@@osaachmann sederhana itu gan . ya artinya bakal ada kebencian terhadap hal yg bertentangan. atau klo yg kita suka/cinta banget tidak sesuai harapan kita . pusing kan perasaanya . cinta vs benci . sperti di video . siap siap patah hati paling sakit atau bias (membuat diri nya bodoh)
anjay ada domba . bener juga. itu juga yg trus sya coba lawan diri saya sendiri . sya benci A ya hrus dipaksa utk mempelajari si A sampe ngga benci lgi .
Bismillah... saya rasa ini adalah episode terbaik yang pernah dibuat channel ini. Terima kasih bang Ferry sudah membuat video yg insightful. Sudah waktunya bangsa kita sudah tersadar akan penyakit polarisasi seperti ini. Izinkan saya menulis uneg2 dan sedikit pengalaman saya. Disclaimer: Tulisannya panjang, jadi buat dirimu senyaman mungkin sambil ngudud atau ngopi. Bisa dibilang saya sudah ngikuti dinamika polarisasi masyarakat sejak tahun 2008-an. Tepatnya disebuah forum yang dijargonkan sebagai "forum pertama dan terbesar di Indonesia". Tahun 2008-an sudah muncul bibit-bibit polarisasi, tapi dulu namanya bukan cebong dan kadrun (semoga Allah memaafkan saya dengan menuliskan kata-kata hina ini), dulu namanya panastak dan panasbung. Singkatnya, panasbung itu oposisi, panastak itu pro-pemerintah. Awalnya cuma inside jokes diforum itu doang, tapi lama-lama jadi serius dan berubah jadi ejekan. Lanjut ke pilkada DKI 2012, disini polarisasi nastak vs nasbung mulai diuji coba, dan berhasil. Dari titik ini saya pribadi udah mulai ga beres, tapi saya hiraukan karena waktu itu saya mikirnya "ah yg kayak ginian ga bakalan gede". Fast forward ke pemilu 2014, aroma polarisasi udah mulai kenceng. Disini dua media berita swasta dipakai dua kubu buat dukung masing-masing paslon yang mensponsorinnya. Tahun 2013, saham TV One, ANTV, dan Vivanews dibeli oleh pengusaha yang punya supermarket pengganti Carrefour, dan disinilah titik polarisasi dimedia mulai dipertontonkan (sebenarnya sejarah polarisasi media jika ditinjau kebelakang lebih ruwet lagi. Untuk lebih jelasnya, teman-teman bisa nonton video Guru Gembul eps 391), disaat yang sama media Metro TV dan underbownya disponsori kubu Jokowi-JK. Dari polarisasi media ini udah merembet ke polarisasi sosial. Tahun 2014 ada bapak2 duel di parkir Senayan karena debat politik di Twitter. Ditahun yang sama, diforum yang saya sebutin tadi sudah rusak netralitasnya sehingga ikut serta menyuburkan budaya polarisasi ini. Adminnya lebih pro ke salah satu calon, sehingga segala macam disiden atau perbedaan pendapat "dibungkam". Satu per satu pentolan nastak dan nasbung diekspos kehidupan realnya (yg paling saya inget itu user yg bernama victimofgip yg diajak by one sama user disana tapi malah ngumpet dihotel, akhirnya terungkap bahwa dia awak media). Saya waktu itu sudah khawatir, apakah paradigma masyarakat akan berubah nanti? Apakah nanti generasi mudanya akan nyontohin mereka? Eh ternyata beneran. Saya dan kampus saya adalah korbannya. Sampai sekarang pun bahkan bisnis saya dibangkrutkan gara-gara mainan polarisasi bajingan kayak gini. Pilkada DKI 2016 dan Pemilu 2019 gausah saya ceritain kali ya, saya rasa semua udah tau garis besarnya. Poin-poin yang mau saya tekankan adalah: 1. Sudah saatnya segala macam polarisasi dimedia sosial berantas. Sepakat dengan Bang Ferry, kerusakannya sangat besar. Dari bocil FF sampe ABG edgy ikut-ikutan polarisasi ini, saya sendiri liat bocah ABG mencebong-cebongkan dan mengkadrun-kadrunkan (semoga Allah memaafkan saya, sekali lagi) orang, baik di dunia nyata atau maya. FYI saya sendiri guru civics dan sosiologi, sudah berapa kali saya temukan dikelas perilaku ABG kayak gitu dan saya tindak. Sudah berapa banyak keluarga yg cerai, tali persahabatan putus, dan usaha dibangkrutkan akibat polarisasi politik ini? Masyarakat sudah rusak malah dirusakin lagi. Udahlah hentikan sekarang juga, mau jadi apa nanti Gen Z sama Gen Alpha? 2. Selain pendidikan, solusi untuk mengikis polarisasi ini adalah dengan rekonsiliasi nasional. Sudah saatnya dua spektrum yang sudah lama berlawanan saling memaafkan dan mengakui kesalahan. Ya, rekonsiliasi ini bakalan besar dan mahal baik materiil maupun non-materiil. Tapi percayalah, buahnya manis buat kita dan anak-anak kita. 3. Kesalahan logika seperti #middlegroundfallacfy dan #twosideism, meskipun dalam sebagian kecil ada benarnya, tapi tidak relevan dengan lingkungan sosio-politikal-kultural Indonesia. Middle Ground Fallacy hanya berlaku buat masyarakat yang sedari awal sudah terpolarisasi ekstrim sejak lama, seperti Amerika Serikat. Justru negara seperti kita butuhnya third positionist atau pihak moderat sebagai penyeimbang agar polarisasi tidak makin tajam. Nyatanya dari pengalaman saya mengamati dan bertemu dua kubu ini secara langsung, memang sudah rusak sekali efeknya, dari bocil pemain api gratis sampe boomer yg doyan sarungan sambil ngudud samsu. Coba baca buku "Mendayung Antara Dua Karang" dari Moh. Hatta. Sekarang izinkan saya bertanya buat teman-teman, mau ga kondisi sosio-politiknya carut marut kayak Amerika Serikat? Dikit2 cancel, dikit2 doxxing, dikit2 buzzwords, udah kacau lah mereka. 4. Bila saya mempunyai kekuatan layaknya Homelander, maka solusi cepat tapi brutal untuk mengakhiri polarisasi ini adalah mengeksekusi dua orang ini: a. Pemilik forum pertama dan terbesar di Indonesia b. Pengusaha yg tadi saya sebutkan membeli saham TV One dkk Sisanya 50% warga Indonesia secara acak yang didalamnya ada pelaku polarisasi tadi. Masyarakat kita butuh di"restart" untuk beranjak maju dan berkembang menjadi masyarakat yang beradab dan berpikiran maju. Terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan saya. Semoga hari anda selalu menyenangkan.
Gaperlu pakai cara di poin keempat juga si bro😅 cuma perlu tokoh yang mampu menengahi ini semua sebenernya ini republik bisa tentram. Cuma permasalahannya polarisasi ini udah terlalu mengakar aja, bahkan sampe ke kebijakan politikpun dibuat semrawut gajelas, yang efeknya tokoh yang kita perlukan itu cm bisa diandai2kan aja😂
@@bakhitnovel748 asli bro, bener kata kamu. emang kita butuh bgt third positionist yg ga hanya menengahi dua kubu, tapi juga mengakomodasi uneg2 mereka. Poin ke 4 ini hanyalah hiperbola dari fenomena yg saya liat betapa desperatenya bangsa kita,sehingga mesti diratain dulu 50% penduduknya baru bisa dibenahi lagi. Sebenernya gampang bgt nyatuin mereka berdua ini: 1. Link bokep (gw pernah nyoba ini & it works) 2. Musuh bersama: wktu pemilu 2019 udah ada paslon fiktif Nurhadi-Aldo yg menjadi "penengah" yg akhirnya jadi bulan2an cebong dan kampret. Meskipun cuma guyonan tapi ampuh meredam polarisasi walopun sementara. Berkaitan dgn konflik tahun ini kebetulan juga mereka berdua sama-sama pro Russia, jadi dalam konteks diskursus hubungan internasional lumayan adem lah.
@@kitsunehistory opsi no 1 nyata adanya bro..gw ngikutin salah satu komunitas random vidio yg mengupload vidio 17+ dan pernah gw ngasih komen yg lumayan lucu dsitu (mnurut gw tentunya),trus ada bbrp yg balas komenan gw dgn lucu2an juga..terkdg gw kepoin tu akun yg komen ke gw,dan ternyata tu org pendukung blok oposisi,smntara gw condong ke pemerintah..inikah yg disebut link pemersatu bangsa???hahahha lucu juga tapi nyata adanya
Preach bro... Preach... Gw juga udah muak sama tingkah polarisasi kondisi sosial sekarang, apalagi udah menjangkit masyarakat internet jadi ini gak cuma terjadi di AS atau Indonesia, tapi se-dunia. Sebuah komputer yang diciptakan secara biner aja tingkahnya gak biner loh di era modern ini. Karena sudah memperkirakan berbagai macam aspek sehingga cara kerjanya sudah bukan biner lagi. Eh manusia yang diciptakan secara dinamis malah bertingkah seperti biner. Jadi yang mesin dan makhluk hidup sebenarnya siapa sih? Komputer atau manusia? Beberapa mungkin menganggap bahwa berpikir secara biner itu bentuk sifat yang pragmatis, hell no! Gw orangnya rada pragmatis, tapi yang namanya berpikir secara biner itu gw ogah banget dan selalu mempertimbangkan hal-hal lain. Selalu berusaha mencari jalan tengah yang untung-rugi nya sebanding, istilahnya kayak Nash Equilibrium.
@@n_core sepakat. Dan satu hal yg pasti, bahwasanya manusia itu lebih random dari minecraft. Jd pola pikir biner yg diagung2kan di internet ga bakalan laku di dunia nyata.
ini yang jadi ke khawatiran gw sejak lama, khususnya sejak pemilu 2014 yg mana menurut gw itu adalah pemilu 'terbrutal' yg pernah gw alamin. Dimana masyarakat umum kita yg secara literasi kurang, berpola pikir biner dan sederhana, kemudian dimanfaatkan oleh segelintir kelompok yg ingin berkuasa dengan cara2 yg bisa dibilang kotor. ditambah pada saat itu adalah pemilu pertama yg hadir di era media sosial, celakanya medsos digunakan sebagai media kampanye secara serampangan, penggunaan buzzer, digital black campaign, berita hoax dll sangat merajalela saat itu. disinilah 'kecelakaan' terjadi, algoritma rekomendasi sosmed itu sangat rentan menciptakan bubble informasi yg mana kalo kita secara rutin mengkonsumsi suatu konten maka algoritma tsb akan lebih sering memunculkan konten serupa di laman sosmed kita. coba bayangkan, si budi adalah pendukung capres A dan setiap hari dia menkonsumsi konten yutub & fb yang menyajikan kehebatan capres pujaannya seraya dia juga sering mengkonsumsi konten yang menjelekan & memfitnah capres B, masalahnya dimana? nah karena si budi ini mengkonsumsi konten yg menunjukan capres pujaanya itu hebat dan capres lawan nya sangat buruk. algoritma sosmed dia akan terus memperlihatkan konten2 seperti itu, yg mana ini menambah keyakinan si budi kalau capres pilihannya adalah 'malaikat' dan capres lawanya patut untuk dibenci. lalu apa jadinya ketika si budi bertemu dengan agus yang mendukung capres B, nah si agus ini pun ternyata mengalami fenomena yg sama dengan budi konten yg dia konsumsi adalah konten2 yg menyanjung capres B dan menjelekan capres A, terjadilah clash antara si budi dan agus ini, ya contoh gampangnya di sosmed banyak banget orang yg debat ga sehat, saling fitnah,rasis dan segala keburukan yg mungkin terjadi cuma gara2 konten politik, okelah kalo itu belum cukup buruk. pas masa pemilu itu banyak banget kasus orang berantem gara2 beda pilihan, hubungan keluarga yg merenggang, musuhan sama tetangga/temen, polarisasi yg tajam banget antar umat beragama, bahkan gw pernah baca ada yg sampe bunuh2an, sampe puncaknya demo berujung kerusuhan pas hari pengumuman pemenang pilpres. itu kan GILA ya! pemilu periode 2014 dan 2019 itu harusnya jadi pelajaran mahal sih buat kita semua, harusnya kita ini udah mulai sadar buat ga gampang di adu domba, dikotak-kotakan oleh oknum yg pengen berkuasa, lebih berpola pikir terbuka dan jangan lupa selalu cross check juga setiap kita dapet informasi. sorry kepanjangan bang wkwkw, gatel gw pengen ngeluarin unek2
@@bimasaqtihubble127 hahaha komen ku kepanjangan ya, mungkin solusinya gimana kalo kita bikin konten dengan judul bombastis, tapi isinya kurang lebih kaya komen saya 🤣 (ini bercanda ya mas)
@@thebest3600 ga ada rahasianya sih, mungkin gw bisa dibilang beruntung aja dapet pendidikan yg cukup baik, yg akhirnya membentuk pola pikir gw buat skeptis dulu setiap dapet informasi sampe gw cek sendiri kebenarannya, ditambah gw waktu masa pemilu itu ngerasa jengah aja sosmed isinya orang2 berantem, debat kusir hina sana sini disitu gw ngerasa ada yg ga beres dan milih buat off dari sosmed (waktu itu pake fb)
@@thebest3600 pendidikan yg gw maksud luas ya bro ga terbatas cuma di akademik, faktor lingkungan, kebiasaan, hobi, jenis informasi yg di konsumsi, interaksi sosial dan sebenernya banyak banget faktor yg bisa berpengaruh terhadap pola pikir setiap org, klo mau di cari jawaban sederhana nya mungkin gw sendiri termasuk hobi baca dari kecil, dari sana kaya udh kebentuk pola pikir buat membandingkan informasi yg di dapet, atau minimal mikir dulu lah klo dapet info
Fenomena masyarakat yg terpolarisasi / ekstrem dua kutub / berpikiran terlalu hitam-putih / biner dalam memandang segala sesuatu, memang menarik buat dibahas bang. Padahal kehidupan manusia itu spektrum bukan hitam-putih, atau.. kompleks. Ini salah satu logical fallacy yang sering kita temuin. Misal kita melihat ada orang yg gampang menghakimi "si X gagal berarti karena dia pemalas" padahal dalam kehidupan itu kompleks ada berbagai faktor mempengaruhi outcome dari suatu usaha selain sekedar butuh kerja keras aja. Atau semisal "wah lulusan ini, otomatis kita mandang dia pasti sombong, susah kerjasama, ekspektasi gaji dua digit blablabla" atau "orang dari suku agama ini pasti gini gini gini sifatnya / yg berlainan dengan golonganku sudah pasti salah" padahal yaa belum tentu seperti itu karena sebetulnya balik lagi ke individunya masing-masing. Atau semisal ketika seseorang mengkritisi ideologi Komunisme maka artinya dia dicap sedang mendukung Kapitalisme, padahal belum tentu. Terima kasih bang.
@@ciao259 yes, hidup harus bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi, kebenaran itu tidak berpihak, A kalau salah ya dikritik, kalau benar ya didukung. B kalau salah ya dikritik tapi kalau benar ya didukung. Sering kali ego kita yang tidak mau menerima kritik.
@@ciao259 hitam putih hanya masalah kita memandangnya aja. Cebong berasa dirinya putih. Kadrun juga berasa dirinya putih. Iya kan? Hidup itu dinamis. Berubah-ubah tergantung situasi. Ini bukan plinplan. Satu pertanyaan bisa memiliki dua jawaban yg berbeda. Tergantung siapa yg nanya? Ga bisa anjuran buat si kaya tp kita berikan ke si miskin. Atau nasehat buat yg udah menikah kita berikan kepada yg belom nikah. Pertanyaan yg sama kalo ditanyakan oleh anak2 dan orang dewasa, kita pun bisa punya dua jawaban yg berbeda. Ini yg disebut dgn menjadi manusia.
