Sayangnya orang kita itu gampang banget dipengaruhin sama hal2 yg sifatnya "Jalan Pintas" padahal sekolah itu penting banget untuk pembentukan karakter anak, walaupun sayangnya Kurikulum di negara kita itu ketinggalan banget, andai aja dari puluhan tahun lalu kurikulum kita itu udh pakai Kurikulum Merdeka kayak skrg, gw jamin anak2 angkatan 1980-1990-2000an awal bakal keren2 sejak mereka masih sekolah. Dulu tuh sekolah terlalu formal, maksudnya terlalu akademis banget, ditambah lagi orang tua jaman dulu banyak yg cara berpikirnya gak open minded, udah tau anaknya gak suka MTK, malah dikursusin MTK, padahal anaknya suka Seni Budaya, malah yg anaknya suka gak diturutin.. Sekolah kita udh mulai bagus kok, terutama angkatan Gen Z harusnya jauh lebih pinter dari angkatan Milenial.
Kalo seperti ini selain menitikberatkan pada institusi sekolah, maka yg musti berperan juga adalah pemerintah (pembuat kebijakan), orang tua (karena sebagai sekolah awal anak)
Sistem dan aturan pendidikan di Indonesia harus benar² diubah daripada anak sekolah harus masuk full dari pagi sampai sore (1 hari bisa 4/5 mata pelajaran yang harus benar² dipelajari dan setiap siang otak mencerna pelajaran jauh lebih lambat dari pagi hari).
Bukan maen, semua berdasarkan nilai akademik doang, ga fokus sama bakat dan kembangin bakat anak malah cuma fokus sama orientasi nilai doang payah, agak nyesel gw sekolah dulu, tp disisi lain bersyukur sekarang ngerti cara berfikir besar, buat anak anak dan cucu cucu kita kedepan biar ga kayak gw dulu sistem pendidikan trash, karna gw yakin klo ga kita yg rubah maka ga akan berubah... Buat anak anak dan cucu cucu kita please jd orang tua yg pintar buat anak anak kita, biar ga mandang pendidikan cuma dari nilai doang
apa tujuan sekolah smk menurut saya pribadi? - mempertajam pengetahuan dalam suatu bidang, dalam kasus saya yaitu RPL. Kenapa mempertajam? Karena sebelumnya saya sudah belajar tentang bidang ini, guna memastikan apakah saya benar benar minat dengan bidang ini - Kolaborasi dengan siswa lain dalam suatu proyek. Dengan ini, yang didapat tidak hanya hardskill, tetapi juga softskill yaitu komunikasi antar teman dan leadership dalam sebuah tim - mendapatkan mentor yaitu guru sendiri Apa yang saya dapat? - 12 Mata pelajaran yang tidak ada hubungannya dengan bidang yang saya tekuni - tidak mendapat mentor sama sekali karena ternyata gurunya juga kurang jago - tidak ada proyek yang berkolaborasi dengan teman (setidaknya tidak di pelajaran software) - apa yang di pelajari sama sekali tidak relevan sama sekali dengan dunia industri, dan guru juga tidak mengerti mengapa mereka mengajarkan hal tersebut kepada siswa - pembelajaran hanya bersifat 1 arah, yaitu guru menyuruh siswa untuk mendownload buku modul pdf, lalu disuruh untuk mengerjakan BAB 1, 2, 3 dan seterusnya, dan siswa disuruh membaca buku iti sendiri, serta tidak ada penjelasan materi dari guru Apa yang saya lakukan? Saya tidak meng claim apa yang saya lakukan benar, tetapi inilah yang saya lakukan : 1. Saya bodo amat dengan 12 pelajaran lain tersebut, yang penting saya mendapat nilai 70 saya tidak akan susah susah untuk menaikkan nilai tersebut 2. Saya belajar dari sumber lain yaitu youtube, dan google 3. Saya cenderung pendiam di sekolah, karena biasanya saya asik googling atau buat proyek sendiri 4. Saya cenderung meremehkan guru (bukan tidak menghargai), karena saya juga tau bahwa saya lebih jago koding daripada beliau Kelebihan dari sekolah saya : 1. Waktu, karena biasanya pada hari pembelajaran kejuruan, hanya dikasih tugas sederhana dari buku modul yang bisa saya selesaikan 10 menit, dan sisa waktunya adalah seharian penuh yang bisa saya manfaatkan untuk belajar Kesimpulan : dari poin poin mengenai tujuan sekolah saya, tidak ada satupun dari poin tersebut yang disediakan oleh sekolah. Dalam kasus saya ini, mungkin lebih baik jika pindah atau bahkan putus sekolah. Perlu ditekankan tujuan saya sekolah adalah belajar, dan berhenti sekolah dalam kasus saya bukan untuk berhenti belajar melainkan untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk belajar Komentar dan saran sangat dipersilahkan. Menurut bang eno bening gimana?
kita samaan bro, gw juga masuk jurusan RPL, karena emng dari kecil udh ada pemikiran gitu. tapi ternyata saat udah masuk sekolah, ternyata tidak sesuai ekspetasi. banyak pelajaran gajelas yang tidak masuk sama sekali ke jurusan RPL, contoh fisika, kimia. setiap pelajaran itu jujur aja, gw selalu males kalo udh pelajaran tsb
Kebanyakan guru guru yang ada di Sekolah Indonesia terlalu berpatokan dengan teori yang ada di buku dan tidak memberikan siswanya kesempatan untuk memberikan jawaban atau pendapat mereka sendiri tentang suatu hal.padahal itu sangat penting untuk mempertajam argumentasi siswa. namun sayang sifat kritis seperti itu diindo dianggap kurang ajar 😌
aku gk tau sekolah mu kualitas nya gimana, tapi biasa guru selalu membuka sesi tanya jawab, apakah itu tidak cukup, kecuali gurunya memberika sesi tanya jawabnya saat sudah di terangkan teori a-z dari pada a-c baru masuk sesi tanya jawab baru lanjut ke d-f dan seterusnya, dan sekarang juga guru lebih fokus mengarahkan, kritis itu juga tergantung siswa, sesuai dengan k-13 tapi tergantung gurunya juga mau di gimanakan, ya kalau masih ada guru yang begitu anggap aja oknum
Argumen kritis ttp pake etika. Dan melatih berargumen berpikir kritis tuh bukan hanya sekolah. Justru dari rumah lah cikal bakal nya. Dari umur 0-5 tahun. Gimana pola asuhnya. Anak dikasih kesempatan buat show up pikirannya ga, anak dikasih kesempatan memilih dan mempertanggungjawabkan pilihannya ga. Baru lah itu semua di asah di sekolah. Dan sejak 2013 kurikulum udah mempersilahkan hal itu. Oknum guru masih blm menerapkan ya saya akui memang masih ada. Tapi ini fact saya temui di lapangan, anak2 dikasih kesempatan dilatih diasah, dari 36 anak yg bisa cuma 10an. Sisanya pilih nyontek referensi dan membacakan ulang plek ketiplek. Padahal mengemukakan kembali referensi dgn bahasa sendiri itu udah bagus tp knp mrk ga bisa yg udah dikasih wadah loh dan berulang kali dibilang silahkan berkreasi berargumen dikritisi paparan kelompok lain dll. Setelah bergulir siklus mulai 20an berani. Lainnya? Entah malah atau emang terbiasa ga pernah berargumen di rumahnya sampe2 dibilang ga akan dinilai jelek klo salah pun ttp ga mau ngomong
anjg gw sering kritik orang selalu dijawab "jangan kurang ajar, tau apa lu?". padahal mereka selalu berkata bijak "kalau ada salah nya mohon sarannya". saya juga ngasih solusi tapi mereka gensi mau menerimanya.
Masalah sekolah indonesia adalah sistem dan cara mengajarnya. Mereka lebih mementingkan cuan dan laporan yang bagus daripada edukasi murid-muridnya. Edukasi yang sebenarnya adalah mengajari yang bodoh menjadi pintar, bukan memilih yang pintar saja untuk diterima dan dibanggakan.
Bicara dari pengalaman, gw gk kuliah dan langsung kerja di bidang IT di usia 18 tahun smpe sekarang 22, dari dulu gw mikir kuliah gk penting karna udah punya skill kongkrit Tapi setelah 4 tahun kerja, gw mersa ada hal hal yang gk gw punya dibanding orang yang kuliah bahkan kalau di banding freshgraduate kuliahan, gk ada koneksi gk banyak teman yang 1 bidang, gk banyak explore interest & skill lain. Kalau kalian punya kesempatan dan ada duit dari ortu buat kuliah, manfaatin cuy, kuliah sambil kerja itu sulit tapi kalau bisa lebih bagus lagi.
Tapi kuliahpun kalo anaknya introvet sama aja kak jadi semua tergantung individu juga kalo Steve Jobs ognya introvet dia gak bakal bisa buat Apple karena gk mungkin Apple akan tercipta dengan 1 org
Menurut gua sih semua sudah di atur ama yg punya semesta jadi terima aja dan syukuri ada yg kuliah sampai s2 jadi grab ada yg s1 jual bakso dll jadi semua tergantung usaha dan pribadi masing" ada yg sd bisa jadi dosen juga ada
Gua punya temen lulusan s1 sama kek gua juga masih nganggur 3 tahun jadi kawan semua itu dari individu dan sifat org tersebut tidak semua org bisa jadi Einstein dan juga tidak semua org bisa jadi Steve Jobs intinya itu Kuliah dan mengejar ilmu belum tentu kamu bisa seberuntung Einstein Drop Out dan buka bisnis belum tentu jadi Steve Jobs intinya belajarlah yg banyak jika punya uang dan privilage kuliah setingginya pendidikan itu penting cuman yg salah pemerintah Indo aja kalo merek pintar bukan di fokuskan hanya di pelajaran standard aja kalo pemerintah Indo pintar Naimasi atau seni art, music dan sport olahraga bisa membuat Indo maju tidak di masukan ke pelajaran yg bisa di pilih sendiri dan wajibnya sekarang anak" di wajibkan bahasa inggris dan Indonesia di waktu bersamaan nyatanya yg sala pendidikan di Indo bukan masalah skolah salah mereka menerapkan cara pendidikan yg salah tidak di beri extrakulikuler dan pengertian tentang hidup
Contoh banyak yg buat UA-cam Game dan niru Windah apa rejeki Windah bisa di tiru tidak kan padahal banyak yg mulai UA-cam lebih full equipment lebih besar modal dari windah tapi rejeki beda kawan tidak bisa di Tiru
Izin berpendapat soal kualitas pendidikan di Indonesia. Memang, harus diakui bahwa rata-rata kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata bagus, tentu dgn berbagai faktor yg ada. Tapi, yg mau gua garis bawahi di sini adalah faktor gaya pendidikan timur yg mengedepankan kompetisi ketimbang beneran menggali ilmu. Model pendidikan timur (Asia) cenderung kompetitif yang akhirnya menciptakan satu kondisi berupa “survival of the fittest”. Jadinya, kita2 sekolah kesannya bukan mencari ilmu tujuannya, melainkan bertahan hidup untuk mencapai puncak. Nah, terus? Apa pengaruhnya? *MENTALITAS SISWA* Sekarang gua tanya, seiring elu dewasa, seberapa pede elu bertanya di kelas? Gua yakin 1000% banyak yg ga nanya di kelas. Kenapa? Karena elu takut dicap bodoh, gak memerhatikan, atau bentuk judging lainnya. Demi survive tadi, kebanyakan dari kita mempertahankan ego diri supaya gak gampang disenggol dan jatuh di dunia kompetisi ini, padahal kita masih jauh dari kata memahami ilmu yg dipelajari. Bukan berarti gua bilang bahwa pendidikan timur itu jelek. Malah, pendidikan timur juga mengedepankan nilai akhlak (EQ) yg menghasilkan peserta didik yg lebih humble dan menghormati orang lain. Kemudian kita beralih ke Barat, gaya pendidikan Barat itu mengedepankan peserta didiknya untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya sesuai minat dan bakat. Mereka dicetak untuk terus menggali ilmu sesuai kompetensi mereka dan mentalitas peserta didiknya cenderung lebih percaya diri. Akan tetapi, minus dari gaya pendidikan barat adalah sifat individualisme, karena mereka menganggap ga ada urusannya orang lain ikut campur soal ilmu apa yg mereka tempuh. Pesan gua sih, kalo mau maju, percaya dirilah dan gali ilmu sebanyak-banyaknya sesuai kompetensi diri masing-masing dan jangan lupa untuk stay humble and respect each other.
ada sekolah swasta ngumpulin duit bayaran, bukanya buat ningkatin kualitas malah sewa artis ibukota, cuaks sekolah wajibkan uang jalan2 karyawisata katanya yg sampe 5-10jt padahal cuma maen2, gegayaan , cuaks sebagian oknum guru, gaji makin naik malah makin males ngajar, cuaks apalagi cuks?
Nilai itu nggak cuma hasil mengerjakan soal, tapi di campur dengan kerajinan, ketaatan, dsb. Kamu boleh bodoh matematika, tapi kalau km rajin masuk, selalu kerjakan tugas, guru bisa aja kasih maksimal nilai 6 di raport
kita butuh pendidikan, TIDAK HARUS sekolah. kita semua pernah sekolah dan kamu bisa hitung berapa banyak materi pelajaran di sekolah yang berguna untuk kehidupan kita sehari-hari. ada, tapi cuma sebagian kecil.
Sekolah jadi terdengar ngga penting kalau sudut pandang yang diambil adalah sudut pandang cari duit. "buat apa kuliah kalo ngelakuin (something something) aja gua bisa kaya" "sekolah ngga ngajarin lo bisnis, ngga ngajarin cari duit" nah, padahal lo sekolah kan biar pinter ya, bukan biar kaya???? dari hasil kepintaran lo yang lo dapat di sekolah itu baru diharapkan lo bisa hidup di dunia luar, ntah buat kerja, ntah buat bisnis. syukur syukur bisa kaya. Lagian kalo dipikir pikir, cetek bener jadi manusia harus ngandelin sekolah buat semua aspek kehidupan??? lo berharap guru guru di Indonesia yang gajinya kecil buat "bikin" lo yang dikasih perkara problem solving sederhana aja masih ngang ngong jadi problem solving/product design mastermind kaya steve jobs?? ya lo gila. sekolah cuma bisa bantu ngasih pondasi, bangunan diatasnya lo pikir sendiri. kalau sekiranya lo ngga puas dengan pondasi yang dikasih sekolah lo, kembangin pondasi itu dengan cari skill atau relasi yang bisa bantu bikin pondasi itu jadi lebih bagus. Nah, ntar setelah lo lulus, baru deh lo mulai perjalanan bikin bangunan diatas pondasi itu. bener kata bang eno, lo sekolah aja belom tentu ngga ngaco, apalagi ngga sekolah??
gue mau mengkritik orang2 yg suka bilang sekolah gapenting gegara byk pelajaran gk kepake di dunia kerja. heeeeyyy sekolah kan buat bikin lu pinter, bikin lu melek ama dunia. mungkin lu g butuh sin cos tan buat jadi pembalap tapi seenggaknya dengan lu belajar lu bisa melatih kemampuan lu dalam berpikir, memudahkan lu dalam memecahkan permasalahan yg mungkin di luar pekerjaan lo. lu mungkin ga butuh belajar apbn buat jadi seniman, tapi seenggaknya lu tau bagaimana ekonomi negara bekerja. gue juga gedeg ama sekolah yg seolah2 mengharuskan siswa jadi "master" di setiap mapel. padahal menurut gue kita cukup sekedar "faham" materi2 di sekolah. lu cukup paham aja gimana gravitasi bekerja, lu gk harus hafal rumus rincinya gk harus bisa bolak balik rumusnya.
