Trimakasih pak Budi saya mengalami berkat yang luar biasa tentang presdetinasi ini terutama tentang penentuan dosa ini saya mengalami bagaimana saya mampu mengmpuni/menerima pasangan saya yang tidak perawan dari situ saya ambil bahwa Tuhan memang sudah menetapkan seperti itu mengapa kita harus melawan ketentuannya? Dari situ saya tunduk akan kedaulatannya dan mau menerima pasangan saya .
Pak Budi terimakasih atas pendalaman doktrin penentuan dosa, sangat membangun doktrin reform saya. Mohon untuk bisa dibuatkan video lebih detail mengenai perbandingan infralapsarian dan supralapsarian. Pak Budi sendiri lebih memilih Infra, namun saya lihat sendiri video Pak Esra Soru yang condong pada Supra. Terimakasih Tuhan Yesus memberkati
Sy setuju jika Allah menentukan atau menetapkan dosa manusia jika itu memang adalah sebuah rencana atau kehendakNya yg harus terjadi atau digenapi atas dasar doktrin pemilihan yg terbatas jadi manusia memang sebagian dipilih untuk diselamatkan dan sebagian untuk dibinasakan. Tapi terlepas dari dosa yg ditetapkan Allah atau TDK sebenarnya manusia adalah ciptaan yg TDK luput dari dosa baik dosa yg disengaja atau tidak, disadari atau TDK, dipahami atau TDK segala perbuatan manusia selalu cenderung dan condong kpd dosa jadi sulit bagi manusia untuk mengatakan dirinya TDK pernah berdosa bahkan ketika kita berbuat baikpun setelah mengenal Allah dan beriman kepada Yesus jika perbuatan baik kita TDK sesuai dgn kehendak dan rencana Allah maka perbuatan baik kita adalah dosa di mata Allah apalagi kalo perbuatan baik kita didasari untuk memperoleh pujian dan hormat manusia
Saya percaya bahwa Allah menentukan dosa secara passive sehingga ada tanggung jawab dari manusia. Allah tahu saya akan berbuat dosa A atas kemauan saya sendiri. Allah menentukan dosa A ini secara passive dalam arti kata Dia tidak mencegah saya untuk tidak berbuat dosa A. Apakah pendapat saya benar?
terima kasih pak budi 🙏
Luar biasa pak Budi, walaupun sedikit yg nonton, tapi khotbah ini luar biasa penting.
Ini baru makanan rohani yang keras
Trimakasih pak Budi saya mengalami berkat yang luar biasa tentang presdetinasi ini terutama tentang penentuan dosa ini saya mengalami bagaimana saya mampu mengmpuni/menerima pasangan saya yang tidak perawan dari situ saya ambil bahwa Tuhan memang sudah menetapkan seperti itu mengapa kita harus melawan ketentuannya? Dari situ saya tunduk akan kedaulatannya dan mau menerima pasangan saya .
Thanks pak Budi, aplikasinya memang sangat menentramkan.
Thanks
Pak Budi terimakasih atas pendalaman doktrin penentuan dosa, sangat membangun doktrin reform saya. Mohon untuk bisa dibuatkan video lebih detail mengenai perbandingan infralapsarian dan supralapsarian. Pak Budi sendiri lebih memilih Infra, namun saya lihat sendiri video Pak Esra Soru yang condong pada Supra. Terimakasih Tuhan Yesus memberkati
ua-cam.com/video/hyrwJWRjsJI/v-deo.html
Berikut link nya Pak. Terimakasih
Sy setuju jika Allah menentukan atau menetapkan dosa manusia jika itu memang adalah sebuah rencana atau kehendakNya yg harus terjadi atau digenapi atas dasar doktrin pemilihan yg terbatas jadi manusia memang sebagian dipilih untuk diselamatkan dan sebagian untuk dibinasakan. Tapi terlepas dari dosa yg ditetapkan Allah atau TDK sebenarnya manusia adalah ciptaan yg TDK luput dari dosa baik dosa yg disengaja atau tidak, disadari atau TDK, dipahami atau TDK segala perbuatan manusia selalu cenderung dan condong kpd dosa jadi sulit bagi manusia untuk mengatakan dirinya TDK pernah berdosa bahkan ketika kita berbuat baikpun setelah mengenal Allah dan beriman kepada Yesus jika perbuatan baik kita TDK sesuai dgn kehendak dan rencana Allah maka perbuatan baik kita adalah dosa di mata Allah apalagi kalo perbuatan baik kita didasari untuk memperoleh pujian dan hormat manusia
Saya percaya bahwa Allah menentukan dosa secara passive sehingga ada tanggung jawab dari manusia.
Allah tahu saya akan berbuat dosa A atas kemauan saya sendiri. Allah menentukan dosa A ini secara passive dalam arti kata Dia tidak mencegah saya untuk tidak berbuat dosa A. Apakah pendapat saya benar?