ricuh kebukti ngak punya uang karena makan gorenag 10 bayar 2.
Mungkin Kalau dulu sporter smpai membludak sebagian banyak ada yg gak bayar tiket, tiba² masuk gitu aja,belom yg naik dr smping² stadion, kalau skrng agak ketat,
Saya selaku bobotoh dan org Bandung setuju dengan hasil survey apa yg bobotoh lainnya sampaikan, kami terhalang oleh sistem pertukaran tiket yg ada apalagi bagi kawan dan saudara luar kota Bandung yg ingin menonton langsung ke stadion itu menjadi hambatan waktu dan tenaga terkuras 2× ini tidak sesuai dgn harga dan fasilitas yg ada, maka jgn heran jika Awayday kami selalu datang karna sistem tiket Away lebih mudah di dapatkan daripada tiket laga Home.. stadion sepi bukan berarti Bobotoh tidak lagi cinta PERSIB, cinta itu selalu ada bahkan sampai Mati sekalipun kami tetap PERSIB! We Love PERSIB but We Hate Management!!
Penonton sepak bola indonesia mayoritas anak sekolah dan kelas menengah kebawah, tiketnya sekarang mahal, mereka jadi ga mampu nonton ke stadion. Sayangnya perusuh itu datangnya dari kelas sosial ini. Karena udh ke sortir ya stadion keliatan sepi
kalau diBandung yg jelas selain faktor ekonomi yg sedang tidak baik-baik saja ada hal lain menurunnya minat fans dateng kestadion 1. penukaran tiker 2. sintem full on line (masih banyak yg males ribet) 3. kurang harmonisnya manajemen dengan kelompok sporter 4. harga tiket mahal bagi org menengah kebawah (kebanyakan sporter Indo menengah kebawah)
Di era digital ini, harus serba media sosial jadi tiap klub itu wajib punya buzzer dan tim kreatif yg mampu mempromosikan klubnya untuk terus menambah fans dan ketertarikan masyarakat terhadap klub tsb😊
Sekarang liga1 udh memakai Var ,jadi para pemain jarang bermain kungfu 😃 para pemain slalu berhati hati biar mainnya ngak brutal kya liga indonesia dulu. Banyak yg patah2 kakinya 🤣🤣
Pengalaman saya pribadi: 1. Bentrok dengan jam kerja, prioritas kerja daripada nonton bola, bahkan sekedar streaming pun gak ada waktu. 2. Harga tiket semakin mahal
Ekonomi sedang tidak baik di tambah tiket mahal, dalam keadaan ekonomi seperti ini orang orang akan lebih mengutamakan uang mereka ke hal yang lebih penting, karena harus di ingat karena banyak juga suporter dari kalangan menengah ke bawah
harusnya pssi bikin regulasi untuk stadion, setiap stadion harus menggunakan rumput yang terbaik karena rumput kan jadi faktor penting untuk sepak bola, alur bola jadi lancar kalo rumputnya bagus,
Dulu rame tapi banyak juga yang masuk dari jebolan, juga dulu harga tiket murah karena pembiayaan klub masih di tanggung apbd, beda dengan Sekarang samua klub di tuntut mandiri soal pendanaan, jadi tiket mahal, juga sekarang anak-anak kurang fanatik dan lebih beralih ke games online daripada datang ke stadion, kalo alasan sepi karena tragedi Kanjuruhan itu kurang tepat
Selain makin mahal tiket juga makin susah didapat. Faktor dari PSSI juga ngaruh, ngelarang satadion full maksimal 70% dari kapasitas setelah tragedi Kanjuruhan, terutama di pertandingan yg panas dan berpotensi rusuh. PSSI juga ngelarang supporter away yg membuat supporter tuan rumah merasa tidak perlu ke stadion untuk menjaga harga diri daerah/kota dari serbuan supporter lawan, dan jadi males ke stadion karena merasa tidak perlu toh ga ada tamu juga yg perlu disambut.. Itu aja dulu 🤧
Karna liga sekarang banyak tim" Musafir yg terpaksa harus bermarkas di luar kota mereka karna sedikit'a stadion" Berkualitas Yg memenuhi standar dari pssi dan ditambah faktor harga tiket yg mahal tapi tidak sebanding dengan fasilitas stadion dan juga performa tim di lapangan
Versi sy sepi krn : 1. Format dan jadwal liga tiap tahun berubah dan tidak pasti 2. Liga 1 tidak ada feel setelah tanpa degradasi dan tidak ada sanksi untuk Arema (penanggungjawab kasus Kanjuruhan) 3. Tim liga 1 tidak ada greget di kompetisi antar klub asia 4. Liga 1 ini liga pemain Indonesia atau liga pemain asing 5. Tim Liga 1 dengan akar suporter kuat tinggal sedikit (Persib,Persija,Persebaya,Bali,PSS,PSIS,dll) Usul Saran Liga 1 tetapkan format kompetisi setiap tahun dan batasi pemain asing dilapangan cukup 3 dan cadangan cukup 2..
Pada dasarnya sepakbola seperti olahraga lainnya itu adalah entertainment, jadi saat hiburannya tidak lagi menghibur atau terlalu mahal, mending cari hiburan lain.
Dulu masih bisa bobol masuk.Sekarang sebenarnya sudah lebih profesional. Mentalitas suporternya yg harus lebih dewasa,biar orang bukan komunitas lebih nyaman ke stadion.
Biarlah persela naik ke liga 1 karena persela tidak pernah menjadi tim penantang gelar diliga 1...tim ini hanya pelengkap dan sangat tidak mengancam tim2 papan atas liga 1...so...welcome tim pelengakap liga
Lebih baik mana ramai tapi rawan gesekan atau sepi tapi terkendali. macam sarkasme : mau aman & nyaman kok minta murah😂 Semua punya kekurangan masing".
Menurut saya karena kuota pemain asing terlalu banyak... seharusnya cuma 3orang .... Karena banyak pemain lokal yang bermain dan liga kualitas nya bisa di bilang seimbang .... Baik yang punya duit atau tidak mereka mampu bersaing.... Sedangkan saat ini dengan banyak pemain asing.... untuk klub yang kurang dana para seporter juga malas karena pasti di bantai oleh klub besar....
Keren nih topik yang diangkat oleh Lopa Bola. Sukses selalu untuk channelnya yaaa. Salam sepakbola nasional.. Perihal sepinya penonton, suka tidak suka harga tiket tentu salah satu penyebabnya. Menurut saya, jika memang klub ingin menyasar segmen pasar keluarga sebagai penonton di stadion maka sebaiknya dibuat tiket kategori khusus dengan harga khusus tapi kuotanya disesuaikan dengan cara tiket musiman keluarga, Sisanya dijual untuk penonton umum atau kerjasama dengan sponsor atau pihak swasta. Misal untuk SSB diberikan harga khusus jika membeli 10 tiket. Banyak cara lain juga untuk mendatangkan penonton tinggal inovasi dan kreativitas manajemen klub selama klub tersebut memang benar-benar memiliki penggemar hehe..
Opini saya:Ekonomi sulit,soalnya saya juga nganggur😂,,nyari kerja sulit,aturan ini itu ribet kudu make scan ini scan itu ada juga tuh yang banyak ,,kudu ini kudu itu ribet ,,,gak kaya jaman dulu bisa jebol tiap jalan masuk stadion 😂😂😂 #curhatsekalianberopini
Kirain cuma gw yg mikir gini, gk usah jauh2 ke jaman isl, jaman liga 1 sebelum covid aja setiap stadion klub yg lagi main home selalu full tribun, sekelas klub yg gk terlalu besar kyk Borneo, Barito putera, mitra Kukar, Sriwijaya, PSMS Medan, semen Padang dll gw masih inget setiap mereka main home tribun selalu penuh, apalagi klub2 besar kek Persib Persija psby Arema wkwkwkwk, tapi setelah covid itu animo suporter menurut gw bener2 menurun
1. Banyak klub tidak bermain di kandang aslinya krna renov atau kurang sesuai standar 2. Inflasi. Pada kismin sekaran 3. Khusus persib masalah tiketing cukup rumit 4. Jadwal terlalu sering sehingga masyarakat menjadi bosan 5. Permain kurang menarik 6. Pemain sekarang kurang ciri khas yg jd daya tarik seperti jaman BP elloco dll
era liga indonesia saat bernama liga djarum dan isl menurut saya adalah masa² terbaik menonton liga menurut pendapat saya. jujur dari lubuk hati terdalam terakhir saya menonton dan mengikuti liga indonesia tahun 2014 saat persib menjadi juara dan final saat itu adalah pertandingan liga terakhir yang full saya tonton.
