klo tuhan itu ada, bentuknya harusnya tdk seperti manusia yg punya sifat marah sedih. secara ruang dan waktu aja katanya yg menciptakan dia. masa iya dia itu ky manusia . modelan manusia itu harus ada ruang dan waktu dulu baru ada, hukum kimia harus ada dulu. sepertinya sifatnya terlalu sederhana klo dibayangkan punya otak emosi ky manusia. cemburu marah dendam sampe masukin ciptaannya ke neraka..
saya pikir pertanyaan itu terlalu sulit untuk syauqi, tapi perlu dibicarakan ke orang lain yg lebih kompeten, sehingga semakin banyak pertanyaan ini di ulang2 maka akan ada versi jawaban yang lebih banyak
Jawabannya: Bencana itu sebuah konsep dalam pikiran manusia, karena sifat manusia yang konstruktif maka hal destruktif seperti bencana ya hanya manusia yang menjadi penyebab dan dan sekaligus penerima akibat dari sebuah bencana. Misalkan, bencana gempa bumi mengakibatkan banyak korban. Bukankah penyebabnya adalah manusia membangun gedung2 yang tidak kokoh atau tidak membangun rumah2 yang ringan seperti rumah dari bambu dan jerami. Sedangkan bagi binatang gempa bumi atau bencana apapun bagi para binatang adalah hanya gerak alam yang niscaya terjadi. Bisa di analogikan seperti rusa bertemu dengan singa, rusa tahu bahwa ia adalah entitas mangsa bagi singa. Jadi tidak ada keraguan dalam ayat suci; bahwa penyebab bencana ya manusia nya sendiri.
Argumentasi Agamawan, "Apa yang terjadi di dunia ini Tuhan Sudah Menentukan Segalanya" Dengan kata lain Maha Penentu Segala. Jika Tuhan Maha Penentu Segalanya, Maka Manusia Hanyalah Wayang yang dimainkan oleh dalang, sehingga apa gunanya usaha manusia? Dan harusnya bukan manusia yang bertanggung jawab atas kesalahannya karena semuanya sudah ditentukan. Lalu agamawan akan berkata: "Tuhan memberikan manusia pilih untuk menentukan kehidupannya, dengan kata lain Free Will" Jika Tuhan Memberikan Free Will kepada manusia, maka bukankah ini justru kontradiktif dengan argumen pertama, sebagai Maha Penentu Segalanya? Argumen agamawan selanjutnya: "Karena maha Penentu segalanya itulah, Tuhan sudah menentukan free will kepada manusia" Jika Tuhan dengan sengaja memberikan free will kepada manusia untuk melihat pilihan manusia, maka gugurlah Tuhan Maha Pengasih, Penyayang dan maha Adil, karena dengan free will yang diberikan, telah memperlihatkan ketidakadilan kehidupan ini, kekejaman kehidupan ini, dan segala evil yang ada di dunia ini. Apakah hanya karena free will, Tuhan merelakan/membiarkan pembunuhan baby yang dianggap suci dan tidak berdosa? Dimana label Maha Penyelamatan? Apakah hanya karena free will, Tuhan membiarkan ada baby yang mati di perkosaan? Dimana label Maha Penyelamatan? Lalu argumen agamawan: "kenapa hanya menyoroti beberapa evil yang ada didunia ini, apakah kalian tidak melihat keindahan dan Anugerah yang telah Tuhan berikan" Jika memang Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyelamatan, Maha Penyayang, Maha Mengasihi, Maha Astaga Segalanya, maka dengan segala maha itu seharusnya Tuhan akan selalu memberikan Anugerah dan meniadakan sekecil apapun evil, hanya karena demi free will. Saya rasa ini argumen yang cukup kuat untuk membantah Imajinasi manusia mengenai Free Will Tuhan. Satu-satunya Alasan mengapa manusia percaya Tuhan Dengan banyak label Maha itu tapi malah paradoks, serta percaya Tuhan Personal itu adalah karena Sudah Terlanjur. Dan pada akhirnya saat sudah terdesak Argumen Agamawan adalah "iya kita manusia memang tidak mengetahui apa maksud dan tujuan Tuhan". Jika tidak tahu lalu kenapa, sebelum-sebelumnya seperti sangat memahami dan tahu? Tuhan Maha ini, Tuhan Maha itu, lakukan ini maka Tuhan akan memberikan itu, lakukan itu maka Tuhan akan memberikan ini. Bukankan ini seperti Manusia yang sebenarnya Cosplay menjadi Tuhan? Argumen ini bukan argumen menyangkal Tuhan, tetapi menyangkal Tuhan dalam Imajinasi agamawan, terutama Tuhan monoteistik yang lebih mirip seperti Tuhan Personal (Tuhan yang seperti Person baik dalam Wujud atau pun Sifat meskipun di tambah label maha).
@@Totsurr sebenernya jika Anda simak kembali, Argumen saya itu, saya arahkan ke orang-orang yang sesuka hati mendefinisikan Tuhan berdasarkan Imajinasinya. Memberi banyak atribut kebada Tuhan yang berujung pada Paradox, kesalahan dan kekeliruan berfikir. Lagi pula tidak mempercayai Tuhan Versi penjelasan Agamawan, Bukan berarti Ateis? Saya lebih suka definisi Tuhan dari orang bijaksana kuno, saat ada orang yang belum matang pikirannya bertanya kepadanya. Tuhan Itu apa? Yang bijaksana akan menjawab. Tidak bisa dijelaskan, Tidak bisa didefinisikan, Yang Esa. Selesai... Kenapa orang bijak akan menjawab seperti itu? Karena orang bijak tahu. Seseorang apakah mampu memahami tentang Tuhan, dan dengan siapa Orang yang sudah siap itu diberi pengetahuan mengenai Tuhan. Selama orang tersebut belum mampu maka jawaban yang akan orang bijaksana itu berikan sebatas, 3 sebutan tadi. Akan tetapi ada orang yang dilabeli sebagai Agamawan belum tentu orang yang bijaksana, terkadang hanya demi jumlah umat ia membuat definisi-definisi Tuhan Imajinatif nya sendiri untuk menarik orang untuk Convert, dan bertahan ke keyakinan yang seperti Agamawan itu percayai. Oleh karena itulah akhirnya, jika Agamawan-Agamawan itu berdebat mengenai Tuhan, kebanyakan dari mereka tidak akan memberikan jawaban yang matang, karena Terlanjur membuat definisi-definisi Tuhan dalam imajinasinya, yang berujung Paradox. Setelah buntu dengan Paradox Tuhan yang ia imajinasikan, dia akan mengunakan kungfu andalannya yaitu: "siapapun yang tidak percaya tuhan versi keyakinannya, itu karena Tuhan sudah menutup pintu hatinya, dan sudah dijamin masuk neraka". Bayangkan entengnya terdesak dalam perdebatan, karena Paradox ula sendiri, membuat label orang masuk neraka. Bertapa buruknua cara berfikir seperti itu.
Ajaran samawi tidak akan bisa menjawab pertanyaan2 bang Yadi. Cuma ajaran Buddha dan Hindu ttg hukum karma dan reinkarnasi yang mampu menjawab pertanyaan bang Yadi. Thats the truth.
@NababanArmadillo Seandainya Muhammad mengklaim sesuatu atas Nama Kami padahal Kami tidak mengucapkannya, niscaya Kami menghukumnya dan mengambilnya dengan kekuatan dan dengan keras, kemudian Kami memutuskan urat jantungnya, maka tidak seorangpun yang sanggup menghalangi Kami untuk menghukumnya. Sesungguhnya al-Quran ini adalah nasihat bagi orang-orang yang bertakwa yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Iya semakin saya percaya kepada alquran kembali Krn Di Akhir hayat Muhammad يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ Wahai Aisyah! Aku masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh makanan yang aku makan di Khaibar, dan pada saat ini, aku merasa urat nadiku seperti sedang dipotong oleh racun itu. - Sahih al-Bukhari 4428
Pendapat saya, siapapun hidup didunia ini tidak telepas dari hukum alam aksi - reaksi, aksi dari kehidupan terdahulu memberikan reaksi ke kehidupan sekarang atau kedepan..
SDH hampir setahun pertanyaan2 ini diajukan Yadi. Kali ini menurut perspektif muslim, walau sblm ny prnh jg di bahas brsama kumaila hakimah. Hampir semua vidio Yadi ttg ini , sejauh ini jwban dari pendeta jeri bisa jd pegangan para theist.,.
FREE WILL Dalam teologi: Kehendak bebas sering dikaitkan dengan kebebasan manusia untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan di bawah kendali atau pengetahuan Tuhan. bencana alam adalah dua hal yang berbeda. Kehendak bebas memungkinkan manusia untuk menentukan sikap terhadap bencana, baik dengan bertindak secara moral maupun mencari solusi. Bencana alam, di sisi lain, adalah bagian dari dinamika alam yang tidak dipengaruhi oleh pilihan manusia, meskipun tindakan manusia bisa memperburuk atau memperbaiki dampaknya.
Tlong datangkan narasumbernya yang cerdas. Menurut saya kapasitas mereka sebagai seorang yang beriman masih kurang untuk menjelaskan, karena orang beriman dan cerdas terutama pasti menjelaskan sesuatu berdasarkan data entah dari kitab sucinya atupun literasi yang sumbernya terpercaya.
secara antropologis.. dlm sejarah manusia tercatat lebih kurang ada 4500 agama, 18000 Tuhan, dgn "live time" nya masing2.., mengapa manusia menciptakan gagasan tentang Tuhan ? 1. Penghiburan: Untuk menemukan penghiburan dalam menghadapi penderitaan 2. Penjelasan: Untuk menjelaskan proses kompleks yang tidak diketahui atau sulit 3. Makna dan tujuan: Untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup 4. Kontrol: Untuk merasakan adanya kontrol atau perlindungan dari sosok super 6. Moralisasi: Untuk menyatukan ide ttg moral yang beragam 7. Ruang "rasa" yang lebih nyaman: Untuk merasakan bahwa agama dan spiritualitas adalah ruang rasa yang lebih nyaman ketika hadapi suatu krisis
kalo opini gua. manusia menciptakan tuhan itu agar tidak merasa "kesepian". karna pada hakikatnya setiap manusia itu hanya "sendiri" didalam pikirannya atau kesadarannya. dan tuhan disini bisa untuk mengisi kekosongan tersebut, kurang lebih mirip seperti poin ke 7 yg anda buat
Menurutku, Bencana alam bisa disebabkan karena dua bisa jadi: 1. akibat perbuatan/kuasa manusia (buang sampah sembarangan, pengerusalan lingkungan, ekploitasi alam) 2. bisa diluar akibat perbuatan/kuasa manusia.. (Gempa akibat bergesernya lempeng, gunung meletus dll) Tapi kondisi dimana manusia lahir dan kapan dimana manusia terkena bencana disebabkan hasil perbuatannya di massa lampau...
Klo bencana alam disebabkan karena manusia itu gak ada, adanya akibat kerusakan, sebagai contoh longsor itu disebabkan karena aktifitas berlebihan di sekitar perbukitan.
@user_qpxm bukan, juga bencana alam itu bukan berarti kenapa disebut bencana alam karena itu menimbulkan korban? Kalo pakai term itu penembak di sebuah sekolah di Amerika disebut bencana alam?
@@hanayuri14 Definisi bencana alam Bencana alam adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang terjadi akibat alam dan berdampak besar bagi masyarakat. Bencana alam dapat mengakibatkan kerusakan harta benda, hilangnya nyawa, dan kerugian ekonomi. Emang saya ada ngomong penembakan merupakan bencana alam?
_channel _*_@SejarahDanKitabSuci_*_ banyak upload konten dengan referensi sarjana orientalis dan revisionis. saya kira beliau cukup kompeten, openminded, dan low profile untuk mas yadi ajak diskusi._
Malah ada term baru soal LGBT L=Longsor G=Gempa Bumi B=Banjir T=Tsunami ++= Tinggal tambahin aja hal yang merusak yg disebabkan karena melanggar hukum Tuhan. 😅
Syauqi²😔, kalau gatau itu yah ga usah malu-malu jawab gatau kaya Imam Malik bin Anas. Bukannya jawab ngeles sana-sini yang ujung-ujungnya malah blunder jawabannya kontradiksi dengan jawaban sebelumnya.😔
@Platinumsnake2024 Kalau ilmu agama dia bagus harusnya dia bisa bijaksana, bukan mengedepankan ego. Kalau dia mengedepankan ego, berarti dia cuma sebatas ngerti agama aja, tapi akhlak yang sesuai dengan agamanya ga terbentuk.
Kalau saya ada di camp bang syauqi, saya akan bilang, klo dalam islam kita manusia kan oleh Tuhan dijadikan khalifah di muka bumi.. Khalifah dalam pengertian "pengganti" Tuhan. Maka sifat Maha Kasih Tuhan, disampaikan lewat tangan2 kita hamba Tuhan yang beriman kepadaNya. Kurang canggih nih syauqi 😀
khalifah?? dan sayangnya semenjak revolusi industri pd tahun 1700an. Bumi kita makin rusak, gara-gara ulah manusia. kan sangat berkontradiksi dengan argumen mu itu. seharusnya dengan diturunkan/diciptakan manusia, maka keadaan bumi sekarang harusnya makin baik, tapi ternyata tidak.