Ada ayat di Al Qur'an yg artinya kurang lebih "janganlah kebencianmu kepada suatu kaum membuatmu berbuat tidak adil", yg berarti juga sebaliknya: janganlah kesukaanmu pada sesuatu membuatmu bertindak tidak adil.
Keren edukasiny, harusny tetangga gw nonton. "Ketika orang mengidolakn seseorang, apapun yang dilakukan seseorang yg ia idolakan itu adalah sebuah kebenaran. Dan ketika membenci sesorang apapun yang dilakukan oleh seseorang yang ia benci adalah sebuah kesalahan. Ini adalah deskriptif dan berbahaya. ( Pemikiran biner) mereka adalah sasaran paling empuk untuk dijadikan sasaran untuk mencapai kekuasaan.
Dulu bu susi ngomentarin banyak hal tentang kebijakan2 yg diambil kementrian kelautan yg banyak merugikan masyarakat dan alam. Dan semua menuduh bu susi membelot pak jokowi, kadrun, obsesi jd presiden. Dan lain2 sampe ada kata2 bahwa bu susi pantes ga di pake lagi sebagai menteri pak jokowi. Saya bukan siapa2nya bu susi tapi rasanya ikutan sakit membaca tuduhan2 seperti itu. Mengkritik bukan berarti berlawanan sama pak jokowi, lagian yg di kritik kan kebijakan kementrian kelautan bukan pak jokowinya. Kenapa diarahin jd lawan jokowi? Setelah saya amatin, semua itu hanya buzzer. Yg bisa berfikir rata2 jd silent reader. Dan pada saat junjungan buzzer ditangkep, semuamya pada kicep dan nyari isu yg lain. Jd sebenarnya pola destructive ini ga sepenuhnya pikiran masyarakat. Tp hanya hujatan2 buzzer yg massive jd terlihat seolah2 itu pikiran "banyak" masyarakat. Padahal masyarakat banyak yg jd silent reader
Kereen pembahasannya. Sebagai gen-z, ketika gw ngelihat konten jurnal paruh baya itu rasanya kek dapet wejangan dari om gw. Makasih soal insight barunya ya om irwan :v
terima kasih sudah mengingatkan kita semua bahwa apa yang kita idolakan tidak akan berjalan mulus sesusai ekspetasi yang sudah kita bentuk , kontrol diri itu sangat penting dan nyata . apapun ekspetasi yang sudah kita bentuk cobalah untuk menerima jika hal nya ekspetasi yang kita terapkan tidak sesuai pola pikir yang kita harapkan. bung fery ini sangat amat mewakil kan saya pribadi , sangat susah untuk mengeluarkan opini seperti ini bagi saya dan seakan bung fery ini memberi sebuah jembatan untuk melanjutkan saya ber opini lebih baik lagi :)
@Warock caranya report aja komunitas KPop, apalagi yg official, pasti deh bakal redah cewek2 KPop fanatik🤣🤣 Kecuali elu GK di report polisi, atas penghinaan KPop atau apa deh🤣
Akhirnya aku menemukan konten yang selama ini kucari. Keresahan yang aku lihat bukan hanya di kehidupan bermasyarakat saja bang, tapi juga diperguruan tinggi. Jika di perguruan tinggi saja berpola pikir biner seperti Abang jelaskan, aku gak tau apa yang akan terjadi di kemudian hari di negeri ini. Makasih bang sudah memberi konten edukatif seperti ini. Makasih banyak sekali lagi 🙏
iy bro, tp gk cuma di indo di luar ngri banyak jg. menurut gw point di 8:13 ini benar skali. tp biasanya orang awam punya pemikiran Dunning-Kruger effect.
@@meltedbrains433 gk juga tuh. Klo lo ngikuti berita western country, orang2 yg di cap gampang kemakan propaganda malah orang2 dg gelar sarjana brev. Dengan mainin isu rasisme dan gender war
Kaka fery.. Terimakasih banyak Sebagai anak muda yang tidak bisa kuliah.. Chanel ini sangat bermanfaat untuk berpikir Beta belajar banyak dari chanel ini
Setelah dipikir-pikir dan melihat kondisi Indonesia belakangan ini, mungkin sudah saatnya pemerintah mengembangkan kembali kurikulum di sekolah untuk mengajarkan bahaya pola pikir biner, masalah polarisasi, dsb Bahkan jika perlu ciptakan mata pelajaran Logical Fallacy di tingkat SMP dan SMA untuk mengatasi masalah pola pikir orang Indonesia yang mudah dikotak-kotakkan seperti ini
Kalo kata temen, sekarang banyak yang latah open minded. Artinya, ketika seorang ngerti satu anomali yang mana bertentangan dengan nilai yang dia pegang tapi tetap menerima hal tersebut tetap terjadi maka dia klaim dirinya open minded. Aku memandang fenomena sosial ini juga cukup destruktif, karena buat konsep toleransi terlalu kendor. Kalau terus tumbuh bisa-bisa hal ekstrim seperti genosida juga tertoleransi. Terlalu jauh si emang, tapi dak mustahil dak sih?
aduh, seneng sekali bisa dapat youtuber yang punya pola pikir yang mencerahkan seperti dirimu bro. jujur langka sekali sekarang ini youtuber yang ngajak kita berpikir kritis dan cerdas. rata-rata youtuber cuma mempengaruhi penontonnya supaya mau berpikir sama seperti dia, bukan mengajak sama-sama berpikir.
Ini yang gw suka dari konten-konten lu bang, lu ga menyerang salah satu pihak tapi banyak pihak justru menyerang lu. Anehnya lagi, mereka justru nyerang lu secara personal. Sebenernya lu bisa milih buat nyerang balik, tapi lu milih untuk ga lakuin. Tetep semangat terus bang bikin konten-konten yang bermanfaat buat warga sipil lainnya 💪🏼
Biarkan saja Orang² GO-BLOCK itu melakukan hal kayak gitu. Mereka merasa dirinya lebih pintar daripada yang lain. Padahal, Ilmu yang mereka miliki masih dangkal. Bang Ferry seorang stoiktisme. Jadi, Bang Ferry gak punya waktu untuk berurusan dengan Orang² GO-BLOCK seperti mereka. Apalagi, Bang Ferry lebih fokus membuat konten bermanfaat untuk warga sipil seperti kita. Maaf jika ada salah perkataan Saya.
@@meltedbrains433 ada benarnya juga sih. Tetapi, sebagian orang masih saja mengikuti keegoisan mereka meskipun sudah diajak ke jalan kebaikan. Bahkan, orang yang mengajak ke jalan kebaikan dianggap salah oleh (pemahaman) mereka. Jujur saja, sudah diberi hormat dan diajak ke jalan kebaikan pada mereka (secara halus), mereka masih saja ngeyel dan gak mau mendengarkan. Kayak makan buah simalakama (diajak menuju kebaikan susah, apalagi dibiarkan). Maaf jika perkataan saya menyinggung anda. Saya hanya berterus terang dan tidak bermaksud berbuat masalah dengan anda.
Ijin ambil ilmunya bang. Bang fery sllu objektif. Ayo bang fery luruskan pola pikir yg salah bangsa ini. Bangsa ini jadi sulit maju klo tidak di selamatkan
akhirnya bang ferry angkat isu ini juga, daaaaan pengen komentar banyak hal. satu, pola pikir biner ini bisa diasosiasikan dengan kepercayaan massal (mass belief) dimana orang yang punya karakteristik tertentu dikiranya mendukung spektrum politik tertentu. misal, yang laid back atau kelewat liberal pasti dikira pendukung jokowi, atau yang agamanya ketat banget pasti dikira pendukung prabowo (misalnya yaaaa). padahaaaaal orang dengan karakteristik demikian belum tentu mendukung calon/paham politik ybs. ini membuka pikiranku banget sih sejak pilpres 2019, dimana bisa saja ada yang gak mendukung dua duanya padahal punya karakteristik tersebut. jadi bisa dibilang yaaaa invalid. kedua, yang soal menemukan ketenangan itu aku jujur beda pendapat sih sama abang, tapi aku menghargai banget hasil pencarian abang lewat surat al-maidah itu tadi. karena kan tiap orang pasti punya journeynya tersendiri. aku pun punya perjalanan spiritualku sendiri yang akhirnya membuatku menganut keyakinan yang sekarang (yg intinya beda lah sama abang, tapi gak papa. sekali lagi gak papa kok, beneran). makanya, untuk hal ini memang sangat sangat personal dan orang bebas kok untuk meyakini apapun yang dipercaya. tanpa harus terikat dengan kepercayaan massal itu tadi. kacamata biner ini jelas, berbahaya. kalau dibilang gak ada yang abu abu ya, tergantung abu abunya yang mana dulu gitu. gak semuanya harus dinilai hitam dan putih, yang sesimpel selera makan aja beda beda, apalagi pemikiran orang itu juga gak kalah beda dan itu cukup banget menggambarkan betapa rumitnya seorang manusia. terakhir, aku paling inget sama kata dosen filsafatku, "manusia adalah makhluk yang paling tidak konsisten", dan itu (lagi lagi) sah sah saja.
Terkadang, inilah yang membuatku sedih dan kesal (terutama soal isu SARA). Tidak masalah jika orang2 menganut keyakinan yang mereka percayai dan mereka berhak memilih atau tidak terhadap calon pemimpin di dunia politik. Hanya saja, seperti yang anda katakan sebelumnya, pola pikir yang terpolarisasi seperti itu benar2 merusak persatuan dan kerukunan. Bahkan, mereka mengurusi urusan yang sebenarnya bukan urusan mereka (terutama soal keyakinan dan politik). Ada juga yang berusaha untuk menjatuhkan pihak lain agar pihak itu mau mengakuinya. Maaf, jika ada perkataan saya yang membuat anda tersinggung.
jujur hal tersebut benar terjadi, melihat di sekitar saja banyak masyarakat yang berpola pikir biner. bukan hanya dalam kontestasi politik tapi dalam hal sosial media pun sangat terlihat jelas bahwa masih banyak masyarakat yang kurang objektif dalam menilai suatu hal dan berujung pada fanatisme yang menimbulkan toxic positiviti
Nah informasi kyk gini bg yg di butuhkan, biar kaum gagal paham berkurang, tpi emang susah sih kata pakar orang bodoh pasti akan slalu merasa dirinya pintar bahkan lebih pintar. Klo orang gk open mindset sama pendapat orang lain atau opininya itu aja udah menggambarkan seberapa dangkal pola pikirnya
Setuju bang. Kita perlu lebih banyak elemen masyarakat yang berperan merekatkan, menyambungkan, mendamaikan dan mewaraskan. Kesel saya sama biner begini. Puji pemerintah dikit dibilang cebi, giliran kritik dibilang manusia gurun. Ayo masyarakat sipil kita bisa! Jangan keasyikan jadi mainan sebagian orang yang tertawa dibalik perkelahian kita Apalagi soal idola politik dan idola2 lainnya. Pesan nabi masih sangat relevan hingga saat ini Dari Abu Hurairah secara marfu': "Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta" (HR Tirmidzi)
Benar dan yg paling mendekati sosok yg seperti ini adalah Anies Baswedan...bagaimana pemuja sekarang dulunya sangat membencinya dg mengatakan liberal, syiah, dll...dan demikian juga sebaliknya yg dulu memuja sekarang membencinya
Sedikit bos elemen masyarakat yang semacam itu. Soalnya polarisasi masyarakatnya sudah diarahkan dari awal. Cap cap politiknya sudah keliatan jelas. Kalo tidak dukung A pasti dukung B. Saya lebih tertarik pada idenya, programnya, daripada orangnya. Pun bisa jadi pada dukungan politik, itu dapat berubah saat orangnya ternyata membuat pemaparan yang masuk akal juga terbaca proyeknya, semacam tertanggal dengan pasti. Perkara orang, resikonya kita jadi tidak bisa kritis karena kitanya kadung kagum duluan. Ujung ujungnya kita tidak merasa sudah mengkultuskan. Akibatnya, alam pikiran kita tidak merdeka. Padahal banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Lebih baik stop untuk melebihkan orang ini atau orang itu. Atau menyatakan orang ini persis atau cocok dengan ini atau itu. Kita tidak tahu kan orang ini seperti apa sebenarnya? Karena ujung ujungnya kita dukung orangnya. Bukan ide, bukan proyek, atau tujuan-tujuannya yang harus dikritisi. Menurut saya, aneh sih kalau ada orang semacam ini, dukung orang tapi bukan mengkritisi ide ide atau program program orangnya. Lucu juga, sebab di era sekarang mendukung satu, tidak mengakui yang lain, seakan yang satu itu jadi semacam Nabi/Rasul. Padahal sebenarnya sama seperti kita kok, orang biasa biasa saja. Yang klo pke pola pikir biner, ada yang salah dan ada benarnya juga.
Benar bang, polarisasi cebong-kadrun terlalu murah dan murahan dalam memecah belah bangsa. Perilaku destruktif ini membuat negara kita semakin terbelakang secara moral dan kita terpecah belah. Untuk menyongsong masa depan yg lebih baik kita butuh pola pikir yg inovatif. Terimakasih sudah mengedukasi bang 🙏
@@rinzu983 gua juga gak milih ke2 nya, lagian gua bukan die hard nya mereka. Gua bakal milih orang yg mempunyai visi dan konsep bernegara yg dibutuhkan Indonesia saat ini, kalo mereka masuk dalam kategori itu bakal gua pilih, tapi sejauh ini yg gua lihat gak sih kayaknya
@@avvastore551 ow gitu ya , padahal pak Anies menang karena ayat dan mayat (alias politik identitas) bilang begitu saja lu gak berani , orang penakut macam kau tidak akan pernah bisa merubah keadaan kerena cuma bisa main aman saja 👎
sistem bilangan biner terdiri atas 2 angka yaitu 1 dan 0 yg dimana 1 = yes, true dan 0 = No, false 1/0 hidup/mati, hitam/putih. pilihan biner adalah pilihan yg sempit, klo gk bener yah salah, klo gk pro yah kontra. d pola pikir biner gak ada yg namanya netral, karna kembali lagi angka biner cuma 2 digit yaitu 1 dan 0
Setuju, Biner itu "gerbang logika" ciptaan manusia. Itu biasa diterapkan di operasi bilangan matematis pada algoritma komputer. Sedangkan logika manusia itu secara rasional tak terbatas, karena ciptaan Tuhan. Tetapi biner itu membantu mempersingkat pilihan manusia di dlm hidupnya.
Peran media sangatlah penting dalam pola pikir biner ini. Loe tentu udah paham ini, Bang. Dimana yang semestinya media itu menjadi alat kontrol sosial justru acapkali menjadi pemicu perang sosial. Media yang semestinya menjadi alat membangun open minded tapi justru menjadi corong kekuasaan. Itu sebabnya fenomena absurd sering muncul dan menjadi viral.