Klo pendapatku yg paling berpengaruh itu karena stadionya kebanyakan ada listasan athletiknya, jujur saja sy pribadi melihat bola jauh2 begitu ga nyaman & ga nikmat, berasa sama aja nonton di tv liat pemain bola kecil2 bgitu..
2/3th terakhir sepi penonton faktornya ada cukup banyak bang, beberapa di antaranya mungkin : 1. Perekonomian jelas semakin MEROKET NYUNGSEP 2. Seiring di renovasinya stadion terutama single seat jelas mempengaruhi kenaikan harga tiket, contoh : saya dari Semaran, sebelum stadion jatidiri di renov harga tiket selain tribun barat(VIP) tak sampai 50K, kini setelah di renov tiket paling murah 100K, khusus member dapat potongan jadi 75K, 75K untuk kondisi ekonomi Indonesia jelas cukup mahal 3. Hampir setiap match di siarkan Indosiar/Video jadi banyak suporter yang lebih milih nonton di rumah 4. Ada larangan suporter away 5. Penjualan tiket online, betul 💯% seiring berkembangnya jaman kita juga harus mengikuti tapi masih banyak masyarakat kita yang tak melek digitalisasi jadi jangan terpaku pada online yang manual juga untuk mengakomodasi masyarakat kita
SIAPA BILANG SEPI ..?! YG SEPI PENONTON ITU , JIKA KLUBNYA YG BERMAIN BUKAN DI KANDANGNYA, PADAHAL BERTINDAK SBG TUAN RUMAH, MAU CONTOH...?! ADA BEBERAPA KLUB MENJADIKAN SATU STADION SBG HOME NYA , SEPERTI STADION BATAKAN MENJADI HOME NYA PSM DAN BORNEO , PADAHAL ITU HOME NYA , PERSIBA . STADION DI BLITAR , JADI HOME NYA AREMA , PADAHAL ITU HOME NYA PSBI BLITAR . STADION DI BANTUL , JADI HOME NYA BARITO . PSIS SEMARANG YG BERMAIN DI MAGELANG. TAPI ...COBA LIHAT KLW YG MAIN KLUB BESAR YG MAIN DI HOME JYA SENDIRI, WALAUPUN ITU CUMA NYEWA DAN DEKAT DGN KOTANYA , PENONTON PASTI BERJUBEL , CONTOH NYA ...PERSIB , PERSIJA DAN PERSEBAYA , PASTI PENONTON BERJUBEL, BEDA SAMA TUAN RUMAH YG MAIN DIKANDANGNYA , TP KLUBNYA SEDANG SEKARAT , PASTI PENONTONNYA MALAS DATANG .
Jujur2an aja mayoritas suporter Indonesia itu kelas menengah kebawah, mereka gk punya hiburan selain nonton bola, makanya dulu pas tiket murah stadion penuh, pas tiket di mahalin yaa pada mikir2 lagi buat nonton bola
-inflasi harga tiket makin mahal -pertandingan dihari kerja, jaman ISL/liga dunhill konsisten di akhir pekan sabtu/minggu, kecuali sudah masuk 8esar -pembelian tiket online dan penukaran tiket, bikin ribet bagi penonton yg agak gaptek, walapun memang masih adanya tiket box -banyak lahirnya club club merger yg mempunyai basis suporter bayangan, beda dengan persija, persebaya, arema, persib, dan tumbangnya banyak club club raksass era 2000an ke liga 2-3
sejak tragedi kanjuruhan udah gak pernah nonton liga indonesia, sampai kapan? sampai korban & keluarga korban dapat keadilan, pelaku dihukum berat, klub itu didegradasikan atau dibekukan
Liga 1 sangat jelek dalam organisasi kompetisi dan keputusan wasit yang kurang bagusss di kanca asia aja sering jadi pelengkap saja.... Tiket Mahal tapi kualitas stadiun sangat buruk....... Pengaman sangat kurang memadai....
Semoga dengan adanya pembenahan di 22 stadiun trus di lanjutkan ke seluruh setadiun STANDAR kelolosan HOME BASE lebih di PERKETAT DAN HARUS SESUAI ATURAN YANG BERLAKU .......HOME BASE LIGA 1 HARUS STANDAR ASIA ......liga 2 harus STANDAR ASIA ,.......liga 3 harus standar pssi , Lapangan ,tribun ,lampu lapangan, loker roam pemain, dan akses harus memadai dan jangan lupa toilet harus bersih.... Liga 4 rumput harus bagusss dan ruangan pemian harus standar PSSI... Jika INGIN SEPAK BOLA MAJU UTAMAKAN DULU INFRAKSTRUKTURNYA.....
bikin tiap weekend dong, sekaligus semua pertandingan kek liga inggris, trus bikin game kayak fantaxy premier league....kasih juga game apa gitu jd menarik, selain infra dll hrs dibenerimn
Efek covid,efek tragedi kanjuruhan,efek keterpurukan ekonomi,efek platform streaming secara garis besar itu. Kalo fasilitas stadion tidak terlalu berpengaruh karena di era LBM dan ISL fasilitas stadion lebih buruk dari sekarang
Sepi karena ekonomi lagi seret,sy sebagai penjual es campur penghasilan gak kyk 2 tahun lalu,sehari bisa mendapatkan 150rb-200rb bersih,skrg 50rb-75rb bersih kadang 150rb kalo pas cuaca panas apa hari libur,mangkanya mau nonton langsung ke stadion juga masih mikir dulu.
Dulu liga inggris sebelum sebaik skrg kondisinya juga sama seperti Indonesia Tiket murah yang masuk orang2 yg rusuh, mabuk di luar.. bikin onar di dalam Kemudian tiket dinaikkan, sdm mulai terseleksi secara natural..
Kenapa sekarang minim suporter di liga 1? Jawab: 1.kualitas permainan liga 2.harga tiket mahal 3.jadwal sering berubah 4.fasilitas stadion&lapangan yg minim kelayakan nya 5.live striming&live match di tv 6.faktor keamanan+kenyamanan imbas tragedi kanjuruhan 7.banyak tim musafir karena ada renovasi di stadion home base masing² klub 8.suporter away di larang 9.kualitas SDM penonton,pemain,official,wasit dlm memahami&mematuhi rules&law of the game masih rendah SISI PLUS nya liga sekarang 1.Diterapkan nya VAR utk wasit&perangkat match 2.akhir tahun 2024&awal tahun 2025 akan banyak stadion yg sdh selasai renov serta bisa di gunakan home base utk klub² musafir 3.PSSI bekerja sama dg jepang meningkat kan kualitas wasit&perangkat match.
Tiket tu mahal sudah itu harga pemain tu jgn trllu mahal agar TDK mmberatkan club ni mohon maaf ni klo gua harus berterus terang 24 pemain dlm 1 klub dibandingkan dengan hadiah juara bsarlah pengeluaran club' itu sndiri dr gaji dan lain2 Trs Msalah ke 2 era dlu stiap club' ada pemain bahaya saya kasih contoh 5 klub Persija punya BP SFC punya Kayamba Persib punya Gonzales Persela punya Marcio souza Persijap ada Pablo grancess Dan stiap klub mmpunyai pemain bintang masing2 beda dgn skrg sudah d prediksi yg bkalan juara klo era isl dlu sulit dprediksi karna masing2 tim mmpunyai ksempatan untk jadi juara smpe dsni ngerti kan
@Lobabola tp pemain asing lig kta GK d akui bang,, contohnya di timnas ,, klo saja Gonzales dan Emanuel del porras ada d masa skrg 2 striker ini pasti obrak Abrik gawang lawan
Bagus juga opininya, cuma yang jelas lebih ke penurunan kualitas dari federasi (soal kompetisi dalam negeri). Kalo dulu kita punya piala indonesia / copa indonesia.
