Miris.Anak Saya Cuma 1 Dan Lelaki,Dari Kecil Waktu Dia Sunat Sudah Saya Biasakan Tidak Ada Acara Rame Rame Meskipun Kami Berdua Pegawai BUMN.Sekarang Sudah Selesai S1,Dan Sudah Saya Bilang Kalau Nanti Dia Nikah,Dirumah Kami Hanya Ada Pengajian.Supaya Tidak Merepotkan Orang.Maturnuwun Sudah Berbagi Cerita Yang Memang Real Ada Di Masyarakat Kita.
kadang yang punya hajat tidak mempermasalahkan amplop,yang penting hadir,sudah bahagia. Tapi yang menyakitkan tetangga kiri kanan yang suka berkata2 menyakitkan,dan tidak mau mengerti keadaan orang.
Kecuali budek kek saya😂 saya lair besar di perkotaan, trus pindah ke desa tempat suami. Untung suami sepemikiran sama saya bhw hidup itu tidak diukur dr perkataan orang.
sik sanjang sinten mas, monggo dolan mriki, adem ayem, gotong royonge josshhh, pangertene jossshhh, yen eneng omongan warga sik ra kepenak, introspeksi diri, ra nyalahke wong
Disini mengajarkan bahwa hidup itu kadang diatas , kadang dibawah. Kadang menerima kelebihan, terkadang harus mengembalikan walaupun kita tak punya lebih. Yang pada akhirnya kita memutuskan perkara yg harus terpaksa dan tidak sesuai dengan keinginan kita. Itulah esensial hidup di Desa. Tidak mudah , namun juga tidak sulit. Ketidakmampuan membuat kita harus menerima cercaan masyarakat sekitar, padahal keadaan kita sendiri memang tidak memungkinkan 😢
Maturnuwon Karyanya lur, saya asli Gunung Kidul Pnjong, fenomena njaggong ini memang yo nek dipenggalih tenanan koyo cen memberatkan dan terkesan dipaksakan...amplop isine sitik dirasani, isine biasa yo dirasani opo maneh nek ora teko undngan....SETUJU pak Bupati Gunung Kidul saat ini Pak H Sunaryanto, yang ndawuhi warganya untuk bijaksana dalam menyikapi ulem ini..nek kenal yo teko sak wajare amplope, nek rapati kenal ya Berdoa wae rasah teko...mesaknee simbah, bulek paklik, kakang mbakyu ku dudlur dulurku nang Ndusun..
@@krisnaendar8404 ditempat saya ada cerita, setelah hajatan bisa buat beli motor baru, cash lagi 😢 semakin banyak anak, semakin sering orang bikin hajatan
*harusnya hal hal yang banyak negatif nya harus di hilangkan jangan di jadikan tradisi... Kalau bikin hajatan jangan di biasakan minta sumbangan /ngutang untuk pesta, harusnya dari sekarang kalau mau bikin hajatan benar benar memang untuk silaturahmi dan mendoakan jangan bikin kotak amplop di pelaminan... Tapi sekarang kan banyak oknum cari keuntungan dari hajatan tanpa mikir tamunya punya uang apa enggak, nanti kalau engga datang di omongin, datang nyumbang dikit di omongin, nyumbang banyak bela belain ngutang sana sini astagfirullah aldzim kasihan*
Musim hajatan menjadi salah satu momok menakutkan untuk sebagian orang.Bagi orang desa yang punya sawah atau kebun,mungkin masih bisa bernafas lega karena bisa menjual hasil tanamnya untuk nyumbang,sedangkan bagi yang tidak punya apa2 harus memutar otak bagaimana caranya agar mendapatkan uang dan paling mentok adalah dengan berhutang 😢 Untuk orang yg punya hajat dan menerima sumbangan,mereka memang sampai mencatat nama2 orang dan jumlah sumbangannya yg akhirnya mereka kembalikan sesuai sumbangan masing2. Ketika membuka amplop dan mendapat sumbangan kecil,tak jarang ada yg mencela,sedangkan saya pribadi cuma bisa bilang "yoben to sak iso ne" yang mana saya tak mempermasalahkan besar nominalnya. Miris memang,antara ingin guyub rukun tapi jg mau tidak mau memaksakan sesuatu pada seseorang. Saya salah satu orang yg tidak punya sawah,kebun meski tinggal di desa.Saat menikah,saya pun hanya menikah di KUA dan tidak membuat resepsi.Saat melahirkan 2 anak,saya menggelar acara aqiqah+syukuran tanpa menerima sumbangan. Hingga akhirnya saya putuskan buat ngekost di daerah kota,meski UMR cuma 2jt dan saya pun terbebas dari "sumbangan" tanpa ada orang yg sibuk ngegosipin saya.
Ceritanya menarik! Nggak cuma di desa, di kota juga banyak yang begini. Orang bela-belain nyumbang banyak. Padahal kehidupannya sendiri cukup sulit. Tanpa mengukur kesanggupan, yang dicari adalah anggapan orang lain bahwa mereka baik-baik saja.
