Bukan kurikulumnya yg merusak. kalau merusak, berarti mental orang2 eropa skg rusak semua. Tapi sebuah kurikulum baru pasti butuh waktu dan konsistensi. Guru2nya masih belum siap dan pejabat di mendikbud yg msh punya pemikiran gaya lama. Guru dan pejabat blm mampu dan susah utk beradaptasi.
Buku2nya tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak, buku SD isinya berat sekali, ditambah kompetensi guru2 yg tidak diperhatikan , mereka disibukan dgn tugas2 administrative, tidak diberikan wadah/ruang utk upgrade ilmu yg pd akhirnya siswa terbengkalai
@@sangpenanam6237 tidak benar jika kurmer merusak mental anak, karena sebagai guru saya justru menguatkan karakter dengan profil pelajar pancasila, serta menekankan antikekerasan seksual, anti intoleransi dan anti bullying...
bener bgt. saya guru. saya ikut cgp. ilmunya sungguh bagus. hanya aja tidak efektif. ada ganjalan di dalamnya sebagian mengatakan guru sebagai pemimpin pendidikan di sisi lain guru menghamba pada murid. ok saya paham maksudnya g kesana. tp kok konotasi menghamba itu budak. tidak smua orang paham dan ada yg salah di dalamnya. smua materi harus memperhatikan anak guru harus selalu belajar tp kenapa anak di merdekakan belajr. tidak boleh di berikan beban. lah semua itu harus ada beban untuk melatih tanggung jawab. guru pun paham seberapa persen beban yg di berikan. klo smua tidak boleh di ukur dg angka. la kenapa kita kerja perlu tes dan di ukur dg angka. tes cpns ada pasing grade. p3k kantor. perusahaan sma smua. knp tidak di adakan tes berdiferensiasi sesuai minat.. adakah yg sepaham dg q
saya setuju pada kurikulum merdeka guru menghamba pada murid. Karena guru melayani murid secara berlebihan dan tak berimbang dengan beban yg diberikan ke guru. guru tidak boleh memberi tugas siswa yang melebihi waktu intrakurikuler. apalagi guru hanya sebagai fasilitator bukan guru lagi, jelas tugas fasilitator dengan tugas guru itu berbeda. akhrnya siswa menganggap guru hanya sebagai pelengkap dalam pembelajaran, rasa hormat mulai terkikis.
Sangat sepakat Bu. Saya juga guru dan mengalami hal yang sama. Seperti yang kita ketahui dari berbagai informasi bahwa Kurmer itu menduplikasi kurikulum Finlandia, secara karakter, geografis, ekonomi dan budaya Finlandia dengan Indonesia sangatlah jauh berbeda, di mana Finlandia karakter warganya serta ekonomi dan kesejahteraannya sudah dapat menopang jalan Kurikulumnya. Nah bagaimana dengan Indonesia? Dari segi mental nya saja anak2 di Indonesia masih perlu digembleng ekstra keras, seperti mental berdisiplin. tanggung jawab, sopan santun, kejujuran dsb. Lah ini malah dibebaskan, sementara guru sebagai fasilitator malah yang digembleng, disuruh belajar, lantas selama 4 tahun kuliah ngapain aja dan sekalinya guru bersikap tegas ke siswa malah menjadi momok menakutkan. Seperti nya negara-negara Asia sperti Indonesia perlu menerapkan sistem kurikulum seperti di Jepang, China, Korea dan Singapura, dimana siswa mentalnya digembleng.
Setuju, pendidik harus membiasakan muridnya terlatih untuk siap menerima kenyataan. Bahwa di dunia ini tidak semua-semua akan permisif terhadap kondisi masing-masing kita. Bahwa di dunia kerja tidak sesederhana proses kenaikan kelas ataupun kelulusan siswa di sekolah (seperti saat ini). Dalam rekrutmen tenaga kerja, peserta yg layak lolos, ya lolos. Yg tidak layak ya tidak lolos
Ya bagus sekali, Nara sumbernya menguasai masaalah pendidikan di Indonesia, hal ini perlu disampaikan kepada pemerintah, khususnya ke Menteri Pendidikan yang baru,
Kurikulum Merdeka 1. Sistem Zonasi yang carut marut 2. UN dihapus diganti AKM yang tak bermanfaat 3. Sekolah seperti kerja 7-8 Jam 4. Peserta didik harus naik kelas meskipun bodoh 5. Raport tidak boleh nilai dibawah 8 6. Program guru penggerak, dll 7. Guru tidak dihargai 8. Guru tidak dapat perlindungan hukum meskipun ada UU perlindungan guru 9. Orang tua memanfaatkan UU perlindungan anak untuk lapor ke polisi. 10. Guru terlalu banyak tugas administrasi.
Inilah yang terjadi, rusak berat sistem pendidikan kita di era nadim. Tolong menteri pendidikan yang baru segera rombak total sistem pendidikan kita yang sekarang rusak luar biasa
pantes aja anak2 sd sm smp di daerah rumah tiap mlm masih maen aja dari abis magrib sampe jam 10 mlm ,, sampe heran ,, emang mereka gak belajar atau bikin PR apa .. orang tuanya kok boleh2in aja anak2 nya malah maen trs beda sm jaman sekolah ku dulu sekitar 15tahun lalu .. ohh gak tau nya gini .. biar gk punya otak ya ank nya tetep naek kelas
Menteri hanya mengajukan kebijakan, setiap kebijakan itu ada yg mengawasi, sebelum ada kebijakan jg dibahas dg DPR, intinya semuanya itu salah...nadim tdk mungkin sendirian, orang tua klo pintar jg harus tau perkembangan anak..
Ketika anak muda yg berprofesi sebagai guru berperang antara idealisme dan realitas.. cita cita mulia mendidik generasi bangsa dihadapkan realitas bahwa hidup butuh uang😅
Kaderisasi calon guru sejak dini, dirikan SMK keguruan kuliah di fakultas KEGURUAN. Insyaa Allah akan lahir guru2 yg kompeten, bermoral, dan tulus mengemban tugas.
Harus seperti polisi atau tentara, guru dikeluarkan oleh satu lembaga agar kualitasnya bagus, jadi tidak semua perguruan tinggi bisa menghasilkan guru.
Jangan bicara kualitas guru.... Anda mau kerja digaji 200 perbulan? Teman saya banyak kuliah jurusan pendidikan tapi tau gajinya mereka malah jadi pegawai bank
@@DzulfikarFakhrudinoya... Masa.. Bukannya skr guru itu primadona.. Banyak perekrutan melalui jalur ASN PPPK. guru justru yg paling banyak formasinya...
@@MedinafashaNormadani sekarang prima dona apa anda pikir pohon itu tidak tumbuh dari kecil menjadi besar.... PPPK itu baru ada kemarin sedang saya dan teman lainya sudah mengabdi lama dengan gaji tidak layak dan dengan pekerjaan yang sangat banyak.... Anda tau Indonesia sistemnya kaya apa? Tunjangan saja yang katanya hak kita dinas ingkar..... Kita guru itu sudah kaya satpam pagi siang mengajar malam jaga sekolahan apa anda tau?
