Pak Rhenald yang saya hormati, waktu saya mengambil program S3 di Eropa jalur riset dengan segala fasilitas yang begitu lengkap..saya harus menerima kenyataan sekitar 1,5 tahun melakukan eksperimen setiap hari yang nihil hasilnya. Setelah 2 tahun baru kelihatan itupun masih sangat kasar..perlu sekitar 1,5 tahun lagi untuk memperoleh kesimpulan yang refined. Dan Bahlil mendapatkan PhD di tengah kesibukan beliau dalam politik dengan predikat cumlaude. Dengan latar belakang yang jauh dari reputasi dunia akademik nampaknya mengerjakan studi literatur, menyusun methodologi, analisis data, bahkan menulis makalah perlu upaya keras dan fokus. Saya tidak masalah ada pejabat mau ambil S3 kalau memang ditujukan untuk menajamkan intelektualnya dan dicapai dengan cara yang layak dan pantas. Dalam kasus Bahlil, di tengah kesibukan politik praktis yang begitu intesif rasanya apa yang didapatkan Bahlil tidak masuk akal. UI boleh berkilah sekolah Bahlil bukan jalur reguler tapi itu masih di bawah naungan UI. Sehingga muncul presenden bahwa begitu murah harga doktor di UI..murah dalam konteks intelektual tapi tentu mahal dalam perspektif finansial. Selain itu, UI adalah salah satu PT terhormat di Indonesia yang ada di baris terdepan etalase pendidikan tinggi dan intelektual bangsa. Sangat disayangkan ketika UI begitu ceroboh membumihanguskan reputasinya sendiri yang juga refleksi dari reputasi intelektual Indonesia. Tanpa tindakan tegas dan terukur untuk memulihkan reputasi UI maka UI akan selamanya ada dalam lorong kenistaaan akademis dunia karena membawa aib kotor intelektual para anggotanya yang begitu mesra berdansa dengan politik dan kekuasaan.
Beda om ..kasus anda dengan kasus pak Bahlil .... 1.walaupun beliau dalam penelitian hanya sekitar 1.5 tahun tapi apa yg ia teliti sudah ia kerjakan selama 5 tahun ...dai pejabat publik yg ia teliti adalah apa yg ia kerjakan ......
@@jansonvictordavies7073 kamu GK mengikuti live sidang gelar itu ya ......? Kok bilang GK di ikuti coba STEL you tube Ada 2 contoh di sidang itu yaitu di morewali dan di apa satunya lupa aku Di jelas kan yg di morewali kebijakan ..pemimpin lama .... Sedangkan kebijakan di era nya di jelas kan di foto yg lain soal pencemaran. Lingkungan ..... Itu soal pencemaran. Lingkungan nya ......
@@budiyono4021ada yg mustahil bagi indonesia Yaitu menjadi negara maju😂 Soalnya indonesia apa2 import, bikin busi aja belum bisa tapi mimpi jadi negara maju
Anda betul dan apalagi dinegara ini, Adam Malik (alm) pernah berkata semua bisa diatur dan rusaknya gombal bisa jas sebaliknya jas bisa jadi gombal, like and dislike pilih kasih tebang pilih kalau masih diterusteruskan membuat semua rusak... 😢
Dari sini kita belajar, bahwa gelar Sarjana di Indonesia adalah hal yg bisa di beli. Sekelas UI dan UGM aja begitu😊. Nabuuung .. biar anak2 sekolah di luar negeri aja.
Sangat pantas... Di saat ini semua bisa diatur... ijazah SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, antrian haji, proses hukum, masa hukuman, jabatan, semuanya bisa dibeli.
Saya meraih gelar Doktor dengan by research selama 5 tahun dengan menjalani berbagai kesulitan dan kesibukan serta ditambah beban Covid 19. Artinya tidak masuk akal bisa mencapai 1,5 tahun untuk mencapai gelar Doktor dengan berbagai kesulitan dan berbagai proses yang panjang dengan bimbingan, bahkan wajib menulis artikel jurnal internasional yang terindeks Scopus pada Q3, Q2, dan Q1. Proses publikasi artikel jurnal internasional yang terindeks Scopus yang bisa sampai bertahun-tahun.
Orang berpolitik apapun bisa di mainkan dengan berbagai carah untuk mencapai tujuan yang capat karena mungkin berduit kaliber.....kalau orang biasa bukan di istimewakan melakukan research 4-5 itu normal itu pun masi di barengin dengan kesibukan kerja.
Tidak masuk akal utk mu memang, karena kau cuma belajar, makanya dungu. S3 mu bukan karena kau ahli/pintar, tapi karena spend time utk belajar aja. Jejelas disampaikan riset itu berdasarkan field of work, dia udah kerjain itu barang 5 tahun, kau mau tanya apa lagi?
Di Amerika juga umumnya program doktor masih harus menjalani 2-3 tahun coursework, dilanjutkan dg 2-3 tahun research. Selain tugas2 di tiap matakuliah, mhsw doktoral jg hrs menjalani ujian kualifikasi, ujian komprehensif (lisan dan tulisan), dan ujian disertasi. Semuanya menguras waktu dan tenaga. Data collection, cleaning, dan analysis jg butuh waktu. Shg melakukan semuanya ini dlm waktu singkat di tengah pekerjaan sbg menteri dan ketua parpol memang menimbulkan pertanyaan. Mgkn pak bahlil adlh superman.
Betul sekali menimbulkan pertanyaan besar...pasti di sokong dana besar dan mungkin di duga ada joki yng main dia tinghal datang saat ujian apah lagi pak balil mentri dan ketua parpol sibuk apaj masih ada waktu sempat memikirkan tugas tugas kuliah....
jgn pernah disamain negeri ini dengan Amerika, lebih maju negeri ini, bisa dilihat dlm diri BAHLUL yg sangat jenius, sudah melewati segala ujian hidup... Trust me its work ! 😂😂😂
@@makkicauMemang betul Indonesia bukan Amerika, tetapi harus yaqin bhw dlm dunia pendidikan keilmuan( bukan pendidikan pengetahuan), minimal punya aturan baku yg sama diseluruh Universitas di negara manapun.
Tidak menutup kemungkinan yang menulis makalah dan jurnal riset adalah tenaga ahlinya. Tinggal main perintah saja ke tim ahlinya...... Proposalnya pun dibuat oleh ahlinya......jadi tinggal baca dan pelajari saja..... Ini perlu diteliti. Otaknya siapa saja yang dipakai?
Kayaknya banyak kasus begini..para Bos yg pengen ambil S2 S3 krn sibuk n malas kuliah...yg disuruh kuliah n bikin tugas plus disertasi stafnya...dia tinggal belajar dikit2lahh...he he ponakan saya pernah ngalami jd bawahan Bos modelan begini😂
Banyak banget kasus yg seprti ini terjadi... Sbg bos yg memiliki semuanya, tangan, kaki, dan kepalanya ada dimana-mana yg bisa dimanfaatkan untuk memuluskan intensinya. Tinggal perintah saja...
Iyalah. Logisnya begini. Pejabat yg senin sampai sabtu kerja kapan lagi ngurus kuliahnya ? Kalao pun hadir di perkuliahan, untuk tugas2nya yg ngerjain pasti stafnya
Mempelajari dan memahami metode2 penelitian, mengerti dan mengolah data dan mencari, mempelajari dan mengerti teori2 yg digunakan kan butuh waktu dan tenaga ya…super jenius berarti klo degnan kesibukannya semua itu bisa dilakukan
Semoga orang2 pintar yg diberi mandat menentukan kebijakan mau menengok ke desa2 yg masyarakatnya rata2 bertani. Harga panen luar biasa rendah, harga pemeliharaan tanaman tinggi. Alhasil petani rugi. Akankah org2 pintar2 ini mau mensejahterakan rakyatnya? Hanya doa saja semoga taraf hidup masyarakat membaik
Saya seorang mahasiswa S3. Menurut saya, wajar jika kelulusan Pak Bahlil dipertanyakan, mengingat kesibukannya yang tampaknya membuat mustahil menyelesaikan program doktoral secepat itu. Sebagai perbandingan, program S3 fast track yang bisa diselesaikan dalam 3 tahun, seperti di Jepang dan Taiwan, mengharuskan fokus penuh tanpa gangguan tugas lain (misalnya pekerjaan). Tim ahli yang membantu Pak Bahlil mungkin memang mempercepat kelulusannya. Misalnya, jika ada tim yang mengambil data, melakukan studi literatur, membersihkan data, dan sebagainya-jelas banyak bantuan yang terlibat, bukan? Okelah, dia presentasi defense nya mungkin lancar dan layak diluluskan. Tapi, sekali lagi, lulusan S3 itu, baik dia pejabat publik atau hanya rakyat indonesia biasa, harus punya kemandirian berpikir. Jika banyak yang membantu, kita bisa menilai sendiri tingkat kemandirian berpikirnya. Ini fenomena yang perlu kita terima sebagai rakyat jelata di Indonesia, jadi ga usah kagetan.
Pak Rhenald yang saya hormati. Perkenalkan saya Fikri, mahasiswa S3 "aktif" (berdasarkan PDDIKTI) di sebuah perguruan tinggi negeri ternama di bidang pendidikan calon guru. Saya sudah "aktif" kuliah S3 di kampus ini sejak 2018. Jadi, per tahun ini, saya sudah kuliah S3 6,5 tahun. Kenapa saya tidak lulus-lulus? Padahal, disertasi sudah selesai dan sudah ditandatangani oleh kedua promotor. Hal ini tidak terlepas dari malpraktik yang dilakukan oleh tiga pejabat kampus, yaitu ketua program studi, dekan fakultas, dan wakil rektor. Mereka secara kompak mempersulit kelulusan S3 saya dengan alasan tidak jelas: 1) disertasi masih belum layak diujikan, 2) tandatangan promotor dipalsukan (tidak terbukti), 3) mencemarkan nama baik kampus di media sosial (padahal nama kampus tidak pernah saya sebutkan). Meski sudah melalui berbagai proses "mediasi yang berat sebelah", akhirnya status S3 saya mengambang meski status di PDDIKTI masih aktif. Karena tidak menemukan bukti pelanggaran kode etik mahasiswa yang paten untuk DO, mereka lantas men-DO-kan saya dengan menghabiskan masa studi (7 tahun). Perlu Bapak ketahui, S3 saya itu adalah "by research" seperti Bahlil. Berkaca kepada kepahitan pengalaman S3 saya ini, saya sangat menyayangkan tindakan beberapa institusi pendidikan tinggi di negeri ini yang begitu mudahnya mengobral gelar "Doktor" maupun "Doktor/Profesor Honoris Causa) kepada artis, politisi, maupun pejabat negara. Di konten-konten saya, saya selalu menyampaikan kesedihan ini dan menyarankan agar mereka fair dan adil dalam memperlakukan mahasiswa, apa pun latar belakang mereka. Hanya karena mahasiswa bukanlah artis, politisi, maupun pejabat, yang tidak punya "bargaining" apa-apa, lantas mereka diperlakukan"seenak udelnya" sendiri. Mereka juga "membayar". Bahkan, "struggle" lebih hebat dibandingkan mahasiswa dengan privilege tertentu. Semoga hati nurani para rektor maupun profesor di institusi-institusi terhormat ini masih ada dan tidak mudah tergadaikan dengan iming-iming duniawi semata. Jangan berteriak "etika" ke orang lain (ke Jokowi, contohnya), tapi diri sendiri mengabaikan etika sebagai pendidik terhormat 😢
Baiknya ambil Doktor diluar saja,cari beasiswanya di Indonesia PTN sungguh memalukan, sekolah tinggipun gak jadi jaminan dapat posisi yg baik,sudah tidak percaya pendidikan penuh Tipu Tipu,konsep Yg dibuat PT,SKSG itu untuk cari ...?😂😂😂
@@yudhaadityafiandra3254 loh klo anda g bisa atau g mau menjelaskan ya tinggal bilang toh jawaban kyk anda gtu aneh...nnt semua org klo punya status ditanya hal serupa jawabnya gtu terus "coba lu rasain sendiri aja, nnt jg paham" anda ngaku S3 tp kok jawabnya melankolis bner? heran sy. ya walaupun sy jg tau ad faktor prejudice jg jd anda punya opini dan tanggapan sebagaimana demikian
Semangat, masing masing punya kemampuan dan tidak dibandingkan... sudah di jelaskan di dalam video, apa yg dilakukan BL sehari hari pekerjaannya. untuk mengantarkan ilmu pun tinggal telfon sana sini.
Mana mau beliau, untuk orang 2 yang berada di kekuasaan beliau ngak mau hitam putih, lihat rekam jejaknya tentang awal2 rezim mulyono terapi begitu akhir masa jabatannya yg banyak dengan kontroversi beliau tidak pernah menilai hitam putih.