Penyebab utama level Indonesia sudah up bang...timnas sama club beda 360°... Klihatan dri afc di afc club kesulitan.bda sama timnas Lihat jumlah suporter timnas sama club .ketika indo main bisa full
Maaf bang semoga ga baper yaa akan kritikan saya. Kalau faktor kualitas kompetisi, kualitas lapangan, kualitas stadion, faktor keamanan dll. kalau perbandinganya adalah ISL. Jadi muncul pertanyaan apakah waktu jaman ISL semuanya masalah tadi ga ada kalau terbiasa nnton isl pasti tau lah. Aku kira tadi ada analisis yg mendalam gituu. But its oke bang keren. Aku baru ini nnton Chanel Abang mungkin di vedeo lain aku bisa puas bang. Semangat
Lapangan juga gak enak di tonton aliran bola mental mental di tambah sering berhenti karna pemain gaya tarkam ..jadi buat penonton males bikin jenuh ..aku juga udah males ke stadion ..paling liat di sosmed hasil akhir aja .
Sepakbola sudah membosankan, coba pssi bikin gimmick, misalnya: 1. Bikin format 3x30 menit. 2. Bikin game kayak fantasy premier league (fpl) 3. Match fokus sabtu-minggu / hari libur
Haruss objektif lah, Liga 1 udh jauh lebih baik daripada ISL, sekarang udh pake VAR, jadwal udh rapih, stadion juga sudah banyak direnovasi, ya memang aneh aja ini udh mulai gak mau nyetadion lg, trend yg berubah sih menurut gw. Lebih seneng nonton di hp atau dirumah
Kalo menurut gua: 1. Kualitas siaran liga belum ada kemajuan, jadi vibes liga ga kerasa, padahal, kalo sisi ini diperhatikan, perhatian penonton, terutama gen-Z kemungkinan bakal meningkat. Karena highlight atau mini match yang sekarang justru jadi tren bakal memanjakan penonton2 baru. 2. Supporter militan yang dulu disibukkan oleh masalah kehidupan (pekerjaan, anak & istri bahkan kesenjangan ekonomi). Hal ini diperparah dengan harga tiket "mahal" dan pertandingan diluar weekend. 3. Situasi pasca covid. Ga dipungkiri, Covid merubah seluruh cara dalam menikmati sepakbola. 4. Branding dan Citra liga 1 yang semakin buruk (ini paham semua lah) 5. Tim yang berlaga di Liga 1 mayoritas tim yang tidak punya basis supporter. Tim2 dengan sejarah dan basis supporter yang besar justru tampil di liga 2 dan liga 3 (dan ini menggerus kebesaran basis tim supporter itu sendiri).
Yooii... malu liatnya, ntn liga lain, penonton penuh, liga indo, yg ntn cuma cicak yg tinggalnya memang d stadion. Padahal bbrp thn lalu, liga indonesia begitu semarak
Gpp dimahalin yg penting oknum sporter SDM rendah yg anarkis biasanya bocil2 yg belum punya duwit banyak, coba lihat liga belanda ,liga belgia , sporternya dikit namun sepakbolanya maju, dan dengan harga tiket yang naik pendapatan klub juga naik, yang penting pendapatan yg naik tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas sepak bola seprti rumput stadion, fasilitas keamanan stadion, pembinaan usia dini dll. Sehingga seoak bola indonesia lebih berkualitas
Harga tiket mahal mungkin juga berpengaruh tp antusias orang jaman dulu datang ke stadion karena belum ada HP kalau baca di koran untuk lihat hasil pertandingan terbitnya besok jadi niat ingin datang ke stadion lihat langsung pasti ada dan yang pasti penasaran lihat pemain asing bermain
saranku sih 1. Klub di kurangi maksimal cukup 10 tim ( tapi main nya 2 kali home , 2 kali away untuk kuota pertandingan 1 musim 38 pertandingan) 2. dengan hanya 10 tim hanya klub manajemen bagus yang bisa tampil di liga utama 3. dengan semakin sedikit klub tingkat persaingan akan lebih ketat, sehingga klub akan mengontrak pemain yang berkualitas tentu mahal. 4. dengan klub sedikit kue sponsor jadi lebih besar sehingga bisa biayai klub dengan tim yang berkualitas 5. Kuota 5 pemain asing yang main di lapangan, yang di cadangkan 2...total 7 pemain asing, agar permainan berkualitas 6. pertandingan untuk minggu bisa di mulai jam 8.30 pagi, Sore jam 3.30 dan malam jam 6.30...untuk daerah yang lima hari kerja bisa sabtu jam 8.30 pagi..tidak terlau pagi atau siang...sehingga minat orang datang semakin banyak datang ke stadion dan kuota siaran langsung di TV bisa di laksanakan... 7. Stadion di buat ramah keluarga....sehingga bawa anak tidak takut berbahaya 8. Stadion di bikin bagus kaya masuk mall...seperti GBLA sekarang keluarga serasa berwisata kalo nonton bola di stadion Sekian saran dari pecinta bola amatir , mohon maaf jika ada yang kurang berkenan...
Kalau menurut gw ini faktor masa transisi penonton aja sih. Ada gap antara era "bar2" ke era "beradab". Era bar2 dimana penonton tdk di manage dg baik. Yg masuk gratisan banyak. Yg tujuannya sambil nyari masalah juga banyak. Ini bisa dibilang dark ages juga utk Industri sepakbola di negara kita. Di era beradab management mulai tersusun walau belum sempurna. Penonton mulai di filter sehingga kelompok gratisan sulit mendapat akses. Sementara penontob yg bener2 fans setia (beli ticket dan perilaku tertib) belum terbiasa dg perubahan ini. Kenapa terjadi gap, karena 2 hal : 1. Pandemi Covid Larangan nonton di masa Covid mau nggak mau memang sedikit merubah habit penonton. Yg biasanya setia utk datang ke stadion, akhirnya lama2 terbiasa nonton lewat jalur alternatif. Mulai dari TV atau app. Dan ketika larangan Covid sudah tdk berlaku, mereka sudah terlanjur nyaman dg jalur alternatif ini. 2. Tragedi kerusuhan yg beruntun, Persija vs Viking yg kemudian disusul kanjuruhan. Ini juga jadi salah satu faktor. Gimanapun juga trauma pasti ada. Terutama kalo kalangan emak2 udh mulai strict maen larang anak atau lakinya datang ke stadion. Kebayang kan gimana ruwetnya kalo emak2 udh mulai ngomel. Sayangnya, kedua trigger ini tidak diantisipasi oleh klub. Selama ini klub kan hanya mengeksploitasi fans habis2an tanpa ada feedback. Gimana pun juga, sepakbola kalau mau jadi industri harus memenuhi unsur sportainment. Karena selama klub selalu abai dan nggak pernah mikirin hal ini, akhirnya ketika muncul trigger gap tadi yg ada di benak fans cuma "iya lah mending nonton dirumah aja, atau nobar. Toh sama aja cuma nonton ini.." Mindset ini akhirnya yg semakin mendorong fans malas datang ke stadion, karena merasa dengan datang ke stadion itu nggak nambah experience apa2. Yg ada malah nanggung resiko kalau sampai ada keributan dan terjadi tawuran. Nggak main2, nyawa yg jadi taruhannya. So kedepan PT. Liga Indonesia harus bekerja keras menemukan formula yg kreatif supaya penonton bisa kembali datang ke stadion. Perbanyak kampanye dan program2 bersama sponsor. Bangun image yg kuat kalau datang menonton ke stadion itu aman, nyaman, dan menghibur. Tawarkan konsep yg praktis bagi para fans. Kalau image sudah terbangun dengan baik, gw yakin stadion bakal penuh lagi. Jangankan bola, bangku konser yg harga tiketnya jutaan aja selalu ludes kok.