Problem of Evil menurut saya sangat menekankan pada dua sifat Tuhan saja.... yaitu Maha Kasih dan Maha Kuasa. Padahal Tuhan mempunyai 99 sifat sesuai atribut2 Nya atau asmaul husna yang sudah diperkenalkan dalam Quran. Selain Maha Kasih, Tuhan juga Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Mengetahui, Maha Kehendak, dlsb. Mempertentangkan 2 sifat Nya saja dan mengabaikan sifat2 Nya yang lain menurut saya adalah kurang tepat. Bagaimana jika Maha Bijaksana dan Maha Adil Nya memang menghendaki evil untuk ada dengan tujuan tertentu? Yang kalau dilihat secara lokal dan temporal bisa dinilai buruk, tetapi kalau dinilai sepanjang rentang sejarah umat manusia, bisa memberikan hikmah yang baik? Kenapa manusia menginginkan keburukan utk hilang? Apakah kita bisa membayangkan kehidupan manusia jika semua keburukan hilang? Yang ada hanya yg baik baik saja? Tidakkah jiwa kita akan cepat menjadi bosan? Tanpa gairah?
Mending keburukan hilang supaya tidak ada yang disiksa di neraka karena didesign untuk berbuat lebih banyak dosa, tidak ada orang-orang yang menghakimi satu sama lain. Rasa-rasanya ga worth it sekali "hanya demi" menghilangkan kebosanan dengan memunculkan keburukan yang membuat penderitaan hidup bagi orang-orang yang mengalaminya. Lebih baik sedari awal tidak ada kehidupan, tidak ada makhluk yang perlu menderita. Kalau demi manusia tahu apa itu kebaikan, keburukan harus ada di dunia ini, menurut saya mending tidak ada kedua-duanya karena semua kebaikan yang ada di dunia ini tidak sebanding dengan semua keburukan yang telah terjadi di dunia ini dari awal penciptaan sampai kiamat.
@@luqman777 Dalam Quran malaikat pernah protes kepada Tuhan: “Ya Tuhan apakah Engkau akan membuat makhluq yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah sebagai Khalifah di muka bumi?” Jadi malaikat sudah tahu sifat manusia yang punya potensi berbuat keburukan di muka bumi. Tapi jawaban Tuhan singkat: “Aku tahu apa yang kalian tidak ketahui.” Tuhan tidak memberi penjelasan kenapa menjadikan manusia yang akan berbuat keburukan. Dia simpan jawabannya untuk diri Nya sendiri. Tapi tentu ada hikmah yang lebih besar dibandingkan ketakutan para malaikat. Lalu Tuhan meminta manusia mendemonstrasikan ke para malaikat kemampuan manusia untuk memberi nama. Memberi nama ini adalah kemampuan untuk membedakan benda2 berdasarkan ciri yang bisa diamati, lalu memberikan nama untuk benda2 itu. Ini adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan manusia untuk membuat kebudayaan. Yang tidak dimiliki oleh hewan. Malaikat tidak protes untuk makhluq hewan, karena hewan mmg tdk akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Hewan hanya punya instink untuk survive. Tapi jika hanya ada hewan di muka bumi ini, tanpa ada manusia, mungkin kerusakan di muka bumi tidak akan ada, tapi bumi juga akan kosong tanpa ada kebudayaan seperti yang dibangun manusia.
@@MuhHuda-su2sfjawaban kamu mengerucut pada kesimpulan: "Imani saja karena hanya Tuhan yg tahu" Tipikal orang beragama kalau ditanya sesuatu yg g bisa di jawab. Maaf jawaban seperti itu g bisa memuaskan sama sekali
@Rich999_9 terkesan seperti itu ya? Sebetulnya saya ingin menunjukkan protes thdp keburukan yg dibuat manusia sdh diajukan oleh para malaikat dulu, problem of evil, tapi Tuhan toh tetap Tuhan pada rencana Nya. Walaupun akan ada evil pada kehidupan manusia. Tapi oke saya terima keberatan anda.
@@MuhHuda-su2sfSetuju dengan statementnya Rich999_9, maaf menurut saya jawaban anda template. Bagi orang-orang yang kental dengan doktrin agama, mungkin dikasih jawaban "hanya Tuhan yang tahu & pasti ada hikmah di balik kejadian itu" bakal memuaskan pertanyaan mereka. Tapi bagi orang yang kritis, jawaban itu sebenarnya tidak memberikan jawaban. Coba anda sering lihat berita-berita kriminal, berapa banyak orang yang hidupnya menderita yang mungkin sampai mati pun mereka tidak menemukan hikmah dibalik musibah yang mereka alami. Kita yang tidak mengalami musibah yang hebat, gampang saja bilang "setiap kejadian ada hikmahnya". Tapi, korban perkosaan misalnya, saya yakin kalau disuruh memilih mau tidak menjadi korban perkosaan itu untuk mendapatkan sesuatu hikmah tersebut, mereka ga bakal mau untuk menukar pengalaman tersebut dengan hikmah yang diambil. Traumanya bisa seumur hidup tapi hikmahnya belum tentu dapet. Banyak lah kejadian-kejadian yang terjadi yang diluar batas kemampuan manusia, korban salah tangkap, TKW disiksa, dll yang saya yakin kalau disuruh milih, mereka ga bakal mau mengalami hal itu untuk mendapatkan hikmah yang bisa jadi ga ada. Bagi orang yang terdoktrin agama dengan sangat kuat mungkin mereka yakin pasti setiap kejadian ada hikmahnya, tapi realitanya kalau menurut saya hikmah yang diambil dari suatu kejadian belum tentu ada. Orang disiksa perlahan sampe mati, hikmah yang didapat orang itu apa? Paling kematian itu sendiri. Jadi mending dunia kosong tanpa kebudayaan. Kalau memang tujuan pencipta menciptakan ciptaan-Nya agar melegitimasi Dia sebagai pencipta, yah cukup menciptakan alam semesta juga sudah cukup, tidak perlu menciptakan manusia & masalah di dalamnya. Seakan masalah bertahan hidup belum cukup, ditakdirkan juga terjadinya banyak agama sampai ada atheis, agnostik, dll saking rancunya Tuhan itu ada atau ga? Mana agama yang benar? Padahal dengan kondisi 1 agama saja, orang sudah dibuat bingung dengan banyak golongan. Sekarang ditambah bingung dengan banyak agama & aliran kepercayaan, makin banyak orang yang masuk neraka hanya gara-gara salah cara menyembah penciptanya. Padahal dengan 1 agama juga sudah cukup untuk membuat game reward-punishment surga-neraka. Pada akhirnya manusia cuma jadi "mainan" pencipta-Nya karena Dia bukan sedang riset seberapa banyak yang taat & tidak taat kepada-Nya karena Dia Maha Tahu jadi pasti tahu ending dari alam semesta ini tanpa harus menciptakannya.
Pada lucu, kenapa alat ukur baik buruk untuk manusia, dipakai untuk Tuhan 😂 pada baper nih 😂 kayak anak Play Group yg ngambek 😂 Perasaan (alat) dalam dirinya (manusia) dipakai untuk mengukur di luar dirinya (Tuhan) 😢😂
Konsep Takdir dan Kehendak bebas yang ada dalam agama Islam membuktikan ajaran Islam itu saling kontradiksi. Bagaimana bisa dikatakan bahwa agama datang dari pencipta alam semesta. Padahal kalau perhatian alam semesta, sepertinya pencipta semesta nggak mungkin melakukan perbuatan yang saling kontradiksi. Jadi sebenarnya agama itu bukan dari pencipta alam semesta.
@arifinninis2627 Agama buatan manusia, sama seperti budaya, politik, hukum dan lainnya. Mana yang bermanfaat kita lakoni, dan mana yang nggak penting, ya, di tinggalkan saja. Yang penting saat ini kesehatan, uang, keluarga yang harmonis, sahabat sejati, ilmu pengetahuan dan teknologi serta keamanan dan kedamaian dunia.
@ wahaha jauh banget lu mikrinya, ini kan lu ngomong manusia, ya emang kenyataannya blum ada yg bisa kesana dengan teknologi yang sekarang, di komen paling atas aja gue ngomongin robot, bukan manusia.
@ Lah ente ngambil kesimpulan langsung karena cuma 1 kasus. Bro, gue ngomongin robot, kenapa ente ngomongin manusia. Udah gitu, lu langsung jumping conclucsion gue ga beragama, huahaha
Klo kasusnya seperti di awal, ada kata yang cocok, kalo yang baik-baik menurut sebagian besar orang dikatakan itu berasal dari tuhan. Jika itu hal buruk biasanya berasal dari manusia itu sendiri. Ini cm opini saja yg tersebar, tp mungkin aku akan setuju sih.
Sebagian manusia mmg aneh, terlalu byk berpikir yg nggk dibutuhkan. Malah sibuk dgn pikirannya sendiri sdgkan kehidupan/dunia tetap berjalan. Sampai modyarpun bisa jd dia ttp dibingungkan dgn pikiran liarnya 😂 Dlm agama, khususnya bab takdir, kehendak/pilihan. Pembahasannya cukup simple. Beramal sj dgn rambu2 yg sdh ada. Baik-buruk, maksiat-taat, pelit-dermawan, kerja keras-males2an.. dll.. Cukup beramal. Gk usah mikirin takdirnya gmn. Kehendak tuhan gmn. Ranah takdir/kehendak tuhan itu ranah keimanan. Tdk bs dijelaskan scr rinci oleh akal. Mmg demikian. Makanya dlm islam bab takdir itu ada dlm rangkaian "R U K U N I M A N" Dr sini aja sdh jelas. Takdir itu dilihat dr sisi iman, bukan akal,. Dan mmg kecerdasan manusia sangat terbatas. Kalo dipaksakan, ujung2nya pikirannya liar kemana2, fisiknya diam ditempat. Amal kebaikannya gk jg bertambah. 😂 Manfaat dirinyapun tak dirasa 😅 Btw., iman itu ada rasanya lho.. betul2 ada rasanya,. Contoh simple org muslim baca quran,.. wah itu hatinya bs tiba2 lapang, bahagia, pikiran fresh.. dan kebahagiaan2 yg sulit dijelaskan dgn tulisan ❤ ❤ Silahkan dicobaa 🎉
@hantubelaung hmmm.. dlu sy kalo ngaji jg patah2, gk lancar. Mulai belajar dr yg ada latinnya dan terjemahan, biar lbh faham artinya jg gk sekedar baca. Lama kelamaan ya baru lancar dan baru bs betul2 nikmati bacaan. Berasa betul nikmatnya. Bosenin? Sudah pernah baca terjemahannya aja smpe habis? Ibarat org gk bs bing tp baca novel bing, ya pasti gk mudeng dan bosenin diawal.
@@kefimarela Udah baca terjemahannya. Ngga ada yg istimewa tuh, begitu2aja isinya. Tidak menggugah sama sekali. Kisah2nya juga biasa aja. Lebih mengharukan ceritanya game FFX deh
Bencana Alam spt, gunung berapi, Tsunami, gempa itu bkn lah bencana Alam atau Tuhan sdg Murka, tp itu hanyalah Proses dr alam aja, saya beri contoh yg lbh mudah di mengerti, Bumi itu spt badan kita, klau badan kita tdk Kentut, Buang air kecil dan BAB, pasti cpt Matikan , begitu jg dgn Bumi ini, Bumi ini sm saja dgn tubuh kita, di dlm perut Bumi ini terus bergerak dan terus Beraktivitas spt didlm tubuh kita, cm Teknologi kita aja yg blm mampu mengamati secara rinci apa yg sdg terjadi di dlm Bumi kita ini, apakah anda sdh bs mengerti
Kalo longsor memang disebabkan karena aktifitas manusia yg berlebihan di sekitar perbukitan. Kalo gempa, volcano, tsunami bukan di sebabkan karena aktifitas manusia, tp klo memang di cocokin ke tuhan, ya kali tuhan salah nakar?
Bang Yadi, mengapa Tuhan diseret dlm wilayah kemauan manusia? Pd akhirnya Tuhan bersifat mekanis, krn bisa ditarik dlm hukum sebab akibat alam, padahal alam kan ciptaan Dia, kenapa akhirnya Tuhan dlm asumsi pertanyaan Problem of Evil abang, jadinya Tuhan anda jebak dlm hukum alam? 😂😂 Biarlah Tuhan tidak terbelenggu oleh hukum, dlm aqidah Islam Tuhan itu bersifat Jaiz (boleh berkehendak) tentu dalam batasan yang tidak melanggar sifat Maha-Nya, sifat Super Nya. Atau yang disebut sifat Wajib (dlm Islam), juga dalam batasan tidak melanggar sifat Mustahil Nya. Kemudian, dlm Islam, kehidupan hakiki adalah kehidupan abadi atau akhirat, dlm Islam dunia ditempatkan sebagai tempat ujian, "ladang" yang "panen"nya adalah di akhirat. Jelas kan, di sifat Tuhan dlm Asmaul Husna yang menciptakan hidup Tuhan, tapi jangan lupa yang menciptakan kematian juga Tuhan, yang menciptakan Sehat/sembuh Tuhan, tapi jangan lupa yang menciptakan penyakit juga Tuhan. Kasih Tuhan adalah dalam kehendak Nya, Tuhan tidak dipaksa untuk selalu menyelamatkan manusia seperti pemahaman kasih dlm pikiran manusia, kalau dipaksa sesuai "mau" manusia, ya Dia sudah lemah, jangan jadi Tuhan dong 😂 Sorry kang Yadi, 🙏
Bencana ada yang disebabkan oleh 1. ulah manusia dan ada juga yang 2. akibat gerakan alam (natural). Yang oleh ulah manusia ya kayak banjir, longsor karena hutannya digunduli, dan yang seperti itu. Juga pemanasan global. Sedangkan yg oleh sebab Natural ya kayak gempa bumi akibat gesekan lempeng bumi, juga tsunami, itu akibat sebab natural (alam). Sebelum ada manusia hanya ada bencana jenis ke-2. Termasuk jatuhnya meteor ke bumi yang katanya memusnahkan Dinosaurus. Untuk bencana jenis ke-2 apakah itu "perbuatan Tuhan"? Bisa iya, bisa tidak. Kalau jatuhnya meteor yg memusnahkan Dino, mungkin iya itu skenario Tuhan. Tapi kalo gempa tektonik di Cianjur misalnya, sulit mengatakan itu perbuatan Tuhan. Itu ya peristiwa alam saja akibat pergerakan lempengan bumi. Masak iya Tuhan sengaja menggerakkan lempengan bumi yang menyebabkan gempa Cianjur? Juga gempa sejenis di seluruh dunia? Rasanya itu peristiwa alam saja tanpa intervensi Ilahi.