@@hendriandi1238bener. Terlalu Muja Mulyono, padahal nih orang tau isi kebobrokan sekeliling Mulyono dan situasi wakanda hancur amburadul. Tidak pernah mengaitkan ke Mulyono yg gak becus
Menurut sy setidaknya ada 3 masalah atau pertanyaan serius yg harus menjadi atensi: 1. Kajian doktoral itu harus dilakukan secara mendalam dengan intensitas tertentu untuk menghasilkan produk akademik yg mumpuni, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar DR. Namun dalam kasus ini nyaris semua direduksi menjadi hal hal administratif dan prosedural belaka. Sangat jelas terlihat dari penjelasan para pembimbing dan penguji ini. Mungkin saja kompromi kualitas pada level yg sangat minimal bisa dibenarkan dalam situasi tertentu, misalnya waktu studi yg sudah hampir habis dan kemampuan finansial mahasiswa yg sangat terbatas. Tetapi dalam kasus ini, mahasiswa baru kuliah 4 semester (pun semester 4 baru masuk, artinya masih punya spare waktu 3 tahunan lg), dan kemampuan finansialnya tidak perlu dipertanyakan. Jadi justifikasi kompromi terhadap kualitas dll menjadi nyaris tidak ada. 2. Tampak jelas bahwa disertasi beliau ini sangat bermasalah dalam metodologi. Dengan semua kapasitas sebagai pejabat pemerintah dengan semua atribut yg melekat pada beliau, justru ini yg menjadi tantangan dalam metodologi. Bagaimana proses pengambilan data lapangan, terutama yg melalui wawancara dan diskusi, dapat dilakukan secara bebas nilai jika atribut-atribut itu tidak pernah dilepaskan? Bagaimana memastikan bahwa data lapangan tidak bias otoritas? Urgensi netralitas ini pasti sangat dipahami oleh para periset berpengalaman dan terkemuka, yg justru kelompok seperti inilah yg harusnya menjadi segmen pasar jalur doktor by riset. Bukan mereka yg tidak punya pengalaman atau basis riset yg kuat, yg, seperti yg dikatakan oleh bpk co-promotor, sekedar mengambil jalur doktor by riset karena tidak perlu masuk kelas seperti jalur by coursework dengan menimbang jadwal si kandidat yg sangat padat sebagai menteri, ketua partai, dan ketua kelompok timses sekaligus (di sini kelayakan, kepatutan, atau kepantasan kandidat mengambil jalur riset sangat dipertanyakan). Ataukan program ini sangat membutuhkan mahasiswa sehingga siapa pun boleh pilih jalur mana pun tanpa harus menimbang kualifikasinya atau kepatutannya? 3. Dengan semata berbekal secara administrasi prosedural tadi (point 1), bias metodologi (point 2), tidak ada teori baru yg dihasilkan, dan kemudian melihat publikasi riset yg sangat minimal (baik dari segi jumlah maupun kualitas jurnalnya) menunjukkan bahwa kualitas riset ini sebenarnya tidak terlalu cemerlang secara akademik. Hal ini juga sudah disampaikan oleh salah seorang penguji yg menyatakan bahwa ada keterbatasan konseptual di sini (dan adalah masalah serius bagi seorang kandidat doktor apalagi by riset!!!). Apakah dengan kondisi ini mahasiswa bisa diluluskan dengan predikat 'cumlaude'? Ini pertanyaan serius bagi para promotor dan penguji, sekaligus kampus secara keseluruhan. Terlepas dari hal hal tsb, menurut sy, semua doktor akan menganggap ada yg aneh dengan fenomena ini. Itu tidak bisa dipungkiri. Bahkan doktor abal abal pun pasti merasa ada yg aneh, bahkan mungkin sekedar kemiripan dengan pengalaman mereka.
Ulasan yg bagus. Salah satu narsum sdh menyatakan jika conceptualnya msh lemah, belum solid dan valid, artinya metodologi memang msh bermasalah. Tp tetap diberi gelar doktor sbg penghargaan tertinggi akademik. Sepertinya UI menukar kualitas akademik dg hal lainnya spt kekuasaan di politik dan pemerintahan. Dan Rhenald Kasali sbg salah satu profesor di UI terkesan membela hal ini, buktinya menghadirkan semua narsum yg membela Bahlil. Kata2 dr semua narsum tsb pasti ditangkap sbg hal positif utk org awam, cuma mrk2 yg sering terlibat dg detail akademik dan penelitian saja yg mampu menangkap hal2 negatif dan fakta2 yg disembunyikan. Apakah spt ini ya reputasi UI dlm bidang akademik? Sepertinya integrity akademik UI, prof Rhenald, serta pembimbing dan penguji Bahlil perlu dipertanyakan.
@@cahyocrysdian2579 cumlaude lagi...bukankah konsep penelitian yg paling penting dlm sebuah penelitian? Apalagi utk disertasi...benar juga..pernyataan atau teori baru disertasinya apa? Bukankah dampak dari tambang nikel udh ada sejak dulu ya...dampak sosial...ekonomi spt yg dibilang promotornya..jadi noveltynya dmn?
Jika memungkinkan dan pihak UI berani mempublikasi disertasi beliau dan tunjukan karya ilmiah beliau, saya pikir akan menambah reputasi dan integritas UI sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ayooo sekaliber UI saya pikir berani :)
Di Konoha, Undang-undang bisa diatur oleh Paman supaya keponakan bisa jadi calon. Saya tidak tahu apakah peraturan di UI bisa dimainkan untuk meloloskan ketua partai menjadi doktor.
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen. Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini. Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci. Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
@@indramiradimiradi6464bisa juga buzzernya. buzzer ini merusak segala sendi kehidupan termasuk dunia akademis, dan buzzer ini lahir di era jokowi berkedok relawan, influencer, ormas, atau apalah u name it. that's why jokowi harus diadili agar negara ini tidak menjadi negara gagal
kalau ada aturannya S3 dapat dilalui melalui by riset dengan minimal 4 smester, dan kemudian dalam prakteknya dapat diselesainya dengan 4 smester, itu tentu keberhasilan dalam aturan tersebut dapat direalisasikan 100%, video ini dapat memperlihatkan syarat-syarat ideal bagi mereka dapat dipenuhi memenuhi 4 smester S3. Kekurangan dan kelebihan setiap kebijakan S3 dengan by riset minimal 4 smester . Dan tentu itu bagian dari dinamika, untuk mencapai hasil yang terbaik untuk episode berikutnya bagi mereka yang yang ingin menempu S3 bayi riset 4 smester.
Aksi kebohongan yang dilakukan berjamaah, sangat rentan terbuka kepublik. Serapi dan sekuat apapun komitmen para pelaku untuk menutupinya. Karena watak alamiah kebohongan, pasti berlawanan dengan nalar baik publik...? 😬😒
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen. Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini. Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci. Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
@@sulhadisulhadi7471penguji kl sdh bersekongkol, sama saja, apapun bisa dimanipulasi, orang lain dipaksa peras otsk, si bahlul dengan enaknya dengan atas nama riset, padahal untuk kerjain saja secara nalar juga tidak ada waktu, kecuali orang lain kerjain, dia yg maju
@@sulhadisulhadi7471 sepertinya anda yang tidak menyimak sampai akhir tayangan podcast ini, simak kembali conclusion & closing-nya yang masih menunggu keputusan dari dewan guru besar dan bla...bla...bla...
Saya hanya lulusan D3.. Namun dari awal sudah meragukan kelayakan gelar doktor tsb. Dikuatkan juga oleh para akademisi yang menuliskan komentarnya disini. Ditangan mantan CEO gojek.. Pendidikan di indo berantakan secara sistemik dan kualitas dari dasar hingga pendidikan tingginya
Prodi berbasis riset - mhs yg studi ya hrs sudah berkutat dalam dunia riset pada bidang minat dan disiplin ilmu pokoknya - serta menguasai rancang-bangun teori dan metodologi riset.
Prof. Renald, biar konten ini ga dianggap nitizen sbgi sarana cuci -cuci... undang juga dong, mahasiswi uin yg dijiplak, penulis disertasi yg staf-nya BA. Guru2 besar UI yg kontra.....???
Mosok disertasi 500 halaman menjiplak skripsi 75 halaman, njiplak 95%? Mikir lah.... Skripsi tsb sudah didownload sang dosen dan dibandingkan, ternyata nggak ada kesamaan. Terlaluuu kalau masalah ilmiah di politisasi....
Saya mendampingi suami studi S3 di negara lain dan saya lihat sendiri betapa detail prosesnya, betapa pembimbingnya sangat demanding dan keharusan utk membuat kontribusi ke ilmu pengetahuan tidak main2. Ketika balik ke Indonesia, karena dia dosen di suatu universitas negeri di Indonesia, dia sering menjadi promotor maupun penguji mahasiswa S3, termasuk di UI. Dia sering mengeluh bagaimana kualitas mahasiswa S3 di sini sangat berbeda, baik dari pemahaman teori, metode riset maupun analisis data. Di samping itu, kadang diminta untuk lebih lenient kepada mahasiswa yg hampir DO, misalnya. Jadi pakai ilmu kasihan, bukan murni merit.
REPUTASI BAHLIL: - Apa Dia pernah berbohong? - Siapa saja yang riset lapangan. - Dimana saja Dia riset. - Berapa kali Dia ke lapangan. - Bagaimana keseharian Dia. Ada yang bisa jawab secara detail pertanyaan tersebut? Silakan di Investaigasi secara menyeluruh. Kita akan tercengang atas hasilnya.
Saya terkesima dengan wawancara Doktor Rhenald, memang benar ada cara cepat menjadi Doktor. Info terakhir keputusannya UI, ditangguhkan gelar Doktornya. Seharusnya bagaimana ?
Undang aja si Bahlil ke forum diskusi akademik. Bedah disertasinya di situ. Tanyakan ke Bahlil perspektif teoretiknya, metodologisnya, noveltinya, referensinya... Saya 💯 persen yakin dia gelagapan. Dari situ kita bisa nilai kayak apa kualitas akademik dia. Krn saya yakin dia gak nulis sendiri.. 😂
Salam hormat Prof dari Bandung. 👏di larut malam ini saya baru sempat menyimak..sejujurnya saya mau berkomentar apa ttg polemik doctoral pak Bachlil ini..yeah komentar/opini sudah diwakili rekan komentator lainnya..Terima kasih Prof. Salam hormat kembali, semoga dunia pendidikan di Indonesia ini semakin bagus dan berkembang. Vivat Academia Vivant Professores. 🇮🇩🎓👏
Prof Rhenald, mohon maaf sebelumnya, Tidak hanya UI Universitas Indonesia tetapi juga UNDIP Universitas Diponegoro, melakukan Sistem yang Sama dalam Eksekusi Penilaian Setiap Langkah Penelitian. Saya, Azizah Masuk Kuliah 2006 dan Lulus Sarjana 2010 (masa tempuh Lulus kuliah KURANG dari 4 tahun? Sistem Undip untuk Skripsi pun Ketat! ➡️ Sidang Seminar Proposal = Mulai Bab Pendahuluan Latar Belakang Masalah sampai Bab Metologi Penelitian ➡️ Sidang Seminar Hasil = Mulai ke Tahapan Presentasi Hasil Penelitian termasuk Pembahasan Plus Minus dari Objek Penelitian berdasarkan Teori yang dipakai ➡️ Sidang Skripsi = Puncak Sidang lengkap dengan Dosen Penguji Karena Skripsiku adalah Meneliti Kesehatan Pekerja di Perusahaan Produk Minuman Asing, maka memakai Metode Penelitian KUALITATIF via Wawancara, namun Saya secara Individu "Dikritik" oleh Dosen Pembimbing tentang Bagaimana Cara Kamu Membuktikan bahwa Ucapan Jawaban yang mereka berikan adalah sebuah Kebenaran / Fakta Kenyataan di Lapangan? Saat itu Saya menjawab Dosen Pembimbingku, seperti ini Prof.. ➡️ Saya pakai TRIANGULASI untuk Pembuktian Hasil Wawancara! ➡️ Saya pilih ORANG LAIN yang Tidak Dikenal tapi ikut serta dalam Kegiatan tersebut untuk MENILAI "Efektif atau Tidak Program yang dijalankan". ➡️ Saya akan lakukan OBSERVASI LANGSUNG di Lapangan TANPA DIKETAHUI oleh Pihak yang Saya Wawancarai. ➡️ Saya akan Melihat Langsung Setiap Individu dari Setiap Tingkatan Jabatan, Bagaimana Kinerja mereka di Lapangan. ➡️ Saya Cek Berapa Anggaran Dana Kesehatan Pekerja di Perusahaan dan Kurun Waktu, Kapan Dana tersebut Dihabiskan. ➡️ Saya Cek Cara Perusahaan Melakukan Tes Kesehatan secara Berkala untuk Setiap Tingkatan Pekerja lengkap dengan Tes Kesehatan Awal Masuk Kerja dan Tes Kesehatan Akhir saat Pekerja memilih RESIGN atau PENSIUN, supaya Saya bisa Golongkan Penyakit Pekerja sebagai AKIBAT dari SISTEM PEKERJAAN n BERAPA LAMA MEREKA BEKERJA. ➡️ Saya Cek Langkah Taktis Apa saja yang dilakukan Perusahaan untuk MENCEGAH PARA PEKERJANYA dari PENYAKIT AKIBAT KERJA. Prof pasti bisa menilai, ya! Azizah Pilih Total Penelitian Manajemen Kesehatan Pekerja di Sektor Industri Minuman. Saat Dosen Pembimbing mendengar penjelasanku, Beliau Tersenyum "Kamu Paham Risetmu, Zah" Dosen "Jika Kamu MEMASUKKAN SEBUAH PERLAKUAN atau TINDAKAN KHUSUS yang Bisa MERUBAH SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN di Perusahaan, Lalu TINDAKAN tersebut KAMU UKUR HASILNYA, maka Risetmu bisa Tergolong Tesis Magister S2 atau bahkan Disertasi S3, walaupun Kamu sekarang masih S1 Graduate" Pertanyaanku untuk Pak Bahlil, Anda bisa mendapatkan DATA dengan MUDAH karena Anda Pejabat! Lalu SOLUSI atau TINDAKAN apa yang Diberikan ke Kegiatan HILIRISASI NIKEL yang Berdampak Buruk di Kesehatan Lingkungan Masyarakat lalu Apakah RISET Pak Bahlil terdapat PENGUKURAN EFEKTIFITAS HASIL dari Tindakan Solusi??