Terlepas dari mahalnya tiket, sebenarnya faktor utama adalah atmosfer kedaerahannya mulai hilang. Dulu klub sepakbola kita masih didanai oleh APBD, klub benar2 milik pemerintah daerah, bukan seperti sekarang yang menjadi perusahaan berbadan hukum dan mudah sekali dijualbelikan dan berganti nama dan homebase. dulu ada Persijap Jepara, Persela Lamongan, Persiter Ternate, Persmin Minahasa, dll. mereka mewakili daerahnya masing2 sehingga masyakarat daerah tersebut benar2 ikut meramaikan dan menonjolkan daerahnya, karna klub milik pemerintah daerah jadi mereka ada effort lebih agar kota mereka tetap eksis di kancah sepakbola nasional.
ironi liga indonesia : jaman dulu : stadion penuh, sering terjadi anarkis jaman now : stadion sepi, jarang terjadi anarkis terkenang awal 2000, nonton persib di stadion siliwangi cuma Rp 5000
Yang paling utama adalah untuk menghindari kerusuhan antar suporter a dan suporter b dan lain lain contohnya ada suporter a ketahuan menyusup di kerumunan suporter b akhirnya diamuk massa dan diusir
makasih min informasi nya,suka heran pas musim baru dimulai ko aneh sepi terus gatau penyebabnya sekarang jadi tau udah ga kepikiran ga penasaran lagi 😂
KARENA LIGA INDONESIA TERLALU DRAMA DAN RUMIT SEPERTI HAL NYA DUA LISME LIGA ISL DAN IPL. SETELAH LIGA SUPER INDONESIA BERAKHIR SEPERTINYA MINAT SUPORTER DI INDONESIA KURANG ANTUSIAS. #PECINTA LIGA SUPER INDONESIA🇮🇩
ada fenomena penonton eropa nga akan nonton liga satu krn buruknya permainan, sedangkan penonton liga satu nga nonton liga eropa entah karena apa alasanya
Ekonomi menurun, tapi tiket mahal. Akhirnya suporter memilih mendahulukan kebutuhan primer.
Ada lagi faktor yg jarang disadari, yaitu perubahan perilaku sosial.
Sampai era 2010 awal, sepakbola itu bagian dari budaya populer, jadi suporter muda terus tumbuh. Sekarang keadaannya berbeda. Walaupun masih jadi budaya, tapi tidak sepopuler sebelumnya. Makanya pertumbuhan suporter terhenti, padahal siklus ini yg harusnya jadi penopang utama kelangsungan sebuah klub. Sedang untuk suporter generasi lama semakin bertambahnya usia tentu fokus hidupnya semakin banyak. Makanya begitu ada sedikit saja kendala ekonomi, tentu sepakbola sudah bukan jadi prioritas utama.
Kalo saja ekonomi membaik, daya beli meningkat, dan PSSI bisa menghidupkan kembali kompetisi lokal jadi budaya populer, saya yakin kehadiran suporter di stadion pasti meningkat.
Bagaimanapun juga, bagi yg terbiasa datang ke stadion, atmosfer didalam stadion gak bakal bisa digantikan kenyamanan nonton di rumah.
Yaa dahulukan yang utama, sepakbola hanya hiburan semata
Saya sangat setuju bang,saya juga sudah ga nonton ke stadion lagi semenjak ada covid dan memang benar atmosfer liga sekarang kurang menarik,liga Indonesia yang sekarang aja baru 1 kali nonton ke stadion
nice.. memang begitu adanya, dulu sy suka nribun, skrang udh lama ga nribun lagi, selain krna tiket yg lmayan mahal, jg krna udh sibuk dengan kehidupan ini.
Daya beli masyarakat turun serta kenaikan harga tiket jadi penyebab utama lebih praktis nonton di TV
Nah bener banget
dulu harga tiket murah tapi resikonya besar karena segala macam manusia ada disitu. sekarang harga tiket jadi lebih mahal yg bertujuan untuk pendapatan klub yg lebih besar tapi efek lainnya adalah tukang bikin onar juga gak kuat beli tiket. karena dulu hampir kalo terjadi duel tim besar atau derby sering banget terjadi tawuran, tapi semakin kesini semenjak tragedi kanjuruhan mulai menurun walaupun masih ada tawuran tapi tidak sesering dulu dan tergolong sedikit. karena kebanyakan dulu stadion penuh karena orang orang yg sering resek bikin masalah masuk ke stadion, ada banyak sekali yg minum alkohol dulu diluar baru masuk stadion bahkan ada beberapa oknum suporter yg bisa menyelundupkan alkohol masuk ke stadion sehingga dengan jumlah masa yg besar, sebagian suporter mengkonsumsi alkohol maka ketika ada konfrontasi dikit saja bisa menimbulkan tawuran. kalo sekarang harga tiket lebih mahal, standar keamanan ditingkatkan sehingga tidak bisa lagi mabuk saat nonton bola sehingga membuat sebagian besar oknum suporter ini tidak mau lagi nonton di stadion.
Berarti semua tim lagi nerapin sistem yang sama, usaha untuk memfilter sdm
ya itu cuma efektif samping yg bagus dari penerapan tata kelola manajemen sepak bola yg sehat, karena inisiatif dari PSSI agar sepakbola Indonesia lebih maju dan profesional. dikatakan profesional jika tata kelola manajemen dilakukan dengan benar dan sesuai proporsinya. semua itu ditopang dengan tata kelola keuangan yg kredibel dan transparan sehingga tidak ada lagi dana ilegal yg masuk dan keluar dari klub tanpa melewati proses yg terferifikasi, sehingga manajemen berfikir keras untuk mendapatkan pemasukan yg resmi dan salah satunya dari penerimaan tiket pertandingan. kalo bisa seperti ini terus dalam jangka waktu yg lama misa 7 sampai 10 tahunan TAPI dibarengi dengan peningkatan kualitas liga, wasit, sarana dan prasarana, keamanan, kenyamanan serta prestasi gua yakin akan banyak lagi suporter yg datang ke stadion tapi dengan kualitas yg berbeda karena mereka murni ingin melihat bola karena harga tiket yg lebih mahal, sehingga dalam jangka waktu yg lama maka budaya resek dan bikin keributan akan hilang dengan sendirinya.
Pndapat yg msuk akal....nanti seiring brjlnny wktu...suporter akn bnyk yg hdir saat liga mulai bgus
Sekarang oknum silat 😂pada fomo bola contoh kebanyakan klub liga 2 kebawah
Iya bang, dulu banyak suporter persis yang pada mabok mabok terus jebol pager di babak ke 2, abis pertandingan selesai mesti ada war di luar stadion😂 gatau sekarang masih ada apa ngga, soalnya udah merantau,
Bukan cuma stadionnya aja yang sepi bahkan yang nonton full time di streaming aja udah malas nonlon liga 1
Harganya mahal beud sekarang
betull kyk dah gk ada seru2 nya lht liga indonesia
Tapi menurut data justru liga 1 di tv dan di streaming masih jadi pemegang rating tertinggi
Faktor utama stadion sepi
1, banyak tim yg musafir
2 ,hga tiket mahal
3 ,bentrok dgn jam kja
4,kualitas liga blom membaik
5,ekonomi makin sulit.
Poin 4 paling setuju 😎
Boleh dijelaskan maksudnya tim musafir itu apa ya?
@@fikrimust3192 cth PSM MAKASSAR main di BALIKPAPAN
@@fikrimust3192tim yg ga main di stadion sendiri, pdhl dapat jadwal kandang.
main home bukan di kota asal klub@@fikrimust3192
Sepi karena inflasi terus naik sehingga masyarakat makin selektif dalam memanfaatkan pendapatannya, selain dari segi fanatisme yg menurun...
Paling fatal adalah jadwal amburadul dan banyak laga dimainkan di weekday yg banyak orang kerja/sekolah
Bukan gara inflasi..lebih gara" efek kanjuruhan..klub liga 1 pada naikin harga tiket jdi bisa nyaring penonton yg masuk.jdi yg nonton skrng bner" yg pingin nonton bola bkn yg pingin rusuh..skrang gak ada lagi tiket dibawah 100ribu.
Jadwal udah bagus dibanding tahun lalu soalnya banyaknya agenda timnas senior sma junior..jadi ngakalin biar gak bentrok ya harus main di hari selain sabtu minggu ..biar liga selesai sesuai target gak molor..klo molor kasian klub yang harus ikut turnamen asia kaya ikut ACL 2 dll.. sepakbola kita sulit kaya eropa ..dieropa gak ada libur libur misal libur lebaran libur pemilu libur agenda tim nasional diluar agenda fifa ..liburnya pling cuma jeda kompetisi putran ke 2 sama libur klo ada fifa matchday..natal , thun bru dll kadang gak ada liburnya.
Lu aja yg miskib
Penonton miskin dan kampungan bikin rusuh, sejak harga tiket dinaikkan, gak ada tempat utk supporter kampungan yg bikin rusuh..