@Rich999_9 Tuhan Maha Kasih, tapi Dia juga Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Mengetahui, dll. Jadi kita tdk bisa menyimpulkan karena ada manusia menderita karena bencana alam lalu Tuhan tdk Maha Kasih.... Kita jadi hanya mendefinisikan Tuhan dengan sifat Kasih Nya saja.... dengan apa yang terjadi di dunia ini..... Dan dengan frame berfikir kita bahwa utk Tuhan Maha Kasih maka penderitaan di seluruh dunia harus hilang.
Dalam Quran Tuhan memberikan ilham kepada jalan kebaikan dan keburukan. Berbahagialah orang yg mensucikan jiwanya, dan celakalah sebaliknya. Di sini artinya Tuhan memberikan pilihan bagi manusia. Tapi ada konsep Taqdir juga dimana segala sesuatunya sdh ditetapkan oleh Tuhan. Apakah konsep taqdir bertentangan dgn konsep pilihan bagi manusia? Menurut saya taqdir atau ketetapan Tuhan, tidak menghilangkan pilihan manusia. It's complicated tapi menurut saya kedua hal itu tdk bertentangan. Sehingga kita masih dikenai tanggung jawab atas pilihan kita.
Kalau menurut saya karena segala sesuatu sudah ditetapkan, jadi pilihan yang tersedia juga sudah ditetapkan. Contohnya seperti para nabi seolah-olah punya free will tapi free will mereka terprogram sehingga mereka tidak akan berbuat jahat.
@@luqman777 Pilihan yang tersedia sudah ditetapkan itu hanyalah konsep di fikiran kita saja. Karena secara realita kita tdk bisa membatasi pilihan2 yang tersedia bagi kita atas suatu keadaan. Yang tersedia adalah semua yang ada di fikiran kita, apa yang bisa kita fikirkan saat itu. Kita tidak bisa bertanya pada diri kita sendiri: "Pilihan2 apa yang tersedia bagi saya atas kondisi ini?" Lalu mengatakan "sepertinya ini saja pilihan2 yang sudah ditetapkan Tuhan bagi saya." Sekalipun pilihan2 itu sudah tersedia, kita khan masih bisa memilih.... dan tidak dipaksa untuk memilih pilihan tertentu? Masih tersedia di hadapan kita pilihan yang kita nilai baik dan pilihan yang kita nilai buruk..... untuk bebas kita pilih?
@@MuhHuda-su2sfBukannya realitanya pilihan kita terbatas apalagi ada hukum & norma yang berlaku di masyarakat? Pada akhirnya kan yang terjadi hanya 1 pilihan. Misalnya di Lauhul Mahfudz tertulis bahwa pada tanggal 18 November 2024 jam 03.00 Budi membegal orang, tidak akan mungkin Budi mengurungkan niatnya untuk membegal orang karena di Lauhul Mahfudz tertulisnya Budi membegal orang.
@@luqman777 Betul pada akhirnya yang terjadi hanya akan 1 pilihan. Dan sebelum memilih akal dan hati orang itu akan menimbang mana yang akan dipilih. Apakah membegal seseorang itu pilihan yang baik atau hanya mengikuti amarah? Konsekwensinya juga sudah diketahui sekalipun berusaha untuk menghilangkan segala jejak. Apapun yang dia pilih, apapun yang bertempur di fikiran dan hatinya, pada akhirnya dia memilih dengan kesadarannya sendiri. Tidak ada yang memaksa dia. Maka dia harus siap dengan tanggung jawabnya. Selama ini saya memahami Lauhul Mahfuzh itu sebagai “Pengetahuan” Tuhan. Yang artinya Tuhan sudah mengetahui apapun yang akan dipilih Budi dari pertempuran batinnya. Tetapi “pengetahuan Tuhan itu tidak memaksa” Budi untuk ambil pilihan itu. Itu adalah pilihan sadarnya sendiri di atas pertempuran batinnya. Dalam realitanya, apakah Budi merasa tertuntun oleh apa yang tertulis di Lauhul Mahfuzh? Atau dipaksa? Khan tidak ada seorangpun yang tahu? Lalu kenapa menyalahkan Tuhan atas pilihan sadarnya sendiri?
Kok pd bingung, tuhan menciptakan segalanya netral, baik dan buruk itu penilaian manusia. Baik dan buruk itu sama aja kok, hal baik bisa jadi buruk hal buruk bisa jadi baik, tergantung pada sudut pandang dimana kita melihat.
Dalam pandangan umum. Tuhan seringkali dipersepsikan dengan Nilai-nilai Kebaikan. Disini letak yg ditantangnya. Ketika ada penderitaan dan kejahatan di muka bumi, bahkan bencana alam yang dianggap "jahat". Dimana kebaikan Tuhan?
@@anghenprad nah itu dia, kita seenaknya menganggap bahwa memberi makan itu baik dan tidak memeberi makan itu jahat, padahal keduanya netral kan, bencana alam kadang jg bisa dianggap baik jika sudut pandangnya dirubah, jadi baik jahat sama saja, cm dari sekumpulan hal yg netral ini ada hal yg kita ga suka da hal yg kita suka, dari situlah sentimen soal baik-jahat ditempelkan kpd tuhan.
@@requiemaeter6 nah kalo begitu apakah agama, sebagai satu2nya sarana untuk menggapai Tuhan, hari ini masih relevan.. Karena kita kan sering tuh meminjam "nilai moral" yang datang dari agama dalam kehidupan kita sekarang. Padahal dari perdebatan ini sendiri ternyata terungkap, Tuhan sendiri sebenernya tidak bisa dijadikan sandaran moral yang tepat.
@@anghenprad pertama, moral tidak ditentukan oleh agama, hal tsb secara alami terbentuk pada masyarakat berbudaya. Kedua agama tidak berurusan dengan moral manusia, kontra intuitif? ya, karena selama ini kita selalu menganggap bahwa moral merupakan subset dari agama, padahal agama memiliki dasar yang berbeda yaitu pada hal-hal yg tidak kita ketahui(iman) yang mana bertentangan dengan konsep moral yang dasarnya dalah hal2 disekitar kita (pengalaman dan pengetahuan) . Moral ada pada sisi 1+1, sedangkan agama berada pada sisi bahwa hasilnya selalu 2 tidak pernah 3 atau 4, agama dan moral sebenarnya adalah satu hal dengan sisi yang berseberangan namun membentuk struktur yang memungkinkan kita untuk terus hidup dengan efisien. Jadi apakah agama masih relevan? Tuhan tidak dapat dijadikan sandaran untuk moral, ya betul, tapi untuk moral dapat memiliki hasil yang benar dibutuhkan keimanan, seperti kita tahu bahwa 1+1=2, tapi apakah hasilnya selalu 2? disitulah iman kepada sang penentu hasil yaitu tuhan diperlukan. Jadi apkah kepercayaan kpd tuhan masih relevan? saya kira jawabannya jelas.
@requiemaeter6 masih belum ngerti saya ttg 1+1=2 butuh iman kepada Tuhan sbg penentu hasil. Saya berfikirnya moral kita hari ini, justru sudah kita tentukan sendiri2. Karena agama dan kepercayaan kepada tuhan sendiri adalah hasil budaya dari masa lalu saja. Yang mana waktu itu, masih sangat relevan sekali agama, untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat yang akhlaknya bobrok. Agama hari ini dalam hal moral, makin gak relevan, contoh dengan ditemukannya kontrasepsi saja. Larangan free sex dalam agama, semakin gak relevan. kan katanya untuk menjaga nasab. Apalagi ditambah adanya teknik tes DNA untuk mengetahui orang tua kandung si anak.
Di islam itu ga ada free will adanya takdir yg sdh ditetapkan olloh swt dr sblm manusia itu lahir.... jd apa yg sdh di tetapkan olloh swt ga bs jd manusia pny free will.... jd klo ada cwe diperkosa n sipemerkosa itu sdh ditetapkan oleh olloh swt.... itulah klo klian prcaya kpd olloh yg maha penyesat n maha penipu....
Problem of evil ada ya karena manusia menempatkan Tuhan harus dalam fantasi manusia 😂 oh Tuhan harus gini, harus gitu.. emg lu kakeknya Tuhan, maksa banget si 😂
Nuruddin mah bawa doktrin baru.. renee descrates dibawa ke pembahasan islam, tapi kemudian cari pembenaran2 lain pakai istilah keilmuan modern yang asal comot
Apakah ketika ada manusia yang gila maka dapat menjadi bukti bahwa tidak benar pernyataan "tuhan tidak menguji diluar batas kemampuan?" Ga segampang itu narik kesimpulan hanya pakai 1 premis bos. jangan sebodoh itu. kebiasan ateis ini memang narik kesimpulan hanya pakai informasi yang minim cuma mereka merasa udh sok paling pinter untuk sampai pada kesimpulan maka Perlu juga disajikan berapa persen manusia menjadi gila dan berapa persen yang tidak gila ketika mendapat masalah? lalu bandingkan orang-orang yang gila itu, apakah tidak ada orang yang mendapat masalah lebih besar dari yang si gila itu itu namun tidak ikut gila? Ada loh yang gila atau bunuh diri karena diputusin pacar. apa itu artinya ujiannya melebihi batas kemapuannya? coba jangan seperti katak dalam tempurung yang merasa premis2 ada adalah premis tingkat tinggi dan anda memiliki logika tingkat tinggi
loh ya benar kata yadi, kalau "Tuhan ga bakal menguji manusia diluar batas kemampuannya" itu bullshitt. misal orang bundir karena putus, ya berarti kemampuan dia terbatasnya sampai situ saja. beda lagi lah kalau diuji ke orang yang berbeda. begitupun orang yang ODGJ karena batas mereka ya seperti itu. atau bahkan banyak orang Jewish yg kemampuannya sangat terbatas saat pembantaian Holocaust terjadi, atau anak-anak Palestina saat ini. bukankah itu sudah cukup membuktikan ya? dan masih banyak banget contoh lainnya, bahkan penderitaan pada hewan😮
@chosenone10101 ya itulah gagal berfikirnya orang ateis. Bodoh tapi sok pintar, tersesat tapi sok tercerahkan. Contoh kasus Kalau ada yang bundir dan ada yang tak bundir untuk kasus yang sama (diputusin pacar). Itu artinya tu bukan karena beratnya masalahnya diluar batas kemampuan atau bukan karena personalnya tak mampu tapi "PERSONALNYA YANG TAK MAU UNTUK MAMPU TAPI MAINSET NYA YANH BERMASALAH". Ada kok yang mau bundir karena diputusin pacar namun gagal bunuh diri karena diselamatin orang lain dan pada ujungnya hidupnya berubah dan dia sukses
@@Totsurr okay, katakanlah mereka ini "personalnya tak mau mampu, mindset nya bermasalah". tapi tetap saja itu pun diluar batas kemampuan dia, brodii... dia tak mampu atau "tak mau mampu" dikasi cobaan oleh "Tuhan" yang katanya Maha Kuasa, Maha Baik, etc. bayi-bayi Palestina "tak mau mampu, mindsetnya bermasalah" jadi mereka kena b0m deh sama Israel dan meninggal, atau dinosaur "tak mau mampu" buat bertahan saat hujan meteor datang menghantam bumi. sounds super strange to me!
@@chosenone10101 ya memang ateis bodoh. Lebih bodohnya lagi merasa kritis berfikir padahal lemah berfikir Masa case orang mati bunuh diri disamakan dengan case mati dibunuh
aliran berfikir tentang Tauhid bukan hanya jabariyah dan Qadiriyah tapi ada aliran yang lain yaitu aliran Asy'ariyah juga kenapa gak mereka bawa di diskusi ini coba
Setelah mendengar penjelasan Syauqi tentang Tuhan, kesan saya adalah Tuhan ini seperti orang yang kebingungan. Job desk-Nya gak jelas.
Karena emang ga jelas, religion itu story yg amburadul dan suka retcon ceritanya sendiri 😂😂😂
klo tuhan itu ada, bentuknya harusnya tdk seperti manusia yg punya sifat marah sedih. secara ruang dan waktu aja katanya yg menciptakan dia. masa iya dia itu ky manusia . modelan manusia itu harus ada ruang dan waktu dulu baru ada, hukum kimia harus ada dulu. sepertinya sifatnya terlalu sederhana klo dibayangkan punya otak emosi ky manusia. cemburu marah dendam sampe masukin ciptaannya ke neraka..
