Sejarah Perjalanan Singkat Dan Ke Karomahan Iman Lapeo | KH. Muhammad Tahir
Вставка
- Опубліковано 11 гру 2021
- Sejarah Perjalanan Singkat Dan Ke Karomahan Iman Lapeo | KH. Muhammad Tahir
Ulama yang hidup antara 1838-1952 tersebut tak sekadar mampu melanjutkan perjuangan para pendahulunya menyebarkan ajaran Islam di seantero Sulbar. Dia juga dikenal “sakti” karena memiliki sejumlah kelebihan yang diyakini masyarakat sampai sekarang.
Setidaknya itu dituliskan oleh Syarifuddin Muhsin dalam Perjalanan Hidup Imam Lapeo. Menurutnya terdapat 74 karamah (kelebihan) dalam kisah hidup Imam Lapeo. Sebagian di antaranya, berbicara dengan orang mati, menangkap ikan di laut tanpa kail, memendekkan kayu, menghardik jenazah, serta mengatasi doti (ilmu hitam).
Kendati demikian, tak banyak literatur yang mengisahkan secara mendalam keikutsertaan Imam Lapeo dalam memerangi kolonialisme Belanda dan Jepang di Tanah Mandar, kendati beliau tak diragukan memiliki peran besar dalam peristiwa tersebut.
Di bulan Ramadan ini, Sulbarkita.com ingin sedikit berbagi kisah tentang perjuangan tokoh Islam Imam Lapeo dalam merintis kemerdekaan.
Baca juga: Kisah Syekh Abdurrahim, To Salama Penyebar Islam Pertama di Sulbar
Muhammad Yusuf Naim dalam Ajaran Imam Lapeo (2008: 42-43) menyebutkan Imam Lapeo adalah salah satu inspirasi lahirnya organisasi gerakan masyarakat bernama Kebaktian Rahasia Islam (KRIS) Muda. Organisasi inilah yang menjadi wadah perjuangan sebagian besar tokoh di Sulbar prakemerdekaan.
Dalam KRIS Muda, Imam Lapeo berada pada posisi unsur ulama, unsur lain di luar unsur kepemudaan yang diisi sejumlah tokoh seperti RA. Daud, AR. Tamma, Yahyaddin Puang Lembang, serta unsur bangsawan/Raja yang ditempati oleh Andi Depu. Sehingga sejatinya, perjuangan Imam Lapeo bisa disejajarkan dengan Andi Depu, peraih predikat Pahlawan Nasional asal Sulbar pada 2018.
Sayangnya tak banyak yang menulis sepak terjang Imam Lapeo di KRIS Muda. Laily Mansur dalam Ajaran dan Teladan Para Sufi (2002:205) hanya menyebutkan bahwa posisi Imam Lapeo sebagai ulama di KRIS Muda tersebut membuatnya memiliki visi-misi yang sejajar dengan Syekh Syadziliyah, salah satu ulama besar Islam, yang menghadapi imperialisme serta pertempuran Manshurah (perang melawan tentara salib sekitar 1250 Masehi).
Visi-misi Syadziliyah tergambar dalam Syekh Abu Al-Hasan Al Syadziliyah, Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-Pesan yang Menghidupkan Hati (2014:33) karya Makmun Gharib. Disebutkan Syekh Syadziliyah adalah seorang mujahid sejati yang rela turun ke jalan menyamangati penduduk agar bergabung dengan pasukan muslim di medan perang melawan pasukan salib yang dipimpin Louis IX.
Syadziliyah tak mau menjadikan ritual ibadah dan zikir sebagai dalih menghindari perang. Ia memilih berada pada barisan paling depan melawan pasukan Salib yang terkenal cukup kuat di masa tersebut.
Pun demikian dengan Imam Lapeo. Ruhiyat, dalam Imam Lapeo Sebagai Pelopor Pembaharuan Islam di Mandar (2015:123) menyatakan keterlibatan di KRIS Muda membuat Imam Lapeo juga menjadi motivator perjuangan rakyat Polewali Mandar guna mengusir para penjajah. Motivasi tersebut sangat berhasil membuat penjajah merasakan tekanan-tekanan ataupun perlawanan yang dilancarkan oleh rakyat Sulbar.