@@HendriAnto-nn1ul itu inflasi hahaha
@@pwm-d7w sok kaya
terlalu banyak tim musafir, harga tiket yang terlalu mahal terutama tribun umum/kluarga, sekarang rata2 harga tribun umum/keluarga @200k - 300k kalau 1 kluarga minimal 3 orang (bapak, ibu, anak 1) udh 1 jutaan sendiri blm ditambah kalo jajan, dan juga kebanyakan pertandingan bukan di waktu weekend 🙏🙏 (udah musafir + weekday = auto sepi)
Baguslah yang nonton orang punya kerja jadi mikir 1000 kali mau tawuran. Yang oknum fomo nonton cuma pingin ricuh kebukti ngak punya uang karena makan gorenag 10 bayar 2.
Mungkin Kalau dulu sporter smpai membludak sebagian banyak ada yg gak bayar tiket, tiba² masuk gitu aja,belom yg naik dr smping² stadion, kalau skrng agak ketat,
Wajar sih kayanya itu, rakyat kita emang paling demen dg geratisan.😂😂😂
Stadion membludak tapi gak bayar tiket ..buat apaan.... cuma bikin rusuh trus klub kena denda 😂
Makamya tiket di naikin harga supaya penonton kesaring dan nggk sembarangan😂
Saya selaku bobotoh dan org Bandung setuju dengan hasil survey apa yg bobotoh lainnya sampaikan, kami terhalang oleh sistem pertukaran tiket yg ada apalagi bagi kawan dan saudara luar kota Bandung yg ingin menonton langsung ke stadion itu menjadi hambatan waktu dan tenaga terkuras 2× ini tidak sesuai dgn harga dan fasilitas yg ada, maka jgn heran jika Awayday kami selalu datang karna sistem tiket Away lebih mudah di dapatkan daripada tiket laga Home.. stadion sepi bukan berarti Bobotoh tidak lagi cinta PERSIB, cinta itu selalu ada bahkan sampai Mati sekalipun kami tetap PERSIB! We Love PERSIB but We Hate Management!!
Ya bener banget, kebanyakan komentar nya mengenai keresahan ini sih
Penonton sepak bola indonesia mayoritas anak sekolah dan kelas menengah kebawah, tiketnya sekarang mahal, mereka jadi ga mampu nonton ke stadion. Sayangnya perusuh itu datangnya dari kelas sosial ini. Karena udh ke sortir ya stadion keliatan sepi
kalau diBandung yg jelas selain faktor ekonomi yg sedang tidak baik-baik saja ada hal lain menurunnya minat fans dateng kestadion 1. penukaran tiker 2. sintem full on line (masih banyak yg males ribet) 3. kurang harmonisnya manajemen dengan kelompok sporter 4. harga tiket mahal bagi org menengah kebawah (kebanyakan sporter Indo menengah kebawah)
Di era digital ini, harus serba media sosial jadi tiap klub itu wajib punya buzzer dan tim kreatif yg mampu mempromosikan klubnya untuk terus menambah fans dan ketertarikan masyarakat terhadap klub tsb😊
Karena Liga Indonesia kualitasnya 11 12 ama TARKAMAN TIDAK JAUH BERBEDA...!!
Beda dengan timnas
@@HadiKurniawan-do8cysekarang lebih banyak yang menonton timnas daripada menonton club club Liga Indonesia
@@HadiKurniawan-do8cyiya karena yang diurus PSSI cuma timnas, liga nya enggak
Sekarang liga1 udh memakai Var ,jadi para pemain jarang bermain kungfu 😃 para pemain slalu berhati hati biar mainnya ngak brutal kya liga indonesia dulu. Banyak yg patah2 kakinya 🤣🤣
Aishhh, setuju banget ini
Pengalaman saya pribadi:
1. Bentrok dengan jam kerja, prioritas kerja daripada nonton bola, bahkan sekedar streaming pun gak ada waktu.
2. Harga tiket semakin mahal
Ekonomi sedang tidak baik di tambah tiket mahal, dalam keadaan ekonomi seperti ini orang orang akan lebih mengutamakan uang mereka ke hal yang lebih penting, karena harus di ingat karena banyak juga suporter dari kalangan menengah ke bawah
harusnya pssi bikin regulasi untuk stadion, setiap stadion harus menggunakan rumput yang terbaik karena rumput kan jadi faktor penting untuk sepak bola, alur bola jadi lancar kalo rumputnya bagus,
Darimama duitnya 😂
Dulu rame tapi banyak juga yang masuk dari jebolan, juga dulu harga tiket murah karena pembiayaan klub masih di tanggung apbd, beda dengan Sekarang samua klub di tuntut mandiri soal pendanaan, jadi tiket mahal, juga sekarang anak-anak kurang fanatik dan lebih beralih ke games online daripada datang ke stadion, kalo alasan sepi karena tragedi Kanjuruhan itu kurang tepat
Selain makin mahal tiket juga makin susah didapat. Faktor dari PSSI juga ngaruh, ngelarang satadion full maksimal 70% dari kapasitas setelah tragedi Kanjuruhan, terutama di pertandingan yg panas dan berpotensi rusuh. PSSI juga ngelarang supporter away yg membuat supporter tuan rumah merasa tidak perlu ke stadion untuk menjaga harga diri daerah/kota dari serbuan supporter lawan, dan jadi males ke stadion karena merasa tidak perlu toh ga ada tamu juga yg perlu disambut.. Itu aja dulu 🤧
Tambahan sih enak ada 2 wilayah, agar klub bisa berhemat
Karna liga sekarang banyak tim" Musafir yg terpaksa harus bermarkas di luar kota mereka karna sedikit'a stadion" Berkualitas Yg memenuhi standar dari pssi dan ditambah faktor harga tiket yg mahal tapi tidak sebanding dengan fasilitas stadion dan juga performa tim di lapangan
Versi sy sepi krn :
1. Format dan jadwal liga tiap tahun berubah dan tidak pasti
2. Liga 1 tidak ada feel setelah tanpa degradasi dan tidak ada sanksi untuk Arema (penanggungjawab kasus Kanjuruhan)
3. Tim liga 1 tidak ada greget di kompetisi antar klub asia
4. Liga 1 ini liga pemain Indonesia atau liga pemain asing
5. Tim Liga 1 dengan akar suporter kuat tinggal sedikit (Persib,Persija,Persebaya,Bali,PSS,PSIS,dll)
Usul Saran Liga 1 tetapkan format kompetisi setiap tahun dan batasi pemain asing dilapangan cukup 3 dan cadangan cukup 2..
Pada dasarnya sepakbola seperti olahraga lainnya itu adalah entertainment, jadi saat hiburannya tidak lagi menghibur atau terlalu mahal, mending cari hiburan lain.
Faktor utama nya 3:
1. Tiket mahal , kalo dulu murah bahkan bisa gratis
2. Beda generasi
3.keamanan
Dulu masih bisa bobol masuk.Sekarang sebenarnya sudah lebih profesional.
Mentalitas suporternya yg harus lebih dewasa,biar orang bukan komunitas lebih nyaman ke stadion.
Mungkin ini yg dimaksud bebenah
Minta do anya ya saudararku agar persela bisa masuk liga 1 biar penonton ramai .....
Nahh ini nih, stadion udah bagus. Kalo masuk liga 1 lagi, mimin juga udah pengen kesana
PERSIBO BOJONEGORO juga kak
Ya semoga ajh bisa ke liga 3..atau netep di liga 2 ajh udh buat persela ma..😅😅😅
Biarlah persela naik ke liga 1 karena persela tidak pernah menjadi tim penantang gelar diliga 1...tim ini hanya pelengkap dan sangat tidak mengancam tim2 papan atas liga 1...so...welcome tim pelengakap liga
@@bodoamat5665persela itu dari 2010 taktinknya monoton mentok mentok peringkat 10,cocoknya dia diliga 2
Lebih baik mana ramai tapi rawan gesekan atau sepi tapi terkendali.
macam sarkasme : mau aman & nyaman kok minta murah😂
Semua punya kekurangan masing".
Lebih suka nonton timnas.
Alasan no 1 tiket yang sangat mahal
Penonton sekarang sudah cerdas. Mereka tidak minat lagi nonton kualitas liga 1 . Ya kuslitasnya tidak sepadan dengan uang yang di keluarkan.