Coba mikir masalah yang multi layer aja bingung.
Apalagi mikirin tentang Tuhan?
saya pikir pertanyaan itu terlalu sulit untuk syauqi, tapi perlu dibicarakan ke orang lain yg lebih kompeten, sehingga semakin banyak pertanyaan ini di ulang2 maka akan ada versi jawaban yang lebih banyak
Jawabannya:
Bencana itu sebuah konsep dalam pikiran manusia, karena sifat manusia yang konstruktif maka hal destruktif seperti bencana ya hanya manusia yang menjadi penyebab dan dan sekaligus penerima akibat dari sebuah bencana.
Misalkan, bencana gempa bumi mengakibatkan banyak korban. Bukankah penyebabnya adalah manusia membangun gedung2 yang tidak kokoh atau tidak membangun rumah2 yang ringan seperti rumah dari bambu dan jerami. Sedangkan bagi binatang gempa bumi atau bencana apapun bagi para binatang adalah hanya gerak alam yang niscaya terjadi. Bisa di analogikan seperti rusa bertemu dengan singa, rusa tahu bahwa ia adalah entitas mangsa bagi singa.
Jadi tidak ada keraguan dalam ayat suci; bahwa penyebab bencana ya manusia nya sendiri.
Argumentasi Agamawan,
"Apa yang terjadi di dunia ini Tuhan Sudah Menentukan Segalanya"
Dengan kata lain Maha Penentu Segala.
Jika Tuhan Maha Penentu Segalanya, Maka Manusia Hanyalah Wayang yang dimainkan oleh dalang, sehingga apa gunanya usaha manusia? Dan harusnya bukan manusia yang bertanggung jawab atas kesalahannya karena semuanya sudah ditentukan.
Lalu agamawan akan berkata: "Tuhan memberikan manusia pilih untuk menentukan kehidupannya, dengan kata lain Free Will"
Jika Tuhan Memberikan Free Will kepada manusia, maka bukankah ini justru kontradiktif dengan argumen pertama, sebagai Maha Penentu Segalanya?
Argumen agamawan selanjutnya: "Karena maha Penentu segalanya itulah, Tuhan sudah menentukan free will kepada manusia"
Jika Tuhan dengan sengaja memberikan free will kepada manusia untuk melihat pilihan manusia, maka gugurlah Tuhan Maha Pengasih, Penyayang dan maha Adil, karena dengan free will yang diberikan, telah memperlihatkan ketidakadilan kehidupan ini, kekejaman kehidupan ini, dan segala evil yang ada di dunia ini.
Apakah hanya karena free will, Tuhan merelakan/membiarkan pembunuhan baby yang dianggap suci dan tidak berdosa? Dimana label Maha Penyelamatan?
Apakah hanya karena free will, Tuhan membiarkan ada baby yang mati di perkosaan? Dimana label Maha Penyelamatan?
Lalu argumen agamawan: "kenapa hanya menyoroti beberapa evil yang ada didunia ini, apakah kalian tidak melihat keindahan dan Anugerah yang telah Tuhan berikan"
Jika memang Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyelamatan, Maha Penyayang, Maha Mengasihi, Maha Astaga Segalanya, maka dengan segala maha itu seharusnya Tuhan akan selalu memberikan Anugerah dan meniadakan sekecil apapun evil, hanya karena demi free will.
Saya rasa ini argumen yang cukup kuat untuk membantah Imajinasi manusia mengenai Free Will Tuhan.
Satu-satunya Alasan mengapa manusia percaya Tuhan Dengan banyak label Maha itu tapi malah paradoks, serta percaya Tuhan Personal itu adalah karena Sudah Terlanjur.
Dan pada akhirnya saat sudah terdesak Argumen Agamawan adalah "iya kita manusia memang tidak mengetahui apa maksud dan tujuan Tuhan".
Jika tidak tahu lalu kenapa, sebelum-sebelumnya seperti sangat memahami dan tahu? Tuhan Maha ini, Tuhan Maha itu, lakukan ini maka Tuhan akan memberikan itu, lakukan itu maka Tuhan akan memberikan ini. Bukankan ini seperti Manusia yang sebenarnya Cosplay menjadi Tuhan?
Argumen ini bukan argumen menyangkal Tuhan, tetapi menyangkal Tuhan dalam Imajinasi agamawan, terutama Tuhan monoteistik yang lebih mirip seperti Tuhan Personal (Tuhan yang seperti Person baik dalam Wujud atau pun Sifat meskipun di tambah label maha).
Aku selalu mengcounter mereka dgn "if there's a free will, then there's a free won't"
@@herianggara4979 jadi kamu mau didukung bahwa tuhan itu tidak ada? Kamu mau orang pada jadi ateis?
@@Totsurr sebenernya jika Anda simak kembali, Argumen saya itu, saya arahkan ke orang-orang yang sesuka hati mendefinisikan Tuhan berdasarkan Imajinasinya. Memberi banyak atribut kebada Tuhan yang berujung pada Paradox, kesalahan dan kekeliruan berfikir.
Lagi pula tidak mempercayai Tuhan Versi penjelasan Agamawan, Bukan berarti Ateis?
Saya lebih suka definisi Tuhan dari orang bijaksana kuno, saat ada orang yang belum matang pikirannya bertanya kepadanya.
Tuhan Itu apa?
Yang bijaksana akan menjawab. Tidak bisa dijelaskan, Tidak bisa didefinisikan, Yang Esa. Selesai...
Kenapa orang bijak akan menjawab seperti itu? Karena orang bijak tahu. Seseorang apakah mampu memahami tentang Tuhan, dan dengan siapa Orang yang sudah siap itu diberi pengetahuan mengenai Tuhan. Selama orang tersebut belum mampu maka jawaban yang akan orang bijaksana itu berikan sebatas, 3 sebutan tadi.
Akan tetapi ada orang yang dilabeli sebagai Agamawan belum tentu orang yang bijaksana, terkadang hanya demi jumlah umat ia membuat definisi-definisi Tuhan Imajinatif nya sendiri untuk menarik orang untuk Convert, dan bertahan ke keyakinan yang seperti Agamawan itu percayai.
Oleh karena itulah akhirnya, jika Agamawan-Agamawan itu berdebat mengenai Tuhan, kebanyakan dari mereka tidak akan memberikan jawaban yang matang, karena Terlanjur membuat definisi-definisi Tuhan dalam imajinasinya, yang berujung Paradox.
Setelah buntu dengan Paradox Tuhan yang ia imajinasikan, dia akan mengunakan kungfu andalannya yaitu: "siapapun yang tidak percaya tuhan versi keyakinannya, itu karena Tuhan sudah menutup pintu hatinya, dan sudah dijamin masuk neraka". Bayangkan entengnya terdesak dalam perdebatan, karena Paradox ula sendiri, membuat label orang masuk neraka. Bertapa buruknua cara berfikir seperti itu.
@@TotsurrMau ateis atau ngga ya ngga masalah, emang kenala kalau jadi ateis
@@Totsurr ga nyambung komen lu
Selalu seru pembahasan mengenai agama dan sains👍👍👍
Ajaran samawi tidak akan bisa menjawab pertanyaan2 bang Yadi.
Cuma ajaran Buddha dan Hindu ttg hukum karma dan reinkarnasi yang mampu menjawab pertanyaan bang Yadi.
Thats the truth.
❤ i feel that too
@NababanArmadillo Seandainya Muhammad mengklaim sesuatu atas Nama Kami padahal Kami tidak mengucapkannya, niscaya Kami menghukumnya dan mengambilnya dengan kekuatan dan dengan keras, kemudian Kami memutuskan urat jantungnya, maka tidak seorangpun yang sanggup menghalangi Kami untuk menghukumnya. Sesungguhnya al-Quran ini adalah nasihat bagi orang-orang yang bertakwa yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.
Iya semakin saya percaya kepada alquran kembali
Krn Di Akhir hayat Muhammad
يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ
Wahai Aisyah! Aku masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh makanan yang aku makan di Khaibar, dan pada saat ini, aku merasa urat nadiku seperti sedang dipotong oleh racun itu.
- Sahih al-Bukhari 4428
halah sini gua jawab
Karma dan tumimbal lahir (kelahiran ulang) itu tidak ilmiah sama sekali. Jangan cocokologi bos!
@sandyeldeweissanggorokasih9629
Kalo ajaran samawi ilmiah ?
Allah tidak akan menguji manusia melebihi kemampuannya.. ❤❤
Faktanya banyak manusia bunuh diri karena depresi dan keputusasaan bos. Manusia mati kelaparan bahkan sampai tahun 80'an juga banyak di Afrika.
Selamat 9K subs bng 🎉
pernah denger kata2 "Tuhan memang menciptakan alam semesta dan seisinya, tapi Tuhan tidak tahu bagaimana alam semesta itu berjalan"
membantah dong tuhan maha tau
Pendapat saya, siapapun hidup didunia ini tidak telepas dari hukum alam aksi - reaksi, aksi dari kehidupan terdahulu memberikan reaksi ke kehidupan sekarang atau kedepan..
Setuju Karne tuhan adalah alam semesta ! Manusia adalah anak alam / bagian dari alam
@@AdnanNgadiminSuruh ustadz M.nurrudin debat ama Apriyadi yadi biar di skamt juga kaya coki pardede si tu remaja atheis.
Apa yang menyebabkan terjadinya big bang
Narasunber bingung, terbukti agama samawi tak bisa menjawab persoalan persoalan hidup dan penderitaan di Dunia😂
SDH hampir setahun pertanyaan2 ini diajukan Yadi. Kali ini menurut perspektif muslim, walau sblm ny prnh jg di bahas brsama kumaila hakimah.
Hampir semua vidio Yadi ttg ini , sejauh ini jwban dari pendeta jeri bisa jd pegangan para theist.,.
Problem of evil argument ateis terkuat padahal sudah diteorikan sebelum penanggalan masehi😂
@@rinaoke3889Suruh ustadz M.nurrudin debat ama Apriyadi yadi biar di skamt juga kaya coki pardede si tu remaja atheis.
@@muhammadfikrimuhiyar4835Suruh ustadz M.nurrudin debat ama Apriyadi yadi biar di skamt juga kaya coki pardede si tu remaja atheis.
@@ZEKINOOR GK bakal kejadian, gimana klw anda sbg perwakilan , AP jwban mu mengenai ini
FREE WILL
Dalam teologi: Kehendak bebas sering dikaitkan dengan kebebasan manusia untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan di bawah kendali atau pengetahuan Tuhan.
bencana alam adalah dua hal yang berbeda. Kehendak bebas memungkinkan manusia untuk menentukan sikap terhadap bencana, baik dengan bertindak secara moral maupun mencari solusi. Bencana alam, di sisi lain, adalah bagian dari dinamika alam yang tidak dipengaruhi oleh pilihan manusia, meskipun tindakan manusia bisa memperburuk atau memperbaiki dampaknya.
Manusia tidak punya free will tong.
@sandyeldeweissanggorokasih9629
Udh makan rumput blm ?
@@MarselStg-p6v itu kan makanan bapakmu. 🤭
@@sandyeldeweissanggorokasih9629
Saya kan tanya kamu, knp jawabannya bgtu ? Gak sopan namanya itu.
Saya tanya lagi. Kamu udh makan rumput blm ?
@@MarselStg-p6v kok kamu tanya makanan bapakmu ke saya? Ya saya gak tahu dong, coba tanya langsung ke bapakmu, biar bapakmu menjawab.🤭
Dinousaurus pun musnah krn Bencana Alam yg disebabkan oleh manusia ❤
jirlah, dinosaurus punah karena meteor kalo gak salah, bukan manusia, manusia dulu itu tinaalik? atau gimana? jelas belum ada.
dinosaur punah karena salah coblos pas pemilukadal . wowokwokwowk
@@vanza-z IQ.mu gak ngerti satire atau sarkas ya?
Tlong datangkan narasumbernya yang cerdas. Menurut saya kapasitas mereka sebagai seorang yang beriman masih kurang untuk menjelaskan, karena orang beriman dan cerdas terutama pasti menjelaskan sesuatu berdasarkan data entah dari kitab sucinya atupun literasi yang sumbernya terpercaya.
Tuhan itu alamiah
Bagaimana cara masuk live streaming?
sehat kang? udah lama gak ada konten baru 😢
secara antropologis.. dlm sejarah manusia tercatat lebih kurang ada 4500 agama, 18000 Tuhan, dgn "live time" nya masing2..,
mengapa manusia menciptakan gagasan tentang Tuhan ?
1. Penghiburan:
Untuk menemukan penghiburan dalam menghadapi penderitaan
2. Penjelasan:
Untuk menjelaskan proses kompleks yang tidak diketahui atau sulit
3. Makna dan tujuan:
Untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup
4. Kontrol:
Untuk merasakan adanya kontrol atau perlindungan dari sosok super
6. Moralisasi:
Untuk menyatukan ide ttg moral yang beragam
7. Ruang "rasa" yang lebih nyaman:
Untuk merasakan bahwa agama dan spiritualitas adalah ruang rasa yang lebih nyaman ketika hadapi suatu krisis
kalo opini gua. manusia menciptakan tuhan itu agar tidak merasa "kesepian". karna pada hakikatnya setiap manusia itu hanya "sendiri" didalam pikirannya atau kesadarannya. dan tuhan disini bisa untuk mengisi kekosongan tersebut, kurang lebih mirip seperti poin ke 7 yg anda buat
bang diskusinya mantap, kedepan mungkin bisa dicari narasumber, secara ilmu teologi keislamannya sudah kokoh, agar diskusi lebih mantap, terimakasi
mungkin bisa diajak juga diskusi bang @Mufti Abqary
Kesimpulannya mungkin yg dimaksud adalah,: agama/gaib/ tdk realistis,kembali masing2 dgn keyakinannya.👍😁
ultima ratio theologorum
the problem of evil adalah hal yang gak bakal pernah bisa di pecahkan oleh agama islam
@NababanArmadillo kayak mana??