Betul, diagama aja DILARANG pengkultusan sesuatu apapun itu berlebihan, Tapi media disini emang menjadi corong yang disesuaikan dgn kepentingan politiknya, semua ini berubah jika media tidak KEBANYAKAN jadi corong kepentingan.
mungkin ini adalah salah satu video terfavorit gue dari channel bang ferry. selalu menarik membahas tentang cara pola pikir bekerja dan apa aja hal yang perlu dihindari dalam alur berpikir sehingga output dari permikiran itu ga cacat atau dengan kata lain, ga destruktif. kalo kata dosen gue, salah satu skill yang krusial untuk dimiliki untuk menerjang segala aspek dalam semua tahap kehidupan adalah kemampuan berpikir kritis, logis, serta etis karena dengan landasan fundamental itu, kita bisa jauh lebih mampu untuk bertahan hidup. dan kesetujuan gue atas statement beliau makin kuat dengan video ini. Thank you as always bangg, keep up the outstanding contents!!
kemarin sempet ada cek cok kecil sama pacar karena dia selalu mikir bahwa di dunia itu cuma ada hitam dan putih. alhamdulillah berkat video ini gua gaperlu ngejelasin lagi panjang2, cukup share aja videonya. thanks bang. . . btw, bounty luffy udh 3m. tolong diupdate wanted posternya
Terima kasih Bang Ferry untuk videonya. Semoga bisa menjadi sarana bagi orang buat sadar kalau memiliki pola pikir biner dalam bersosial dan bermasyarakat itu sangat berbahaya.
Semangat Mas Ferry. "Sebagus-bagusnya karya yang dibuat akan ada yang ga suka, dan sejelek-jeleknya karya, akan ada juga yang suka." Semoga masyarakat kelak bisa mempelajari tentang "A Map is not a territory"
@Zaydan Naufal 801 moga tidak melorot laen na 1000an. Cek aja di thehigher paling valid tidak asal, singapura 25 n malaysia 300 n brunei 350 n vietnam thailand 600
Bismillah.. ini episode terbaik, episode yang paling relatable terhadap kondisi masyarakat Indonesia. Kadang capek, bahkan pengen pindah negara aja hahaha. Dulu sampai mikir, kenapa orang indonesia banyak yang memiliki pola pikir seperti ini, apa sebabnya? yah balik lagi sih ke cara pendidikan kita yang stereotipikal dan cara penyampaian materi yang monotone dengan metode penghafalan. Kita baca literatur aja harus mandiri banget, buku-buku bagus kebanyakan dilarang, sekolah hanya mengakomodir buku yang seputaran itu itu saja, jadi pola pikir kita itu pola pikir fabrikasi, tidak otentik.. mentri pendidikan kita, Pak Nadiem juga mau bikin revolusi di bidang pendidikan juga pasti sulit, karena karena sistem seperti ini sudah menjadi status quo, susah di goyang dan kalaupun mau di rubah harus sampai akarnya dan itu sangat sulit, kenapa kok sulit banget merubah sistem di Indonesia? menurut saya pribadi, itulah masalah yang harus ditempuh negara kesatuan yang memiliki kondisi geografis kepulauan yang luas, perubahan harus dilakukan pelan-pelan dan tidak instant, kadang sudah berjalan sebuah perubahan tapi malah berhenti ditengah jalan karena cakupan negara kita terlalu luas, daerah terluar sulit untuk mengimbangi. ini hanya pendapat saya saja, kadang saya bermimpi Indonesia menjadi daerah serikat sehingga masing-masing daerah punya hak lebih untuk mengembangkan potensi masing-masing tanpa adanya campur tangan para oligarki yang duduk di pemerintahan pusat, less corruption dan daerah menjadi lebih mandiri. Terimakasih🙏
Iya bang bener, dlu waktu awal awal belajar belajar filsafat politik dan lain lain gua sering ngeliat dunia cuma sekedar hitam dan putih aja, makin waktu berjalan, makin banyak belajar, makin dewasa, makin gua berfikir, gua akhirnya nyerah, merasa sakit hati dan mengakui gua salah. Dunia ga sekedar hitam putih, ada merah ijo kuning dan warna warna lain.. Beda beda kita semua di dunia ini, dan itu indah sih menurut gua
Untung gw kelas 10 udh tau beginian, gara gara internet gw belajar banyak, dan itu merupakan salah satu contohnya kalo setiap sesuatu itu ada baik dan buruknya dan setiap orang pasti ada pahala dan dosanya masing masing, tidak ada yg paling benar maupun yg paling salah, semua tergantung situasi dan kondisi
Gue seneng banget dengerin berbagai macam pendapat, apa lagi klk yang di bahas itu ngebahas topik yang intelektual. Gue selalu merasa gak punya kapasitas intlektual dan pengalaman yang cukup, gue akan selalu mencari informasi dan bertanya bagaimana caranya supaya gue bisa menyusun isi kepala gue. Ini yang bikin gue konsisten dan objektif untuk selalu baca buku, cari conten edukasi, dengerin potcast pembahasan yang intlek.
klo berpikir biner hanya 1 dan 0 maka belajar himpunan dalam matematika udah gagal sih. Jika A = {1} maka bukan A ya tidak 1. bisa 2, bisa 3 dst. Sama halnya Jika suka dingin maka benci panas padahal bisa hangat, biasa atau malah gak benci
logika dasar bang. cuma karena di sekolah kurang diajarkan berpikir runtut dan logis. makanya banyak kesalahan kesalahan berpikir terjadi di masyarakat
Makasih bang 🙏❤️ Selama ini saya hanya pahami bahwa di dunia ada dua sisi positif dan negatif(gelap atau terang; bahagia atau kecewa) tetapi mendengar kesimpulan bagian akhir video. Saya mengerti bahwa tdk perlu bersedih dgn hal bodoh yang kita sukai... 😁
Penjelasan dari 30 detik pertama saja udh cukup buat gue menyimpulkan apa itu pola pikir biner yg sebelumnya saya blum pernah tau penjelasannya. Opening yg hebat👍 Dan gue bersyukur gue sepertinya tidak termasuk orang² yg memiliki pola pikir seperti itu. Gue tipe orng yg misalkan ada sebuah perbedaan, gue selalu berpikir bahwa apa yg gue anggap benar, tidak otomatis menjadikan apa yg ditempuh/dipilih orang lain jadu salah. Mungkin mereka yg ga sejalan dgn gue itu juga benar, tapi emng kebenaran kita yg berbeda. gue bisa Nerima kebenaran mereka yg ga sejalan dgn gue, tapi gue ga akan ikut untuk turut menjalankan. Kita berjalan masing² aja. Dan ketika misal gue memilih sesuatu yg berbeda dari kebenaran yg dipercaya kebanyakan orng², wajar kalau orng² menganggap bahwa pilihan gue salah. Gue bisa terima hal itu dan gue ga keberatan. Tapi yg paling bikin gue kesel adalah ketika mereka memaksakan kehendak/kebenaran mereka ke diri gue, agar gue bisa ikut sama kayak mereka. Itu sumpah bikin kesel. Gue orngnya bisa Nerima semua orang, tapi asalkan orng² juga ga terlalu menganggu kebenaran gue. Gue selalu merasa jadi orng seperti itu sejak dulu. Tapi 3 bulan yg lalu ketika gue pertama kali mengikuti tes kepribadian MBTI, dan hasilnya adalah gue ISFP, ternyata ada penjelasan tentang sikap gue di kepribadian ISFO tersebut. Gue sebenernya bukan orang yg mematok tes kepribadian sebagai hal yg mutlak benar, tapi sometimes itu bisa saja benar
Dan mungkin itulah kenapa gue ga bisa dan ga suka berdebat. Karena gue selalu berusaha memahami bagaimana pola pikir sudut pandang lawan bicara gue. Apa yg mereka percayai sebagai sesuatu yg benar. Dan alhasil, jika pada akhirnya gue pahan ataupun enggak, gue memutuskan untuk diam dan tidak melanjutkan perdebatan lebih lanjut 😂 gue juga ga mau merepotkan diri gue sendiri untuk membuat orng² memiliki pemikiran yg sama kek gue
Keresahan gue selama ini. Semoga temen2 yg selalu mengotak2an golongan mendapatkan hidayah setelah melihat video ini. Ilmu itu ndak sedangkal yg kita pikirkan, terkadang kita merasa sangat memahami seseorang yg sebenarnya tidak kita kenal sama sekali. Jangan jadi fanatik, karna fanatisme melambangkan kebodohan. Terbukalah terhadap segala kemungkinan, dan terus bekali diri dengan ilmu. Semangat kawan
Saya pribadi masih memiliki dua prinsip yg terbagi dalam kuadran "benar/salah itu hukumnya mutlak (absolute), sedangkan baik/buruk itu sepadan (relative)... Di saat orang berpikir secara biner, saya masih membagi biner dalam kuadran. Karena tdk terbatas "baik itu benar" ataupun "salah itu buruk"... Secara prinsip absolute itu terletak pada akidah ("keyakinan & kepercayaan" yg tdk ada keraguan di dalamnya), sedangkan secara praktis relativitas terletak pada fiqih (masih dapat diperdebatkan karena rasionalitas). *Note secara agama tdk diperbolehkan mencampur "haq" dengan "bathil"... (Namun saya coba terobos) Yg dimaksud biner "dua sudut pandang berlawanan"... Padahal Tuhan ciptakan segala sesuatu "secara ganjil" & menyukai keganjilan. - panas "hangat" dingin - pria "waria" wanita - kanan "tengah" kiri - tinggi "sedang" rendah - luar "tengah" dalam Dll.... Kenyataan di dunia ini "dua" pilihan adalah untuk mempertegas pilihan, sedangkan netralitas dianggap sebagai prinsip "keraguan"....
sorry to say gue ga setuju ( Pria "waria" Wanita ), karena tuhan hanya menciptakan pria & wanita / jantan-betina / benang sari dan putik. lalu mana ganjil-nya jika tuhan menyukai yang ganjil ? jawaban-nya adalah *MALAIKAT,* di dalam agama islam "Malaikat" tidak mempunyai jenis kelamin dan para malaikat tidak memiliki nafsu, atau kecenderungan untuk bereproduksi / hubungan biologis.
@@kanekiichigo9885 anda mungkin belum pernah lihat kelahiran kelamin ganda, silahkan cek di yt banyak. Waria yg saya maksud disini bukan yg sengaja merombak kelamin. Satu lagi keganjilan Tuhan... Bunda Maria melahirkan ISA tanpa disetubuhi Pria.
Sepakat dgn narasi Abang, mantap, teruskan saya dukung abang untuk terus berkarya mencerdaskan bangsa, tabah aja dikritik orang kurang cerdas mereka hanya orang biasa yg butuh lebih banyak narasi seperti abang agar menjadi lebih bijak dalam pergaulan sosial yg lebih luas dan edukatif
Sekarang gua lagi di munich, ngikutin summer school di tum. nginep di hostel, sempet tiga hari bareng ibu asal ukraina, ya umurnya di bawah dikit dari ibu gua. anak dia 15 tahun ikut perang dan kemarin otw ke camp pengungsian mau ketemu anaknya. gua sampaikan sebagai orang biasa cuma bisa bantu dengan dukungan moral. yakinlah, perdamaian dan kemerdekaan itu bukan harga murah. ada darah tumpah. mari apresiasi keadaan negri kita dan ke tengah supaya gak terpolarisasi.
@Zaydan Naufal That's why Apple nggak mau seri iPad Pro pake MacOS And that's why, sorry to say, Pancasila (and any other centrism ideology macam Religious Democracy, The Third Way) itu a big jokes
@@beezanteeum mohon maaf bang, izin menambahkan dan bertanya. Maksudnya bilang gitu gimana ya? Kesalahan logika seperti #middlegroundfallacfy dan #twosideism, meskipun dalam sebagian kecil ada benarnya, tapi sulit relatable dengan lingkungan sosio-politikal-kultural Indonesia. Middle Ground Fallacy hanya berlaku buat masyarakat yang sedari awal sudah terpolarisasi ekstrim sejak lama, seperti Amerika Serikat. Justru negara seperti kita butuhnya third positionist atau pihak moderat sebagai penyeimbang agar polarisasi tidak makin tajam. Nyatanya dari pengalaman saya mengamati dan bertemu dua kubu ini secara langsung, memang sudah rusak sekali efeknya, dari bocil pemain api gratis sampe boomer yg doyan sarungan sambil ngudud samsu. Aku sarankan coba baca buku "Mendayung Antara Dua Karang" dari Moh. Hatta.
@@beezanteeum Mohon maaf lagi bang, sebagai pengajar PPKN, saya kurang setuju. Pancasila menjadi big jokes karena teladannya pada ga bener semua, dari level pemerintah sampai sipil. Pendidikan yg harusnya menanamkan pemahaman Pancasila secara praktikal tapi malah disampaikan pake narasi ceramah yg membosankan. Ini juga konsekuensi dr sifat Pancasila sbg ideologi terbuka, makanya banyak tafsiran aneh2 dan rentan disalahgunakan. Coba abang main-main ke sekolah SD-SMP-SMA, rata2 yg ngajar PPKN itu boomer2 lapuk bang, jarang banget yg muda2. Pengalaman jadi anggota MGMP di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Bahkan pelajaran agama saja yg sifatnya dogmatis yg ngajarin guru-guru muda, makanya mereka nyampein materinya asik dan relatable. Mungkin ini juga yg menjadi salah satu faktor pendorong gerakan hijrah dikalangan pemuda. Aku tambahin lagi referensi bacaan yg bagus bang. "Mata Air Keteladanan" dari Yudi Latif. Salam kenal dan salam damai bang.
Orang2 dengan pola pikir seperti ini yg cenderung menempatkan eksistensinya tidak pada tempatnya, mentalitas versus, mudah tersinggung, tertipu, tergiring opini, dll dll dll. Sangat tidak menguntungkan bagi dirinya dan orang lain
Sepakat bang,sebuah bangsa tidak akan maju apabila manusianya masih menggunakan pola pikir binner mereka hanya terpatok pada pilihan yang dikotomik,padahal dalam society sendiri itu spectrumnya luas bgt gt.Maka dari situ kita sebagai manusia harus kembali pada fitrahnya kita yaitu cenderung untuk mencari kebenaran,merdeka dalam berfikir dengan berlandaskan kebenaran dengan seperti itu maka kita menjadi manusia yang independen, berpijak pada pikiran kita sendiri dengan segala rasionalisasinya jangan jadi manusia yang hanya sekedar ikut-ikutan tanpa alasan yang jelas.
Pikiran atau pola fikir mereka belum dewasa, tidak mau dewasa, tidak mau didewasakan secara permanen. -Budaya -struktur sosial -lingkungan -kebutuhan pokok -cara baca -edukasi
Memang betul gelas penuh gabisa menampung apapun, tapi jangan salah, gelas kosong juga rawan taqlid buta. Intinya, jangan telan mentah-mentah semua perkataan orang lain, tetep saring. Sharing boleh, saring juga boleh.
Value objektif makin susah dicari di konten2 influencer ,,,model konten bro fery bisa jadi contoh kedewesaan dalam bekreatifitas masih ikut trend (menghasilkan cuan) tp tetep kontenya objektif dan relevan,,sorry buat penilaian versi saya,,usul mungkin Bro buat chanel dialog interaktif biar bisa mengcapture pemikiran masyarakat awam atau sp tw ada org antah berantah tp punya value pemikiran yg luar biasa..thanks,,salam bahagia
Abang tidak sendirian krn juga banyak youtuber yg di cap ini itu oleh netizen kita. Gua menghina Taliban gua dituduh Cebong liberal, gua dukung Palestina dibilang Kadrun aahhh gua Golput aja !
Kalau menurut saya pola pikir biner memang bagian dari kultur masyarakat Indonesia, semisal budaya wayang kulit Jawa yg mengangkat cerita Mahabarata dan Ramayana yang versinya sudah ter jawanisasi menuntun penontonnya untuk memandang Pendawa dan Rama sebagai sosok sempurna tanpa cela dan musuhnya Kurawa serta Rahwana sebagai sosok Angkara murka tanpa darma padahal versi aslinya jauh lebih kompleks daripada itu. Tentu itu bukan hal salah karena mempermudah penonton untuk mempelajari dan membedakan kebaikan dan keburukan hanya saja sudah tidak relevan di zaman sekarang dimana kehidupan jauh lebih dinamis dan menuntut pemikiran yang lebih kritis dari sekedar nilai positif dan negatif. Selain itu media juga berperan penting semisal UA-cam yang merekomendasikan video yg diminati saja, akhirnya penonton UA-cam hanya mendapat asupan informasi yg homogen. Seumpama saya menonton video ini maka hanya video serupa yg keluar di beranda UA-cam saya, hal ini di tambah kultur pola pikir biner yg lekat di masyarakat akan mematikan pola pikir kritis.