Jujur ya selama gw sekolah gk ada yg nyangkut ilmu2 yg bisa gw dapet. Gw malah dapat ilmu-ilmu diluar sekolah. Dan gw pun baru sadar sekolah bagi gw cuma buat ngejar nilai dan ijasah tok. Yang faktanya gk bakal jamin bisa sukses, harus ada yg namanya usaha. Disclaimer : ini pendapat gw aja, dan tetap gk nyuruh buat sekolah. Setiap orang punya pandangannya masing-masing
@@m.rayhanalfajri6480 sekolah gk cuman ngajari pelajaran tapi budi pekerti, budi pekerti itu yg diterapin guru dan gak itu yg ga lu dpr dari UA-cam Guru tidak sempurna emang, ada jg yg tidak bagus kinerjanya tapi banyak juga yg bagus kinerjanya, namanya jg manusia namun stidaknya ada usaha dari manusia untuk berbenah menjadi lebih baik.
@@FaktaItuPahit dr google keknya, soalnya kalo dari guru soalnya tah kmn2 dan gak dikasi jawaban. Udh kenak doktrin brp lama lu slama di sekolah, jadi goblokkan nampaknya skrang?
@@FaktaItuPahit kalo ngajarin budi pekerti kok banyak pembulian disekolah cok, hhhhh. Jujur ya gw cuma pengen bilang sama lo, lo itu udh kenak scam karena banyak dengerin kepala sekolah lo yg korupsi itu yg bilang sekolah itu ngajarin budi pekerti padahal banyak kasus suap jg kan di sekolah itu, ngakak gw baca komen lu
gua ranking 1 ,6 tahun berturut turut . jujur gua gak inget apa yg gua pelajarin 😅 ,untung gua lulusan tataboga , jadinya ada ke ahlian , tataboga banyak teori dan PRAKTEk nya, makanya gua inget . kalo cuma sekedar teori hampir semuanya Lupa 😅 .
gua aneh bgt sm tiktok tiktoker yg bilang, Jangan jadi guru, jangan jadi dokter, penghasilan kalian kalo mau beli lambo perlu seumur hidup bla bla bla, tp nyaranin buat invest apalah trus trading"
Sekolah itu sarana formal buat belajar, gak semua orang mau dan bisa belajar sesuatu kalo gaada wadahnya. Di sekolah anak2 bisa nemu link sosialnya, anak2 bisa nemu ide baru yg berawal dr gurunya atau temannya.
oi deksekolah itu antara penting dan gak penting tergantung lu mau jadi apa ! kalo lu mau jd dokter ato kerja dibidang teknik, sains kedokteran guru dlll ya lu harus sekolah! supaya lu jd ahli di suatu bidang! yang kedua ! gw nasehatin kalo lu dah dewasa yg dibutuhkan itu duit dan duit !!! lu kalo dah dewasayg paling penting banyak duit! itu lah ancok kalo lu bukan berasal dari org kaya kerja ! cari duit yg banyak jangan malas! jadi 50 50 penting dan gak penting! mendingan lu cari duit yg banyak supaya jadi kaya kalo lu jd kaya lu mau sekolah ampe luar negeri juga gak bakalan
Di sekolah pun ada beberapa pelajaran yang benar² akan kepake jika sudah bekerja atau jika sudah berkeluarga. (Kalau gak sekolah, gimana caranya orang bisa kuliah?)
Selama hidup gue ada 1 guru IPS yang emang Sosiolog dan bener-bener nyuruh anak-anak muridnya buat jadi orang yang mampu berpikir kritis. Terakhir tu PTS... soal IPS cuma 1, PPKn cuma 1, tapi ngejawabnya itu... Ada kali 1 halaman kertas folio.
Petingnya membedakan apa itu sekolah dan pendidikan. sekolah adalah salah satu dari banyak cara untuk memperoleh pendidikan..... tapi kadang kala orang masuk sekolah jika tidak tahu arah tujuannya ya akan gagal menjadi orang yang terdidik alias buang2 waktu.......namun demikian orang2 yang dikatakan tidak lulus sekolah belum tentu ia tidak terdidik karena akses pendidikan bisa dari mana2 bukan cm sekolah..........kawan saya jago koding saja ndak pernah tuh sekolah IT, modal nonton youtube sama online course anggaplah pendidikan itu seperti makanan, sekolah itu seperti beli paket di kfc (menunya fix) diluar itu seperti menu prasmanan, pilih yang anda minati atau anda rasa perlu
bukan masalah sekolah itu scam sih sebenarnya, tapi memanglah itu sistem pendidikan nya bermasalah, kyk mapel bahasa inggris sma/k masih tense² aja jir
kenyataan emang gitu. Di perguruan tinggi pun, materi yang yang diberikan dosen masih terbilang cangkang. jadi sudah sewajarnya kita mempertajam materi2 yang diminati secara mandiri. jadi jangan nungguin orang gerak. setidaknya pendidikan memberikan pondasi untuk belajar lebih luas.
coba motivator itu kalo ngejelasin soal steve job dll itu lengkap gt, kasih tau bisnisnya itu awalnya gimana prosesnya, dari latar belakang keluarga yg kayak gimana, punya privilise apa.. lah ini kebanyakan kan cuma di tekankannya mereka di D.O, tapi bisa sukses. hey dunia ga sesimpel itu ya... dan lagi yg suka di share tuh kesimpulan akhirnya.. pembahasan, tujuan dll kaga dijelasin njir. tau sendiri warga indo kan males baca dan nyari tahu sesuatu, akhirnya ya pesan yg disampaikan jdi cuma setengah-setengah.
Masalahnya, ada kesenjangan antara apa yang dipelajari masa Primary School, University, dan yang di inginkan dunia pekerjaan. Primary School (SD SMP SMA) itu seringkali terpaku mengajarkan teori. Praktek lemah karena biasanya butuh dana. Serta kurangnya dorongan untuk critical thinking dan essay writing. Akibatnya, pelajar hanya menjadi sosok yang mudah didikte dan jago hafalan. University pada umumnya memiliki kurikulum yang lebih demokratis. Namun akibatnya tiap perguruan tinggi memberikan kualitas pembelajaran yang bervariasi. Ada universitas yang sangat menekankan critical thinking, ada universitas yang berat praktek, ada universitas yang abal-abal. Hal ini juga diperburuk dengan persepsi tentang perguruan tinggi. Bahwa perguruan tinggi negeri jauh lebih baik dari pada swasta, dan swasta yang punya nama lebih baik daripada swasta lainnya. Masalah ini sebenarnya mulai diatasi dengan program Merdeka Belajar yang membuat sistem magang menjadi lebih streamline. Namun alangkah baiknya kalau field work studies lebih ditekankan dengan suplemen teoritis. Yang dunia pekerjaan inginkan adalah lulusan yang sudah punya pengalaman. Makanya jangan kaget "fresh graduate" kadang diselipkan "x tahun pengalaman kerja". Sekilas, ini adalah permintaan yang tidak masuk akal. Namun pengalaman kerja dan pengalaman organisasi bisa dikaitkan apabila relevan.
Menurut saya, sekolah harus lebih banyak mengajarkan life skill daripada sekedar teori teori dan teori, banyak hal yang membuat sekolah itu seperti "scam" Ya misalnya tentang gak ngajarin tentang financial planning yang benar benar berguna gitu, atau belajar tentang investasi saham, reksadana, dll yang sebenarnya lebih penting untuk nyiapin masa depan... Pokok nya yaaa ada banyak hal penting yang benar benar penting bagi kehidupan justru gak diajarkan di sekolah gituu
Ijin komen bang Eno!! Menurut aku bang memang banyak sekolah yang melakukan scam tapi bukan berarti kita nggak sekolah. Faktanya memang banyak sekolah diindonesia yang masih cacat jadi sekolah aja ga cukup kita harus belajar dari hal yang lain. Aku ambil contoh sekolah favorit hanya menerima pelajar dengan nilai "segini" artinya anak yang masuk memang anak yang udah pinter dari Sononya bukan gurunya yang baik dalam mengajar jadi kita bayar mahal-mahal ke sekolah favorit padahal sebenarnya emang anaknya yang udah pinter coba kalo sekolah itu dimasukin anak-anak bandel, yakin bisa mendidik mereka. Atau mungkin pengalamanku sendiri. Aku kan punya adek dia ditanya sama gurunya nak cita-cita kamu apa? Lah anak SD ditanya cita-cita jawabnya pasti ya random aja gitu. Dia ngelihat polisi itu keren dia kepingin jadi polisi dia ngelihat pilot itu keren dia kepingin jadi pilot. Padahal bukan itu kemampuan yang benar-benar si anak ini pengen capai. Dan ketika udah usia remaja eh ganti jadi PNS cita-cita yang dulu digembar-gemborkan cuma jadi scam. Padahal dulu waktu TK anak-anak di pakai in baju pilot lah,tentara lah, polisi lah. Padahal kemampuan anaknya aja ga tahu gurunya. Coba deh bang Eno lihat google terus tulis berapa persen anak yang mengaku salah jurusan. Ada sekitar 87% yang mengaku salah jurusan. Padahal kalau si anak ini dicari tahu kemampuannya dimana dan anaknya tahu dia mau masuk jurusan apa. Ga bakal banyak pengangguran dan anak yang salah jurusan. Jadi banyak sekolah yang cuma menjalankan sebuah bisnis tapi bukan pendidikan disitulah letak scam nya.
@@dimasmahfud3743 berarti lu membenarkan tindakan scam yg dilakukan sekolah gt, padahal lu disana bayar tapi lu disuruh2, iyakan cok si paling sok jago?
Jangan menggunakan data yang didasari dengan kata "merasa" karena itu paramater yang diuji ga valid. Dan memang susah untuk mengukur tingkat keakurat jurusan. Taulah aku merasa ngantuk jam segini. Loh, kalo bagi kelelawar yang di Goa kan ga ngerasa tu. Semoga tidak bias ya. Semoga.
Kocak2. Skrng udh ada yg namanya sistem zonasi, skrng lebih prioritaskan rumah yg dekat sama sekolah, bukan dr nilai lg. Lu ga pantas bilang seolah2 anak pintar itu udh pintar dr lahir. Mereka itu usaha boss utk mengerti materi, kesampingkan mereka les atau gimana, hasil usaha mereka itu yg menuntun mereka jd pintar. Gua bilang gini karena dlu smp gua ranking 30an dikelas, tp gua kelas 9 smp push berat ngejar materi 3 thn smp utk bisa diterima sma favotit (blm ada sistem zonasi). Btw, gua saat itu ga ada les samsek, cmn ngandalin guru doang. Lu tau ga seberapa besar usaha gua ngejuangin itu UN cmn 6 bulanan dan materi sebanyak itu? Gila bnyak banget boss. Gua yg 6 bulan aja belajar udh lelah minta ampun apalagi mereka yg selalu konsisten belajar selama 3 thn. Lu bilang org yg IQ tinggi pasti selalu bisa? Lu tau kan nikola tesla brp kali gagal padahal dia jenius? Org jenius tp kalau ga pernah latihan ya sama aja boss. Kayak mesin bagus tp berkarat krn ga dipake. Soal salah jurusan, boss ingeett, dunia ga hanya muter2 di lo, kalau lo udh kerja, lu seharusnya sadar lo harus bisa lebih intropeksi diri. Di sekolah itu bukan lo aja muridnya, ada ratusan hingga ribuan dan tentunya semua harus diurus sama puluhan guru. Lu seharusnya yg lebih mendalami apa kelebihan diri lo, setelah tau lu baru konsultasikan sama guru lo. Sistem sekolah lu ada yg namanya BK kan? Pake itu, jgn masuk ke ruang BK hanya krn masalah aja. Diskusi sama guru lo atas keinginan, bakat dan kelebihan lo. Nanti guru lo pasti ada opsi utk lo kedepannya. Tingg lo pilih aja opsinya, jgn nunggu guru lo dtng sama lo, tp lo sendiri yg nyamperi itu guru, lo sendiri yg nyamperin itu peluang, bukan peluang yg nyamperin lo. Sekolah itu hanya mewadahi, gimana cara manfaatiinya itu ya tergantung muridnya lg.
dulu pgn bet skolah/kuliah ke amerika,tapi sekarang liat amerika penuh dgn masalah pride flag jadi mikir lagi. boro² belajar tentang astronomi,ekonomi,biologi,politik, malah disuruh nyari gender🗿🗿🗿
Berkat sekolah cara berprilaku cara berprilaku dan tutur kata gue jadi lebih baik. Sekolah memang gak bikin lu kaya, tapi sekolah itu bakal memudahkan lu agar bisa sukses.
Nggak tau di negara lain tapi di negara ini sekolah2 itu banyak yg manipulasi nilai agar akreditasi nya bagus dan menarik minat pendaftar baru. Jadi kalian bisa aja malas belajar tapi dapat nilai rapot yg sebenarnya jauh lebih bagus dari yang seharusnya kalian terima. Di universitas sama aja malah lebih parah karena guru2nya lebih peduli riset dari pada ngurusin kalian. Jadi bukan scam, hanya saja memang sistemnya bobrok, bisa jadi bikin kecewa dan ngerasa bahwa itu seperti scam.
Sekolah favorit pakenya ga nilai bodong. Tp dongkrak nilai dengan naikin kkm. Coba deh tanya anak² sekolah favorit/swasta yg nilai siswa²nya tinggi tp kemampuan b aja. Soalnya sekolahku dlu sempet bahas ini gara² rata² raport sekolahku ga setinggi sekolah lain, tp di perlombaan banyak yg juara 😂
@@zahranafisa8757 kalo swasta yg bagus ya mungkin seperti itu. Karena beda customer dan harga ya, hehehe. Tapi kalo negeri dan swasta yg jelek biasanya pada manipulasi sih.
students loans biasanya utk mahasiswa yg gk mampu utk kuliah makanya trend kerja sambil magang atau sampingan yg digaji diperjam dari amerika karena kebutuhan mereka utk mencari uang harian dan mencicil uang pinjaman pendidikan mereka
ngomong-ngomong sehabis lulus jadi ngutang itu, aku jadi keinget dulu ada sekolah swasta di indonesi yang awalnya masuk gratis. tapi setelah lulus alumninya wajib bayar kalau udah kerja. aku nggak tau sekolah ini masih ada karena dah lama banget, mungkin tolong koreksi atau kasih informasi tau dari guru bk dulu
memang ada.. gw lupa (ini universitas mana), anak tetanggaku dapet beasiswa dari sebuah PT (gw gk mw nyebut PT nya apa, kuatir kena UU ITE) & selama kuliah, dibiayain ama PT tsb.. ntar lulus, dia kudu kerja di situ.. tapi klo gk mw kerja di situ/malah kerja di perusahaan lain, ntar bayar denda yg jumlahnya gk main²
Kalau kalian pengen ga sekolah dan pengen belajar sendiri trus ambil ujian kesetaraan Paket A B C, pertanyaannya, yakin kalian mau belajar seserius kalian belajar di sekolah? Rata2 kalau ga ditrigger ujian gaakan mau belajar, apalagi kalau merasa tidak begitu penting untuk belajar.
menurutku kalo waktu diibaratkan sebagai uang ya sistem sekolah kita juga masih scam, anak2 wajib belajar pelajaran teoritis, hafalan, dll. selama 12 tahun yang nyatanya pas lulus baru nyadar gk banyak yang kepake kecuali pengetahuan basic dan urusan administratif seperti ijazah. permasalahannya ya gk ada sistem ter administrasi lain selain sistem sekolah sekarang, ya mau gk mau anak yg impian karir nya terikat dengan sistem ijazah ini mesti sekolah. tapi diluar itu sih sekolah gak penting, tapi belajar yang penting. jadi kalo ada anak yang ingin berhenti sekolah ya dipertanyakan dulu kesiapan belajar sendiri nya
Orang" yg ngomong 'sekolah itu scam' adalah orang" yg tidak mendapat manfaat dari sekolah karna mereka emang gak berusaha, dan mereka denger kalimat itu seolah" mereka mendapat pembenaran dan menyalahkan sekolah padahal dianya aja yg gak berusaha....