@NababanArmadillo dan siapa yg bisa memecahkannya
Menurutku, Bencana alam bisa disebabkan karena dua bisa jadi:
1. akibat perbuatan/kuasa manusia (buang sampah sembarangan, pengerusalan lingkungan, ekploitasi alam)
2. bisa diluar akibat perbuatan/kuasa manusia.. (Gempa akibat bergesernya lempeng, gunung meletus dll)
Tapi kondisi dimana manusia lahir dan kapan dimana manusia terkena bencana disebabkan hasil perbuatannya di massa lampau...
Klo bencana alam disebabkan karena manusia itu gak ada, adanya akibat kerusakan, sebagai contoh longsor itu disebabkan karena aktifitas berlebihan di sekitar perbukitan.
@hanayuri14
Banjir akibat buang sampah sembarangan, longsor akibat penebangan pohon, yang berakibat korban jiwa, itu bukan bencana alam ya..?
@user_qpxm bukan, juga bencana alam itu bukan berarti kenapa disebut bencana alam karena itu menimbulkan korban? Kalo pakai term itu penembak di sebuah sekolah di Amerika disebut bencana alam?
@@hanayuri14
Definisi bencana alam
Bencana alam adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang terjadi akibat alam dan berdampak besar bagi masyarakat. Bencana alam dapat mengakibatkan kerusakan harta benda, hilangnya nyawa, dan kerugian ekonomi.
Emang saya ada ngomong penembakan merupakan bencana alam?
@@user_qpxmiya penjelasan ini sesuai dengan jurnal internasional 👍👍👍
_channel _*_@SejarahDanKitabSuci_*_ banyak upload konten dengan referensi sarjana orientalis dan revisionis. saya kira beliau cukup kompeten, openminded, dan low profile untuk mas yadi ajak diskusi._
konsisten teruss bang Yadi
Malah ada term baru soal LGBT
L=Longsor
G=Gempa Bumi
B=Banjir
T=Tsunami
++= Tinggal tambahin aja hal yang merusak yg disebabkan karena melanggar hukum Tuhan. 😅
Bencana alam itu terjadi gara2 NYI Roro kidul dipaksa buat pake hijab
@@ranggathebin1059Suruh ustadz M.nurrudin debat ama Apriyadi yadi biar di skamt juga kaya coki pardede si tu remaja atheis.
Tuhan yg mana 😂
@@tinodafuq4219 Tuhan yang ini sih kalau gua --> 💵💵💵
Syauqi²😔, kalau gatau itu yah ga usah malu-malu jawab gatau kaya Imam Malik bin Anas. Bukannya jawab ngeles sana-sini yang ujung-ujungnya malah blunder jawabannya kontradiksi dengan jawaban sebelumnya.😔
karena ego, karena dia merasa tahu ya, dia coba jawab yah walaupun kontradiksi wkkw
@Platinumsnake2024 Kalau ilmu agama dia bagus harusnya dia bisa bijaksana, bukan mengedepankan ego. Kalau dia mengedepankan ego, berarti dia cuma sebatas ngerti agama aja, tapi akhlak yang sesuai dengan agamanya ga terbentuk.
mindblowing bang Yadi
Jawaban Syauqi Almadani membingungkan
Menabrakan fakta sains dengan kepercayaan yg berdasarkan mitos itu jelas ga akan ketemu sumber masalahnya
menarik
Manusia itu diberi kehendak bebas. Dan bencana2 alam itu pada dasarnya adalah atas ulah manhsia itu sendiri.
ga
Kalau saya ada di camp bang syauqi, saya akan bilang, klo dalam islam kita manusia kan oleh Tuhan dijadikan khalifah di muka bumi..
Khalifah dalam pengertian "pengganti" Tuhan. Maka sifat
Maha Kasih Tuhan, disampaikan lewat tangan2 kita hamba Tuhan yang beriman kepadaNya.
Kurang canggih nih syauqi 😀
Khalifah dalam dongeng gurun Arab😂
@ScarLion97 gagitu pak 😆
Balas argumen dong,, biar pake mikir gitu... 😁
@@anghenprad saya orang bego, dikira tuhan bisa diilmiahkan sesuai cangkem Nurudin😁
@@anghenprad saya orang awam, bosque...
Dikira tuhan bisa diilmiahkan sesuai cangkem Nurudin?!?!😁🤣
khalifah?? dan sayangnya semenjak revolusi industri pd tahun 1700an. Bumi kita makin rusak, gara-gara ulah manusia. kan sangat berkontradiksi dengan argumen mu itu. seharusnya dengan diturunkan/diciptakan manusia, maka keadaan bumi sekarang harusnya makin baik, tapi ternyata tidak.
Problem of Evil menurut saya sangat menekankan pada dua sifat Tuhan saja.... yaitu Maha Kasih dan Maha Kuasa. Padahal Tuhan mempunyai 99 sifat sesuai atribut2 Nya atau asmaul husna yang sudah diperkenalkan dalam Quran. Selain Maha Kasih, Tuhan juga Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Mengetahui, Maha Kehendak, dlsb. Mempertentangkan 2 sifat Nya saja dan mengabaikan sifat2 Nya yang lain menurut saya adalah kurang tepat. Bagaimana jika Maha Bijaksana dan Maha Adil Nya memang menghendaki evil untuk ada dengan tujuan tertentu? Yang kalau dilihat secara lokal dan temporal bisa dinilai buruk, tetapi kalau dinilai sepanjang rentang sejarah umat manusia, bisa memberikan hikmah yang baik? Kenapa manusia menginginkan keburukan utk hilang? Apakah kita bisa membayangkan kehidupan manusia jika semua keburukan hilang? Yang ada hanya yg baik baik saja? Tidakkah jiwa kita akan cepat menjadi bosan? Tanpa gairah?
Mending keburukan hilang supaya tidak ada yang disiksa di neraka karena didesign untuk berbuat lebih banyak dosa, tidak ada orang-orang yang menghakimi satu sama lain. Rasa-rasanya ga worth it sekali "hanya demi" menghilangkan kebosanan dengan memunculkan keburukan yang membuat penderitaan hidup bagi orang-orang yang mengalaminya. Lebih baik sedari awal tidak ada kehidupan, tidak ada makhluk yang perlu menderita. Kalau demi manusia tahu apa itu kebaikan, keburukan harus ada di dunia ini, menurut saya mending tidak ada kedua-duanya karena semua kebaikan yang ada di dunia ini tidak sebanding dengan semua keburukan yang telah terjadi di dunia ini dari awal penciptaan sampai kiamat.
@@luqman777 Dalam Quran malaikat pernah protes kepada Tuhan: “Ya Tuhan apakah Engkau akan membuat makhluq yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah sebagai Khalifah di muka bumi?” Jadi malaikat sudah tahu sifat manusia yang punya potensi berbuat keburukan di muka bumi. Tapi jawaban Tuhan singkat: “Aku tahu apa yang kalian tidak ketahui.” Tuhan tidak memberi penjelasan kenapa menjadikan manusia yang akan berbuat keburukan. Dia simpan jawabannya untuk diri Nya sendiri. Tapi tentu ada hikmah yang lebih besar dibandingkan ketakutan para malaikat.
Lalu Tuhan meminta manusia mendemonstrasikan ke para malaikat kemampuan manusia untuk memberi nama. Memberi nama ini adalah kemampuan untuk membedakan benda2 berdasarkan ciri yang bisa diamati, lalu memberikan nama untuk benda2 itu. Ini adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan manusia untuk membuat kebudayaan. Yang tidak dimiliki oleh hewan.
Malaikat tidak protes untuk makhluq hewan, karena hewan mmg tdk akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Hewan hanya punya instink untuk survive. Tapi jika hanya ada hewan di muka bumi ini, tanpa ada manusia, mungkin kerusakan di muka bumi tidak akan ada, tapi bumi juga akan kosong tanpa ada kebudayaan seperti yang dibangun manusia.
@@MuhHuda-su2sfjawaban kamu mengerucut pada kesimpulan: "Imani saja karena hanya Tuhan yg tahu"
Tipikal orang beragama kalau ditanya sesuatu yg g bisa di jawab. Maaf jawaban seperti itu g bisa memuaskan sama sekali
@Rich999_9 terkesan seperti itu ya? Sebetulnya saya ingin menunjukkan protes thdp keburukan yg dibuat manusia sdh diajukan oleh para malaikat dulu, problem of evil, tapi Tuhan toh tetap Tuhan pada rencana Nya. Walaupun akan ada evil pada kehidupan manusia. Tapi oke saya terima keberatan anda.
@@MuhHuda-su2sfSetuju dengan statementnya Rich999_9, maaf menurut saya jawaban anda template. Bagi orang-orang yang kental dengan doktrin agama, mungkin dikasih jawaban "hanya Tuhan yang tahu & pasti ada hikmah di balik kejadian itu" bakal memuaskan pertanyaan mereka. Tapi bagi orang yang kritis, jawaban itu sebenarnya tidak memberikan jawaban.
Coba anda sering lihat berita-berita kriminal, berapa banyak orang yang hidupnya menderita yang mungkin sampai mati pun mereka tidak menemukan hikmah dibalik musibah yang mereka alami. Kita yang tidak mengalami musibah yang hebat, gampang saja bilang "setiap kejadian ada hikmahnya". Tapi, korban perkosaan misalnya, saya yakin kalau disuruh memilih mau tidak menjadi korban perkosaan itu untuk mendapatkan sesuatu hikmah tersebut, mereka ga bakal mau untuk menukar pengalaman tersebut dengan hikmah yang diambil. Traumanya bisa seumur hidup tapi hikmahnya belum tentu dapet. Banyak lah kejadian-kejadian yang terjadi yang diluar batas kemampuan manusia, korban salah tangkap, TKW disiksa, dll yang saya yakin kalau disuruh milih, mereka ga bakal mau mengalami hal itu untuk mendapatkan hikmah yang bisa jadi ga ada. Bagi orang yang terdoktrin agama dengan sangat kuat mungkin mereka yakin pasti setiap kejadian ada hikmahnya, tapi realitanya kalau menurut saya hikmah yang diambil dari suatu kejadian belum tentu ada. Orang disiksa perlahan sampe mati, hikmah yang didapat orang itu apa? Paling kematian itu sendiri. Jadi mending dunia kosong tanpa kebudayaan.
Kalau memang tujuan pencipta menciptakan ciptaan-Nya agar melegitimasi Dia sebagai pencipta, yah cukup menciptakan alam semesta juga sudah cukup, tidak perlu menciptakan manusia & masalah di dalamnya. Seakan masalah bertahan hidup belum cukup, ditakdirkan juga terjadinya banyak agama sampai ada atheis, agnostik, dll saking rancunya Tuhan itu ada atau ga? Mana agama yang benar? Padahal dengan kondisi 1 agama saja, orang sudah dibuat bingung dengan banyak golongan. Sekarang ditambah bingung dengan banyak agama & aliran kepercayaan, makin banyak orang yang masuk neraka hanya gara-gara salah cara menyembah penciptanya. Padahal dengan 1 agama juga sudah cukup untuk membuat game reward-punishment surga-neraka. Pada akhirnya manusia cuma jadi "mainan" pencipta-Nya karena Dia bukan sedang riset seberapa banyak yang taat & tidak taat kepada-Nya karena Dia Maha Tahu jadi pasti tahu ending dari alam semesta ini tanpa harus menciptakannya.
Pada lucu, kenapa alat ukur baik buruk untuk manusia, dipakai untuk Tuhan 😂 pada baper nih 😂 kayak anak Play Group yg ngambek 😂
Perasaan (alat) dalam dirinya (manusia) dipakai untuk mengukur di luar dirinya (Tuhan) 😢😂
the problem of evil is mysterious
Mysterious? Masa si 🎉
Bencana sebelum manusia ada mungkin niatan tuhan untuk menjadikan ekosistem yang cocok untuk manusia itu sendiri. Mungkin???
Pertanyaan bisa timbul: Mengapa tidak mendesain manusia untuk cocok dengan ekosistem lama?
Sy bisa jlasin tp gk tau cara lewat mn
Klo lewat koment mls ngetik kpanjangn
Konsep Takdir dan Kehendak bebas yang ada dalam agama Islam membuktikan ajaran Islam itu saling kontradiksi. Bagaimana bisa dikatakan bahwa agama datang dari pencipta alam semesta. Padahal kalau perhatian alam semesta, sepertinya pencipta semesta nggak mungkin melakukan perbuatan yang saling kontradiksi. Jadi sebenarnya agama itu bukan dari pencipta alam semesta.