.Itu jelas bukan kultur asli Indonesia. Kultur Indonesia itu jalan tengah dan musyawarah. Buktinya Islam masuk, tp culture pragmatisme bawaan Hindu Budha masih ada. Kultur yang katanya Kultur Indonesia hari ini itu kultur baru akibat algoritma sosial media yang lahir kurang lebih 10-12 tahun yang lalu.
@@ilhamrj2599 nah masuk ni, sebenarnya kultur sosial pragmatis udah ada dan bahkan tetap ada kok di masyarakat pedesaan sekalipun, hanya saja emang masih ada orang tua yang agak kolot dan kurang open minded kalo menurut gue, tapi tetep si namanya sepuh ya kita harus hormat dengan tidak membalas perkataan yang jelek.
@@ilhamrj2599 saya tidak mengatakan kalau kultur pragmatisme tidak ada juga, saya katakan bahwa pola pikir biner itu sudah ada dari dulu kenyataanya di lapangan keduanya ada berdampingan tergantung kebutuhannya dan waktunya salah satu akan lebih dominan hingga pada satu titik mencapai keseimbangan. Maaf agak menyimpang, bukannya berpikir bahwa pola pikir prakmatis ada berarti pola pikir biner tidak ada di masyarakat menunjukkan anda sendiri terjebak terjebak pola pikir biner? Logikanya saja ada lebih dari 200 juta rakyat Indonesia yang terbagi menjadi puluhan suku dengan masing2 sifat dan nilai culture yg berbeda, belum kita bicarakan tingkat pendidikan dan tingkat paparan informasi yang diterima sangat tidak mungkin untuk bisa menarik satu kesimpulan absolut dengan memonolitkan seluruh rakyat Indonesia.
@@ilhamrj2599 saya akan ambil contoh dari etnis saya sendiri yaitu etnis Jawa, memang benar secara umum orang Jawa itu memiliki sifat demokratis dengan adanya budaya musyawarah tapi pada saat bersamaan saya bisa katakan bahwa orang Jawa memiliki sifat yg sangat feodalis dengan adanya budaya strata, penghormatan kepada senior, bahasa yg berbeda untuk penghormatan dll. demokrasi dan feodalisme itu hal yg bertolak belakang tapi nyatanya ada berdampingan dan berselaras dalam bingkai kehidupan dan masyarakat tidak menemukan kontradiksi di dalamnya.
Waktu kemarin ada tagar #stopbayarpajak saya komentarin ke beberapa orang yg sangat setuju tidak bayar pajak, saya jelaskan apa dampak buruknya jika kita tidak bayar pajak mereka langsung saja mengirim cap saya dengan buzzer, padahal saya hanya ingin menjelaskan saja
Toh klo pilihan org mencari ketenangan berbeda, kenapa dia harus bilang org lain “close minded” hanya karena org lain ga agnostic, klo begitu siapa yg close minded sebenernya?
Cebong dan kampret akhirnya di bikin malu sama junjungannya ketika bersatu padu. Emang mas fery. Gua juga ketawa.apa yg lo bahas ini adalah sharing yg dari dulu pngen sekali di bahas. Trimaskasih mas fery
Pemikiran biner biasanya karena terlalu seragamnya input atau masukan yang diterima, dan pola pikir dalam ingkar sosial mereka.. sangat minim bahkan tidak pernah mendapat sudut pandang lain.. akhirnya maka informasi dan "kebenaran kolektif" yang diadapatkan dianggap sebagai kebenaran.. dan siapapun yang mengkritik nilai itu atau memberi sudut oandang baru tentang kebenaran itu akan dianggap sebuah perlawanan kebenaran.. hal ini diperparah lagi dengan kebiasaan untuk mengasosiasikan hal" yang sebenarnya hanya kebetulan memiliki nilai sama tapi bukan berarti itu mewakili atau wujud dari representasi hakiki nilai itu... Dan itu disakralkan oleh mereka karena menyerang representasi itu dianggap menyerang nilai" yang direpresentasikan.. Misalnya kita mengasosiasikan palestina dengan islam.. israel dengan yahudi.. majapahit dengan hindu demak dengan islam.. jokowi dengan pluralisme prabowo dengan islam.. dll... Akhirnya adalah saat orang mengkritik jokowi dianggap anti pluralisme.. saat orang tidak memilih prabowo dianggap anti islam.. seperti attack on the titan.. saat kita hanya tinggal didalam tembok dan hanya mengetahui apa yang ada didalam tembok.. maka kita akan berpikir bahwa seluruh dunia itu sama seperti yang didalam tembok...dan nilai" yang diteguhkan didalam tembok adalah sebuah kebenaran sejati...bayangkan jika kita hanya mengkonsumsi 1 jenis informasi yang sama atau sejenis sepanjang waktu.. bagaimana otak kita merespon?...
fenomena yang gua alami bang... pola pikir gua biner... gua benci dengan kelompok tertentu, karna alasan tertentu... dan gua gak bisa memaafkan kejahatan kelompok tersebut... kemudian gua selalu menganggap kelompok tersbut gak bener.. walupun saya tau beberapa individu di kelompok tersebut tadak melakukan kejahatan... tatapi saya tetap tidak bisa memafkan kelompok tersebut... terima kasih bang ilmunya, semoga gua dapat ketenangan dari kebencian gua terhadap kelompok tersebut... dan gua sadar dari vidio ini saya masih harus banyak belajar...
Si A : "Buah Apel itu enak yaa..." Si B : "Berarti buah Jeruk gak enak ?!?!?" Si A : "What The....." Kacoo emang lingkungan sosial kita ini dikondisikan dalam pola pikir biner level akut
Makanya ga heran kan kalo pendidikan di Indonesia dari berpuluh2x tahun yang lalu ga pernah di geber maksimal ya bang? Karena kalo rakyat sudah teredukasi dgn baik otomatis ga ada lagi "alat yang bisa dipakai" sama penguasa ...
Sepakat dengan argument yg disampaikan, diperlukan adanya upaya yg berorientasi menambah keilmuan, dan tidak lupa untuk merasionalisasikan, Mengabaikan sesuatu yg bersumber pada rasional, sedikitnya dapat menggiring kearah pada konservatifisme, ini dapat menjadikan watak radikal tumbuh subur dan hanya mendekatkan kita pada sesuatu yg bersifat utopis.
Secara biologi, otak manusia gak didesain untuk berpikir secara spektrum, melainkan secara biner. Ini mungkin ada kaitannya dgn kebutuhan untuk survive, karena lebih mudah. Bagaimanapun, otak manusia itu defaultnya bukan untuk memahami masalah, tapi untuk bertahan hidup
Konten netral begini musti diperbanyak, min. Bagaimana pola pikir "netizen" sudah terkotak dan terdoktrin kadrun, cebong, kampret, dll. Pendangkalan analisis dan cara berpikir.
gue dr lama udah ngeri sm stereotip masyarakat, pola pikir yg terstruktur blablabla. Yg begini gue diwakilin bgt sm Cinta Laura dipodcast Close the Door (I mean dia mewakili bnyak pndapat) and make me realized ternyata gue ga sendirian punya pikiran itu, ya karena Umumnya masyarakat engga begitu. Gue takut dibilang aneh dn menyalahi kbiasaan yg ada. Syukur deh, skarang ga takut dn kokoh sm diri sndiri juga supaya ga dibodohi si (apalg sm pmikiran orang lain)
Sama. Gue sepakat yg "timeline" soal hidup si.. Umur segini harus apa, dll kyk nikah kerja dll. Pas beda langsung dicap benar/salah, hitam/putih, dll.. Bener kaya Cinta Laura.. Hidup kita ya kita yg tau. Ga bisa dicap bener salah hanya karena kita beda konsep sama merekaa
gw juga dulu pernah dukung orang sepihak banget sampe gak suka sama lawan dan orang yg gak suka sama dia,sampai hampir baku hantam sama tetangga, ujung ujungnya kecewa juga karna ternyata dia tidak seperti yg gw fikir, dari kekecewaan inilah saya belajar untuk tidak melihat sesuatu dari satu sisi saja. "gw perna denar orang berkata: orang pintar belajar dari sejarah, dan orang bodoh belajar dari pengalaman atau kesalahan" ehe
Sebenarnya yang membuat tidak maju pola pikir adalah feodalisme , karena yang ngomong idolanya pasti benar,karena yang ngomong pemuka agama,adat,presiden pasti benar, benar karena jalan pikirannya masuk akal begitu seharusnya bukan karena mereka punya nilai sesuatu dalam masyarakat. Selama kita tidak bisa melewati tembok yang bernama feodalisme kita akan selalu terbelakang dalam hal berfikir dan berlogika.
Setuju bang Fer, pola pikir biner seperti cara praktis, gak mau repot, gak mau ngulik dan sabar memikirkan segala sudut pandang yg berpotensi menjadi bijaksana. Apa sosmed membuat pola pikir ini juga semakin meruncing? Semua ingin cepat berkomentar tanpa mempertimbangkan tulisan, seperti keyboard warrior begitu? Hm...
👍👍👍, ini video yang bagus melihat realitas secara objektif tidak memihak pihak manapun. Pemikir seperti mas Irwan ini membuat Bangsa kita gak mudah diadu domba. Moga2 Bangsa Indonesia banyak melihat Video ini.
Pilpres Jokowi dan Prabowo menurut saya pilpres yang paling buruk. Karena di sana dimulainya istilah cebong dan kadrun. Sampe sekarang, sudah mau pilpres lagi, domba-domba politik itu kalau debat ujung-ujungnya saling mencela cebong dan kadrun. Patut dinantikan julukan apa lagi yang disematkan kelompok pendukung pilpres mendatang. Atau apakah mereka masih belum move on dengan sebutan cebong dan kadrun? Let's see.
Semangat bang..karena tenangmu dgn ayat al-maidah itu lebih berarti dari apapun..hatta senilai separuh kekayaan diseluruh dunia...dan setiap keputusan dan pendapat serta arahan yg dijalani oleh seseorang di muka bumi pasti ada pro dan kontra..intinya, jangan terlalu pedulikan ucapan dan pendapat orang lain, jika hatimu sudah mantap bhw yg dilakukan adalah kebaikan maka lakukan...
"... Apa yang menjamin bahwa benar sama dengan tidak salah, bahwa salah sama dengan tidak benar. Apakah benar salah sesederhana 2 sisi koin? Atau kah seperti Bola yang tak terlihat sisinya" - Martin Sanjaya
Mantap sekali. Anak-anak di sekolah saya harus lihat ini.
Dcs semarang ya pak?
👍👍
Saya anak SMA Hadir pak
@@azizsyarifuddin3235 betul kak.
@@misbahulhamidaditya4208 mantap adik-adik, kembangkan pikiran yang bagus buat masa depan bangsa.
"OH KAMU GAK SUKA? BERARTI KAMU BENCI YAAK???"
Masyarakat kita krisis logika.
7:02 persis seperti kata-kata madara uchiha "semakin besar rasa cinta/suka seseorang maka semakin besar juga rasa benci yang ditanggung"
apaan suhh wkwk
Jelasin dong
kenapa gw ngakak ya wkwkkw... bawa2 madara uchiha unchh... dah lama mati.. jd kangen naruto.. skrng boruto adanya.. gk terlalu menarik
@@osaachmann sederhana itu gan . ya artinya bakal ada kebencian terhadap hal yg bertentangan. atau klo yg kita suka/cinta banget tidak sesuai harapan kita . pusing kan perasaanya . cinta vs benci . sperti di video . siap siap patah hati paling sakit atau bias (membuat diri nya bodoh)
Seseorang pernah berkata "cintailah sesuatu secukupnya, dan bencilah sesuatu secukupnya.
kata coach justin " orang hanya mau mendegar yang mereka ingin dengar " meskipun mereka conservative atau liberal
anjay ada domba . bener juga. itu juga yg trus sya coba lawan diri saya sendiri . sya benci A ya hrus dipaksa utk mempelajari si A sampe ngga benci lgi .
@@galeririfai ada domba
Gokil setuju… liar hatersnya. Pemikirannya biner semua..
Beri Dengar Saja kaum seperti mereka Musik dangdut koeplouess...😂🎉
Bismillah... saya rasa ini adalah episode terbaik yang pernah dibuat channel ini. Terima kasih bang Ferry sudah membuat video yg insightful. Sudah waktunya bangsa kita sudah tersadar akan penyakit polarisasi seperti ini.
Izinkan saya menulis uneg2 dan sedikit pengalaman saya. Disclaimer: Tulisannya panjang, jadi buat dirimu senyaman mungkin sambil ngudud atau ngopi.
Bisa dibilang saya sudah ngikuti dinamika polarisasi masyarakat sejak tahun 2008-an. Tepatnya disebuah forum yang dijargonkan sebagai "forum pertama dan terbesar di Indonesia". Tahun 2008-an sudah muncul bibit-bibit polarisasi, tapi dulu namanya bukan cebong dan kadrun (semoga Allah memaafkan saya dengan menuliskan kata-kata hina ini), dulu namanya panastak dan panasbung. Singkatnya, panasbung itu oposisi, panastak itu pro-pemerintah. Awalnya cuma inside jokes diforum itu doang, tapi lama-lama jadi serius dan berubah jadi ejekan.
Lanjut ke pilkada DKI 2012, disini polarisasi nastak vs nasbung mulai diuji coba, dan berhasil. Dari titik ini saya pribadi udah mulai ga beres, tapi saya hiraukan karena waktu itu saya mikirnya "ah yg kayak ginian ga bakalan gede". Fast forward ke pemilu 2014, aroma polarisasi udah mulai kenceng.
Disini dua media berita swasta dipakai dua kubu buat dukung masing-masing paslon yang mensponsorinnya. Tahun 2013, saham TV One, ANTV, dan Vivanews dibeli oleh pengusaha yang punya supermarket pengganti Carrefour, dan disinilah titik polarisasi dimedia mulai dipertontonkan (sebenarnya sejarah polarisasi media jika ditinjau kebelakang lebih ruwet lagi. Untuk lebih jelasnya, teman-teman bisa nonton video Guru Gembul eps 391), disaat yang sama media Metro TV dan underbownya disponsori kubu Jokowi-JK.
Dari polarisasi media ini udah merembet ke polarisasi sosial. Tahun 2014 ada bapak2 duel di parkir Senayan karena debat politik di Twitter. Ditahun yang sama, diforum yang saya sebutin tadi sudah rusak netralitasnya sehingga ikut serta menyuburkan budaya polarisasi ini.
Adminnya lebih pro ke salah satu calon, sehingga segala macam disiden atau perbedaan pendapat "dibungkam". Satu per satu pentolan nastak dan nasbung diekspos kehidupan realnya (yg paling saya inget itu user yg bernama victimofgip yg diajak by one sama user disana tapi malah ngumpet dihotel, akhirnya terungkap bahwa dia awak media).
Saya waktu itu sudah khawatir, apakah paradigma masyarakat akan berubah nanti? Apakah nanti generasi mudanya akan nyontohin mereka? Eh ternyata beneran. Saya dan kampus saya adalah korbannya. Sampai sekarang pun bahkan bisnis saya dibangkrutkan gara-gara mainan polarisasi bajingan kayak gini.