Mungkin ada di petugas pengajar nya yang kebanyakan udah sepuh sepuh, gua aja disekolah sma disuruh kerjain ppt mulu terus presentasi, yang beneran belajar bisanya tuh hanya pelajaran matematika njir
Bang Eno, bahas sistem sekolah juga dong, plus minusnya, baik buruknya. Contoh, lembaga pendidikan yg mencetak generasi penerusnya bagus, sekolahnya berprestasi, tapi disisi lain kek ada konflik internal sekolah yg kita" pernah tau dengar atau mengalami lahh gitu.
Analoginya gini aja, kalian lihat orang di sekitar lingkungan aja,, A: orang tidak sekolah tapi kaya, B: orang sekolah tapi ekonominya biasa aja.. namun dari segi cara berpikir berbeda,, orang yang tidak sekolah cenderung akan membanggakan pencapaian dirinya, sedangkan orang berpendidikan lebih bisa mengontrol dirinya saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya..
Ternyata gk cuma aku yg prnh berfikiran kalo sekolah itu scam.. karena aku mikirnya gini, kita sekolah habis ratusan juta dan kemudian setelah lulus blm tentu bisa menciptakan gaji sampe puluhan juta.. Ya udh akhirnya aku drop out dari kursus, tapi aku pun sadar jika sekolah dan kuliah adalah satu²nya cara terbaik untuk meraih kesuksesan.. cara meraih kesuksesan itu banyak ya, tapi cara terbaiknya hanya sekolah/kuliah, maka dari itu aku memutuskan kuliah lagi
Sistem pendidikan kita emang banyak kurang tapi bukan berarti sekolah langsung jadi scam. Sekolah bakal jadi scam kalau kita nggak tau apa yang mau kita lakuin habis sekolah dan kita nggak memanfaatkan sekolah dengan baik. Satu lagi, perkataan influencer itu jauh lebih SCAM. Jadi jangan langsung kita iyakan harus ditelaah dan dianalisa dulu kebenaran dan konteksnya.
Menurut gue sih yang bahaya itu mulai banyak keyakinan bahwa sekolah dari SD sampai SMA itu gak berguna sama sekali karena gak kepake ilmunya. Padahal sampai usia 18 tahun itu krusial banget untuk melengkapi perkembangan otak dan "pengkoneksian" sel2 otak untuk berbagai macam keperluan di masa depan. Setiap kita belajar sesuatu atau menyelesaikan soal di sekolah, kita mungkin gak akan ketemu soal itu lagi di kehidupan nyata di masa depan, tapi kalau kita kerjakan dengan sungguh2, selalu ada "koneksi" baru yang terjalin antar sel otak yang nantinya kepake untuk berbagai macam problem solving. Ini kata Neil Degrease Tyson loh ya. Kalo gue ibaratkan semacam belajar basic etude yang repetitif di piano, pianist ya jelas gak akan pentas mainin etude itu, tapi etude itu tiap hari dilatih untuk membentuk otot dan muscle memory terhadap manuver2 jari tertentu yang akan kepake pada saat memainkan karya-karya untuk konser nantinya. Jadi sekolah itu sangat penting, bukan ilmunya saja, yang lebih penting ya jelas proses belajar dan mengerjakan soal-soal itu supaya otak kita mencapai potensi maksimalnya, dan bisa unggul di bidang apapun.
Yang sekolah aja kadang komen kaya tahi kucing, apalagi gak sekolah ? udh kena tipu terus gak bisa memahami informasi yang jelas. Sekolah bukan scam dimana pun, biar pun cuman pelatihan juga. Pendidikan menunjang masa depan lu. Kesehatan menunjang kehidupan lu. Agama menunjang rezeki lu. Orang lain gak bisa intervensi hidup lu, cuma di suruh pilih ikuti omongnya atau gak. Keputusan itu tetep di lu. Ketika punya tekad/niat orang gak peduli lagi soal limitasi yang ada dalam hidupnya.
gua setuju bngt soal sekolah itu memperbesar pilihan pekerjaan dimasa depan, karena kita hidup dizaman yang segala sesuatu harus dengan bukti yang otentik seperti ijazah atau sertifikat pelatihan, karena meskipun banyak perusahaan yang tidak memandang ijazah atau sertifikat dalam merekrut pegawainya, tetapi masih jauh lebih banyak lagi yang tidak seperti itu dan semakin lu meningkatkan jenjang pendidikan, maka akan semakin disadari bahwa kemampuan yang kita asah itu masih jauh2 dari kata kompeten dan dengan begitu akan semakin tumbuh semangat untuk belajar agar kita menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan kita saat dihadapkan pada pekerjaan nanti, jadi sekolah lah setinggi mungkin dan jika tidak mampu belajar pada instansi formal maka cari alternatif lain yang banyak bertebaran diinternet
Menurut ku itu juga pengaruh lingkungan, soalnya di daerah gw juga banyak yg gk suka sama sarjana sarjana, gw nggak tau mereka iri karena gk bisa kuliah atau emang pemikiran nya yg mundur
Gw yang gak kuliah (karena biaya) aja gak pernah bilang sekolah scam, saya SMK aja memang bener ilmu yang gw dapet disekolah gak terlalu berguna di dunia kerja, tapi proses yang gw jalanin di sekolah bener-benar bantu gw didunia kerja, terus otak gw dalam menyelesaikan masalah lebih kreatif dari organisasi ekskul. Makannya gw kadang heran lihat yang kuliah, bilang kuliah gak penting atau mahasiswa kupu-kupu padahal pas pulang gak kerja dan punya banyak waktu luang
Intinya perbedaan antara orang sekolah atau engga bisa dilihat dari gaya bicara, tingkat intelektual, dan kemampuan berpikir kritis. Tapi terlepas dari pendapat video bang eno disekolah juga anak-anak yang punya kemampuan diluar non akademik seharusnya lebih diperhatikan dan juga seharusnya sekolah bisa mengambil tindakan tegas terhadap oknum guru yang memberikan contoh nyeleneh karena dunia anak ini bisa dibilang melihat dan meniru jadi tindakan mereka juga tidak terlepas dari apa yang mereka lihat baik dari lingkungan sekitar, tayangan sosmed, dll. Lalu untuk kegiatan didalam kelas misalkan ada anak murid yang mempunyai kemampuan kritis dan dapat menganalisa masalah seharusnya didengarkan terlebih dahulu bukan dibentak dengan kata-kata "sok tau kamu", dengarkan pendapat mereka, debatkan, dan cari solusi masalahnya bersama.
Saya rasa jenjang pendidikan orang gak selalu berpengaruh ke gaya bicara atau tingkat intelektual. Karena yang pendidikan nya tinggi kadang berbicara dengan angkuh, terus di kritik malah marah wkwkw. Kembali lagi ke diri masing masing, gimana cara memaknai pendidikan
@@shafwanfawwazi1773 kalo gaya bicara ama tingkat intelektual menurut gua ngaruh bro soalnya lingkungan kerja gw rerata orang pendidikan tinggi semua dan cara nalar mereka emang berbeda, gua ga menutup omongan lu kalo ada orang angkuh ada juga memang orang yg ngakunya berpendidikan dan angkuh tapi sebenernya otak mereka 0 semua kembali ke spek masing². Kalo emang beneran pinter biasanya diajakin debat terima² aja dan bisa diajak cari solusi bareng².
@@spielgaming9257 yeah, jujur agak sayang kenapa jenjang pendidikan harus menjadi salah satu persyaratanan agar seseorang mempunyai gaya bicara dan tingkat intelektual yang tinggi. Padahal bukan nya berbicara yang sopan dan punya literasi yang luas adalah salah satu tuntutan sedari kita kecil? Tanpa jenjang pendidikan yang tinggi pun saya rasa punya attitude dan literasi yang luas adalah suatu kewajiban. Walaupun nanti gak pakai titel, tapi setidaknya wawasan nya luas dan sopan
@@shafwanfawwazi1773 Mungkin tingkat literasinya beda kali bro. Soalnya kalo anak kampus yang beneran nyari ilmu di perpusnya itu banyak bangat buku bacaan bagus dan gratis mereka tinggal pinjam dan baca ditempat sementara untuk masyarakat yang ingin meningkatkan literasi beberapa buku harganya relatif mahal. contohnya gua kemaren nyari buku tentang TESOL untuk pendalaman bhs. inggris itu harganya nyampe $2000 jelas gw ga sanggup sementara dikampus gw ada 2 copy bukunya jadi bisa dipinjam baik dibawa balik ataupun baca ditempat. Tapi balik lagi kaya komen gw sebelumnya semua balik lagi ke spek masing-masing ada orang yang kuliah cuman buat gaya-gayaan dan dipanggil sarjana tapi ada juga yang yg emang kuliah tapi buat ningkatin kemampuan berpikir dan derajatnya dia.
kesalahan konten bukan sekolah mungkin karena penontonnya anak2 sekolah yg nalarnya masih pendek.. blm mampu berpikir secara sistematis, tapi udah kritis aja... brpikir kritis tu dari bocil udh biasa brpikir kritis, tp tidak sistematis... anak2 sekolah yg nnton bang eno sprti mndapat angin segar untuk mendukung kesulitannya dalam menghadapi dunia persekolahan
Tujuan sekolah di Indonesia itu terlalu ga jelas ga terarah itu yg bikin sekolah ga efektif sama sekali. Ga cuman itu metode mengajar nya juga kacau, habis itu kurikulum nya, sistem belajar nya dan apa yg di pelajari para murid sama sekali ga relevan dengan dunia luar di zaman sekarang. Dalam artian sistem pendidikan kita ga banyak kemajuan sejak awal berdiri nya sistem pendidikan di Indonesia bahkan bisa di bilang ga maju sama sekali belakangan ini. Dan yg membuat sistem pendidikan kita ini kolot. Harus nya pendidikan itu beradaptasi dengan dunia tapi kita malah di kasih guru yg kolot dengan dunia baru.
Saya sendiri justru sangat ingin balik ke masa sekolah, saya ingin memperbaiki hidup saya dengan kembali ke sekolah dan belajar matematika benar2, soalnya dulu saya benci matematika, sy selalu menghindar dari pelajaran matematika dan sering bolos saking tak suka nya. Tapi setelah dewasa, ternyata dalam dunia kerja dan usaha, matematika itu penting bgt, sy sering salah perhitungan, salah kalkulasi dan nggak bisa menghitung secara spontan yg menyebabkan sy mengalami kerugian bahkan kehilangan kerjaan. So kamu nggak suka matematika..? Merasa bodoh atau nggak bakat matematika..? Itu bukan alasan untuk menghindari matematika. karna percaya kata2 sy sebagai warga senior : kehidupan kamu itu penuh hal2 yg berbau perhitungan dan matematika. Jadi bagi yg masih sekolah, sukuri lah masih ada kesempatan belajar matematika sebelum kamu terlambatnya seperti saya.
Sekolah itu penting liat noh cimoy gua kalo liat dia difyp tiktok, gak pernah mudeng dia ngomong apa. Bakal keliatan perbedaannya orang yang sekolah dan gak sekolah diluar masalah attitude (kalo prilaku ya balik lagi Kediri nya sendiri) Sekolah emang gak bakal bikin lu sukses tapi setidaknya..
Si Translator tersebut seharusnya sebelum copy kata" Motivator luar, seharusnya dicerna dulu, jan di telan mentah" Dengan perbandingan harga kopi dolar disana jelas beda hasil ke rupiah,, kopi 80k pasarnya buat siapa dahh,,
Kalo menurut gw disekolah Amerika bayar dengan sistem pinjaman sampai dapet gelar itu berbunga deh bang makanya bayarnya mahal banget. Kalo mau pilih Amerika atau infonesia? Gw pilih Indonesia karena kita perlu rasa aman dari kebebasan yg liat dengan membawa senjata (amerika) dan juga sistem pinjaman itu membuat mindset kita bisa memilih sekolah yg mana saja tanpa memperdulikan biaya+bunga pinjaman yang diberikan pihak sekolah kepada murid yg menimba ilmu
@@faizalsetiawan2996 nah apa lagi itu jumlahnya hampir menyamai jumlah penduduk Amerika, kan pihak berwajib tidak bisa melindungi rakyat karena peraturan nya boleh memliki senjata api atau senjata tajam
gw lulus sekolah & kuliah dgn baik, ttp gk jadi apa2 coba lamar kerja gk ada mau terima, buka usaha ya gini2aja sekolah agak scam sih modal waktu, uang, tenaga, mental, dll . nyatanya gk jamin semua balik lebih/keuntungan secara finansial...
ikutan nimbrung bang. menurut saya, tujuan sekolah dan pendidikan itu bukan bikin siswa atau peserta didiknya buat memastikan kita sukses, kaya, atau hal-hal prestisius lain yang bisa dibayangin sama manusia. menurut saya tujuan orang sekolah dan kuliah dewasa ini sudah salah sekali ya, saya setuju sama omongannya bang eno. kita sebagai manusia modern ini sudah lupa nikmatnya menuntut ilmu dan jadi terdidik. dikit curhat juga bang eno, saya udah 3 kali ganti kampus karena berbagai macam alasan, semoga aja keinginan dan cita-cita buat menuntut ilmu setinggi-setinggi mya bisa saya gapai meskipun banyak yang harus dilalui
Saat kau berpendidikan kau akan berpikir pendidikan itu tidak penting namun saat kau tak berpendidikan kau akan sadar bahwa pendidikan itu penting. Banyak orang di dunia ini yang aslinya bodoh pertending to be smart like u
Buat yang bilang 'sekolah itu scam' tolong hati-hati kalau berucap. Karena banyak saudara - saudara kita di luar sana yang kurang atau belum mampu ingin bersekolah, ingin belajar. Memang pendidikan di negara kita masih memprihatinkan dari mulai infrastruktur sampai ke sistem & kurikulumnya. Termasuk pengalaman ku tahun 2012 ketika kuliah vokasi jurusan elektro yang merasakan kurikulum 'kelinci percobaan' dengan susunan yang benar - benar kacau, yang dimana harusnya mata pelajaran yang benar - benar dipakai didunia industri malah tidak ada di kurikulumnya, ya kecewa padahal sekelas perguruan tinggi negeri, alhasil buat pengembangan skill aku belajar diluar lewat program magang & belajar private dengan teman yang ahli.
Duh sekolah 12 tahun itu bukan soal teori, menghapal, menghitung trus dapat nilai. Sekolah itu membentuk sikap, tingkah laku, cara berfikir, bersosialisasi, berbicara sampai tahap ke mengambil keputusan. Coba deh survey minimal ajak ngobrol orang2 yg sekolah sampe kuliah, tamat SMA dan yg tamat sd di lingkungan kalian yg bilang sekolah itu scam pasti jomplang bgt.
Iya sekolah ga sekolah tapi nganggur ya sama aja. Malah malu udh sekolah tinggi tapi nganggur kadang kalah sama yang sekolahnya ga tinggi tapi malah bisa lebih sukses
@@duelieur9692 yah kalau gitu aku tinggal bilang juga mereka sekolah cuman numpang lewat 😂😂 90% dari lulusan indonesia tidak siap dalam kerja :D dengan alasan males dan tidak capai kemampuannya.