Meraih doktor identik dengan menulis dan membaca jurnal dan literatur berkelas Internasional, serta diharapkan melahirkan teori baru. Kl sekelas UI, berarti level jurnalnya pun minimal level ataslah, diakui secara Internasional.
S3 jalur riset ❌ S3 jalur POWER ✅ Masih diluar nurul: mentri + ketua partai + timses + operator raja jawa bisa riset S3 tercepat sepanjang sejarah UI. Bisa2nya UI melecehkan akal sehat orang se-Indonesia. Dah benar itu IPB: jalur riset hanya utk peneliti/dosen.
8:39 Pengujinya Rektor IPB bro. Dan lihat tuh co promotornya, ngaku dipakai kementrian bahlil. Gitu tuh tabiat buruk mereka. Suka ngincar2 mahasiswa dari pemerintahan. Biar sering diapakai sebagai tim pakar, penelitian atau apalah apalah itu.
Epilog Prof. Reynald sebenarnya sudah cukup menjelaskan bahwa issue ini memang langka tapi masuk akal. Karena ad keuntungan yg didapatkan sebagai pejabat publik, kecepatan memperoleh data untuk kebutuhan research kalau orang biasa butuh 1-2 tahun mungkin , yg ini bbrp bulan sudah dapat.
Kalau mahasiswa dari kalangan biasa bkn menteri dr partai besar dan dekat dg RI 1 dan dia juga menempuh jalur riset ini dg melakukan prosedur seperti bahlil lakukan apakah akan mendapatkan perlakuan yg sama dr pihak ui ...
Ah yakinlah kalau pejabat yg daftar "kuliah", pasti dosen-dosennya "pada sibuk" mencarikan jalan belakang. Dosen seperti berasa bangga jika mahasiswanya adalah artis atau orang politik.
Ijasah hanya bukti bahwa seseorang pernah sekolah formal, bukan untuk membuktikan bahwa seseorang pernah berpikir dengan akalnya. pejabat yang oportunis seperti beliau pasti akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. apalagi ini di Negara Indonesia semua bisa dilakukan asal dia adalah Pejabat dan punya uang, semua bisa dibeli dinegeri ini.
Sudah banyak bukti bahwa entitas-entitas strategis milik negeri ini yg asli dibangun sejak jaman kolonial dan setelah kemerdekaan RI, diduga keras sengaja dibangkrutkan/dirusak oleh rezim2 reformasi, yg terdahsyat di rezim jkw ini. Jadi dugaan para pengamat politik tentang koopasi indonesia oleh (negara2) asing tertentu saya rasa sudah sangat jelas. Tinggal kemauan politik Presiden Prabowo saja dalam membuat kebijakkan2nya, berat ke rakyat atau ke status negara indonesia maju. Tentu saja kalau negara indonesia maju, harus seluruh (sebagian besar) rakyat indonesia yg sejahtera. Semoga Allah menolong Presiden Prabowo utk dapat mampu menerbitkan kebijakkan2 yg pro rakyat sendiri. Aamiin...
Alhamdulillah..negeriku menjadi negeri orang2 yang cerdas, pintar dan penuh gelar dan titel..Semangat negriku,..menjadi negeri yang terhebat...menyambut Negeri Emas, intan, berlian
Mmg keren di Negeriku ini jangankan Doktorijasah palsu aja masih banyak pendukungnya apalagi Profesor,semoga gelar yg banyak tidak membawa kebangkutan Negeri ini😂
Bila saya diberi tanggungjawaboleh negara untuk menjadi seorang Menteri, tentunya saya akan mencurahkan semua konsentrasinya untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Andaikata memang saya memiliki waktu lebih, tentunya saya tidak akan mengisinya untuk menggunakan keuntungan posisi saya sebagai pemegang data negara yang kemudian menggunakannnya untuk kepentingan pribadi, karena menurut saya ini sama saja dengan korupsi waktu dan data. Seharusnya jika ini memang sebuah penelitian, maka pemilik dari penelitian ini adalah negara, bukan perseorangan. Hal terakhir ini yang menurut saya tidak keluar dari mulut para penguji di wawancara anda Prof. Kasali. Menurut saya, disini Etika profesionalisme seorang Menteri sudah tidak gugur nilainya.
Salam Kebijaksanaan , Salam Hati Nurani , saya dulu seorang Karyawan BUMN yg waktunya fokus di Perusahaan dan sering ke luar Daerah antar kota , tapi punya keinginan utk meningkatkan jenjang pendidikan dari SMA minimal ke S1 , akhirnya saya memilih UT, Universitas Terbuka , saya mengikuti proses belajar di UT penuh dengan perjuangan karena nilai semester yg diperoreh memang benar2 murni dari hasil ujian yg kita ikuti akhir kata semua mata pelajaran dpt saya lalui kurang lebih 6 tahun dan tinggal mengikuti UKT , Ujian komprehensif Tertulis (Non Skripsi), UKT saya ikuti hampir 4 Semester kurang lebih 2 Tahun karena nilainya yg saya dpt belum memenuhi syarat kelulusan , sampai saya berkonsultasi dengan Dekan Fakultas di UT , dan upaya yg bisa dilakukan utk membantu perbaikan NIlau UKT adalah dengan membuat Karya Tulis yg di bimbing/ dipantu oleh Dekan Fakultas , karena kesiukan dipekerjaan , Karya Tulis pun tdk tuntas-tuntas dan akhirnya di ujian UKT yg ke 4 kali saya dinyatakan Lulus dan siap diwisuda dan akhirnya saya di Wisuda di Kampus UT di Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan dan saat saya melakukan legalisir izasah saya , akhirnya saya ketemu muka dengan Dekan Fakultas yg sering saya curhati melalui Email dan Bapak itu begitu semangatnya menyalami saya , kata-kata yg pertama keluar dari Bapak itu saat saya melegalisir Izasah saya , Selamat Ya akhirnya ketemu juga dengan Saudara yg sering mengirimkan Email ke Saya, begitulah seharusnya bahwa ROH Pendidikan itu sangat AGUNG dan wajib dijaga , kalau bukan , Rusak lah , jadi ini saya ceritakan bahwa pendidikan itu harus tetap dijaga integritasnya , yg tdk mengikuti proses yg semestinya "WAJIB" dihinakan , Salam Nusantara, Salam NKRI.
Saya beberapa kali diajar oleh Prof Chandra waktu s1 dulu, kasus Bahlil menjadi ghibahan di grup alumni, dan kita sempat malu sebagai alumni UI atas isu2 yang beredar, tetapi video ini sudah meluruskan semuanya, terimakasih Prof Rhenald..
Ya beliau diuntungkan krna posisi nya, bisa mengakses semua dan menggunakan jabatanya utk mendukung penelitiannya, jadi wajar aja kalo sangat cepat, yaaa... Sdh rezeki nya Pak Bahlil lah...
Yah narasai halus sekali....di kesibukanya ni mungkin ada beberapa orang jokinya apa lagi posisi mentri ketua parpol sangat besar jalan tol untuk bisa lulus secepat itu.dibandingkan dengan orang biasa belum tentu secepat itu...
Udahlah..ga perlu berdebat..yg curiga ya syah2 saja..yg menyakini ini sesuai aturan jg syah2 saja..tinggal pembuktianya aja..coba buka forum akademik..tanya jwb lsung di depan publik mengupas karya akedemik dia..nanti jg akan terbukti..apa emang hasil otak p bahlil atau bkn
Pak Kasali ini begitu santun dan diam mewawancara para "petinggi" kampus ini. Kami yang juga lulusan S3 luar negeri GEREGETAN mendengar coletehan mereka. Miris.
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen. Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini. Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci. Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
promotor dan co-promotornya keselip lidah bilang " yg kita pakai...", nampaknya dibantu banget sama promotor dan copromotor ya..ada rasa memiliki bersama thd penelitiannya.
Teringat sebuah kisah ; di sebuah desa seorang petani yg tak berdaya, tentang tanamanya yg sering dicuri maling. Maka Pak tani memasang tulisan; Awas tanaman dijaga hansip. Ternyata tanaman Pak tani masih juga dicuri maling. Pak tani tidak kekurangan akal, maka dituliskan kalimat yg lebih tegas" AWAS SAYA SUDAH TAU SIAPA ANDA DAN SAYA SEDANG MENGAWASI ANDA" . Apa yg terjadi? Pak tani kaget geram, dan sangat tercengang. Si maling tetap saja mencuri tanaman Pak tani, dan menuliskan jawaban yg membuat Pak tani semakin gusar " TERIMA KASIH KARENA BAPAK HANYA MENGAWASI SAJA KETIKA TANAMAN BAPAK SAYA CURI. Begitulah kondisi Negara ini, dan kenapa UUD 45 di amandemen, supaya ada celah untuk mencuri agar tidak terjerat hukum dan UU. Hahaha.....
Minimal sdh ada klarifikasi proses sesuai system' yg dibuat oleh system' di UI, Kemudahan yg didapat pak Bahlil adalah kehendak alam semesta sehingga posisi beliau di pemerintahan dan politik memudahkan proses gelar doktor beliau, disatu sisi juga memunculkan hal negatif alias kecurigaan publik atas gelar doktor yg didapat bisa2 melalui proses yg kurang pas, tapi saya pribadi masih percaya dg proses yg dilakukan UI, tapi bagaimanapun yg tahu kebenarannya yg terlibat dalam proses, ...dan kualitas akan selalu muncul selama masih menginjak bumi. Tks pak Renald Kasali atas informasi melalui media ini...semoga semua pihak mendapat manfaatnya👍👍👍🙏
Komentar yg fair.... Semua orang tahu pejabat publik, atau yg pun ya dana berlebih tentunya punya banyak privilege dalam pembuatan thesis dan disertasi... Baik dari dana, kemudahan penelitian, termasuk tim peneliti dan ghost writer. Yg dimana privilage itu tidak dimiliki mahasiswa biasa... Bukan membela tapi itu salah satu realita pendidikan tinggi di Indonesia.
Silahkan saja, UUD.. Ujung2 nya duid... Ttp main cantik lah dikit. Sama itu Dr HC... Memang semua bisa dibeli, diukur dgn uang. Ttp kalian itu khan dilihat seluruh indo. Lebih bagus dulu yg jual ijazah universitas.. Diam diam.
Riset internalisasi Ekstensi itu menyadur disertasi dengan melengkapi Literasi disertasinya pasti ada sponsor pendanaan....daya dapat dana Mineral 1.5 juta dari Tambang Riau
Terlepas dari pro-kontra, ada informasi penting di menit ke 16:49 - 18:18 tentang hasil temuan penelitian ini soal kebijakan dan praktik hilirisasi tambang nikel di Morowali. Dari perspektif ilmu Kebijakan Publik, aspek "Unintended Consequence" menjadi point penting untuk dikritisi makanya jika ada yang melakukan demo protes kebijakan, itu karena aspek "unintended Consequence" bukan protes soal "Intended Consequence" nya. Jadi jangan salah paham jika banyak masyarakat melakukan DEMO bukan karena soal "Intended Consequence" tapi lebih pada "Unintended Consequnece".