Reality urup ng ndeso, bukan soal perasaan enak tidak enak, tapi tentang balas berbalas, walaupun perjuangan nya besar. Di desa tingkah dikit jadi bahan gosip + gampang banget adanya pengucilan. 😊
Ini salah satu alasan aku akhirnya memilih menikah dengan sederhana dan intimate saja tanpa acara macam” dan tidak menerima sumbangan. Memang hidup di desa itu terkenal guyup rukunnya tapi hal” seperti ini terkadang membuat miris, memaksakan “nyumbang” padahal sendirinya kekurangan. Menurutku esensi nyumbang itu kalau memang ada dananya dan tidak mengharap yang pernah disumbang untuk dikembalikan, tapi nyatanya realita dilapangan ya sama seperti di film ini yang tidak nyumbang jadi bahan omongan. Padahal kita tidak tahu sesulit apa kondisi keuangan orang lain 😢
Sangat mengharukan. Dan ini realita. Ending yg sangat bagus. Sing penting diniati sing apik. Arep koyo opo hasile kui urusan mburi. Salam dari kab. Batang
Lihat film ini jd paham. Sy shock culture hidup di Jogja, apalagi istriku org Sleman pinggiran. Sdgkan sy org kota asli Sby. Ketika ada org meninggal, hajatan, lairan, semua podo nyumbang, walaupun kami ada tabungan, tapi sy berfikir begitu banyak biaya tersier di desa. Jadi mikir utk mengelola uang, dan mencari usaha sampingan. Semoga kebiasaan didesa tdk menyulitkan kami. Aamiin
bagusss. deep bangettt film nya. realita masyarakat desa, suatu hal yang bisa berbuah positif, tapi negatifnya pun ada. semoga masyarakat kita bisa saling paham dengan keadaan tetangga nya terutama dalam hal ekonomi 😁
Perlu ditayangkan umum film ini makna nya bagus Jagong itu kadang memberatkan bg yg pas pasan Di GK senenge pool namanya hajatan meski pada ahkirnya menimbun hutang Ori karya mu terus maju by Bregass Gadungsari
Harusnya setiap pesta, entah pernikahan entah sunat , pokoknya pesta , kita tidak wajib menyumbang, dan kita jangan harap disumbang, pasti yang datang membisikkan doa dengan tulus
Sejak digandeng sama mas Jevi terlibat di film "Nyewu," saya jadi ngeFans sama hasil-hasil karyanya Sanggar Ori. Alhamdulillah yg kemarin ada translate English-nya, jadi aku share ke roommate di sini, hhe..SEMOGA temen-temen di Yurop sini pada suka juga. saya pribadi menikmati bgt karna ngobatin kangennya suasana desa Indonesia. Matur sembah nuwun Sanggar Ori may Good Luck and blessing always be with u all.
Alhamdulillah orang tua dlu memutuskan acara nikahku sederhana tanpa menerima sumbangan. Jadi aman tidak harus nyumbang banyak ketika dapat undangan Jagong, cukup seadanya.
Ak yg hidup di pinggiran kota jogja alhamdulillah budaya njagong gak terlalu tp stlah menikah dgn suami dan pindah yg sama2 dijogja tp didesa bnyk bgt njagongnya 😂 dr khitan menikah bhkn org meninggal..dan hrs sering nyumbang krn sungkan gak enak 😅 kl gak dtg sbg bentuk kepedulian, tp untung nya skrg saya tinggal ditempat asal saya lg jd agak lega gak bnyk sumbangan hehehe wlpn hidup desa sbnrnya enak srg srawung bnyk tmn tp terus terang dananya yg ada aja keluar hehehe
Sedih ak liat cerita seperti ini, sedih krn kondisi kel itu, tp bahagia meski kel kurang mampu tp niat dia baik, tp apapun kondisi kita, bersyukur itu utama
Menarik ini Karena di Surabaya masih ada yang seperti ini Rata2 emang krn masih ada generasi orang tua yang masih melakukan tradisi ini Mungkin secara silaturahmi, Menyambung silaturahmi agar tidak putus Namun, untuk era sekrang jujur saja agak sulit dgn kondisi ekonomi yng sudah jauh berbeda Alangkah baiknya menyesuaikan dengan kondisi diri sendiri, meskipun sudah menjadi tradisi Salam dari generasi 90 an yang sudah menjadi seorang kepala keluarga ❤❤
Benar Benar kisah nyata di kehidupan,,didesa maupun di kota,,ketika ada undangan dan kita Ndak ada uang sama sekali,,,,sedihnya kerasa banget,,,malu dan bingung juga kerasa banget,,
Grentes nggeh rasane persis koyo jaman cilikanku, Alhmdllah kmren nikah tidak merepotkan siapa2 meskipun ada niat buat hajatan besar karena anak terkhir tpi Allah memberikan jalan terbaik,terkadang karena ego dan egois kita sering tidak memikirkan keadaan orang lain hanya karena umum batur, kadang kita tidak tau keaadaan seseorang seperti apa😢
Daerah gunung kidul,wonogiri,karanganyar,sragen dan sekitarnya relate bgt sm vidio ini 😂,,angger wes wayah sasi besar & sapar,,ulem/undangan + punjungan/tonjokan ws tumpuk undung kang,,bikin ngelu sirah 😂
Real bgt mmng sprti ini adanya idup di masyarakat pedesaan.. bknkh jk ditelaah arti nyumbang itu harusnya ikhlas kan?? Tdk mnghrap suatu hari ada timbal balik dr yg disumbang.. lantas klo sprti ini.. mlh yg ada jatohnya ngrepotin kan?? Nek ra nyumbang genti darani ra ngrti tonggo.. dirasani😢
Ya Allah... Nangis saya nonton film pendek ini. 😢 Sesekali pernah merasakan susahnya hidup. Tapi ternyata ada yang lebih susah lagi. Harus banyak banyak bersyukur Keren film nya. Sukses buat Sanggar Ori ❤
saya baru nonton film ini.. kalau ditempat saya di ngawi, dan eks karesidenan madiun..budaya ini sangat kentel sekali... ditempat kami nyumbang gak terlalu banyak... tapi biasanya yang mengundang, banyak tidak kenal yang penting ada yang yang dikenal yang bawa undangannya... tapi alhamdulilah meski gak kenal kalau di buku catatan ada tetap nyumbang
Ya begitu lah liku liku kehidupan..🙏 Semoga allah swt, memberikan kesehatan, kelancaran dalam hidup, sukses dan selalu di lindungi oleh allah swt, dalam hati yg taqwa..🙏
Salam dari Bojonegoro Jatim Bu, ten mriki nggeh sami mawon, saestu niki tradisi seng memberatkan kangge beberapa orang. Sebaiknya sesuaikan mawon, sumbang ke orang "miskin" sukani engkang sederhana mawon, amargi niki secara nggak langsung diarani utang utawi arisan seng kedah nyaur. Benten maleh sakmeniko kepengen bener² nyumbang ikhlas menawi kepengen nyukani lebih. Tapi sebaiknya dihilangkan ❤