@@duelieur9692 tingkat yang tidak sekolah kerja sukses dengan tingkat kerja sekolah sukses berapa bapak? Dan jg kenapa malu? Sukses itu buat kamu itu apa? Semua itu metrik diri sendiri juga. Kalau merasa malu ya inteospeksi diri saahnya dimana kalahnya dimana
@@Winter-bt3os ya selain tergatung dari pribadinya masalahnya populasi kita banyak sedangkan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding. Harusnya pemerintah juga ikut membantu agar ada traning untuk mecncapai kompetensi tertentu. Sarana dan Prasarana untuk itu aja msh kurang dan blm memadai
@@duelieur9692 lapangan kerja yang g banyak apa kompetensinya yang kurang memadai untuk lapangan kerja yang ada? Kebanyakan lapangan kerja yang tersedia itu speknya tinggi tinggi sedangkan SDM kita jarang ada yang tinggi kalaupun ada yang tinggi pasti lari ke luar negeri karena kurs di luar negeri tinggi jadi pas mereka tua balek ke indonya g pusing amat. Udah gua paparin juga diatas banyak yang tidak memenuhi standar yang ada bahkan sekarang udah sampe 90% yah berarti membantah apa yang kamu bilang. Kalau sarana dan prasarana udah ada bos liat aja pelatihan dari pemerintah banyak kok... aku kurang tau kalau yang lain. Tapi kalau yang IT dkk udah ada itu dari kominfo walau yah gua belajar sendiri juga bisa sih xD di leetcode dan semacamnya. Jadi yah sebenarnya balik lagi ke pribadi masing-masing mereka rajin mencari g? mereka niat belajar g? Kalau cuman mau goyang burung di rumah cuman tau kerjaan 8-6 yah wajar aja banyak yang di phk.
klo mnurut saya yg tlah mlalui jenjang pendidikan smpai ke perkuliahan di indo,dan merasa trlalu bnyak buang waktunya dri pada manfaat jangka panjang buat hidup.Sekolah akan trasa ada manfaatnya jika mmng dri diri sndiri muncul kegigihan untuk belajar bukan manut2 ngikutin kurikulum doang..klo mmng kita brada dlam perekonomian keluarga yg cuman bisa ngikutin subsidi pendidikan yg diberikan pemerintah pling tidak untuk skrang worth it smpai di jenjang SMA/SMK sederajat aja,kenapa saya bilang bgitu krna mostly pemikiran tntang bagaimana cara hidup yg kita harus ambil kedepannya trbuka di fase itu(gk smua)tpi stidaknya dri yg saya ketahui sprti itu..nah dri sana kita bisa mulai paham dn mencari cara bgaimana mendapatkan uang sendiri dgn brbagai alasan untuk melakukannya. . . . -skali lagi smua ini hanya dri hasil pemikiran dn pengalaman saya saja tidak ada paksaan untuk mempercayai statement saya ini,jika berkenan mendebatnya dgn senang hati diterima
klo tujuan hidupnya cuman pengen kaya maka iya sekolah itu scam karena tanpa sekolah puh orang bisa kaya. klo pengen kaya daripada belajar aljabar,kimia,fisika,dll mending belajar cari duit kek dagang misalnya
Tetep disekolah ya dedek dedek, ini bukan Amerika; kalau kalian bisa beruntung kuliah di PTN, atau dpt beasiswa pasti balik modal gak lama, 2 - 3 tahun kalau dpt kerja UMR juga
honestly khusus dibidang IT bisa2 aja lulusan smk ngga usah kuliah bisa jadi orang IT dengan keahlian khusus. Namun kursus2 diluar sana masih belum mencakup yang menjadikan kita punya keahlian khusus dibidang IT dengan gratis (biasanya kursus yang diatas beginner mbayar dan mungkin tidak semahal kuliah). Namun sebagai catatan elu kuliah akan menaikan status sebagai seseorang yang terbiasa menganalisa data dan mempunyai circle yang lebih baik lagi. Dan bener kalau bisa kuliah semuda mungkin dah...CMIIW
persepsi scam tiap orang beda2. samakan persepsi scam juga. klo scam itu apa yg loe berikan malah yg loe dapat gak ada. loe kasi waktu dan uang ke sekolah dan loe dapat ijasah.
Menurut gw kesalahan terbesar sistem sekolah adalah menilai semua mata pelajaran, Gpp sih mata pelajarannya banyak, asal tidak semua di nilai, Ada beberapa mata pelajaran yang seharusnya hanya perlu disampaikan dan tidak perlu di nilai, Contoh nya kaya sejarah, kita seharusnya hanya diceritakan apa yang terjadi dan tidak di suruh untuk menghafal setiap tanggal dari peristiwa-peristiwa Jadi murid yang tidak suka pelajaran tersebut hanya mendengarkan saja dan tidak terbebani untuk bisa di mapel tersebut Sebenarnya masih banyak lg sih yang mau ku omongin, tp kepanjangan
Saya rasa sejarah malah merupakan pelajaran yg sangat amat penting dan tidak cukup kalau hanya diceritakan saja oleh pengajar. Siswa harus dapat menceritakan ulang serta beropini tentang suatu peristiwa agar dapat melatih sekaligus melihat seberapa kuat daya tangkap siswa juga penalarannya. Disinilah sistem penilaian memainkan perannya memacu siswa supaya terus belajar.
Di Amrik emang mahal banget bang. Apalagi kuliah. Bahkan yg ngatain kuliah di amrik itu mahal salah satunya ada yg orang amrik sendiri loh wkwk. Disana malah banyak bgt orang yg nggak kuliah
Kalo kamu universitas tingkat 2 atau 3 mending kelarin kuliah sih. Biasanya bakal ada senior sesat bilang ipk tidak penting, kalo univ tingkat 1 mungkin aja sih ipk ga gede tapi didahului daripada universitas tingkat 2 atau 3 yang gede IPK-nya.
@@AudioLibraryYTs akreditasinya biasanya yang C tingkat 3 dst, biasanya petinggi kampusnya nyebut pake tingkat karena ga terlalu nyinggung buat yang masih C atau B
Kalau menurut gw sekolah di Amerika memakai cara itu mereka mempertegas bahwasanya mereka sekolah kuliah dan praktek ndak bayar alias utang ,sudah dipastikan mereka akan sesegera mungkin mencari pekerjaan untuk menanggulangi masalah perutangan, mungkin segi positif buat org yang memang udh buat nyari pekerjaan sedangkan yang belum segera mencari pekerjaan beda cerita lagi
Hmm.. beda si kalo uda bahas amerika, iya disisi lain mereka biaya pendidikanny ga ngotak, tp tetep aja in the end mereka negara superpower yang kualitas SDMnya ama kita udah bagai bumi ama langit (kalo dari rata2 jauh banget udah) Jadi menurut gw tetep bukan scam, tp ga ngotak aja harganya 😂
sekolah itu mempengaruhi pola pikir, coba tanyain hal hal basic, pengetahuan nasional ke orang ga sekolah sama ke yang sekolah, jelas lebih pinter menjawab yang sekolah
gw sekolah smk jurusan tkj teknik komputer jaringan. 3 tahun gak ada praktek, selalu teori. gua sekolah di tangerang selatan jelas kota bukan plosok. lab komputer ada 2 biji padahal. is this scam?
Sistem pendidikan mungkin tidak bagus tapi jangan jadikan alasan buat kita untuk malas belajar atau berusaha, thanks bang eno karena udah buat video ini sangat bermakna🙏
Gua di pihak “sekolah INDONESIA itu scam”. Dis ini pendapat gua, sekolah di Indonesia itu scam secara halus atau tidak langsung. Kita analisis dulu, apa yang kita dapatkan di sekolah.? Ilmu pengetahuan, ya betul ilmu pengetahuan. Tapi apakah ilmu itu penting untuk kehidupan after sekolah.? Jelas tidak, oke kita ambil contoh BIOLOGI, menurut kalian 9 tahun belajar biologi apa yang bisa kalian ingat..? Apa kira-kira manfaat biologi bagi kehidupan kalian setelah sekolah.? Selain tau bentuk burung dan Apeng manusia. Bicit gua bisa jadi ahli biologi dan ikut serta dalam ilmuan dunia. Nah ITU DIA MASALAHNYA. Sekolah Indonesia itu terlalu primitif. Saat sekolah luar negri belajar membuat pisau dengan besi kita masih belajar cara membuat pisau dengan batu runcing. Nah the poin saat kita bersain di ranah internasional. Kita jauh dari mereka. Bukti nyatanya adalah, saat kita memikirkan pembangunan pasti desainnya dari luar negri, atau yang lebih para pekerja2 non pisik berbasis ilmu rata2 yang megan orang luar negeri. Karna kita tidak mampu dari segi ilmunya. Indonesia butuh perubahan, kita punya banyak guru tapi kualitas gurunya maaf ya, kurang. Karna mereka belajar kurikulum lama dan di terus kan ke kita. Jadinya kita mundur 10-20 tahun dari kurikulum saja. Dan kebijakan baru2 ini, TIK di hilangkan di beberapa sekolah. Padahal Teknologi dan komunikasi itu tulang penting suatu negara. Sekolah itu seperti jembatan, kita perlu jembatan agar ke seberang sungai, tapi jembatannya bagus tidak..? Jembatannya bisa di pake tidak.? Kasihan orang tua yang suda all in di sekolah kalian, padahal kalian sendiri paham tingkatan kalian. Kalian di tuntun untuk ke seberang sungai degan jembatan yang berlubang sana sini. Sampai sini saya rasa suda jelas,SCAMnya sekolah itu adalah kualitasnya yang super duper kurang. Saran: sekolah butuh MP baru seperti ILMU KOMUNIKASI ILMU TEKNOLGI dan yang paling penting MANAJEMEN.
kita perlu sekolah untuk mengetahui bahwa sekolah itu ga penting. klo ga sekolah kita ga akan pernah tau klo sekolah itu ga penting. kata2 dr film tapi maaf lupa judul filmnya.
bang eno menurut lu orang yang bilang percuma sekolah karena ilmu sekolah gk kepake di dunia kerja atau percuma kuliah toh gaji mu gk lebih besar dari aku. itu harus dikasih paham kayak gimana tentang pendidikan.
sekolah cuma ngebantu saya mendefinisikan apa yang selama ini saya alami, sehingga gak bingung. selain itu sepertinya belum ada yang benar2 kerasa manfaatnya
@@muhammadaliefnurrochman585 terus terang Matematika gua jeblok, baru bener bisa ngitung pas udah praktek di dunia nyata, walaupun ngitungnya cuman matematika dasar
@@muhammadaliefnurrochman585 lebih tepatnya mungkin tahu Istilah(kosakata) yang kmu sebutkan tadi tahunya dari sekolah, klo teknisnya sih saya belajar di rumah pas bantu2 orang tua packing hasil produksi
Gua gk tau didaerah lain, tapi di sarolangun - Jambi sekolah itu gratis, dan gua di sekolah swasta tingkat SMK pun (bukan yg elit) menurut gua termasuk murah. cuma 1.2 jt setahun (tahun 2016), njir biaya sekolah 1 tahun lebih murah daripada bootcamp yang cuma 3 bulan(saat ini). Menurut lu masalah biaya ini ngaruh gk bang?
Sekolah memang scam, 1. Lu bayar tapi lu yg disuruh2 2. Lu gak dikasi ilmu pengetahuan di sana tapi lu yg suruh belajar sendiri 3. Jawaban dari orang sekolah lebih banyak yg sukses atau lebih tepatnya jadi orang yg di sorot adalah karena sistem memihak pada orang yg masuk lembaga pendidikan padahal di situ guru2nya, orang2nya suka malak duit buat nuntasin tugas yg diberikan di sana padahal lu yg bayar spp setiap bulannya, jarang mengajar tapi menuntut anak didiknya untuk pintar 4. Sekolah juga menjual nama untuk medaftar di lembaga tertentu, misal sekolah B akreditas sudah A walau orang yg di sana kepintaran, skill biasa saja ketika ada penjalonan karyawan maka perusahaan akan cenderung lebih memilih sekolah B padahal orang yg disekolah itu sama kualitasnya dengan sekolah swasta atau lembaga lain seperti sekolah
Sayangnya orang kita itu gampang banget dipengaruhin sama hal2 yg sifatnya "Jalan Pintas" padahal sekolah itu penting banget untuk pembentukan karakter anak, walaupun sayangnya Kurikulum di negara kita itu ketinggalan banget, andai aja dari puluhan tahun lalu kurikulum kita itu udh pakai Kurikulum Merdeka kayak skrg, gw jamin anak2 angkatan 1980-1990-2000an awal bakal keren2 sejak mereka masih sekolah. Dulu tuh sekolah terlalu formal, maksudnya terlalu akademis banget, ditambah lagi orang tua jaman dulu banyak yg cara berpikirnya gak open minded, udah tau anaknya gak suka MTK, malah dikursusin MTK, padahal anaknya suka Seni Budaya, malah yg anaknya suka gak diturutin.. Sekolah kita udh mulai bagus kok, terutama angkatan Gen Z harusnya jauh lebih pinter dari angkatan Milenial.
Kalo seperti ini selain menitikberatkan pada institusi sekolah, maka yg musti berperan juga adalah pemerintah (pembuat kebijakan), orang tua (karena sebagai sekolah awal anak)
@@AudioLibraryYTs sangat disayangkan kenapa sebagian gen z milih nyantai karena jengah dg kurikulum yg ada
@@AudioLibraryYTs terkesan dipaksakan, contohnya menurutku yg Riskan:
1. Full day school
2. Sekolah jam 5 pagi di NTT.
Sistem dan aturan pendidikan di Indonesia harus benar² diubah daripada anak sekolah harus masuk full dari pagi sampai sore (1 hari bisa 4/5 mata pelajaran yang harus benar² dipelajari dan setiap siang otak mencerna pelajaran jauh lebih lambat dari pagi hari).
Bukan maen, semua berdasarkan nilai akademik doang, ga fokus sama bakat dan kembangin bakat anak malah cuma fokus sama orientasi nilai doang payah, agak nyesel gw sekolah dulu, tp disisi lain bersyukur sekarang ngerti cara berfikir besar, buat anak anak dan cucu cucu kita kedepan biar ga kayak gw dulu sistem pendidikan trash, karna gw yakin klo ga kita yg rubah maka ga akan berubah... Buat anak anak dan cucu cucu kita please jd orang tua yg pintar buat anak anak kita, biar ga mandang pendidikan cuma dari nilai doang
apa tujuan sekolah smk menurut saya pribadi?
- mempertajam pengetahuan dalam suatu bidang, dalam kasus saya yaitu RPL. Kenapa mempertajam? Karena sebelumnya saya sudah belajar tentang bidang ini, guna memastikan apakah saya benar benar minat dengan bidang ini
- Kolaborasi dengan siswa lain dalam suatu proyek. Dengan ini, yang didapat tidak hanya hardskill, tetapi juga softskill yaitu komunikasi antar teman dan leadership dalam sebuah tim
- mendapatkan mentor yaitu guru sendiri
Apa yang saya dapat?
- 12 Mata pelajaran yang tidak ada hubungannya dengan bidang yang saya tekuni
- tidak mendapat mentor sama sekali karena ternyata gurunya juga kurang jago
- tidak ada proyek yang berkolaborasi dengan teman (setidaknya tidak di pelajaran software)
- apa yang di pelajari sama sekali tidak relevan sama sekali dengan dunia industri, dan guru juga tidak mengerti mengapa mereka mengajarkan hal tersebut kepada siswa
- pembelajaran hanya bersifat 1 arah, yaitu guru menyuruh siswa untuk mendownload buku modul pdf, lalu disuruh untuk mengerjakan BAB 1, 2, 3 dan seterusnya, dan siswa disuruh membaca buku iti sendiri, serta tidak ada penjelasan materi dari guru
Apa yang saya lakukan?
Saya tidak meng claim apa yang saya lakukan benar, tetapi inilah yang saya lakukan :
1. Saya bodo amat dengan 12 pelajaran lain tersebut, yang penting saya mendapat nilai 70 saya tidak akan susah susah untuk menaikkan nilai tersebut
2. Saya belajar dari sumber lain yaitu youtube, dan google
3. Saya cenderung pendiam di sekolah, karena biasanya saya asik googling atau buat proyek sendiri
4. Saya cenderung meremehkan guru (bukan tidak menghargai), karena saya juga tau bahwa saya lebih jago koding daripada beliau
Kelebihan dari sekolah saya :
1. Waktu, karena biasanya pada hari pembelajaran kejuruan, hanya dikasih tugas sederhana dari buku modul yang bisa saya selesaikan 10 menit, dan sisa waktunya adalah seharian penuh yang bisa saya manfaatkan untuk belajar
Kesimpulan :
dari poin poin mengenai tujuan sekolah saya, tidak ada satupun dari poin tersebut yang disediakan oleh sekolah. Dalam kasus saya ini, mungkin lebih baik jika pindah atau bahkan putus sekolah. Perlu ditekankan tujuan saya sekolah adalah belajar, dan berhenti sekolah dalam kasus saya bukan untuk berhenti belajar melainkan untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk belajar
Komentar dan saran sangat dipersilahkan.
