- 36
- 168 817
Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK)
Indonesia
Приєднався 21 вер 2020
Channel UA-cam resmi Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), yayasan non-profit independen yang berfokus pada penguatan kebijakan pendidikan yang berpihak pada anak.
Rekomendasi Kebijakan untuk Pendidikan Berkualitas yang Berkeadilan
PSPK merekomendasikan strategi kebijakan pendidikan 5 tahun untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki akses ke pendidikan berkualitas.
Lima fokus utama meliputi:
1️⃣ Akses berkeadilan ke sekolah yang berkualitas dan terjangkau.
2️⃣ Pembelajaran yang berkualitas dan merata.
3️⃣ Pemerataan guru berkualitas.
4️⃣ Pendidikan vokasi untuk persiapan kerja.
5️⃣ Pemerataan akses dan kualitas pendidikan tinggi.
Rekomendasi ini disusun berdasarkan kajian mendalam dan refleksi pengalaman PSPK, bertujuan menutup celah ketimpangan dan memberikan kesempatan lebih adil bagi anak-anak dari kelompok yang tertinggal. Dengan memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan, PSPK mendorong kolaborasi ekosistem pendidikan yang melibatkan berbagai pihak, optimalisasi anggaran, dan penyelarasan pemahaman publik dengan kebijakan.
Baca selengkapnya di sini : pspk.id/rekomendasi-kebijakan-untuk-pendidikan-berkualitas-yang-berkeadilan/
Mari bersama mendorong transformasi pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan!
#PSPK #PendidikanBerkualitas #TransformasiPendidikan #KesetaraanPendidikan"
Lima fokus utama meliputi:
1️⃣ Akses berkeadilan ke sekolah yang berkualitas dan terjangkau.
2️⃣ Pembelajaran yang berkualitas dan merata.
3️⃣ Pemerataan guru berkualitas.
4️⃣ Pendidikan vokasi untuk persiapan kerja.
5️⃣ Pemerataan akses dan kualitas pendidikan tinggi.
Rekomendasi ini disusun berdasarkan kajian mendalam dan refleksi pengalaman PSPK, bertujuan menutup celah ketimpangan dan memberikan kesempatan lebih adil bagi anak-anak dari kelompok yang tertinggal. Dengan memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan, PSPK mendorong kolaborasi ekosistem pendidikan yang melibatkan berbagai pihak, optimalisasi anggaran, dan penyelarasan pemahaman publik dengan kebijakan.
Baca selengkapnya di sini : pspk.id/rekomendasi-kebijakan-untuk-pendidikan-berkualitas-yang-berkeadilan/
Mari bersama mendorong transformasi pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan!
#PSPK #PendidikanBerkualitas #TransformasiPendidikan #KesetaraanPendidikan"
Переглядів: 364
Відео
Wajib Belajar 13 Tahun, Sudah Siapkah?
Переглядів 1,1 тис.Місяць тому
🎧 Bincang Pendidikan: Episode 4 - Wajib Belajar 13 Tahun, Sudah Siapkah? 🎧 Wajib belajar bukan hanya soal orang tua wajib menyekolahkan anak, tetapi juga bentuk komitmen Pemerintah untuk memastikan akses pendidikan berkualitas yang merata bagi seluruh anak Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) mengatur wajib belajar 9 tahun. Namun, Rencana Pembangunan Jangka Panjang...
Gara-gara Jalur Zonasi?
Переглядів 2,8 тис.2 місяці тому
🎧 Bincang Pendidikan: Episode 3 - Gara-gara Jalur Zonasi? 🎧 Kok bisa anak dengan nilai bagus malah tidak bisa masuk sekolah favorit? Apa ini gara-gara jalur zonasi? Apakah jalur zonasi bisa menjadi langkah awal menuju pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan? Terus gimana dong nasib guru yang dapat murid dengan kemampuan yang beragam? Dengan kebijakan PPDB empat jalur (termasuk jalur zona...
Ujian Nasional (UN) untuk Membantu Guru Mengajar?