Realita kehidupan neng ndeso ku yo kyo iku,di saat kebutuhan dapur abis barengan ada punjungan yang kudu mangkat..g da pilihan selain mangkat di rewangi utang nggo kondangan.belum lgi klo yg pny hajat sodara bawan ny penuh sebakul.Ya Allah paringono jembar rizki..amiin
real....kehidupan no ndeso ancen ngunu iku,kuncine urip ayem no ndesi iku ora usah ngurusi sik dudu urusane,yen duwe luweh tonggone sik ra duwe ojo lali di tulungi,urip lumrah sak mampune,orah usah ngrungokne omongane tonggo, wajib mangkat kerja bakti rewang kumpul rt layat tilik wong sakit
ya Allah nangis lihat film ini. sebegitunya orang desa sampai menjual peralatan dapur hanya untuk nyumbang orang sunatan. kalau tidak punya tidak usah memaksakan diri pak. semoga anakmu kelak betulan jadi dokter ya pak.. asli ini nangis betulan terbawa suasana
pas saya nikah dulu, budaya satu ini bikin keluarga istri saya kaget (karena org sunda), karena tiap amplop yg ada namanya harus dicatet nominalnya dan harus dikembalikan pas yg nyumbang ngadain hajatan 😄
Yaa Allah ancen urip neng ndeso ngono lapo meneh sek gowo ubo rampe nei det barang 700.000 mongso ewuh bali yo mugo2 ono wae rejekine.. Sek penting yakin gawe apik entuk apik.. Ngekek endinge..
Wes 27 taon urip neng nJakarta. Kulo asli Playen. Kalo pulang sering dapet wejangan seko Lek ku. Nek urep neng ndeso ki, yo koyo negene iki le. Sing rodo abot ki udu sing ngho maem, ning sing luweh abot ki, sing di nggo "umom".
Inilah realita hidup di indonesia apalagi dikampung orang indonesia itu apa2 serba gak enakan .ya mau gimana lagi harus ikut pada umumnya di masyarakat .
Itu emang jadi asat istiadat masyarakat kita,suka ataupun gak suka....gak sukanya pas lg gak punya duit. Tapi kalo di pikir pikir ya dari kita akan kembali ke kita...dan juga kalo semua berpikiran sederhana bagaimana ekonomi akan berputar,bagaimana jual beli di pasar akan rame pembeli...intinya semampunya aja jgn serakah & gengsi!. O ya stu lagi,setnya mengingatkan rumah2 jaman dulu di kampungku.
melihat film ini hati cukup miris karena kehidupan ini benar-benar relate bagi orang desa, andai saja tidak banyak orang korupsi, hidup di Indonesia bakal terjamin bahagia.. semoga suatu saat Indonesia benar-benar beralih ke Indonesia Emas, bukan Cemas.. sukses ya min
Ceritanya sederhana relate banget, nontonnya buat senyum senyum miris campur haru 🥺.. semoga kita semua diberikan kelancaran rejeki, dan alangkah indahnya jika kita selalu berbagi tanpa memandang rendah saudara kita yg sdg kesusahan. Pesannya kena bgt filmnya 👍 pemainnya bagus bgt👍👍👍
Ibu dan alm.bapak saya dulu juga sering njagong kemana mana, tapi anaknya cuma 1 saya, dan rencana saya nikah gak ada resepsi/perayaan besar besaran karena gak ada uang, tapi kata ibu saya njagong itu ibu saya ikhlas gak mengharap kembalian, jadi semisal saya nikah cuma ijab, ibu sayapun gak keberatan
Saya dulu menikah di KUA dan tidak menggelar resepsi,ibu saya pun tidak masalah jika tidak mengadakan,tapi bude saya yg justru memaksa tetep "ewuh" meski tanpa resepsi 😂
Hidup didesa klo g kaya dikucilkn tetangga , Alhamdulillah kami bersyukur diperantauan tenang aman damai , tp sekali2 pulang kmpung udh beda critanya ..... Alhamdulillah 🤲🤲🤲
Ya allah.. bener banget. Realita di desa memang seperti ini. Kog sunatan. Wong rutinan tahlil ae loh yo gowo gulo beras mi kecap 😅. Nek sunatan karo manten yo gowo buwuhan ambek amplop. Byuh².... jane sg marai ngeneki sopo to
Emang ini realita banget,apalagi daerah saya sragen sisih kidul,kenal ga kenal asal masih satu desa dikasih punjungan(undangan dan makanan), sampai sampai rumah saya yang ga pernah saya tinggali,karena saya tinggalnya di luar daerah pun kata ibu suka ada yang nyantolin punjungan di pintu. miris kalo denger cerita ibu,kalo lagi musim hajatan sehari bisa datang sepuluh lebih punjungan,coba bayangin kalo satu tempat nyumbang 50 ribu aja,udah berapa itu. sedangkan di desa itu rata" pendapatannya ga nentu,kaya ibu saya cuma petani. Jd sebenernya budaya sumbangan itu sangat memberatkan. Makanya saya dulu pas nikah ga gedhen dan ga ngundang. Beda kalo di kota, sumbangan itu sifatnya cuma orang yang kenal aja,itupun paling cuman sekomplek doang dan ga harus juga
persiisss ky di desaku tempat tinggal sekarang. kadang kasian sama yg (maaf) kurang mampu, tp yaa memang seperti ini hidup di desa. oya aku dr kecil hidup di kota tapi waktu nikah balek desa - karna dpt jodoh rumahe di desa 😁
Realita urip neng kampung. Usum wong mantu sedino iso wong lima. Sedih yen kelingan jenaté wong tuwoku, wis uripe mlarat terus akéh sumbangan sisan 😢😢😢
Bener2 relate dgn kehidpan nyata di desa. Bar kui seng due hajat buka amplop trus kaget... Ha? 20 rb pas kae tak sumbang 100 rb. Langusng di omong2 ne tonggo 😂
Teman kerja memilih pulang kampung setelah pensiun, membuat rumah dari tanah warisan. Pada suatu saat aku sempat berkunjung ke rumah nya. Dalam obrolan kami, temanku sempat bercerita bahwa ternyata tidaklah enak tinggal di kampung, salah satu dari banyak penyebab nya yaitu persoalan sumbang menyumbang(ewuh) apabila ada hajatan. Setiap bulan pasti ada saja yang mempunyai hajat, bahkan pernah ada lima tempat. Sering kali menjadi beban tersendiri. Uang pensiun yang pas untuk makan terpaksa disunat. Tetapi jikalau tidak nyumbang maka akan menjadi omongan
Real banget gak cuma digunung kidul , hampir merata di seluruh jawa tengah, sampe bela2in jual apa punya nya asal bisa isi amplop buat nyumbang, saya kadang miris sedih, uang yang seharusnya buat beli lauk cukup untuk sehari2 eh habis buat nyumbang doang.