Menurut bang eno bening gimana?
kita samaan bro, gw juga masuk jurusan RPL, karena emng dari kecil udh ada pemikiran gitu. tapi ternyata saat udah masuk sekolah, ternyata tidak sesuai ekspetasi. banyak pelajaran gajelas yang tidak masuk sama sekali ke jurusan RPL, contoh fisika, kimia. setiap pelajaran itu jujur aja, gw selalu males kalo udh pelajaran tsb
Di pedalaman Indonesia banyak anak yang ingin merasakan belajar di sekolah, kita yang mendapatkan akses pendidikan harusnya bersyukur
2.32 bang, bukan masalah bersyukurnya. Coba lu dikasih kerjaan yg jelek bgt emang lebih baik dari ga kerja?
@@misakuwu Dia mah tetep bersyukur dan pasrah sama nasib
@@justforfun6655 mental budak ya gitu mau diapa-apain ama majikannya pasti mau mau aja
@@FyodorDostoyevsky-kx3si lah lah kok jadi budak?
@@FyodorDostoyevsky-kx3si kan betul kita harus bersyukur bisa sekolah, makan, bernafas emng apa salahnya bersyukur?
Kebanyakan guru guru yang ada di Sekolah Indonesia terlalu berpatokan dengan teori yang ada di buku dan tidak memberikan siswanya kesempatan untuk memberikan jawaban atau pendapat mereka sendiri tentang suatu hal.padahal itu sangat penting untuk mempertajam argumentasi siswa. namun sayang sifat kritis seperti itu diindo dianggap kurang ajar 😌
aku gk tau sekolah mu kualitas nya gimana, tapi biasa guru selalu membuka sesi tanya jawab, apakah itu tidak cukup, kecuali gurunya memberika sesi tanya jawabnya saat sudah di terangkan teori a-z dari pada a-c baru masuk sesi tanya jawab baru lanjut ke d-f dan seterusnya, dan sekarang juga guru lebih fokus mengarahkan, kritis itu juga tergantung siswa, sesuai dengan k-13 tapi tergantung gurunya juga mau di gimanakan, ya kalau masih ada guru yang begitu anggap aja oknum
Argumen kritis ttp pake etika. Dan melatih berargumen berpikir kritis tuh bukan hanya sekolah. Justru dari rumah lah cikal bakal nya. Dari umur 0-5 tahun. Gimana pola asuhnya. Anak dikasih kesempatan buat show up pikirannya ga, anak dikasih kesempatan memilih dan mempertanggungjawabkan pilihannya ga. Baru lah itu semua di asah di sekolah. Dan sejak 2013 kurikulum udah mempersilahkan hal itu. Oknum guru masih blm menerapkan ya saya akui memang masih ada. Tapi ini fact saya temui di lapangan, anak2 dikasih kesempatan dilatih diasah, dari 36 anak yg bisa cuma 10an. Sisanya pilih nyontek referensi dan membacakan ulang plek ketiplek. Padahal mengemukakan kembali referensi dgn bahasa sendiri itu udah bagus tp knp mrk ga bisa yg udah dikasih wadah loh dan berulang kali dibilang silahkan berkreasi berargumen dikritisi paparan kelompok lain dll. Setelah bergulir siklus mulai 20an berani. Lainnya? Entah malah atau emang terbiasa ga pernah berargumen di rumahnya sampe2 dibilang ga akan dinilai jelek klo salah pun ttp ga mau ngomong
anjg gw sering kritik orang selalu dijawab "jangan kurang ajar, tau apa lu?". padahal mereka selalu berkata bijak "kalau ada salah nya mohon sarannya". saya juga ngasih solusi tapi mereka gensi mau menerimanya.
Giliran ga ada yg nanya malah ngasih ujian mendadak
Dirimu sekolah dimana? kok kejem banget gurunya?🤣
Patut dilaporin ke dinas pendidikan tuh...
GG pembahasan abang eno, saya masih calon abdi masyarakat belum lulus perguruan tinggi cuma bisa nyimak pembahasan abang eno
waduh, mayan nih buat takjil. trims ya
@@enobening sama-sama bang🙏🏻, takjilnya lumayan, semoga yang lain ada juga yang beri donasi give thanks ke bang Eno🙏🏻
Masalah sekolah indonesia adalah sistem dan cara mengajarnya. Mereka lebih mementingkan cuan dan laporan yang bagus daripada edukasi murid-muridnya.
Edukasi yang sebenarnya adalah mengajari yang bodoh menjadi pintar, bukan memilih yang pintar saja untuk diterima dan dibanggakan.
Bicara dari pengalaman, gw gk kuliah dan langsung kerja di bidang IT di usia 18 tahun smpe sekarang 22, dari dulu gw mikir kuliah gk penting karna udah punya skill kongkrit
Tapi setelah 4 tahun kerja, gw mersa ada hal hal yang gk gw punya dibanding orang yang kuliah bahkan kalau di banding freshgraduate kuliahan, gk ada koneksi gk banyak teman yang 1 bidang, gk banyak explore interest & skill lain.
Kalau kalian punya kesempatan dan ada duit dari ortu buat kuliah, manfaatin cuy, kuliah sambil kerja itu sulit tapi kalau bisa lebih bagus lagi.
Sama, saya juga dulu karna gk ada biaya, sekarang udah mampu tapi gk mampu bagi waktunya lagi
Tapi kuliahpun kalo anaknya introvet sama aja kak jadi semua tergantung individu juga kalo Steve Jobs ognya introvet dia gak bakal bisa buat Apple karena gk mungkin Apple akan tercipta dengan 1 org
Menurut gua sih semua sudah di atur ama yg punya semesta jadi terima aja dan syukuri ada yg kuliah sampai s2 jadi grab ada yg s1 jual bakso dll jadi semua tergantung usaha dan pribadi masing" ada yg sd bisa jadi dosen juga ada
Gua punya temen lulusan s1 sama kek gua juga masih nganggur 3 tahun jadi kawan semua itu dari individu dan sifat org tersebut tidak semua org bisa jadi Einstein dan juga tidak semua org bisa jadi Steve Jobs intinya itu Kuliah dan mengejar ilmu belum tentu kamu bisa seberuntung Einstein Drop Out dan buka bisnis belum tentu jadi Steve Jobs intinya belajarlah yg banyak jika punya uang dan privilage kuliah setingginya pendidikan itu penting cuman yg salah pemerintah Indo aja kalo merek pintar bukan di fokuskan hanya di pelajaran standard aja kalo pemerintah Indo pintar Naimasi atau seni art, music dan sport olahraga bisa membuat Indo maju tidak di masukan ke pelajaran yg bisa di pilih sendiri dan wajibnya sekarang anak" di wajibkan bahasa inggris dan Indonesia di waktu bersamaan nyatanya yg sala pendidikan di Indo bukan masalah skolah salah mereka menerapkan cara pendidikan yg salah tidak di beri extrakulikuler dan pengertian tentang hidup
Contoh banyak yg buat UA-cam Game dan niru Windah apa rejeki Windah bisa di tiru tidak kan padahal banyak yg mulai UA-cam lebih full equipment lebih besar modal dari windah tapi rejeki beda kawan tidak bisa di Tiru
Izin berpendapat soal kualitas pendidikan di Indonesia. Memang, harus diakui bahwa rata-rata kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata bagus, tentu dgn berbagai faktor yg ada. Tapi, yg mau gua garis bawahi di sini adalah faktor gaya pendidikan timur yg mengedepankan kompetisi ketimbang beneran menggali ilmu.
Model pendidikan timur (Asia) cenderung kompetitif yang akhirnya menciptakan satu kondisi berupa “survival of the fittest”. Jadinya, kita2 sekolah kesannya bukan mencari ilmu tujuannya, melainkan bertahan hidup untuk mencapai puncak.
Nah, terus? Apa pengaruhnya?
*MENTALITAS SISWA*
Sekarang gua tanya, seiring elu dewasa, seberapa pede elu bertanya di kelas? Gua yakin 1000% banyak yg ga nanya di kelas. Kenapa? Karena elu takut dicap bodoh, gak memerhatikan, atau bentuk judging lainnya.
Demi survive tadi, kebanyakan dari kita mempertahankan ego diri supaya gak gampang disenggol dan jatuh di dunia kompetisi ini, padahal kita masih jauh dari kata memahami ilmu yg dipelajari.
Bukan berarti gua bilang bahwa pendidikan timur itu jelek. Malah, pendidikan timur juga mengedepankan nilai akhlak (EQ) yg menghasilkan peserta didik yg lebih humble dan menghormati orang lain.
Kemudian kita beralih ke Barat, gaya pendidikan Barat itu mengedepankan peserta didiknya untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya sesuai minat dan bakat. Mereka dicetak untuk terus menggali ilmu sesuai kompetensi mereka dan mentalitas peserta didiknya cenderung lebih percaya diri. Akan tetapi, minus dari gaya pendidikan barat adalah sifat individualisme, karena mereka menganggap ga ada urusannya orang lain ikut campur soal ilmu apa yg mereka tempuh.
Pesan gua sih, kalo mau maju, percaya dirilah dan gali ilmu sebanyak-banyaknya sesuai kompetensi diri masing-masing dan jangan lupa untuk stay humble and respect each other.
ada sekolah swasta ngumpulin duit bayaran, bukanya buat ningkatin kualitas malah sewa artis ibukota, cuaks
sekolah wajibkan uang jalan2 karyawisata katanya yg sampe 5-10jt padahal cuma maen2, gegayaan , cuaks
sebagian oknum guru, gaji makin naik malah makin males ngajar, cuaks
apalagi cuks?
Betul sekolah itu scam.
Nilai asli 30, di rapor bisa 60, bahkan lebih.
Parahnya lagi, guru2 melakukan dosa ini tanpa menikmati enaknya.
Gua masih bingung tujuannya apa sih, kenapa gk ditulis sesuai kenyataan aja? Btw kalimat "tanpa menikmati enaknya" maksudnya apa bang?
Nilai itu nggak cuma hasil mengerjakan soal, tapi di campur dengan kerajinan, ketaatan, dsb.
Kamu boleh bodoh matematika, tapi kalau km rajin masuk, selalu kerjakan tugas, guru bisa aja kasih maksimal nilai 6 di raport
kita butuh pendidikan, TIDAK HARUS sekolah. kita semua pernah sekolah dan kamu bisa hitung berapa banyak materi pelajaran di sekolah yang berguna untuk kehidupan kita sehari-hari. ada, tapi cuma sebagian kecil.
Sekolah jadi terdengar ngga penting kalau sudut pandang yang diambil adalah sudut pandang cari duit. "buat apa kuliah kalo ngelakuin (something something) aja gua bisa kaya" "sekolah ngga ngajarin lo bisnis, ngga ngajarin cari duit"
nah, padahal lo sekolah kan biar pinter ya, bukan biar kaya???? dari hasil kepintaran lo yang lo dapat di sekolah itu baru diharapkan lo bisa hidup di dunia luar, ntah buat kerja, ntah buat bisnis. syukur syukur bisa kaya.
Lagian kalo dipikir pikir, cetek bener jadi manusia harus ngandelin sekolah buat semua aspek kehidupan???
lo berharap guru guru di Indonesia yang gajinya kecil buat "bikin" lo yang dikasih perkara problem solving sederhana aja masih ngang ngong jadi problem solving/product design mastermind kaya steve jobs?? ya lo gila.
sekolah cuma bisa bantu ngasih pondasi, bangunan diatasnya lo pikir sendiri. kalau sekiranya lo ngga puas dengan pondasi yang dikasih sekolah lo, kembangin pondasi itu dengan cari skill atau relasi yang bisa bantu bikin pondasi itu jadi lebih bagus. Nah, ntar setelah lo lulus, baru deh lo mulai perjalanan bikin bangunan diatas pondasi itu.
bener kata bang eno, lo sekolah aja belom tentu ngga ngaco, apalagi ngga sekolah??
gue mau mengkritik orang2 yg suka bilang sekolah gapenting gegara byk pelajaran gk kepake di dunia kerja. heeeeyyy sekolah kan buat bikin lu pinter, bikin lu melek ama dunia. mungkin lu g butuh sin cos tan buat jadi pembalap tapi seenggaknya dengan lu belajar lu bisa melatih kemampuan lu dalam berpikir, memudahkan lu dalam memecahkan permasalahan yg mungkin di luar pekerjaan lo. lu mungkin ga butuh belajar apbn buat jadi seniman, tapi seenggaknya lu tau bagaimana ekonomi negara bekerja.
gue juga gedeg ama sekolah yg seolah2 mengharuskan siswa jadi "master" di setiap mapel. padahal menurut gue kita cukup sekedar "faham" materi2 di sekolah. lu cukup paham aja gimana gravitasi bekerja, lu gk harus hafal rumus rincinya gk harus bisa bolak balik rumusnya.
Jujur ya selama gw sekolah gk ada yg nyangkut ilmu2 yg bisa gw dapet. Gw malah dapat ilmu-ilmu diluar sekolah. Dan gw pun baru sadar sekolah bagi gw cuma buat ngejar nilai dan ijasah tok.
Yang faktanya gk bakal jamin bisa sukses, harus ada yg namanya usaha.
Disclaimer : ini pendapat gw aja, dan tetap gk nyuruh buat sekolah. Setiap orang punya pandangannya masing-masing
Sekolah dan pinter membuka peluang/ memperbesar kemungkinan untuk jadi sukses
Membaca dan matematika kyknya lu dpt dr sekolah deh
Dapet kaya gitu maha ga harus Dari sekolah
Gw sekolah belajar nya dari UA-cam gurunya pada makan gaji buta
@@m.rayhanalfajri6480 sekolah gk cuman ngajari pelajaran tapi budi pekerti, budi pekerti itu yg diterapin guru dan gak itu yg ga lu dpr dari UA-cam
Guru tidak sempurna emang, ada jg yg tidak bagus kinerjanya tapi banyak juga yg bagus kinerjanya, namanya jg manusia namun stidaknya ada usaha dari manusia untuk berbenah menjadi lebih baik.
@@FaktaItuPahit dr google keknya, soalnya kalo dari guru soalnya tah kmn2 dan gak dikasi jawaban. Udh kenak doktrin brp lama lu slama di sekolah, jadi goblokkan nampaknya skrang?
@@FaktaItuPahit kalo ngajarin budi pekerti kok banyak pembulian disekolah cok, hhhhh. Jujur ya gw cuma pengen bilang sama lo, lo itu udh kenak scam karena banyak dengerin kepala sekolah lo yg korupsi itu yg bilang sekolah itu ngajarin budi pekerti padahal banyak kasus suap jg kan di sekolah itu, ngakak gw baca komen lu
gua ranking 1 ,6 tahun berturut turut . jujur gua gak inget apa yg gua pelajarin 😅 ,untung gua lulusan tataboga , jadinya ada ke ahlian , tataboga banyak teori dan PRAKTEk nya, makanya gua inget . kalo cuma sekedar teori hampir semuanya Lupa 😅 .
gua aneh bgt sm tiktok tiktoker yg bilang, Jangan jadi guru, jangan jadi dokter, penghasilan kalian kalo mau beli lambo perlu seumur hidup bla bla bla, tp nyaranin buat invest apalah trus trading"
Sekolah itu sarana formal buat belajar, gak semua orang mau dan bisa belajar sesuatu kalo gaada wadahnya. Di sekolah anak2 bisa nemu link sosialnya, anak2 bisa nemu ide baru yg berawal dr gurunya atau temannya.
sangat setuju sekali dgn pendapatmu
oi deksekolah itu antara penting dan gak penting tergantung lu mau jadi apa ! kalo lu mau jd dokter ato kerja dibidang teknik, sains kedokteran guru dlll ya lu harus sekolah! supaya lu jd ahli di suatu bidang! yang kedua ! gw nasehatin kalo lu dah dewasa yg dibutuhkan itu duit dan duit !!! lu kalo dah dewasayg paling penting banyak duit! itu lah ancok kalo lu bukan berasal dari org kaya kerja ! cari duit yg banyak jangan malas! jadi 50 50 penting dan gak penting! mendingan lu cari duit yg banyak supaya jadi kaya kalo lu jd kaya lu mau sekolah ampe luar negeri juga gak bakalan
Di sekolah pun ada beberapa pelajaran yang benar² akan kepake jika sudah bekerja atau jika sudah berkeluarga. (Kalau gak sekolah, gimana caranya orang bisa kuliah?)
