JUARA 1 BALEGANJUR NGARAP BR. MENESA PUSEH | LOMBA BALEGANJUR NGARAP PEDUNGAN VILLAGE FESTIVAL 2024

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 9 лип 2024
  • Halo semeton 🙌🙏
    Kali ini admin berkesempatan meliput Lomba Baleganjur Ngarap antar STT Se-Desa Adat Pedungan, serangkaian Pedungan Village Festival Tahun 2024. Mau tau keseruannya!?, yuk disimak videonya sampai habis, dan jangan lupa klik subscribe, like, comment, share dan nyalakan lonceng notifikasinya agar tidak ketinggalan video-video terbaru dari kami.
    Terimakasih 🙏🙏
    Dalam video ini kontingen dari Sekaa Gong Dwi Tunggal, ST. Dwi Tunggal, Banjar Menesa Puseh Desa Adat Pedungan, berhasil meraih predikat Juara 1 dalam Lomba ini, dengan Sinopsis & Judul Garapan sebagai berikut:
    Pengaruh Baleganjur Ngarap terhadap Semangat Tukang Tegen Wadah dalam Upacara Ngaben
    (Studi Kasus pada Banjar Menesa-Puseh Pedungan)
    Gamelan baleganjur ngarap mulai membawa pengaruhnya ke Banjar Menesa Puseh sejak tahun
    2013. Tabuh baleganjur ngarap mulanya digarap untuk mengiringi ogoh-ogoh saat pengerupukan yang kemudian ditabuhkan pula pada saat upacara ngaben. Berdasarkan pengamatan secara fenomenologi, bentuk baleganjur ngarap berpengaruh terhadap semangat tukang tegen wadah dalam upacara ngaben.
    Dalam penyajian karya kali ini penyaji tidak hanya menyajikan karya seperti pada beberapa sinopsis
    sinopsis lomba baleganjur yang mengangkat suatu cerita dengan penarasian kisahnya, namun sering kali tidak menjelaskan bentuk komposisi musikal karya secara detail sehingga terkesan seperti sinopsis tempelan. Dikarenakan lomba baleganjur kali ini tidak menampilkan koreografi ataupun tarian, kiranya pengkonsepan karya lebih dominan memaparkan unsur musikal. Karena untuk memahami suatu karya perlu adanya penghubung imajinasi antara penyaji dan pengamat, sehingga wujud dari sebuah karya dapat dipahami utuh. Karya ini hendak menyajikan penggambaran nuansa menabuh saat upacara ngaben di Banjar Menesa-Puseh Pedungan. Berbagai elemen baik komposisi musik, situasi, dan ekspresi dihadirkan secara apa adanya sesuai dengan realita yang terjadi sebagai sebuah sajian karya. Lebih tepatnya karya ini ialah bentuk representasi realitas yang mengekspresikan naturalitas.
    Bentuk komposisi dalam baleganjur ngarap tidak bersifat struktural, melainkan dikemas dalam
    beberapa part-part tertentu seperti pengawit, batel, pejalan, jaipong yang dimainkan menyesuaikan dengan situasi saat pengabenan. Karya ini memiliki part-part tertentu dan terdapat jeda peralihan menuju part selanjutnya. Bentuk permainan dalam garapan kali ini lebih mengarah kepada model staccato, dimana pola komposisi terputus-putus dan juga pengaturan dinamika yang fluktuatif.
    Garapan ini mengekplorasi pola permainan cengceng dengan teknik berpasangan polos sangsih
    untuk menghasilkan suara padat dalam beberapa komposisi. Karakter yang hendak ditonjolkan lebih kepada kepadatan komposisi gending, ketebalan bunyi, serta kerapatan motif pukulan. Pada bagian pengawit dan batel ngancit penyanji mengemas tempo 5,3,4,6., kemudian menghadirkan pengolahan dinamika yaitu perubaban tempo yang signifikan sehingga struktur garapan tidak datar. Permainan tempo setengah, ngumbang ngisep, dan pola question answer juga terdapat dalam komposisi. Terdapat pula komposisi musikal non-struktural yang memberi sedikit aksen pada bagian akhir, sebagai bentuk pengembangan bahwa komposisi garapan tidak harus terstruktur dan baku. Unsur vokal digunakan pada garapan ini tidak hanya dalam bentuk struktural (terpola) namun juga abstrak (tidak terpola). Vokal abstrak yang dimaksud kan ialah suara-suara improvisasi penabuh sebagai wujud ekspresi realitas yang dihadirkan sebagai bagian dari garapan.
    Apapun yang dihadirkan dalam penyajian karya kali ini ialah komposisi sebuah karya dengan wujud realitas natural. Penyaji hendak menyuguhkan pengembangan estetika yang berbeda dengan karya dalam lomba baleganjur pada umumnya. Keberanian dalam menyajikan karya secara non-ortodoks ialah bagian dari siklus peradaban estetika yang mengalami dialektika sepanjang zaman. Dialektika yang menghasilkan penciptaan wujud baru dari estetika itu sendiri. Dikarenakan distribusi imaji hanya terbatas dalam secarik kertas, penyaji siap mempertanggungjawabkan karya ini dengan dasar edukasi dan literasi.
    Konseptor : Giri Yayak
    Komposer : De Bagus
    Penyaji karya : Sekaa Gong Dwi Tunggal Banjar Menesa-Puseh Pedungan yang baik hati dan kalem-kalem
    Setlist:
    Sinopsis (00:00)
    Gending (01:29)
    ______________________________
    Kontak kami
    Instagram: / soundofgamelan
    Ngiring Lestariang Seni lan Budaya Bali 🌺
    #soundofgamelan #subscribe #baleganjurngarap

КОМЕНТАРІ • 19