Переглядів 15 тис.2 місяці тому
🎧 Bincang Pendidikan: Episode 2 - UN untuk Membantu Guru Mengajar? 🎧 Sebagian berpendapat bahwa Ujian Nasional diperlukan karena banyak anak tidak hobi belajar sehingga harus dipaksa oleh Ujian Nasional. Benarkah demikian? Episode kali ini, host Bincang Pendidikan (Nisa Felicia) bersama Ibu Itje Chodidjah, Ketua Dewan Pakar PSPK sekaligus Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNI...
Balik Lagi ke Ujian Nasional (UN)?
Переглядів 137 тис.2 місяці тому
🎧 Bincang Pendidikan: Episode 1 - "Balik Lagi Ke Ujian Nasional (UN) ?” 🎧 Isu Ujian Nasional (UN) kembali ramai dibicarakan! Ditengah ramai perdebatan soal UN yang kembali mencuat, Nisa Felicia (Executive Director PSPK) berbincang dengan Ibu Itje Chodidjah, Dewan Pakar PSPK sekaligus tokoh yang konsisten bersuara untuk menghentikan UN sejak 15 tahun yang lalu. Dalam episode perdana ini, Bu Itje...
Rekomendasi Kebijakan Pendidikan 2025-2029 PSPK
Переглядів 3 тис.2 місяці тому
✨ Rekomendasi Kebijakan Pendidikan 2025-2029 oleh PSPK: 7 Pilar untuk Pendidikan Berkualitas, Berkeadilan, dan Berpihak pada Anak ✨ Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR RI, Direktur Eksekutif PSPK, Nisa Felicia, memaparkan tujuh pilar strategis yang disusun untuk memperkuat sistem pendidikan Indonesia agar semakin berkualitas dan inklusif bagi semua anak. Simak video ini untuk m...
Profil Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan
Переглядів 2864 місяці тому
Profil Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan
FORUM PEMBERI#1 : Pentingnya Pendekatan Berbasis Data untuk Penguatan Keterampilan Literasi Anak
Переглядів 1986 місяців тому
PSPK menghadirkan PEMANTIK (Pengukuran Mandiri Literasi dan Numerasi PSPK) sebagai alat bantu platform Asesmen Literasi dan Numerasi untuk membantu sekolah/lembaga/komunitas melakukan intervensi pembelajaran berbasis data yang sesuai dengan ragam kapasitas masing-masing anak usia 6-12 tahun. Yuk simak forum PEMBERI (Pemantik Berbagi Insight) edisi pertama yang mengangkat tema “Pentingnya Pendek...
Tutorial Mudah Menggunakan Platform PEMANTIK (Pengukuran Mandiri Literasi Numerasi PSPK)
Переглядів 1276 місяців тому
PSPK menghadirkan PEMANTIK (Pengukuran Mandiri Literasi dan Numerasi PSPK) sebagai alat bantu platform Asesmen Literasi dan Numerasi untuk membantu sekolah/lembaga/komunitas melakukan intervensi pembelajaran berbasis data yang sesuai dengan ragam kapasitas masing-masing anak usia 6-12 tahun. PEMANTIK hadir dengan prinsip mudah, cepat dan berorientasi pada pembelajaran. Cepat dan mudah karena me...
Kelas Belajar PSPK: Memahami dan Mendalami Skor PISA
Переглядів 1,3 тис.Рік тому
PSPK hadir di Kelas Belajar - Belajaraya 2023 dengan tema: Memahami dan Mendalami Skor PISA. Kelas Belajar ini akan menjawab 5 hal utama: 1. Apakah skor PISA menggambarkan capaian belajar seluruh anak Indonesia? 2. Apa yang perlu diperhatikan untuk dapat membaca skor PISA secara kontekstual? 3. Bagaimana cara membaca dan memahami skor PISA secara kontekstual? 4. Setelah memahami skor PISA, apa ...