Tekanan yang semakin besar dari rakyat membuat Pemerintah Belanda gerah. Nurhaedah dalam KH. Muh. Tahir Imam Lapeo (Biografi dan Jasa-Jasanya Dalam Pengembangan Islam di Kabupaten Polmas) 2001 mengatakan Belanda akhirnya berusaha menghentikan dakwah yang dilakukan Imam Lapeo.
Imam Lapeo juga ikut menunjukkan sikap keras secara langsung terhadap penjajah. Zuhriah dalam Jejak Wali Nusantara: Kisah Kewalian Imam Lapeo di Masyarakat Mandar (2013:49) menyebutkan Imam Lapeo menentang larangan Jepang kepada masyarakat Mandar untuk menyalakan api (lampu) di malam hari.
Cahaya pun tetap terlihat di masjid Imam Lapeo pada malam hari. Masjid yang terletak di desa Lapeo, kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat, itu masih berdiri sampai sekarang.
#Imam Lapeo
#Parawali
#Biografi
#Perjalanan
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad WA ala ali sayyidina Muhammad
Alhamdulillah kami sangat bangga jadi kturunan kakek iman lapeo.
Surga mnantimu kek
Subhanallah.... ❤.. Baru lihat postingan yng luar biasa ini... ❤❤❤
Mantap
Salam tanah mandar
Alhamdulillah Kake ,,perjuaganmu TDK sia sia,, alfatiha untukmu Kake,🤲insya Allah surga tempatu,🤲🤲
Terimakasih menambah pemgetahuan
Terimasih
Msya Allah, keramat iman lapeo semoga jdi inspirasi
Mantap om
Alfatihah
Mantap bang, maju terus polewali mandar...
Insyaallah syarifa Hamidah dari Kalimantan menyaksikan
Alhamdulillah barokaallah...salam dari saya bang..dari PADANG
Masa Allah Mga sekali masjid nya slm Jambi Sumatra 🌟👍
Apapun engkau aku anggab kau saksi komenku ini tentang wali imam lapeo ini dan seluruh ajaranya aku kasih keluar dari tentang Islam dan ini janjiku akan tak ada ikatan sukuku atau keturunanku dari Arab kalau Allah atau raja Arab tidak mengeluarkan seluruh tentang imam lapeo dari pedoman alkuran ini sumpahku.
Mantap Kisah Wali yg ada di Polman bisa Diketahui Banyak di ketahui melalui channel ini lanjutkan👍👍
Thank u abg
Di bpp Kaltim,ada orang yg di datangi wali imam Lapo
Saya asli sul-bar mantap kisah imam lapeo @saya tiggal
Mantap... terimakasih 🙏
Thank u
Semangat om kontennya
Salamnya sapo
itu tempat kita bng
Alfatihah buat Indon guru
hmmmmm
Di bpp kebun sayur lapangan poni, kaltim dekat bengkel 22,,ada yg di datangi wali imam Lapeo,beliau sdh pensiun kerja di bengkel 22
M
Sudahlah pak wali imam lapeo tak usahlah kita kau buat selalu hobi memikirkan apa ini apa itu tentang mukzizat Allah dan suara go,ib cukupmi kita mempertahankan elemen kemanusiaan yg bisa kita rasakan didlam tubuh saya rasa itu sudah memegang amanah yg utama dari Allah SWT menyayangi ciptaanya yg sempurna menurutku sama saja menghargai menghormati Allah sebagai pemilik alam semesta dan manusia.
Maaf ijin koreksi, nama gurunya bukan sayyid alwi jamaluddin bin sahil tapi habib alwi bin abdullah bin sahl jamalullail
Semngat bkin konten rohaninya om
Terimaksih
Terimakasih
Mau Tanya raja Balanipa nama raja atau suatu daerah
Kenapa beliau tidak mendirikan tarekat Syadziliyah di tanah mandar ??