Pilkada DKI 2016 dan Pemilu 2019 gausah saya ceritain kali ya, saya rasa semua udah tau garis besarnya. Poin-poin yang mau saya tekankan adalah:
1. Sudah saatnya segala macam polarisasi dimedia sosial berantas. Sepakat dengan Bang Ferry, kerusakannya sangat besar. Dari bocil FF sampe ABG edgy ikut-ikutan polarisasi ini, saya sendiri liat bocah ABG mencebong-cebongkan dan mengkadrun-kadrunkan (semoga Allah memaafkan saya, sekali lagi) orang, baik di dunia nyata atau maya. FYI saya sendiri guru civics dan sosiologi, sudah berapa kali saya temukan dikelas perilaku ABG kayak gitu dan saya tindak.
Sudah berapa banyak keluarga yg cerai, tali persahabatan putus, dan usaha dibangkrutkan akibat polarisasi politik ini? Masyarakat sudah rusak malah dirusakin lagi. Udahlah hentikan sekarang juga, mau jadi apa nanti Gen Z sama Gen Alpha?
2. Selain pendidikan, solusi untuk mengikis polarisasi ini adalah dengan rekonsiliasi nasional. Sudah saatnya dua spektrum yang sudah lama berlawanan saling memaafkan dan mengakui kesalahan. Ya, rekonsiliasi ini bakalan besar dan mahal baik materiil maupun non-materiil. Tapi percayalah, buahnya manis buat kita dan anak-anak kita.
3. Kesalahan logika seperti #middlegroundfallacfy dan #twosideism, meskipun dalam sebagian kecil ada benarnya, tapi tidak relevan dengan lingkungan sosio-politikal-kultural Indonesia. Middle Ground Fallacy hanya berlaku buat masyarakat yang sedari awal sudah terpolarisasi ekstrim sejak lama, seperti Amerika Serikat.
Justru negara seperti kita butuhnya third positionist atau pihak moderat sebagai penyeimbang agar polarisasi tidak makin tajam. Nyatanya dari pengalaman saya mengamati dan bertemu dua kubu ini secara langsung, memang sudah rusak sekali efeknya, dari bocil pemain api gratis sampe boomer yg doyan sarungan sambil ngudud samsu. Coba baca buku "Mendayung Antara Dua Karang" dari Moh. Hatta. Sekarang izinkan saya bertanya buat teman-teman, mau ga kondisi sosio-politiknya carut marut kayak Amerika Serikat? Dikit2 cancel, dikit2 doxxing, dikit2 buzzwords, udah kacau lah mereka.
4. Bila saya mempunyai kekuatan layaknya Homelander, maka solusi cepat tapi brutal untuk mengakhiri polarisasi ini adalah mengeksekusi dua orang ini:
a. Pemilik forum pertama dan terbesar di Indonesia
b. Pengusaha yg tadi saya sebutkan membeli saham TV One dkk
Sisanya 50% warga Indonesia secara acak yang didalamnya ada pelaku polarisasi tadi. Masyarakat kita butuh di"restart" untuk beranjak maju dan berkembang menjadi masyarakat yang beradab dan berpikiran maju.
Terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan saya. Semoga hari anda selalu menyenangkan.
Gaperlu pakai cara di poin keempat juga si bro😅 cuma perlu tokoh yang mampu menengahi ini semua sebenernya ini republik bisa tentram. Cuma permasalahannya polarisasi ini udah terlalu mengakar aja, bahkan sampe ke kebijakan politikpun dibuat semrawut gajelas, yang efeknya tokoh yang kita perlukan itu cm bisa diandai2kan aja😂
@@bakhitnovel748 asli bro, bener kata kamu. emang kita butuh bgt third positionist yg ga hanya menengahi dua kubu, tapi juga mengakomodasi uneg2 mereka. Poin ke 4 ini hanyalah hiperbola dari fenomena yg saya liat betapa desperatenya bangsa kita,sehingga mesti diratain dulu 50% penduduknya baru bisa dibenahi lagi.
Sebenernya gampang bgt nyatuin mereka berdua ini:
1. Link bokep (gw pernah nyoba ini & it works)
2. Musuh bersama: wktu pemilu 2019 udah ada paslon fiktif Nurhadi-Aldo yg menjadi "penengah" yg akhirnya jadi bulan2an cebong dan kampret. Meskipun cuma guyonan tapi ampuh meredam polarisasi walopun sementara.
Berkaitan dgn konflik tahun ini kebetulan juga mereka berdua sama-sama pro Russia, jadi dalam konteks diskursus hubungan internasional lumayan adem lah.
@@kitsunehistory opsi no 1 nyata adanya bro..gw ngikutin salah satu komunitas random vidio yg mengupload vidio 17+ dan pernah gw ngasih komen yg lumayan lucu dsitu (mnurut gw tentunya),trus ada bbrp yg balas komenan gw dgn lucu2an juga..terkdg gw kepoin tu akun yg komen ke gw,dan ternyata tu org pendukung blok oposisi,smntara gw condong ke pemerintah..inikah yg disebut link pemersatu bangsa???hahahha lucu juga tapi nyata adanya
Preach bro... Preach...
Gw juga udah muak sama tingkah polarisasi kondisi sosial sekarang, apalagi udah menjangkit masyarakat internet jadi ini gak cuma terjadi di AS atau Indonesia, tapi se-dunia.
Sebuah komputer yang diciptakan secara biner aja tingkahnya gak biner loh di era modern ini. Karena sudah memperkirakan berbagai macam aspek sehingga cara kerjanya sudah bukan biner lagi.
Eh manusia yang diciptakan secara dinamis malah bertingkah seperti biner. Jadi yang mesin dan makhluk hidup sebenarnya siapa sih? Komputer atau manusia?
Beberapa mungkin menganggap bahwa berpikir secara biner itu bentuk sifat yang pragmatis, hell no!
Gw orangnya rada pragmatis, tapi yang namanya berpikir secara biner itu gw ogah banget dan selalu mempertimbangkan hal-hal lain. Selalu berusaha mencari jalan tengah yang untung-rugi nya sebanding, istilahnya kayak Nash Equilibrium.
@@n_core sepakat. Dan satu hal yg pasti, bahwasanya manusia itu lebih random dari minecraft. Jd pola pikir biner yg diagung2kan di internet ga bakalan laku di dunia nyata.
ini yang jadi ke khawatiran gw sejak lama, khususnya sejak pemilu 2014 yg mana menurut gw itu adalah pemilu 'terbrutal' yg pernah gw alamin. Dimana masyarakat umum kita yg secara literasi kurang, berpola pikir biner dan sederhana, kemudian dimanfaatkan oleh segelintir kelompok yg ingin berkuasa dengan cara2 yg bisa dibilang kotor. ditambah pada saat itu adalah pemilu pertama yg hadir di era media sosial, celakanya medsos digunakan sebagai media kampanye secara serampangan, penggunaan buzzer, digital black campaign, berita hoax dll sangat merajalela saat itu.
disinilah 'kecelakaan' terjadi, algoritma rekomendasi sosmed itu sangat rentan menciptakan bubble informasi yg mana kalo kita secara rutin mengkonsumsi suatu konten maka algoritma tsb akan lebih sering memunculkan konten serupa di laman sosmed kita.
coba bayangkan, si budi adalah pendukung capres A dan setiap hari dia menkonsumsi konten yutub & fb yang menyajikan kehebatan capres pujaannya seraya dia juga sering mengkonsumsi konten yang menjelekan & memfitnah capres B, masalahnya dimana? nah karena si budi ini mengkonsumsi konten yg menunjukan capres pujaanya itu hebat dan capres lawan nya sangat buruk. algoritma sosmed dia akan terus memperlihatkan konten2 seperti itu, yg mana ini menambah keyakinan si budi kalau capres pilihannya adalah 'malaikat' dan capres lawanya patut untuk dibenci.
lalu apa jadinya ketika si budi bertemu dengan agus yang mendukung capres B, nah si agus ini pun ternyata mengalami fenomena yg sama dengan budi konten yg dia konsumsi adalah konten2 yg menyanjung capres B dan menjelekan capres A, terjadilah clash antara si budi dan agus ini, ya contoh gampangnya di sosmed banyak banget orang yg debat ga sehat, saling fitnah,rasis dan segala keburukan yg mungkin terjadi cuma gara2 konten politik, okelah kalo itu belum cukup buruk. pas masa pemilu itu banyak banget kasus orang berantem gara2 beda pilihan, hubungan keluarga yg merenggang, musuhan sama tetangga/temen, polarisasi yg tajam banget antar umat beragama, bahkan gw pernah baca ada yg sampe bunuh2an, sampe puncaknya demo berujung kerusuhan pas hari pengumuman pemenang pilpres. itu kan GILA ya!
pemilu periode 2014 dan 2019 itu harusnya jadi pelajaran mahal sih buat kita semua, harusnya kita ini udah mulai sadar buat ga gampang di adu domba, dikotak-kotakan oleh oknum yg pengen berkuasa, lebih berpola pikir terbuka dan jangan lupa selalu cross check juga setiap kita dapet informasi.
sorry kepanjangan bang wkwkw, gatel gw pengen ngeluarin unek2
@@bimasaqtihubble127 hahaha komen ku kepanjangan ya, mungkin solusinya gimana kalo kita bikin konten dengan judul bombastis, tapi isinya kurang lebih kaya komen saya 🤣 (ini bercanda ya mas)
Trus yang ga bikin situ ga kena pengaruh model kampanye 2014 dan 2019 apa om? Boleh dong dishare disini rahasianya
@@thebest3600 ga ada rahasianya sih, mungkin gw bisa dibilang beruntung aja dapet pendidikan yg cukup baik, yg akhirnya membentuk pola pikir gw buat skeptis dulu setiap dapet informasi sampe gw cek sendiri kebenarannya, ditambah gw waktu masa pemilu itu ngerasa jengah aja sosmed isinya orang2 berantem, debat kusir hina sana sini disitu gw ngerasa ada yg ga beres dan milih buat off dari sosmed (waktu itu pake fb)
@@hariobayu4941 pendidikan dalam artian bukan akademik kan? Soalnya ga pengaruh kayanya akedemik bagus dan strata tinggi.
@@thebest3600 pendidikan yg gw maksud luas ya bro ga terbatas cuma di akademik, faktor lingkungan, kebiasaan, hobi, jenis informasi yg di konsumsi, interaksi sosial dan sebenernya banyak banget faktor yg bisa berpengaruh terhadap pola pikir setiap org, klo mau di cari jawaban sederhana nya mungkin gw sendiri termasuk hobi baca dari kecil, dari sana kaya udh kebentuk pola pikir buat membandingkan informasi yg di dapet, atau minimal mikir dulu lah klo dapet info
Fenomena masyarakat yg terpolarisasi / ekstrem dua kutub / berpikiran terlalu hitam-putih / biner dalam memandang segala sesuatu, memang menarik buat dibahas bang. Padahal kehidupan manusia itu spektrum bukan hitam-putih, atau.. kompleks. Ini salah satu logical fallacy yang sering kita temuin. Misal kita melihat ada orang yg gampang menghakimi "si X gagal berarti karena dia pemalas" padahal dalam kehidupan itu kompleks ada berbagai faktor mempengaruhi outcome dari suatu usaha selain sekedar butuh kerja keras aja. Atau semisal "wah lulusan ini, otomatis kita mandang dia pasti sombong, susah kerjasama, ekspektasi gaji dua digit blablabla" atau "orang dari suku agama ini pasti gini gini gini sifatnya / yg berlainan dengan golonganku sudah pasti salah" padahal yaa belum tentu seperti itu karena sebetulnya balik lagi ke individunya masing-masing. Atau semisal ketika seseorang mengkritisi ideologi Komunisme maka artinya dia dicap sedang mendukung Kapitalisme, padahal belum tentu. Terima kasih bang.
Report spam
Jd org hrus hitam putih tp mindset holistik jgn sempit..tk boleh abu2..hrs tegas..bner bner salah salah..as simple as that !!
@@ciao259 yes, hidup harus bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi, kebenaran itu tidak berpihak, A kalau salah ya dikritik, kalau benar ya didukung. B kalau salah ya dikritik tapi kalau benar ya didukung. Sering kali ego kita yang tidak mau menerima kritik.
@@ciao259 hitam putih hanya masalah kita memandangnya aja.
Cebong berasa dirinya putih. Kadrun juga berasa dirinya putih. Iya kan?
Hidup itu dinamis. Berubah-ubah tergantung situasi. Ini bukan plinplan.
Satu pertanyaan bisa memiliki dua jawaban yg berbeda.
Tergantung siapa yg nanya?
Ga bisa anjuran buat si kaya tp kita berikan ke si miskin.
Atau nasehat buat yg udah menikah kita berikan kepada yg belom nikah.
Pertanyaan yg sama kalo ditanyakan oleh anak2 dan orang dewasa, kita pun bisa punya dua jawaban yg berbeda.
Ini yg disebut dgn menjadi manusia.
@@happycolmek3921 tukang colmek bisa bijak juga,,, hemmm emezing,,, 😂😂😂
Ada ayat di Al Qur'an yg artinya kurang lebih "janganlah kebencianmu kepada suatu kaum membuatmu berbuat tidak adil", yg berarti juga sebaliknya: janganlah kesukaanmu pada sesuatu membuatmu bertindak tidak adil.
sadar ga sadar kadang saya juga gini, berusaha buat kontrol. terimakasih bang fer sudah di ingatkan.
2
3
Keren edukasiny, harusny tetangga gw nonton. "Ketika orang mengidolakn seseorang, apapun yang dilakukan seseorang yg ia idolakan itu adalah sebuah kebenaran. Dan ketika membenci sesorang apapun yang dilakukan oleh seseorang yang ia benci adalah sebuah kesalahan. Ini adalah deskriptif dan berbahaya. ( Pemikiran biner) mereka adalah sasaran paling empuk untuk dijadikan sasaran untuk mencapai kekuasaan.