@@DzulfikarFakhrudin benar kita indonesia kelebihan guru, buktinya honorer ini tdk pernah habis. Tau digaji cuma 300 rb tapi tetap maksa ya tentu saja karena tdk punya pilihan. S.Pd karirnya cuma jadi guru ga bisa yg lain. Ini akibat liberalisasi pendidikan pasca reformasi. Dulu di era orba, hanya kampus2 negeri tertentu yg boleh buka prodi pendidikan. Pasca reformasi diliberalkan atas ide dari menteri muhammadiyah. Alhasil skrg kampus swasta penghasil S.Pd byk sekali. Dan mayoritas dikuasai muhammadiyah. Sementara formasinya terbatas
Banyak probelamtatika di lapangan 1. Dinas pendidikan tidak menerapkan zonasi guru. Banyak guru yang bertugas jauh dari domisilinya sehingga sampai di sekolah gurunya kelelahan, akibatnya tidak optimal mengajar. 2. Guru dibebani tugas tambahan yang seharusnya menjadi tugas tata usaha sehingga selain jadi guru yang tugas utamanya mengajar merangkap mengerjakan administrasi sekolah seperti operator Bos, operatos Aset, sarana pra sarana, dll sehingga guru tidak optimal mengajar 3.Di Kurikulum merdeka tidak membolehkan siswa tidak naik kelas, sehingga siswa tidak memiliki semangat belajar 4. Sistem Zonasi menyulitkan siswa yang ingin berkompetensi secara akademik dengan siswa yang selevel. Ini bertolak belakang model pembelajaran Berdiferensiasi yang digemborkan di kurikulum merdeka. Kalau mau berdiferensiasi jangan diterapkan di kelas, buatlah siswa berkompetensi denan nilai sehingga siswa punya harapan bisa masuk di sekolah favorit yang selayaknya lingkungannya. Hapus Zonasi 5. Program Guru penggerak yang diharapkan memberikan imbas kepada sekolah dan sekolah sekitarnya, nyatanya tidak banyak memberi kontribusi menggerakan sekolah dan memotivasi guru lain. 6. Guru tidak merata, dinas pendidikan selalu menganak emaskan sekolah-sekolah di kota. Tengok sekolah di pedalaman. Bahkan banyak guru yang tidak sesuai kualifikasi pendidikan harus mengajar mata pelajaran lain karena kekurangan guru, sehingga siswa tidak mendapatkan hak pembelajaran berkualitas.
5. Guru Pengerak kalau menurut saya adalah program yg sangat baik. Dari 9 modul yg diajarkan sebenernya merupakan realita konsep yg relavan pendidikan sekarang. Yg jadi masalah ada aplikasi penerapan dan dukungan dari dinas pendidikan daerah. Di daerah saya guru penggerak yg jadi kepsek hanya 3% itu pun mereka sudah jadi kepsek sebelumnya. Karena untuk jadi kepsek disini butuh mahar. Gimana dapat berdampak coba?
YANG KURANG DIPIKIRKAN JUGA ADALAH TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH, TIDAK ADA FORMASI PENGANGKATAN INI MENJADI MASALAH KARENA BEBERAPA TUGAS AKHIRNYA DITAMBAHKAN KE GURU, MISAL BENDAHARA BOS dll
Betul banget, cp berubah terus ... Guru harus nyari materi sendiri, klo pun ada materi di buku sumber tetep banyak yg tidak sesuai cp. Akhirnya saya cari materi di buku sumber KTSP😅
Nah pertanyaan apa semua guru punya akses ke buku2 lama . Atau perpus sekolah masih ada buku2 lama .dan guru2 apa punya waktu untuk itu krn dibebankan urusan2 adm .
Silahkan dipertahankan jargon 'ganti menteri, ganti kurikulum' sebagai warisan penciptaan aturan set-back alias balik-mundur. Kapan majunya enkaeri: negeri kaya raya ini?
Kalau ada kekurangan di lapangan, sebaiknya itu yang diperbaiki, bukan dengan menghilangkan sama sekali. Itu sama saja mulai dari nol. Pendidikan kita jadi tidak kemana2 karena setiap menteri baru selalu mau jadi pahlawan. Ganti konsep2, padahal esensinya saja. Kurikulum merdeka ini sudah tepat esensinya. Tinggal diperbaiki sana-sini kesulitan di lapangannya. Perubahan memang selalu butuh pengorbanan.
Sebetulnya agak kurang setuju sih kalau dibilang carut marut, kenapa? Awalnya kan dari kurikulum 2013, di mana fokus kurikulum 2013 ada pada ketiga aspek penting dalam pembelajaran, yaitu menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia (afektif), berketrampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan (kognitif) yang berhubungan satu sama lain. Makanya kenapa kurikulum 2013 memuat KI dan KD nya saat itu sudah ditetapkan dan baku. Sehingga pendidik tinggal menjalankan di setiap satuan pendidikan. Padahal tidak pernah bisa dilupakan terjadinya pandemi covid 19 yang hampir terjadi di seluruh belahan dunia. Sampai, kemudian dibuatlah kurikulum darurat oleh pemerintah. Kurikulum Darurat itu merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19. Banyak kendala saat itu yang dihadapi guru, orang tua, dan anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. Kendala yang dialami guru adalah kesulitan guru dalam mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum serta waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar. Untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) maka dibuatlah kurikulum prototipe ini, awal mula yang mungkin dijadikan bahan evaluasi pemerintah untuk membuat memperbaiki kurikulum sebelumnya, sehingga nantinya akan dibuat kurikulum merdeka. Kurikulum prototipe sendiri yaitu kurikulum yang berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Pembelajaran menjadi lebih baik dengan meningkatnya karakter siswa. Potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai kesempatan belajar yang menyenangkan, dengan berjuta harapan learning loss dapat dicegah sebagai dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan. Sampai pada akhirnya mulai diterapkan kurikulum merdeka. Kurikulum ini sendiri didesain lebih fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi siswa. Sehingga, belajar bisa lebih mendalam, bermakna, dan tidak terburu-buru. Makanya digunakannya CP atau Capaian Pembelajaran yang sudah disediakan oleh pemerintah ini yang dibuat sesuai fase perkembangan peserta didik pada setiap jenjangnya untuk memberikan kesempatan belajar yang memerdekakan peserta didik. Jadi salah kaprah kalau banyak yang bilang kurikulum ini membebaskan peserta didik dalam artian tidak ada kendali. Mungkin yang jadi penyebab utamanya, kurangnya literasi dalam memahami kurikulum ini dan bisa dirasakan bahwa adanya keegoisan pendidik yang ingin idealis sendiri dalam menerapkan kurikulum ini. Padahal jika dilihat tadi pada fokus utamanya itu menerapkan materi esensialnya dan pengembangan kompetensi (dari CP yang disediakan oleh pemerintah). Maksudnya bagaimana? Maksudnya cobalah untuk kita sebagai pendidik melihat lebih dalam kebutuhan peserta didik itu apa?, yang kemudian diakomodir melalui penurunan CP yang sudah disediakan ke dalam TP atau tujuan pembelajaran, perlu diketahui bahwa dalam menyusun TP ini kan tidak ada pembakuan, bisa disesuaikan apa kebutuhan peserta didik yang belum tercapai. Maka tadi kenapa adanya fase itu, untuk memberikan kesempatan peserta didik dapat disesuaikan berdasarkan tingkatannya. Jadi jangan dipaksakan kalau belum tercapai CP elemen A misalnya, ya tidak perlu harus mengejar untuk tercapai. Bisa diulangi terus berulang sesuai fasenya. Karena bukan menitikberatkan pada ketercapaian kompetensi seperti KI dan KD pada Kurikulum 2013. Ini hanya opini dari sudut pandang pribadi saja, tetapi tidak ada salahnya kalau kita bisa menerima hal baru yang bisa menunjang pemikiran kita.