Jadi inget simbok,😢sehat trus simbok ku,,hadir mind asli tahunan,Bulurejo,semin,Wonosari,gunkid,,sukses wat inspirasi yg baik dlm kehidupan bersosial Ita,,dari lereng Sindoro,sumbing,temanggung nyimak 🤗
sedih....skrg saya tinggal di jogja, Wonosari..ya mau gk mau kudu begitu.. kebanyakan umum nya 😅😅😅 klo gk ikut jd omongan tetangga klo ikut pengeluaran membengkak...😅😅 dlu tinggal dijakarta gk gini perasaan....
tidak gampang hidup bermasyarakt, sesuatu yg sebenarnya mudah bisa jadi sulit, karena faktor perasaan
Miris.Anak Saya Cuma 1 Dan Lelaki,Dari Kecil Waktu Dia Sunat Sudah Saya Biasakan Tidak Ada Acara Rame Rame Meskipun Kami Berdua Pegawai BUMN.Sekarang Sudah Selesai S1,Dan Sudah Saya Bilang Kalau Nanti Dia Nikah,Dirumah Kami Hanya Ada Pengajian.Supaya Tidak Merepotkan Orang.Maturnuwun Sudah Berbagi Cerita Yang Memang Real Ada Di Masyarakat Kita.
Alasane umum e
Anak laki bisa aja begitu.
Kalo anaknya perempuan susah.
Terserah anda bu gmna mendidiknya
Semua punya cara masing2
D rumah d kira pendiam
Dluar ugal2 ngga tau
Tau2 kaya Mario Dandy
@@irawatiirawati4321 Hubungannya Apa Ya,Ugal Ugalan Dengan Adat Istiadat Pernikahan.
masyaAllah sepemikiran bu ...yang penting kenyamann kita ...tdk usah memikirkan omongan liyan👍
Saya miris.bahkan mau nangis.
kadang yang punya hajat tidak mempermasalahkan amplop,yang penting hadir,sudah bahagia. Tapi yang menyakitkan tetangga kiri kanan yang suka berkata2 menyakitkan,dan tidak mau mengerti keadaan orang.
Api 80% ngarep ka
Itu yg saya tangkep dari skitar
Masih ada 20% yang nggak ngarep dong
Betul..
Kebiasaan yg bikin puyeng
Mo Dateng harus punya uang
KL.g Dateng
Yo mosok diundang Ra teka
Hidup di desa itu indah tapi tidak dengan perkataan tetangga 😊
Heh BENER. Kata saudara² ku yang dikampung juga bilang begitu😂
Kesini buk/ mbak ke tempat saya nek pengen ngrasakke adem ayeme kampung kulo😊
Kecuali budek kek saya😂 saya lair besar di perkotaan, trus pindah ke desa tempat suami. Untung suami sepemikiran sama saya bhw hidup itu tidak diukur dr perkataan orang.
sik sanjang sinten mas, monggo dolan mriki, adem ayem, gotong royonge josshhh, pangertene jossshhh, yen eneng omongan warga sik ra kepenak, introspeksi diri, ra nyalahke wong
Iki bener tp ISO jogo ati Tutuk amann
Disini mengajarkan bahwa hidup itu kadang diatas , kadang dibawah. Kadang menerima kelebihan, terkadang harus mengembalikan walaupun kita tak punya lebih. Yang pada akhirnya kita memutuskan perkara yg harus terpaksa dan tidak sesuai dengan keinginan kita. Itulah esensial hidup di Desa. Tidak mudah , namun juga tidak sulit. Ketidakmampuan membuat kita harus menerima cercaan masyarakat sekitar, padahal keadaan kita sendiri memang tidak memungkinkan 😢
Maturnuwon Karyanya lur, saya asli Gunung Kidul Pnjong, fenomena njaggong ini memang yo nek dipenggalih tenanan koyo cen memberatkan dan terkesan dipaksakan...amplop isine sitik dirasani, isine biasa yo dirasani opo maneh nek ora teko undngan....SETUJU pak Bupati Gunung Kidul saat ini Pak H Sunaryanto, yang ndawuhi warganya untuk bijaksana dalam menyikapi ulem ini..nek kenal yo teko sak wajare amplope, nek rapati kenal ya Berdoa wae rasah teko...mesaknee simbah, bulek paklik, kakang mbakyu ku dudlur dulurku nang Ndusun..
