Eps 562 | INILAH PELAJARAN PELAJARAN PALING GA PENTING DI SEKOLAH
Вставка
- Опубліковано 22 сер 2024
- BAGIAN AWAL VIDEO INI SUDAH SAYA PERNAH SAMPAIKAN DI BEBERAPA EPS LAMPAU. fokus video ini adalah pada paruh akhir
Ikuti juga konten medsos kami
di: Instagram : ....
Tiktok : ....
Donasi di channel ini bisa disalurkan melalui rekening berikut : saweria.co/don...
untuk berdiskusi lebih dalam yang sehat dan berintelektual dan untuk informasi lainnya seperti disuksi intelektual dan aksi seputar Bisnis dan financial bisa join di Komunitas . SIRARU
Whatsapp : chat.whatsapp.....
Instagram : / siraru_official. .
Facebook : / 41241. .
Twitter : Si....
Telegram : t.me/+VWEc_E6H...
Selain itu kami membuka kajian di Glory Box Cafe BTM Bandung, Kafe nakara Lengkong besar Bandung
Untuk info dan kerjasama dapat menghubungi : +62 897-1044-343 (Tim Management)
Pelajaran SMA yang punya kemungkinan lebih berguna buat setiap muridnya :
1.Bhs Inggris
2.Manajemen Keuangan & Investasi Dasar
3.Ilmu Parenting Dasar
4.Ekonomi Kreatif
5. Coba tolong tambahin...
tataboga alias memasak. biar ga makan indomie mulu pas ngekos saat jadi mahasiswa
Dasar hukum. Biar tau konsekuensi setiap tindakan.
6. Public Speaking ---> ini lumayan jadi penentu kamu pantas naik atau tidak di mata atasan kalau kamu berkarir nanti.
8. Basic Safety Driving ----> Biar kita tidak melihat lagi berita orang marah2 dijalan, udah muak.
9. Content Creator Skill : Design & Copywriting
Bahasa Indonesia, dalam spesifikasi mengajarkan interaksi maksim sopan-santun
7. Tata Krama
ayo yg mau nambah ..
Dan konyolnya ngitung pake sin, cos, tan malah berlaku bagi saya yg kerja kotor2an selevel kuli proyek inii.
Saya seorang welder, trigonometri itu kepake bgt buat pekerjaan ngerakit tangga, bikin kuda2 kontruksi baja, & ngitung material berdasarkan design dr gambar mentah. Setelah mengetahui ini banyak dr teman saya yg berucap "dulu gw pikir pelajaran ini ga ada gunanya sama sekali dlm praktek kehidupan dunia nyata".
Saya sering bermasalah dg mereka2 yg "katanya" arsitek, konsultan dan apalagh itu sejenisnya yg suka bikin2 design rancangan semaunya tp gak becus ngitung skala ruang kerja & pertimbangan faktor geografis, hingga akhirnya saya yg ribet sendiri memperbaiki kesalahan yg sdh bisa diprediksi dr awal tp ttp mereka ngotot dg rancangannya. Ga habis thingking padahal sekolah mereka jauh lbh tinggi tp kompetensinya ampas bgt.
Saya termasuk org yg minim pencapaian hidup (dlm definisi umum soal materi) tp saya cukup banyak mengingat materi2 pelajaran sekolah dulu, walaupun ga semuanya bisa jd jln pencapaian materi setidaknya saya menyalurkan itu sbg hobi dan itu menjadi suatu pencapaian yg abstrak.
Saya setuju pak, sdh sejak lama saya g habis thingking gmn bisa suatu karya ditentukan bagus / jelek hanya berdasarkan sudut pandang satu otoritas.
Hasil lukisan saya mungkin bagus di mata tetangga saya, tp gmn kalo ternyata ada tetangganya tetangga saya yg jg punya hasil serupa tp dg sentuhan berbeda.?
Apa yg jd tolak ukur kalah menang dlm hal ini? Selera 😌.
menarik. saya juga kaget, tetanggaku tukang batu di desa, ternyata bener2 menguasai matematika. kemarin dia bikin rancangan di kertas dengan oret2 gajelas (bagi saya, mungkin bagi pak tukang sudah sangat jelas) saya membaca rumus2 sin, cos, tan sebelum bikin kerangka kuda2. sayangnya tidak bisa mengirimkan gambar di sini utk bukti
@@radityoutomo5608 hooh pak, saya percaya di jaman now org yg berpengalaman dlm peraktek lapangan lbh menguasai trigonometri ketimbang mereka yg bikin cm sketsa dg perhitungan angka2 kalkulasi yg otomatis keluar sendiri dr apk komputer, walopun cm sketsa kasar tp lbh akurat dg kondisi lapangan.
Berdasarkan komen bapak Helmy Aldyan , saya percaya anda cerdas.
bagi orang teknik yg dulunya pas sekolah masternya matematika. anda sangat beruntung. skill anda jauh lebih cepat tumbuh karena udah punya dasar yg diasah sejak dini.
dlm trigonometri ada 6 variabel.. 3 sudut .. 3 sisi..
ketika 3 variabel diketahui, maka 3 variabel lainnya bisa ditemukan..
Ilmu Wajib buat kehidupan sehari-hari :
- Bertahan Hidup
- Seputar makanan, kesehatan, & kebersihan.
- Tata boga, memasak.
- PPGD (Penyelamatan gawat darurat), CPR dll.
- Menyelamatkan diri dari penjahat, musibah atau bencana alam.
- Ilmu cara menghadapi dan mencari jalan keluar dari masalah
- Aturan lalu lintas
- Management keuangan
- Berenang
- Mengatur Pola Nafas
- Sex Education
- Moral, sopan santun.
- Bhs Inggris
- Public speaking
- Mesin & IT, Teknologi, elektronik, komputer, programing, editor, Photographer ( minimal tau ilmu dasar, gak bodo-bodo amat)
- Mindset yang benar, belajar berpikir logis
- Harus bisa membedakan mana hak pribadi dan umum
- Menyesuaikan dengan zaman (harus tahu apa yg dibutuhkan dan relevan di zaman sekarang)
-
-
Betull👍
dan PLEASE hapuskan sistem RANKING!!!!
ga penting banget aseli.. cuma jadi ajang pamer mamak mamak dan jadi suka banding2in anak!
Pendidikan di Indonesia itu tujuannya bukan untuk membentuk/mencipta, tetapi untuk menyeleksi atau mungkin mengeliminasi:)
Memisahkan antara si pintar dan si bodoh berdasarkan pembelajaran teoritis saja
Hafalan, bukan amalan
Itu yang menjadi permasalahan disini bung, masalah nilai sekolah itu tidak murni dari kemampuan siswa. Orang yang berIQ tinggi pun jika digabung jadi satu juga tidak akan ada empati ke IQ rata2 dan rendah, sehingga bisnis pun ga jalan karena untuk menjalankan ekonomi butuh yang namanya peran seperti IQ tinggi mengajarkan ilmu eksak ke yang lain, nah IQ ngepas rendah ngajarin social skill ke iq tinggi jika dalam satu kelas atau tempat
Makjleb fakta itu pak
Penggunaan Matematika di
SD: rumus kpk, fpb buat ujian
-
SMP: rumus trigonometri, himpunan buat ujian
-
SMA: rumus turunan, aljabar buat ujian
-
Kuliah: rumus integral, deret Fourier buat ujian
-
Pas kerja: rumus excel buat ngolah data
-
Jadi yang terpenting itu Microsoft Office 🤭
Dari yg anda papar saja .susunan Kurikulum saja salah.
SMP: variabel 1 dan 2 , persamaan kuadrat, baris arit, geometri , phytagoras
SMA: trigonometri, persamaan lingkaran, 3 variabel, matrix, pertidaksamaan
Kuliah : statistika, penurunan perhitungan agar mudah, coding, visual
Kerja: membantu perhitungan rumit ( coding), membuat website, membuat game, menghitung data (Excel), rekayasa 3d atau 2d ( cad)
Jadi matematika itu erat sama kehidupan. Klo ilmu umum seperti : negara terluas BLA BLA BLA atau seharusnya tidak perlu dibahas, itu yg tidak penting
Malah pentingan informatika
@@leMiG31 matematika membantu anda dalam coding informatika .
@@faizalhakiki6121ya ada benarnya, sy kira yg ga penting ga penting disingkirkan aja sih
aman dari ms office untung saya pake spss
Pelajaran yang penting:
1. Etika dan tata krama (termasuk hukum dasar dan sebab-akibat perilaku)
2. Logika (ntah itu dari matematika, cara berpikir nyaring informasi, berpikir panjang)
3. Ekonomi rumah tangga (meliputi mengelola pendapatan kek uang jajan atau gaji besok, serta investasi)
4. Public speaking dan komunikasi
*Agama tidak saya masukkan karena itu saya anggap sudah melebur di poin-poin atas dan jika diperlukan akan masuk ke poin selanjutnya.
Pelajaran lain jadi semacam "booth-booth pameran" yang cukup seperti pengantar pada semester atau tahun awal. Murid diberikan kebebasan untuk memilih spesialisasinya. Untuk agama, yang penting dasarnya, lebih ke pengaplikasiannya
Ilmu parenting dasar, ekonomi kreatif, cara manaje uang pas pas an, pshychology dasar, tambahin kalo kurang
Agama sudah ada tempatnya, mau belajar agama ya ngaji,klo gw rasa tdk perlu ada pelajaran agama, cukup etika dan tata krama, but kalo mau belajar agama ya ke masjid/gereja/pura dll
1. Pendidikan sopan santun
2. Pendidikan komunikasi dan negosiasi
3. Leadership
4. Survival (memasak, berkebun, pertukangan dll)
Indonesia
Betul Olahraga sebaiknya jangan jadi Pelajaran resmi tapi harusnya diarahkan Jadi Eskul.... aneb bener harus bisa semua cabang olahraga😭
Atlet saja cuma bisa salah satu cabang olahraga saja
@@ChristopherSugionobro atlet juga di negeri ini kurang dihargai 😔
Mata pelajaran yang SANGAT DIBUTUHKAN SELURUH SISWA/I adalah Mapel Ekonomi Rumah Tangga ( Home Economics ) dan kita bisa meniru ini dari jepang.
-Diajarin mengelola Duit
-Diajarin mengelola Makanan
-Diajarin membuat Pakaian
-Diajarin membuat Prakarya
-Diajarin sopan santun antar tetangga
Andaikan ini bisa diterapkan di Indonesia, setidaknya meskipun tidak terlalu pintar, tuh anak masih punya ilmu untuk bertahan hidup demi memenuhi kebutuhan Primer.