@@jokobodo4696 Wah pernyataan anda sangat keliru dan berbahaya bagi proses pembangunan yang berkelanjutan. Konsep "Unintended Consequence" dan Predictable consequence" sangat-sangat berbeda dalam kajian ilmu kebijakan publik. Ditambah dengan kata "sudah pasti" semakin mengindikasikan adanya distorsi kognitif. Sangat penting untuk membedakan kedua konsep ini agar keputusan dan kebijakan yang dibuat bisa lebih baik dan berkelanjutan.
@@amridzaky8994 Siaapp! mengkritisi bukan berarti kita tidak setuju dengan hilirisasi namun kita ingin memastikan semua bisa lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat dan bukan untuk segelintir orang dan kelompok tertentu saja.
@@bambangfebriandiwibowo6556 Menurut saya, alangkah baiknya jika disertasi yang di tulis oleh sang DOKTOR itu dibuka di publik. Kita melihat di semua wilayah yang telah di masuki oleh tambang, tidak ada satupun wilayah yang selamat dari kerusakan lingkungan. Dan tentunya sang DOKTOR sebagai seorang mentri yang memiliki privillege mengubah kebijakan punya tanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan2 yang ada. Jangan hanya privillege data saja.
Pas pandemi itu tiba tiba kuesioner Pak Hasto sampe ke tangan saya, karena saya masuk dalam target participant kajian disertasi beliau. Via dosen fakultas lain yg dekat dgn partai. Seprtinya kader difungsikan utk menyukseskan. Working with power is working fast 😂😂😂
Kata penguji dari IPB (rektor IPB) Professor Arif Satria, Bahlil menjadi seorang yang sukses berasal dari nobody menjadi somebody. Lah iya lah, Bahlil 'kan waktu mau menjadi doktor dia sudah menjadi miliarder dan calon menteri pak Prabowo. Tentu saja para promotor, co-promotor, penguji sidang semuanya sedang mengintai nikel yang dimiliki Bahlil. Siapa yang gak tertarik untuk menjadi penambang nikel untuk menjamin masa pensiun? Daripada masa pensiun merana dengan uang pensiun yang sekedarnya, lebih baik jual saja gelar doktor berjamaah kepada sang miliarder. Itu logikanya. Bukan berarti Bahlil seorang yang cerdas. Kalau Bahlil seorang yang jenius, lihat dong IPK nya ketika lulus S1 dan S2. Dan apakah dia termasuk dalam yudisium cumlaude atau tidak di S1 dan di S2 ? Walaupun anda seorang professor bukan berarti semua kata-kata anda bisa dipercaya ketika diiming-imingi fulus!!!!! Sekarang pertaruhannya adalah kalian professor, guru besar dan dosen-dosen yang seharusnya menjaga nama baik UI telah membumihanguskan lembaga pendidikan terhormat di negeri ini demi segepok uang dari seorang calon koruptor kelas kakap!!!!!
Pembelaan yang cukup objektif. Ternyata mudah juga by research di UI. Entah mana yg salah, Bahlil sbg mahasiswa doktoral atau sbg pejabat publik, pastinya ada salah satu peran yg dikorbankan. Smg UI punya cara ke depan memperbaiki marwah dan citra nya di mata publik. otw daftar program doktor sat set..
Dengan adanya jalur " riset " di program S 3 / Doktor tentu hal ini cukup bagus , biar nanti semakin banyak doktor / S 3 di masyarakat, semoga memberi dampak yg baik bagi bangsa dan n3gara.
Dari bbrapa orang yg diwawancara, berdasarkan pengalaman sy mengamati org yg berbicara, saya bisa melihat sedikit beberapa diantaranya yg "menerima" cukup bnyak, dan ada jg yg sedikit
Indonesia krisis kejujuran bahkan didunia pendidikan ..dlu sy kagum dg UI, UGM, dan ITB tapi stelah banyak kontroversi skrg kekaguman saya hilang..tyt kampus2 yg saya kagumi dikotori dg uang .
kalau di bilang tidak melanggar aturan sepertinya memang tidak tapi aneh gelar di dapat sebelum pelantikan jadi mentri sama persis terjadi kepada wapres terpilih Gibran bisa jadi calon wapres melewati putusan MK yg terbilang aneh.aneh di saya bisa jadi hal normal di pandangan orang lain.
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen. Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini. Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci. Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
Akademisi yang menjual idealisme, tunduk dengan pejabat...Coba aja orang biasa ambil S3, bisa mampus kuliahnya. Jumpa promotor aja susah, salah sedikit disuruh ulang. Akademisi sekelas kampus besar aja seperti ini.. apa lagi yang mau diharapkan dari mereka....
Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj'alhu multabisan 'alayna fanadlilla, waj'al a lilmuttaqiina imaama. Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
Alasan akademik apapun dari orang akademik bergelar dan berpengalaman dengan pendidikandan gelar, mentereng akan sulit menghapus distrust yang sudah terjadi di masyarakat terhadap UI karena ada pengaruhnya juga dari persoalan politik dan reputasi, manuver, sepak terjang, attitude, adab,etika, sudah sering UI akhir akhir ini menghadapi prolematika yang publish, seperti rektor yang penah merangkap komisaris, UKT yang mahal dll, kembalikan UI pada marwahnya, luruskan tujuan akademik untuk membangun peradaban, ambil keputusan yang tepat untuk mengembalikan citra UI lebih baik,lebih baik ambil keputusan yang berpihak kepada dunia akademik dari pada pribadi walau resikonya berat, Allah akan bersama orang orang yang baik.
Prof. Dr. Chandra Wijaya jd komisaris independen 8 februari 2023, diminta menguji juni 2023... jd cm beda 4 bln saja, tapi dia bilang "Jauh sebelum..."
Prof Rhenaldi harus imbang dengan memanggil mewancarai pakar diluar UI & para penguji dan promotor untuk juga diminta pendapat atas kelayakan Disertasi Bahlil
Di luar isu ini ybs dikenal sudah dikenal sbg pribadi dan pejabat yg integritasnya diragukan😢 byk kasus. Itu yg membuat byk yg tdk percaya ybs bisa fast track krn riwayatnya yg penuh kontroversi
Netizen indo mana paham penjelasan seperti ini. IQ rata² aja 78 wkwk. IQ 78 itu contohnya kalo parkir di jalan motornya ga dipinggirin, dikira jalan nenek moyangnya 😂
sebenarnya bukan masalah IQ, lebih ke EQ karna egosentrisme dan intelektual trap menganggap informasi yang menurut dia benar bedasarkan kepercayaan bukan objektifitas
Bahlil duitnya banyak, jika ada ribut-ribut terkait gelar doktor dari UI, bakal surut sendiri. Bahkan UI akhirnya menyatakan "gelar Bahlil sesuai prosedur... bla... bla..." Wani piro...$$$?????! Gelar doktor Bahlil 1,5 tahun bahkan kelamaan. Harusnya cukup 2 minggu, bukan 2 tahun. UI dilawan, eh maksudnya Bahlil dilawan....
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen. Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini. Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci. Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
Pak Rhenald yang saya hormati, waktu saya mengambil program S3 di Eropa jalur riset dengan segala fasilitas yang begitu lengkap..saya harus menerima kenyataan sekitar 1,5 tahun melakukan eksperimen setiap hari yang nihil hasilnya. Setelah 2 tahun baru kelihatan itupun masih sangat kasar..perlu sekitar 1,5 tahun lagi untuk memperoleh kesimpulan yang refined. Dan Bahlil mendapatkan PhD di tengah kesibukan beliau dalam politik dengan predikat cumlaude. Dengan latar belakang yang jauh dari reputasi dunia akademik nampaknya mengerjakan studi literatur, menyusun methodologi, analisis data, bahkan menulis makalah perlu upaya keras dan fokus. Saya tidak masalah ada pejabat mau ambil S3 kalau memang ditujukan untuk menajamkan intelektualnya dan dicapai dengan cara yang layak dan pantas. Dalam kasus Bahlil, di tengah kesibukan politik praktis yang begitu intesif rasanya apa yang didapatkan Bahlil tidak masuk akal. UI boleh berkilah sekolah Bahlil bukan jalur reguler tapi itu masih di bawah naungan UI. Sehingga muncul presenden bahwa begitu murah harga doktor di UI..murah dalam konteks intelektual tapi tentu mahal dalam perspektif finansial. Selain itu, UI adalah salah satu PT terhormat di Indonesia yang ada di baris terdepan etalase pendidikan tinggi dan intelektual bangsa. Sangat disayangkan ketika UI begitu ceroboh membumihanguskan reputasinya sendiri yang juga refleksi dari reputasi intelektual Indonesia. Tanpa tindakan tegas dan terukur untuk memulihkan reputasi UI maka UI akan selamanya ada dalam lorong kenistaaan akademis dunia karena membawa aib kotor intelektual para anggotanya yang begitu mesra berdansa dengan politik dan kekuasaan.
menteri ini memang luaaaaaaaar biasa. Perlu dapat atensi jaya suprana .
UNIVERSITAS INDONESIA KWALITASNYA HANCUR HANCURAN , MASYARAKAT DLM NEGRI DAN LUAR NEGRI UDA GAK PERCAYA LAGI DGN KWALITAS DAM MUTU SDM DARI UI.
Beda om ..kasus anda dengan kasus pak Bahlil ....
1.walaupun beliau dalam penelitian hanya sekitar 1.5 tahun tapi apa yg ia teliti sudah ia kerjakan selama 5 tahun ...dai pejabat publik yg ia teliti adalah apa yg ia kerjakan ......
@@marwanto8409di teliti selama 5 tahun tapi tidak di buat kebijakan yang kontra dgn hasil penelitian agar bisa lebih baik ?
@@jansonvictordavies7073 kamu GK mengikuti live sidang gelar itu ya ......?
Kok bilang GK di ikuti coba STEL you tube
Ada 2 contoh di sidang itu yaitu di morewali dan di apa satunya lupa aku
Di jelas kan yg di morewali kebijakan ..pemimpin lama ....
Sedangkan kebijakan di era nya di jelas kan di foto yg lain soal pencemaran. Lingkungan ..... Itu soal pencemaran. Lingkungan nya ......
Sangat Pantas ......
SANGAT PANTAS untuk DITERTAWAKAN & DIPERTANYAKAN .............
Sudah daftar di Guiness of Record sbg gelar Doktor tercepat sejagad raya ?? Hanya bisa terjadi Indonesia, tidak ada yg mustahil di Konoha.
dia punya motto : "Satu aja, jangan tabrak aturan. Kalau tabrak aturan, yang penting jangan ketahuan,"
sepantas mentertawakan EYD yang antum ketik.. :)
@@budiyono4021ada yg mustahil bagi indonesia
Yaitu menjadi negara maju😂
Soalnya indonesia apa2 import, bikin busi aja belum bisa tapi mimpi jadi negara maju
@@secondup Bahlil musti dikasih faham harusnya dosky musti publish di Journal Q1 risetnya baru OK. 😆
Indonesia gak kekurangan org pinter cuman kekurangan orang jujur niscaya kalo Indonesia pejabatnya jujur smua gak ad kemiskinan d negeri tercinta ini.
Setuju bangat
Orang pinternya juga defisit
mahal dan langka nya kejujuran
Nah itu dia, kekurangan ORANG JUJUR.
orang jujur bs dihitung dg jari , bayak bohongnya , penuh tipu³ bohongin diri sdr, pa lg Rafi 😅😅
Sogok menyogok itu biasa terjadi di setiap ruang sidang. Tetapi peristiwa dimana malah "pejabatnya" yang nyogok itu yang luar biasa.
Tidak ada aturan kan promotor tidak boleh menerima hadiah jabatan hasil rekomendasi promovendus?
Semoga ada hasil yang baik dari Dewan Gurbes
Melihat perjuangan suami S3 di UK, melihat senior saya sedang berjuang menyelesaikan S3 sejak 2021....SPEECHLESS....
Kepada Otoritas Pendidikan tolong SPEAK UP terkait GELAR DOKTOR DOKTORAN INI yg didapat para ORANG-ORANG KAYA RAYA dan PENGUASA
Di dunia ini bisa diatur, tapi ketentuan Allah kelak tak akan pernah salah.
Anda betul dan apalagi dinegara ini, Adam Malik (alm) pernah berkata semua bisa diatur dan rusaknya gombal bisa jas sebaliknya jas bisa jadi gombal, like and dislike pilih kasih tebang pilih kalau masih diterusteruskan membuat semua rusak... 😢
Dari sini kita belajar, bahwa gelar Sarjana di Indonesia adalah hal yg bisa di beli. Sekelas UI dan UGM aja begitu😊.
Nabuuung .. biar anak2 sekolah di luar negeri aja.
Saat ini kejujuran sangat mahal, dan akan semakiin mahal dihari kemudian...
Hati kecil saya berkata ada nuansa orkestrasi krn semua dijawab dgn lancar, tdk ada jeda serta terkesan seragam.