Jagongan dinggo bisnis jaman saiki
Setuju ...👍
Geting
@@krisnaendar8404 ditempat saya ada cerita, setelah hajatan bisa buat beli motor baru, cash lagi 😢 semakin banyak anak, semakin sering orang bikin hajatan
*harusnya hal hal yang banyak negatif nya harus di hilangkan jangan di jadikan tradisi... Kalau bikin hajatan jangan di biasakan minta sumbangan /ngutang untuk pesta, harusnya dari sekarang kalau mau bikin hajatan benar benar memang untuk silaturahmi dan mendoakan jangan bikin kotak amplop di pelaminan... Tapi sekarang kan banyak oknum cari keuntungan dari hajatan tanpa mikir tamunya punya uang apa enggak, nanti kalau engga datang di omongin, datang nyumbang dikit di omongin, nyumbang banyak bela belain ngutang sana sini astagfirullah aldzim kasihan*
Musim hajatan menjadi salah satu momok menakutkan untuk sebagian orang.Bagi orang desa yang punya sawah atau kebun,mungkin masih bisa bernafas lega karena bisa menjual hasil tanamnya untuk nyumbang,sedangkan bagi yang tidak punya apa2 harus memutar otak bagaimana caranya agar mendapatkan uang dan paling mentok adalah dengan berhutang 😢
Untuk orang yg punya hajat dan menerima sumbangan,mereka memang sampai mencatat nama2 orang dan jumlah sumbangannya yg akhirnya mereka kembalikan sesuai sumbangan masing2.
Ketika membuka amplop dan mendapat sumbangan kecil,tak jarang ada yg mencela,sedangkan saya pribadi cuma bisa bilang "yoben to sak iso ne" yang mana saya tak mempermasalahkan besar nominalnya.
Miris memang,antara ingin guyub rukun tapi jg mau tidak mau memaksakan sesuatu pada seseorang.
Saya salah satu orang yg tidak punya sawah,kebun meski tinggal di desa.Saat menikah,saya pun hanya menikah di KUA dan tidak membuat resepsi.Saat melahirkan 2 anak,saya menggelar acara aqiqah+syukuran tanpa menerima sumbangan.
Hingga akhirnya saya putuskan buat ngekost di daerah kota,meski UMR cuma 2jt dan saya pun terbebas dari "sumbangan" tanpa ada orang yg sibuk ngegosipin saya.
Ceritanya menarik! Nggak cuma di desa, di kota juga banyak yang begini. Orang bela-belain nyumbang banyak. Padahal kehidupannya sendiri cukup sulit. Tanpa mengukur kesanggupan, yang dicari adalah anggapan orang lain bahwa mereka baik-baik saja.
apakah kebudayaan seperti ini tidak bisa dihilangkan?trauma rasanya, dulu keluargaku menjadi bahan ejekan tetangga karena masalah sumbangan
Reality urup ng ndeso, bukan soal perasaan enak tidak enak, tapi tentang balas berbalas, walaupun perjuangan nya besar. Di desa tingkah dikit jadi bahan gosip + gampang banget adanya pengucilan. 😊
Saat ada orang sakit atau hajatan, kalau nggak kelihatan entah karena ada uang atau enggak bakal jadi bahan gosip 😊
Dari tahun ke tahun, film pendek karya Sanggar ORI Gunungkidul memang bagus.
Ini salah satu alasan aku akhirnya memilih menikah dengan sederhana dan intimate saja tanpa acara macam” dan tidak menerima sumbangan. Memang hidup di desa itu terkenal guyup rukunnya tapi hal” seperti ini terkadang membuat miris, memaksakan “nyumbang” padahal sendirinya kekurangan. Menurutku esensi nyumbang itu kalau memang ada dananya dan tidak mengharap yang pernah disumbang untuk dikembalikan, tapi nyatanya realita dilapangan ya sama seperti di film ini yang tidak nyumbang jadi bahan omongan. Padahal kita tidak tahu sesulit apa kondisi keuangan orang lain 😢
Kok aku nangis yaaa
Film yang mengajarkan untuk tetep bersyukur dalam keadaan apapun itu
Sangat mengharukan. Dan ini realita. Ending yg sangat bagus. Sing penting diniati sing apik. Arep koyo opo hasile kui urusan mburi. Salam dari kab. Batang
Lihat film ini jd paham. Sy shock culture hidup di Jogja, apalagi istriku org Sleman pinggiran. Sdgkan sy org kota asli Sby. Ketika ada org meninggal, hajatan, lairan, semua podo nyumbang, walaupun kami ada tabungan, tapi sy berfikir begitu banyak biaya tersier di desa. Jadi mikir utk mengelola uang, dan mencari usaha sampingan. Semoga kebiasaan didesa tdk menyulitkan kami. Aamiin
bagusss. deep bangettt film nya. realita masyarakat desa, suatu hal yang bisa berbuah positif, tapi negatifnya pun ada. semoga masyarakat kita bisa saling paham dengan keadaan tetangga nya terutama dalam hal ekonomi 😁
Perlu ditayangkan umum film ini makna nya bagus
Jagong itu kadang memberatkan bg yg pas pasan Di GK senenge pool namanya hajatan meski pada ahkirnya menimbun hutang
Ori karya mu terus maju
by Bregass Gadungsari
Harusnya setiap pesta, entah pernikahan entah sunat , pokoknya pesta , kita tidak wajib menyumbang, dan kita jangan harap disumbang, pasti yang datang membisikkan doa dengan tulus
Memang begitu syari'at yg diajarkan nabi muhammad.
Sejak digandeng sama mas Jevi terlibat di film "Nyewu," saya jadi ngeFans sama hasil-hasil karyanya Sanggar Ori.
Alhamdulillah yg kemarin ada translate English-nya, jadi aku share ke roommate di sini, hhe..SEMOGA temen-temen di Yurop sini pada suka juga. saya pribadi menikmati bgt karna ngobatin kangennya suasana desa Indonesia.
Matur sembah nuwun Sanggar Ori may Good Luck and blessing always be with u all.
istimewane sedulurane wong ndeso, tetep di golek2ne . panjang umur seduluran. sukses selalu kebudayaan gk
Alhamdulillah orang tua dlu memutuskan acara nikahku sederhana tanpa menerima sumbangan. Jadi aman tidak harus nyumbang banyak ketika dapat undangan Jagong, cukup seadanya.