@@huxni1288betul penulis ini teorinya narasinya seperti apologetik, cobalah cek lapangan, observasi, cross cek....dari siswa ,guru dn masyarakat... Lihat tingkat literasi numerasi... Pembelajaran jadi lebih spt 'panggung sinetron " ini yg bertentangan Belajar itu sebuah Kebiasaan
Prakteknya memerdekakan pendidikan, murid merdeka tidak perlu belajar keras, karena tidak ada ujian dan tidak ada anak yg tidk naik kelas, makanya siswa SMA ada yg belum bisa baca dan nulis
Setuju banget seharusnya memang penanganan guru itu satu pintu.. Jadi guru diknas dan kemenag mmpunyai hak yg sama..selama ini kami guru di bawah naungan kemenag merasa di anak tirikan. Disaat guru2 diknas ramai lolos P3K, kami guru kemenag hanya bisa gigit jari. Mana artinya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Semoga pemerintah lebih bijak lagi dlm memperhatikan nasib guru2 swasta
Dulu awal masuk SMP tahun 2000an pelajarannya banyak,sejarah,ipa dipisah jd biologi dan fisika,geografi dan pembukuan,sampai skrg sy masih ingat apa yg diajarkan,skrg sejarah g ada,geografi g ada,ipa digabung,pembukuan jg g ada,sehingga struktur kelas seperti bendahara kelas g ngerti pembukuan uang kas kelas,sangat disayangkan
1. Cek semua sekolah secara nasional lengkap dengan posisi geografis dan potret sekolahnya 2. Cek semua srpras sekolahnya 3. cek jumlah siswa dan gurunya 4. cek jumlah penduduk usia sekolah yang memerlukan layanan pendidikan sekolahnya 5. cek kwalitas gurunya 6. cek kwalitas siswanya 7. cek kwalitas aparatur dinas pendidikannnya 8. cek aparatur pemerintahnnya 9. laksanakan semua itu dengan menggunakan teknologi tanpa banyak orang yang terlibat 10. langsung dari pusat dengan sepengetahuan daerah 11. terbuka dan dipublis di web kementrian 12. sarasehan nasional anak bangsa untuk perbaikan pendidikan nasional 13. laksanakan problem solving dengan tepat sasaran dan berdampak
Terkesan sejak dulu, setiap ganti pemerintahan ganti kurikulum Sehingga terjadi ketidak stabilan dalam melaksanakan pembelajaran Kurikulum 1975 awet masa berlakunya dan guru sangat jelas dan terarah dalam memberikan pembelajaran
Yg mengganjal pendidikan kita itu adalah masih banyaknya KKN masuk di institusi pendidikan. Pengangkatan guru honorer kebanyakan pakai orang dalam, sedangkan honorer itu lama lama diangkat. Pengangkatan kepsek, pengawas dll juga masih kurang terbuka
saya fasilitator sekolah penggerak, saya tau baik dan jeleknya program ini. 😅 sekolah penggerak yg diberi bos kinerja tdk selalu berbanding lurus dgn peningkatan literasi dan numerasi siswa.
Seperti kami yang honorer 19 th baru dpt pppk, tapi blum sertifikasi karena kami di bawah naungan kemenag guru PAI , Usia udah hampir pensiun. Betul kami cuma gigit jari melihat teman yg baru masuk honorer udh dapat pppk, sekarang lagi ppg lagi. Bagai mana dengan kami yang udah hampir pensiun
Nadiem tangkap dan memoertanggung jawabkan selama menjabat.... Ini unt pelajaran para pejabat unt memikirkan semua kebijakan nya..... Nadiem sekarang hilang kemana....? Lihat kebawah....hancur pondasi negara ini ber tahun tahun....
Perekrutan guru honorer didasarkan dengan kedekatan, calon guru honorer berlatar belakang TDK linier, mereka cenderung banyak mengikuti program ahli jenjang. Kasus yang seperti ini perlu diusut tuntas.
Masalah rekruitmen guru pemerintah itu kaya engga pernah belajar 1. banyak guru yang pensiun di tengah2 tahun ajaran, sementara kelas engga boleh tidak ada gurunya, kan pemerintah punya data siapkan dong gurunya, supaya yang pensiun langsung ada gantinya. 2. Kepala Sekolah SMP/SMA berlomba-lomba memperbanyak siswa pada saat menerima siswa baru dengan realita akan dapat dana BOS lebih besar, karena dana BOS dihitung jumlah kepala siswa, sementara Kepala sekolah tidak peduli bahwa guru mapel tertentu tidak mencukupi/kurang akhirnya guru jadi korban bahkan banyak yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensinya.
@@AinunJuariah-o5y PMM tidak wajib..disesuaikan dengan kebutuhan...jika muridnya diminta untuk belajar sepanjang hayat...guru dpt menggunakan PMM untuk belajar sepanjang hayat karena bisa dilaksankan kpn saja...
Pendidikan jangan di buat bisnis semenjak kurikulum Merdeka guru tidak mendapatkan Diklat atau pelatihan,klu mau ikut Diklat bayar sendiri tutor kadang dari pengawas otau orang dinas atau orang yang sudah di Diklat dari pusat. Penyampaian lain tutor ada yang beda penyampaian. Kebanyakan guru2 belum paham KUMER yang selalu berubah rubah membingungkan akal waras. Guru penggerak ilmunya hanya di ketahui untuk guru tersebut.sekolah penggerak hanya untuk kebaikan satu sekolah tsb.
Sekarang nadim sdh END Smg ada kebaikan2 yg menentramkan para guru kedepannya dg adanya pemimpin baru yg paham dunia mendidik. Kurmer itu ya guru yg bisa merasakan keberadaannya. Yg bkn guru mgkn nyaman2 saja. Pendidikan SD itu mayoritas berada di plosok2. Kurmer di lumayan rumit diterapkan di plosok yg jauh dari fasilitas teknologi masa kini🙏🙏
Saya kasih tahu yg tdk anda tahu... Nadim itu pengusaha... Saya tanya gimana dia MEMBANGUN GOJEK??... tidak nunggu sempurna JUST DO IT. . dulu dia hanya pakai WEB SITE... akhirnya disempurnakan step by step... Sekarang pakai APLIKASI CANGGIH
Mau pake kurikulum apapun, kalo staff pengajarnya cuma ngejar citra sekolah juga bobrok-bobrok juga.. Dikit-dikit gurunya rapatlah disana sini, nganterin muridnya lomba lah, ada urusan lah, kondangan lah, Akhirnya muridnya di liburin.. Udah kurikulumnya nggak pas, tatap muka nggak efektif (ngajar sambil ngonten), administrasi jadi prioritas, Dikit-dikit di liburin.. akhirnya ya targetnya nggak masuk lah..
Kalo bisa, guru2 juga dikasih kompetisi agar menaikkan kualitas guru2 di Indonesia. Tidak hanya murid saja yg berkompetisi. InsyaAllah pendidikan akan makin berkualitas. Untuk urusan administrasi, itu biar urusan TU dan seperangkat org2 yg kerjanya tentang administrasi saja. Guru cukup mengajar ilmu dan adab serta meningkatkan kualitas diri
Guru fokus mendidik. Urusan diklat bisa malam hari terjadwal tdk melelahkan. Jangan dituntut administrasi yang tdk penting. Kepala sekolah mengawasi kinerja guru guru. CCTV dipasang disetiap kelas
Kurmer sistem pendidikan terbaik dan plg sesuai dg zaman ini. Implementasi yg sulit bukan berarti kurmer nya yg salah. Infrastruktur nya yg perlu terus dibenahi.
Hapus Kurikulum Merdeka, Guru Penggerak, PMM dan yang bergerak-bergerak gak jelas. Kembalikan kurikulum pada Ranahnya akarnya. pendidikan di jaman jokowi ini menghancurkan generasi bangsa. Pelajaran sudah tidak dihargai oleh siswa, tidak ada kompetisi antara siswa. Hapus...kurikulum merdeka.