Beranda PSPK Edisi 33: Testimoni MBKM dari Mahasiswa
Переглядів 502 роки тому
Beranda PSPK Edisi 33: Testimoni MBKM dari Mahasiswa
Beranda PSPK Edisi 33: Testimoni MBKM dari Dosen
Переглядів 242 роки тому
Beranda PSPK Edisi 33: Testimoni MBKM dari Dosen
Beranda PSPK Edisi 32: Seberapa Pentingkah Perencanaan Sekolah Berbasis Rapor Pendidikan?
Переглядів 2232 роки тому
Beranda PSPK Edisi 32: Seberapa Pentingkah Perencanaan Sekolah Berbasis Rapor Pendidikan?
Beranda PSPK Edisi 26: Asesmen Nasional
Переглядів 1293 роки тому
Beranda PSPK Edisi 26: Asesmen Nasional
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Pengembangan PAUD Holistik-Integratif untuk Perkembangan Anak
Переглядів 464 роки тому
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Pengembangan PAUD Holistik-Integratif untuk Perkembangan Anak
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Asesmen yang Berpihak Kepada Anak
Переглядів 524 роки тому
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Asesmen yang Berpihak Kepada Anak
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Merancang Pembelajaran yang Membangun Makna
Переглядів 364 роки тому
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Merancang Pembelajaran yang Membangun Makna
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Переглядів 644 роки тому
Beranda Spesial #5TahunPSPK: Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Pendidikan Vokasi Bermitra dengan DUDI (Dunia Usaha-Dunia Industri)
Переглядів 1084 роки тому
Pendidikan Vokasi Bermitra dengan DUDI (Dunia Usaha-Dunia Industri)
Transformasi Sistem Asesmen Pendidikan
Переглядів 804 роки тому
Transformasi Sistem Asesmen Pendidikan
Akselerasi Pemerataan Pendidikan untuk Semua Anak
Переглядів 1084 роки тому
Akselerasi Pemerataan Pendidikan untuk Semua Anak
Inisiatif PSPK untuk Pendidikan Indonesia yang #BerpihakpadaAnak
Переглядів 3894 роки тому
Inisiatif PSPK untuk Pendidikan Indonesia yang #BerpihakpadaAnak
Mantan menteri Muhajir dan Nadiem punya 'dosa' sampe banyak siswa yg ga bisa hitung dan baca karena sebodoh dan senakal apapun siswa akan diluluskan oleh sekolah. Pemerintah lepas tangan dengan ditiadakannya UN dan menyerahkan 100% wewenangnya kpd sekolah TANPA ADA PENGAWASAN. Inilah contoh kebijakan yg salah karena tidak utuh, ibarat lingkaran ini hanya setengah lingkaran, setengahnya lagi tidak ada. KPAI juga punya 'dosa' soal penghapusan UN karena mereka yg paling bersuara lantang menentang UN. Setelah ditemukan banyak siswa jadi bodoh kemana KPAI?
Setuju ada u Nn
1.Hapus Dana BOS biar orang tua juga peduli 2.Kembalikan UN yang ketat 3 Kembalikan budaya Tidak naik kelas dan tidak lulus. 4. Berikan kebebasan guru untuk tegas dalam medidik mentalitas anak tanpa ada ancaman pidana. 5. Pidanakan orang tua yang mengancam mempidanakan guru karena mendidik anaknya ke jalan yang benar.
Aku setuju dgn ibu ini... Setidaknya dia mengubah pola pikir yg salah selama ini .
ujian nasional tetap harus ada, kompetensi nasional.