Dulu bu susi ngomentarin banyak hal tentang kebijakan2 yg diambil kementrian kelautan yg banyak merugikan masyarakat dan alam. Dan semua menuduh bu susi membelot pak jokowi, kadrun, obsesi jd presiden. Dan lain2 sampe ada kata2 bahwa bu susi pantes ga di pake lagi sebagai menteri pak jokowi. Saya bukan siapa2nya bu susi tapi rasanya ikutan sakit membaca tuduhan2 seperti itu. Mengkritik bukan berarti berlawanan sama pak jokowi, lagian yg di kritik kan kebijakan kementrian kelautan bukan pak jokowinya. Kenapa diarahin jd lawan jokowi? Setelah saya amatin, semua itu hanya buzzer. Yg bisa berfikir rata2 jd silent reader. Dan pada saat junjungan buzzer ditangkep, semuamya pada kicep dan nyari isu yg lain. Jd sebenarnya pola destructive ini ga sepenuhnya pikiran masyarakat. Tp hanya hujatan2 buzzer yg massive jd terlihat seolah2 itu pikiran "banyak" masyarakat. Padahal masyarakat banyak yg jd silent reader
Kesimpulannya : buzzer itu perusak tatanan
Emang pola pikir biner ini gak beres, Najwa Shihab aja kritik polri aja di Cap Kadrun padahal yang di kritik bukan presiden tapi lembaga 🗿
Kereen pembahasannya. Sebagai gen-z, ketika gw ngelihat konten jurnal paruh baya itu rasanya kek dapet wejangan dari om gw. Makasih soal insight barunya ya om irwan :v
Pola pikir biner lebih berbahaya lagi ketika dipublikasikan dan digunakan untuk mempersuasi orang lain agar berpikiran sama.
propaganda dilakukan untuk mempertajam pola pikir biner :)
Kata bang pandji "orang2 Indonesia ini seakan akan cuman melihat segala sesuatu itu ibarat Autobots sama Decepticons" 🤣🤣🤣
Padahal ada Queenteson, Dinobot, Konstruktikon, Bounty Hunter, Knight dan masih banyak lagi
Pendidikan adalah proses mengubah ssorg scr bertahap.... 🙏
Terimakasih vlog ini yg selalu berbobot ❤️🙏👍
AKHIRNYA DIBAHAAAAAAAAAAAAS
2 tahun gw nunggu reaksi lo tentang pola pikir manusia indo yang banyak falacynya
thanks bang
terima kasih sudah mengingatkan kita semua bahwa apa yang kita idolakan tidak akan berjalan mulus sesusai ekspetasi yang sudah kita bentuk , kontrol diri itu sangat penting dan nyata .
apapun ekspetasi yang sudah kita bentuk cobalah untuk menerima jika hal nya ekspetasi yang kita terapkan tidak sesuai pola pikir yang kita harapkan.
bung fery ini sangat amat mewakil kan saya pribadi , sangat susah untuk mengeluarkan opini seperti ini bagi saya dan seakan bung fery ini memberi sebuah jembatan untuk melanjutkan saya ber opini lebih baik lagi :)
FANS KPOP SANGAT ANTI KRITIK TERHADAP IDOLNY...
kalu gtu agama bukan jaminan dong chuaaks
@Warock caranya report aja komunitas KPop, apalagi yg official, pasti deh bakal redah cewek2 KPop fanatik🤣🤣
Kecuali elu GK di report polisi, atas penghinaan KPop atau apa deh🤣
@@annassinagabfc4729 kok jdi kpop
Akhirnya aku menemukan konten yang selama ini kucari. Keresahan yang aku lihat bukan hanya di kehidupan bermasyarakat saja bang, tapi juga diperguruan tinggi. Jika di perguruan tinggi saja berpola pikir biner seperti Abang jelaskan, aku gak tau apa yang akan terjadi di kemudian hari di negeri ini. Makasih bang sudah memberi konten edukatif seperti ini. Makasih banyak sekali lagi 🙏
iy bro, tp gk cuma di indo di luar ngri banyak jg. menurut gw point di 8:13 ini benar skali. tp biasanya orang awam punya pemikiran Dunning-Kruger effect.
@@meltedbrains433 gk juga tuh. Klo lo ngikuti berita western country, orang2 yg di cap gampang kemakan propaganda malah orang2 dg gelar sarjana brev. Dengan mainin isu rasisme dan gender war
@@nak.lanang walaupun punya gelar sarjana, tidak menjamin org itu punya common sense, pemikiran yg matang, dll. Jd org tsb tetap termasuk org awam.
Aduh bang Yudha bucin banget si bang kebanyakan mikirin
Kaka fery.. Terimakasih banyak
Sebagai anak muda yang tidak bisa kuliah.. Chanel ini sangat bermanfaat untuk berpikir
Beta belajar banyak dari chanel ini
Setelah dipikir-pikir dan melihat kondisi Indonesia belakangan ini, mungkin sudah saatnya pemerintah mengembangkan kembali kurikulum di sekolah untuk mengajarkan bahaya pola pikir biner, masalah polarisasi, dsb
Bahkan jika perlu ciptakan mata pelajaran Logical Fallacy di tingkat SMP dan SMA untuk mengatasi masalah pola pikir orang Indonesia yang mudah dikotak-kotakkan seperti ini
Kalo kata temen, sekarang banyak yang latah open minded. Artinya, ketika seorang ngerti satu anomali yang mana bertentangan dengan nilai yang dia pegang tapi tetap menerima hal tersebut tetap terjadi maka dia klaim dirinya open minded. Aku memandang fenomena sosial ini juga cukup destruktif, karena buat konsep toleransi terlalu kendor. Kalau terus tumbuh bisa-bisa hal ekstrim seperti genosida juga tertoleransi. Terlalu jauh si emang, tapi dak mustahil dak sih?
pemikiran yang sangat sangat mewakili saya bg. Saya resah banget dengan polapikir biner ini
aduh, seneng sekali bisa dapat youtuber yang punya pola pikir yang mencerahkan seperti dirimu bro.
jujur langka sekali sekarang ini youtuber yang ngajak kita berpikir kritis dan cerdas.
rata-rata youtuber cuma mempengaruhi penontonnya supaya mau berpikir sama seperti dia, bukan mengajak sama-sama berpikir.
Singkat padat jelas, semoga masyarakat Indonesia lebih ter edukasi berkat konten ini 👍
Ini yang gw suka dari konten-konten lu bang, lu ga menyerang salah satu pihak tapi banyak pihak justru menyerang lu. Anehnya lagi, mereka justru nyerang lu secara personal. Sebenernya lu bisa milih buat nyerang balik, tapi lu milih untuk ga lakuin. Tetep semangat terus bang bikin konten-konten yang bermanfaat buat warga sipil lainnya 💪🏼
Biarkan saja Orang² GO-BLOCK itu melakukan hal kayak gitu. Mereka merasa dirinya lebih pintar daripada yang lain. Padahal, Ilmu yang mereka miliki masih dangkal. Bang Ferry seorang stoiktisme. Jadi, Bang Ferry gak punya waktu untuk berurusan dengan Orang² GO-BLOCK seperti mereka. Apalagi, Bang Ferry lebih fokus membuat konten bermanfaat untuk warga sipil seperti kita. Maaf jika ada salah perkataan Saya.
@@kirayami423 kita sbagai saudara sesama manusia harus saling menghormati dan mencoba mengajak kepada kebaikan ga dibiarkan.
@@meltedbrains433 ada benarnya juga sih. Tetapi, sebagian orang masih saja mengikuti keegoisan mereka meskipun sudah diajak ke jalan kebaikan. Bahkan, orang yang mengajak ke jalan kebaikan dianggap salah oleh (pemahaman) mereka. Jujur saja, sudah diberi hormat dan diajak ke jalan kebaikan pada mereka (secara halus), mereka masih saja ngeyel dan gak mau mendengarkan. Kayak makan buah simalakama (diajak menuju kebaikan susah, apalagi dibiarkan). Maaf jika perkataan saya menyinggung anda. Saya hanya berterus terang dan tidak bermaksud berbuat masalah dengan anda.
@@kirayami423 sante aj cuma ngasi tau
Ijin ambil ilmunya bang.
Bang fery sllu objektif. Ayo bang fery luruskan pola pikir yg salah bangsa ini. Bangsa ini jadi sulit maju klo tidak di selamatkan
akhirnya bang ferry angkat isu ini juga, daaaaan pengen komentar banyak hal. satu, pola pikir biner ini bisa diasosiasikan dengan kepercayaan massal (mass belief) dimana orang yang punya karakteristik tertentu dikiranya mendukung spektrum politik tertentu.
misal, yang laid back atau kelewat liberal pasti dikira pendukung jokowi, atau yang agamanya ketat banget pasti dikira pendukung prabowo (misalnya yaaaa). padahaaaaal orang dengan karakteristik demikian belum tentu mendukung calon/paham politik ybs. ini membuka pikiranku banget sih sejak pilpres 2019, dimana bisa saja ada yang gak mendukung dua duanya padahal punya karakteristik tersebut. jadi bisa dibilang yaaaa invalid.
kedua, yang soal menemukan ketenangan itu aku jujur beda pendapat sih sama abang, tapi aku menghargai banget hasil pencarian abang lewat surat al-maidah itu tadi. karena kan tiap orang pasti punya journeynya tersendiri.
aku pun punya perjalanan spiritualku sendiri yang akhirnya membuatku menganut keyakinan yang sekarang (yg intinya beda lah sama abang, tapi gak papa. sekali lagi gak papa kok, beneran). makanya, untuk hal ini memang sangat sangat personal dan orang bebas kok untuk meyakini apapun yang dipercaya. tanpa harus terikat dengan kepercayaan massal itu tadi.
kacamata biner ini jelas, berbahaya. kalau dibilang gak ada yang abu abu ya, tergantung abu abunya yang mana dulu gitu. gak semuanya harus dinilai hitam dan putih, yang sesimpel selera makan aja beda beda, apalagi pemikiran orang itu juga gak kalah beda dan itu cukup banget menggambarkan betapa rumitnya seorang manusia.
terakhir, aku paling inget sama kata dosen filsafatku, "manusia adalah makhluk yang paling tidak konsisten", dan itu (lagi lagi) sah sah saja.
@Zaydan Naufal iku binary options WKWKWKWK
ya bahaya si tapi--
Terkadang, inilah yang membuatku sedih dan kesal (terutama soal isu SARA). Tidak masalah jika orang2 menganut keyakinan yang mereka percayai dan mereka berhak memilih atau tidak terhadap calon pemimpin di dunia politik. Hanya saja, seperti yang anda katakan sebelumnya, pola pikir yang terpolarisasi seperti itu benar2 merusak persatuan dan kerukunan. Bahkan, mereka mengurusi urusan yang sebenarnya bukan urusan mereka (terutama soal keyakinan dan politik). Ada juga yang berusaha untuk menjatuhkan pihak lain agar pihak itu mau mengakuinya. Maaf, jika ada perkataan saya yang membuat anda tersinggung.
jujur hal tersebut benar terjadi, melihat di sekitar saja banyak masyarakat yang berpola pikir biner. bukan hanya dalam kontestasi politik tapi dalam hal sosial media pun sangat terlihat jelas bahwa masih banyak masyarakat yang kurang objektif dalam menilai suatu hal dan berujung pada fanatisme yang menimbulkan toxic positiviti
0101010101010101010101
Nah informasi kyk gini bg yg di butuhkan, biar kaum gagal paham berkurang, tpi emang susah sih kata pakar orang bodoh pasti akan slalu merasa dirinya pintar bahkan lebih pintar. Klo orang gk open mindset sama pendapat orang lain atau opininya itu aja udah menggambarkan seberapa dangkal pola pikirnya
Open mainded adalah pemikiran yg harus bisa menerima keseluruhan pendapat tanpa adanya penolakan ataupun pelarangan secara tegas
Setuju bang. Kita perlu lebih banyak elemen masyarakat yang berperan merekatkan, menyambungkan, mendamaikan dan mewaraskan. Kesel saya sama biner begini. Puji pemerintah dikit dibilang cebi, giliran kritik dibilang manusia gurun. Ayo masyarakat sipil kita bisa! Jangan keasyikan jadi mainan sebagian orang yang tertawa dibalik perkelahian kita
Apalagi soal idola politik dan idola2 lainnya. Pesan nabi masih sangat relevan hingga saat ini
Dari Abu Hurairah secara marfu': "Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta" (HR Tirmidzi)
Benar dan yg paling mendekati sosok yg seperti ini adalah Anies Baswedan...bagaimana pemuja sekarang dulunya sangat membencinya dg mengatakan liberal, syiah, dll...dan demikian juga sebaliknya yg dulu memuja sekarang membencinya
Sedikit bos elemen masyarakat yang semacam itu. Soalnya polarisasi masyarakatnya sudah diarahkan dari awal. Cap cap politiknya sudah keliatan jelas. Kalo tidak dukung A pasti dukung B.
Saya lebih tertarik pada idenya, programnya, daripada orangnya. Pun bisa jadi pada dukungan politik, itu dapat berubah saat orangnya ternyata membuat pemaparan yang masuk akal juga terbaca proyeknya, semacam tertanggal dengan pasti. Perkara orang, resikonya kita jadi tidak bisa kritis karena kitanya kadung kagum duluan. Ujung ujungnya kita tidak merasa sudah mengkultuskan. Akibatnya, alam pikiran kita tidak merdeka. Padahal banyak aspek yang perlu dipertimbangkan.
Lebih baik stop untuk melebihkan orang ini atau orang itu. Atau menyatakan orang ini persis atau cocok dengan ini atau itu. Kita tidak tahu kan orang ini seperti apa sebenarnya? Karena ujung ujungnya kita dukung orangnya. Bukan ide, bukan proyek, atau tujuan-tujuannya yang harus dikritisi.
Menurut saya, aneh sih kalau ada orang semacam ini, dukung orang tapi bukan mengkritisi ide ide atau program program orangnya. Lucu juga, sebab di era sekarang mendukung satu, tidak mengakui yang lain, seakan yang satu itu jadi semacam Nabi/Rasul. Padahal sebenarnya sama seperti kita kok, orang biasa biasa saja. Yang klo pke pola pikir biner, ada yang salah dan ada benarnya juga.
Benar bang, polarisasi cebong-kadrun terlalu murah dan murahan dalam memecah belah bangsa. Perilaku destruktif ini membuat negara kita semakin terbelakang secara moral dan kita terpecah belah. Untuk menyongsong masa depan yg lebih baik kita butuh pola pikir yg inovatif. Terimakasih sudah mengedukasi bang 🙏
Klo menurut kamu, kamu lebih memilih siapa yang kinerjanya bagus di antara pak Anies dan pak Ahok
@@rinzu983 lebih bagus donald trump
@@rinzu983 gua juga gak milih ke2 nya, lagian gua bukan die hard nya mereka. Gua bakal milih orang yg mempunyai visi dan konsep bernegara yg dibutuhkan Indonesia saat ini, kalo mereka masuk dalam kategori itu bakal gua pilih, tapi sejauh ini yg gua lihat gak sih kayaknya
@@rinzu983 pak ahok dan pak anis sama2 punya kinerja yang bagus dan yang ga bagus
@@avvastore551 ow gitu ya , padahal pak Anies menang karena ayat dan mayat (alias politik identitas) bilang begitu saja lu gak berani , orang penakut macam kau tidak akan pernah bisa merubah keadaan kerena cuma bisa main aman saja
👎
sistem bilangan biner terdiri atas 2 angka yaitu
1 dan 0
yg dimana 1 = yes, true
dan 0 = No, false
1/0
hidup/mati, hitam/putih.
pilihan biner adalah pilihan yg sempit, klo gk bener yah salah, klo gk pro yah kontra. d pola pikir biner gak ada yg namanya netral, karna kembali lagi angka biner cuma 2 digit yaitu 1 dan 0
Sidang indra kenz
ua-cam.com/video/S0IOLdrijB0/v-deo.html
🤣
Setuju, Biner itu "gerbang logika" ciptaan manusia. Itu biasa diterapkan di operasi bilangan matematis pada algoritma komputer. Sedangkan logika manusia itu secara rasional tak terbatas, karena ciptaan Tuhan. Tetapi biner itu membantu mempersingkat pilihan manusia di dlm hidupnya.
sekali lagi kata patrick star "pemujaan yang berlebihan itu tidak baik"
Peran media sangatlah penting dalam pola pikir biner ini. Loe tentu udah paham ini, Bang. Dimana yang semestinya media itu menjadi alat kontrol sosial justru acapkali menjadi pemicu perang sosial. Media yang semestinya menjadi alat membangun open minded tapi justru menjadi corong kekuasaan. Itu sebabnya fenomena absurd sering muncul dan menjadi viral.
Betul, diagama aja DILARANG pengkultusan sesuatu apapun itu berlebihan, Tapi media disini emang menjadi corong yang disesuaikan dgn kepentingan politiknya, semua ini berubah jika media tidak KEBANYAKAN jadi corong kepentingan.
mungkin ini adalah salah satu video terfavorit gue dari channel bang ferry. selalu menarik membahas tentang cara pola pikir bekerja dan apa aja hal yang perlu dihindari dalam alur berpikir sehingga output dari permikiran itu ga cacat atau dengan kata lain, ga destruktif. kalo kata dosen gue, salah satu skill yang krusial untuk dimiliki untuk menerjang segala aspek dalam semua tahap kehidupan adalah kemampuan berpikir kritis, logis, serta etis karena dengan landasan fundamental itu, kita bisa jauh lebih mampu untuk bertahan hidup. dan kesetujuan gue atas statement beliau makin kuat dengan video ini. Thank you as always bangg, keep up the outstanding contents!!
kemarin sempet ada cek cok kecil sama pacar karena dia selalu mikir bahwa di dunia itu cuma ada hitam dan putih. alhamdulillah berkat video ini gua gaperlu ngejelasin lagi panjang2, cukup share aja videonya. thanks bang.