Evaluasi dan penilaian harus diperbaiki jangan dilegalkan siswa untuk naik kelas walaupun tidak mencapai target/ KKM. jangan meloloskan murid yang belum bisa membaca belum bisa berhitung untuk naik kelas. harus tegas mana siswa yang bisa lanjut ketingkat yang lebih tinggi, apalagi lulus SD harus bisa membaca dan berhitung. Salam sukses
Saya sudah 4 kali ikut tes CPNS untuk berbagai daerah di Jawa tengah, dan dari sekian prosedur yang saya ikuti, ternyata lowongan untuk guru dan tenaga medis itu banyak sekali di bandingkan profesi lain.. Tapi kenapa masih banyak sekolah yang kekurangan guru yaa??? Anak saya juga 2x pindah sekolah, dan kasusnya sama, KEKURANGAN GURU!!! Miss-nya dimana?????? Padahal dulu saya pernah kerja perusahaan swasta, prosedur untuk pengajuan resign itu min 3 bulan baru disetujui. Apalagi kalo guru pensiun, bukannya itu hal yang pasti, dan ada data validnya dong masa bakti guru, bukannya itu harusnya sudah di laporkan 1 tahun sebelumnya ya sebelum masa purna????? Gimana sih sebenarnya perekrutan guru???? Kok bisa sekolah negri kekurangan tenaga pendidik???????
kalau guru diklasifikasi lagi jadi guru ahli lah namanya ttp kualitas pendidikan tdk akan meningkat krn akan sering meninggalkan kelas alias tdk mengajar, biasanya guru spt inilah yang ambisius jadi guru ahli. banyak omong tapi ngajar nol besar.
Betul , kemenag perlu di benahi dg baik yg kelila pendidikan , ini Fakta di minta data guru dari suasta ke mts negri di Satker namun guru cek ternyata tdk terdaftar , inikan tiputipuan , olehnya itu menag baru ini tindak datker jika lakukan ini kedepan ,atau skolah suasta di samakan negri dlm perbaikan nasip guru honor. ,krn sama kerja dan sama memanusiakan manusia sampai pelosok.
Guru honorer direkrut bukan sekedar untuk mengisi "kelas kosong", tapi berdasar pada kepentingan oknum-oknum kepala sekolah untuk memperoleh uang tambahan!!! Sebagian besar guru honor masuk tidak secara gratis, namun mereka harus bayar sekian juta kepada oknum-oknum, belum lagi titipan-titipan dari pejabat setempat!!!
Kayaknya lupa kalau siswa 2 tahun tidak belajar karena covid, ini dampaknya luar biasa, anak menjadi malas belajar, dua tahun main hp, dan kurmer sebagai solusi, memang ditambah tidak ada UN kelas 9 guru menjadi longgar siswa pokoknya masuk bayar lulus
5:31 Saya beritahu pak kalo belum tau, indikatornya ada. Singkatnya kurikulum ini menginginkan anak memiliki profil belajar sepanjang hayat. Life long learner.
"Didiklah Anakmu Sesuai Jamannya!" Hari ini anak-anak kita,WAJIB hukumnya MENGUASAI #INFORMATIKA sejak dini. #LiterasiAbad21 "I think everybody in this country should learn how to program a computer, should learn a computer language, because it teaches you how to think. I view computer science as a liberal art. It should be something that everyone takes." - Steve Jobs.
Anda mungkin memang Tidak....tapi ratusan GP yg lain Buuuanyak yg bgtu Pak... GP hanya sibuk diluar demi pundi2 rupiah tanpa peduli nasib anak didiknya sendiri...
Mohon maaf bpk Ibu , permasalahan pendidikan ini jejak dulu sebelum ada kurikulum merdeka itu baik2 saja tinggal menambahi kekurangan2 saja. Setelah kurikulim baru ini pmm hanjur menjadikan banyak permasalahan komplek itu pemahaman saya.
Hai gays coba anda belajar bagaimana menerapkan keilmuan tentang cara belajar yang baik Dan benar, Dan tidak menyalahkan kurikulum merdeka. Karena output Dari kurikulum itu bukan segmentasi melainkan kegagalan menyerap ilmu pengetahuan. Kalau mau lebih maju bukan kurikulum merdeka yang disalahkan tapi konsep prilaku Dari pembuat kurikulumnya. Nama Merdeka bukan isi Dari kurikulum, tapi penjabaran kebijakan menteri yang berpeluang sebelum Nadim Makarim.
Kurikulum merdeka mirip SEORANG PENGUSAHA dalam awal berusaha... Gak perlu nunggu sempurna.... LEARNING byDOING... sempurnanya sambil jalan... Evaluasi sempurnakan... Evaluasi sambil jalan..... JUST NORMAL... bagi seseorang yg gak punya mentor...
Ini anak2 bukan seorang . Kalo org dewasa maka pola pikir nya udah beda . Seorang pengusaha pasti mikir buat survive krn ga ada yg bantu . Kalo anak sekolah blom bisa mikir gini krn masih ada ortu yg bantu . Brkt sekolah dikasih uang , hp + kuota disediain , baju dicuci , makanan ada . Gimn bisa timbul rasa learning nya kalo disekolah dia "merdeka" dari pr dari ujian . Otomatis naik kelas dan otomatis lulus
@huxni1288 kurikulum merdeka YG MENJALANKANNYA bukan hanya anak... Tapi OTORITASNYA diberikan pada segenap elemen pendidikan dimana ada organisasi keguruan (kepala sekolah dan jajarannya termasuk guru), juga ada organisasi kementrian terkait..... KITA ITU PUNYA MENTAL MISKIN (sukanya instant pinginnya langsung sempurna langsung jadi sukses berhasil)... Suatu usaha termasuk dlm wirausaha, termasuk dlm pendidikan dlm hal apapun tdk demikian... Butuh sebuah proses dan evaluasi terus menerus.... Tidak bisa langsung sempurna dan berhasil.... INILAH MAKNANYA.... SEDANGKAN KITA output dari sistem yg sdh ada yg sdh sekian lama berjalan padahal udah puluhan tahun menciptakan GENERASI YG DISORIENTASI VISI... hampir 80 persen sesuai penelitian mahasiswa merasa salah jurusan, banyak anak yg tak tahu bakat dan minat... Hingga rusaknya mental bangsa dgn menjamurnya KKN... dst dst
Sudahi menggunakan PISA, TIMSS dan lainnya sbg acuan utk benahi persoalan pendidikan nasional... Itu produk konsultan asing yg dari dulu hingga saat ini kita terus dikibulin..
Saya honorer murni, tidak bisa masuk dapodik dan akhirnya mengikuti ppg dengan harapan bisa lolos setidaknya jadi guru p3k. Tapi apa mau di kata, lulusan ppg hanya sebagai pelengkap dalam ajang tes p3k. Sebelumnya malah saya jadi guru bayangan karena sekolah2 tidak diperbolehkan menerima guru honorer. Sudah 5 tahun saya seperti ini. Tata kelola, rekrutmen guru sangat bermasalah memang.
Kurikulum merdeka itu cucok, jk anaknya sudah di arahkan orang tua, di dukung penuh Ortu dgn Fasilitas yg mumpuni, sehingga anak sudah punya Skill yg mumpuni di passion nya, misal Atlit, atau musik dsb
Kalau yg namanya carut marut pemdidilan penyebabnya ya bukan hanya model metdeka belajar ya banyak faktor lah pasti ada faktorr2 lain faktor sdm kependidikan, faktor kesejahteraan, bsnyak tenaga honor yg hanya 300 rb / bln , faktor lingkungan sos bud, faktor dukungan fasilitasi stake holder. . Betul kamdo teringgi pendidikan itu ada ditangan menteri. Tapi seharusnya menjadi tanggungjawab bersama bukan dipundak sendiri seorang menteri dgn merdeka belajarnya.