Sekolah itu di suruh jadi bodoh dan tdk bisa berkembang
Elit global tidak menyukai hal ini
Memang sengaja tdk diajarkan biar tetep jd negara sasaran market negara2 maju
sopan santun antar tetangga dan pelajaran tidak mengurusi urusan tetangga
@@bangkokom justru elit global menyukai ini. Karena orang cuma akan jadi pegawai rumaham, gak akan ada ilmuwan, gak akan filsuf, gak akan ada dokter, gak akan ada ekonom dsb
dulu pelajaran ditujukan untuk manusia agar selamat dan bahagia "ki kajar dewantara" ,sekarang lebih tepatnya agar manusia bisa bertahan hidup dari tuntutan zaman
😁 Merdeka mengajar tetapi tidak merdeka beneran. 😁
Pelajaran seni dan olahraga justru yang membawa saya ada hari ini, olahraga menjadikan fisik saya lebih baik dari yang lain, kesenian waktu sekolah belajar kaligrafi sekarang saya jadi signaturolog (keilmuan menganalisa tanda tangan untuk mengenal karakter dan potensi orang) jadi yang lebih tepat adalah untuk lebih fokus pada pelajaran tertentu yang akan membawa kepada masa depan masing masing
Betul itu kebebasan memilih mata pelajaran spesifik harus dimulai dari SMP...
Olahraga disemua negara ada pelajarannya, cuman dikita memang metode nya tidak sesuai. Malah harus tau semua olahraga ketimbang mengajarkan untuk kesehatan melalui olahraga
10:38
makanya pak, di Kurikulum Merdeka, skrang pembelajaran ditekankan pada kemampuan siswa berkolaborasi, pembelajaran juga diharuskan setidaknya dlm 1 semester ada 1 yang PjBL(Project Based Learning). Lalu guru dibebaskan untuk menentukan topik pembelajaran sesuai dengan CP yang sudah ditentukan.
(untuk mapel B.Ing bner2 abstrak bgt, ga ky dulu yg tiap KD sngt detail kompetensi yg harus di ajarkan, skrg sgt abstrak dan untuk satu fase , misal SMP di fase D, satu CP untuk satu jenjang..
dalam menilai PjBL ini penilaian dititik beratkan pada self-assessment dan peer-assessment yang pada hakekatnya tersirat tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar kritis dan bersosial, penilaian sumatif agak dikurangi bobotnya dlm hal kognitif
ini jadi dilema juga. misal dalam pelajaran saya, Bhs Inggris, sya kasih nilai bagus karena si anak mampu mengikuti pelajaran dg baik dg bukti selalu hadir dan aktif di kelas, kemudian dlm berkelompok anak tersebut dapat menyelesaikan masalah yang timbul, tp ternyata kemampuan bahasa inggrisnya tidak sebagus apa yg saya tulis, sedangkan orang awam melihat angka nilai bahasa inggris anak ini bagus akan berpikiran bahwa anak ini pasti pinter ngomong inggris, padahal penilaiannya bukan dari kognitifnya...
mgkin nanti akan ada kurikulum Merdeka Part-2 atau gimana yang merevisi dan sosialisasinya bukan cuma di kalangan akademisi saja, tp semua pihak jadi ga ada miskonsepsi tentang nilai dan grading yang tertulis di Ijazah
Tanpa meyampingkan peran sekolah sejak SD hingga kuliah.. 80% ilmu justru didapat secara ortodidak, dari keluarga, teman dan orang lain..
Kesampingkan saja :v
Ortopedi
Ortodok
ortogonal
Ortodonti
saya disekolah smk seni, dan memang benar seni itu luas, abstrak dan subyektif. Tapi tetap dinilai untuk pada teknis2 tertentu untuk style seni yng dibutuhkan, seperti anatomi, perspektif, itu untuk ilustrasi, comic, concept art dll yg memang beberapa aspek ada yng perlu dinilai. Namun, untuk secara keseluruhan seni memang subjektif dan ga terbatas disitu saja dan style nya pun banyak. Saya beruntung smk saya ga terlalu maksa untuk mengikuti beberapa aspek yng penting karyanya menjual. Jadi menurut saya sih dinilai tetep tapi itu ketika masuk kebidang seni rupa yng bagian mana begitu.
saya juga dari Smk seni, Smk nya mana?
kalo saya Smsr
@@abiyyupanggalih854 smk raden umar said di kudus
ga nyangka si ada org indonesia yg sepemikiran sama aku , terimakasih pak guru udah mewakilkan isi otak aku tentang sistem pendidikan indo yg absurd
Gaya lu kyk punya otak
@@ancientbattery yeee sakit jiwa lu ya , gua lulusan sarjana hukum , dan gua punya bisnis kosmetik + punya karywan yg gua gaji setiap bulan nya gw pembisnis ya kali ga punya otak , ciee hater nya pak Gg ya , menggongong trs ky anj. oops
Up
saya salah satu korbannya, dulu paling tersiksa kalo disuru sekolah, sjk kecil bercita2 jadi atlet krn badan ngga bisa diem. jadi menjalani hidup tanpa merasakan kehidupan. skrg hanya terjebak menjadi budak corporate puluhan tahun hingga kini, masih aja dalam benak terbersit harusnya aku menjadi sesuatu yg sangat aku impikan dan menjalaninya dengan nikmat. ya mmg byk ilmu mubadzir yg kita pelajari dulu. di Perush ku banyak banget merekrut orang2 lintas jurusan yang kadang ngga nyambung dengan bidang pekerjaan, tapi pada prakteknya bisa banget dan berjalan dg baik
Pelajaran sekolah dasar yang berguna di masa dewasa adalah
1) pelajaran bahasa Indonesia
2) olahraga
3) adab sopan dan santun
4) membangun karakter anak
5) dekatkan anak ke cita citanya (jika anak SD punya cita cita jadi pesulap maka pertemukan anak dengan figure yang nyata yaitu pesulap juga).
no.2 setuju bro
Kalo disma itu ada sosiologi itu kayak ngajarin cara bermasyarakat
karena semua berdasarkan kertas. mungkinkah ini semua konspirasi tukang photokopi dan percetakan seluruh indonesia yang berusaya menguasai seluruh sendi2 kehidupan indonesia
🗿
bisa jadi mereka agen-agen elit global yang memfotocopy berkas berkas rahasia negara untuk dilaporkan ke atasannya mengenai kondisi dan situasi negara indonesia apakah sedang tidak baik-baik saja? apakah ada celah untuk meng-kudeta indonesia? apakah ada celah untuk dilakukan operasi neo-kolonialisme? hmmm
@@cryptolovers1730 saya selaku pewirausaha yg membuka jasa photocopy mengatakan iya. Itu semua benar. Di universe lain
Lucu, bisa benar, bisa tidak. Seperti hayalan, tpi bisa jadi, kenyataan.
saya sedikit tertarik dengan teori ini 😀
Bener kang guru, nampaknya kurikulum pendidikan indonesia perlu di kaji ulang utk memberikan goal terbaik bagi muridnya.terima kasih sharingnya.
Ini isi konten yang benar dan berfaedah, memang harusnya kita belajar sesuatu yg kita sukai dan lebih ke ilmu terapan yg paling berfungsi 👍👍👍
Sekolah itu sih penting.
Karena tujuan sekolah itu sebagai lembaga komunikasi,
antara ILMU dan PENUNTUT ILMU.
Cuma yg jadi masalahnya di negri ini,
KURIKULUM dan SUB BIDANG STUDI yg menumpuk,
yg diwartakan secara mixed gak nentu.
Efeknya banyak murid atau siswa yg pada akhirnya,
lupa dengan pelajaran yg sudah diajarkan,
dikarenakan penyerapan yg dipaksa tumpang tindih.
Kurikulum yg tidak disesuaikan dengan CIRI UTAMA BANGSA INDONESIA.
Kurikulum yg kebanyakan niru, dan bukan produk khusus,
cuma produk kopi paste, padahal gk cocok diterapin utk bangsa kita.
Yg ramah, santuy nan katrok, jago me"lupa"kan yg dengan sifat ini
bangsa ini sangat mudah memaklumi.
Lebih baik kembali ke kurikulum tahun gak enak.
TATA KRAMA agama dan KEWARGANEGARAAN, dibahas dalam 1 hari.
PENGETAHUAN ALAM dan MTK dibahas dalam 1 hari yg sama.
ILMU SOSIAL dan BAHASA dalam 1 hari yg sama pula.
Diajarkan pada peserta sekolah dasar,
dengan begitu, sekolah dasar bisa merekomendasikan sekolah lanjutan untuk anak,
dengan mengetahui INTEREST tiap murid.
Jika murid tsb tertarik dalam bidang Sosial politik,
maka dianjurkan kepada orang tuanya utk memasukkannya ke sekolah lanjutan tsb,
sebab sekolah dasar selama 6 tahun dalam memantau perkembangan anak,
sudah bisa menyimpulkan apa bakat si anak.
Yah balek lagi ke negara kita,
emang bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa,
atau emang sengaja membodohi kehidupan bangsa.
Sebab bagaimanapun juga,
lebih mudah mengurus rakyat yg mayoritas bodoh,
ketimbang mengurus rakyat yg mayoritas pintar.
Pembahasan pa guru menjawab keresahan saya selama ini dalam dunia pendidikan. Seharusnya sejak SD lebih ditekankan belajar adab dan etika. Dijaman sekarang belajar lewat UA-cam lebih berhasil ketimbang ngisi lembar soal2, sebab bentuknya belajar langsung praktek. Banyak org sukses jualan liat dari UA-cam. Chanel pa guru dan sepulang sekolah isinya daging semua👍
Indonesia kaya sumber daya alam.. sayang kekayaan tsb tidak dieksporasi, padahal dari pohon kelapa saja Indonesia sdh bisa ekspor coconut oil, VCO, coconut sugar, alkohol kelapa, pupuk cair, santan, kerajinan dr kelapa dan masih banyak lagi..
belum hutan Indonesia luas, bisa jadi laboratorium alam, penelitian ilmiah, penghasil lebah madu terbesar dan produk hutan lainya
@Yuniarto S diajari buang sampah pada tempatnya, diajari sopan, etika berbicara, etika berdebat, diajari untuk boleh beda pendapat dan menghargai orang lain yg beda pendapat dll
@Yuniarto S tapi jangan teorinya tapi langsung praktek
Bowh tanya standar adab seperti apa ?? Adab menurut agama atau adab menurut budaya ???
Mantap Bang Gembul, saya berdoa semoga Anda bisa jadi Menteri Pendidikan agar bisa mereformasi pendidikan di negara kita ini supaya jadi lebih baik.
Kang guru the next menteri pendidikan...
Harus berani merubah system pendidikan yg ada di negara ini.
Mana jempolnya... Yg setuju 👍👍👍👍👍
Sedih sih nonton video ini saya sendiri pernah ngerasain ya walaupun sedikit di luar konteks tetapi yang mau saya sampaikan disini adalah bagaimana orang kita sulit untuk mendukung atau bahkan menghargai hal-hal yang tidak umum bagi mereka. Waktu kecil hobi saya suka utak atik barang-barang elektronik entah itu membuat mobil-mobilan, merangkai gear-gaer, membuat mekanisme kaki robot sederhana, bahkan sering kesetrum listik. Tapi semuanya berubah karena semua hasil eksperimen saya yang hampir memenuhi satu kamar dibuang semua karena dianggap "sampah". Dari situ saya mulai hilang gairah untuk menuruskan hobi tersebut. :(
Saya juga
lanjutin terus bang, kepuasan diri sendiri itu melebihi apapun.. dan kalau nanti mulai ramai dipermukaan, itu kan jadi bonus nya.