.
.
btw, bounty luffy udh 3m. tolong diupdate wanted posternya
Coba bilang gini aja "kalo tai itu bau berarti kencing itu wangi"
Terima kasih Bang Ferry untuk videonya. Semoga bisa menjadi sarana bagi orang buat sadar kalau memiliki pola pikir biner dalam bersosial dan bermasyarakat itu sangat berbahaya.
Semangat Mas Ferry. "Sebagus-bagusnya karya yang dibuat akan ada yang ga suka, dan sejelek-jeleknya karya, akan ada juga yang suka." Semoga masyarakat kelak bisa mempelajari tentang "A Map is not a territory"
"Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh"
kalau maksud anda pendidikan adalah membentuk pikiran saya setuju, karena pikiran manusia lah senjata sebenarnya
@@freeopportunity042 benerr, menukil pernyataan nya dr Ki Hajar Dewantara
@Premium69 benerr, ilmu yg didapat dr buku (teori) maupun ilmu yg didapat dr lapangan/pengalaman sama² penting dan jalan beriringan
Tragis nya qt hancur semua peringkat nya
Sekolah cuma 7asean
Kampus cuma 1000an dunia
Litersasi 2terburuk dunia
Iq cuma 130dunia
@Zaydan Naufal 801 moga tidak melorot laen na 1000an.
Cek aja di thehigher paling valid tidak asal, singapura 25 n malaysia 300 n brunei 350 n vietnam thailand 600
Bismillah.. ini episode terbaik, episode yang paling relatable terhadap kondisi masyarakat Indonesia. Kadang capek, bahkan pengen pindah negara aja hahaha. Dulu sampai mikir, kenapa orang indonesia banyak yang memiliki pola pikir seperti ini, apa sebabnya? yah balik lagi sih ke cara pendidikan kita yang stereotipikal dan cara penyampaian materi yang monotone dengan metode penghafalan. Kita baca literatur aja harus mandiri banget, buku-buku bagus kebanyakan dilarang, sekolah hanya mengakomodir buku yang seputaran itu itu saja, jadi pola pikir kita itu pola pikir fabrikasi, tidak otentik..
mentri pendidikan kita, Pak Nadiem juga mau bikin revolusi di bidang pendidikan juga pasti sulit, karena karena sistem seperti ini sudah menjadi status quo, susah di goyang dan kalaupun mau di rubah harus sampai akarnya dan itu sangat sulit, kenapa kok sulit banget merubah sistem di Indonesia? menurut saya pribadi, itulah masalah yang harus ditempuh negara kesatuan yang memiliki kondisi geografis kepulauan yang luas, perubahan harus dilakukan pelan-pelan dan tidak instant, kadang sudah berjalan sebuah perubahan tapi malah berhenti ditengah jalan karena cakupan negara kita terlalu luas, daerah terluar sulit untuk mengimbangi.
ini hanya pendapat saya saja, kadang saya bermimpi Indonesia menjadi daerah serikat sehingga masing-masing daerah punya hak lebih untuk mengembangkan potensi masing-masing tanpa adanya campur tangan para oligarki yang duduk di pemerintahan pusat, less corruption dan daerah menjadi lebih mandiri. Terimakasih🙏
Iya bang bener, dlu waktu awal awal belajar belajar filsafat politik dan lain lain gua sering ngeliat dunia cuma sekedar hitam dan putih aja, makin waktu berjalan, makin banyak belajar, makin dewasa, makin gua berfikir, gua akhirnya nyerah, merasa sakit hati dan mengakui gua salah. Dunia ga sekedar hitam putih, ada merah ijo kuning dan warna warna lain.. Beda beda kita semua di dunia ini, dan itu indah sih menurut gua
Untung gw kelas 10 udh tau beginian, gara gara internet gw belajar banyak, dan itu merupakan salah satu contohnya kalo setiap sesuatu itu ada baik dan buruknya dan setiap orang pasti ada pahala dan dosanya masing masing, tidak ada yg paling benar maupun yg paling salah, semua tergantung situasi dan kondisi
Gue seneng banget dengerin berbagai macam pendapat, apa lagi klk yang di bahas itu ngebahas topik yang intelektual. Gue selalu merasa gak punya kapasitas intlektual dan pengalaman yang cukup, gue akan selalu mencari informasi dan bertanya bagaimana caranya supaya gue bisa menyusun isi kepala gue. Ini yang bikin gue konsisten dan objektif untuk selalu baca buku, cari conten edukasi, dengerin potcast pembahasan yang intlek.
senang melihat akhirnya ada juga anak muda indonesia yg mampu berpikir seperti ini.
klo berpikir biner hanya 1 dan 0 maka belajar himpunan dalam matematika udah gagal sih. Jika A = {1} maka bukan A ya tidak 1. bisa 2, bisa 3 dst. Sama halnya Jika suka dingin maka benci panas padahal bisa hangat, biasa atau malah gak benci
Politik itu dinamis, tp para pendukungnya statis..
logika dasar bang. cuma karena di sekolah kurang diajarkan berpikir runtut dan logis. makanya banyak kesalahan kesalahan berpikir terjadi di masyarakat
Makasih bang 🙏❤️
Selama ini saya hanya pahami bahwa di dunia ada dua sisi positif dan negatif(gelap atau terang; bahagia atau kecewa) tetapi mendengar kesimpulan bagian akhir video. Saya mengerti bahwa tdk perlu bersedih dgn hal bodoh yang kita sukai... 😁
Wahh akhirnya mas fery nge up mantap, sdh lama ada di unek unek saya
Penjelasan dari 30 detik pertama saja udh cukup buat gue menyimpulkan apa itu pola pikir biner yg sebelumnya saya blum pernah tau penjelasannya. Opening yg hebat👍
Dan gue bersyukur gue sepertinya tidak termasuk orang² yg memiliki pola pikir seperti itu. Gue tipe orng yg misalkan ada sebuah perbedaan, gue selalu berpikir bahwa apa yg gue anggap benar, tidak otomatis menjadikan apa yg ditempuh/dipilih orang lain jadu salah. Mungkin mereka yg ga sejalan dgn gue itu juga benar, tapi emng kebenaran kita yg berbeda. gue bisa Nerima kebenaran mereka yg ga sejalan dgn gue, tapi gue ga akan ikut untuk turut menjalankan. Kita berjalan masing² aja.
Dan ketika misal gue memilih sesuatu yg berbeda dari kebenaran yg dipercaya kebanyakan orng², wajar kalau orng² menganggap bahwa pilihan gue salah. Gue bisa terima hal itu dan gue ga keberatan. Tapi yg paling bikin gue kesel adalah ketika mereka memaksakan kehendak/kebenaran mereka ke diri gue, agar gue bisa ikut sama kayak mereka. Itu sumpah bikin kesel. Gue orngnya bisa Nerima semua orang, tapi asalkan orng² juga ga terlalu menganggu kebenaran gue.
Gue selalu merasa jadi orng seperti itu sejak dulu. Tapi 3 bulan yg lalu ketika gue pertama kali mengikuti tes kepribadian MBTI, dan hasilnya adalah gue ISFP, ternyata ada penjelasan tentang sikap gue di kepribadian ISFO tersebut. Gue sebenernya bukan orang yg mematok tes kepribadian sebagai hal yg mutlak benar, tapi sometimes itu bisa saja benar
Dan mungkin itulah kenapa gue ga bisa dan ga suka berdebat. Karena gue selalu berusaha memahami bagaimana pola pikir sudut pandang lawan bicara gue. Apa yg mereka percayai sebagai sesuatu yg benar. Dan alhasil, jika pada akhirnya gue pahan ataupun enggak, gue memutuskan untuk diam dan tidak melanjutkan perdebatan lebih lanjut 😂 gue juga ga mau merepotkan diri gue sendiri untuk membuat orng² memiliki pemikiran yg sama kek gue
Keresahan gue selama ini. Semoga temen2 yg selalu mengotak2an golongan mendapatkan hidayah setelah melihat video ini.
Ilmu itu ndak sedangkal yg kita pikirkan, terkadang kita merasa sangat memahami seseorang yg sebenarnya tidak kita kenal sama sekali.
Jangan jadi fanatik, karna fanatisme melambangkan kebodohan. Terbukalah terhadap segala kemungkinan, dan terus bekali diri dengan ilmu.
Semangat kawan
Saya pribadi masih memiliki dua prinsip yg terbagi dalam kuadran "benar/salah itu hukumnya mutlak (absolute), sedangkan baik/buruk itu sepadan (relative)...
Di saat orang berpikir secara biner, saya masih membagi biner dalam kuadran. Karena tdk terbatas "baik itu benar" ataupun "salah itu buruk"...
Secara prinsip absolute itu terletak pada akidah ("keyakinan & kepercayaan" yg tdk ada keraguan di dalamnya), sedangkan secara praktis relativitas terletak pada fiqih (masih dapat diperdebatkan karena rasionalitas).
*Note secara agama tdk diperbolehkan mencampur "haq" dengan "bathil"... (Namun saya coba terobos)
Yg dimaksud biner "dua sudut pandang berlawanan"... Padahal Tuhan ciptakan segala sesuatu "secara ganjil" & menyukai keganjilan.
- panas "hangat" dingin
- pria "waria" wanita
- kanan "tengah" kiri
- tinggi "sedang" rendah
- luar "tengah" dalam
Dll....
Kenyataan di dunia ini "dua" pilihan adalah untuk mempertegas pilihan, sedangkan netralitas dianggap sebagai prinsip "keraguan"....
sorry to say gue ga setuju ( Pria "waria" Wanita ), karena tuhan hanya menciptakan pria & wanita / jantan-betina / benang sari dan putik.
lalu mana ganjil-nya jika tuhan menyukai yang ganjil ?
jawaban-nya adalah *MALAIKAT,* di dalam agama islam "Malaikat" tidak mempunyai jenis kelamin dan para malaikat tidak memiliki nafsu, atau kecenderungan untuk bereproduksi / hubungan biologis.
@@kanekiichigo9885 anda mungkin belum pernah lihat kelahiran kelamin ganda, silahkan cek di yt banyak. Waria yg saya maksud disini bukan yg sengaja merombak kelamin. Satu lagi keganjilan Tuhan... Bunda Maria melahirkan ISA tanpa disetubuhi Pria.
bang, sekalian kasih referensi buku bacaan terkait kontennya dong. biar penonton yang tertarik lebih jauh sama kontennya tau harus baca dari mana🙏🏼
Up
Pmbahasan2 kyk gini nih yg mnurut saya pntg bgt buat d share. Makasih Bang Ferry. Smoga mereka2 yg msh punya pemahaman sempit & bermasalah dlm sosialisasi bs mndapat pencerahan....
Sepakat dgn narasi Abang, mantap, teruskan saya dukung abang untuk terus berkarya mencerdaskan bangsa, tabah aja dikritik orang kurang cerdas mereka hanya orang biasa yg butuh lebih banyak narasi seperti abang agar menjadi lebih bijak dalam pergaulan sosial yg lebih luas dan edukatif
Sekarang gua lagi di munich, ngikutin summer school di tum. nginep di hostel, sempet tiga hari bareng ibu asal ukraina, ya umurnya di bawah dikit dari ibu gua. anak dia 15 tahun ikut perang dan kemarin otw ke camp pengungsian mau ketemu anaknya. gua sampaikan sebagai orang biasa cuma bisa bantu dengan dukungan moral. yakinlah, perdamaian dan kemerdekaan itu bukan harga murah. ada darah tumpah. mari apresiasi keadaan negri kita dan ke tengah supaya gak terpolarisasi.
Nggak semua "tengah" itu baik
Remember #BothSidesIsm dan #MiddleGroundFallacy
@Zaydan Naufal
That's why Apple nggak mau seri iPad Pro pake MacOS
And that's why, sorry to say, Pancasila (and any other centrism ideology macam Religious Democracy, The Third Way) itu a big jokes
@Zaydan Naufal
Nasakom itu centrism (Nasionalis dan Agama itu sayap kanan, Komunis sayap kiri)
Makanya Nasakom itu ujung-ujungnya FUBAR jg
@@beezanteeum mohon maaf bang, izin menambahkan dan bertanya. Maksudnya bilang gitu gimana ya?
Kesalahan logika seperti #middlegroundfallacfy dan #twosideism, meskipun dalam sebagian kecil ada benarnya, tapi sulit relatable dengan lingkungan sosio-politikal-kultural Indonesia. Middle Ground Fallacy hanya berlaku buat masyarakat yang sedari awal sudah terpolarisasi ekstrim sejak lama, seperti Amerika Serikat.
Justru negara seperti kita butuhnya third positionist atau pihak moderat sebagai penyeimbang agar polarisasi tidak makin tajam. Nyatanya dari pengalaman saya mengamati dan bertemu dua kubu ini secara langsung, memang sudah rusak sekali efeknya, dari bocil pemain api gratis sampe boomer yg doyan sarungan sambil ngudud samsu. Aku sarankan coba baca buku "Mendayung Antara Dua Karang" dari Moh. Hatta.
@@beezanteeum Mohon maaf lagi bang, sebagai pengajar PPKN, saya kurang setuju. Pancasila menjadi big jokes karena teladannya pada ga bener semua, dari level pemerintah sampai sipil. Pendidikan yg harusnya menanamkan pemahaman Pancasila secara praktikal tapi malah disampaikan pake narasi ceramah yg membosankan. Ini juga konsekuensi dr sifat Pancasila sbg ideologi terbuka, makanya banyak tafsiran aneh2 dan rentan disalahgunakan.
Coba abang main-main ke sekolah SD-SMP-SMA, rata2 yg ngajar PPKN itu boomer2 lapuk bang, jarang banget yg muda2. Pengalaman jadi anggota MGMP di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Bahkan pelajaran agama saja yg sifatnya dogmatis yg ngajarin guru-guru muda, makanya mereka nyampein materinya asik dan relatable. Mungkin ini juga yg menjadi salah satu faktor pendorong gerakan hijrah dikalangan pemuda.
Aku tambahin lagi referensi bacaan yg bagus bang. "Mata Air Keteladanan" dari Yudi Latif. Salam kenal dan salam damai bang.
Orang yang bijaksana tidak akan mudah untuk menuduh atau memvonis seseorang tanpa melihat latar belakang.
Orang2 dengan pola pikir seperti ini yg cenderung menempatkan eksistensinya tidak pada tempatnya, mentalitas versus, mudah tersinggung, tertipu, tergiring opini, dll dll dll. Sangat tidak menguntungkan bagi dirinya dan orang lain
betul . destruktif ( bikin hancur / negatif ajah) mending hindari krna dia menyedot kita utk ikut saling menghacurkan
Sepakat bang,sebuah bangsa tidak akan maju apabila manusianya masih menggunakan pola pikir binner mereka hanya terpatok pada pilihan yang dikotomik,padahal dalam society sendiri itu spectrumnya luas bgt gt.Maka dari situ kita sebagai manusia harus kembali pada fitrahnya kita yaitu cenderung untuk mencari kebenaran,merdeka dalam berfikir dengan berlandaskan kebenaran dengan seperti itu maka kita menjadi manusia yang independen, berpijak pada pikiran kita sendiri dengan segala rasionalisasinya jangan jadi manusia yang hanya sekedar ikut-ikutan tanpa alasan yang jelas.