Selama hidup gue ada 1 guru IPS yang emang Sosiolog dan bener-bener nyuruh anak-anak muridnya buat jadi orang yang mampu berpikir kritis. Terakhir tu PTS... soal IPS cuma 1, PPKn cuma 1, tapi ngejawabnya itu... Ada kali 1 halaman kertas folio.
Petingnya membedakan apa itu sekolah dan pendidikan.
sekolah adalah salah satu dari banyak cara untuk memperoleh pendidikan.....
tapi kadang kala orang masuk sekolah jika tidak tahu arah tujuannya ya akan gagal menjadi orang yang terdidik alias buang2 waktu.......namun demikian orang2 yang dikatakan tidak lulus sekolah belum tentu ia tidak terdidik karena akses pendidikan bisa dari mana2 bukan cm sekolah..........kawan saya jago koding saja ndak pernah tuh sekolah IT, modal nonton youtube sama online course
anggaplah pendidikan itu seperti makanan, sekolah itu seperti beli paket di kfc (menunya fix)
diluar itu seperti menu prasmanan, pilih yang anda minati atau anda rasa perlu
bukan masalah sekolah itu scam sih sebenarnya, tapi memanglah itu sistem pendidikan nya bermasalah, kyk mapel bahasa inggris sma/k masih tense² aja jir
Yg tense tense aja masih banyak yg gak paham bang.
kenyataan emang gitu. Di perguruan tinggi pun, materi yang yang diberikan dosen masih terbilang cangkang. jadi sudah sewajarnya kita mempertajam materi2 yang diminati secara mandiri. jadi jangan nungguin orang gerak. setidaknya pendidikan memberikan pondasi untuk belajar lebih luas.
Bersyukur lah teman" sekolah sekarang lebih baik daripada tahun" sebelumnya.
@@dimasmahfud3743 kenapa bro ?
@@dimasmahfud3743 ada masalah? Sini cerita
@@halildefrulafrizaldi3084 Mungkin ada komen-komen sebelumnya yang negatif tapi dah dihapus disini
@@lunaria3542 biasanya kalo bales komen kan pasti nge tag kayak gua nih ngetag lu di depan nya
Terkadang ada juga orang yang kehapus tagnya pas nulis komen
coba motivator itu kalo ngejelasin soal steve job dll itu lengkap gt, kasih tau bisnisnya itu awalnya gimana prosesnya, dari latar belakang keluarga yg kayak gimana, punya privilise apa.. lah ini kebanyakan kan cuma di tekankannya mereka di D.O, tapi bisa sukses. hey dunia ga sesimpel itu ya... dan lagi yg suka di share tuh kesimpulan akhirnya.. pembahasan, tujuan dll kaga dijelasin njir. tau sendiri warga indo kan males baca dan nyari tahu sesuatu, akhirnya ya pesan yg disampaikan jdi cuma setengah-setengah.
Kontennya "Bukan Sekolah" tapi banyak yang seolah-olah salah mengartikan jadi "Jangan Sekolah"
Masalahnya, ada kesenjangan antara apa yang dipelajari masa Primary School, University, dan yang di inginkan dunia pekerjaan.
Primary School (SD SMP SMA) itu seringkali terpaku mengajarkan teori. Praktek lemah karena biasanya butuh dana. Serta kurangnya dorongan untuk critical thinking dan essay writing. Akibatnya, pelajar hanya menjadi sosok yang mudah didikte dan jago hafalan.
University pada umumnya memiliki kurikulum yang lebih demokratis. Namun akibatnya tiap perguruan tinggi memberikan kualitas pembelajaran yang bervariasi. Ada universitas yang sangat menekankan critical thinking, ada universitas yang berat praktek, ada universitas yang abal-abal. Hal ini juga diperburuk dengan persepsi tentang perguruan tinggi. Bahwa perguruan tinggi negeri jauh lebih baik dari pada swasta, dan swasta yang punya nama lebih baik daripada swasta lainnya. Masalah ini sebenarnya mulai diatasi dengan program Merdeka Belajar yang membuat sistem magang menjadi lebih streamline. Namun alangkah baiknya kalau field work studies lebih ditekankan dengan suplemen teoritis.
Yang dunia pekerjaan inginkan adalah lulusan yang sudah punya pengalaman. Makanya jangan kaget "fresh graduate" kadang diselipkan "x tahun pengalaman kerja". Sekilas, ini adalah permintaan yang tidak masuk akal. Namun pengalaman kerja dan pengalaman organisasi bisa dikaitkan apabila relevan.
Menurut saya, sekolah harus lebih banyak mengajarkan life skill daripada sekedar teori teori dan teori, banyak hal yang membuat sekolah itu seperti "scam" Ya misalnya tentang gak ngajarin tentang financial planning yang benar benar berguna gitu, atau belajar tentang investasi saham, reksadana, dll yang sebenarnya lebih penting untuk nyiapin masa depan... Pokok nya yaaa ada banyak hal penting yang benar benar penting bagi kehidupan justru gak diajarkan di sekolah gituu
Ijin komen bang Eno!! Menurut aku bang memang banyak sekolah yang melakukan scam tapi bukan berarti kita nggak sekolah. Faktanya memang banyak sekolah diindonesia yang masih cacat jadi sekolah aja ga cukup kita harus belajar dari hal yang lain. Aku ambil contoh sekolah favorit hanya menerima pelajar dengan nilai "segini" artinya anak yang masuk memang anak yang udah pinter dari Sononya bukan gurunya yang baik dalam mengajar jadi kita bayar mahal-mahal ke sekolah favorit padahal sebenarnya emang anaknya yang udah pinter coba kalo sekolah itu dimasukin anak-anak bandel, yakin bisa mendidik mereka. Atau mungkin pengalamanku sendiri. Aku kan punya adek dia ditanya sama gurunya nak cita-cita kamu apa? Lah anak SD ditanya cita-cita jawabnya pasti ya random aja gitu. Dia ngelihat polisi itu keren dia kepingin jadi polisi dia ngelihat pilot itu keren dia kepingin jadi pilot. Padahal bukan itu kemampuan yang benar-benar si anak ini pengen capai. Dan ketika udah usia remaja eh ganti jadi PNS cita-cita yang dulu digembar-gemborkan cuma jadi scam. Padahal dulu waktu TK anak-anak di pakai in baju pilot lah,tentara lah, polisi lah. Padahal kemampuan anaknya aja ga tahu gurunya. Coba deh bang Eno lihat google terus tulis berapa persen anak yang mengaku salah jurusan. Ada sekitar 87% yang mengaku salah jurusan. Padahal kalau si anak ini dicari tahu kemampuannya dimana dan anaknya tahu dia mau masuk jurusan apa. Ga bakal banyak pengangguran dan anak yang salah jurusan. Jadi banyak sekolah yang cuma menjalankan sebuah bisnis tapi bukan pendidikan disitulah letak scam nya.
@@dimasmahfud3743 yang bilang ga penting siapa 😴
@@dimasmahfud3743 ya Tuhan, emang ngga ada kerjaan banget sampe copy-paste terus-terusan di hampir setiap komen?
@@dimasmahfud3743 berarti lu membenarkan tindakan scam yg dilakukan sekolah gt, padahal lu disana bayar tapi lu disuruh2, iyakan cok si paling sok jago?
Jangan menggunakan data yang didasari dengan kata "merasa" karena itu paramater yang diuji ga valid. Dan memang susah untuk mengukur tingkat keakurat jurusan. Taulah aku merasa ngantuk jam segini. Loh, kalo bagi kelelawar yang di Goa kan ga ngerasa tu. Semoga tidak bias ya. Semoga.
Kocak2.
Skrng udh ada yg namanya sistem zonasi, skrng lebih prioritaskan rumah yg dekat sama sekolah, bukan dr nilai lg. Lu ga pantas bilang seolah2 anak pintar itu udh pintar dr lahir. Mereka itu usaha boss utk mengerti materi, kesampingkan mereka les atau gimana, hasil usaha mereka itu yg menuntun mereka jd pintar. Gua bilang gini karena dlu smp gua ranking 30an dikelas, tp gua kelas 9 smp push berat ngejar materi 3 thn smp utk bisa diterima sma favotit (blm ada sistem zonasi). Btw, gua saat itu ga ada les samsek, cmn ngandalin guru doang. Lu tau ga seberapa besar usaha gua ngejuangin itu UN cmn 6 bulanan dan materi sebanyak itu? Gila bnyak banget boss. Gua yg 6 bulan aja belajar udh lelah minta ampun apalagi mereka yg selalu konsisten belajar selama 3 thn.
Lu bilang org yg IQ tinggi pasti selalu bisa? Lu tau kan nikola tesla brp kali gagal padahal dia jenius? Org jenius tp kalau ga pernah latihan ya sama aja boss. Kayak mesin bagus tp berkarat krn ga dipake.
Soal salah jurusan, boss ingeett, dunia ga hanya muter2 di lo, kalau lo udh kerja, lu seharusnya sadar lo harus bisa lebih intropeksi diri. Di sekolah itu bukan lo aja muridnya, ada ratusan hingga ribuan dan tentunya semua harus diurus sama puluhan guru. Lu seharusnya yg lebih mendalami apa kelebihan diri lo, setelah tau lu baru konsultasikan sama guru lo. Sistem sekolah lu ada yg namanya BK kan? Pake itu, jgn masuk ke ruang BK hanya krn masalah aja. Diskusi sama guru lo atas keinginan, bakat dan kelebihan lo. Nanti guru lo pasti ada opsi utk lo kedepannya. Tingg lo pilih aja opsinya, jgn nunggu guru lo dtng sama lo, tp lo sendiri yg nyamperi itu guru, lo sendiri yg nyamperin itu peluang, bukan peluang yg nyamperin lo. Sekolah itu hanya mewadahi, gimana cara manfaatiinya itu ya tergantung muridnya lg.
dulu pgn bet skolah/kuliah ke amerika,tapi sekarang liat amerika penuh dgn masalah pride flag jadi mikir lagi. boro² belajar tentang astronomi,ekonomi,biologi,politik, malah disuruh nyari gender🗿🗿🗿
Tidak ada sekolah yang scam,tapi realita dan tuntutan di negara ini yang scam
Berkat sekolah cara berprilaku cara berprilaku dan tutur kata gue jadi lebih baik. Sekolah memang gak bikin lu kaya, tapi sekolah itu bakal memudahkan lu agar bisa sukses.
Nggak tau di negara lain tapi di negara ini sekolah2 itu banyak yg manipulasi nilai agar akreditasi nya bagus dan menarik minat pendaftar baru. Jadi kalian bisa aja malas belajar tapi dapat nilai rapot yg sebenarnya jauh lebih bagus dari yang seharusnya kalian terima. Di universitas sama aja malah lebih parah karena guru2nya lebih peduli riset dari pada ngurusin kalian. Jadi bukan scam, hanya saja memang sistemnya bobrok, bisa jadi bikin kecewa dan ngerasa bahwa itu seperti scam.
Sekolah favorit pakenya ga nilai bodong. Tp dongkrak nilai dengan naikin kkm. Coba deh tanya anak² sekolah favorit/swasta yg nilai siswa²nya tinggi tp kemampuan b aja.
Soalnya sekolahku dlu sempet bahas ini gara² rata² raport sekolahku ga setinggi sekolah lain, tp di perlombaan banyak yg juara 😂
@@zahranafisa8757 kalo swasta yg bagus ya mungkin seperti itu. Karena beda customer dan harga ya, hehehe. Tapi kalo negeri dan swasta yg jelek biasanya pada manipulasi sih.
students loans biasanya utk mahasiswa yg gk mampu utk kuliah makanya trend kerja sambil magang atau sampingan yg digaji diperjam dari amerika karena kebutuhan mereka utk mencari uang harian dan mencicil uang pinjaman pendidikan mereka
Apakah Peter Parker kyk gini di Columbia University?
ngomong-ngomong sehabis lulus jadi ngutang itu, aku jadi keinget dulu ada sekolah swasta di indonesi yang awalnya masuk gratis. tapi setelah lulus alumninya wajib bayar kalau udah kerja. aku nggak tau sekolah ini masih ada karena dah lama banget, mungkin tolong koreksi atau kasih informasi tau dari guru bk dulu
memang ada.. gw lupa (ini universitas mana), anak tetanggaku dapet beasiswa dari sebuah PT (gw gk mw nyebut PT nya apa, kuatir kena UU ITE) & selama kuliah, dibiayain ama PT tsb.. ntar lulus, dia kudu kerja di situ.. tapi klo gk mw kerja di situ/malah kerja di perusahaan lain, ntar bayar denda yg jumlahnya gk main²
Kalau kalian pengen ga sekolah dan pengen belajar sendiri trus ambil ujian kesetaraan Paket A B C, pertanyaannya, yakin kalian mau belajar seserius kalian belajar di sekolah?
Rata2 kalau ga ditrigger ujian gaakan mau belajar, apalagi kalau merasa tidak begitu penting untuk belajar.
menurutku kalo waktu diibaratkan sebagai uang ya sistem sekolah kita juga masih scam, anak2 wajib belajar pelajaran teoritis, hafalan, dll. selama 12 tahun yang nyatanya pas lulus baru nyadar gk banyak yang kepake kecuali pengetahuan basic dan urusan administratif seperti ijazah.
permasalahannya ya gk ada sistem ter administrasi lain selain sistem sekolah sekarang, ya mau gk mau anak yg impian karir nya terikat dengan sistem ijazah ini mesti sekolah. tapi diluar itu sih sekolah gak penting, tapi belajar yang penting. jadi kalo ada anak yang ingin berhenti sekolah ya dipertanyakan dulu kesiapan belajar sendiri nya
Orang" yg ngomong 'sekolah itu scam' adalah orang" yg tidak mendapat manfaat dari sekolah karna mereka emang gak berusaha, dan mereka denger kalimat itu seolah" mereka mendapat pembenaran dan menyalahkan sekolah padahal dianya aja yg gak berusaha....
Apakah orang yang bilang sekolah itu scam adalah orang yang sama nyuruh kita beli kopi 80 ribu
Skolah yang benar,jangan cari² alasan buat nggk skolah,sukses buat diri sendiri bukan buat orng lain
Mungkin ada di petugas pengajar nya yang kebanyakan udah sepuh sepuh, gua aja disekolah sma disuruh kerjain ppt mulu terus presentasi, yang beneran belajar bisanya tuh hanya pelajaran matematika njir
Bang Eno, bahas sistem sekolah juga dong, plus minusnya, baik buruknya. Contoh, lembaga pendidikan yg mencetak generasi penerusnya bagus, sekolahnya berprestasi, tapi disisi lain kek ada konflik internal sekolah yg kita" pernah tau dengar atau mengalami lahh gitu.
Analoginya gini aja, kalian lihat orang di sekitar lingkungan aja,, A: orang tidak sekolah tapi kaya, B: orang sekolah tapi ekonominya biasa aja.. namun dari segi cara berpikir berbeda,, orang yang tidak sekolah cenderung akan membanggakan pencapaian dirinya, sedangkan orang berpendidikan lebih bisa mengontrol dirinya saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya..