@Yuniarto S Yang saya sampaikan diatas adalah sudut pandang saya pas masih kecil (8-11 tahun) dengan pemahaman saya saat ini. Ya namanya anak kecil hobi itu sebagai sebuah kesengan dan apa itu konsep "manfaat ke orang lain". Begitu ya bang
@@mistik2595 Nah betul walaupun hobi saya pas kecil itu pupus bukan berarti saya tidak menemukan hobi-hobi baru. :)
@Yuniarto S mau itu bermanfaat atau ngga yg namnya hoby orang ya terserah dia lah, respect each other bro...
beberapa seni kususnya seni murni memang bersifat subjektif yang dibilai dari sisi estetika atau pemaknaan keindahan. tetapi banyak seni seperti desain, kriya, dan arsitektur yang itu bersifat luas atau untuk kebutuhan masyarakat banyak, bukan hanya selera pribadi tapi bagaimana mempelajari selera masyarakat umum. dan seni bukan hanya ketrampilan teknik tetapi juga pengetahuan karena banyak seni muncul bersamaan dengan pemikiran pada waktu itu. ada banyak cara menilai sebuah seni bahkan dalam seni paling subjektif sekalipun kita bisa menilai kualitas pemikiran para penciptanya.
*dinilai
Waktu saya kelas 3 SMP dulu,guru matematika kami memberi ilmu mengukur tanah yg luas tanpa menarik meteran gulung,nanti akan diketaui berapa meter luas tanah tersebut.kami pun sangat serius mempelajarinya..dan sekarang pekerjaan saya berdagang.
Tujuan sekolah menurut saya mengasah otak supaya mampu berfikir, menganalisa dan bisa mengambil keputusan. Orang yang gk sekolah seperti di pedalaman sama yg sekolah di kota/internasional pasti pola pikirnya berbeda. Cara menghadapi masalah berbeda makanya ada istilah orang berpendidikan.
Ini kenapa alasannya pelajaran yg kita pelajari ketika di kelas sebelum nya suka lupa pada saat mengulang pelajaran dikelas2 berikutnya. Bukan krn kita bego. Krn pelajaran itu tertolak di otak kita krn memang itu ga penting dan otomatis blocking di kepala kita
YES, para siswa pun juga banyak pikirannya, dan bukan untuk belajar doang. lah ini di sekolah kkm pelajarannya 70 smua (di sekolah saya gitu) buset apa ngga berasep itu otak. kenapa kkm itu ga ditentuin dengan keahlian siswanya. misal ada siswa jago biologi maka kkm bioligi yang ditinggiin dan pelajaran lain kkmnya diturunin biar siswa itu bisa fokus dengan apa yang ia sukai.
saya seorang illustrator, atau lebih tepatnya digital artist , menurut saya kesenian yang harus dinilai bukan dari segi estetikanya karena benar itu subjektif, tapi yang perlu dinilai adalah hal" funadamental di dalam kesenian (konteks gambar), seperti anatomi menggambar anatomi manusia, perpektif/sudut pandang, bidang, pencahayaan, dll.
itu menurut saya yang perlu dinilai, karena seorang pelukis terkenal pun yang karyanya abstrak, rata" mereka mengerti hal" fundamental, karena kalo fundamentalnya berantakan, ya gimana mau jadi seniman, misal orang yang gak bisa gambar atau ngelukis, coba suruh gambar apakah akan banyak orang suka ? atau paling nggak apakah orang itu suka karyanya sendiri ?
begitu pun dengan musik, kita harus mengerti nada, dll yang berhubungan dengan fundamental musik.
dalam hal ini saya kurang setuju sama pak gembul.
saya subreker lama pak gembul, dari video yang dihapus pun saya sudah nonton semua, dan benar omongan pak gembul, kita gak harus setuju dengan pak gembul. 👍
Seperti matematika, matematika itu melatih logika dan problem solving. Nah yang berguna itu bukan masalah hafal berpuluh rumus trigonometri. Esensi dari mempelajari matematika adalah melatih logika dan problem solving yang sangat berguna di dunia kerja.
@@Master_Udon masa nyandingin ilmu trigonometri sama bikin nasi kuning, gk nyambung
Wah ga nyangka ketemu ilustrator kaya kamu . Saya juga masih belajar dan yang menurut saya paling sulit dari digital art adalah pewarnaan ,tata letak bayangan dan tekstur 😭
@@Indra-je7bt ya emang apa nyambung ny, trigonometri mh masuknya di fisika. Mknya punya mulut jngn asal ngomong
@@farraskanzalgibrarachmat5497 bukan masalah gak nyambungnya. Justru ilmu matematika seperti trigonometri dll itu melatih kita untuk menyelesaikan berbagai masalah dengan solusinya melalui rumus. Kalo kamu kaitkan dengan hal objektif seperti jualan nasi kuning atau fisika memang gak nyambung lah. Lebih tepatnya lebih ke pola pikir aja. Toh seandainya kamu punya masalah selesaikan seperti kamu menyelesaikan soal matematika dengan berfikir apa sumber dari masalah yang kemudian sumber masalahmu yang terkumpul kamu selesaikan dengan berbagai cara atau rumus hingga menghasilkan solusi atau jawaban ini opini aku sih silahkan dibantah
Salam pak guru gembul,saya adalah salah satu guru seni disalah satu SMP dan saya sangat setuju dengan pendapat guru mengenai Seni tidak perlu dinilai dengan angka,tetapi masalahnya kami harus mengikuti arus yang sudah di patenkan kurikulum,karna menurut saya sejak manusia dilahirkan pasti ada anugrah seni.Dan menurut saya perlu di buat sistem pendidikan semenjak SMP belajar nyata,contohnya dibuat belajar kerjaan di pabrik,lulus langsung bekerja,dan langsung di tempatkan di pabrik yg ditunjuk oleh menteri pendidikan,dan semacamnya.salam dari saya.
Mnurut saya mapel seni bisa di nilai,, pnilaiannya bukan pada hasil akhir yg di buat atau di tampilkan,, tp lebih ke proses perkembangan dan kreatifitas siswa-siswi itu sndri..
Dari belum bisa mnjadi bisa, dari tidak tau menjadi tau...
rumus trigonometri sebenernya cukupberguna pak Guru. jika pak guru bekerja di militer khususnya kecabangan artileri atau sniper. bagaimana mereka bisa menentukan sudut tembakan agar bisa mengenai target dengan tepat misalnya.
atau saat kita belajar ekonomi, ambil lah contoh misalnya bab tentang cara menghitung bunga bank. ilmu ini akan sangat berguna saat kita menjadi misalnya manager proyek di perusahaan konstruksi (kebetulan saya lulusan teknik sipil) kita harus bisa menganalisa apakah sebuah proyek akan menguntungkan atau malah rugi. selain konsultan proyek ilmu tentang bunga bank juga akan bermanfaat jika kita mau mulai berbisnis dan berencana meminjam modal (karena kita miskin, ga ada modal awal). kita harus bisa menganalisa berbagai skema kredit dan menentukan mana yang terbaik
tentu tukang nasi kuning ga butuh ilmu trigonometri, tapi tukang nasi kuning jelas butuh ilmu tentang manajemen bisnis dan ilmu tata boga (memasak) atau tentang gizi misalnya. supaya usahanya lancar dan berkembang, ya kan?
intinya adalah, ga ada ilmu yang ga penting dan ga bermanfaat, masalahnya adalah kita ga diberi ruang buat mengaplikasikan ilmu secara tepat. contoh korelasi antara pekerjaan dan ilmu yang dipaparkan pak guru aga ga tepat sasaran sih, itu aja menurut saya
Setuju
Itu cuma contoh neng.
Saya dulu sekolah ips belajar rumus matematika. Gak berguna sekarang.
Yang berguna hanya ilmu yang saya dapat dari belajar non sekolah. Bertani mandiri dan berdagang handal. Gak ada rumus"an.
Skli lagi itu hnya contoh bukan berarti gk boleh blajar itu. Tapi silahkan belajar itu kalu sesuai dengan kemampuan dan cita". Menjadi ilmuan fisika. Ilmuan matematika dokter dll silahkan. Yang penting jangan semua ilmu di jejalkan kpd semua orang harus bisa. Karna beda orang beda isi kepalanya beda kehidupan beda keinginan.
Pendidikan terahir sya SMA skrg krja oprator excavator tanpa memakai ijasa,melainkan punya riwayat yg rumayan bagus slama jadi helper abang saya &skrg alhmdullilah punya usaha tenda hajatan .
Pelajaran skolah yg berguna stelah sya kerja menurutku olahraga&seni budaya kebetulan itu pelajaran yg paling sya sukai slama sekolah .demikian 🙏
Iya,yang Lulusan Universitas Universitas ternama malah bnayak yang skrng jadi pengangguran 😃
Tapi banyak jg yg sukses,biasanya sebelum kuliuah&ambil jurusan sudah punya koneksi .maaf jika melenceng dari tema karna temanya korelasi antara mata pelajaran dan manfaat
@@mebyu7372 apa iya? Kampus apa contohnya dari lingkungan sekitar anda?
Dan baca membaca
Sumber?
Rumus trigonometri tidak terpakai kalau melamar di bidang soshum. Kalau bekerja di bidang engineering boleh jadi akan sangat membantu. Materi SMP-SMA masih general tapi banyak sekali bidangnya, konon untuk mempersiapkan muridnya memilih jurusan di jenjang pendidikan berikutnya. Kenapa ga dispesialisasi sejak SMA ya? Kalau melihat rekan kuliah saya di beberapa jurusan, justru saya merasa kagum dengan lulusan SMK. Toh selain sudah spesialisasi sejak SMK, pada akhirnya anak SMK juga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan, bahkan lebih siap dengan praktikumnya s/d dunia kerja.
Tes untuk masuk kuliah terlalu materi sma ya,agak merugikan anak smk yg mtk nya dasaaar bgt. Apalagi anak smk udah ada kesibukan magang+ lebih fokus ke mata pelajaran produktifnyaa
Harusnya sejak SD
@@mamicelis9874 nah iya, aku pernah dicurhatin sama temen kuliah di jurusan kehutanan, padahal dia SMK kehutanan tapi mesti 'ngejar' materi Matematika anak SMA IPA. Syukurnya dia berhasil lolos.
masalahnya banyak anak yang masih gatau nanti mau jadi apa, masuk univ mana, dsb. Wong waktu ditanya cita2nya apa, jawabnya apa, tau sndiri kan masa2 itu adalah masa labil2nya siswa.
dengan adanya kurikulum merdeka skrng, menurut saya lebih bagus untuk anak sma karena siswa belajar ttg materi essensial dan kegunaannya dalam kehidupan sehari2 melalui project based learning.
Yang biologi bagian anatomi tubuh manusia atau hewan menurut gua masih relevan, justru karna orang2 lupa juga bagian itu karena berpikiran hal yang demikian juga "ga berpengaruh", malah mengantarkan mereka pada ketidak tahuan terkait kesehatan dan analisa dasar terkait tubuhnya sendiri.