Tujuan ujian nasional ini sebenarnya bagus, kita jadi bisa melihat kompetensi sesungguhnya yang dimiliki individu seperti apa (JIKA PELAKSANAANNYA BENAR). Tetapi, permasalahannya itu kenapa hanya dibatasi untuk mapel tertentu? Seharusnya ujian nasional itu juga memberikan pilihan ke individu apa mau mereka kedepannya nanti! Misalnya, ujian nasional memiliki kategori bidang tertentu, individu yang ahli akademik tertentu, diuji sesuai bidang ilmu dan terapannya, atau individu yang kinestetik bisa diuji kemampuannya. Gak tau lagi kalau saran ini gak di dengar 😅
Untuk mengukur kompetensi dengan apa kalau tidak menggunakan Ujian Kompetensi salah satu alat untuk Uji Kompetensi berupa Test ( bisa tertulis, Praktik dll). hasil Ujian Kompetensi : Kompeten - tidak kompeten efek tidak ada Ujian yang terjadi saat ini faktanya banyak lulusan SD, SMP, SMA tidak jelas kompetensinya. Yang terpenting Ujian Nasional Bukan satu satunya alat penentu kelulusan
Walaupun sekolahnya beda asal ada UN MEREKA juga akan belajar. Kalau ada anggapan mata pelajaran tidak penting maka semua pelajaran di UN kan. Amati kondisi siswa saat ini setelah tdk ada UN ! Mereka tidak berpikir aksn pentingnya belajar. Coba Ibu nara sumbar memberi ceramah kpd seluruh siswa agar belajar. Saya tunggu hasilnya.
Saya sbg guru Mat. SMP 34 th mengajar Mat tanpa henti TETAP Berharap ada UN / EBTANAS Lagi
Luar biasa, dik harus menghasilkan, anak didik yg akan mengurus bumi Nusantara kaya raya, bukan sekarang yg jadi jongos pemerasan bangsa lain musti INGNGARSO SUNG TULODO....!!!???
Anak skrg ga ada sense berjuangnya.. kena masalah dikit langasumg meleyot😢
Hahaha Ini argumen dari awal 🤦🏻♀️ Ujian Nasional itu bare minimum. Kalau semua mata pelajaran di-ujian nasionalkan, gak ada yg lulus. SD/MI: Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam MTs: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA SMA/MA: Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan satu mata pelajaran pilihan sesuai jurusan (IPA/IPS) Menurut saya … yg penting itu Matematika, Bahasa Indonesia dan PPKN. Ini bare minimum pelajaran yang kita mesti kuasai sebagai rakyat Indonesia. Kalau siswa / i sampai takut dengan ujian, berarti ada yg salah dalam sistem pendidikan.
Dan pada saat menerima karyawan, saya sendiri berpatokan pada hasil ujian nasional dibandingkan nilai dari sekolah. Kenapa? Sekolah punya kepentingan untuk meluluskan anak sedangkan ujian nasional tidak ada kepentingan itu.
Dan sebagai angkatan yang sudah mengalami kebanyakan kurikulum, yg paling OK KBK tapi harus diimbangi dengan guru2 yg kompetens. Kompetensi diatur dari mendiknas, guru2 mengajar sesuai kompetensi yg sudah disosialisikan. Lebih banyakin presentasi, debat dan di luar kelas.
Selain itu UN itu tools untuk pengecekan apakah pendidikan sudah merata atau belum. Di Indonesia masih butuh UN karena pendidikan kita sangat2 tidak merata. Ini sangat dibutuhkan tapi dari mentri pendidikan juga mesti bisa manfaatin.
Selain itu, kemampuab orang tua dalam mendidik dan mengajar anak juga sangat2 dipertanyakan.
UN itu hanya mendewa-dewakan KOGNITIF.Padahal pembelajaran itu tidak hanya kognitif, tapi juga PSIKOMOTORIK dam AFEKTIF. Ujian Nasional itu tidak menitikbrratkan bahkan meniadakan Psikomotorik dan Afektif. Justru Kurikulum.Merdeka itu lebih membentuk karakter siswa lewat pembelajaran PROJEK. Dengan pembelajaran projek, para siswa bisa berpikir kritis, mampu berkolaborasi, bersinergi, bergotong royong, adil dan bertakwa kepada Allah,s.w.t.
Saya setuju untuk menjamin mutu pendidikan nasional itu dengan Asesmen Kompetensi Minimum, tapi sampelnya seperti UN (semua siswa dalam satu tingkat) bukan hanya 45 orang
Keren Bu Idje... ❤
Keren, setuju banget Bu Itje.. ❤
UN kok mo diadain lagi. Sebuah KEMUNDURAN !!! UN cuma proyek cari duit dan pembodohan kepada siswa karena penuh dusta dan kemunafikan. Sepintas UN bagus, tapi faktanya di lapangan banyak permainan. Pa Menteri, tanya dong ke para siswa dan para guru yg dulu pernah jadi peserta dan panitia UN.
covid sangat berpengaruh pada murid kelas 1-4 SD jadi tanda tanya apa UN siap dikembalikan lagi ?