Setuju
Next gua pun pingin begini kelak pas acara anak....
Ak yg hidup di pinggiran kota jogja alhamdulillah budaya njagong gak terlalu tp stlah menikah dgn suami dan pindah yg sama2 dijogja tp didesa bnyk bgt njagongnya 😂 dr khitan menikah bhkn org meninggal..dan hrs sering nyumbang krn sungkan gak enak 😅 kl gak dtg sbg bentuk kepedulian, tp untung nya skrg saya tinggal ditempat asal saya lg jd agak lega gak bnyk sumbangan hehehe wlpn hidup desa sbnrnya enak srg srawung bnyk tmn tp terus terang dananya yg ada aja keluar hehehe
Sedih ak liat cerita seperti ini, sedih krn kondisi kel itu, tp bahagia meski kel kurang mampu tp niat dia baik, tp apapun kondisi kita, bersyukur itu utama
Menarik ini
Karena di Surabaya masih ada yang seperti ini
Rata2 emang krn masih ada generasi orang tua yang masih melakukan tradisi ini
Mungkin secara silaturahmi, Menyambung silaturahmi agar tidak putus
Namun, untuk era sekrang jujur saja agak sulit dgn kondisi ekonomi yng sudah jauh berbeda
Alangkah baiknya menyesuaikan dengan kondisi diri sendiri, meskipun sudah menjadi tradisi
Salam dari generasi 90 an yang sudah menjadi seorang kepala keluarga ❤❤
Itulah kenapa jika punya hajat saya tidak mau merepotkan orang ,intinya cuma diundang utk mendoakan dan berbagi kebahagiaan ,meski sederhana
Relate dengan fenomena njagong di gunungkidul, memang ori tenan sanggar Ori , sukses dan Terus berkarya.....
Di sumsel juga
Benar Benar kisah nyata di kehidupan,,didesa maupun di kota,,ketika ada undangan dan kita Ndak ada uang sama sekali,,,,sedihnya kerasa banget,,,malu dan bingung juga kerasa banget,,
Grentes nggeh rasane persis koyo jaman cilikanku, Alhmdllah kmren nikah tidak merepotkan siapa2 meskipun ada niat buat hajatan besar karena anak terkhir tpi Allah memberikan jalan terbaik,terkadang karena ego dan egois kita sering tidak memikirkan keadaan orang lain hanya karena umum batur, kadang kita tidak tau keaadaan seseorang seperti apa😢
Astaghfirullah...saling mendo'akan SMG Allah Ridha dan senantiasa dmudahkan urusan kita semua ❤
Daerah gunung kidul,wonogiri,karanganyar,sragen dan sekitarnya relate bgt sm vidio ini 😂,,angger wes wayah sasi besar & sapar,,ulem/undangan + punjungan/tonjokan ws tumpuk undung kang,,bikin ngelu sirah 😂
bojonegoro jatim nggeh sami ngonten kang,, miris kdng kelingan jmn biyen wongtuo dadi bahan rasan tonggo prkoro mboten saget sumbangan
@adisay5310 nggih og kang,,cen bener,,sing marai ora kepenak niku kadang malah omongane kiwo tengen ...
Real bgt mmng sprti ini adanya idup di masyarakat pedesaan.. bknkh jk ditelaah arti nyumbang itu harusnya ikhlas kan?? Tdk mnghrap suatu hari ada timbal balik dr yg disumbang.. lantas klo sprti ini.. mlh yg ada jatohnya ngrepotin kan?? Nek ra nyumbang genti darani ra ngrti tonggo.. dirasani😢
keren sanget film pendeke
nggih ngenteniki gesang wonten ndusun ... tiyang ndusun niku modale yakin kalih Gusti Allah ... pasrah sumarah
sisi lain yg bisa dipandang dr sisi gelapnya kehidupan di desa
Tp kalau dipandang dr sisi positifnya secara dzahir tampak guyub.....
Nangis pas nonton 😢😢😢 harus selalu bersyukur 😊❤
langsung subscribe, era tahun 90 an film kaya gini sering muncul di TVRI waktu masih SD
Keren banget pilm ini, simple , natural tapi pesan nya ngena banget, fantastic deh
Ya Allah... Nangis saya nonton film pendek ini. 😢
Sesekali pernah merasakan susahnya hidup. Tapi ternyata ada yang lebih susah lagi.
Harus banyak banyak bersyukur
Keren film nya.
Sukses buat Sanggar Ori ❤
Sambeng, cikarang ..... nyimak smg sukses berkembang barokah. selalu
saya baru nonton film ini..
kalau ditempat saya di ngawi, dan eks karesidenan madiun..budaya ini sangat kentel sekali...
ditempat kami nyumbang gak terlalu banyak...
tapi biasanya yang mengundang, banyak tidak kenal yang penting ada yang yang dikenal yang bawa undangannya...
tapi alhamdulilah meski gak kenal kalau di buku catatan ada tetap nyumbang
Ya begitu lah liku liku kehidupan..🙏
Semoga allah swt, memberikan kesehatan, kelancaran dalam hidup, sukses dan selalu di lindungi oleh allah swt, dalam hati yg taqwa..🙏
Salam dari Bojonegoro Jatim Bu, ten mriki nggeh sami mawon, saestu niki tradisi seng memberatkan kangge beberapa orang. Sebaiknya sesuaikan mawon, sumbang ke orang "miskin" sukani engkang sederhana mawon, amargi niki secara nggak langsung diarani utang utawi arisan seng kedah nyaur. Benten maleh sakmeniko kepengen bener² nyumbang ikhlas menawi kepengen nyukani lebih. Tapi sebaiknya dihilangkan ❤
Wow setting lokasi filmnya baguss bgt. Spt balik ke jaman dulu.