Sebagai contoh, masih banyak orang berpikir gula adalah berbagai macam hasil turunan dari pohon tebu yang rasanya manis, padahal dipelajaran SD dijelaskan karbohidrat dirubah oleh enzyme ptyalin menjadi gula sebagai energi, hasilnya obesitas & diabetes tipe 2 adalah hal lumrah karna makan nasi sebakul + es teh manis yang gulanya bersendok2.
Dan itu pun tidak semuanya salah murid, karna pelajaran yang diajarkan juga hanya sepenggal2, yang mana akhirnya sulit sekali dicari relasinya jika tidak ada niat untuk mencari relasinya. efeknya akan jadi data sampah yang tidak menentukan apa2.
Tetep aja "gak penting" Kalo perlu dipelajari 12 tahun coba bayangin 12 tahun lu diajarin coding, investasi, wirausaha bakalan jadi manajer lu umur 19 tahun wkwkwk
@@mizuhara-senpai2708 gua rasa pelajari anatomi tubuh sendiri itu penting seumur hidup. Health akan sama pentingnya dengan wealth, seumur hidup orang terus berusaha untuk bisa wealthy, kenapa ga terus pelajari tentang tubuh (termasuk nutrisi dan lainnya) juga agar bisa healthy.
Materi yang lu sebutkan juga ga relate langsung dengan manager hehe
@@febriantoian7213 iya gw setuju kok ama lu... Tapi yang gw tekankan 12 tahun belajar biologi tapi akhirnya sia-sia belajar anatomi 3 bulan juga bisa atau bahkan kurang.... Yang gw tekankan berapa sia sia nya 12 tahun terbuang sia sia.... Makanya harusnya yang dalam. Tanda kutip belajar biologi secara menyeluruh hanya orang tertentu yang minatnya di biologi dan dirancang masa depannya untuk memiliki pekerjaan berhubungan dengan biologi
@@febriantoian7213 kan pemisalan.... Jadi gmana pendapat lu perlu gak kita belajar biologi 12 tahun 12 tahun loh itu.... Belum lagi mmk, fisika, kimia dan pelajaran gaguna bagi mayoritas orang..... Pendapat gw ya harusnya sejak sma udah disaring minat dan bakat dan udah dirancang masa depannya seperti apa
@@mizuhara-senpai2708 iya bagian itu gua juga setuju, peminatan dipendidikan kita terlalu lama, jadi jarang ada expert atau profesional. Saat terjun kedunia asli atau terapan semua ilmu teori itu seperti ga guna atau lebih tepatnya tidak relate, jadi mayoritas akan belajar otodidak lagi semuanya, hasilnya kebanyakan gagal dan beberapa sisanya dapat beradaptasi dgn keadaan "extreme" tsb
Sekolah emang gak menentukan suksesnya orang.
Yg didapat dari sekolah:
- membaca dg efektif (skimming, scanning), & mendapatkan poin2 dr yg kita baca
- menulis/bercerita/presentasi, menyampaikan ide
- berhitung (semua hal pada akhirnya akan ada hitungannya, termasuk gaji kalau karyawan, keuangan rumah tangga, perusahaan/bisnis)
- disiplin (waktu, kebersihan, olahraga, dll)
- cinta tanah air, dg upacara bendera setiap senin
- menghormati orang tua
- kerja sama tim/kelompok/masyarakat (dg mengerjakan tugas kelompok/bersih2 sekolah bersama)
- masak, menjahit, dll (pelajaran PKK, tiap hari kita perlu makan, kadang2 perlu menjahit kalau ada kancing lepas misalnya)
- lebih mudah memahami penjelasan dokter kalau saat periksa/MCU dg pelajaran biologi
- tau momentum saat menyetir di tanjakan (fisika yg bahas kecepatan)
- lebih mudah memahami kandungan2 gizi saat baca kemasan makanan minuman
- kompetitif (dg mengejar ranking, lomba ini itu), termasuk siap menerima kalau kalah
- dll
Yaa yg basic2 tentang kehidupan aja
Halu
Halu gmn bang@@hhyyy4151 ?
Itu yg sekarang ada
yang sukses itu yang banyak uang. kalau disini
Pelajaran Agama selalu saya pakai setiap hari. Apalagi tentang Sholat, berdoa, puasa dan Aqidah (Keyakina) dalam menghadapi kehidupan sehari hari.
Tau ritual doank, moralnya kagak wkwkwkwkwkwk.
@MS Channel koq ke habaib? Harusnya kan ke ulama. Rocker Ahmad albar itu juga habib, apa saya harus belajar kedia? 😅
@@lars659 beliau bilang ke pemuka agama macam habaib itu arti nya misalnya salah satu nya habaib, kan kita bisa deskripsiin sndri klo pemuka agama itu bkn cuma habaib beliau kan cuma ngasih contoh salah satu,lagian habaib jg kan banyak karakter,tergantung kita juga mau nya belajar apa..kan tinggal milih sndiri🤣🤣
@@lars659 bener bro habaib/habib itu pemuka agama yg keturunan nabi, nah kalo ahmad albar itu Sayyid, keturunan nabi yang bukan jadi pemuka agama
@@thebluescaptain nah. Pdahal di Alquran QS 1. ayat 1 aja menjelaskan cinta, ayat 2 menjelaskan alam semesta (biologi, fisika, geografi, sosiologi dll. Tp dikit bgt yg mempelajari hal tsb. ayat 3 penegasan cinta ayat 4 mengajarkan konsekuensi dari perbuatan kita. How?
Dan tafsirnya bisa seluruh ilmu pengetahuan
Pdhal jelas QS.2 Al-Baqarah ayat 62 dan 177
Kimia, kesenian, harusnya masuk ke ekskul wajib pilihan, jadi sesuai minat siswanya gitu.
Sosiologi baiknya di rubah jadi pelajaran wisata antar budaya, pelajaran sosial itu lebih asik di praktekan.
Saya ga suka pelajaran IPS seperti sejarah, antropologi sosiologi, tapi pada prakteknya saya lebih tau soal budaya bahasa, krn memang basicnya saya sering di ajak keluar kota. Sejarah juga lebih asik dibaca sbg cerita atau keterkaitan dgn kasus, baru nengok sejarah itu lebih ngerti dari pada sejarah yg di doktrin, kaga ada yg masuk di kepala
Pelajaran kimia itu penting. Saya jadi bisa tau HaLiNa Kawin Rabu Cerai Sabtu Frustasi. Beli Mangga Campur Sirsak Banyak Rasa. Helen Nenek Arlnold Kurus Xeperti Ranting Uuow. Saya masih mengingatnya meski sudah lulus SMA selama 5 tahun. Sangat penting sekali untuk mengetahui hal itu.
Ada 3 Hal Penting yg Tidak di Ajarkan Sekolah Manapun :
→ Kecerdasan Emosional
→ Kecerdasan Seksual
→ Kecerdasan Finansial
Ada bg di kuliahan dasar2 psikolog
yang dirasakan skrng dan yang paling berkesan tentang sekolah cuma kenangan² indahnya😌
memandang dia dalam diam..
🥲
Bukan pelajarannya, bukan gurunya (beberapa), bukan tugasnya.
Yang dirindukan oleh mantan siswa sekolah adalah jam kosong, cinta, dan teman bermain.
Pelajaran paling penting dan harusnya ada di SMA : PAJAK
Alasan pendapatan negara sebagian besar dr pajak. Kl ingin rakyar bayar pajak, harus kasih pendidikan pajak dr dini. Supaya kl perlu SMA yg sudah punya KTP langsung daftar NPWP
Sangat setuju tentang ini
Masuk akal harusnya dan tidak peduli darimana jurusan SMAnya
biasanya pelajaran kek gini HANYA ada di SMK 🗿
Ilmu biologi, kimia, dan fisika yg saya pelajari saat SMA sangat bermanfaat untuk ibu rumah tangga, Pak Guru, memasak, bersih2 rumah, merawat anak... kepake semua.
Nah ini dia... Pola pikir new mine... Indonesia butuh kyak pak gugem lebih bnyak lagi... Semangaaaaat pak... !!!
Guru paling pemalas :
Masuk sekolah serahkan buku ke ketua kelas
Di suruh dikte sampai jam pelajaranya habis..
nyatet sampe pegel
There is no such thing as bad students only bad teacher
-Mr Han
gue lulusan S1, sempet nganggur bertahun2, pas kerja kaget yg lulusan SMP, SMA malah udah kerja bertahun2, bahkan sekretaris cm lulusan SMA
Ada yang lebih parah lagi.
Guru nggak datang.
1. Ketua kelas dipanggil untuk menemui guru mata pelajaran terkait.
2. Ketua kelas datang membawa tugas yang dititipkan oleh guru mata pelajaran.
3. Siswa mengerjakan tugas tanpa pengawasan.
Alhasil? Jam kosong, tapi siswa-siswi di kelas mendadak ambis. Ada yang berkelompok dalam mengerjakan tugas, ada yang mencontek menggunakan Google Search, bahkan ada yang tidak mengerjakan tugasnya karena memang tugasnya nirfaedah.
@@nabiljanuar sayangnya zaman saya belum ada google..
Mungkin Ada tapi , sinyal masih 2G
Saya subcriber guru gembul dari 50k dan sekarang saya baru tahu guru gembul memiliki kekuatan seperti zeus saat menggunakan sulak
Receh bat dah. Itu yg bikin ngakak
Gw subscribernya dari 0, mau apa?
X500
@@apriyandi848 lewat doang
@@ingat_tujuan_akhir emang berengsek aki2... gagal JP 😁
Saya lulusan SD. Dan saya hidup serta menghidupi ketiga anak saya dengan skill berkesenian yg saya miliki secara otodidak. Melukis,bermusik,dan membatik. Dan sekarang mengajar Sebagai guru ekskul di bbrp sekolah.
Ouh
Saya pernah ada pengalaman jadi juri lomba menggambar, jadi yang dinilai itu skill menggambar nya, entah itu keaslian gambar, detail, pengaturan color pallette dan komposisi gambar
Gitu pak guru 👍👍👍
99% ilmu yang dipelajari di sekolah hanya akan terpakai oleh 1% orang.
Biasanya 1% ini adalah orang orang yang nantinya menjadi ilmuan/akademisi yang mengubah dunia. Sistem ini sangat buruk, seharusnya sekolah tetap mengajarkan hal hal yang ada gunanya dalam kehidupan sehari hari. Ada keseimbangan antara ilmu berguna untuk mayoritas orang biasa dan ilmu berguna hanya untuk akademisi.
Tujuanya kan meningkatkan daya saing negara kita tapi negara kita masih paling bawah
M3dobrak sistem juga perlu
Belum ada perkembangan berarti
Sekolah sesungguhnya adalah sekolah ketika kita sudah lulus dari sekolah, yaitu sekolah kehidupan 😁
Lah pas di sekolah sebenarnya kita ngapain?