Ya beginilah jdnya klo sst bkn dihandle oleh ahlinya yg menunjuk sbg Nadiem sbg menteri mesti bertanggung jwb. Klo Nadiem ngurus ojol emang jago tp untuk penddkn hrslah diuurus oleh org yg setidaknya pernah menukangi penddkn klo perlu mulai dr dsr menengah dan tinggi dg dibantu staf" yg terbaik & terpilih dr PT yg ada. Kami sbg guru itu sdh dibekali ilmu/teory" oleh lembaga PT dimn kami study. Tinggal kita mau mengembangkan & berinovasi/tdk. Tetapi Krn kami bag. dr sistem kami sering menjadi object/sasaran yg hrs dipersalahkan bila anak didik tdk ada kemajuan_padahal guru sering dibebani dg sejumlah tugas" yg justru mengangkangi tupoksi utamanya. Ingat technology hnylah alat bantu utk mendukung/memudahkan proses pembelajarann.
TIdak juga seperti itu pak narasumber tidak semuanya guru penggerak joget tik tok, YANG BUKAN guru penggerak saja banyak tik tokan. Namun dari kompetensi diri, posisi guru mainset dasar filisopi pendidikan alhamdulillah guru penggerak ada keunggulan tersebut. Hasilnya guru yang mau aktif meningkatkan kompetensi diri secara otomatis tersaring tersendiri, pada akhirnya guru meningkat motivasi untuk menjadi lebih baik. dari pada guru yang belum ikut pendidikan guru penggerak. Memang kalau hubungan kurikulum merdeka itu sendiri Program yg banyak yang perlu revisi , NAH ini jika kurang pas, kurang tepat dibagian mana sekiranya bisa di perbaiki. itu saja. SALAM DAN BAHAGIA PENDIDIKAN
guru penggerak dan sekolah penggerak belum berdampak kepada sekolah lainnya malah kadang menutup diri saat kita memintanya untuk sharing garapan dan gerakan memajukan sekolah
Kurikulum merdeka bukan hanya merusak pendidikan, tapi merusak mental anak didik.
sependapat..juga merusak semagat guru sinior karna guru pengeraknya😁
Bukan kurikulumnya yg merusak. kalau merusak, berarti mental orang2 eropa skg rusak semua. Tapi sebuah kurikulum baru pasti butuh waktu dan konsistensi. Guru2nya masih belum siap dan pejabat di mendikbud yg msh punya pemikiran gaya lama. Guru dan pejabat blm mampu dan susah utk beradaptasi.
Buku2nya tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak, buku SD isinya berat sekali, ditambah kompetensi guru2 yg tidak diperhatikan , mereka disibukan dgn tugas2 administrative, tidak diberikan wadah/ruang utk upgrade ilmu yg pd akhirnya siswa terbengkalai
Sistemnya yg tidak/belum cocok dan siswanya juga belum siap menerima.. Jatuhnya kualitas anak sekarang banyak yg "kosong"..
@@sangpenanam6237 tidak benar jika kurmer merusak mental anak, karena sebagai guru saya justru menguatkan karakter dengan profil pelajar pancasila, serta menekankan antikekerasan seksual, anti intoleransi dan anti bullying...
bener bgt. saya guru. saya ikut cgp. ilmunya sungguh bagus. hanya aja tidak efektif. ada ganjalan di dalamnya sebagian mengatakan guru sebagai pemimpin pendidikan di sisi lain guru menghamba pada murid. ok saya paham maksudnya g kesana. tp kok konotasi menghamba itu budak. tidak smua orang paham dan ada yg salah di dalamnya. smua materi harus memperhatikan anak guru harus selalu belajar tp kenapa anak di merdekakan belajr. tidak boleh di berikan beban. lah semua itu harus ada beban untuk melatih tanggung jawab. guru pun paham seberapa persen beban yg di berikan. klo smua tidak boleh di ukur dg angka. la kenapa kita kerja perlu tes dan di ukur dg angka. tes cpns ada pasing grade. p3k kantor. perusahaan sma smua. knp tidak di adakan tes berdiferensiasi sesuai minat.. adakah yg sepaham dg q
saya setuju pada kurikulum merdeka guru menghamba pada murid. Karena guru melayani murid secara berlebihan dan tak berimbang dengan beban yg diberikan ke guru. guru tidak boleh memberi tugas siswa yang melebihi waktu intrakurikuler. apalagi guru hanya sebagai fasilitator bukan guru lagi, jelas tugas fasilitator dengan tugas guru itu berbeda. akhrnya siswa menganggap guru hanya sebagai pelengkap dalam pembelajaran, rasa hormat mulai terkikis.
Sangat sepakat Bu. Saya juga guru dan mengalami hal yang sama. Seperti yang kita ketahui dari berbagai informasi bahwa Kurmer itu menduplikasi kurikulum Finlandia, secara karakter, geografis, ekonomi dan budaya Finlandia dengan Indonesia sangatlah jauh berbeda, di mana Finlandia karakter warganya serta ekonomi dan kesejahteraannya sudah dapat menopang jalan Kurikulumnya. Nah bagaimana dengan Indonesia? Dari segi mental nya saja anak2 di Indonesia masih perlu digembleng ekstra keras, seperti mental berdisiplin. tanggung jawab, sopan santun, kejujuran dsb. Lah ini malah dibebaskan, sementara guru sebagai fasilitator malah yang digembleng, disuruh belajar, lantas selama 4 tahun kuliah ngapain aja dan sekalinya guru bersikap tegas ke siswa malah menjadi momok menakutkan. Seperti nya negara-negara Asia sperti Indonesia perlu menerapkan sistem kurikulum seperti di Jepang, China, Korea dan Singapura, dimana siswa mentalnya digembleng.
Sepaham Bu.....dan itu yang aq rasakan kayak ada sesuatu yang ganjal
Setuju, pendidik harus membiasakan muridnya terlatih untuk siap menerima kenyataan. Bahwa di dunia ini tidak semua-semua akan permisif terhadap kondisi masing-masing kita. Bahwa di dunia kerja tidak sesederhana proses kenaikan kelas ataupun kelulusan siswa di sekolah (seperti saat ini). Dalam rekrutmen tenaga kerja, peserta yg layak lolos, ya lolos. Yg tidak layak ya tidak lolos
Tumben ada GP yang argumentasi begini, biasanya cuman puja puji doang sama Mr N sama tim bayangannya wkwkwkk
Yang diceritakan benar-benar relate banget. Masalah2 yang di ungkapkan memang nyata terjadi khususnya di kota2 kecil
ini perlu disampaikan ke pak mentri narasumber yang berkualitas dan mengerti permasalahn yang ada di indonesiaa bagus sekali ...
Ya bagus sekali, Nara sumbernya menguasai masaalah pendidikan di Indonesia, hal ini perlu disampaikan kepada pemerintah, khususnya ke Menteri Pendidikan yang baru,
Kurikulum Merdeka
1. Sistem Zonasi yang carut marut
2. UN dihapus diganti AKM yang tak bermanfaat
3. Sekolah seperti kerja 7-8 Jam
4. Peserta didik harus naik kelas meskipun bodoh
5. Raport tidak boleh nilai dibawah 8
6. Program guru penggerak, dll
7. Guru tidak dihargai
8. Guru tidak dapat perlindungan hukum meskipun ada UU perlindungan guru
9. Orang tua memanfaatkan UU perlindungan anak untuk lapor ke polisi.
10. Guru terlalu banyak tugas administrasi.
Inilah yang terjadi, rusak berat sistem pendidikan kita di era nadim. Tolong menteri pendidikan yang baru segera rombak total sistem pendidikan kita yang sekarang rusak luar biasa
pantes aja anak2 sd sm smp di daerah rumah tiap mlm masih maen aja dari abis magrib sampe jam 10 mlm ,, sampe heran ,, emang mereka gak belajar atau bikin PR apa .. orang tuanya kok boleh2in aja anak2 nya malah maen trs beda sm jaman sekolah ku dulu sekitar 15tahun lalu .. ohh gak tau nya gini .. biar gk punya otak ya ank nya tetep naek kelas
apa sebelum kurikulum merdeka tidak seperti itu, dulu ujian UN minta di hapus, ????