Ternyata gk cuma aku yg prnh berfikiran kalo sekolah itu scam.. karena aku mikirnya gini, kita sekolah habis ratusan juta dan kemudian setelah lulus blm tentu bisa menciptakan gaji sampe puluhan juta..
Ya udh akhirnya aku drop out dari kursus, tapi aku pun sadar jika sekolah dan kuliah adalah satu²nya cara terbaik untuk meraih kesuksesan.. cara meraih kesuksesan itu banyak ya, tapi cara terbaiknya hanya sekolah/kuliah, maka dari itu aku memutuskan kuliah lagi
Sistem pendidikan kita emang banyak kurang tapi bukan berarti sekolah langsung jadi scam. Sekolah bakal jadi scam kalau kita nggak tau apa yang mau kita lakuin habis sekolah dan kita nggak memanfaatkan sekolah dengan baik.
Satu lagi, perkataan influencer itu jauh lebih SCAM. Jadi jangan langsung kita iyakan harus ditelaah dan dianalisa dulu kebenaran dan konteksnya.
Menurut gue sih yang bahaya itu mulai banyak keyakinan bahwa sekolah dari SD sampai SMA itu gak berguna sama sekali karena gak kepake ilmunya. Padahal sampai usia 18 tahun itu krusial banget untuk melengkapi perkembangan otak dan "pengkoneksian" sel2 otak untuk berbagai macam keperluan di masa depan. Setiap kita belajar sesuatu atau menyelesaikan soal di sekolah, kita mungkin gak akan ketemu soal itu lagi di kehidupan nyata di masa depan, tapi kalau kita kerjakan dengan sungguh2, selalu ada "koneksi" baru yang terjalin antar sel otak yang nantinya kepake untuk berbagai macam problem solving. Ini kata Neil Degrease Tyson loh ya. Kalo gue ibaratkan semacam belajar basic etude yang repetitif di piano, pianist ya jelas gak akan pentas mainin etude itu, tapi etude itu tiap hari dilatih untuk membentuk otot dan muscle memory terhadap manuver2 jari tertentu yang akan kepake pada saat memainkan karya-karya untuk konser nantinya. Jadi sekolah itu sangat penting, bukan ilmunya saja, yang lebih penting ya jelas proses belajar dan mengerjakan soal-soal itu supaya otak kita mencapai potensi maksimalnya, dan bisa unggul di bidang apapun.
Yang sekolah aja kadang komen kaya tahi kucing, apalagi gak sekolah ? udh kena tipu terus gak bisa memahami informasi yang jelas.
Sekolah bukan scam dimana pun, biar pun cuman pelatihan juga.
Pendidikan menunjang masa depan lu.
Kesehatan menunjang kehidupan lu.
Agama menunjang rezeki lu.
Orang lain gak bisa intervensi hidup lu, cuma di suruh pilih ikuti omongnya atau gak. Keputusan itu tetep di lu. Ketika punya tekad/niat orang gak peduli lagi soal limitasi yang ada dalam hidupnya.
gua setuju bngt soal sekolah itu memperbesar pilihan pekerjaan dimasa depan, karena kita hidup dizaman yang segala sesuatu harus dengan bukti yang otentik seperti ijazah atau sertifikat pelatihan, karena meskipun banyak perusahaan yang tidak memandang ijazah atau sertifikat dalam merekrut pegawainya, tetapi masih jauh lebih banyak lagi yang tidak seperti itu dan semakin lu meningkatkan jenjang pendidikan, maka akan semakin disadari bahwa kemampuan yang kita asah itu masih jauh2 dari kata kompeten dan dengan begitu akan semakin tumbuh semangat untuk belajar agar kita menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan kita saat dihadapkan pada pekerjaan nanti, jadi sekolah lah setinggi mungkin dan jika tidak mampu belajar pada instansi formal maka cari alternatif lain yang banyak bertebaran diinternet
Percuma kuliah di Indo kalo gak menjamin dapat kerja Banyak tuh yg lulusan kuliah Susah balik modal di negara sendiri gak di hargai ya otomatis pindah
Menurut ku itu juga pengaruh lingkungan, soalnya di daerah gw juga banyak yg gk suka sama sarjana sarjana, gw nggak tau mereka iri karena gk bisa kuliah atau emang pemikiran nya yg mundur
Gw yang gak kuliah (karena biaya) aja gak pernah bilang sekolah scam, saya SMK aja memang bener ilmu yang gw dapet disekolah gak terlalu berguna di dunia kerja, tapi proses yang gw jalanin di sekolah bener-benar bantu gw didunia kerja, terus otak gw dalam menyelesaikan masalah lebih kreatif dari organisasi ekskul.
Makannya gw kadang heran lihat yang kuliah, bilang kuliah gak penting atau mahasiswa kupu-kupu padahal pas pulang gak kerja dan punya banyak waktu luang
Intinya perbedaan antara orang sekolah atau engga bisa dilihat dari gaya bicara, tingkat intelektual, dan kemampuan berpikir kritis. Tapi terlepas dari pendapat video bang eno disekolah juga anak-anak yang punya kemampuan diluar non akademik seharusnya lebih diperhatikan dan juga seharusnya sekolah bisa mengambil tindakan tegas terhadap oknum guru yang memberikan contoh nyeleneh karena dunia anak ini bisa dibilang melihat dan meniru jadi tindakan mereka juga tidak terlepas dari apa yang mereka lihat baik dari lingkungan sekitar, tayangan sosmed, dll. Lalu untuk kegiatan didalam kelas misalkan ada anak murid yang mempunyai kemampuan kritis dan dapat menganalisa masalah seharusnya didengarkan terlebih dahulu bukan dibentak dengan kata-kata "sok tau kamu", dengarkan pendapat mereka, debatkan, dan cari solusi masalahnya bersama.
Saya rasa jenjang pendidikan orang gak selalu berpengaruh ke gaya bicara atau tingkat intelektual. Karena yang pendidikan nya tinggi kadang berbicara dengan angkuh, terus di kritik malah marah wkwkw. Kembali lagi ke diri masing masing, gimana cara memaknai pendidikan
@@shafwanfawwazi1773 kalo gaya bicara ama tingkat intelektual menurut gua ngaruh bro soalnya lingkungan kerja gw rerata orang pendidikan tinggi semua dan cara nalar mereka emang berbeda, gua ga menutup omongan lu kalo ada orang angkuh ada juga memang orang yg ngakunya berpendidikan dan angkuh tapi sebenernya otak mereka 0 semua kembali ke spek masing². Kalo emang beneran pinter biasanya diajakin debat terima² aja dan bisa diajak cari solusi bareng².
@@spielgaming9257 yeah, jujur agak sayang kenapa jenjang pendidikan harus menjadi salah satu persyaratanan agar seseorang mempunyai gaya bicara dan tingkat intelektual yang tinggi. Padahal bukan nya berbicara yang sopan dan punya literasi yang luas adalah salah satu tuntutan sedari kita kecil? Tanpa jenjang pendidikan yang tinggi pun saya rasa punya attitude dan literasi yang luas adalah suatu kewajiban. Walaupun nanti gak pakai titel, tapi setidaknya wawasan nya luas dan sopan
@@shafwanfawwazi1773 Mungkin tingkat literasinya beda kali bro. Soalnya kalo anak kampus yang beneran nyari ilmu di perpusnya itu banyak bangat buku bacaan bagus dan gratis mereka tinggal pinjam dan baca ditempat sementara untuk masyarakat yang ingin meningkatkan literasi beberapa buku harganya relatif mahal. contohnya gua kemaren nyari buku tentang TESOL untuk pendalaman bhs. inggris itu harganya nyampe $2000 jelas gw ga sanggup sementara dikampus gw ada 2 copy bukunya jadi bisa dipinjam baik dibawa balik ataupun baca ditempat. Tapi balik lagi kaya komen gw sebelumnya semua balik lagi ke spek masing-masing ada orang yang kuliah cuman buat gaya-gayaan dan dipanggil sarjana tapi ada juga yang yg emang kuliah tapi buat ningkatin kemampuan berpikir dan derajatnya dia.
Gw juga pernah di katain gitu sama salah satu guru saya "jangan sok pintar" trus kena mental gw jdi pendiam dah
kesalahan konten bukan sekolah mungkin karena penontonnya anak2 sekolah yg nalarnya masih pendek..
blm mampu berpikir secara sistematis, tapi udah kritis aja...
brpikir kritis tu dari bocil udh biasa brpikir kritis, tp tidak sistematis...
anak2 sekolah yg nnton bang eno sprti mndapat angin segar untuk mendukung kesulitannya dalam menghadapi dunia persekolahan
Tujuan sekolah di Indonesia itu terlalu ga jelas ga terarah itu yg bikin sekolah ga efektif sama sekali. Ga cuman itu metode mengajar nya juga kacau, habis itu kurikulum nya, sistem belajar nya dan apa yg di pelajari para murid sama sekali ga relevan dengan dunia luar di zaman sekarang. Dalam artian sistem pendidikan kita ga banyak kemajuan sejak awal berdiri nya sistem pendidikan di Indonesia bahkan bisa di bilang ga maju sama sekali belakangan ini. Dan yg membuat sistem pendidikan kita ini kolot. Harus nya pendidikan itu beradaptasi dengan dunia tapi kita malah di kasih guru yg kolot dengan dunia baru.
Saya sendiri justru sangat ingin balik ke masa sekolah, saya ingin memperbaiki hidup saya dengan kembali ke sekolah dan belajar matematika benar2, soalnya dulu saya benci matematika, sy selalu menghindar dari pelajaran matematika dan sering bolos saking tak suka nya.
Tapi setelah dewasa, ternyata dalam dunia kerja dan usaha, matematika itu penting bgt, sy sering salah perhitungan, salah kalkulasi dan nggak bisa menghitung secara spontan yg menyebabkan sy mengalami kerugian bahkan kehilangan kerjaan.
So kamu nggak suka matematika..? Merasa bodoh atau nggak bakat matematika..? Itu bukan alasan untuk menghindari matematika. karna percaya kata2 sy sebagai warga senior : kehidupan kamu itu penuh hal2 yg berbau perhitungan dan matematika. Jadi bagi yg masih sekolah, sukuri lah masih ada kesempatan belajar matematika sebelum kamu terlambatnya seperti saya.
Selama di Indonesia pas kerja masih diminta ijazah, maka tetap bersekolah lah kawan.
Maaf bang , Bicara scam itu menjurus ke sistem sekolahnya bukan ke sekolahnya . Kami semua tau belajar dan sekolah itu penting.
Jadi inget perkataan bang Ferry: "Sekolah memang gak menjamin kamu sukses, apalagi kalo gak sekolah"
pikirin sendiri maknanya apa
@@JamalJamal-qt8frEsensi dari belajar untuk bisa jadi belajar untuk nilai?
Sekolah itu penting liat noh cimoy gua kalo liat dia difyp tiktok, gak pernah mudeng dia ngomong apa. Bakal keliatan perbedaannya orang yang sekolah dan gak sekolah diluar masalah attitude (kalo prilaku ya balik lagi Kediri nya sendiri)
Sekolah emang gak bakal bikin lu sukses tapi setidaknya..
Si Translator tersebut seharusnya sebelum copy kata" Motivator luar, seharusnya dicerna dulu, jan di telan mentah" Dengan perbandingan harga kopi dolar disana jelas beda hasil ke rupiah,, kopi 80k pasarnya buat siapa dahh,,
Kalo menurut gw disekolah Amerika bayar dengan sistem pinjaman sampai dapet gelar itu berbunga deh bang makanya bayarnya mahal banget. Kalo mau pilih Amerika atau infonesia? Gw pilih Indonesia karena kita perlu rasa aman dari kebebasan yg liat dengan membawa senjata (amerika) dan juga sistem pinjaman itu membuat mindset kita bisa memilih sekolah yg mana saja tanpa memperdulikan biaya+bunga pinjaman yang diberikan pihak sekolah kepada murid yg menimba ilmu
Ngeri emang si, data yg masi bikin gw kaget ko bisa jumlah penduduk dan jumlah senjata yg beredar hampir 1:1 😢
@@faizalsetiawan2996 nah apa lagi itu jumlahnya hampir menyamai jumlah penduduk Amerika, kan pihak berwajib tidak bisa melindungi rakyat karena peraturan nya boleh memliki senjata api atau senjata tajam
@@ikadeknugrahajunisedana4785 Balinese
Biasanya mereka ngutang untuk universitas dan setelah lulus mereka membayar utang tersebut, kayak tikus dijebak rata rata sih gitu
coba bayangkan jika tidak ada sekolah, sistem edukasi dan kurikulum itu tidak ada sejak dulu? apa yang akan terjadi
balik ke masa penjajahan Belanda
TAPI GUA SUKA BANGET SAMA BIAYA DITANGGUNG DI AMERIKA. ITU ASLI PROGRAM YANG BAGUS. Kalau di Indonesia diterapin. Banyak yang kuliah.
gw lulus sekolah & kuliah dgn baik, ttp gk jadi apa2
coba lamar kerja gk ada mau terima, buka usaha ya gini2aja
sekolah agak scam sih modal waktu, uang, tenaga, mental, dll .
nyatanya gk jamin semua balik lebih/keuntungan secara finansial...
Yang sekolah sok keras pengen gak sekolah, padahal masih banyak yang gak berkesempatan bisa sekolah
Susah juga yee sekolah di amerikanos... 😂😂 Bersyukur banyak" di sini sekolah masih gampang, biaya pun udh jauh lebih murah bahkan gratis... 😅😅
ikutan nimbrung bang.
menurut saya, tujuan sekolah dan pendidikan itu bukan bikin siswa atau peserta didiknya buat memastikan kita sukses, kaya, atau hal-hal prestisius lain yang bisa dibayangin sama manusia. menurut saya tujuan orang sekolah dan kuliah dewasa ini sudah salah sekali
ya, saya setuju sama omongannya bang eno. kita sebagai manusia modern ini sudah lupa nikmatnya menuntut ilmu dan jadi terdidik.
dikit curhat juga bang eno, saya udah 3 kali ganti kampus karena berbagai macam alasan, semoga aja keinginan dan cita-cita buat menuntut ilmu setinggi-setinggi mya bisa saya gapai meskipun banyak yang harus dilalui
Saat kau berpendidikan kau akan berpikir pendidikan itu tidak penting namun saat kau tak berpendidikan kau akan sadar bahwa pendidikan itu penting. Banyak orang di dunia ini yang aslinya bodoh pertending to be smart like u
Sekolah bukan penipuan karena menghasilkan.. Menghasilkan bayi2 contohnya
💀💀
aku masih tetep percaya klo sistem pendidikan indonesia itu ketinggalan.
Buat yang bilang 'sekolah itu scam' tolong hati-hati kalau berucap. Karena banyak saudara - saudara kita di luar sana yang kurang atau belum mampu ingin bersekolah, ingin belajar. Memang pendidikan di negara kita masih memprihatinkan dari mulai infrastruktur sampai ke sistem & kurikulumnya. Termasuk pengalaman ku tahun 2012 ketika kuliah vokasi jurusan elektro yang merasakan kurikulum 'kelinci percobaan' dengan susunan yang benar - benar kacau, yang dimana harusnya mata pelajaran yang benar - benar dipakai didunia industri malah tidak ada di kurikulumnya, ya kecewa padahal sekelas perguruan tinggi negeri, alhasil buat pengembangan skill aku belajar diluar lewat program magang & belajar private dengan teman yang ahli.
Kayaknya yang ngomong sekolah scam adalah anak SMP yang ngerasa stress tugasnya banyak sehingga ingin libur 😂😂
Biasalah anak esempeh
Yg ngomong motivator keuangan yg suruh pesan kopi 80k di lobby hotel
Iya klo males bilang aja males susah amat kan ya
Yang ngomong lagi liburan ke Swiss tuh
Tp kalo dipikir lagi
Kalo murid2 tu pikirannya libur mulu, brrt ada yang salah sama sekolahnya yang gabisa bikin lingkungan belajar yang menyenangkan
Di tengah-tengah jam sekolah harus ada waktu tidur 2x40 menit. Karena dituntut belajar dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore itu melelahkan 🤣
Duh sekolah 12 tahun itu bukan soal teori, menghapal, menghitung trus dapat nilai. Sekolah itu membentuk sikap, tingkah laku, cara berfikir, bersosialisasi, berbicara sampai tahap ke mengambil keputusan. Coba deh survey minimal ajak ngobrol orang2 yg sekolah sampe kuliah, tamat SMA dan yg tamat sd di lingkungan kalian yg bilang sekolah itu scam pasti jomplang bgt.