Sepemikiran...kompak banget
Sangat pantas...
Di saat ini semua bisa diatur... ijazah SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, antrian haji, proses hukum, masa hukuman, jabatan, semuanya bisa dibeli.
Saya meraih gelar Doktor dengan by research selama 5 tahun dengan menjalani berbagai kesulitan dan kesibukan serta ditambah beban Covid 19. Artinya tidak masuk akal bisa mencapai 1,5 tahun untuk mencapai gelar Doktor dengan berbagai kesulitan dan berbagai proses yang panjang dengan bimbingan, bahkan wajib menulis artikel jurnal internasional yang terindeks Scopus pada Q3, Q2, dan Q1. Proses publikasi artikel jurnal internasional yang terindeks Scopus yang bisa sampai bertahun-tahun.
Orang berpolitik apapun bisa di mainkan dengan berbagai carah untuk mencapai tujuan yang capat karena mungkin berduit kaliber.....kalau orang biasa bukan di istimewakan melakukan research 4-5 itu normal itu pun masi di barengin dengan kesibukan kerja.
Tidak masuk akal utk mu memang, karena kau cuma belajar, makanya dungu. S3 mu bukan karena kau ahli/pintar, tapi karena spend time utk belajar aja. Jejelas disampaikan riset itu berdasarkan field of work, dia udah kerjain itu barang 5 tahun, kau mau tanya apa lagi?
Dia juga bisa akses referensi, data, dan orang2 dengan mudah krn dia menteri, bukan kayak kau susah nyari
@@aristo9185
Mudah mencari bahan, bukan berarti mudah pula memasaknya
@@erosmaya4811 lah? Mudah dong, kan dia praktisinya, lucu logika berpikirmu
Di Amerika juga umumnya program doktor masih harus menjalani 2-3 tahun coursework, dilanjutkan dg 2-3 tahun research. Selain tugas2 di tiap matakuliah, mhsw doktoral jg hrs menjalani ujian kualifikasi, ujian komprehensif (lisan dan tulisan), dan ujian disertasi. Semuanya menguras waktu dan tenaga. Data collection, cleaning, dan analysis jg butuh waktu. Shg melakukan semuanya ini dlm waktu singkat di tengah pekerjaan sbg menteri dan ketua parpol memang menimbulkan pertanyaan. Mgkn pak bahlil adlh superman.
Betul sekali menimbulkan pertanyaan besar...pasti di sokong dana besar dan mungkin di duga ada joki yng main dia tinghal datang saat ujian apah lagi pak balil mentri dan ketua parpol sibuk apaj masih ada waktu sempat memikirkan tugas tugas kuliah....
jgn pernah disamain negeri ini dengan Amerika, lebih maju negeri ini, bisa dilihat dlm diri BAHLUL yg sangat jenius, sudah melewati segala ujian hidup... Trust me its work ! 😂😂😂
@@makkicauMemang betul Indonesia bukan Amerika, tetapi harus yaqin bhw dlm dunia pendidikan keilmuan( bukan pendidikan pengetahuan), minimal punya aturan baku yg sama diseluruh Universitas di negara manapun.
😂😂@@makkicau
Bismillahirrahmanirrahim, semoga insan akademisi kita komitmen dng nilai2, moral & etika sebagai pendidik & sbg peneliti.
Tidak menutup kemungkinan yang menulis makalah dan jurnal riset adalah tenaga ahlinya. Tinggal main perintah saja ke tim ahlinya...... Proposalnya pun dibuat oleh ahlinya......jadi tinggal baca dan pelajari saja.....
Ini perlu diteliti. Otaknya siapa saja yang dipakai?
Kayaknya banyak kasus begini..para Bos yg pengen ambil S2 S3 krn sibuk n malas kuliah...yg disuruh kuliah n bikin tugas plus disertasi stafnya...dia tinggal belajar dikit2lahh...he he ponakan saya pernah ngalami jd bawahan Bos modelan begini😂
Banyak banget kasus yg seprti ini terjadi... Sbg bos yg memiliki semuanya, tangan, kaki, dan kepalanya ada dimana-mana yg bisa dimanfaatkan untuk memuluskan intensinya. Tinggal perintah saja...
Iyalah. Logisnya begini. Pejabat yg senin sampai sabtu kerja kapan lagi ngurus kuliahnya ? Kalao pun hadir di perkuliahan, untuk tugas2nya yg ngerjain pasti stafnya
Maafff..moga2 ini bukan hoax...Pak B ini katanya sih krg Bhs Inggrisnya, dibanding kepala BKPM lainnya.. tp orangnya emang gesit😃
@@rabzz6146
Yg gawat kalo stafnya di gaji pake duit negara
Mempelajari dan memahami metode2 penelitian, mengerti dan mengolah data dan mencari, mempelajari dan mengerti teori2 yg digunakan kan butuh waktu dan tenaga ya…super jenius berarti klo degnan kesibukannya semua itu bisa dilakukan
Semoga orang2 pintar yg diberi mandat menentukan kebijakan mau menengok ke desa2 yg masyarakatnya rata2 bertani. Harga panen luar biasa rendah, harga pemeliharaan tanaman tinggi. Alhasil petani rugi. Akankah org2 pintar2 ini mau mensejahterakan rakyatnya? Hanya doa saja semoga taraf hidup masyarakat membaik
Ayo para pejabat publik, ramai2 anbil doktor di sini. Paradigmanya keren. Mereka siap memberi jastifikasi atas privilese Anda.
Sekaligus memperbanyak warga negara berpendidikan sangat tinggi, dengan cara mudah, meskipun tidak murah 😂😂😂
Saya seorang mahasiswa S3. Menurut saya, wajar jika kelulusan Pak Bahlil dipertanyakan, mengingat kesibukannya yang tampaknya membuat mustahil menyelesaikan program doktoral secepat itu. Sebagai perbandingan, program S3 fast track yang bisa diselesaikan dalam 3 tahun, seperti di Jepang dan Taiwan, mengharuskan fokus penuh tanpa gangguan tugas lain (misalnya pekerjaan).
Tim ahli yang membantu Pak Bahlil mungkin memang mempercepat kelulusannya. Misalnya, jika ada tim yang mengambil data, melakukan studi literatur, membersihkan data, dan sebagainya-jelas banyak bantuan yang terlibat, bukan? Okelah, dia presentasi defense nya mungkin lancar dan layak diluluskan. Tapi, sekali lagi, lulusan S3 itu, baik dia pejabat publik atau hanya rakyat indonesia biasa, harus punya kemandirian berpikir. Jika banyak yang membantu, kita bisa menilai sendiri tingkat kemandirian berpikirnya.
Ini fenomena yang perlu kita terima sebagai rakyat jelata di Indonesia, jadi ga usah kagetan.
Pak Rhenald yang saya hormati. Perkenalkan saya Fikri, mahasiswa S3 "aktif" (berdasarkan PDDIKTI) di sebuah perguruan tinggi negeri ternama di bidang pendidikan calon guru. Saya sudah "aktif" kuliah S3 di kampus ini sejak 2018. Jadi, per tahun ini, saya sudah kuliah S3 6,5 tahun. Kenapa saya tidak lulus-lulus? Padahal, disertasi sudah selesai dan sudah ditandatangani oleh kedua promotor. Hal ini tidak terlepas dari malpraktik yang dilakukan oleh tiga pejabat kampus, yaitu ketua program studi, dekan fakultas, dan wakil rektor. Mereka secara kompak mempersulit kelulusan S3 saya dengan alasan tidak jelas: 1) disertasi masih belum layak diujikan, 2) tandatangan promotor dipalsukan (tidak terbukti), 3) mencemarkan nama baik kampus di media sosial (padahal nama kampus tidak pernah saya sebutkan). Meski sudah melalui berbagai proses "mediasi yang berat sebelah", akhirnya status S3 saya mengambang meski status di PDDIKTI masih aktif. Karena tidak menemukan bukti pelanggaran kode etik mahasiswa yang paten untuk DO, mereka lantas men-DO-kan saya dengan menghabiskan masa studi (7 tahun). Perlu Bapak ketahui, S3 saya itu adalah "by research" seperti Bahlil.
Berkaca kepada kepahitan pengalaman S3 saya ini, saya sangat menyayangkan tindakan beberapa institusi pendidikan tinggi di negeri ini yang begitu mudahnya mengobral gelar "Doktor" maupun "Doktor/Profesor Honoris Causa) kepada artis, politisi, maupun pejabat negara. Di konten-konten saya, saya selalu menyampaikan kesedihan ini dan menyarankan agar mereka fair dan adil dalam memperlakukan mahasiswa, apa pun latar belakang mereka. Hanya karena mahasiswa bukanlah artis, politisi, maupun pejabat, yang tidak punya "bargaining" apa-apa, lantas mereka diperlakukan"seenak udelnya" sendiri. Mereka juga "membayar". Bahkan, "struggle" lebih hebat dibandingkan mahasiswa dengan privilege tertentu.
Semoga hati nurani para rektor maupun profesor di institusi-institusi terhormat ini masih ada dan tidak mudah tergadaikan dengan iming-iming duniawi semata. Jangan berteriak "etika" ke orang lain (ke Jokowi, contohnya), tapi diri sendiri mengabaikan etika sebagai pendidik terhormat 😢
Allohuma sholi ala Sayidina Muhammad, wa ala ali Sayidina Muhammad,,,
Baiknya ambil Doktor diluar saja,cari beasiswanya di Indonesia PTN sungguh memalukan, sekolah tinggipun gak jadi jaminan dapat posisi yg baik,sudah tidak percaya pendidikan penuh Tipu Tipu,konsep Yg dibuat PT,SKSG itu untuk cari ...?😂😂😂
@bambang8688 sepakat 😢
😢.
semoga dimudahkan urusan dan rezeki lainnya..
@amazingscratches amin2. Terimakasih ❤️
Kami yang kuliah S3 udah masuk semester 7 sekarang, menangis melihat ini, ternyata rajin mengkonsumsi Hibiki bisa membuat otak encer.
kenapa nangis? kan g ada hubungannya studi anda dgn kelulusan bahlil
@@gustafstefanus Daftar aja dulu kuliah Doktor bang, nanti juga paham, biar relate.
@@yudhaadityafiandra3254 loh klo anda g bisa atau g mau menjelaskan ya tinggal bilang toh
jawaban kyk anda gtu aneh...nnt semua org klo punya status ditanya hal serupa jawabnya gtu terus "coba lu rasain sendiri aja, nnt jg paham"
anda ngaku S3 tp kok jawabnya melankolis bner? heran sy. ya walaupun sy jg tau ad faktor prejudice jg jd anda punya opini dan tanggapan sebagaimana demikian
pake joki donk😅😂
Semangat, masing masing punya kemampuan dan tidak dibandingkan... sudah di jelaskan di dalam video, apa yg dilakukan BL sehari hari pekerjaannya. untuk mengantarkan ilmu pun tinggal telfon sana sini.
Prof.Rhenald harus fair wawancara juga dong Guru Besar yg mempertanyakan kesahihan sdr Bahlil termasuk jurnal2 yg predator.. noda hitam UI
Mana mau beliau, untuk orang 2 yang berada di kekuasaan beliau ngak mau hitam putih, lihat rekam jejaknya tentang awal2 rezim mulyono terapi begitu akhir masa jabatannya yg banyak dengan kontroversi beliau tidak pernah menilai hitam putih.
@@hendriandi1238bener. Terlalu Muja Mulyono, padahal nih orang tau isi kebobrokan sekeliling Mulyono dan situasi wakanda hancur amburadul.
Tidak pernah mengaitkan ke Mulyono yg gak becus
Menurut sy setidaknya ada 3 masalah atau pertanyaan serius yg harus menjadi atensi:
1. Kajian doktoral itu harus dilakukan secara mendalam dengan intensitas tertentu untuk menghasilkan produk akademik yg mumpuni, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar DR. Namun dalam kasus ini nyaris semua direduksi menjadi hal hal administratif dan prosedural belaka. Sangat jelas terlihat dari penjelasan para pembimbing dan penguji ini. Mungkin saja kompromi kualitas pada level yg sangat minimal bisa dibenarkan dalam situasi tertentu, misalnya waktu studi yg sudah hampir habis dan kemampuan finansial mahasiswa yg sangat terbatas. Tetapi dalam kasus ini, mahasiswa baru kuliah 4 semester (pun semester 4 baru masuk, artinya masih punya spare waktu 3 tahunan lg), dan kemampuan finansialnya tidak perlu dipertanyakan. Jadi justifikasi kompromi terhadap kualitas dll menjadi nyaris tidak ada.