Realita kehidupan neng ndeso ku yo kyo iku,di saat kebutuhan dapur abis barengan ada punjungan yang kudu mangkat..g da pilihan selain mangkat di rewangi utang nggo kondangan.belum lgi klo yg pny hajat sodara bawan ny penuh sebakul.Ya Allah paringono jembar rizki..amiin
Seneng nontonnya ...sarat makna dan bikin sedih
Sumpah. Sangat terharu endingnya 🥲
Film yg sangat bagus 👍🏼
Dan lagi untuk mengingatkan kita slalu bersyukur lan ikhlas apapun keadaannya.
Sayang nya alur nya ga nyambung, mending di buat film pendek beberapa episode gitu padahal bagus banget ini
real....kehidupan no ndeso ancen ngunu iku,kuncine urip ayem no ndesi iku ora usah ngurusi sik dudu urusane,yen duwe luweh tonggone sik ra duwe ojo lali di tulungi,urip lumrah sak mampune,orah usah ngrungokne omongane tonggo,
wajib mangkat
kerja bakti
rewang
kumpul rt
layat
tilik wong sakit
Telat nonton...tp pesan dr film ini tetap tidak kadaluarsa.
Sae ❤
Assalamualaikum saudaraku,salam kenal dari jakarta,aku kelahiran gunung kidul playen,sehat dan sukses selalu saudaraku 😊🙏🙏🙏
Disini saya selalu merasa syukur melihat film ini... fenomena hidup dikampung.
Sumpah relate banget, saben arep njagong ndadak goleki buku gede alias nilas😂😂😂😂
ya Allah nangis lihat film ini. sebegitunya orang desa sampai menjual peralatan dapur hanya untuk nyumbang orang sunatan. kalau tidak punya tidak usah memaksakan diri pak. semoga anakmu kelak betulan jadi dokter ya pak.. asli ini nangis betulan terbawa suasana
Filmya bikin nyesek......😢....6 April 2024
pas saya nikah dulu, budaya satu ini bikin keluarga istri saya kaget (karena org sunda), karena tiap amplop yg ada namanya harus dicatet nominalnya dan harus dikembalikan pas yg nyumbang ngadain hajatan 😄
😂
Ada ibuk ku lo perjuangan ibuku dia juara satu ibuku yang ngomong amplop wes siap isine wes siap
Saya hidup di desa tapi tetangga ku baik 2 MasyaAllah, Semoga mereka sehaat selalu❤
Menyentuh banget. Memang menyambung tali silaturahim lebih penting dari segalanya.
keren filemnya.,
harusnya pd nonton ini.,diputer di acara RW, RT.,
supaya pada lihat realita.,
habis nyumbang.,pakai dikasih angsul angsul.,
yg nyumbang pekewuh kalau ngasih sedikit.,yg disumbang repot bebikinan lg.,
saat mndengar suara adzan ..ign nangis rsanya.
tringat nnek sy di kampung
bagus banget ceritanya
Yaa Allah ancen urip neng ndeso ngono lapo meneh sek gowo ubo rampe nei det barang 700.000 mongso ewuh bali yo mugo2 ono wae rejekine.. Sek penting yakin gawe apik entuk apik..
Ngekek endinge..
Wes 27 taon urip neng nJakarta. Kulo asli Playen.
Kalo pulang sering dapet wejangan seko Lek ku.
Nek urep neng ndeso ki, yo koyo negene iki le. Sing rodo abot ki udu sing ngho maem, ning sing luweh abot ki, sing di nggo "umom".
Inilah realita hidup di indonesia apalagi dikampung orang indonesia itu apa2 serba gak enakan .ya mau gimana lagi harus ikut pada umumnya di masyarakat .
Woow ternyata ada film pendek sekeren ini lho .👍👍👍
spot view pedesaan,pmndngn klip film sngt natural
actingnya natural sekali. keren!
Meskipun begitu tetap syahdu di desa, pernak pernik kehidupan
Njirrr keren...campur aduk rasane pernah wong tuo di posisi koyo ngene Iki ❤
Sama
gilak demi apapun keren banget, sutradara n penulis skenarionya gg parah
Bersyukurlah kalian yang hidup serba berkecukupan...
Alhamdulillah sae👍👍👍👍
Itu emang jadi asat istiadat masyarakat kita,suka ataupun gak suka....gak sukanya pas lg gak punya duit.
Tapi kalo di pikir pikir ya dari kita akan kembali ke kita...dan juga kalo semua berpikiran sederhana bagaimana ekonomi akan berputar,bagaimana jual beli di pasar akan rame pembeli...intinya semampunya aja jgn serakah & gengsi!.
O ya stu lagi,setnya mengingatkan rumah2 jaman dulu di kampungku.
melihat film ini hati cukup miris karena kehidupan ini benar-benar relate bagi orang desa, andai saja tidak banyak orang korupsi, hidup di Indonesia bakal terjamin bahagia.. semoga suatu saat Indonesia benar-benar beralih ke Indonesia Emas, bukan Cemas.. sukses ya min
Luar biasa... sesuai dengan realita di kampung...