Sekolah itu ya di sekolahan bung..kalau belajar itu ya di fakultas kehidupan Universitas Alam Semesta, SD-SMP-SMA/K-UNIV adalah arena bermain untuk persiapan belajar yg sesungguhnya, proses hidup adalah belajar yg sesungguhnya 🙏..selamat belajar 👍
telat bang kalau nunggu lulus :
😂😂😂
@@mardiatinsuroto2541nyenengin guru demi RPP Silabus yg unfaedah
mudah mudahan pak guru gembul bisa jadi menteri pendidikan di masa depan untuk merubah sistem pendidikan kita yang salah ini🙏🙏🙏🙏
Baik Pak Guru, beberapa sudut pandang saya yang mungkin merasa kurang setuju:
1. Terkait "diskriminasi" fisik. Tinggi badan bagi pekerjaan2 yang khusus misal Pramugari, kalau ga tinggi, ga bisa naro koper ke atas bangku. Pramugari juga ga boleh "tebel" karena susah manuver diantara kursi-kursi penumpang. Jadi memang ada pekerjaan yang memerlukan fisik yang spesifisik. Kalau masalah menikah, biasanya pertanyaan lanjutannya adalah," Apakah pasangan bekerja di perusahaan yang sama?". Kalau sama, apakah satu divisi atau tidak? Oh sama, nah kalau di rumah berantem, ngaruh ke kerjaan kantor ga?. Kalau masalah penampilan menarik, biasanya untuk posisi-posisi yang akan ketemu orang banyak, misal sales, teller, PR. Kenapa gitu? Kalau misalnya jualan obat pembersih kulit tapi yang jual kusem, kan rada grogi ya. Dan juga, entah bagaimana, orang-orang yang menarik bisa mempengaruhi orang lain supaya permasalahan tidak berlarut-larut. Apalagi bisa membantu penjualan, karena ini bisa dilihat dari SPG Rokok, yang jual cewek cakep, yang beli lelaki, kadang yang ga ngerokok aja beli biar bisa dapet nomor telepon.
2. Pendidikan di sekolah saya rasa diperlukan meskipun ada yang dirasa kurang faedah. Misalnya gini, dari 7 mata pelajaran yang dipelajari, mungkin ada 1 yang nyangkut yang terus sampai digunakan sampai kerja. Contohnya gini; Presiden Jokowi di SD belajar membaca, SMP mungkin belajar bahasa indonesia lanjut, SMA bikin pidato, di kuliah beliau belajar bagaimana membuat penelitian dan merangkai pengetahuannya menggunakan kata-kata yang dipelajari selama ini menjadi penelitian ilmiah. Karena si Bapak belajar di kehutanan, beliau paham kayu, akhirnya bisnis furniture (atau salah satu hasil kehutanan). Karena bisnisnya oke masuklah politik jadilah presiden yang kerjaannya (salah satunya) baca laporan, yang belajar bacanya di SD-SMP-SMA, analisanya di kuliah, ngambil keputusannya di dunia kerja. Sama seperti dari contoh di 5:45 tentang ahli laut, dia tahu lapisan-lapisan laut gitu ya? ketika dia jadi ahli kelautan dia tidak perlu belajar dari 0 lagi mempelajari sistem yang lebih luas. Jadi, pelajaran-pelajaran di sekolah membuka wawasan dari 0. Kebayang, misal ada anak, bapaknya petani, dia ga sekolah, belajar sama bapaknya yang petani, otomatis pengetahuan dia hanya dalam dipertanian khususnya lahan yang dikerjakan bapaknya. Anak ini, dimasa yang akan datang, kemungkinan besar akan sulit bekerja dibidang lain. Anak petani yang sekolah, ada kemungkinan jadi Teller Bank, atau mungkin Security, atau mungkin mengelola gudang, atau malah memanage lahan bapaknya dan tetangganya.
3. Sehingga, pendidikan dasar 12 tahun itu memberikan pondasi bagi apa yang anak minati. Mungkin Anak yang nilainya bagus di kesenian dia akan lebih termotivasi jadi pelukis. Di hal musik, seorang anak yang mengerti dan bisa mengaplikasikan not balok memiliki kemampuan lebih dibandingkan anak musisi yang tidak bisa baca not balok. Pengetahuan not balok ini diujikan untuk mengetahui dimana kekurangannya, sehingga tahu apa yang perlu dipelajari lebih lanjut. Sayangnya, banyak orang tua yang ketika nilai anaknya jelek, bukannya mencari tahu mengapa bisa kurang baik, tetapi langsung dimarahi.
4. Permasalahan Pendidikan dan budaya menerima pekerja di Indonesia adalah Populasi. Singapur, Selandia Baru, dan Australia, populasi mereka bagaimana dibandingkan dengan Indonesia? Singapur 5.45jt, Selandia Baru 5.12jt, dan Australia 25an juta (data tahun 2021 kata gugle). Indonesia 273.8jt. Jadi, kalau untuk 1 posisi programmer deh misalnya, yang ngelamar ada 400 orang, dan tesnya menggunakan keahlian," Coba kamu coding e-commerce samplenya website yang mau kita bikin"... ngetesnya berapa lama, dan perusahaan bisa-bisa dapet website e-commerce gratis di-codingin oleh pelamar-pelamar ini. Oh iya, jumlah pelajar. Di Indonesia tahun 2021 jumlah pelajarnya (siswa) 24.83jt orang (kata gugle). Di Australia pelajarnya (student) 4.042.521 (abs.gov.au). Nah, ini apakah dari SD sampai SMA atau gimana, entah deh.
5. Pola pikir. Entah bagaimana, selama bekerja di rekrutmen, saya menemukan bahwa memberikan instruksi kepada lulusan S1 lebih mudah dibandingkan kepada yang tidak kuliah. Contohnya gini; "bro ini duit gocap, beliin gw rokok merek X"... selesai. Mereka akan kembali dengan rokok merek X, berapa lamanya itu masalah lain. Namun yang tidak kuliah," Bro ini duit gocap, lu beli rokok merek X di toko A. Lu keluar gedung, liat ke kiri, ada 3 warung, warung A itu yang ditengah". Eniwai, lulusan S1, mereka bisa membuat analisis yang masalah benar atau salahnya ya lihat nanti deh, tapi tata caranya udah bener dan lanjut memberikan rekomendasi. Oh iya, ini untuk lulusan baru ya. Kalau sudah pengalaman puluhan tahun, misal Bob Sadino, ya beda.
Jadi, menurut saya pendidikan itu perlu (apapun itu) karena memberikan ilmu pengetahuan atau ilmu yang ada strukturnya. Apakah nanti ilmu yang mana yang nyangkut dan kepake untuk kehidupan sehari-hari ya itu masalah nanti. Tetapi, dengan mengetahui trigonometri, terbuka lapangan baru dibandingkan yang stop di akar pangkat 6. Ditambah, konten internet yang aneh-aneh, yang ada generasi muda kita jagonya joget-joget dan pengetahuan mendalam apakah suatu video lebih baik diambil dalam posisi vertikal atau horizontal.
Eniwai... ini share aja ya Pak Guru, sapa tau bisa jadi lanjut ke diskusi. Mungkin diskusi selanjutnya lebih ke fine-tuning pendidikan, misal, matematika oke tapi kalau bisa ga usah lah yang nyari-nyari mantan (alias X). Atau misalnya dibidang seni, bagaimana perbandingan gambar menggunakan pensil 2B dengan 5H kapan penggunaannya. Jadi ilmu yang didapat lebih tajam ketika diaplikasikan.
Menurut saya, lebih ke pengajar di sekolah yang seharusnya lebih menekankan berfikir kritis, analisis dan berlogika menggunakan materi yang sudah ada. Seperti contoh, soal matematika yang berbentuk cerita atau bahasa indonesia dengan sebuah teks. Bukan hanya sekadar menyuruh menghafal :)
Iya kayak matematika, jangan disuruh hafal rumusnya, tapi diajarin kenapa rumusnya itu, dapetnya dari mana, logika.
Hapalan no 1, ga sesaui teks = bodoh.
Tepat sekali.. tapi anak2 yg kemampuan tinggi gampang diajari bernalar kritis, Bagaimana dg siswa yg sdh ogah2an dan antipati dg matematika terpaksa diajari menghafal rumua krn disuruh mikir kritis dan analisis dikit cenderung malas.. Apalagi efek korona.. bener2 lost learning... guru mesti ekstra sabar apalagi mengajari matematika
@@titikarifkurniawati4806 betul. Guru lagi yg salah
Lah guru" nya juga banyak guru dadakan,cuman ngejar jadi PNS,dapat gaji gede dan uang hari tua,kualitas gurunya juga gak jauh beda sama muridnya hhhha
Satu hal pengalaman yang saya dapatkan,
Selama pekerjaan itu "belum" Memakan korban jiwa, maka atasan-atasan tersebut tinggal ongkang ongkang kaki. Disetiap lini ada semua seperti itu, mau skala desa sampai nasional.
Contohnya : covid, obat-obatan yang bikin gagal ginjal, dll. Seperti yang pak guru bilang. Hanya diatas kertas aja mereka kerja
Masuk akal 👍. Tapi susah juga memperbaikinya, karena ini juga terkait dengan masalah mindset kebanyakan orang Indonesia.
Prinsip desentralisasi sangat penting. Disisi lain sistem sentralisasi sebagai wujud ketahanan bersama sangat dibutuhkan. Ingat perbedaan adalah kekuatan terbesar dalam sistem semesta.
Sebagai seroang yang menyukai seni...
Ya, seni dinilai itu memang, cukup unik, bukan cuma sekolah, bahkan kuliah (misal jurusan seni atau desain), bahkan gambar itu juga masih dinilai
Yang padahal menurutku realitanya, seperti kata dosenku makul komik dulu : "seperti apapun gambaran/karya kamu, sebagus atau sejelek apapun menurutmu, pasti ada pasarnya dan ada saja orang yang menyukainya". Dulu denger itu kek, "bener juga ya", contoh simple aja komik Crayon Shin Chan deh, gambar nya itu sangat simple, tapi konten dan jokes dewasanya yang bagus dan relatable dengan kehidupan sehari hari, sehingga bisa booming di zamannya
EDIT : Contoh lain juga misal, Cuma bisa bikin karya simple? Tuh orang minimalist suka. Suka bikin karya rame, nyentrik dan unik? Anak Muda tuh suka. Suka bikin karya old style? Tuh anak retro atau tante/om gaul suka.
Pelajaran sekolah yang saya sukai waktu sd yakni bahasa indonesia..intinya suka dengerin org ngobrol dan suka mbaca sejarah.. Dan smp pun ikut sekolah smp persamaan katena terbntur biaya..dan alhamdulillah bisa di terima diradio ternama di daerah sy tanpa ijaxah..artinya sy dtrima kerja karena skil..dan punya pengetahuan komunikasi..
Kalok guru indo kami justru malah lebih sering disuruh catat2 🤣. Justru kalok saya banyak dapet ngobrol dan suka membaca sejarah dari guru sejarah.
Saya sebagai didikan ortu
Di masa kuliah saya sedikit rebel
Memilih kampus yang tidak sesuai kehendak ortu.