Iya sekolah ga sekolah tapi nganggur ya sama aja. Malah malu udh sekolah tinggi tapi nganggur kadang kalah sama yang sekolahnya ga tinggi tapi malah bisa lebih sukses
@@duelieur9692 yah kalau gitu aku tinggal bilang juga mereka sekolah cuman numpang lewat 😂😂 90% dari lulusan indonesia tidak siap dalam kerja :D dengan alasan males dan tidak capai kemampuannya.
@@duelieur9692 tingkat yang tidak sekolah kerja sukses dengan tingkat kerja sekolah sukses berapa bapak? Dan jg kenapa malu? Sukses itu buat kamu itu apa? Semua itu metrik diri sendiri juga. Kalau merasa malu ya inteospeksi diri saahnya dimana kalahnya dimana
@@Winter-bt3os ya selain tergatung dari pribadinya masalahnya populasi kita banyak sedangkan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding. Harusnya pemerintah juga ikut membantu agar ada traning untuk mecncapai kompetensi tertentu. Sarana dan Prasarana untuk itu aja msh kurang dan blm memadai
@@duelieur9692 lapangan kerja yang g banyak apa kompetensinya yang kurang memadai untuk lapangan kerja yang ada? Kebanyakan lapangan kerja yang tersedia itu speknya tinggi tinggi sedangkan SDM kita jarang ada yang tinggi kalaupun ada yang tinggi pasti lari ke luar negeri karena kurs di luar negeri tinggi jadi pas mereka tua balek ke indonya g pusing amat.
Udah gua paparin juga diatas banyak yang tidak memenuhi standar yang ada bahkan sekarang udah sampe 90% yah berarti membantah apa yang kamu bilang. Kalau sarana dan prasarana udah ada bos liat aja pelatihan dari pemerintah banyak kok... aku kurang tau kalau yang lain. Tapi kalau yang IT dkk udah ada itu dari kominfo walau yah gua belajar sendiri juga bisa sih xD di leetcode dan semacamnya. Jadi yah sebenarnya balik lagi ke pribadi masing-masing mereka rajin mencari g? mereka niat belajar g? Kalau cuman mau goyang burung di rumah cuman tau kerjaan 8-6 yah wajar aja banyak yang di phk.
Yg bilang sekolah SCAM klw punya anak yakin ngk sekolahin anak😶🌫
klo mnurut saya yg tlah mlalui jenjang pendidikan smpai ke perkuliahan di indo,dan merasa trlalu bnyak buang waktunya dri pada manfaat jangka panjang buat hidup.Sekolah akan trasa ada manfaatnya jika mmng dri diri sndiri muncul kegigihan untuk belajar bukan manut2 ngikutin kurikulum doang..klo mmng kita brada dlam perekonomian keluarga yg cuman bisa ngikutin subsidi pendidikan yg diberikan pemerintah pling tidak untuk skrang worth it smpai di jenjang SMA/SMK sederajat aja,kenapa saya bilang bgitu krna mostly pemikiran tntang bagaimana cara hidup yg kita harus ambil kedepannya trbuka di fase itu(gk smua)tpi stidaknya dri yg saya ketahui sprti itu..nah dri sana kita bisa mulai paham dn mencari cara bgaimana mendapatkan uang sendiri dgn brbagai alasan untuk melakukannya.
.
.
.
-skali lagi smua ini hanya dri hasil pemikiran dn pengalaman saya saja tidak ada paksaan untuk mempercayai statement saya ini,jika berkenan mendebatnya dgn senang hati diterima
klo tujuan hidupnya cuman pengen kaya maka iya sekolah itu scam karena tanpa sekolah puh orang bisa kaya. klo pengen kaya daripada belajar aljabar,kimia,fisika,dll mending belajar cari duit kek dagang misalnya
Tetep disekolah ya dedek dedek, ini bukan Amerika; kalau kalian bisa beruntung kuliah di PTN, atau dpt beasiswa pasti balik modal gak lama, 2 - 3 tahun kalau dpt kerja UMR juga
Jujur sebagai aktivis dan menempuh pendidikan!!
Gua nggak setuju kalau sekolah dibilang 100% scam!!
apakah ini namanya logical falacy ? salah terima maksud dari omongan orang. tapi di sekolah tidak ada ilmu membahas logika. hmmm
honestly khusus dibidang IT bisa2 aja lulusan smk ngga usah kuliah bisa jadi orang IT dengan keahlian khusus. Namun kursus2 diluar sana masih belum mencakup yang menjadikan kita punya keahlian khusus dibidang IT dengan gratis (biasanya kursus yang diatas beginner mbayar dan mungkin tidak semahal kuliah). Namun sebagai catatan elu kuliah akan menaikan status sebagai seseorang yang terbiasa menganalisa data dan mempunyai circle yang lebih baik lagi. Dan bener kalau bisa kuliah semuda mungkin dah...CMIIW
persepsi scam tiap orang beda2. samakan persepsi scam juga. klo scam itu apa yg loe berikan malah yg loe dapat gak ada. loe kasi waktu dan uang ke sekolah dan loe dapat ijasah.
Menurut gw kesalahan terbesar sistem sekolah adalah menilai semua mata pelajaran,
Gpp sih mata pelajarannya banyak, asal tidak semua di nilai,
Ada beberapa mata pelajaran yang seharusnya hanya perlu disampaikan dan tidak perlu di nilai,
Contoh nya kaya sejarah, kita seharusnya hanya diceritakan apa yang terjadi dan tidak di suruh untuk menghafal setiap tanggal dari peristiwa-peristiwa
Jadi murid yang tidak suka pelajaran tersebut hanya mendengarkan saja dan tidak terbebani untuk bisa di mapel tersebut
Sebenarnya masih banyak lg sih yang mau ku omongin, tp kepanjangan
Saya rasa sejarah malah merupakan pelajaran yg sangat amat penting dan tidak cukup kalau hanya diceritakan saja oleh pengajar.
Siswa harus dapat menceritakan ulang serta beropini tentang suatu peristiwa agar dapat melatih sekaligus melihat seberapa kuat daya tangkap siswa juga penalarannya.
Disinilah sistem penilaian memainkan perannya memacu siswa supaya terus belajar.
Di Amrik emang mahal banget bang. Apalagi kuliah. Bahkan yg ngatain kuliah di amrik itu mahal salah satunya ada yg orang amrik sendiri loh wkwk. Disana malah banyak bgt orang yg nggak kuliah
Kalo kamu universitas tingkat 2 atau 3 mending kelarin kuliah sih. Biasanya bakal ada senior sesat bilang ipk tidak penting, kalo univ tingkat 1 mungkin aja sih ipk ga gede tapi didahului daripada universitas tingkat 2 atau 3 yang gede IPK-nya.
Maksud universitas tingkat 1 2 3 apa? Aku gak kuliah jadi gak tahu
@@AudioLibraryYTs akreditasinya biasanya yang C tingkat 3 dst, biasanya petinggi kampusnya nyebut pake tingkat karena ga terlalu nyinggung buat yang masih C atau B
@@kadalio300
Ow baru tahu kalau nyebutnya pakai tingkat
Kalau menurut gw sekolah di Amerika memakai cara itu mereka mempertegas bahwasanya mereka sekolah kuliah dan praktek ndak bayar alias utang ,sudah dipastikan mereka akan sesegera mungkin mencari pekerjaan untuk menanggulangi masalah perutangan, mungkin segi positif buat org yang memang udh buat nyari pekerjaan sedangkan yang belum segera mencari pekerjaan beda cerita lagi
Hmm.. beda si kalo uda bahas amerika, iya disisi lain mereka biaya pendidikanny ga ngotak, tp tetep aja in the end mereka negara superpower yang kualitas SDMnya ama kita udah bagai bumi ama langit (kalo dari rata2 jauh banget udah)
Jadi menurut gw tetep bukan scam, tp ga ngotak aja harganya 😂
@@faizalsetiawan2996 ya harganya mahal tapi setara sama sdmnya intinya sekolah = kerja nyata
sekolah itu mempengaruhi pola pikir, coba tanyain hal hal basic, pengetahuan nasional ke orang ga sekolah sama ke yang sekolah, jelas lebih pinter menjawab yang sekolah
gw sekolah smk jurusan tkj teknik komputer jaringan. 3 tahun gak ada praktek, selalu teori. gua sekolah di tangerang selatan jelas kota bukan plosok. lab komputer ada 2 biji padahal.
is this scam?
Kalo ga ada sekolah, sekarang ku belum tentu bisa pasang instalasi listrik, terima kasih sekolah
Orang sekolah itu akan paham aturan, mengenal byk karakter orang, ada ilmu akademis and ilmu kehidupan..yaa kira2 bgitu
Sistem pendidikan mungkin tidak bagus tapi jangan jadikan alasan buat kita untuk malas belajar atau berusaha, thanks bang eno karena udah buat video ini sangat bermakna🙏
entah knp saya jd iri sama sistem pendidikan (sekolah) di negara finlandia
Gua di pihak “sekolah INDONESIA itu scam”.
Dis ini pendapat gua, sekolah di Indonesia itu scam secara halus atau tidak langsung.
Kita analisis dulu, apa yang kita dapatkan di sekolah.?
Ilmu pengetahuan, ya betul ilmu pengetahuan. Tapi apakah ilmu itu penting untuk kehidupan after sekolah.? Jelas tidak, oke kita ambil contoh BIOLOGI, menurut kalian 9 tahun belajar biologi apa yang bisa kalian ingat..? Apa kira-kira manfaat biologi bagi kehidupan kalian setelah sekolah.? Selain tau bentuk burung dan Apeng manusia.
Bicit gua bisa jadi ahli biologi dan ikut serta dalam ilmuan dunia.
Nah ITU DIA MASALAHNYA.
Sekolah Indonesia itu terlalu primitif. Saat sekolah luar negri belajar membuat pisau dengan besi kita masih belajar cara membuat pisau dengan batu runcing.
Nah the poin saat kita bersain di ranah internasional. Kita jauh dari mereka.
Bukti nyatanya adalah, saat kita memikirkan pembangunan pasti desainnya dari luar negri, atau yang lebih para pekerja2 non pisik berbasis ilmu rata2 yang megan orang luar negeri. Karna kita tidak mampu dari segi ilmunya.
Indonesia butuh perubahan, kita punya banyak guru tapi kualitas gurunya maaf ya, kurang. Karna mereka belajar kurikulum lama dan di terus kan ke kita. Jadinya kita mundur 10-20 tahun dari kurikulum saja.
Dan kebijakan baru2 ini, TIK di hilangkan di beberapa sekolah. Padahal Teknologi dan komunikasi itu tulang penting suatu negara.
Sekolah itu seperti jembatan, kita perlu jembatan agar ke seberang sungai, tapi jembatannya bagus tidak..? Jembatannya bisa di pake tidak.?
Kasihan orang tua yang suda all in di sekolah kalian, padahal kalian sendiri paham tingkatan kalian.
Kalian di tuntun untuk ke seberang sungai degan jembatan yang berlubang sana sini.
Sampai sini saya rasa suda jelas,SCAMnya sekolah itu adalah kualitasnya yang super duper kurang.
Saran: sekolah butuh MP baru seperti ILMU KOMUNIKASI ILMU TEKNOLGI dan yang paling penting MANAJEMEN.
Menurut gw sih pendidikan di indonesia masih bagus dibandingkan pendidikan barat sekarang yang banyak mencetak orang sakit jiwa dan delusional.
Yaaa yg sekolah ga sukses, apalagi yg ga sekolah. Sekolah seenggaknya nambah kesempatan lu sukses lebih gede sih
Lucunya orang kaya malah menyuruh anaknya sekolah tinggi²
Ya harus lah, percuma ortu kaya kalo skill & pengetahuan nya 0 siapa yg mau nerusin perusahaan bapaknya?
kita perlu sekolah untuk mengetahui bahwa sekolah itu ga penting. klo ga sekolah kita ga akan pernah tau klo sekolah itu ga penting.
kata2 dr film tapi maaf lupa judul filmnya.
Vote Eno Bening for Indonesia GREAT AGAIN! ✊😆
bang eno menurut lu orang yang bilang percuma sekolah karena ilmu sekolah gk kepake di dunia kerja atau percuma kuliah toh gaji mu gk lebih besar dari aku. itu harus dikasih paham kayak gimana tentang pendidikan.
sekolah cuma ngebantu saya mendefinisikan apa yang selama ini saya alami, sehingga gak bingung. selain itu sepertinya belum ada yang benar2 kerasa manfaatnya
nah betul
lu belajar baca mayoritas di sekolah
lu belajar dasar hitung di sekolah
lu belajar dasar hukum negara ini dari sekolah
@@muhammadaliefnurrochman585 terus terang Matematika gua jeblok, baru bener bisa ngitung pas udah praktek di dunia nyata, walaupun ngitungnya cuman matematika dasar
@@swiwiuwwww tapi lu belajar tambah tambahan kurang kurangan perkalian dan pembagian pas sekolah kan
@@muhammadaliefnurrochman585 lebih tepatnya mungkin tahu Istilah(kosakata) yang kmu sebutkan tadi tahunya dari sekolah, klo teknisnya sih saya belajar di rumah pas bantu2 orang tua packing hasil produksi
Gua gk tau didaerah lain, tapi di sarolangun - Jambi sekolah itu gratis, dan gua di sekolah swasta tingkat SMK pun (bukan yg elit) menurut gua termasuk murah. cuma 1.2 jt setahun (tahun 2016), njir biaya sekolah 1 tahun lebih murah daripada bootcamp yang cuma 3 bulan(saat ini). Menurut lu masalah biaya ini ngaruh gk bang?
Di Jateng spp gratis bang. Aku dulu bayar uang gedung sama beli seragam. Kalau saat ini ada wacana beli seragamnya juga gratis.
@@AudioLibraryYTs alhamdulillah kalo bajunya ikut gratis.
@@jendela_muda
Tapi kurang tahu bang apakah bener jadi atau gak
Kata ikan di Spongebob : "Semakin sedikit yang kau tau, semakin bagus"
MANA JAWABAN KALIAN??? AKU INGIN KONTEN ITU
Jawaban bnayak nge meme, jadi ga bertumbuh pendapat2 penonton nya jelek
TONTON DI GURU GEMBUL ajaaaa. Biar tau fakta nya
Sekolah memang scam,
1. Lu bayar tapi lu yg disuruh2
2. Lu gak dikasi ilmu pengetahuan di sana tapi lu yg suruh belajar sendiri
3. Jawaban dari orang sekolah lebih banyak yg sukses atau lebih tepatnya jadi orang yg di sorot adalah karena sistem memihak pada orang yg masuk lembaga pendidikan padahal di situ guru2nya, orang2nya suka malak duit buat nuntasin tugas yg diberikan di sana padahal lu yg bayar spp setiap bulannya, jarang mengajar tapi menuntut anak didiknya untuk pintar
4. Sekolah juga menjual nama untuk medaftar di lembaga tertentu, misal sekolah B akreditas sudah A walau orang yg di sana kepintaran, skill biasa saja ketika ada penjalonan karyawan maka perusahaan akan cenderung lebih memilih sekolah B padahal orang yg disekolah itu sama kualitasnya dengan sekolah swasta atau lembaga lain seperti sekolah
ANAK SMP MALES GARA2 TUGAS DAN SEMESTER/ULANGAN
KENAPA SEKOLAH NGADAKAN TUGAS DAN SEMESTER/ULANGAN?..........................