Menteri hanya mengajukan kebijakan, setiap kebijakan itu ada yg mengawasi, sebelum ada kebijakan jg dibahas dg DPR, intinya semuanya itu salah...nadim tdk mungkin sendirian, orang tua klo pintar jg harus tau perkembangan anak..
Ketika anak muda yg berprofesi sebagai guru berperang antara idealisme dan realitas.. cita cita mulia mendidik generasi bangsa dihadapkan realitas bahwa hidup butuh uang😅
Kaderisasi calon guru sejak dini, dirikan SMK keguruan kuliah di fakultas KEGURUAN. Insyaa Allah akan lahir guru2 yg kompeten, bermoral, dan tulus mengemban tugas.
Penjelasannya sangat jelas, sangat sesuai dengan kenyataan yang terjadi
Harus seperti polisi atau tentara, guru dikeluarkan oleh satu lembaga agar kualitasnya bagus, jadi tidak semua perguruan tinggi bisa menghasilkan guru.
Jangan bicara kualitas guru.... Anda mau kerja digaji 200 perbulan? Teman saya banyak kuliah jurusan pendidikan tapi tau gajinya mereka malah jadi pegawai bank
Itu namanya ikatan dinas bu...
@@DzulfikarFakhrudinoya... Masa.. Bukannya skr guru itu primadona.. Banyak perekrutan melalui jalur ASN PPPK. guru justru yg paling banyak formasinya...
@@MedinafashaNormadani sekarang prima dona apa anda pikir pohon itu tidak tumbuh dari kecil menjadi besar.... PPPK itu baru ada kemarin sedang saya dan teman lainya sudah mengabdi lama dengan gaji tidak layak dan dengan pekerjaan yang sangat banyak.... Anda tau Indonesia sistemnya kaya apa? Tunjangan saja yang katanya hak kita dinas ingkar.....
Kita guru itu sudah kaya satpam pagi siang mengajar malam jaga sekolahan apa anda tau?
@@DzulfikarFakhrudin benar kita indonesia kelebihan guru, buktinya honorer ini tdk pernah habis. Tau digaji cuma 300 rb tapi tetap maksa ya tentu saja karena tdk punya pilihan. S.Pd karirnya cuma jadi guru ga bisa yg lain. Ini akibat liberalisasi pendidikan pasca reformasi. Dulu di era orba, hanya kampus2 negeri tertentu yg boleh buka prodi pendidikan. Pasca reformasi diliberalkan atas ide dari menteri muhammadiyah. Alhasil skrg kampus swasta penghasil S.Pd byk sekali. Dan mayoritas dikuasai muhammadiyah. Sementara formasinya terbatas
Bukan menteri pendidikan yang merusak anak bangsa tetapi pemerinta (Presiden yang memilih menteri)
Banyak probelamtatika di lapangan
1. Dinas pendidikan tidak menerapkan zonasi guru. Banyak guru yang bertugas jauh dari domisilinya sehingga sampai di sekolah gurunya kelelahan, akibatnya tidak optimal mengajar.
2. Guru dibebani tugas tambahan yang seharusnya menjadi tugas tata usaha sehingga selain jadi guru yang tugas utamanya mengajar merangkap mengerjakan administrasi sekolah seperti operator Bos, operatos Aset, sarana pra sarana, dll sehingga guru tidak optimal mengajar
3.Di Kurikulum merdeka tidak membolehkan siswa tidak naik kelas, sehingga siswa tidak memiliki semangat belajar
4. Sistem Zonasi menyulitkan siswa yang ingin berkompetensi secara akademik dengan siswa yang selevel. Ini bertolak belakang model pembelajaran Berdiferensiasi yang digemborkan di kurikulum merdeka. Kalau mau berdiferensiasi jangan diterapkan di kelas, buatlah siswa berkompetensi denan nilai sehingga siswa punya harapan bisa masuk di sekolah favorit yang selayaknya lingkungannya. Hapus Zonasi
5. Program Guru penggerak yang diharapkan memberikan imbas kepada sekolah dan sekolah sekitarnya, nyatanya tidak banyak memberi kontribusi menggerakan sekolah dan memotivasi guru lain.
6. Guru tidak merata, dinas pendidikan selalu menganak emaskan sekolah-sekolah di kota. Tengok sekolah di pedalaman. Bahkan banyak guru yang tidak sesuai kualifikasi pendidikan harus mengajar mata pelajaran lain karena kekurangan guru, sehingga siswa tidak mendapatkan hak pembelajaran berkualitas.
5. Guru Pengerak kalau menurut saya adalah program yg sangat baik. Dari 9 modul yg diajarkan sebenernya merupakan realita konsep yg relavan pendidikan sekarang. Yg jadi masalah ada aplikasi penerapan dan dukungan dari dinas pendidikan daerah. Di daerah saya guru penggerak yg jadi kepsek hanya 3% itu pun mereka sudah jadi kepsek sebelumnya. Karena untuk jadi kepsek disini butuh mahar. Gimana dapat berdampak coba?
YANG KURANG DIPIKIRKAN JUGA ADALAH TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH, TIDAK ADA FORMASI PENGANGKATAN
INI MENJADI MASALAH KARENA BEBERAPA TUGAS AKHIRNYA DITAMBAHKAN KE GURU, MISAL BENDAHARA BOS dll
Sangat mewakili isi hati kami guru2..smoga pendidikan negeri tercinta Indonesia kmbali baik. Mengembalikan fungsi sejati dan mensejahterakan guru❤
Betul banget, cp berubah terus ... Guru harus nyari materi sendiri, klo pun ada materi di buku sumber tetep banyak yg tidak sesuai cp. Akhirnya saya cari materi di buku sumber KTSP😅
Nah pertanyaan apa semua guru punya akses ke buku2 lama . Atau perpus sekolah masih ada buku2 lama .dan guru2 apa punya waktu untuk itu krn dibebankan urusan2 adm .
Silahkan dipertahankan jargon 'ganti menteri, ganti kurikulum' sebagai warisan penciptaan aturan set-back alias balik-mundur. Kapan majunya enkaeri: negeri kaya raya ini?
Kalau ada kekurangan di lapangan, sebaiknya itu yang diperbaiki, bukan dengan menghilangkan sama sekali. Itu sama saja mulai dari nol. Pendidikan kita jadi tidak kemana2 karena setiap menteri baru selalu mau jadi pahlawan. Ganti konsep2, padahal esensinya saja. Kurikulum merdeka ini sudah tepat esensinya. Tinggal diperbaiki sana-sini kesulitan di lapangannya. Perubahan memang selalu butuh pengorbanan.
Sebaiknya kembali seperti dahulu Fisika,biologi karena ada praktikum di lab,juga mata pelajaran yg lainnya tetap diajarkan,UN lagi dilaksanakan, dst.
Apakah fisika dan biologi tidak diajarkan lagi? Di SMP atau SMA?
Sebetulnya agak kurang setuju sih kalau dibilang carut marut, kenapa?