Karena menurut ortu saya kalau dikampus tidak ternama, nilai IPK harus 3.75 untuk bisa mendapat pekerjaan yang bisa menunjang hidup
Namun di kampus tersebut ada teman teman saya yang sekarang jadi koneksi saya mendalami kehidupan
5tahun saya kuliah (2 semester terbuang karena saya dipaksa untuk masuk kampus yang lebih ternama)
Dan alhamdullillah sekarang
Orang tua saya masih sibuk mencari lowongan kerjaan untuk saya sesuai apa yang mereka inginkan
Sedangkan saya sendiri sudah freelancer yang bisa menghasilkan uang bulanan untuk hobi saya
Aku kuliah IPK 2, 85...rajin masuk kelas, rajin mengerjakan dan mengumpulkan tugas. C dapet 6, D dapet 1 😁 ga mau remidial, karena itu sudah sesuai kemampuanku. Masuk Jurusan Teknik Informatika, nanti kalo ada cuan mau lanjut S2 Teknik Elektro atau Industri. Sekarang lagi belajar dulu tentang elektronika dasar dari mulai rumus, sampe nama2 komponen seperti elco, transistor, dll.
Ortu indo itu emang pola pikirnya masih konservatif kalau mau sukses harus pinter mtk jadi dokter atau pns dll masih terjebak logika masa lalu yang mana segalanya masih terbatas
@@malbonte4197 gak usah ngatain orang tua konservatif, mereka lebih lama hidup dari pada loe, banyak yg sukses nurut ortu, banyak yg blangsat juga nurut ortu, biasa aja boz, gak usah sok keras.
@@teguhcaem ngopi dulu bang 😅
@@teguhcaem kata siapa ? gk semua perkataan orang tua harus di ikuti banyak salahnya, kata mama saya ikuti apa yang kamu mau tugas mama hanya mendukung
Saya pribadi
Tidak lulus SD
Bisa jadi kontraktor/pemborong bangunan.
Fasih berbahasa Inggris lisan dan tulisan
Penghasilan bersih di atas 20jt per bulan.
Karena saya sadar orang tua saya sangat miskin dan tidak berpendidikan tapi saya bertekad untuk membuat mereka bangga dan dihargai di lingkungan kampung.
Untuk itulah saya selalu belajar banyak hal yang menurut saya akan berguna untuk saya dan banyak orang.
Hal paling penting dalam berusaha menurut saya adalah KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN
Ada teman saya yg mirip seperti guru Gembul. Agama nya kuat, orangnya kreatif, siswa tidak harus dapat nilai bagus yang penting memenuhi standar untuk lulus. Dia memilah siswa-siswanya menurut keahliannya dan kesukaannya.
KKM rata rata mapel di sekolah saya 80 🙂, itu masuknya pelanggan HAM kah pak guru? KKM tinggi-tinggi cuma buat nama baik sekolah bahwa siswanya pintar,gk peduli nilai itu didapat dengan jujur atau tidak. Yang nilainya tinggi dipuji puji, yg nilainya rendah/sedang sedang saja disindir sindir, Sekolah bukan untuk mencerdaskan murid tapi untuk nama baik sekolah
Kalau di Anime gitu biasanya ada "Angket Rencana Masa Depan". Saya rasa ini bakalan bagus buat memanfaatkan BK agar lebih aktif dan "bermanfaat" selain ngurusin anak nakal. Paling tepat rasanya anak SMP gitu sudah harus diarahkan entah ke kuliah atau kerja. Karena kita punya SMK & SMA, jadi setelah lulus SMP udah harus milih. Agak sayang kan kalau udah terlanjur masuk SMA ternyata di tengah-tengah merasa "salah jurusan" dan pengen kerja. Padahal lulusan SMA lebih sulit buat cari kerja dibanding SMK. Sama halnya kayak anak yang masuk SMK tapi tiba-tiba pengen nyoba kuliah, bakalan susah nanti di ujian masuk.
Nah iya tuh "Angket", kebetulan semalam gw nonton Anime yang menjalankan Angket itu, tapi Angket nya disebar ke penduduk sekitar buat mengetahui apa yang mereka rasakan dengan keberadaan suatu perubahan drastis.
Btw, nama Animenya ini:
"Isekai Yakkyoku/Apotek Isekai di episode 5"
Bisa nonton di youtube... Enjoyy 👍☺
Saya mengutip dari guru saya sekaligus pendiri Zenius, bang Sabda P.S, kalo kecerdasan manusia itu terdiri dari banyak macamnya mulai dari kecerdasan logis-matematika, kinestetik, linguistik, dsb. Menurut saya tujuan dari pembelajaran adalah untuk memanusiakan manusia dalam arti untuk semaksimal mungkin untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap menusia. Terlebih jika dalam usia-usia muda, yang kita juga ketahui bersama bahwa pengetahuan akan semakin mudah diserap oleh manusia ketika dalam usia-usia muda. Oleh karena itu, pelajaran yang ada di kurikulum kita( terutama jenjang sd-sma), menurut hemat saya adalah untuk memaksimalkan dan mengembangkan potensi tersebut (matematika--untuk kecerdasan matematis, bahasa--untuk kecerdasan linguistik, olahraga--untuk kecerdasan kinestetik). Memang tentunya setiap murid belum tentu akan ahli dalam beberapa bidang tersebut, namun bukannya dari setiap insan untuk memaksimalkan setiap potensi yang ada didalam dirinya, juga untuk mengetahui dimana letak minat dan bakatnya selama ini. Masalah penilaian/ujian dsb dalam mata pelajaran, menurut saya adalah hal yang lumrah dilakukan, hal tersebut juga menjadi parameter kita untuk mengetahui letak kekuatan minat dan bakat kita selama ini (mungkin tidak valid dsb), namun setidaknya kita tidak terlalu bias untuk menilai diri kita sendiri, toh asesmen dan guru juga telah dilatih untuk memberikan penilaian dan masukkan kepada siswanya nanti. Selama ini saya juga tidak mendapat tekanan dari guru-guru saya untuk sempurna di mata pelajaran, mereka memberikan saran dan masukkan dari apa yang bisa saya tingkatkan untuk kedepannya. Guru saya pun maklum jika saya mendapatkan remedial. Kalau ada yang bilang ya Finlandia aja mata pelajarannya tertentu, gak ada pr, gak ada ujian dsb. Kita mesti melihat latar belakang serta lingkungan masyarakat kita. Negara yang memiliki kualitas pendidikan yang baik, umumnya merupakan negara yang memiliki tingkat PDB per kabita yang tinggi, dan negara maju (kita menengah-negara berkembang), geografisnya tidak ekstrim (kita memiliki 17 ribu pulau), mereka telah terbiasa membaca dari kecil (tingkat membaca kita masih rendah, kesediaan buku terpusat di pulau jawa, harga buku mahal--mending beli beras), di sana gak ada ujian (negara2 yang maju memiliki kebiasaan tepat waktu, membaca, tidak ngaret, dan akses untuk belajar bidang yang lain yang relatif sangat mudah dibandingkan dengan kita, kalau ditiadakan kita juga melupakan nilai positif dari ujian selama ini, membuat kita lebih disiplin, fokus belajar, tepat waktu dsb--toh telah saya sebut di atas bahwa kita hanya perlu memaksimalkan diri kita saja, remedial pun guru saya tidak mempermasalahkan). Sebagai masukkan mungkin untuk lebih meningkatkan pemerataan kualitas guru di Indonesia (masih banyak guru yang lebih menitikberatkan penilaian dibanding progres siswanya, kompetensi yang kurang mengikuti zaman ds), meningkatkan akses sarpras pendirikan (buku, jaringan internet dsb).
Hafalan quran buat anak TK n SD melatih otak anak yg ajaib, stlh dewasa nnti dia bebas jd apapun. Krn seorg anak yg hafidz quran adalah anak yg jenius.
Untuk menjadi jenius quran harus dimaknai ayat-ayatnya bro bukan hanya dihafalin
Dihafal doang tapi tidak diamalain juga sama aja boong bro
Pelajaran yang tidak mengasah skill untuk bekerja, hanya menjadikan murid pintar menghafal bukan ahli melakukan pekerjaan. Akhirnya banyak siswa menganggur setelah lulus sekolah atau kuliah. Saya sudah merasakannya. Siswa hanya menghafal dan akhirnya merasa pintar padahal belum semua ilmu yang kita kuasai sehingga memengaruhi cara kita dalam mencari penghasilan sehari-hari. Saya tidak suka pelajaran matematika, namun sebenarnya tidak salah juga karena untuk hidup tidak membutuhkan aljabar, limit, integral.
Justru sekolah mencetak para pekerja. Tapi bukan pemikir 🤣
@@easytomove betul
@@thomasshelby6077give me a fucking job. By order of peaky blinder 🗿
@@thomasshelby6077 Gw pernah tinggal kelas tapi dicap "cerdas tapi sombong" bro, gimana donk wkwkwkwk. Padahal cuman modal kerja pake logika doank.
@@easytomove itu teori lama, sekarang nyatanya pada tawuran, siapa yg mau nerima anak sekolah kek gitu, SMA pula kalo SMK ada nyalurin
Bekerja pun dikit2 ganti kerjaan
jadi inget dulu saya jago gambar di kelas, setiap pelajaran seni budaya pas bagian menggambar temen2 pada lihatin kerjaan saya dan bbrapa anak meniru ide gambarku, sampai kadang bbrp kali anak minta tolong digambari karena mereka ga bisa menggambar sebagus saya. bbrp kali kadang saya minta uang sebagai upah nggambar, cukup nikmat tiap pelajaran menggambar ada uang jajan tambahan sampai sadar, kok gini ya Seni jadi hampa saya gak melihat kesenangan saya menggambar di diri temen-temen dan sadar ternyata sistem penilaian angka pada garapan para siswa itu jadi salah satu pemicu kenapa temen-temen insecure berseni. dan saat itu aku sadar sistem pendidikan kita bermasalah
wahh sama gan, kebetulan saya introvert, kalo kelas ada kerja klompok buat bikin" hal kreatif, pasti temen" saya pada rebutan buat bisa satu klompok sama saya gan, pdahal saya jarang bergaul sama mereka hehe, trus kalo uda tugasny slesai & dapet nilai yauda saya ditinggalin 😢😂
Ah, derita kita sama rupanya, inget bngt pelajaran seni disuruh desain baju impian, bedanya aku ga berani minta upah karena ujung2nya "mAsa gINi aJA BaYAr?!"
Ya itu lah, penting sekali keberadaan dokter anak dan konselor di dalam sekolahan untuk mengenali minat dan bakat siswa sebelum menentukan pelajaran apa yang tepat untuk masing-masing peserta didik serta untuk monitoring perkembangan anak sejak dini, karena guru hanya kompeten untuk men deliver materi untuk siswa dan sama sekali tidak mempunyai kompetensi yang cukup untuk menilai perkembangan kemampuan siswa.
Org" seperti ini lh yg cocok d letakkan d lembaga negara, bukan kaya oknum pejabat yg tidak sesuai dengan kapasitas kerja nya,ada gubernur kerja nya sambil ngeyoutube,ada gubernur kerja nya sambil manggung,ada DPR kerja nya sambil ngeyoutube macem" lh GK sesuai kapasitas nya, aturan nya mereka yg kerja d lembaga negara itu fokus sama kapasitas nya, memantau apa yg sudah d kerja kn dan memikirkan dan bermusyawarah untuk kemajuan negara bukan nambah cuan doang yg ada d otak🙏🙏🙏🙏
Mantap guru gembul materi nya memajukan kurikulum d Indonesia agar negri yg kaya ini tidak keterbelakangan,yg paling penting kerja tidak harus syarat nya izajah,uang dan org dalam semoga materi ini bisa d dengar....ini adalah keresahan guru gembul dan saya,..