2. Tampak jelas bahwa disertasi beliau ini sangat bermasalah dalam metodologi. Dengan semua kapasitas sebagai pejabat pemerintah dengan semua atribut yg melekat pada beliau, justru ini yg menjadi tantangan dalam metodologi. Bagaimana proses pengambilan data lapangan, terutama yg melalui wawancara dan diskusi, dapat dilakukan secara bebas nilai jika atribut-atribut itu tidak pernah dilepaskan? Bagaimana memastikan bahwa data lapangan tidak bias otoritas? Urgensi netralitas ini pasti sangat dipahami oleh para periset berpengalaman dan terkemuka, yg justru kelompok seperti inilah yg harusnya menjadi segmen pasar jalur doktor by riset. Bukan mereka yg tidak punya pengalaman atau basis riset yg kuat, yg, seperti yg dikatakan oleh bpk co-promotor, sekedar mengambil jalur doktor by riset karena tidak perlu masuk kelas seperti jalur by coursework dengan menimbang jadwal si kandidat yg sangat padat sebagai menteri, ketua partai, dan ketua kelompok timses sekaligus (di sini kelayakan, kepatutan, atau kepantasan kandidat mengambil jalur riset sangat dipertanyakan). Ataukan program ini sangat membutuhkan mahasiswa sehingga siapa pun boleh pilih jalur mana pun tanpa harus menimbang kualifikasinya atau kepatutannya?
3. Dengan semata berbekal secara administrasi prosedural tadi (point 1), bias metodologi (point 2), tidak ada teori baru yg dihasilkan, dan kemudian melihat publikasi riset yg sangat minimal (baik dari segi jumlah maupun kualitas jurnalnya) menunjukkan bahwa kualitas riset ini sebenarnya tidak terlalu cemerlang secara akademik. Hal ini juga sudah disampaikan oleh salah seorang penguji yg menyatakan bahwa ada keterbatasan konseptual di sini (dan adalah masalah serius bagi seorang kandidat doktor apalagi by riset!!!). Apakah dengan kondisi ini mahasiswa bisa diluluskan dengan predikat 'cumlaude'? Ini pertanyaan serius bagi para promotor dan penguji, sekaligus kampus secara keseluruhan.
Terlepas dari hal hal tsb, menurut sy, semua doktor akan menganggap ada yg aneh dengan fenomena ini. Itu tidak bisa dipungkiri. Bahkan doktor abal abal pun pasti merasa ada yg aneh, bahkan mungkin sekedar kemiripan dengan pengalaman mereka.
Ulasan yg bagus. Salah satu narsum sdh menyatakan jika conceptualnya msh lemah, belum solid dan valid, artinya metodologi memang msh bermasalah. Tp tetap diberi gelar doktor sbg penghargaan tertinggi akademik. Sepertinya UI menukar kualitas akademik dg hal lainnya spt kekuasaan di politik dan pemerintahan. Dan Rhenald Kasali sbg salah satu profesor di UI terkesan membela hal ini, buktinya menghadirkan semua narsum yg membela Bahlil. Kata2 dr semua narsum tsb pasti ditangkap sbg hal positif utk org awam, cuma mrk2 yg sering terlibat dg detail akademik dan penelitian saja yg mampu menangkap hal2 negatif dan fakta2 yg disembunyikan. Apakah spt ini ya reputasi UI dlm bidang akademik? Sepertinya integrity akademik UI, prof Rhenald, serta pembimbing dan penguji Bahlil perlu dipertanyakan.
@@cahyocrysdian2579 cumlaude lagi...bukankah konsep penelitian yg paling penting dlm sebuah penelitian? Apalagi utk disertasi...benar juga..pernyataan atau teori baru disertasinya apa? Bukankah dampak dari tambang nikel udh ada sejak dulu ya...dampak sosial...ekonomi spt yg dibilang promotornya..jadi noveltynya dmn?
Jika memungkinkan dan pihak UI berani mempublikasi disertasi beliau dan tunjukan karya ilmiah beliau, saya pikir akan menambah reputasi dan integritas UI sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ayooo sekaliber UI saya pikir berani :)
Udah ada disertasi beliau di upload di Twitter
Tapi publikasinya hanya di SINTA 2, emangnya boleh S3 cuma dipublish sekelas SINTA? Bukannya harus Scopus Q3 minimal? @@ranting8677
Setuju1000%
Yup, sudah ada yg bahas dr sisi akademiknya, lumayan menghibur 😅
Di Konoha, Undang-undang bisa diatur oleh Paman supaya keponakan bisa jadi calon. Saya tidak tahu apakah peraturan di UI bisa dimainkan untuk meloloskan ketua partai menjadi doktor.
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen.
Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini.
Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci.
Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
@@sulhadisulhadi7471betull
Maklum sama-sama kuningnya.
sulhadi teman miras bahlil
@@indramiradimiradi6464bisa juga buzzernya. buzzer ini merusak segala sendi kehidupan termasuk dunia akademis, dan buzzer ini lahir di era jokowi berkedok relawan, influencer, ormas, atau apalah u name it. that's why jokowi harus diadili agar negara ini tidak menjadi negara gagal
kalau ada aturannya S3 dapat dilalui melalui by riset dengan minimal 4 smester, dan kemudian dalam prakteknya dapat diselesainya dengan 4 smester, itu tentu keberhasilan dalam aturan tersebut dapat direalisasikan 100%, video ini dapat memperlihatkan syarat-syarat ideal bagi mereka dapat dipenuhi memenuhi 4 smester S3. Kekurangan dan kelebihan setiap kebijakan S3 dengan by riset minimal 4 smester . Dan tentu itu bagian dari dinamika, untuk mencapai hasil yang terbaik untuk episode berikutnya bagi mereka yang yang ingin menempu S3 bayi riset 4 smester.
Aksi kebohongan yang dilakukan berjamaah, sangat rentan terbuka kepublik. Serapi dan sekuat apapun komitmen para pelaku untuk menutupinya. Karena watak alamiah kebohongan, pasti berlawanan dengan nalar baik publik...? 😬😒
kompak ya...
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen.
Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini.
Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci.
Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
@@sulhadisulhadi7471penguji kl sdh bersekongkol, sama saja, apapun bisa dimanipulasi, orang lain dipaksa peras otsk, si bahlul dengan enaknya dengan atas nama riset, padahal untuk kerjain saja secara nalar juga tidak ada waktu, kecuali orang lain kerjain, dia yg maju
@@sulhadisulhadi7471 sepertinya anda yang tidak menyimak sampai akhir tayangan podcast ini, simak kembali conclusion & closing-nya yang masih menunggu keputusan dari dewan guru besar dan bla...bla...bla...
Para penggugat bahlil silahkan kalian lagi yg studi doktoral. Bisa kah.
tindak dengan tegas, terukur dan lugas sesuai koridor akademik, jika di temukan pemalsuan ambil langkah hukum yg proporsional.
Bahas Prof, "Matinya Kepakaran Jika Gelar Bisa Diobral".
Saya hanya lulusan D3.. Namun dari awal sudah meragukan kelayakan gelar doktor tsb. Dikuatkan juga oleh para akademisi yang menuliskan komentarnya disini.
Ditangan mantan CEO gojek.. Pendidikan di indo berantakan secara sistemik dan kualitas dari dasar hingga pendidikan tingginya
Prodi berbasis riset - mhs yg studi ya hrs sudah berkutat dalam dunia riset pada bidang minat dan disiplin ilmu pokoknya - serta menguasai rancang-bangun teori dan metodologi riset.
Prof. Renald, biar konten ini ga dianggap nitizen sbgi sarana cuci -cuci... undang juga dong, mahasiswi uin yg dijiplak, penulis disertasi yg staf-nya BA. Guru2 besar UI yg kontra.....???
Berana nga reansl kasali untuk mengundang mereka ataun conten ini dibuat sengaja untuk membenarkan gelar bahlul.
Mosok disertasi 500 halaman menjiplak skripsi 75 halaman, njiplak 95%? Mikir lah.... Skripsi tsb sudah didownload sang dosen dan dibandingkan, ternyata nggak ada kesamaan. Terlaluuu kalau masalah ilmiah di politisasi....
sangat se 7
BETTTULLLL... jgn2 ini konten endorse...
setuju sih
Saya mendampingi suami studi S3 di negara lain dan saya lihat sendiri betapa detail prosesnya, betapa pembimbingnya sangat demanding dan keharusan utk membuat kontribusi ke ilmu pengetahuan tidak main2. Ketika balik ke Indonesia, karena dia dosen di suatu universitas negeri di Indonesia, dia sering menjadi promotor maupun penguji mahasiswa S3, termasuk di UI. Dia sering mengeluh bagaimana kualitas mahasiswa S3 di sini sangat berbeda, baik dari pemahaman teori, metode riset maupun analisis data. Di samping itu, kadang diminta untuk lebih lenient kepada mahasiswa yg hampir DO, misalnya. Jadi pakai ilmu kasihan, bukan murni merit.
Riset by 'approach' ...
Para penguji UI ahirnya tetap harus bertahan memperrahankan nama baiknya.
Senat akademik UI harus melakukan investigasi....
Agar jelas...
REPUTASI BAHLIL:
- Apa Dia pernah berbohong?
- Siapa saja yang riset lapangan.
- Dimana saja Dia riset.
- Berapa kali Dia ke lapangan.
- Bagaimana keseharian Dia.
Ada yang bisa jawab secara detail pertanyaan tersebut?
Silakan di Investaigasi secara menyeluruh. Kita akan tercengang atas hasilnya.
semua itu gampang jika ada jokinya.
@@bundaku11😅😅😅
Dari ketika Bahlil tiba2 bikin kebijakan ormas agama boleh ngelola tambang itu saja sudah tidak beres.
Di tambah Fasilitas, terutama financial mumpuni
Saya terkesima dengan wawancara Doktor Rhenald, memang benar ada cara cepat menjadi Doktor. Info terakhir keputusannya UI, ditangguhkan gelar Doktornya. Seharusnya bagaimana ?
Undang aja si Bahlil ke forum diskusi akademik. Bedah disertasinya di situ. Tanyakan ke Bahlil perspektif teoretiknya, metodologisnya, noveltinya, referensinya...
Saya 💯 persen yakin dia gelagapan. Dari situ kita bisa nilai kayak apa kualitas akademik dia.
Krn saya yakin dia gak nulis sendiri.. 😂
Setuju
Beliau lebih piawai dari ChatGPT 😂
Benar..lebih baik uji isi kepala dia...tentunya yg memguji org2 yg kopenten di bidang itu...prof2
Salam hormat Prof dari Bandung. 👏di larut malam ini saya baru sempat menyimak..sejujurnya saya mau berkomentar apa ttg polemik doctoral pak Bachlil ini..yeah komentar/opini sudah diwakili rekan komentator lainnya..Terima kasih Prof. Salam hormat kembali, semoga dunia pendidikan di Indonesia ini semakin bagus dan berkembang. Vivat Academia Vivant Professores. 🇮🇩🎓👏
Prof Rhenald, mohon maaf sebelumnya,
Tidak hanya UI Universitas Indonesia tetapi juga UNDIP Universitas Diponegoro, melakukan Sistem yang Sama dalam Eksekusi Penilaian Setiap Langkah Penelitian.
Saya, Azizah Masuk Kuliah 2006 dan Lulus Sarjana 2010 (masa tempuh Lulus kuliah KURANG dari 4 tahun?
Sistem Undip untuk Skripsi pun Ketat!
➡️ Sidang Seminar Proposal = Mulai Bab Pendahuluan Latar Belakang Masalah sampai Bab Metologi Penelitian
➡️ Sidang Seminar Hasil = Mulai ke Tahapan Presentasi Hasil Penelitian termasuk Pembahasan Plus Minus dari Objek Penelitian berdasarkan Teori yang dipakai
➡️ Sidang Skripsi = Puncak Sidang lengkap dengan Dosen Penguji
Karena Skripsiku adalah Meneliti Kesehatan Pekerja di Perusahaan Produk Minuman Asing, maka memakai Metode Penelitian KUALITATIF via Wawancara, namun Saya secara Individu "Dikritik" oleh Dosen Pembimbing tentang Bagaimana Cara Kamu Membuktikan bahwa Ucapan Jawaban yang mereka berikan adalah sebuah Kebenaran / Fakta Kenyataan di Lapangan?
Saat itu Saya menjawab Dosen Pembimbingku, seperti ini Prof..
➡️ Saya pakai TRIANGULASI untuk Pembuktian Hasil Wawancara!
➡️ Saya pilih ORANG LAIN yang Tidak Dikenal tapi ikut serta dalam Kegiatan tersebut untuk MENILAI "Efektif atau Tidak Program yang dijalankan".
➡️ Saya akan lakukan OBSERVASI LANGSUNG di Lapangan TANPA DIKETAHUI oleh Pihak yang Saya Wawancarai.
➡️ Saya akan Melihat Langsung Setiap Individu dari Setiap Tingkatan Jabatan, Bagaimana Kinerja mereka di Lapangan.
➡️ Saya Cek Berapa Anggaran Dana Kesehatan Pekerja di Perusahaan dan Kurun Waktu, Kapan Dana tersebut Dihabiskan.