Jujur saya berkata yang sebenarnya di lapangan, ketika ada UN guru berlomba-lomba membantu memberikan kunci jawaban dan mengganti jawaban yang salah menjadi benar setelah selesai ujian. Ini adalah FAKTA yang terjadi, jadi saya sangat setuju' dengan ibu ICE UN tdk akan merubah mindset guru sebagai pendidik dan tdk akan memotivasi anak belajar secara intrinsik.
Ibu Itje kalau ndak ada UN anak2 kurang bertanggungjawab belajar. Apa jalan keluar utk mengatasi agar anak bertanggungjawab belajar? Anak tetap lulus dengan nilai baik. Terimakash
Jika hasil UN tidak lagi dipercaya masyarakat apalagi dunia kampus lalu buat apa UN diadakan ???
Terus itu anak smp yg ga bisa baca gimana,? Ini tanggung jawab ibunya juga lho.
Jangan2 yang mendukung adanya UN adalah tokoh dari bimbel2 yang suka menakut-nakuti anak tidak lulus 🤭
Salah. Dosen2 / perg. tinggi perlu melihat UN atau apa pun yg mjd ukuran objektif kemampuan individu siswa.
sbnrnya tidak hanya UN, rapot merah juga perlu dikembalikan. ungkapkan k siswa apa yg terjadi sejujur jujurnya. tidak dimanjakan spt sekarang. masak krn alasan sdh bayar mahal hrs lulus. kalau gitu tinggal beli ijazah palsu aja.
Kalau zonasi akan membuat sekolah swasta sedikit memperoleh siswa apalagi sekolah negeri tambah kelas
kenapa aku menangis mendengar ini
I AGREE WITH THAT MRS...
Kenapa gaji sertifikasi guru TK Kab.Pekalingan terlambat sampai hampir 3 bulan ??? Di anak tirikan ??
CERDAS SANS dan TEKNOLOGI & BERAKHLAKUL KARIMAH adalah GENERASI MASA DEPAN BANGSA
Terimakasih, mudah-mudahan terealisasi belajar untuk semua
aaaminn, terima kasih
setuju ujian nasional, asal dilampirkan port folio, kedua ibu *bu Iche Khodijah (maaf jika spelimg salaj) yang pakai jilbab pasti lulusan ujian nasional
Kompetensi? bukankah kalau bicara kompetensi ada istilah kompeten dan belum kompeten, sehingga yang belum kompeten harus mengulang. Sedang dalam kurmer kompeten atau belum kompeten harus dinyatakan lulus atau naik kelas. Kan lucu? Jika UN diibaratkan uji kompetensi itu dianggap tidak sesuai konteks kurikulum merdeka, lantas apa standart kompetensi itu? Dalam dunia kerja saja ada SKKNI sebagai standart kompetensi yang seragam.