Seharusnya yg kerja sama lembaga negara Indonesia itu memikirkan kemajuan kemajuan kemajuan,dan sistem" yg logis dengan masyarakat Indonesia,ini enggak yg kerja d lembaga pikiran nya uang uang dan uang memikirkan diri sendiri tidak memikirkan kemajuan dasar oknum,ada pula yg Sambil ngeyoutube yg jadi pertanyaan apa anda nnti fokus wahai oknum pejabat semua kerjaan d ambil hingga lupa dengan abdi nya, tanggung jawabnya sebagai lembaga negara (pejabat)
Benar kata Rocky Gerung :
" Ijazah adalah tanda bahwa kita pernah sekolah, bukan tanda kita pernah berpikir "
Kurang tepat kak, soalnya di bangku perkuliahan ada yang namanya skripsi dan itu bukti sebuah karya yang kita buat dan skripsi itu di hasilkan dengan berpikir
@@nailniisaan1831 kalau skripsinya dari joki ?
@@nailniisaan1831 berarti benar dong, tanda kita pernah berpikir itu skripsi, bukan ijasah 😂😂😂
@@nailniisaan1831 benar, walau ijazah s1 bahasa arab. yosep priyangga mukti juga bisa memupuk padi dan jagung. bahkan saya menyesal di ipa.
@@Routhnaldy tapi pikirannya dari peneliti. saya saksinya.
Nafsu bener cara bicara y.....
Asli ...jadi fokus banget denger y
Ini yg hilang selama dalam beberapa bulan dalam pembahasan pak guru
Cara pembawaan yg menggebu gebu
Somoga bisa lanjut ke pembelajaran yg lebih inspiratif dan gampang di pahami
Saya seorang veteriner (sebut saja peternak) dan Alhamdulillah pelajaran biologi, biokimia masih relevan dg bidang saya buat ngoptimalin hasil ternak saya, punya ilmu mulai dari organ hewan, nutrisi untuk hewan dll sangat penting buat saya. Tapi belum tentu penting buat orang lain. Mungkin sih lebih ke pinter punternya kita manfaatin ilmu yg udah didapat di sekolah ya. Masalahnya mungkin ngga semua murid bisa manfaatin ilmu yg diajarin disekolah nah itu PRnya sistem pendidikan negri konoha, gimana caranya biar semua murid bisa manfaatin ilmu yg didapet disekolah.
harus nya di sekolah selain teori, diajarkan juga hal² praktiknya.. bila perlu mendatangkan langsung ahlinya 👍🏻👨🏻🌾
Harusnya dalam pelajaran perniagaan di sekolah terutam SMK yang jurusan bisnis dituntut untuk seseggera mungkin membangun bisnis sejak saat itu juga ( masih sekolah di SMK ), guru hanya bertugas mengarahkan dan mengevaluasi,
Bentuk bisnisny bebas mau jual beli ayam, kambing, motor, mobil, hp, rumah, sepeda, beca, saham atau jualin tanah orang yang mau jual tanahnya juga oke tuhh 👍
Saya yakin itu lebih berguna daripada cuma ujian tes lisan tentang definisi sesuatu,
Kelak siswa SMK jurusan bisnis tersebut setelah sekolah di SMK nya selesai tentu sudah mempunyai kemandirian ekonomi karena sudah memiliki bisnis sendiri.
Saya anak SMK yang dibuat menyesal dan kecewa dengan sistem pengajaran SMK wkwkwk
Maaf saya curhatnya disini soalnya gaada yang mau mendengarkan saya ketika ngomongin ini
Saya seorang yg memiliki tubuh yg merdeka merasa sangat berguna mempelajari biologi, kimia, MTK, olah raga, dan agama untuk menjaga kesehatan saya secara , saya tahu makan yg sehat, halal dan toybah dgn bila sakit obatnya apa, hal hasil saya bisa sehat, dan bila sakit saya tau obatnya, dan tidak menguras kantong. Pokoknya semua ilmu itu saya gunakan untuk memutuskan suatu hal
Terimakasih kang guru. Sangat membuka perspektif pengajar2 kita. Terutama edukasi manfaat olahraga supaya menarik dan relevan ke kehidupan sehari-hari. Karena sangat berpengaruh sekali ke kehidupan sampai masa depan
1. Sanggahan soal SMK, sebagai anak SMK sebenarnya ada ujian praktek yang selalu rutin dilakukan setiap semester. Walau memang seingat saya bobot nilai Praktik dihitung 30-40% dari total keseluruhan nilai yang biasanya kombinasi dari Ujian tulis, tugas harian, dan ujian praktik.
.
2. Untuk kasus Nosa ini sebenarnya bisa aja masuk dengan jalur prestasi. Walau jalur ginian memang tergantung "selera" kampusnya sih. Kan kadang ada yang bisa masuk ke kedokteran karena hafal Al-Qur'an, terlepas latar belakangnya dari mana.
.
3. Masalah pengendali Narkoba dalam lapas gini karena mereka terlalu gede biasanya. Jadi bisa sogok-sogok terus biar urusan lancar. Sedangkan yang diluar, mereka cuma kayak "serangga" kecil yang ga bisa bela diri kalau tertanggakap dan lumayan buat cari muka.
Jika Guru Gembul mau sebenarnya dia juga pasti bernarasi nyampek sini tapi masalahnya durasi. Dia gak mau durasi panjang. Dan sepertinya dia meyakini viewers dia smart dan sudah paham seperti apa jika videonya versi extendednya dibuat.
Pak guru sangat semangat di video ini. Semoga pengganti orang2 yang saat ini diatas lebih baik, tidak buta, tidak tuli, dan tidak bisu.
Jadi ingat sebuah kalimat "Ijasah tanda orang pernah sekolah bukan tanda pernah berpikir" 🙄 dan kebanyakan yg menjadi syarat mendapat pekerjaan itu ya Ijasah 😂
😅😅😅 Rocky Gerung
Setuju. Apalagi sama pelajaran olahraga. Fisik orang kan beda2 ya. Kasian siswa yg kekuatan fisiknya pas2an harus dapet nilai lebih kecil daripada siswa dgn kekuatan fisik yg mumpuni. Kemudian jg saat ujian tertulisnya pertanyaannya seputar olahraga misal "berapa ukuran lapangan bola", bagi org yg ga suka bola itu sangatlah tidak berfaedah 😂
Pelajaran yg tidak perlu di SMA tapi cukup ada sampai SMP saja atau nanti diperdalam di Universitas sesuai bidang jurusannya :
1. Agama
2. PMP/Pancasila
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Kimia
6. Biologi
7. Fisika
8. Sosiologi
9. Geography
10. Dll
@Mohammed Yeshuà Dharmapala setuju... Creative writing
Saya dulu waktu sekolah di stm (smk) jurusan bangunan berpikirnya pelajaran yg paling penting adalah pintar menggambar teknik (arsitek)..
Tp bgtu saya kerja yg pintar menggambar itu jadi drafter dan baik gaji maupun kewenangan sgt minim.. Yg lebih utama adalah ilmu kepemimpinan bisa jd koordinator mandor, subkont,leveransir serta pandai berkomunikasi dg konsultan, owner, pemuda setempat, pejabat dll
Yg skl perintah mandor suruh beresin dlm sehari semua manut dg semangat.. Bisa melobi owner untuk bisa membayar tagihan proyek dg segera
Di lapangan kita di ajarkan melakukan tugas pekerjaan dg benar itu bukan yg utama.. Km boleh menghitung salah klu dg salah itu penawaran proyek km jadi menang atau jadi untung besar
"Km boleh menghitung salah klu dg salah itu penawaran proyek km jadi menang atau jadi untung besar"
Ini mah korupsi/maling/bandit/nyolong namanya. Apalagi di perusahaan konstruksi. Bukannya sok suci, klo dibawah2 ada yg suka tilep semen sekarung ato besi buat dikiloin gw ga pernah ikutan. Kenapa? Karena sekali ketauan ya wassalam. Klo perusahaan yg baik didiemin, tapi kena blacklist, susah cari kerja. Kalo perusahaan mafia? Paling digebukin terus dipaksa kerja tanpa bayaran sesuai benda yg hilang. Kalo korupsinya kelas atas, maenin data material, kualitas yg harusnya 100% jadi 80 atau 60%? Yaaa siap2 ilang tau2 ketemu di kali, gitu aj.
Tapi itu konteksnya bisnis perusahaan swasta ya, kalo BUMN mah karena dari atas sampe bawah "satu rasa" semua, jadinya korupsinya kompak.
@@thebluescaptain iya tuh nggak boleh nilep bahan konstruksi apalagi korupsi konstruksi... Bisa bahaya buat owner dan bahaya buat diri sendiri saat ketahuan. Intinya kerja tuh harus sesuai SOP dan amanah biar makin cuan.
@@thebluescaptain di dunia kerja konstruksi itu tdk saklek 100%.sesuai teori 😊 klu aku kasih tau teorinya malah susah di kerjakan... Ada bbrp item pekerjaan yg di perbolehkan toleransi..
Misalnya urugan pasir bawah lantai 5cm.. Tp kita bisa buat urugan tanah plus pemadatannya agak naik 2cm shg urugan pasir jd 3cm itu tdk apa2
Atau plesteran dinding tebal 2,5cm.. Klu pasangan dinding bata kita rapi itu bisa di buat 1,5 sd 2cm
@@fatonihabibi1095 Itu namanya estimasi bro, bukan mark up. Yg saya bahas ini mark up.
hanya opini.
Pelajaran sekolah emang ga kepakai, tapi ada faedahnya. Apa itu ?
Untuk asah otak, melatih analisis, problem solving, decision making. Walaupun materinya gakepakai atau gapenting, dengan belajar kita jadi tau cara kerja sesuatu dan kita bisa lihat dari berbagai perspektif.
Meski begitu saya sangat setuju sama pendapat pak gembul tentang skrg cari pekerjaan sangat diskriminatif (di Indonesia).
Saya lulusan smk kerja di bidang IT kurang lebih 11 tahun, kemarin coba melamar di 40 korporat Indonesia saya kalah sama fresh graduate S1. Padahal portofolio saya ada, email pakai domain sendiri, website ada, pernah kerja dalam team multinasional, bahkan saya pernah handle team yang pendidikan junior saya diatas saya. Akhirnya saya sekarang banting setir cari kerja remote di perusahaan luar negri jadi DevOps Engineer (tanpa gelar insinyur😅) dan Alhamdulillah pendapatan saya skrg hampir 3x lipat dari perusahaan terakhir.