Awalnya kan dari kurikulum 2013, di mana fokus kurikulum 2013 ada pada ketiga aspek penting dalam pembelajaran, yaitu menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia (afektif), berketrampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan (kognitif) yang berhubungan satu sama lain.
Makanya kenapa kurikulum 2013 memuat KI dan KD nya saat itu sudah ditetapkan dan baku. Sehingga pendidik tinggal menjalankan di setiap satuan pendidikan.
Padahal tidak pernah bisa dilupakan terjadinya pandemi covid 19 yang hampir terjadi di seluruh belahan dunia.
Sampai, kemudian dibuatlah kurikulum darurat oleh pemerintah. Kurikulum Darurat itu merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19.
Banyak kendala saat itu yang dihadapi guru, orang tua, dan anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19.
Kendala yang dialami guru adalah kesulitan guru dalam mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum serta waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar.
Untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) maka dibuatlah kurikulum prototipe ini, awal mula yang mungkin dijadikan bahan evaluasi pemerintah untuk membuat memperbaiki kurikulum sebelumnya, sehingga nantinya akan dibuat kurikulum merdeka.
Kurikulum prototipe sendiri yaitu kurikulum yang berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Pembelajaran menjadi lebih baik dengan meningkatnya karakter siswa. Potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai kesempatan belajar yang menyenangkan, dengan berjuta harapan learning loss dapat dicegah sebagai dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan.
Sampai pada akhirnya mulai diterapkan kurikulum merdeka. Kurikulum ini sendiri didesain lebih fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi siswa. Sehingga, belajar bisa lebih mendalam, bermakna, dan tidak terburu-buru.
Makanya digunakannya CP atau Capaian Pembelajaran yang sudah disediakan oleh pemerintah ini yang dibuat sesuai fase perkembangan peserta didik pada setiap jenjangnya untuk memberikan kesempatan belajar yang memerdekakan peserta didik.
Jadi salah kaprah kalau banyak yang bilang kurikulum ini membebaskan peserta didik dalam artian tidak ada kendali.
Mungkin yang jadi penyebab utamanya, kurangnya literasi dalam memahami kurikulum ini dan bisa dirasakan bahwa adanya keegoisan pendidik yang ingin idealis sendiri dalam menerapkan kurikulum ini.
Padahal jika dilihat tadi pada fokus utamanya itu menerapkan materi esensialnya dan pengembangan kompetensi (dari CP yang disediakan oleh pemerintah).
Maksudnya bagaimana?
Maksudnya cobalah untuk kita sebagai pendidik melihat lebih dalam kebutuhan peserta didik itu apa?,
yang kemudian diakomodir melalui penurunan CP yang sudah disediakan ke dalam TP atau tujuan pembelajaran, perlu diketahui bahwa dalam menyusun TP ini kan tidak ada pembakuan, bisa disesuaikan apa kebutuhan peserta didik yang belum tercapai.
Maka tadi kenapa adanya fase itu, untuk memberikan kesempatan peserta didik dapat disesuaikan berdasarkan tingkatannya.
Jadi jangan dipaksakan kalau belum tercapai CP elemen A misalnya, ya tidak perlu harus mengejar untuk tercapai.
Bisa diulangi terus berulang sesuai fasenya. Karena bukan menitikberatkan pada ketercapaian kompetensi seperti KI dan KD pada Kurikulum 2013.
Ini hanya opini dari sudut pandang pribadi saja, tetapi tidak ada salahnya kalau kita bisa menerima hal baru yang bisa menunjang pemikiran kita.
Ngomong gampang , kenyataannya dilapangan sulit untuk diterapkan
Anda nulis panjang banget . Udah liat keadaan di lapangan ? . Kalo udah baru tulis komen lagi ya 😅
Kalo peserta didiknya ga merasa punya kebutuhan utk belajar? Gimana donk? Ga perlu belajar aja bisa naik kelas wkwkwkwwkwk
@@huxni1288betul penulis ini teorinya narasinya seperti apologetik, cobalah cek lapangan, observasi, cross cek....dari siswa ,guru dn masyarakat...
Lihat tingkat literasi numerasi...
Pembelajaran jadi lebih spt 'panggung sinetron " ini yg bertentangan Belajar itu sebuah Kebiasaan
Cobalah turun kelapangan dulu baru bisa bernarasi seindah ini😊😊indonesia ini luas
Rombak Total sistem pendidikan kita yang rusak berat di era nadim... Bahkan sistem pendidikan era tahun 80-90 an lebih baik
Prakteknya memerdekakan pendidikan, murid merdeka tidak perlu belajar keras, karena tidak ada ujian dan tidak ada anak yg tidk naik kelas, makanya siswa SMA ada yg belum bisa baca dan nulis
Kembali ke KTSP disesuaikan saja dg kemajuan teknoligi
Sy 30 thn mnjadi guru dan baru di era Pak Nadiem terjadi carut marut pendidikan..
Betul bangeeet
betuuul.bikin emosi...tiap hari....
Sy berharap guru fokus mengajar dan diberi wewenang untuk berusaha mencerdaskan anak bangsa serta dilindungi dri kriminalisasi oleh oknum tertentu.
Setuju banget seharusnya memang penanganan guru itu satu pintu.. Jadi guru diknas dan kemenag mmpunyai hak yg sama..selama ini kami guru di bawah naungan kemenag merasa di anak tirikan. Disaat guru2 diknas ramai lolos P3K, kami guru kemenag hanya bisa gigit jari. Mana artinya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Semoga pemerintah lebih bijak lagi dlm memperhatikan nasib guru2 swasta
Saya sebagai guru mengatakan Betul setuju terhadap permasalahan yang disampaikan,, obrolan kontennya sesuai dengan fakta👍
Saya prihatin generasi saat ini...korban kelinci percobaan.
semoga segera pulih generasi yg berkarakter semangat tanggung jawab
Setuju sekali pendidikan itu mulai dari keluarga, lingkungan dan sekolah , jd harus ada kolaborasi diantara ke tiga hal ini , terimskasih 🙏
Bapak ini harusnya, jadi staff kementrian, mudah mudahan ada pejabat yang mendengar podcast ini...
SIAPA SEBENARNYA BAPAK INI....? LANTIKKKKKKKKKKK!!!!!!!
Kebetulan saya guru. Lebih tepatnya sesama objek penderita bu hehehehehe
NADIEM ONTA WAJIB DI HUKUM BERAT ATAS MUNDURNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI NKRI. YG SETUJU LIKE.
Dulu awal masuk SMP tahun 2000an pelajarannya banyak,sejarah,ipa dipisah jd biologi dan fisika,geografi dan pembukuan,sampai skrg sy masih ingat apa yg diajarkan,skrg sejarah g ada,geografi g ada,ipa digabung,pembukuan jg g ada,sehingga struktur kelas seperti bendahara kelas g ngerti pembukuan uang kas kelas,sangat disayangkan
1. Cek semua sekolah secara nasional lengkap dengan posisi geografis dan potret sekolahnya
2. Cek semua srpras sekolahnya
3. cek jumlah siswa dan gurunya
4. cek jumlah penduduk usia sekolah yang memerlukan layanan pendidikan sekolahnya
5. cek kwalitas gurunya
6. cek kwalitas siswanya
7. cek kwalitas aparatur dinas pendidikannnya
8. cek aparatur pemerintahnnya
9. laksanakan semua itu dengan menggunakan teknologi tanpa banyak orang yang terlibat
10. langsung dari pusat dengan sepengetahuan daerah
11. terbuka dan dipublis di web kementrian
12. sarasehan nasional anak bangsa untuk perbaikan pendidikan nasional
13. laksanakan problem solving dengan tepat sasaran dan berdampak
Sejauh kita berpikir bahwa pendidikan berbasis nilai maka tidak akan mampu merubah pola pikir.