Ceritanya sederhana relate banget, nontonnya buat senyum senyum miris campur haru 🥺.. semoga kita semua diberikan kelancaran rejeki, dan alangkah indahnya jika kita selalu berbagi tanpa memandang rendah saudara kita yg sdg kesusahan. Pesannya kena bgt filmnya 👍 pemainnya bagus bgt👍👍👍
Keren, bener2 kehidupan di desa
Ibu dan alm.bapak saya dulu juga sering njagong kemana mana, tapi anaknya cuma 1 saya, dan rencana saya nikah gak ada resepsi/perayaan besar besaran karena gak ada uang, tapi kata ibu saya njagong itu ibu saya ikhlas gak mengharap kembalian, jadi semisal saya nikah cuma ijab, ibu sayapun gak keberatan
Sipp.. nikah itu cari sunnah dan berkahnya bukan wahnya.. 👍
Saya dulu menikah di KUA dan tidak menggelar resepsi,ibu saya pun tidak masalah jika tidak mengadakan,tapi bude saya yg justru memaksa tetep "ewuh" meski tanpa resepsi 😂
Niat baik semoga di hari pernikahan anak2ku nanti nggak sama sekali ngarepin sumbangan.. semoga diberikan rezeki yang cukup.Amin yra
Hidup didesa klo g kaya dikucilkn tetangga , Alhamdulillah kami bersyukur diperantauan tenang aman damai , tp sekali2 pulang kmpung udh beda critanya ..... Alhamdulillah 🤲🤲🤲
Masyaallah jadi inget jaman waktu kecil, 😢 Alhamdulillah sekarang udh gk ngerasain kekurangan lagi,dan Alhamdulillah bisa bantu orang tua 😊
Ya allah.. bener banget. Realita di desa memang seperti ini. Kog sunatan. Wong rutinan tahlil ae loh yo gowo gulo beras mi kecap 😅. Nek sunatan karo manten yo gowo buwuhan ambek amplop. Byuh².... jane sg marai ngeneki sopo to
Bagus akting para pemain film ini👍. Natural, tidak kaku.
Sebuah adat menjadi kewajiban 😢
Orah umum nek gawe ribot keluargao😢
Sejati urep kui opo?😢
Emang ini realita banget,apalagi daerah saya sragen sisih kidul,kenal ga kenal asal masih satu desa dikasih punjungan(undangan dan makanan), sampai sampai rumah saya yang ga pernah saya tinggali,karena saya tinggalnya di luar daerah pun kata ibu suka ada yang nyantolin punjungan di pintu. miris kalo denger cerita ibu,kalo lagi musim hajatan sehari bisa datang sepuluh lebih punjungan,coba bayangin kalo satu tempat nyumbang 50 ribu aja,udah berapa itu. sedangkan di desa itu rata" pendapatannya ga nentu,kaya ibu saya cuma petani. Jd sebenernya budaya sumbangan itu sangat memberatkan. Makanya saya dulu pas nikah ga gedhen dan ga ngundang. Beda kalo di kota, sumbangan itu sifatnya cuma orang yang kenal aja,itupun paling cuman sekomplek doang dan ga harus juga
Oasu iki film. Apik tenan...sering ntn film pendek iki slah satu siktak tonton bola balo..wis apik tenann
persiisss ky di desaku tempat tinggal sekarang.
kadang kasian sama yg (maaf) kurang mampu, tp yaa memang seperti ini hidup di desa.
oya aku dr kecil hidup di kota tapi waktu nikah balek desa - karna dpt jodoh rumahe di desa 😁
keren banget alur ceritanya, cukup relate dengan kehidupan di desa bagi saya yang hidup di desa.. sukses selalu buat filmnya min, aaaamiin
Potret masyarakat...budaya yg mengikat
Kenyataan kehidupan di kampung ku yg sgt aku rindu emg spt ini hingga saat ini meski pun sdh kutinggal merantau ke ibukota 31th
Realita urip neng kampung. Usum wong mantu sedino iso wong lima. Sedih yen kelingan jenaté wong tuwoku, wis uripe mlarat terus akéh sumbangan sisan 😢😢😢
Sanggar Ori siiiiipppp tenan,,,,semangat terus maju,,,,❤
Apapun itu ttp. Disyukuri, nikmate gusti..., insyaallah, klo syukur Allah nglioetna rezekine.....
Bener2 relate dgn kehidpan nyata di desa. Bar kui seng due hajat buka amplop trus kaget... Ha? 20 rb pas kae tak sumbang 100 rb. Langusng di omong2 ne tonggo 😂
Hehee geli, lucu, gregetan, mesakké. Pancèn bener kabèh mau.. mulané ayo podho ikhtiar, upojiwo sing sregep kanthi jujur, gemi setiti ngumpulké rejeki. Manajemen kluarga kudu diperketat, supoyo biso mempererat sak kabèhing kebutuhan, mujudké cita2 kluarga lan sesrawungan. Bagus lanjutkan episode yg lain.
Teman kerja memilih pulang kampung setelah pensiun, membuat rumah dari tanah warisan. Pada suatu saat aku sempat berkunjung ke rumah nya. Dalam obrolan kami, temanku sempat bercerita bahwa ternyata tidaklah enak tinggal di kampung, salah satu dari banyak penyebab nya yaitu persoalan sumbang menyumbang(ewuh) apabila ada hajatan. Setiap bulan pasti ada saja yang mempunyai hajat, bahkan pernah ada lima tempat. Sering kali menjadi beban tersendiri. Uang pensiun yang pas untuk makan terpaksa disunat. Tetapi jikalau tidak nyumbang maka akan menjadi omongan
Real banget gak cuma digunung kidul , hampir merata di seluruh jawa tengah, sampe bela2in jual apa punya nya asal bisa isi amplop buat nyumbang, saya kadang miris sedih, uang yang seharusnya buat beli lauk cukup untuk sehari2 eh habis buat nyumbang doang.
*tradisi itu harus di hilangkan sih apalagi sumbang menyumbang*
Jadi inget simbok,😢sehat trus simbok ku,,hadir mind asli tahunan,Bulurejo,semin,Wonosari,gunkid,,sukses wat inspirasi yg baik dlm kehidupan bersosial Ita,,dari lereng Sindoro,sumbing,temanggung nyimak 🤗
Bagus bgt in bene2 realita kehidupan didesa
sedih....skrg saya tinggal di jogja, Wonosari..ya mau gk mau kudu begitu.. kebanyakan umum nya 😅😅😅 klo gk ikut jd omongan tetangga klo ikut pengeluaran membengkak...😅😅 dlu tinggal dijakarta gk gini perasaan....
FILM TERBAIK 🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉 SELAMAT SANGGAR ORI🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