Agama apapun jelas buatan manusia broo
@arifinninis2627 Agama buatan manusia, sama seperti budaya, politik, hukum dan lainnya. Mana yang bermanfaat kita lakoni, dan mana yang nggak penting, ya, di tinggalkan saja. Yang penting saat ini kesehatan, uang, keluarga yang harmonis, sahabat sejati, ilmu pengetahuan dan teknologi serta keamanan dan kedamaian dunia.
Abdi Islam kang Yadi, tapi teu ngartos ku penjelasanna kang Syauqi😂
Dua (2) konsep teologi yg bertentangan jabariya dan qodariya, tp d campur biar masuk akal 😂.
Gempa ada di Mars, itu fakta, karena manusia sudah mengirim robot robot kesana, dengan sensor dan pengirim sinyal ke bumi.
Mereka tidak akan percaya dan berkata: "Halah mau aja dibohongi oleh NASA".
@NababanArmadillo belum aja, liat nanti
@ Gua ngomong ga ngasal ya, tapi ada orang orang jenius dan kaya raya yang mau mewujudkannya. Elon Musk dan Perusahaannya.
@ wahaha jauh banget lu mikrinya, ini kan lu ngomong manusia, ya emang kenyataannya blum ada yg bisa kesana dengan teknologi yang sekarang, di komen paling atas aja gue ngomongin robot, bukan manusia.
@ Lah ente ngambil kesimpulan langsung karena cuma 1 kasus. Bro, gue ngomongin robot, kenapa ente ngomongin manusia. Udah gitu, lu langsung jumping conclucsion gue ga beragama, huahaha
Klo kasusnya seperti di awal, ada kata yang cocok, kalo yang baik-baik menurut sebagian besar orang dikatakan itu berasal dari tuhan.
Jika itu hal buruk biasanya berasal dari manusia itu sendiri.
Ini cm opini saja yg tersebar, tp mungkin aku akan setuju sih.
Sebagian manusia mmg aneh, terlalu byk berpikir yg nggk dibutuhkan. Malah sibuk dgn pikirannya sendiri sdgkan kehidupan/dunia tetap berjalan. Sampai modyarpun bisa jd dia ttp dibingungkan dgn pikiran liarnya 😂
Dlm agama, khususnya bab takdir, kehendak/pilihan. Pembahasannya cukup simple.
Beramal sj dgn rambu2 yg sdh ada. Baik-buruk, maksiat-taat, pelit-dermawan, kerja keras-males2an.. dll..
Cukup beramal. Gk usah mikirin takdirnya gmn. Kehendak tuhan gmn.
Ranah takdir/kehendak tuhan itu ranah keimanan. Tdk bs dijelaskan scr rinci oleh akal. Mmg demikian.
Makanya dlm islam bab takdir itu ada dlm rangkaian "R U K U N I M A N"
Dr sini aja sdh jelas. Takdir itu dilihat dr sisi iman, bukan akal,. Dan mmg kecerdasan manusia sangat terbatas.
Kalo dipaksakan, ujung2nya pikirannya liar kemana2, fisiknya diam ditempat. Amal kebaikannya gk jg bertambah. 😂
Manfaat dirinyapun tak dirasa 😅
Btw., iman itu ada rasanya lho.. betul2 ada rasanya,. Contoh simple org muslim baca quran,.. wah itu hatinya bs tiba2 lapang, bahagia, pikiran fresh.. dan kebahagiaan2 yg sulit dijelaskan dgn tulisan ❤ ❤
Silahkan dicobaa 🎉
Udah coba ngaji, bukunya susah dibaca, isinya bosenin.
Mending baca novel atau jurnal ilmiah deh. Udah gitu, bahasanya lebih bagus lagi.
@hantubelaung hmmm.. dlu sy kalo ngaji jg patah2, gk lancar. Mulai belajar dr yg ada latinnya dan terjemahan, biar lbh faham artinya jg gk sekedar baca. Lama kelamaan ya baru lancar dan baru bs betul2 nikmati bacaan. Berasa betul nikmatnya.
Bosenin? Sudah pernah baca terjemahannya aja smpe habis?
Ibarat org gk bs bing tp baca novel bing, ya pasti gk mudeng dan bosenin diawal.
@@kefimarela Udah baca terjemahannya. Ngga ada yg istimewa tuh, begitu2aja isinya. Tidak menggugah sama sekali.
Kisah2nya juga biasa aja. Lebih mengharukan ceritanya game FFX deh
@@hantubelaung hahahaha.. semoga cerita game ffx nya bisa jd guidance bro jd manusia yg baik dlm kehidupan dunia :)
@@kefimarela Pastinya dong.
Ada yg kurang, tambahin juga jurnal dan buku ilmiah
Dua2nya jadi panduan perilaku juga
Bencana Alam spt, gunung berapi, Tsunami, gempa itu bkn lah bencana Alam atau Tuhan sdg Murka, tp itu hanyalah Proses dr alam aja, saya beri contoh yg lbh mudah di mengerti, Bumi itu spt badan kita, klau badan kita tdk Kentut, Buang air kecil dan BAB, pasti cpt Matikan , begitu jg dgn Bumi ini, Bumi ini sm saja dgn tubuh kita, di dlm perut Bumi ini terus bergerak dan terus Beraktivitas spt didlm tubuh kita, cm Teknologi kita aja yg blm mampu mengamati secara rinci apa yg sdg terjadi di dlm Bumi kita ini, apakah anda sdh bs mengerti
Kalo longsor memang disebabkan karena aktifitas manusia yg berlebihan di sekitar perbukitan.
Kalo gempa, volcano, tsunami bukan di sebabkan karena aktifitas manusia, tp klo memang di cocokin ke tuhan, ya kali tuhan salah nakar?
Bang Yadi, mengapa Tuhan diseret dlm wilayah kemauan manusia? Pd akhirnya Tuhan bersifat mekanis, krn bisa ditarik dlm hukum sebab akibat alam, padahal alam kan ciptaan Dia, kenapa akhirnya Tuhan dlm asumsi pertanyaan Problem of Evil abang, jadinya Tuhan anda jebak dlm hukum alam? 😂😂
Biarlah Tuhan tidak terbelenggu oleh hukum, dlm aqidah Islam Tuhan itu bersifat Jaiz (boleh berkehendak) tentu dalam batasan yang tidak melanggar sifat Maha-Nya, sifat Super Nya. Atau yang disebut sifat Wajib (dlm Islam), juga dalam batasan tidak melanggar sifat Mustahil Nya.
Kemudian, dlm Islam, kehidupan hakiki adalah kehidupan abadi atau akhirat, dlm Islam dunia ditempatkan sebagai tempat ujian, "ladang" yang "panen"nya adalah di akhirat.
Jelas kan, di sifat Tuhan dlm Asmaul Husna yang menciptakan hidup Tuhan, tapi jangan lupa yang menciptakan kematian juga Tuhan, yang menciptakan Sehat/sembuh Tuhan, tapi jangan lupa yang menciptakan penyakit juga Tuhan. Kasih Tuhan adalah dalam kehendak Nya, Tuhan tidak dipaksa untuk selalu menyelamatkan manusia seperti pemahaman kasih dlm pikiran manusia, kalau dipaksa sesuai "mau" manusia, ya Dia sudah lemah, jangan jadi Tuhan dong 😂
Sorry kang Yadi, 🙏
Bencana ada yang disebabkan oleh 1. ulah manusia dan ada juga yang 2. akibat gerakan alam (natural). Yang oleh ulah manusia ya kayak banjir, longsor karena hutannya digunduli, dan yang seperti itu. Juga pemanasan global. Sedangkan yg oleh sebab Natural ya kayak gempa bumi akibat gesekan lempeng bumi, juga tsunami, itu akibat sebab natural (alam). Sebelum ada manusia hanya ada bencana jenis ke-2. Termasuk jatuhnya meteor ke bumi yang katanya memusnahkan Dinosaurus. Untuk bencana jenis ke-2 apakah itu "perbuatan Tuhan"? Bisa iya, bisa tidak. Kalau jatuhnya meteor yg memusnahkan Dino, mungkin iya itu skenario Tuhan. Tapi kalo gempa tektonik di Cianjur misalnya, sulit mengatakan itu perbuatan Tuhan. Itu ya peristiwa alam saja akibat pergerakan lempengan bumi. Masak iya Tuhan sengaja menggerakkan lempengan bumi yang menyebabkan gempa Cianjur? Juga gempa sejenis di seluruh dunia? Rasanya itu peristiwa alam saja tanpa intervensi Ilahi.
Jadi Tuhan tidak maha kasih?
Karena tidak mengintervensi alam dunia, untuk menyelamatkan anak2 atau orang2 yg tidak berdosa?
@Rich999_9 Tuhan Maha Kasih, tapi Dia juga Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Mengetahui, dll. Jadi kita tdk bisa menyimpulkan karena ada manusia menderita karena bencana alam lalu Tuhan tdk Maha Kasih.... Kita jadi hanya mendefinisikan Tuhan dengan sifat Kasih Nya saja.... dengan apa yang terjadi di dunia ini..... Dan dengan frame berfikir kita bahwa utk Tuhan Maha Kasih maka penderitaan di seluruh dunia harus hilang.
Dalam Quran Tuhan memberikan ilham kepada jalan kebaikan dan keburukan. Berbahagialah orang yg mensucikan jiwanya, dan celakalah sebaliknya. Di sini artinya Tuhan memberikan pilihan bagi manusia.
Tapi ada konsep Taqdir juga dimana segala sesuatunya sdh ditetapkan oleh Tuhan. Apakah konsep taqdir bertentangan dgn konsep pilihan bagi manusia?
Menurut saya taqdir atau ketetapan Tuhan, tidak menghilangkan pilihan manusia. It's complicated tapi menurut saya kedua hal itu tdk bertentangan. Sehingga kita masih dikenai tanggung jawab atas pilihan kita.
Kalau menurut saya karena segala sesuatu sudah ditetapkan, jadi pilihan yang tersedia juga sudah ditetapkan. Contohnya seperti para nabi seolah-olah punya free will tapi free will mereka terprogram sehingga mereka tidak akan berbuat jahat.
@@luqman777 Pilihan yang tersedia sudah ditetapkan itu hanyalah konsep di fikiran kita saja. Karena secara realita kita tdk bisa membatasi pilihan2 yang tersedia bagi kita atas suatu keadaan. Yang tersedia adalah semua yang ada di fikiran kita, apa yang bisa kita fikirkan saat itu. Kita tidak bisa bertanya pada diri kita sendiri: "Pilihan2 apa yang tersedia bagi saya atas kondisi ini?" Lalu mengatakan "sepertinya ini saja pilihan2 yang sudah ditetapkan Tuhan bagi saya."
Sekalipun pilihan2 itu sudah tersedia, kita khan masih bisa memilih.... dan tidak dipaksa untuk memilih pilihan tertentu? Masih tersedia di hadapan kita pilihan yang kita nilai baik dan pilihan yang kita nilai buruk..... untuk bebas kita pilih?
@@MuhHuda-su2sfBukannya realitanya pilihan kita terbatas apalagi ada hukum & norma yang berlaku di masyarakat?
Pada akhirnya kan yang terjadi hanya 1 pilihan. Misalnya di Lauhul Mahfudz tertulis bahwa pada tanggal 18 November 2024 jam 03.00 Budi membegal orang, tidak akan mungkin Budi mengurungkan niatnya untuk membegal orang karena di Lauhul Mahfudz tertulisnya Budi membegal orang.
@@luqman777 Betul pada akhirnya yang terjadi hanya akan 1 pilihan. Dan sebelum memilih akal dan hati orang itu akan menimbang mana yang akan dipilih. Apakah membegal seseorang itu pilihan yang baik atau hanya mengikuti amarah? Konsekwensinya juga sudah diketahui sekalipun berusaha untuk menghilangkan segala jejak. Apapun yang dia pilih, apapun yang bertempur di fikiran dan hatinya, pada akhirnya dia memilih dengan kesadarannya sendiri. Tidak ada yang memaksa dia. Maka dia harus siap dengan tanggung jawabnya.
Selama ini saya memahami Lauhul Mahfuzh itu sebagai “Pengetahuan” Tuhan. Yang artinya Tuhan sudah mengetahui apapun yang akan dipilih Budi dari pertempuran batinnya. Tetapi “pengetahuan Tuhan itu tidak memaksa” Budi untuk ambil pilihan itu. Itu adalah pilihan sadarnya sendiri di atas pertempuran batinnya. Dalam realitanya, apakah Budi merasa tertuntun oleh apa yang tertulis di Lauhul Mahfuzh? Atau dipaksa? Khan tidak ada seorangpun yang tahu? Lalu kenapa menyalahkan Tuhan atas pilihan sadarnya sendiri?