➡️ Saya Cek Cara Perusahaan Melakukan Tes Kesehatan secara Berkala untuk Setiap Tingkatan Pekerja lengkap dengan Tes Kesehatan Awal Masuk Kerja dan Tes Kesehatan Akhir saat Pekerja memilih RESIGN atau PENSIUN, supaya Saya bisa Golongkan Penyakit Pekerja sebagai AKIBAT dari SISTEM PEKERJAAN n BERAPA LAMA MEREKA BEKERJA.
➡️ Saya Cek Langkah Taktis Apa saja yang dilakukan Perusahaan untuk MENCEGAH PARA PEKERJANYA dari PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Prof pasti bisa menilai, ya!
Azizah Pilih Total Penelitian Manajemen Kesehatan Pekerja di Sektor Industri Minuman.
Saat Dosen Pembimbing mendengar penjelasanku, Beliau Tersenyum "Kamu Paham Risetmu, Zah"
Dosen "Jika Kamu MEMASUKKAN SEBUAH PERLAKUAN atau TINDAKAN KHUSUS yang Bisa MERUBAH SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN di Perusahaan, Lalu TINDAKAN tersebut KAMU UKUR HASILNYA, maka Risetmu bisa Tergolong Tesis Magister S2 atau bahkan Disertasi S3, walaupun Kamu sekarang masih S1 Graduate"
Pertanyaanku untuk Pak Bahlil,
Anda bisa mendapatkan DATA dengan MUDAH karena Anda Pejabat!
Lalu SOLUSI atau TINDAKAN apa yang Diberikan ke Kegiatan HILIRISASI NIKEL yang Berdampak Buruk di Kesehatan Lingkungan Masyarakat lalu Apakah RISET Pak Bahlil terdapat PENGUKURAN EFEKTIFITAS HASIL dari Tindakan Solusi??
"Semua sesuai aturan, kalau gak sesuai kira ubah aturannya " mantra dinasti Mulyono
Meraih doktor identik dengan menulis dan membaca jurnal dan literatur berkelas Internasional, serta diharapkan melahirkan teori baru. Kl sekelas UI, berarti level jurnalnya pun minimal level ataslah, diakui secara Internasional.
Semua itu tergantung pada yang bersangkutan yang harus jujur dan bertanggung jawab masing masing dosen penguji dan yang diuji.😊
S3 jalur riset ❌
S3 jalur POWER ✅
Masih diluar nurul: mentri + ketua partai + timses + operator raja jawa bisa riset S3 tercepat sepanjang sejarah UI. Bisa2nya UI melecehkan akal sehat orang se-Indonesia. Dah benar itu IPB: jalur riset hanya utk peneliti/dosen.
Yang tercepat lulus S3 di UI 1 tahun 6 bulan untuk S3. Cari datanya di google.
@@smarihothutahayan4829 Sdh gw google yang keluar namanya bahlil 😂😂
8:39 Pengujinya Rektor IPB bro.
Dan lihat tuh co promotornya, ngaku dipakai kementrian bahlil.
Gitu tuh tabiat buruk mereka. Suka ngincar2 mahasiswa dari pemerintahan. Biar sering diapakai sebagai tim pakar, penelitian atau apalah apalah itu.
@@Vdr686nah ini…, hehehehe
😂😂😂 pas banget!!!
Very good pak Prof Rhenald yg sangat mencerahkan.
Epilog Prof. Reynald sebenarnya sudah cukup menjelaskan bahwa issue ini memang langka tapi masuk akal. Karena ad keuntungan yg didapatkan sebagai pejabat publik, kecepatan memperoleh data untuk kebutuhan research kalau orang biasa butuh 1-2 tahun mungkin , yg ini bbrp bulan sudah dapat.
Maaf prof dg makin banyaknya informasi yg mudah semua ini hanya Alloh yg taù kita hanya utk tetap hati² dlm bersikap ttgsemua hal🙏🏻👍🏼👌🇮🇩
Kalau mahasiswa dari kalangan biasa bkn menteri dr partai besar dan dekat dg RI 1 dan dia juga menempuh jalur riset ini dg melakukan prosedur seperti bahlil lakukan apakah akan mendapatkan perlakuan yg sama dr pihak ui ...
Ah yakinlah kalau pejabat yg daftar "kuliah", pasti dosen-dosennya "pada sibuk" mencarikan jalan belakang. Dosen seperti berasa bangga jika mahasiswanya adalah artis atau orang politik.
Ijasah hanya bukti bahwa seseorang pernah sekolah formal, bukan untuk membuktikan bahwa seseorang pernah berpikir dengan akalnya. pejabat yang oportunis seperti beliau pasti akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. apalagi ini di Negara Indonesia semua bisa dilakukan asal dia adalah Pejabat dan punya uang, semua bisa dibeli dinegeri ini.
Saya juga doctor by research..dua semester pertama diminta pembimbing hanya utk baca jurnal (reading)
Sudah banyak bukti bahwa entitas-entitas strategis milik negeri ini yg asli dibangun sejak jaman kolonial dan setelah kemerdekaan RI, diduga keras sengaja dibangkrutkan/dirusak oleh rezim2 reformasi, yg terdahsyat di rezim jkw ini. Jadi dugaan para pengamat politik tentang koopasi indonesia oleh (negara2) asing tertentu saya rasa sudah sangat jelas. Tinggal kemauan politik Presiden Prabowo saja dalam membuat kebijakkan2nya, berat ke rakyat atau ke status negara indonesia maju. Tentu saja kalau negara indonesia maju, harus seluruh (sebagian besar) rakyat indonesia yg sejahtera. Semoga Allah menolong Presiden Prabowo utk dapat mampu menerbitkan kebijakkan2 yg pro rakyat sendiri. Aamiin...
Alhamdulillah..negeriku menjadi negeri orang2 yang cerdas, pintar dan penuh gelar dan titel..Semangat negriku,..menjadi negeri yang terhebat...menyambut Negeri Emas, intan, berlian
Mmg keren di Negeriku ini jangankan Doktorijasah palsu aja masih banyak pendukungnya apalagi Profesor,semoga gelar yg banyak tidak membawa kebangkutan Negeri ini😂
@@nyomansuwirtanaya2387 wkwkwk...
Buat dosen universitas instant, wapres kita juga butuh gelar S2 & S3
Tolong dibantu..... mau jabatan apa saja nanti bisa diatur
beneeerr juga !!
Gelar S1 jg. Lihatlah riwayat pendidikannya.
Ga bisa soalnya IPKnya cuma 2.3, biasanya program magister ada minimal IPKnya dan rata rata 3-3,2😅
Nikamti 5 tahun kdepan. Jalur bapak .ok😅😅
Bila saya diberi tanggungjawaboleh negara untuk menjadi seorang Menteri, tentunya saya akan mencurahkan semua konsentrasinya untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Andaikata memang saya memiliki waktu lebih, tentunya saya tidak akan mengisinya untuk menggunakan keuntungan posisi saya sebagai pemegang data negara yang kemudian menggunakannnya untuk kepentingan pribadi, karena menurut saya ini sama saja dengan korupsi waktu dan data.
Seharusnya jika ini memang sebuah penelitian, maka pemilik dari penelitian ini adalah negara, bukan perseorangan. Hal terakhir ini yang menurut saya tidak keluar dari mulut para penguji di wawancara anda Prof. Kasali.
Menurut saya, disini Etika profesionalisme seorang Menteri sudah tidak gugur nilainya.
Di tunggu prof .. next episode.
Salam Kebijaksanaan , Salam Hati Nurani , saya dulu seorang Karyawan BUMN yg waktunya fokus di Perusahaan dan sering ke luar Daerah antar kota , tapi punya keinginan utk meningkatkan jenjang pendidikan dari SMA minimal ke S1 , akhirnya saya memilih UT, Universitas Terbuka , saya mengikuti proses belajar di UT penuh dengan perjuangan karena nilai semester yg diperoreh memang benar2 murni dari hasil ujian yg kita ikuti akhir kata semua mata pelajaran dpt saya lalui kurang lebih 6 tahun dan tinggal mengikuti UKT , Ujian komprehensif Tertulis (Non Skripsi), UKT saya ikuti hampir 4 Semester kurang lebih 2 Tahun karena nilainya yg saya dpt belum memenuhi syarat kelulusan , sampai saya berkonsultasi dengan Dekan Fakultas di UT , dan upaya yg bisa dilakukan utk membantu perbaikan NIlau UKT adalah dengan membuat Karya Tulis yg di bimbing/ dipantu oleh Dekan Fakultas , karena kesiukan dipekerjaan , Karya Tulis pun tdk tuntas-tuntas dan akhirnya di ujian UKT yg ke 4 kali saya dinyatakan Lulus dan siap diwisuda dan akhirnya saya di Wisuda di Kampus UT di Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan dan saat saya melakukan legalisir izasah saya , akhirnya saya ketemu muka dengan Dekan Fakultas yg sering saya curhati melalui Email dan Bapak itu begitu semangatnya menyalami saya , kata-kata yg pertama keluar dari Bapak itu saat saya melegalisir Izasah saya , Selamat Ya akhirnya ketemu juga dengan Saudara yg sering mengirimkan Email ke Saya, begitulah seharusnya bahwa ROH Pendidikan itu sangat AGUNG dan wajib dijaga , kalau bukan , Rusak lah , jadi ini saya ceritakan bahwa pendidikan itu harus tetap dijaga integritasnya , yg tdk mengikuti proses yg semestinya "WAJIB" dihinakan , Salam Nusantara, Salam NKRI.
saya melihat sidang terbuka nya, dan hanya ketawa saja, hahaha
😅
Terkesan sangat jenius dalam tipu menipu, bahwa sdh diatur semuanya, sehingga bisa dipertanggung jawabkan.
Skali lagi keren untuk tipunya.👍👍👍
Enggak Aneh Pak Zaman sekarang mah Karena Ada D3 Alias Dekat,Duit,Dulur Plus Ordal alias Orang Dalam.
Kesemuanya itu akses buat jalan toll untuk mempermudah....
Saya beberapa kali diajar oleh Prof Chandra waktu s1 dulu, kasus Bahlil menjadi ghibahan di grup alumni, dan kita sempat malu sebagai alumni UI atas isu2 yang beredar, tetapi video ini sudah meluruskan semuanya, terimakasih Prof Rhenald..
Ya beliau diuntungkan krna posisi nya, bisa mengakses semua dan menggunakan jabatanya utk mendukung penelitiannya, jadi wajar aja kalo sangat cepat, yaaa... Sdh rezeki nya Pak Bahlil lah...
Hehe kata pamungkas yg sering dipake utk melupakan indikasi penyelewengan 😂
Yah narasai halus sekali....di kesibukanya ni mungkin ada beberapa orang jokinya apa lagi posisi mentri ketua parpol sangat besar jalan tol untuk bisa lulus secepat itu.dibandingkan dengan orang biasa belum tentu secepat itu...
Udahlah..ga perlu berdebat..yg curiga ya syah2 saja..yg menyakini ini sesuai aturan jg syah2 saja..tinggal pembuktianya aja..coba buka forum akademik..tanya jwb lsung di depan publik mengupas karya akedemik dia..nanti jg akan terbukti..apa emang hasil otak p bahlil atau bkn
Pak Kasali ini begitu santun dan diam mewawancara para "petinggi" kampus ini. Kami yang juga lulusan S3 luar negeri GEREGETAN mendengar coletehan mereka. Miris.
Kemarin ada yg bikin meme: "Beda antara Bahlul dan Bahlil adalah U dan I". Hebatnya netizen... otak-atik...
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen.
Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini.
Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci.
Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
@@sulhadisulhadi7471 kalau bukan pejabat apa sikapnya sama atau berbeda? Kita tunggu saja, apakah ada yg serupa selanjutnya setelah Bahlil?
Sebaiknya wawancara ini dilakukan dengan tim khusus dikti sesuai dengan bidang-bidang terkait supaya lebih terang
S2 nya di pddikti terlihat jelas beliau mengundurkan diri. terus dimana beliau ambil s2 dan kapan range waktunya?
promotor dan co-promotornya keselip lidah bilang " yg kita pakai...", nampaknya dibantu banget sama promotor dan copromotor ya..ada rasa memiliki bersama thd penelitiannya.
Teringat sebuah kisah ; di sebuah desa seorang petani yg tak berdaya, tentang tanamanya yg sering dicuri maling.
Maka Pak tani memasang tulisan; Awas tanaman dijaga hansip. Ternyata tanaman Pak tani masih juga dicuri maling.
Pak tani tidak kekurangan akal, maka dituliskan kalimat yg lebih tegas" AWAS SAYA SUDAH TAU SIAPA ANDA DAN SAYA SEDANG MENGAWASI ANDA" .