saya hanya mahasiswa baru yang ingin menyampaikan opini menurut pengalaman saya selama 12 tahun belajar di sekolah. Ini murni pendapat saya melalu pengamatan dan pengalaman di dalam maupun di luar diri saya sendiri. Selama saya sekolah dari dasar sampai menengah banyak sekali perubahan yang terjadi karena masa saat saya sekolah memang di tahun-tahun dimana teknologi berkembang dan menyebar begitu cepat dan mulai merubah tatanan di pendidikan. Mulai dari pergantian kurikulum 2006, Tematik hingga ke Kurikulum Merdeka dalam hal ini juga perubahan sistem kelulusan siswa, dari UN UNBK hingga dihapuskan(menyayangkan hal itu). Saya akan jelaskan mengapa ujian nasional begitu penting bagi siswa sekolah. UN sebagai motivasi belajar siswa. UN yang memiliki standar nilai untuk kelulusan membuat siswa menjadi lebih serius dalam belajar. Siswa lebih sungguh-sungguh dalam belajar apalagi menjelang UN dimulai. Berbeda sekali saat saya duduk di bangku SLTP dan SLTA, standar kelulusan yang sangat mudah, hanya presensi dan tugas harian serta ujian semester anda sudah bisa lulus dari sekolah yang membuat banyak sekali siswa tidak peduli dengan belajar. Itulah kenyataan yang saya lihat dan rasakan sendiri. Apalagi ujian semester yang sudah bisa diakses melalu hp masing-masing siswa. Tanpa adanya pengawasan dan sistem independen (anti-browsing), maka siswa akan mudah mencontek saat ujian. Hal ini memperparah terhadap kemampuan siswa, dimana dia menggantungkan ujian ke internet bukannya melalui kemampuan siswa sendiri. Tidak ada standar kelulusan yang jelas seperti UN ditambah dengan penggunaan teknologi di ujian tanpa pengawasan yang baik, justru akan membuat siswa di Indonesia semakin bodoh dan malas belajar. Siswa hanya datang ke sekolah untuk bermain dan bermain, tidak ada hasrat untuk belajar(rata rata siswa sekolah saya). Pemerintah melalui Kemendikbud diharapkan bisa mengevaluasi kembali UN karena adanya standar kelulusan yang jelas, membuat siswa lebih rajin dalam belajar karena terancam tinggal kelas/tidak lulus jika malas belajar. *jawaban ini murni pendapat pribadi melalui pengamatan dan pengalaman selama sekolah
Kehilangan UN sblmnya dampaknya besar. Bukan hanya tentang anak kehilangan motivasi belajar tetapi juga runtuhnya kompetensi SDM secara umum. UN diadakan kembali pun akan memunculkan masalah baru yang perlu kita kaji bersama solusinya: 1.Apa yang terjadi pada anak yang tidak lulus UN? 2.Anak yang sudah sama sekali tidak peduli dengan kompetensinya bagaimana? Mereka yang sama sekali tidak mampu matematika dasar dan literasi dasar lainnya? 3. Apakah hasil UN dijadikan dasar akreditasi sekolah lagi? Ini sangat beresiko memaksa guru kompeten disuatu sekolah dipaksa bantu siswa menjawab soal ujian lagi
un emang gak adil tapi kita butuh standarisasi untuk filter mana yg sudah mengerti mana masi gagal sayangnya standarisasi ini gak mudah belom ada yg gantiin un
Yang penting berangkat sekolah yang ngatur nilai biar guru,, setelah kebijakan tanpa ujian😂 Jamanku nilai murni ujian
hal ini bisa dilakukan jika kesadaran belajar sudah terbiasa sejak dini, sedini mungkin, faktanya?? iy klo siswa dan guru di Indonesia punya pola pikir sama kayak Ibu ini, kebanyakan siswa merasa santai, leha-leha, main hp saja dengan asusmsi akan pasti lulus, recang recing? ketangguhan semu? preeett....anak itu harus dipaksa agar terbiasa, kami selaku guru cukup paham ibu,,,anak yg g'paham dengan anak yg malas, klo pola fikir seperti ibu ini yakin saya makin banyak anak yg malas bermunculan, bahkan anak yg kategori awalnya tidak malas menjadi malas
karena gak ada ujian nasional penyetaraan ijazah, pas mau s1 keluar negeri syulitt..
Kalau gak ada ujian trs apa indikator anak sudah menguasai pelajaran? skrg justru makin lemah pendidikan
Menurut saya bukan dikurikulumnya dan bukan UN ataupun ANBK kalo mau memperbaiki pendidikan di indonesia, melainkan SDM Guru yang harus diperbaiki skill maupun kompetensi pedagogik dan harus dipersiapkan sejak Guru mau masuk fakultas pendidikan. Jangan peserta didik yg hanya diberi standart kompetensi tapi gurunya juga harus di standart kan
Indonesia Akan Maju kalau pendidikannya Tiru filem Hary Potter Hey ngerti nggak maksud saya??
salah satu akar masalah adalah banyak orang tua menganggap semua tanggung jawab pendidikan ada di sekolah. Mereka menganggap sekolah adalah tempat penitipan anak. Sehingga ketika sekolah selesai, mereka ga perlu mendidik anak tsb.