Setiap manusia start dari titik yang berbeda, kebetulan saya kurang privileges yang gabisa lanjut sekolah ke jenjang Universitas.
jawaban chatgpt 😚
Ada beberapa alasan mengapa pelajaran olahraga dan seni di sekolah harus dinilai:
Mendorong kemajuan siswa: Penilaian memberikan umpan balik tentang kemajuan siswa dalam pelajaran olahraga dan seni, sehingga mereka dapat melihat di mana mereka berada dan di mana mereka perlu meningkatkan kemampuan mereka.
Mendorong siswa untuk bekerja keras: Dengan adanya penilaian, siswa akan merasa diuji dan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk pelajaran olahraga dan seni.
Menilai pemahaman siswa: Penilaian juga memungkinkan guru untuk menilai seberapa baik siswa memahami konsep-konsep kunci dalam pelajaran olahraga dan seni.
Evaluasi guru: Penilaian juga memungkinkan guru untuk mengevaluasi efektivitas pengajaran mereka, dan jika diperlukan, memodifikasi metode pengajaran mereka untuk membantu siswa meraih tujuan pembelajaran.
Pentingnya pelajaran olahraga dan seni dinilai tergantung pada tujuan pendidikan dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah dan siswa. Namun, secara umum, penilaian pelajaran olahraga dan seni sangat penting untuk mendorong kemajuan siswa dan membantu guru mengevaluasi efektivitas pengajaran mereka.
Sistem pendidikan di wakanda adalah cara mengajari semua binatang untuk memanjat pohon, padahal yang bersekolah ada ikan, kodok, sapi, monyet, babi, dll
Perumpamaan yang 🗿
Oh, my ocean... 😧🌊
Tadinya sewaktu sekolah dari SD-SMA saya nganggep Matematika itu plajaran pling gk pnting samsek. Bahkan pling mles saya diplajaran itu. Smpai akhirnya saya mulai kuliah di Teknik Informatika dan skrang terjun ke dunia IT, damn, Matematika itu penting bnget.
Matematika itu ibu dari segala ilmu pengetahuan, dan filsafat adalah bapak dari semua ilmu pengetahuan.
Sebenarnya yang berguna dari matematika dalam hidup adalah matematika dasar
@@shoutasyn setuju sih kalo semua matematika buat org umum yah gak penting yg dasar saat sd aja yg di pake org pada umum nya
Gua orang IT tidak semua matematika terpakai dek
lebih tepatnya logika matematika
Di zaman sekarang ini perkembangan informasi dan teknologi begitu maju, sekolah ataupun guru pada masa kini bukan hanya menjadi satu2nya sumber ilmu, karena ilmu mudah diperoleh dimana saja bahkan melalui genggaman tangan lewat gadget. Sebaiknya sekolah hanya mengarahkan siswa dan membentuk karakter, moral, dan soft skill untuk bekal mereka di masa depan.
Hold up, Pak Guru! Menurut saya, semua materi sekolah yang saya lalui dahulu berguna, karena itu semua dapat membantu saya mengajari bagaimana membangun kerangka berpikir saya ketika menghadapi setiap permasalahan di dunia dewasa saya kali ini.
Mengapa? Karena pada kenyataannya, di perjalanan hidup saya ada banyak hal yang mungkin tidak sesuai dengan rencana atau keinginan saya, namun dengan bekal pelajaran yang saya pernah miliki dari TK - SMA, membuat saya menjadi lebih fleksibel.
Bukankah itu sama seperti kalau kita membaca banyak buku? Ada buku yang setelah kita baca ternyata tidak berfaedah, tapi ternyata ada buku yang sangat relate dengan keahlian kita saat ini, sehingga berfaedah untuk kehidupan kita secara langsung.
Jadi untuk kali ini, maaf saya tidak sependapat dengan Pak Guru. Salam Rahayu, Rahayu, Rahayu
Karena masa depan tidak ada yg tau . Bahkan di China anak sekarang banyak di ajarkan pelajaran yang menurut kita " tidak penting" bermacam kesenian dan banyak ilmu sosial . Karena Ternyata ilmu exact seperti IT dan sejenisnya sudah terlalu menumpuk
Semua mata pelajaran tetap berguna...meski tdk penting...krn saling mendukung satu sama yg lain...faedahnya menambah wawasan/cara pandang berfikir
Meskipun pd akhirnya hanya ada bbrp pelajaran yg menurut saya penting...jadikanlah sebagai seni...
Jawabannya menurut qta masing"
Ijasah malah tdk berguna...meskipun pd awalnya berfungsi utk melamar kerja...pada akhirnya skil qta...keahlian yg dipraktekkan/diamalkan
(saya mah bicara yg normal " aja)
Buat kalian, yg masih sekolah... Coba berani ga share video ini di grup kelas, dan tag guru kalian.. 🤭🤭
Penting utk diperbanyak guru2 gembul spt ini
Pelajaran yang berguna seumur hidup, di dunia bahkan di akherat:
1. Akhlaq dan Etika yang Islami.
2. Ketrampilan Bela Diri.
3. Bahasa Indonesia dan Bahasa Internasional (Inggris dan atau Mandarin).
4. Ketrampilan lainnya (sesuai minat masing-masing).
dan jika mendapat pekerjaan di NKRI.
Semoga jutaan org Indonesia menonton ini.. Krn konten ini penting!
Pelajaran mengatur keuangan pribadi sangat dibutuhkan, bahkan tdk semua ortu juga mengajarkan ini ke anak-anaknya. Dan iya, pelajaran seni tidak untuk dinilai, tpi sebaiknya menjadi mata pelajaran istimewa.
dan memang sanguinis boros dan plegmatis hemat
Sebenernya keresahan hal ini sudah terjawab sendiri di sini, disini negara berkembang, jadi proses pendidikan juga sedang berkembang, tidak bisa serta merta langsung jadi pendidikan jadi paling benar seperti A atau seperti B.
Semuanya berproses walaupun memang ada beberapa pelajaran yang tidak terpakai di dunia kerja bergantung dengan tempat kerjanya, tp pasti ada faidah nya didalam proses pembelajaran nya
Pak jokowi lupa 90% pelajaran biologi tp dia berstatus sarjana ( proses pembelajaran nya dilalui lebih banyak) bisa jadi presiden
Sedangkan penjual gorengan 90% lupa pelajaran biologi tp belum sarjana
Disini sudah ada perbandingan yang tidak relevan
Ayolah... Jangan membuat orang berpikir bahwa pendidikan tidak benar atau sekolah tidak mempengaruhi kesuksesan seseorang
Harusnya bantu buat orang berpikir bahwa sekolah itu penting
untuk membantu setidaknya tetap bisa bertahan hidup dan bersaing di kemudian hari (karena banyaknya power of orang dalam)
Coba bertanya pada diri anda sendiri, kalau anda tidak sekolah apakah anda bisa menjadi manusia yang bisa berpikir seperti sekarang ini?
Sekarang cara berpikirnya kita balik , kalau pendidikan skolastik itu nonsense alias tidak berguna dan hanya menjajakan kertas ( ijazah ) , kira2 hasilnya masyarakat seperti apa ?. Tolong P Gugem anda juga kan seorang guru , yg dinamakan pendidikan itu memanusiakan manusia dgn NILAI-NILAI KEMANUSIAAN YANG POSITIF , kalau misalnya mengajarin jadi copet itu bukan pendidikan namanya. Hal yg lain anda itu terlalu simplisit sampai berani menyimpulkan siswa2 kejuruan dan engineering dll hanya dinilai dgn menggunakan tes tertulis ( pinsil dan kertas ) mbok jangan keterlaluan sekali-kali main lah ke sekolah2 kejuruan , fak. teknik , kedokteran dsb. Silakan kaji bagaimana cara mengevaluasinya , sdh berjalan jauuuuuuhh dari yang anda duga...maaf. Jangan terlalu jauh menilai, orang berpendidikan dgn yg kurang berpendidikan cara berpakaiannya saja sudah kelihatan , selera thdp warna juga juga sdh kelihatan Sekolah atau dunia pendidikan masih ada kekurangan ya iya lah kan prosesnya berjalan terus gak akan pernah selesai karena terus bertumbuh dan berkembang. Contoh2 yg anda sebutkan itu kasuistik. Dunia ilmu pengetahuan itu salah satu azasnya parsimoni / ekonomis makanya ada generalisasi , sampling dsb. agar biayanya murah. Maaf ya saya mengkritisi agak keras , tanpa orang2 terdidik takan inovasi spektrakuler dan peradaban yang kita alami skrng ini. 🙏
"Fun Fact" :
- Lahir di Indonesia, Besar di Indonesia, Sekolah di Indonesia selama 12 tahun tetapi Nilai Rapot B. Indonesia rendah Bahkan Sepertinya Nilai B. Inggris Masih lebih baik.
- Sekolah Kejuruan, Bakat & Jiawanya di Bidang "A" Masuk di Bidang "B" dan setelah lulus bekerja di Bidang "C".
- Materi di sekolah berfokus pada (Apa, dimana, kapan, Siapa) tetapi gk diajarkan MENGAPA!!! KAMI BELAJAR TENTANG INI?...MENGAPA KAMI DIJADIKAN PENGHAPAL ILMU BUKAN PELAKU ILMU?...
HIKMAHNYA :
- Berbakti kepada Orang Tua(menurut cara pandang ortu)
- Potensi bertransformasi pada situasi.
- Untuk merasakan Esensinya Manis harus merasakan yang namanya Pahit.
Menuruku ada beberapa alasan kenapa nilai B.Indo sebagian orng lebih rendah dri B.Inggris
1. Orang2 kita bnyk yg males baca, baru baca komen panjang dikit langsung balesannya "ga sekalian bikin novel?", "panjang bngt, bales bacanya" dll dll
2. Walaupun secara praktek, tau bahasa Indonesia formal itu bagus, tpi penjelasannya dikelas harusnya pke bahasa yg lebih gampang dipahami (juga berlaku ke plajaran "membosankan" lainnya kyk Ppkn, IPS sama biologi)
Sbnernya masih bnyk poin yg pngn ku kasih, tpi aku lupa :"D
Ini baruuuuu, akhirnyaaaaaaa, mantap guruuuuu, semoga tercerahkan wahai budak kurikulum 2013😂
Dalih paling ampuh agar tidak disangka diskriminatif, yang penting itu bukan skill nya, tapi attitude nya. 😂😂
😅😅
Pelajaran yang paling penting di sekolah adalah pelajaran agama. Khususnya Aqidah, Al-Qur'an, Hadits, Bahasa Arab, dan yang pasti akhlak
"Selama mampu bikin kertas, tanpa peduli skill nya apa maka semua orang bisa menjadi pejabat" - Hokage ke 12
Mata pelajaran itu semuanya penting, tapi tidak untuk semua orang. Biologi penting bagi orang yang ingin menjadi ilmuwan atau dokter tapi tidak penting bagi yang ingin menjadi kontraktor atau ahli otomotif. Sayangnya sekolah kita menyamaratakan semua siswanya
Betuuuul banget,untung banget ak dulu menyimpulkan sendiri klau pelajaran yg tidak kusukai maleees banget,memang harus dirombak habis pendidikan Indonesia,smg semakin byk yg menularkan ilmu yg begini
“Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR Bukhari - 6015)