RAMAIKAN LAGI YUKKKK GUYSSSS BIAR SEMAKIN MAJU
Liga 1 kurang menarik,club Indonesia nggak pernah lagi main di liga champion asia,pertanda kualitas liga 1 menurun.
Menurut saya karena kuota pemain asing terlalu banyak... seharusnya cuma 3orang ....
Karena banyak pemain lokal yang bermain dan liga kualitas nya bisa di bilang seimbang ....
Baik yang punya duit atau tidak mereka mampu bersaing....
Sedangkan saat ini dengan banyak pemain asing.... untuk klub yang kurang dana para seporter juga malas karena pasti di bantai oleh klub besar....
Keren nih topik yang diangkat oleh Lopa Bola.
Sukses selalu untuk channelnya yaaa. Salam sepakbola nasional..
Perihal sepinya penonton, suka tidak suka harga tiket tentu salah satu penyebabnya.
Menurut saya, jika memang klub ingin menyasar segmen pasar keluarga sebagai penonton di stadion maka sebaiknya dibuat tiket kategori khusus dengan harga khusus tapi kuotanya disesuaikan dengan cara tiket musiman keluarga, Sisanya dijual untuk penonton umum atau kerjasama dengan sponsor atau pihak swasta. Misal untuk SSB diberikan harga khusus jika membeli 10 tiket. Banyak cara lain juga untuk mendatangkan penonton tinggal inovasi dan kreativitas manajemen klub selama klub tersebut memang benar-benar memiliki penggemar hehe..
Opini saya:Ekonomi sulit,soalnya saya juga nganggur😂,,nyari kerja sulit,aturan ini itu ribet kudu make scan ini scan itu ada juga tuh yang banyak ,,kudu ini kudu itu ribet ,,,gak kaya jaman dulu bisa jebol tiap jalan masuk stadion 😂😂😂 #curhatsekalianberopini
Kirain cuma gw yg mikir gini, gk usah jauh2 ke jaman isl, jaman liga 1 sebelum covid aja setiap stadion klub yg lagi main home selalu full tribun, sekelas klub yg gk terlalu besar kyk Borneo, Barito putera, mitra Kukar, Sriwijaya, PSMS Medan, semen Padang dll gw masih inget setiap mereka main home tribun selalu penuh, apalagi klub2 besar kek Persib Persija psby Arema wkwkwkwk, tapi setelah covid itu animo suporter menurut gw bener2 menurun
Bisa ngga ya kembali rame kaya masa itu?
Penyebab nya
1.daya beli masyarakat menurun
2.liga 1 kurang berkualitas
3. Semua punya android pilih nonton di UA-cam
1. Banyak klub tidak bermain di kandang aslinya krna renov atau kurang sesuai standar
2. Inflasi. Pada kismin sekaran
3. Khusus persib masalah tiketing cukup rumit
4. Jadwal terlalu sering sehingga masyarakat menjadi bosan
5. Permain kurang menarik
6. Pemain sekarang kurang ciri khas yg jd daya tarik seperti jaman BP elloco dll
Klau sya takut sih...klau ingat kanjuruhan
1.main hari kerja
2.tim musafir
3.harga tiket mahal
Kualitas liga sebenernya udah jauh lebih baik dibanding taun sebelumnya
Iya mungkin liganya yg membosankan
Setuju bgt dengan poin2nyaa. Mungkin itu penyebab sepi..
era liga indonesia saat bernama liga djarum dan isl menurut saya adalah masa² terbaik menonton liga menurut pendapat saya.
jujur dari lubuk hati terdalam terakhir saya menonton dan mengikuti liga indonesia tahun 2014 saat persib menjadi juara dan final saat itu adalah pertandingan liga terakhir yang full saya tonton.
Inflasi yg membuat sepi
Rakyat selektif dalam pembelanjaan
Klo pendapatku yg paling berpengaruh itu karena stadionya kebanyakan ada listasan athletiknya, jujur saja sy pribadi melihat bola jauh2 begitu ga nyaman & ga nikmat, berasa sama aja nonton di tv liat pemain bola kecil2 bgitu..
Nanti ente dkk enak ngejeblok ke dalam lapangan. Udah di kerangkeng pake pagar besi tinggi 4 meter aja ente jebol 😂
Karena nonton TIMNAS
Timnas dari dulu selalu di tonton, mau di stadion atau nobar
Kirain saya doank yg udah males nonton liga 1..jangankan k stadion nonton d tv atau hp pun sekarang udh sama sekali gak tertarik
Akhir nya ada yg bahas ini😊
2/3th terakhir sepi penonton faktornya ada cukup banyak bang, beberapa di antaranya mungkin :
1. Perekonomian jelas semakin MEROKET NYUNGSEP
2. Seiring di renovasinya stadion terutama single seat jelas mempengaruhi kenaikan harga tiket, contoh : saya dari Semaran, sebelum stadion jatidiri di renov harga tiket selain tribun barat(VIP) tak sampai 50K, kini setelah di renov tiket paling murah 100K, khusus member dapat potongan jadi 75K, 75K untuk kondisi ekonomi Indonesia jelas cukup mahal
3. Hampir setiap match di siarkan Indosiar/Video jadi banyak suporter yang lebih milih nonton di rumah
4. Ada larangan suporter away
5. Penjualan tiket online, betul 💯% seiring berkembangnya jaman kita juga harus mengikuti tapi masih banyak masyarakat kita yang tak melek digitalisasi jadi jangan terpaku pada online yang manual juga untuk mengakomodasi masyarakat kita
Kalo orang jawa bilang alame lagi sepi jika di artikan kurang lebihnya semua orang lagi seret ekonominya.
SIAPA BILANG SEPI ..?!
YG SEPI PENONTON ITU , JIKA KLUBNYA YG BERMAIN BUKAN DI KANDANGNYA, PADAHAL BERTINDAK SBG TUAN RUMAH, MAU CONTOH...?!
ADA BEBERAPA KLUB MENJADIKAN SATU STADION SBG HOME NYA , SEPERTI STADION BATAKAN MENJADI HOME NYA PSM DAN BORNEO , PADAHAL ITU HOME NYA , PERSIBA .
STADION DI BLITAR , JADI HOME NYA AREMA , PADAHAL ITU HOME NYA PSBI BLITAR .
STADION DI BANTUL , JADI HOME NYA BARITO .
PSIS SEMARANG YG BERMAIN DI MAGELANG.
TAPI ...COBA LIHAT KLW YG MAIN KLUB BESAR YG MAIN DI HOME JYA SENDIRI, WALAUPUN ITU CUMA NYEWA DAN DEKAT DGN KOTANYA , PENONTON PASTI BERJUBEL , CONTOH NYA ...PERSIB , PERSIJA DAN PERSEBAYA , PASTI PENONTON BERJUBEL, BEDA SAMA TUAN RUMAH YG MAIN DIKANDANGNYA , TP KLUBNYA SEDANG SEKARAT , PASTI PENONTONNYA MALAS DATANG .
Jujur2an aja mayoritas suporter Indonesia itu kelas menengah kebawah, mereka gk punya hiburan selain nonton bola, makanya dulu pas tiket murah stadion penuh, pas tiket di mahalin yaa pada mikir2 lagi buat nonton bola
Nah iyaa, dulu nonton bola itu hiburan karena mumet di kerjaan
Tiket mahal bikin males.😅😅😅
Baguslag para pembuat oanr kan mayoritas ngak beli tiket.!
Masih banyak yg harus di perbaiki
Yess bener banget
Intinya semua berakhir pada waktunya😅
Mnrut saya min 'yg pertama itu masyarakat keuangannya yg payah (gak punya duit)
Yg kedua bayar tiketnya makin mahal '
Bisa juga, tiket mahal tapi fasilitas masih gitu gitu aja
Setuju sama komentar ini
-inflasi harga tiket makin mahal
-pertandingan dihari kerja, jaman ISL/liga dunhill konsisten di akhir pekan sabtu/minggu, kecuali sudah masuk 8esar
-pembelian tiket online dan penukaran tiket, bikin ribet bagi penonton yg agak gaptek, walapun memang masih adanya tiket box
-banyak lahirnya club club merger yg mempunyai basis suporter bayangan, beda dengan persija, persebaya, arema, persib, dan tumbangnya banyak club club raksass era 2000an ke liga 2-3
Pada hal laga away itu ingin menyambung silaturahmi selain nonton bola
Dulu penuh tapi selalu dibayangi kerusuhan karena tiket murah akhirnya segala bentuk manusia bisa masuk trmasuk yg SDM rendah.