Bukti nya sekarang, ketika UN di tiadakan banyak siswa yg malas belajar karna tdk ada ujian yg memotivasi untuk belajar, akibatnya banyak siswa sekolah yg "bodoh" membaca dan hitungan sederhana saja tidak bisa
bahas dong pendidikan non formal seperti sekolah minggu, TPQ, sanggar tari/sanggar seni, klub olahraga, atau bimbingan belajar bagaimana perkembangan anak yang mengikuti pendidikan non formal, dan kolaborasinya dengan sekolah tempat murid belajar formal?
Mau kebijakan bagaimanapun, kalau rakyat masih saja mencari celah untuk berlaku curang, maka tujuan yg mau dicaoai gak akan bisa tercapai. Mulai dr beli bangku atau pindah kk mendadak, itu adalah kecurangan. Semisal gak ada sistem zonasi pun, misal sistem UN sekalipun tetap ada yg curang, dengan membeli nilai, beli bocoran, atau menyogok sekolah tujuan. Jd harus dibenahi itu mental curangnya duluan.
Bagi saya ujian itu perlu, tp untuk semua mapel, jangan pilih kasih mapel. Dan ujian itu bukan diperuntukan untuk berlomba, bukan untuk lulus, bukan untuk rangking2an. Jd ujian ini hanya untuk mengetahui batasan kemampuan anak atas mapel itu. Itu baru adil menurut saya, karna apa? Kemampuan, minat, dan anak berbeda. Jd gak pantas kalau dipaksa untuk menguasai mapel yg sama dengan standar nilai tertentu. Karna semua anak pintar dan istimewa dengan kemampuannya masing2.
Pentingnya pembimbingan sejak dini untuk mengetahui minat bakat anak ,sehingga anak bisa terarah dalam menentukan pendidikannya, mau pilih jalur kejuruan ( lulus SLTA langsung kerja, dan bisa melanjutkan kuliah sambil bekerja sesuai budangnya ) atau mau pilih sekolah umum setelah lulus SLTA bisa lanjut kuliah, sehingga benar benar mantab. Untuk anak anak kejuruan tidak begitu penting UN, yang penting adalah Kompetensi sesuai bidangnya. Untuk anak anak umum UN dijadikan untuk masuk PT / kuliah.....
debatable sih, cm kan dikasih ujian aja msih pd susah belajarnya, gmn ngga dikasih ujian ... memang sih katanya diluar negeri berhasil, tp diliat lagi minat belajar siswa sendiri, kesadaran akan pentingnya belajar. Jadi bukan soal sistemnya, tp SDM dulu yang harus dibangun. Ditambah lagi ini nantinya anak jadi kelinci percobaan, karena butuh waktu panjang, bahkan mgkn 1 generasi untuk melihat hasil dari perubahan. Iya kalo berhasil, kalo ngga siapa yang mau tanggung jawab?
Saya sebagai guru audah 30 tahun, sangat bersyukur UN ditiadakan, siswa kami malah semangat belajar karena proses belajar lebih baik. Ujian tetap dilakukan oleh swkolah tetapi untuk mengukur ketercapaian proses belajar masing masing siswa. Sepakat bu itje❤
UN diperbaiki, jangan dihapus. Menurut ibu, UN tdk adil krn hanya mapel tertentu, solusinya berarti masukkan mapel lainnya dan anak bisa memilih mapel andalannya. Tapi ada beberapa mapel dasar yang wajib diambil, misal mtk, bhs, dan ppkn. Kualitas sekolah tdk merata? Itu tugas pemerintah tuk meratakan, bukan UN yang dihapus. Ketika UN dihapus, nilai rapot jadi permainan sekolah aja. Anak2 juga tdk termotivasi tuk belajar.