@@MuhHuda-su2sf ̶B̶u̶d̶i̶ ̶m̶e̶m̶a̶n̶g̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶d̶i̶p̶a̶k̶s̶a̶ ̶a̶t̶a̶s̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶d̶i̶a̶m̶b̶i̶l̶,̶ ̶t̶a̶p̶i̶ ̶s̶e̶c̶a̶r̶a̶ ̶t̶a̶n̶p̶a̶ ̶s̶a̶d̶a̶r̶ ̶B̶u̶d̶i̶ ̶m̶e̶m̶i̶l̶i̶h̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶s̶u̶d̶a̶h̶ ̶d̶i̶k̶e̶r̶u̶c̶u̶t̶k̶a̶n̶.̶ ̶B̶u̶d̶i̶ ̶l̶a̶h̶i̶r̶ ̶d̶i̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶t̶i̶n̶g̶k̶a̶t̶ ̶e̶k̶o̶n̶o̶m̶i̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶r̶e̶n̶d̶a̶h̶,̶ ̶p̶e̶n̶d̶i̶d̶i̶k̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶r̶e̶n̶d̶a̶h̶,̶ ̶d̶a̶n̶ ̶b̶a̶c̶k̶g̶r̶o̶u̶n̶d̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶a̶g̶a̶m̶i̶s̶ ̶p̶u̶l̶a̶.̶ ̶B̶e̶l̶u̶m̶ ̶c̶u̶k̶u̶p̶ ̶s̶a̶m̶p̶a̶i̶ ̶d̶i̶s̶i̶t̶u̶,̶ ̶d̶i̶a̶ ̶j̶u̶g̶a̶ ̶t̶e̶r̶n̶y̶a̶t̶a̶ ̶b̶e̶s̶a̶r̶ ̶d̶i̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶p̶e̶r̶g̶a̶u̶l̶a̶n̶n̶y̶a̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶b̶a̶i̶k̶.̶ ̶M̶a̶k̶a̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶h̶e̶r̶a̶n̶ ̶k̶a̶l̶a̶u̶ ̶a̶d̶a̶ ̶o̶p̶s̶i̶ ̶m̶e̶n̶j̶a̶d̶i̶ ̶p̶e̶m̶b̶e̶g̶a̶l̶ ̶d̶i̶ ̶b̶e̶n̶a̶k̶n̶y̶a̶.̶ ̶
̶
̶K̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶t̶i̶n̶g̶k̶a̶t̶ ̶e̶k̶o̶n̶o̶m̶i̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶r̶e̶n̶d̶a̶h̶,̶ ̶p̶e̶n̶d̶i̶d̶i̶k̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶r̶e̶n̶d̶a̶h̶,̶ ̶b̶a̶c̶k̶g̶r̶o̶u̶n̶d̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶a̶g̶a̶m̶i̶s̶,̶ ̶d̶a̶n̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶p̶e̶r̶g̶a̶u̶l̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶b̶u̶r̶u̶k̶ ̶i̶n̶i̶ ̶m̶e̶r̶u̶p̶a̶k̶a̶n̶ ̶h̶a̶l̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶g̶a̶ ̶b̶i̶s̶a̶ ̶d̶i̶p̶i̶l̶i̶h̶ ̶B̶u̶d̶i̶ ̶d̶a̶n̶ ̶b̶a̶c̶k̶g̶r̶o̶u̶n̶d̶ ̶k̶e̶h̶i̶d̶u̶p̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶s̶e̶p̶e̶r̶t̶i̶ ̶i̶n̶i̶ ̶n̶a̶n̶t̶i̶n̶y̶a̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶"̶m̶e̶m̶p̶e̶n̶g̶a̶r̶u̶h̶i̶ ̶a̶p̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶d̶i̶a̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶"̶.̶ ̶M̶a̶k̶a̶ ̶s̶e̶c̶a̶r̶a̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶l̶a̶n̶g̶s̶u̶n̶g̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶b̶e̶r̶t̶a̶n̶g̶g̶u̶n̶g̶ ̶j̶a̶w̶a̶b̶ ̶a̶t̶a̶s̶ ̶B̶u̶d̶i̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶m̶e̶n̶j̶a̶d̶i̶ ̶p̶e̶m̶b̶e̶g̶a̶l̶.̶ ̶
̶
̶C̶o̶b̶a̶ ̶s̶a̶j̶a̶ ̶k̶a̶l̶a̶u̶ ̶B̶u̶d̶i̶ ̶l̶a̶h̶i̶r̶ ̶d̶i̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶h̶a̶b̶a̶i̶b̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶t̶i̶n̶g̶k̶a̶t̶ ̶e̶k̶o̶n̶o̶m̶i̶n̶y̶a̶ ̶t̶i̶n̶g̶g̶i̶,̶ ̶p̶e̶n̶d̶i̶d̶i̶k̶a̶n̶ ̶t̶i̶n̶g̶g̶i̶,̶ ̶b̶a̶c̶k̶g̶r̶o̶u̶n̶d̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶a̶g̶a̶m̶i̶s̶,̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶p̶e̶r̶g̶a̶u̶l̶a̶n̶ ̶b̶a̶i̶k̶,̶ ̶B̶u̶d̶i̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶b̶e̶r̶a̶k̶h̶i̶r̶ ̶m̶e̶n̶j̶a̶d̶i̶ ̶p̶e̶m̶b̶e̶g̶a̶l̶.̶ ̶M̶u̶n̶g̶k̶i̶n̶ ̶d̶i̶a̶ ̶b̶a̶k̶a̶l̶ ̶s̶e̶p̶e̶r̶t̶i̶ ̶A̶l̶w̶i̶ ̶A̶s̶s̶e̶g̶a̶f̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶m̶e̶n̶j̶a̶d̶i̶ ̶p̶e̶n̶d̶a̶k̶w̶a̶h̶.̶
̶
̶M̶e̶n̶u̶r̶u̶t̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶t̶i̶n̶g̶k̶a̶t̶ ̶s̶e̶s̶e̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶d̶a̶l̶a̶m̶ ̶m̶e̶l̶a̶k̶u̶k̶a̶n̶ ̶d̶o̶s̶a̶ ̶i̶t̶u̶ ̶b̶e̶r̶b̶e̶d̶a̶-̶b̶e̶d̶a̶.̶ ̶O̶r̶a̶n̶g̶-̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶h̶i̶d̶u̶p̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶b̶a̶n̶y̶a̶k̶ ̶v̶i̶b̶e̶s̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶p̶o̶s̶i̶t̶i̶f̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶m̶e̶m̶i̶l̶i̶k̶i̶ ̶k̶e̶m̶u̶n̶g̶k̶i̶n̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶s̶e̶d̶i̶k̶i̶t̶ ̶u̶n̶t̶u̶k̶ ̶b̶e̶r̶b̶u̶a̶t̶ ̶d̶o̶s̶a̶ ̶k̶e̶t̶i̶m̶b̶a̶n̶g̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶-̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶h̶i̶d̶u̶p̶ ̶d̶a̶l̶a̶m̶ ̶d̶u̶n̶i̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶k̶e̶l̶a̶m̶.̶ ̶M̶a̶k̶a̶n̶y̶a̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶g̶a̶ ̶m̶a̶u̶ ̶m̶e̶n̶g̶h̶a̶k̶i̶m̶i̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶-̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶b̶e̶r̶b̶u̶a̶t̶ ̶d̶o̶s̶a̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶m̶e̶n̶g̶e̶j̶e̶k̶n̶y̶a̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶s̶i̶a̶p̶a̶ ̶t̶a̶h̶u̶ ̶k̶a̶l̶a̶u̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶h̶i̶d̶u̶p̶ ̶p̶a̶d̶a̶ ̶k̶o̶n̶d̶i̶s̶i̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶i̶t̶u̶,̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶t̶e̶r̶g̶e̶l̶i̶n̶c̶i̶r̶ ̶p̶a̶d̶a̶ ̶d̶o̶s̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶d̶i̶a̶ ̶l̶a̶k̶u̶k̶a̶n̶ ̶j̶u̶g̶a̶.̶ ̶
̶
̶B̶u̶d̶i̶ ̶m̶e̶m̶i̶l̶i̶h̶ ̶C̶.̶ ̶M̶e̶n̶j̶a̶d̶i̶ ̶p̶e̶m̶b̶e̶g̶a̶l̶ ̶b̶u̶k̶a̶n̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶s̶e̶t̶e̶l̶a̶h̶ ̶d̶i̶a̶ ̶m̶e̶l̶i̶h̶a̶t̶ ̶o̶p̶s̶i̶ ̶A̶-̶Z̶,̶ ̶t̶a̶p̶i̶ ̶h̶a̶n̶y̶a̶ ̶m̶e̶l̶i̶h̶a̶t̶ ̶o̶p̶s̶i̶ ̶A̶-̶E̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶k̶o̶n̶d̶i̶s̶i̶ ̶h̶i̶d̶u̶p̶n̶y̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶h̶a̶n̶y̶a̶ ̶m̶e̶m̶b̶e̶r̶i̶k̶a̶n̶ ̶o̶p̶s̶i̶ ̶A̶-̶E̶.̶ ̶D̶i̶a̶ ̶g̶a̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶m̶u̶n̶g̶k̶i̶n̶ ̶j̶a̶d̶i̶ ̶p̶e̶n̶d̶a̶k̶w̶a̶h̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶b̶a̶c̶k̶g̶r̶o̶u̶n̶d̶ ̶a̶g̶a̶m̶a̶n̶y̶a̶ ̶m̶i̶n̶i̶m̶ ̶s̶e̶k̶a̶l̶i̶.̶ ̶D̶i̶a̶ ̶g̶a̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶m̶u̶n̶g̶k̶i̶n̶ ̶j̶a̶d̶i̶ ̶s̶a̶r̶j̶a̶n̶a̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶t̶i̶n̶g̶k̶a̶t̶ ̶e̶k̶o̶n̶o̶m̶i̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶r̶e̶n̶d̶a̶h̶ ̶&̶ ̶t̶e̶r̶p̶a̶p̶a̶r̶ ̶p̶e̶r̶g̶a̶u̶l̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶b̶u̶r̶u̶k̶ ̶s̶e̶h̶i̶n̶g̶g̶a̶ ̶g̶a̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶b̶e̶r̶p̶i̶k̶i̶r̶ ̶u̶n̶t̶u̶k̶ ̶m̶e̶n̶g̶e̶j̶a̶r̶ ̶p̶e̶n̶d̶i̶d̶i̶k̶a̶n̶ ̶t̶i̶n̶g̶g̶i̶.̶ ̶S̶a̶m̶a̶ ̶h̶a̶l̶n̶y̶a̶ ̶p̶e̶n̶g̶a̶n̶u̶t̶ ̶a̶g̶a̶m̶a̶ ̶n̶o̶n̶-̶I̶s̶l̶a̶m̶ ̶d̶i̶m̶a̶n̶a̶ ̶o̶p̶s̶i̶ ̶j̶a̶d̶i̶ ̶m̶u̶a̶l̶a̶f̶ ̶p̶e̶l̶u̶a̶n̶g̶n̶y̶a̶ ̶a̶k̶a̶n̶ ̶s̶a̶n̶g̶a̶t̶ ̶k̶e̶c̶i̶l̶ ̶s̶e̶k̶a̶l̶i̶ ̶t̶e̶r̶j̶a̶d̶i̶,̶ ̶s̶a̶m̶a̶ ̶h̶a̶l̶n̶y̶a̶ ̶p̶e̶l̶u̶a̶n̶g̶ ̶m̶u̶s̶l̶i̶m̶ ̶m̶e̶n̶j̶a̶d̶i̶ ̶m̶u̶r̶t̶a̶d̶ ̶p̶e̶r̶s̶e̶n̶t̶a̶s̶e̶n̶y̶a̶ ̶s̶a̶n̶g̶a̶t̶ ̶k̶e̶c̶i̶l̶ ̶k̶e̶t̶i̶m̶b̶a̶n̶g̶ ̶m̶u̶s̶l̶i̶m̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶t̶e̶t̶a̶p̶ ̶t̶e̶g̶u̶h̶ ̶p̶a̶d̶a̶ ̶a̶g̶a̶m̶a̶n̶y̶a̶.̶ ̶M̶a̶k̶a̶ ̶d̶a̶r̶i̶ ̶i̶t̶u̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶b̶i̶l̶a̶n̶g̶ ̶k̶a̶l̶a̶u̶ ̶f̶r̶e̶e̶ ̶w̶i̶l̶l̶ ̶i̶t̶u̶ ̶s̶e̶b̶e̶n̶a̶r̶n̶y̶a̶ ̶g̶a̶ ̶a̶d̶a̶,̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶a̶d̶a̶ ̶t̶e̶r̶n̶y̶a̶t̶a̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶d̶i̶k̶e̶r̶u̶c̶u̶t̶k̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶t̶e̶r̶n̶y̶a̶t̶a̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶t̶e̶r̶s̶e̶d̶i̶a̶ ̶j̶u̶g̶a̶ ̶b̶u̶k̶a̶n̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶k̶i̶t̶a̶.̶ ̶S̶a̶m̶a̶ ̶s̶e̶p̶e̶r̶t̶i̶ ̶p̶i̶l̶p̶r̶e̶s̶,̶ ̶s̶e̶o̶l̶a̶h̶-̶o̶l̶a̶h̶ ̶s̶e̶c̶a̶r̶a̶ ̶k̶a̶s̶a̶t̶ ̶m̶a̶t̶a̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶m̶e̶m̶i̶l̶i̶h̶ ̶a̶n̶t̶a̶r̶a̶ ̶A̶n̶i̶e̶s̶,̶ ̶P̶r̶a̶b̶o̶w̶o̶,̶ ̶a̶t̶a̶u̶ ̶G̶a̶n̶j̶a̶r̶.̶ ̶P̶a̶d̶a̶h̶a̶l̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶"̶g̶a̶ ̶b̶e̶n̶a̶r̶-̶b̶e̶n̶a̶r̶ ̶m̶e̶m̶i̶l̶i̶h̶"̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶o̶p̶s̶i̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶b̶e̶n̶a̶r̶-̶b̶e̶n̶a̶r̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶ ̶"̶t̶a̶n̶p̶a̶ ̶i̶n̶t̶e̶r̶v̶e̶n̶s̶i̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶"̶ ̶(̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶p̶a̶r̶p̶o̶l̶)̶ ̶g̶a̶ ̶a̶d̶a̶.̶ ̶K̶e̶p̶u̶t̶u̶s̶a̶n̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶m̶e̶l̶a̶k̶u̶k̶a̶n̶ ̶a̶m̶a̶l̶/̶d̶o̶s̶a̶ ̶h̶a̶r̶i̶ ̶i̶n̶i̶ ̶d̶i̶p̶e̶n̶g̶a̶r̶u̶h̶i̶ ̶o̶l̶e̶h̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶d̶i̶ ̶m̶a̶s̶a̶ ̶l̶a̶m̶p̶a̶u̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶b̶e̶r̶m̶u̶a̶r̶a̶ ̶p̶a̶d̶a̶ ̶k̶e̶p̶u̶t̶u̶s̶a̶n̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶d̶a̶l̶a̶m̶ ̶m̶e̶m̶i̶l̶i̶h̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶d̶i̶a̶m̶i̶ ̶n̶a̶n̶t̶i̶n̶y̶a̶ ̶d̶a̶n̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶i̶t̶u̶ ̶t̶i̶d̶a̶k̶ ̶b̶i̶s̶a̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶.̶ ̶M̶a̶k̶a̶n̶y̶a̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶m̶e̶n̶g̶a̶n̶g̶g̶a̶p̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶b̶e̶r̶t̶a̶n̶g̶g̶u̶n̶g̶j̶a̶w̶a̶b̶ ̶a̶t̶a̶s̶ ̶p̶i̶l̶i̶h̶a̶n̶ ̶m̶a̶n̶u̶s̶i̶a̶,̶ ̶a̶p̶a̶l̶a̶g̶i̶ ̶k̶e̶t̶i̶k̶a̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶t̶e̶t̶a̶p̶ ̶m̶e̶m̶b̶i̶a̶r̶k̶a̶n̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶n̶o̶n̶-̶m̶u̶s̶l̶i̶m̶ ̶t̶e̶t̶a̶p̶ ̶d̶a̶l̶a̶m̶ ̶k̶e̶a̶d̶a̶a̶n̶ ̶k̶a̶f̶i̶r̶,̶ ̶w̶a̶l̶a̶u̶p̶u̶n̶ ̶s̶u̶d̶a̶h̶ ̶d̶i̶b̶e̶r̶i̶ ̶h̶i̶d̶a̶y̶a̶h̶ ̶t̶a̶p̶i̶ ̶a̶k̶i̶b̶a̶t̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶b̶e̶r̶i̶k̶a̶n̶ ̶k̶e̶p̶a̶d̶a̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶i̶t̶u̶ ̶s̶e̶j̶a̶k̶ ̶l̶a̶h̶i̶r̶ ̶m̶e̶m̶b̶u̶a̶t̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶i̶t̶u̶ ̶t̶e̶r̶d̶o̶k̶t̶r̶i̶n̶ ̶k̶u̶a̶t̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶a̶g̶a̶m̶a̶n̶y̶a̶.̶ ̶