Menurut sy. Slh satu karena larangan away. Misal dulu msh bisa suporter tamu dtg scr legal. Maka tuan rumah bakal gengsi jika kalah rame.
yang dulu sering nonton ke stadion pasti sekrang udah tua bang... Gak nyaman klow harus bawa anak anak... Salam viking
sejak tragedi kanjuruhan udah gak pernah nonton liga indonesia, sampai kapan? sampai korban & keluarga korban dapat keadilan, pelaku dihukum berat, klub itu didegradasikan atau dibekukan
Liga 1 sangat jelek dalam organisasi kompetisi dan keputusan wasit yang kurang bagusss di kanca asia aja sering jadi pelengkap saja.... Tiket Mahal tapi kualitas stadiun sangat buruk....... Pengaman sangat kurang memadai....
Semoga dengan adanya pembenahan di 22 stadiun trus di lanjutkan ke seluruh setadiun STANDAR kelolosan HOME BASE lebih di PERKETAT DAN HARUS SESUAI ATURAN YANG BERLAKU .......HOME BASE LIGA 1 HARUS STANDAR ASIA ......liga 2 harus STANDAR ASIA ,.......liga 3 harus standar pssi , Lapangan ,tribun ,lampu lapangan, loker roam pemain, dan akses harus memadai dan jangan lupa toilet harus bersih.... Liga 4 rumput harus bagusss dan ruangan pemian harus standar PSSI... Jika INGIN SEPAK BOLA MAJU UTAMAKAN DULU INFRAKSTRUKTURNYA.....
Banyak klub yang main home tidak di daerahnya, karena stadion banyak yang lagi di renovasi
bikin tiap weekend dong, sekaligus semua pertandingan kek liga inggris, trus bikin game kayak fantaxy premier league....kasih juga game apa gitu jd menarik, selain infra dll hrs dibenerimn
Efek covid,efek tragedi kanjuruhan,efek keterpurukan ekonomi,efek platform streaming secara garis besar itu. Kalo fasilitas stadion tidak terlalu berpengaruh karena di era LBM dan ISL fasilitas stadion lebih buruk dari sekarang
Sepi karena ekonomi lagi seret,sy sebagai penjual es campur penghasilan gak kyk 2 tahun lalu,sehari bisa mendapatkan 150rb-200rb bersih,skrg 50rb-75rb bersih kadang 150rb kalo pas cuaca panas apa hari libur,mangkanya mau nonton langsung ke stadion juga masih mikir dulu.
Dulu liga inggris sebelum sebaik skrg kondisinya juga sama seperti Indonesia
Tiket murah yang masuk orang2 yg rusuh, mabuk di luar.. bikin onar di dalam
Kemudian tiket dinaikkan, sdm mulai terseleksi secara natural..
Kenapa sekarang minim suporter di liga 1?
Jawab:
1.kualitas permainan liga
2.harga tiket mahal
3.jadwal sering berubah
4.fasilitas stadion&lapangan yg minim kelayakan nya
5.live striming&live match di tv
6.faktor keamanan+kenyamanan imbas tragedi kanjuruhan
7.banyak tim musafir karena ada renovasi di stadion home base masing² klub
8.suporter away di larang
9.kualitas SDM penonton,pemain,official,wasit dlm memahami&mematuhi rules&law of the game masih rendah
SISI PLUS nya liga sekarang
1.Diterapkan nya VAR utk wasit&perangkat match
2.akhir tahun 2024&awal tahun 2025 akan banyak stadion yg sdh selasai renov serta bisa di gunakan home base utk klub² musafir
3.PSSI bekerja sama dg jepang meningkat kan kualitas wasit&perangkat match.
Tiket tu mahal sudah itu harga pemain tu jgn trllu mahal agar TDK mmberatkan club ni mohon maaf ni klo gua harus berterus terang 24 pemain dlm 1 klub dibandingkan dengan hadiah juara bsarlah pengeluaran club' itu sndiri dr gaji dan lain2
Trs Msalah ke 2 era dlu stiap club' ada pemain bahaya saya kasih contoh 5 klub
Persija punya BP
SFC punya Kayamba
Persib punya Gonzales
Persela punya Marcio souza
Persijap ada Pablo grancess
Dan stiap klub mmpunyai pemain bintang masing2 beda dgn skrg sudah d prediksi yg bkalan juara klo era isl dlu sulit dprediksi karna masing2 tim mmpunyai ksempatan untk jadi juara smpe dsni ngerti kan
Poin tiket mahal setuju, tapi bukan nya era sekarang pemain asing cv nya lebih bagus dari jaman dulu?
@Lobabola tp pemain asing lig kta GK d akui bang,, contohnya di timnas ,, klo saja Gonzales dan Emanuel del porras ada d masa skrg 2 striker ini pasti obrak Abrik gawang lawan
Bagus juga opininya, cuma yang jelas lebih ke penurunan kualitas dari federasi (soal kompetisi dalam negeri). Kalo dulu kita punya piala indonesia / copa indonesia.
Ada pembatasan juga kan skrang tiket d batasi udah gitu belinya online, lebih kondusif sekrang sihhh, d banding masalalu
STADION sepi kayak kuburan 😅😅😅😅
Teknik marketing (fyp)
Gada pemain class dunia seperti dulu ada club yg beli ex pemain celtic (persebaya) mitra kukar persib dll
Penyebab utama level Indonesia sudah up bang...timnas sama club beda 360°... Klihatan dri afc di afc club kesulitan.bda sama timnas
Lihat jumlah suporter timnas sama club .ketika indo main bisa full
1.harga tiket selangit
2.sulitnya akses pembelian tiket , serba online
3.ekonomi lagi menurun
4.kualitas liga belum bagus
Maaf bang semoga ga baper yaa akan kritikan saya. Kalau faktor kualitas kompetisi, kualitas lapangan, kualitas stadion, faktor keamanan dll. kalau perbandinganya adalah ISL. Jadi muncul pertanyaan apakah waktu jaman ISL semuanya masalah tadi ga ada kalau terbiasa nnton isl pasti tau lah. Aku kira tadi ada analisis yg mendalam gituu. But its oke bang keren. Aku baru ini nnton Chanel Abang mungkin di vedeo lain aku bisa puas bang. Semangat
Lapangan juga gak enak di tonton aliran bola mental mental di tambah sering berhenti karna pemain gaya tarkam ..jadi buat penonton males bikin jenuh ..aku juga udah males ke stadion ..paling liat di sosmed hasil akhir aja .
Sepakbola sudah membosankan, coba pssi bikin gimmick, misalnya:
1. Bikin format 3x30 menit.
2. Bikin game kayak fantasy premier league (fpl)
3. Match fokus sabtu-minggu / hari libur
Kemungkinan harga tiket mahal, smentara kebutuhan hidup yg lebih penting banyak
Haruss objektif lah, Liga 1 udh jauh lebih baik daripada ISL, sekarang udh pake VAR, jadwal udh rapih, stadion juga sudah banyak direnovasi, ya memang aneh aja ini udh mulai gak mau nyetadion lg, trend yg berubah sih menurut gw. Lebih seneng nonton di hp atau dirumah
jujur vibes nya lebih seru dulu jaman isl di ANTV tiap stadion selalu penuh udah kaya Liga inggris 👍
Kalo menurut gua:
1. Kualitas siaran liga belum ada kemajuan, jadi vibes liga ga kerasa, padahal, kalo sisi ini diperhatikan, perhatian penonton, terutama gen-Z kemungkinan bakal meningkat. Karena highlight atau mini match yang sekarang justru jadi tren bakal memanjakan penonton2 baru.
2. Supporter militan yang dulu disibukkan oleh masalah kehidupan (pekerjaan, anak & istri bahkan kesenjangan ekonomi). Hal ini diperparah dengan harga tiket "mahal" dan pertandingan diluar weekend.
3. Situasi pasca covid. Ga dipungkiri, Covid merubah seluruh cara dalam menikmati sepakbola.
4. Branding dan Citra liga 1 yang semakin buruk (ini paham semua lah)
5. Tim yang berlaga di Liga 1 mayoritas tim yang tidak punya basis supporter. Tim2 dengan sejarah dan basis supporter yang besar justru tampil di liga 2 dan liga 3 (dan ini menggerus kebesaran basis tim supporter itu sendiri).