Finally, somebody who actually being vocal about this kinda stuff, terimakasih bang 🙏
Setuju. Gua rasa anak muda skrg pinter2. Ga kebawa hal2 yg berbau politik identitas. Thx pencerahannya bang. Yg msh jadi "alat", ayo buka mata & hati!
Logical Fallacy yang di Dukung "ECO CHAMBER", Kemampuan Literasi Rendah + Banjir Informasi + Algoritma = Kehancuran Sosial
bicara tiada arti.
Halah Bocil skip challenge kebanyakan micin bucin acin
Dunning Kruger effect memang meresahkan, beda pendapat pasti di maki di bully merasa paling benar wkwk
Pikiran atau pola fikir mereka belum dewasa, tidak mau dewasa, tidak mau didewasakan secara permanen.
-Budaya
-struktur sosial
-lingkungan
-kebutuhan pokok
-cara baca
-edukasi
Memang betul gelas penuh gabisa menampung apapun, tapi jangan salah, gelas kosong juga rawan taqlid buta. Intinya, jangan telan mentah-mentah semua perkataan orang lain, tetep saring. Sharing boleh, saring juga boleh.
Value objektif makin susah dicari di konten2 influencer ,,,model konten bro fery bisa jadi contoh kedewesaan dalam bekreatifitas masih ikut trend (menghasilkan cuan) tp tetep kontenya objektif dan relevan,,sorry buat penilaian versi saya,,usul mungkin Bro buat chanel dialog interaktif biar bisa mengcapture pemikiran masyarakat awam atau sp tw ada org antah berantah tp punya value pemikiran yg luar biasa..thanks,,salam bahagia
Abang tidak sendirian krn juga banyak youtuber yg di cap ini itu oleh netizen kita. Gua menghina Taliban gua dituduh Cebong liberal, gua dukung Palestina dibilang Kadrun aahhh gua Golput aja !
Kalau menurut saya pola pikir biner memang bagian dari kultur masyarakat Indonesia, semisal budaya wayang kulit Jawa yg mengangkat cerita Mahabarata dan Ramayana yang versinya sudah ter jawanisasi menuntun penontonnya untuk memandang Pendawa dan Rama sebagai sosok sempurna tanpa cela dan musuhnya Kurawa serta Rahwana sebagai sosok Angkara murka tanpa darma padahal versi aslinya jauh lebih kompleks daripada itu. Tentu itu bukan hal salah karena mempermudah penonton untuk mempelajari dan membedakan kebaikan dan keburukan hanya saja sudah tidak relevan di zaman sekarang dimana kehidupan jauh lebih dinamis dan menuntut pemikiran yang lebih kritis dari sekedar nilai positif dan negatif. Selain itu media juga berperan penting semisal UA-cam yang merekomendasikan video yg diminati saja, akhirnya penonton UA-cam hanya mendapat asupan informasi yg homogen. Seumpama saya menonton video ini maka hanya video serupa yg keluar di beranda UA-cam saya, hal ini di tambah kultur pola pikir biner yg lekat di masyarakat akan mematikan pola pikir kritis.
.Itu jelas bukan kultur asli Indonesia. Kultur Indonesia itu jalan tengah dan musyawarah.
Buktinya Islam masuk, tp culture pragmatisme bawaan Hindu Budha masih ada.
Kultur yang katanya Kultur Indonesia hari ini itu kultur baru akibat algoritma sosial media yang lahir kurang lebih 10-12 tahun yang lalu.
@@ilhamrj2599 nah masuk ni, sebenarnya kultur sosial pragmatis udah ada dan bahkan tetap ada kok di masyarakat pedesaan sekalipun, hanya saja emang masih ada orang tua yang agak kolot dan kurang open minded kalo menurut gue, tapi tetep si namanya sepuh ya kita harus hormat dengan tidak membalas perkataan yang jelek.
@@ilhamrj2599 saya tidak mengatakan kalau kultur pragmatisme tidak ada juga, saya katakan bahwa pola pikir biner itu sudah ada dari dulu kenyataanya di lapangan keduanya ada berdampingan tergantung kebutuhannya dan waktunya salah satu akan lebih dominan hingga pada satu titik mencapai keseimbangan.
Maaf agak menyimpang, bukannya berpikir bahwa pola pikir prakmatis ada berarti pola pikir biner tidak ada di masyarakat menunjukkan anda sendiri terjebak terjebak pola pikir biner? Logikanya saja ada lebih dari 200 juta rakyat Indonesia yang terbagi menjadi puluhan suku dengan masing2 sifat dan nilai culture yg berbeda, belum kita bicarakan tingkat pendidikan dan tingkat paparan informasi yang diterima sangat tidak mungkin untuk bisa menarik satu kesimpulan absolut dengan memonolitkan seluruh rakyat Indonesia.
@@ilhamrj2599 saya akan ambil contoh dari etnis saya sendiri yaitu etnis Jawa, memang benar secara umum orang Jawa itu memiliki sifat demokratis dengan adanya budaya musyawarah tapi pada saat bersamaan saya bisa katakan bahwa orang Jawa memiliki sifat yg sangat feodalis dengan adanya budaya strata, penghormatan kepada senior, bahasa yg berbeda untuk penghormatan dll. demokrasi dan feodalisme itu hal yg bertolak belakang tapi nyatanya ada berdampingan dan berselaras dalam bingkai kehidupan dan masyarakat tidak menemukan kontradiksi di dalamnya.
@@ilhamrj2599 yg lu sebut kultur jalan tengah dan musyawarah itu sebenarnya bukan kultur orang indo bro tp lebih tepatnya kultur orang jawa 🤣
Waktu kemarin ada tagar #stopbayarpajak saya komentarin ke beberapa orang yg sangat setuju tidak bayar pajak, saya jelaskan apa dampak buruknya jika kita tidak bayar pajak mereka langsung saja mengirim cap saya dengan buzzer, padahal saya hanya ingin menjelaskan saja
Toh klo pilihan org mencari ketenangan berbeda, kenapa dia harus bilang org lain “close minded” hanya karena org lain ga agnostic, klo begitu siapa yg close minded sebenernya?
Cebong dan kampret akhirnya di bikin malu sama junjungannya ketika bersatu padu. Emang mas fery. Gua juga ketawa.apa yg lo bahas ini adalah sharing yg dari dulu pngen sekali di bahas. Trimaskasih mas fery
Pemikiran biner biasanya karena terlalu seragamnya input atau masukan yang diterima, dan pola pikir dalam ingkar sosial mereka.. sangat minim bahkan tidak pernah mendapat sudut pandang lain.. akhirnya maka informasi dan "kebenaran kolektif" yang diadapatkan dianggap sebagai kebenaran.. dan siapapun yang mengkritik nilai itu atau memberi sudut oandang baru tentang kebenaran itu akan dianggap sebuah perlawanan kebenaran.. hal ini diperparah lagi dengan kebiasaan untuk mengasosiasikan hal" yang sebenarnya hanya kebetulan memiliki nilai sama tapi bukan berarti itu mewakili atau wujud dari representasi hakiki nilai itu... Dan itu disakralkan oleh mereka karena menyerang representasi itu dianggap menyerang nilai" yang direpresentasikan.. Misalnya kita mengasosiasikan palestina dengan islam.. israel dengan yahudi.. majapahit dengan hindu demak dengan islam.. jokowi dengan pluralisme prabowo dengan islam.. dll... Akhirnya adalah saat orang mengkritik jokowi dianggap anti pluralisme.. saat orang tidak memilih prabowo dianggap anti islam.. seperti attack on the titan.. saat kita hanya tinggal didalam tembok dan hanya mengetahui apa yang ada didalam tembok.. maka kita akan berpikir bahwa seluruh dunia itu sama seperti yang didalam tembok...dan nilai" yang diteguhkan didalam tembok adalah sebuah kebenaran sejati...bayangkan jika kita hanya mengkonsumsi 1 jenis informasi yang sama atau sejenis sepanjang waktu.. bagaimana otak kita merespon?...
fenomena yang gua alami bang...
pola pikir gua biner...
gua benci dengan kelompok tertentu, karna alasan tertentu...
dan gua gak bisa memaafkan kejahatan kelompok tersebut...
kemudian gua selalu menganggap kelompok tersbut gak bener..
walupun saya tau beberapa individu di kelompok tersebut tadak melakukan kejahatan...
tatapi saya tetap tidak bisa memafkan kelompok tersebut...
terima kasih bang ilmunya, semoga gua dapat ketenangan dari kebencian gua terhadap kelompok tersebut...
dan gua sadar dari vidio ini saya masih harus banyak belajar...
Kbanyakan orang memang sulit menerima perbedaan bang, dan cenderung risih sama hal2 yg mreka anggap gak sejalan sama pemikiran mreka
Cukup 1 kalimat untuk video ini
Edukasi yang mudah di logika
Si A : "Buah Apel itu enak yaa..."
Si B : "Berarti buah Jeruk gak enak ?!?!?"
Si A : "What The....."
Kacoo emang lingkungan sosial kita ini dikondisikan dalam pola pikir biner level akut
Si A : Dia cantik gak?
Si B : mhmm cantik..
Si A : Berarti aku gak cantik?
Si B : (Why am i still here? Just to suffer...)
xixixixi
Bner bnget, jaman sekarang banyak modelan orang begitu wkwk
Iqro3× memperkaya pikiran agar semakin objektif,solusi akhir yg mantap,thanks bg fer,walau udah 1 thn😁
Makanya ga heran kan kalo pendidikan di Indonesia dari berpuluh2x tahun yang lalu ga pernah di geber maksimal ya bang? Karena kalo rakyat sudah teredukasi dgn baik otomatis ga ada lagi "alat yang bisa dipakai" sama penguasa ...
fr
Saya setuju dengan pemikiran anda dan saya rasa kita satu server. Semua yg anda ucapkan divideo ini seolah mewakili isi pikiran saya. Terima kasih!
Sepakat dengan argument yg disampaikan, diperlukan adanya upaya yg berorientasi menambah keilmuan, dan tidak lupa untuk merasionalisasikan, Mengabaikan sesuatu yg bersumber pada rasional, sedikitnya dapat menggiring kearah pada konservatifisme, ini dapat menjadikan watak radikal tumbuh subur dan hanya mendekatkan kita pada sesuatu yg bersifat utopis.
Secara biologi, otak manusia gak didesain untuk berpikir secara spektrum, melainkan secara biner. Ini mungkin ada kaitannya dgn kebutuhan untuk survive, karena lebih mudah. Bagaimanapun, otak manusia itu defaultnya bukan untuk memahami masalah, tapi untuk bertahan hidup
Dengan ini semoga segera terbuka tercerahkan pikiran netizen budiman :)
Konten netral begini musti diperbanyak, min.
Bagaimana pola pikir "netizen" sudah terkotak dan terdoktrin kadrun, cebong, kampret, dll.
Pendangkalan analisis dan cara berpikir.
Kebodohan memang mendatangkan penderitaan...!! 🙏.. mantap bung pencerahannya...🙏
Ilmu gratis, semoga banyak yg menonton dan belajar dari chanel ini
gue dr lama udah ngeri sm stereotip masyarakat, pola pikir yg terstruktur blablabla. Yg begini gue diwakilin bgt sm Cinta Laura dipodcast Close the Door (I mean dia mewakili bnyak pndapat) and make me realized ternyata gue ga sendirian punya pikiran itu, ya karena Umumnya masyarakat engga begitu. Gue takut dibilang aneh dn menyalahi kbiasaan yg ada. Syukur deh, skarang ga takut dn kokoh sm diri sndiri juga supaya ga dibodohi si (apalg sm pmikiran orang lain)
Sidang indra kenz
ua-cam.com/video/S0IOLdrijB0/v-deo.html
Sidang indra kenz.
ua-cam.com/video/S0IOLdrijB0/v-deo.html
Sama. Gue sepakat yg "timeline" soal hidup si.. Umur segini harus apa, dll kyk nikah kerja dll. Pas beda langsung dicap benar/salah, hitam/putih, dll.. Bener kaya Cinta Laura.. Hidup kita ya kita yg tau. Ga bisa dicap bener salah hanya karena kita beda konsep sama merekaa
Manusia itu tempatnya salah, sehingga boleh saja dikritik. Jangan pernah menuhankan manusia.
gw juga dulu pernah dukung orang sepihak banget sampe gak suka sama lawan dan orang yg gak suka sama dia,sampai hampir baku hantam sama tetangga,
ujung ujungnya kecewa juga karna ternyata dia tidak seperti yg gw fikir,
dari kekecewaan inilah saya belajar untuk tidak melihat sesuatu dari satu sisi saja.
"gw perna denar orang berkata: orang pintar belajar dari sejarah, dan orang bodoh belajar dari pengalaman atau kesalahan"
ehe
3:47
"jangan-jangan yang bisa diterima itu bukan perbedaan pendapat, tapi pendapat yang sama"
Sebenarnya yang membuat tidak maju pola pikir adalah feodalisme , karena yang ngomong idolanya pasti benar,karena yang ngomong pemuka agama,adat,presiden pasti benar, benar karena jalan pikirannya masuk akal begitu seharusnya bukan karena mereka punya nilai sesuatu dalam masyarakat. Selama kita tidak bisa melewati tembok yang bernama feodalisme kita akan selalu terbelakang dalam hal berfikir dan berlogika.
sangat debat-able, karena mau tidak mau ada keterbatasan ataupun stamina dalam praktik fikir dan logika
Artinya manusia gak boleh terlalu memuja manusia yaa bang
Setuju bang Fer, pola pikir biner seperti cara praktis, gak mau repot, gak mau ngulik dan sabar memikirkan segala sudut pandang yg berpotensi menjadi bijaksana. Apa sosmed membuat pola pikir ini juga semakin meruncing? Semua ingin cepat berkomentar tanpa mempertimbangkan tulisan, seperti keyboard warrior begitu? Hm...
Bang bahas bukunya rolf dobelli yg how to think clearly. Asik tuh ttg kesalahan2 pemikiran dan bisa masuk jurnal paruh baya
👍👍👍, ini video yang bagus melihat realitas secara objektif tidak memihak pihak manapun. Pemikir seperti mas Irwan ini membuat Bangsa kita gak mudah diadu domba. Moga2 Bangsa Indonesia banyak melihat Video ini.
Pilpres Jokowi dan Prabowo menurut saya pilpres yang paling buruk. Karena di sana dimulainya istilah cebong dan kadrun. Sampe sekarang, sudah mau pilpres lagi, domba-domba politik itu kalau debat ujung-ujungnya saling mencela cebong dan kadrun. Patut dinantikan julukan apa lagi yang disematkan kelompok pendukung pilpres mendatang. Atau apakah mereka masih belum move on dengan sebutan cebong dan kadrun? Let's see.
Keren banget NIH penjelasannya 👍👍👍
Semangat bang..karena tenangmu dgn ayat al-maidah itu lebih berarti dari apapun..hatta senilai separuh kekayaan diseluruh dunia...dan setiap keputusan dan pendapat serta arahan yg dijalani oleh seseorang di muka bumi pasti ada pro dan kontra..intinya, jangan terlalu pedulikan ucapan dan pendapat orang lain, jika hatimu sudah mantap bhw yg dilakukan adalah kebaikan maka lakukan...
"Semakin besar keinginan kita untuk memahami perbedaan dan spektrum maka akan semakin jauh kita dari pola pikir biner" 8:37
"Hidup ini tidak seperti Anime Shounen, bahwa yang baik itu pure baik, dan yang jahat itu pure jahat"
~ Wibu bijak
Bukan Wibu Labu 🎃
"... Apa yang menjamin bahwa benar sama dengan tidak salah, bahwa salah sama dengan tidak benar. Apakah benar salah sesederhana 2 sisi koin? Atau kah seperti Bola yang tak terlihat sisinya" - Martin Sanjaya