̶
̶M̶e̶n̶u̶r̶u̶t̶ ̶s̶a̶y̶a̶ ̶b̶u̶k̶a̶n̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶b̶i̶j̶a̶k̶s̶a̶n̶a̶ ̶m̶e̶m̶a̶s̶u̶k̶k̶a̶n̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶-̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶k̶e̶ ̶n̶e̶r̶a̶k̶a̶ ̶d̶a̶l̶a̶m̶ ̶w̶a̶k̶t̶u̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶k̶e̶k̶a̶l̶ ̶h̶a̶n̶y̶a̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶-̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶i̶t̶u̶ ̶s̶a̶l̶a̶h̶ ̶m̶e̶n̶y̶e̶m̶b̶a̶h̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶p̶a̶d̶a̶h̶a̶l̶ ̶h̶a̶l̶ ̶i̶t̶u̶ ̶t̶e̶r̶j̶a̶d̶i̶ ̶k̶a̶r̶e̶n̶a̶ ̶T̶u̶h̶a̶n̶ ̶s̶e̶n̶d̶i̶r̶i̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶m̶e̶n̶y̶e̶s̶a̶t̶k̶a̶n̶ ̶m̶e̶r̶e̶k̶a̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶m̶e̶l̶a̶h̶i̶r̶k̶a̶n̶ ̶m̶e̶r̶e̶k̶a̶ ̶d̶i̶ ̶l̶i̶n̶g̶k̶u̶n̶g̶a̶n̶ ̶k̶e̶l̶u̶a̶r̶g̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶n̶o̶n̶-̶I̶s̶l̶a̶m̶.̶
Kok pd bingung, tuhan menciptakan segalanya netral, baik dan buruk itu penilaian manusia. Baik dan buruk itu sama aja kok, hal baik bisa jadi buruk hal buruk bisa jadi baik, tergantung pada sudut pandang dimana kita melihat.
Dalam pandangan umum. Tuhan seringkali dipersepsikan dengan Nilai-nilai Kebaikan. Disini letak yg ditantangnya.
Ketika ada penderitaan dan kejahatan di muka bumi, bahkan bencana alam yang dianggap "jahat". Dimana kebaikan Tuhan?
@@anghenprad nah itu dia, kita seenaknya menganggap bahwa memberi makan itu baik dan tidak memeberi makan itu jahat, padahal keduanya netral kan, bencana alam kadang jg bisa dianggap baik jika sudut pandangnya dirubah, jadi baik jahat sama saja, cm dari sekumpulan hal yg netral ini ada hal yg kita ga suka da hal yg kita suka, dari situlah sentimen soal baik-jahat ditempelkan kpd tuhan.
@@requiemaeter6 nah kalo begitu apakah agama, sebagai satu2nya sarana untuk menggapai Tuhan, hari ini masih relevan..
Karena kita kan sering tuh meminjam "nilai moral" yang datang dari agama dalam kehidupan kita sekarang.
Padahal dari perdebatan ini sendiri ternyata terungkap, Tuhan sendiri sebenernya tidak bisa dijadikan sandaran moral yang tepat.
@@anghenprad pertama, moral tidak ditentukan oleh agama, hal tsb secara alami terbentuk pada masyarakat berbudaya. Kedua agama tidak berurusan dengan moral manusia, kontra intuitif? ya, karena selama ini kita selalu menganggap bahwa moral merupakan subset dari agama, padahal agama memiliki dasar yang berbeda yaitu pada hal-hal yg tidak kita ketahui(iman) yang mana bertentangan dengan konsep moral yang dasarnya dalah hal2 disekitar kita (pengalaman dan pengetahuan) . Moral ada pada sisi 1+1, sedangkan agama berada pada sisi bahwa hasilnya selalu 2 tidak pernah 3 atau 4, agama dan moral sebenarnya adalah satu hal dengan sisi yang berseberangan namun membentuk struktur yang memungkinkan kita untuk terus hidup dengan efisien. Jadi apakah agama masih relevan?
Tuhan tidak dapat dijadikan sandaran untuk moral, ya betul, tapi untuk moral dapat memiliki hasil yang benar dibutuhkan keimanan, seperti kita tahu bahwa 1+1=2, tapi apakah hasilnya selalu 2? disitulah iman kepada sang penentu hasil yaitu tuhan diperlukan. Jadi apkah kepercayaan kpd tuhan masih relevan? saya kira jawabannya jelas.
@requiemaeter6 masih belum ngerti saya ttg 1+1=2 butuh iman kepada Tuhan sbg penentu hasil.
Saya berfikirnya moral kita hari ini, justru sudah kita tentukan sendiri2.
Karena agama dan kepercayaan kepada tuhan sendiri adalah hasil budaya dari masa lalu saja. Yang mana waktu itu, masih sangat relevan sekali agama, untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat yang akhlaknya bobrok.
Agama hari ini dalam hal moral, makin gak relevan, contoh dengan ditemukannya kontrasepsi saja. Larangan free sex dalam agama, semakin gak relevan. kan katanya untuk menjaga nasab. Apalagi ditambah adanya teknik tes DNA untuk mengetahui orang tua kandung si anak.
Di islam itu ga ada free will adanya takdir yg sdh ditetapkan olloh swt dr sblm manusia itu lahir.... jd apa yg sdh di tetapkan olloh swt ga bs jd manusia pny free will.... jd klo ada cwe diperkosa n sipemerkosa itu sdh ditetapkan oleh olloh swt.... itulah klo klian prcaya kpd olloh yg maha penyesat n maha penipu....
Ini masih jauh dari apa yg terjadi sebenarnya
Kalo mau debat sama orang cerdas aja bang yudi biar imbang 😂jgn sm orang yg otaknya halusinasi
Confusing God 😢
Problem of evil ada ya karena manusia menempatkan Tuhan harus dalam fantasi manusia 😂 oh Tuhan harus gini, harus gitu.. emg lu kakeknya Tuhan, maksa banget si 😂
gua bisa jawab semua nya 😅
bang ini org2 terlalu terdoktrin dan nalarnya logika mistika doang bang... skip bang...
Coba ajak diskusi Ustadz Fenomenal sekarang, Muhammad Nuruddin.. keyanya Bakal rame bang diskusinya penuh ilmu dan argument
penuh doktrin
@@algery1874 apapun... kalo diskusi sama yang punya chanel pasti rame.. hehe
Nuruddin mah bawa doktrin baru.. renee descrates dibawa ke pembahasan islam, tapi kemudian cari pembenaran2 lain pakai istilah keilmuan modern yang asal comot
@@anghenpradSuruh ustadz M.nurrudin debat ama Apriyadi yadi biar di skamt juga kaya coki pardede si tu remaja atheis.
masa kok coki pardede gk bisa bantah ilmiahnyam
Apakah ketika ada manusia yang gila maka dapat menjadi bukti bahwa tidak benar pernyataan "tuhan tidak menguji diluar batas kemampuan?"
Ga segampang itu narik kesimpulan hanya pakai 1 premis bos. jangan sebodoh itu. kebiasan ateis ini memang narik kesimpulan hanya pakai informasi yang minim cuma mereka merasa udh sok paling pinter
untuk sampai pada kesimpulan maka
Perlu juga disajikan berapa persen manusia menjadi gila dan berapa persen yang tidak gila ketika mendapat masalah? lalu bandingkan
orang-orang yang gila itu, apakah tidak ada orang yang mendapat masalah lebih besar dari yang si gila itu itu namun tidak ikut gila?
Ada loh yang gila atau bunuh diri karena diputusin pacar. apa itu artinya ujiannya melebihi batas kemapuannya?
coba jangan seperti katak dalam tempurung yang merasa premis2 ada adalah premis tingkat tinggi dan anda memiliki logika tingkat tinggi
loh ya benar kata yadi, kalau "Tuhan ga bakal menguji manusia diluar batas kemampuannya" itu bullshitt.
misal orang bundir karena putus, ya berarti kemampuan dia terbatasnya sampai situ saja. beda lagi lah kalau diuji ke orang yang berbeda.
begitupun orang yang ODGJ karena batas mereka ya seperti itu. atau bahkan banyak orang Jewish yg kemampuannya sangat terbatas saat pembantaian Holocaust terjadi, atau anak-anak Palestina saat ini.
bukankah itu sudah cukup membuktikan ya? dan masih banyak banget contoh lainnya, bahkan penderitaan pada hewan😮
@chosenone10101 ya itulah gagal berfikirnya orang ateis. Bodoh tapi sok pintar, tersesat tapi sok tercerahkan.
Contoh kasus Kalau ada yang bundir dan ada yang tak bundir untuk kasus yang sama (diputusin pacar). Itu artinya tu bukan karena beratnya masalahnya diluar batas kemampuan atau bukan karena personalnya tak mampu tapi "PERSONALNYA YANG TAK MAU UNTUK MAMPU TAPI MAINSET NYA YANH BERMASALAH". Ada kok yang mau bundir karena diputusin pacar namun gagal bunuh diri karena diselamatin orang lain dan pada ujungnya hidupnya berubah dan dia sukses
@@Totsurr ampun si paling pintar dan si paling theist, maafkan hamba yang bodoh ini🙏
@@Totsurr okay, katakanlah mereka ini "personalnya tak mau mampu, mindset nya bermasalah". tapi tetap saja itu pun diluar batas kemampuan dia, brodii... dia tak mampu atau "tak mau mampu" dikasi cobaan oleh "Tuhan" yang katanya Maha Kuasa, Maha Baik, etc.
bayi-bayi Palestina "tak mau mampu, mindsetnya bermasalah" jadi mereka kena b0m deh sama Israel dan meninggal, atau dinosaur "tak mau mampu" buat bertahan saat hujan meteor datang menghantam bumi. sounds super strange to me!
@@chosenone10101 ya memang ateis bodoh. Lebih bodohnya lagi merasa kritis berfikir padahal lemah berfikir
Masa case orang mati bunuh diri disamakan dengan case mati dibunuh
debat apa ini bgst bg yudi melawan 2 kroco yang iya nya ke2 org ini cuma bawa beberapa konsep yg mereka sendiri belum mendalami nya astagaaa
aliran berfikir tentang Tauhid bukan hanya jabariyah dan Qadiriyah tapi ada aliran yang lain yaitu aliran Asy'ariyah juga kenapa gak mereka bawa di diskusi ini coba
SYAUQI ....INI PERLU DI RUQYAH....SECEPAT MUNGKIN...😂😂😂😂