Kya nya klo maen hari libur masih rame. Tpi klo hari kerja wajar sepi.
Tertibkan hari untuk gelar sepak bola … Sabtu minggu
Yooii... malu liatnya, ntn liga lain, penonton penuh, liga indo, yg ntn cuma cicak yg tinggalnya memang d stadion.
Padahal bbrp thn lalu, liga indonesia begitu semarak
Baguslah biar para perusuh ngak ada lagi.
Gpp dimahalin yg penting oknum sporter SDM rendah yg anarkis biasanya bocil2 yg belum punya duwit banyak, coba lihat liga belanda ,liga belgia , sporternya dikit namun sepakbolanya maju, dan dengan harga tiket yang naik pendapatan klub juga naik, yang penting pendapatan yg naik tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas sepak bola seprti rumput stadion, fasilitas keamanan stadion, pembinaan usia dini dll. Sehingga seoak bola indonesia lebih berkualitas
Harga tiket mahal mungkin juga berpengaruh tp antusias orang jaman dulu datang ke stadion karena belum ada HP kalau baca di koran untuk lihat hasil pertandingan terbitnya besok jadi niat ingin datang ke stadion lihat langsung pasti ada dan yang pasti penasaran lihat pemain asing bermain
saranku sih
1. Klub di kurangi maksimal cukup 10 tim ( tapi main nya 2 kali home , 2 kali away untuk kuota pertandingan 1 musim 38 pertandingan)
2. dengan hanya 10 tim hanya klub manajemen bagus yang bisa tampil di liga utama
3. dengan semakin sedikit klub tingkat persaingan akan lebih ketat, sehingga klub akan mengontrak pemain yang berkualitas tentu mahal.
4. dengan klub sedikit kue sponsor jadi lebih besar sehingga bisa biayai klub dengan tim yang berkualitas
5. Kuota 5 pemain asing yang main di lapangan, yang di cadangkan 2...total 7 pemain asing, agar permainan berkualitas
6. pertandingan untuk minggu bisa di mulai jam 8.30 pagi, Sore jam 3.30 dan malam jam 6.30...untuk daerah yang lima hari kerja bisa sabtu jam 8.30 pagi..tidak terlau pagi atau siang...sehingga minat orang datang semakin banyak datang ke stadion dan kuota siaran langsung di TV bisa di laksanakan...
7. Stadion di buat ramah keluarga....sehingga bawa anak tidak takut berbahaya
8. Stadion di bikin bagus kaya masuk mall...seperti GBLA sekarang keluarga serasa berwisata kalo nonton bola di stadion
Sekian saran dari pecinta bola amatir , mohon maaf jika ada yang kurang berkenan...
Lucuu
Kalau menurut gw ini faktor masa transisi penonton aja sih. Ada gap antara era "bar2" ke era "beradab".
Era bar2 dimana penonton tdk di manage dg baik. Yg masuk gratisan banyak. Yg tujuannya sambil nyari masalah juga banyak. Ini bisa dibilang dark ages juga utk Industri sepakbola di negara kita.
Di era beradab management mulai tersusun walau belum sempurna. Penonton mulai di filter sehingga kelompok gratisan sulit mendapat akses. Sementara penontob yg bener2 fans setia (beli ticket dan perilaku tertib) belum terbiasa dg perubahan ini.
Kenapa terjadi gap, karena 2 hal :
1. Pandemi Covid
Larangan nonton di masa Covid mau nggak mau memang sedikit merubah habit penonton. Yg biasanya setia utk datang ke stadion, akhirnya lama2 terbiasa nonton lewat jalur alternatif. Mulai dari TV atau app. Dan ketika larangan Covid sudah tdk berlaku, mereka sudah terlanjur nyaman dg jalur alternatif ini.
2. Tragedi kerusuhan yg beruntun, Persija vs Viking yg kemudian disusul kanjuruhan.
Ini juga jadi salah satu faktor. Gimanapun juga trauma pasti ada. Terutama kalo kalangan emak2 udh mulai strict maen larang anak atau lakinya datang ke stadion. Kebayang kan gimana ruwetnya kalo emak2 udh mulai ngomel.
Sayangnya, kedua trigger ini tidak diantisipasi oleh klub. Selama ini klub kan hanya mengeksploitasi fans habis2an tanpa ada feedback. Gimana pun juga, sepakbola kalau mau jadi industri harus memenuhi unsur sportainment. Karena selama klub selalu abai dan nggak pernah mikirin hal ini, akhirnya ketika muncul trigger gap tadi yg ada di benak fans cuma "iya lah mending nonton dirumah aja, atau nobar. Toh sama aja cuma nonton ini.."
Mindset ini akhirnya yg semakin mendorong fans malas datang ke stadion, karena merasa dengan datang ke stadion itu nggak nambah experience apa2. Yg ada malah nanggung resiko kalau sampai ada keributan dan terjadi tawuran. Nggak main2, nyawa yg jadi taruhannya.
So kedepan PT. Liga Indonesia harus bekerja keras menemukan formula yg kreatif supaya penonton bisa kembali datang ke stadion. Perbanyak kampanye dan program2 bersama sponsor. Bangun image yg kuat kalau datang menonton ke stadion itu aman, nyaman, dan menghibur. Tawarkan konsep yg praktis bagi para fans. Kalau image sudah terbangun dengan baik, gw yakin stadion bakal penuh lagi. Jangankan bola, bangku konser yg harga tiketnya jutaan aja selalu ludes kok.
Terlepas dari mahalnya tiket, sebenarnya faktor utama adalah atmosfer kedaerahannya mulai hilang. Dulu klub sepakbola kita masih didanai oleh APBD, klub benar2 milik pemerintah daerah, bukan seperti sekarang yang menjadi perusahaan berbadan hukum dan mudah sekali dijualbelikan dan berganti nama dan homebase. dulu ada Persijap Jepara, Persela Lamongan, Persiter Ternate, Persmin Minahasa, dll. mereka mewakili daerahnya masing2 sehingga masyakarat daerah tersebut benar2 ikut meramaikan dan menonjolkan daerahnya, karna klub milik pemerintah daerah jadi mereka ada effort lebih agar kota mereka tetap eksis di kancah sepakbola nasional.
Setuju
ironi liga indonesia :
jaman dulu : stadion penuh, sering terjadi anarkis
jaman now : stadion sepi, jarang terjadi anarkis
terkenang awal 2000, nonton persib di stadion siliwangi cuma Rp 5000
Yang paling utama adalah untuk menghindari kerusuhan antar suporter a dan suporter b dan lain lain contohnya ada suporter a ketahuan menyusup di kerumunan suporter b akhirnya diamuk massa dan diusir
Tapi kan sebelum ada regulasi larangan away, banyak juga yang away tapi aman
Sukses selalu bang
Wahhh thanks suport terus ❤️
makasih min informasi nya,suka heran pas musim baru dimulai ko aneh sepi terus gatau penyebabnya sekarang jadi tau udah ga kepikiran ga penasaran lagi 😂
Hanya info yang kami survey aja sih, selebihnya kita juga gatau alasan jelas nya
KARENA LIGA INDONESIA TERLALU DRAMA DAN RUMIT SEPERTI HAL NYA DUA LISME LIGA ISL DAN IPL. SETELAH LIGA SUPER INDONESIA BERAKHIR SEPERTINYA MINAT SUPORTER DI INDONESIA KURANG ANTUSIAS.
#PECINTA LIGA SUPER INDONESIA🇮🇩
hal yg dilupakan adalah pride supporter ke tim berkurang, mungkin karena gak ada pemain timnas di klubnya
ada fenomena penonton eropa nga akan nonton liga satu krn buruknya permainan, sedangkan penonton liga satu nga nonton liga eropa entah karena apa alasanya
Klo jaman 90an ama era awal 2000an kan masih ada fanatisme kedaerahan, makanya jangan heran di era itu stadion selalu penuh
Apa karena udah banyak club yang merger dan udah hilang ke aslianya?
Klo di Liga indo suporter tamu di larang away itu sangat di sayangkan
Sekarang kebanyakan tiket online , bagi orang yg awam seperti bapak" anak" yg belum tau jadi sulit di dapat