Apa yg terjadi? Pak tani kaget geram, dan sangat tercengang. Si maling tetap saja mencuri tanaman Pak tani, dan menuliskan jawaban yg membuat Pak tani semakin gusar " TERIMA KASIH KARENA BAPAK HANYA MENGAWASI SAJA KETIKA TANAMAN BAPAK SAYA CURI.
Begitulah kondisi Negara ini, dan kenapa UUD 45 di amandemen, supaya ada celah untuk mencuri agar tidak terjerat hukum dan UU. Hahaha.....
Silahkan simpulkan sendiri, yg penting hindari kebencian. Jujurlah hai saudaraku...
Chanel yang mencerdaskan mencerahkan Bangsa Indonesia...........👍👍👍
Minimal sdh ada klarifikasi proses sesuai system' yg dibuat oleh system' di UI, Kemudahan yg didapat pak Bahlil adalah kehendak alam semesta sehingga posisi beliau di pemerintahan dan politik memudahkan proses gelar doktor beliau, disatu sisi juga memunculkan hal negatif alias kecurigaan publik atas gelar doktor yg didapat bisa2 melalui proses yg kurang pas, tapi saya pribadi masih percaya dg proses yg dilakukan UI, tapi bagaimanapun yg tahu kebenarannya yg terlibat dalam proses, ...dan kualitas akan selalu muncul selama masih menginjak bumi. Tks pak Renald Kasali atas informasi melalui media ini...semoga semua pihak mendapat manfaatnya👍👍👍🙏
Komentar yg fair.... Semua orang tahu pejabat publik, atau yg pun ya dana berlebih tentunya punya banyak privilege dalam pembuatan thesis dan disertasi... Baik dari dana, kemudahan penelitian, termasuk tim peneliti dan ghost writer. Yg dimana privilage itu tidak dimiliki mahasiswa biasa...
Bukan membela tapi itu salah satu realita pendidikan tinggi di Indonesia.
Ah buzzer...
Titel yg Paling Original dan berGengsi jatuh pd Prof.Stella. Sgt pantas se org yg genius......yg lain entahlah .....
Kenapa setelah viral begini, baru diusut? Kalau tidak viral, lolos begitu saja. Univ sebesar UI, bisa spt ini. Di mana "pride" UI nya?
Sudah dapat amplot kuning😅😅😅😅 dari bersangkutan
UI sekarang sudah menjadi University Istan 😂😂
Silahkan saja, UUD.. Ujung2 nya duid... Ttp main cantik lah dikit.
Sama itu Dr HC... Memang semua bisa dibeli, diukur dgn uang. Ttp kalian itu khan dilihat seluruh indo.
Lebih bagus dulu yg jual ijazah universitas.. Diam diam.
Riset internalisasi Ekstensi itu menyadur disertasi dengan melengkapi Literasi disertasinya pasti ada sponsor pendanaan....daya dapat dana Mineral 1.5 juta dari Tambang Riau
Terlepas dari pro-kontra, ada informasi penting di menit ke 16:49 - 18:18 tentang hasil temuan penelitian ini soal kebijakan dan praktik hilirisasi tambang nikel di Morowali. Dari perspektif ilmu Kebijakan Publik, aspek "Unintended Consequence" menjadi point penting untuk dikritisi makanya jika ada yang melakukan demo protes kebijakan, itu karena aspek "unintended Consequence" bukan protes soal "Intended Consequence" nya. Jadi jangan salah paham jika banyak masyarakat melakukan DEMO bukan karena soal "Intended Consequence" tapi lebih pada "Unintended Consequnece".
setuju kak, that's the point! Salah satu yg harus kita kritisi dan kawal bersama adalah hasil penelitian pak bahlul itu
unintended consequences YANG sudah pasti bisa di kategorikan PREDICTABLE consequences
@@jokobodo4696 Wah pernyataan anda sangat keliru dan berbahaya bagi proses pembangunan yang berkelanjutan. Konsep "Unintended Consequence" dan Predictable consequence" sangat-sangat berbeda dalam kajian ilmu kebijakan publik. Ditambah dengan kata "sudah pasti" semakin mengindikasikan adanya distorsi kognitif. Sangat penting untuk membedakan kedua konsep ini agar keputusan dan kebijakan yang dibuat bisa lebih baik dan berkelanjutan.
@@amridzaky8994 Siaapp! mengkritisi bukan berarti kita tidak setuju dengan hilirisasi namun kita ingin memastikan semua bisa lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat dan bukan untuk segelintir orang dan kelompok tertentu saja.
@@bambangfebriandiwibowo6556 Menurut saya, alangkah baiknya jika disertasi yang di tulis oleh sang DOKTOR itu dibuka di publik. Kita melihat di semua wilayah yang telah di masuki oleh tambang, tidak ada satupun wilayah yang selamat dari kerusakan lingkungan. Dan tentunya sang DOKTOR sebagai seorang mentri yang memiliki privillege mengubah kebijakan punya tanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan2 yang ada. Jangan hanya privillege data saja.
Pas pandemi itu tiba tiba kuesioner Pak Hasto sampe ke tangan saya, karena saya masuk dalam target participant kajian disertasi beliau. Via dosen fakultas lain yg dekat dgn partai. Seprtinya kader difungsikan utk menyukseskan. Working with power is working fast 😂😂😂
Kata penguji dari IPB (rektor IPB) Professor Arif Satria, Bahlil menjadi seorang yang sukses berasal dari nobody menjadi somebody. Lah iya lah, Bahlil 'kan waktu mau menjadi doktor dia sudah menjadi miliarder dan calon menteri pak Prabowo. Tentu saja para promotor, co-promotor, penguji sidang semuanya sedang mengintai nikel yang dimiliki Bahlil. Siapa yang gak tertarik untuk menjadi penambang nikel untuk menjamin masa pensiun? Daripada masa pensiun merana dengan uang pensiun yang sekedarnya, lebih baik jual saja gelar doktor berjamaah kepada sang miliarder. Itu logikanya. Bukan berarti Bahlil seorang yang cerdas. Kalau Bahlil seorang yang jenius, lihat dong IPK nya ketika lulus S1 dan S2. Dan apakah dia termasuk dalam yudisium cumlaude atau tidak di S1 dan di S2 ?
Walaupun anda seorang professor bukan berarti semua kata-kata anda bisa dipercaya ketika diiming-imingi fulus!!!!!
Sekarang pertaruhannya adalah kalian professor, guru besar dan dosen-dosen yang seharusnya menjaga nama baik UI telah membumihanguskan lembaga pendidikan terhormat di negeri ini demi segepok uang dari seorang calon koruptor kelas kakap!!!!!
Pembelaan yang cukup objektif. Ternyata mudah juga by research di UI. Entah mana yg salah, Bahlil sbg mahasiswa doktoral atau sbg pejabat publik, pastinya ada salah satu peran yg dikorbankan.
Smg UI punya cara ke depan memperbaiki marwah dan citra nya di mata publik.
otw daftar program doktor sat set..
Proses tidak akan menghinati hasil.
Proses bener hasi bener
Proses busuk hasil busuk
Amplot coklat...biar cepat...ada jokinya...
Dengan adanya jalur " riset " di program S 3 / Doktor tentu hal ini cukup bagus , biar nanti semakin banyak doktor / S 3 di masyarakat, semoga memberi dampak yg baik bagi bangsa dan n3gara.
Yg harus ditelusuri itu bukan aturan lama masa studinya tapi risetnya itu hasil plagiat bukan. Itu aja lah.
Dari bbrapa orang yg diwawancara, berdasarkan pengalaman sy mengamati org yg berbicara, saya bisa melihat sedikit beberapa diantaranya yg "menerima" cukup bnyak, dan ada jg yg sedikit
Saya rasa, para penguji takut pa Bahlil, apalagi dia ketua partai, menteri, org dekat presiden, orang yg keras...
dan banyak centengnya....
Indonesia krisis kejujuran bahkan didunia pendidikan ..dlu sy kagum dg UI, UGM, dan ITB tapi stelah banyak kontroversi skrg kekaguman saya hilang..tyt kampus2 yg saya kagumi dikotori dg uang .
kalau di bilang tidak melanggar aturan sepertinya memang tidak tapi aneh gelar di dapat sebelum pelantikan jadi mentri sama persis terjadi kepada wapres terpilih Gibran bisa jadi calon wapres melewati putusan MK yg terbilang aneh.aneh di saya bisa jadi hal normal di pandangan orang lain.
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen.
Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini.
Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci.
Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
Kita tdk pernah belajar Etika. Jadi segala sesuatu yg melanggar etika dianggap wajar. Akibatnya mjd manusia gak kenal malu.
Akademisi yang menjual idealisme, tunduk dengan pejabat...Coba aja orang biasa ambil S3, bisa mampus kuliahnya. Jumpa promotor aja susah, salah sedikit disuruh ulang. Akademisi sekelas kampus besar aja seperti ini.. apa lagi yang mau diharapkan dari mereka....
Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj'alhu multabisan 'alayna fanadlilla, waj'al a lilmuttaqiina imaama.
Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
ketika UI diakuisisi oleh bahlil menjadi UIPM...😅
Alasan akademik apapun dari orang akademik bergelar dan berpengalaman dengan pendidikandan gelar, mentereng akan sulit menghapus distrust yang sudah terjadi di masyarakat terhadap UI karena ada pengaruhnya juga dari persoalan politik dan reputasi, manuver, sepak terjang, attitude, adab,etika, sudah sering UI akhir akhir ini menghadapi prolematika yang publish, seperti rektor yang penah merangkap komisaris, UKT yang mahal dll, kembalikan UI pada marwahnya, luruskan tujuan akademik untuk membangun peradaban, ambil keputusan yang tepat untuk mengembalikan citra UI lebih baik,lebih baik ambil keputusan yang berpihak kepada dunia akademik dari pada pribadi walau resikonya berat, Allah akan bersama orang orang yang baik.
Asal ada uang apapun yg kau inginkan pasti terlaksankan termasuk utk membeli gelar ,
Bobroknya program doktor yg penuh dengan ke bohongan, yang penting mampu bayar....
NGAPAIIN NONTON Pak Prof...KALAU Kesimpulannya DUNGGU
Prof. Dr. Chandra Wijaya jd komisaris independen 8 februari 2023, diminta menguji juni 2023... jd cm beda 4 bln saja, tapi dia bilang "Jauh sebelum..."
😂😂😂😂
Gelar doktor kok di obral murah
Di Indonesia yang penting ada uang gelar doktor bisa di beli sangat ngeri sekali
Prof Rhenaldi harus imbang dengan memanggil mewancarai pakar diluar UI & para penguji dan promotor untuk juga diminta pendapat atas kelayakan Disertasi Bahlil
Masih meragukan.
Prof hanya mengundang orang² dari pihak yang promotor & penguji.
Jawaban² mereka seperti pembelaan diri
Sepertinya prof Renal juga tidak netral...
Di luar isu ini ybs dikenal sudah dikenal sbg pribadi dan pejabat yg integritasnya diragukan😢 byk kasus. Itu yg membuat byk yg tdk percaya ybs bisa fast track krn riwayatnya yg penuh kontroversi
Netizen indo mana paham penjelasan seperti ini. IQ rata² aja 78 wkwk. IQ 78 itu contohnya kalo parkir di jalan motornya ga dipinggirin, dikira jalan nenek moyangnya 😂
sebenarnya bukan masalah IQ, lebih ke EQ karna egosentrisme dan intelektual trap menganggap informasi yang menurut dia benar bedasarkan kepercayaan bukan objektifitas
Negeri ini bukan kurang orang pintar tapi kurangnya pejabat yang jujur dan yang tidak munafik dalam tindakan
Bahlil duitnya banyak, jika ada ribut-ribut terkait gelar doktor dari UI, bakal surut sendiri. Bahkan UI akhirnya menyatakan "gelar Bahlil sesuai prosedur... bla... bla..."
Wani piro...$$$?????!
Gelar doktor Bahlil 1,5 tahun bahkan kelamaan. Harusnya cukup 2 minggu, bukan 2 tahun.
UI dilawan, eh maksudnya Bahlil dilawan....
Setidaknya ini 5 penguji tsb mampu menjawab semua tuduhan2 Pak Renal kasali ataupun tuduhan netizen.
Jika ada yg masih nyinyir... boleh2 saja... karena ini menurut pak renal kasali: ada hubungannya dgn perpolitikan hari ini.
Silakan dionton podcast ini sampai selesai dan jangan diskip... dengarkan semua argumen dari para penguji tsb dgn hati yg bersih jangan dgn hati yg sdh terlanjur benci.
Jika dari awal sdh benci, sdh iri... ya sdh lah... mending video padcast ini skip aja.
Yang iri banyak ya...tks penjelasannya para guru besar
@@chamadhojin8610Belum keluar hasil investigasi dari para guru besar, ini hanya penjelasan dari tim promotor dsn penguji