Sayangnya banyak yang arahnya gak kesitu
Saya sangat setuju kembali ke ktsp selama saya mengajar saya saya rasakan pengajaran lebih terarah dan siswa lebih terbimbing
Hukum diperjual belikan mengindikasikan BURUKNYA PENDIDIKAN
Terkesan sejak dulu, setiap ganti pemerintahan ganti kurikulum
Sehingga terjadi ketidak stabilan dalam melaksanakan pembelajaran
Kurikulum 1975 awet masa berlakunya dan guru sangat jelas dan terarah dalam memberikan pembelajaran
Narasumbernya enak.. Jelas, runut dan cerdas menjelaskan
Bahkan beliau lebih tau masalah guru ketimbang Pak Mentri... mantap
Narasumbernya berkelas ini...
Yg mengganjal pendidikan kita itu adalah masih banyaknya KKN masuk di institusi pendidikan. Pengangkatan guru honorer kebanyakan pakai orang dalam, sedangkan honorer itu lama lama diangkat. Pengangkatan kepsek, pengawas dll juga masih kurang terbuka
Membuat ada perbedaan Guru
saya fasilitator sekolah penggerak, saya tau baik dan jeleknya program ini. 😅
sekolah penggerak yg diberi bos kinerja tdk selalu berbanding lurus dgn peningkatan literasi dan numerasi siswa.
Betul klu ini
Seperti kami yang honorer 19 th baru dpt pppk, tapi blum sertifikasi karena kami di bawah naungan kemenag guru PAI , Usia udah hampir pensiun. Betul kami cuma gigit jari melihat teman yg baru masuk honorer udh dapat pppk, sekarang lagi ppg lagi. Bagai mana dengan kami yang udah hampir pensiun
Terimakasih informasinya mas imam...ini luar biasa..smoga dunia pendidikan kita kedepannya jg mengulangi kesalahan yg sama
Ini nc bincang yang bertaraf perbaikan krisis mutu pendidikan yg berkualitas.
Nadiem tangkap dan memoertanggung jawabkan selama menjabat....
Ini unt pelajaran para pejabat unt memikirkan semua kebijakan nya.....
Nadiem sekarang hilang kemana....?
Lihat kebawah....hancur pondasi negara ini ber tahun tahun....
Perekrutan guru honorer didasarkan dengan kedekatan, calon guru honorer berlatar belakang TDK linier, mereka cenderung banyak mengikuti program ahli jenjang. Kasus yang seperti ini perlu diusut tuntas.
Menteri pendidikan harus paham kultur pendidikan di Indonesia.
masyaalloh, pak ferdi....anda seharusnya menjadi penasehat pak mentri
Masalah rekruitmen guru pemerintah itu kaya engga pernah belajar
1. banyak guru yang pensiun di tengah2 tahun ajaran, sementara kelas engga boleh tidak ada gurunya, kan pemerintah punya data siapkan dong gurunya, supaya yang pensiun langsung ada gantinya.
2. Kepala Sekolah SMP/SMA berlomba-lomba memperbanyak siswa pada saat menerima siswa baru dengan realita akan dapat dana BOS lebih besar, karena dana BOS dihitung jumlah kepala siswa, sementara Kepala sekolah tidak peduli bahwa guru mapel tertentu tidak mencukupi/kurang akhirnya guru jadi korban bahkan banyak yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensinya.
Guru di tuntut utk menyelesaikan seluruh adm beserta PMM dan siswa yg menjadi korban akibatnya siswa jarang mendapat pembelajaran yg maksimal
@@AinunJuariah-o5y PMM tidak wajib..disesuaikan dengan kebutuhan...jika muridnya diminta untuk belajar sepanjang hayat...guru dpt menggunakan PMM untuk belajar sepanjang hayat karena bisa dilaksankan kpn saja...
narasumber berkualitas, mantap...
semoga pemerintah bisa mendengar
Selama ini yg banyak disorot adalah kriminalisasi guru terhadap siswa, tapi ga ada yg menyorot kriminalisasi orangtua terhadap guru.
Pendidikan jangan di buat bisnis semenjak kurikulum Merdeka guru tidak mendapatkan Diklat atau pelatihan,klu mau ikut Diklat bayar sendiri tutor kadang dari pengawas otau orang dinas atau orang yang sudah di Diklat dari pusat. Penyampaian lain tutor ada yang beda penyampaian.
Kebanyakan guru2 belum paham KUMER yang selalu berubah rubah membingungkan akal waras.
Guru penggerak ilmunya hanya di ketahui untuk guru tersebut.sekolah penggerak hanya untuk kebaikan satu sekolah tsb.
Pembahasannya memberikan gambaran riil dan detail apa yang terjadi apa didunia pendidikan kita.
Terima kasih banyak 🙏🙏🙏
NADIM TELAH MERUSAK PENDIDIKAN ANAK BANGSA
disagree 😘
Betolll
@@rizkyrinaldi7973 Cinta monyet sama nadiem 😂😂
Sekarang nadim sdh END
Smg ada kebaikan2 yg menentramkan para guru kedepannya dg adanya pemimpin baru yg paham dunia mendidik. Kurmer itu ya guru yg bisa merasakan keberadaannya. Yg bkn guru mgkn nyaman2 saja. Pendidikan SD itu mayoritas berada di plosok2. Kurmer di lumayan rumit diterapkan di plosok yg jauh dari fasilitas teknologi masa kini🙏🙏
Saya kasih tahu yg tdk anda tahu... Nadim itu pengusaha... Saya tanya gimana dia MEMBANGUN GOJEK??... tidak nunggu sempurna JUST DO IT. .
dulu dia hanya pakai WEB SITE...
akhirnya disempurnakan step by step... Sekarang pakai APLIKASI CANGGIH
semoga ini menjadi masukan untuk pak menteri yang baru.. karena data yang diungkap benar adanya
Mau pake kurikulum apapun, kalo staff pengajarnya cuma ngejar citra sekolah juga bobrok-bobrok juga.. Dikit-dikit gurunya rapatlah disana sini, nganterin muridnya lomba lah, ada urusan lah, kondangan lah, Akhirnya muridnya di liburin.. Udah kurikulumnya nggak pas, tatap muka nggak efektif (ngajar sambil ngonten), administrasi jadi prioritas, Dikit-dikit di liburin.. akhirnya ya targetnya nggak masuk lah..
Kalo bisa, guru2 juga dikasih kompetisi agar menaikkan kualitas guru2 di Indonesia. Tidak hanya murid saja yg berkompetisi. InsyaAllah pendidikan akan makin berkualitas. Untuk urusan administrasi, itu biar urusan TU dan seperangkat org2 yg kerjanya tentang administrasi saja. Guru cukup mengajar ilmu dan adab serta meningkatkan kualitas diri
Bukan dimulai dri kurikulum Merdeka tpi sejak kurikulum 2013
Setuju yg ini
Betuuuul sekaliii
Setuju
Setuju sekali...
Setuju... sejak nilai UN tidak murni lagi
Guru fokus mendidik. Urusan diklat bisa malam hari terjadwal tdk melelahkan. Jangan dituntut administrasi yang tdk penting.
Kepala sekolah mengawasi kinerja guru guru. CCTV dipasang disetiap kelas
Kurmer sistem pendidikan terbaik dan plg sesuai dg zaman ini. Implementasi yg sulit bukan berarti kurmer nya yg salah. Infrastruktur nya yg perlu terus dibenahi.
Majunya pendidikan berawal dari keberkahan..
Hapus Kurikulum Merdeka, Guru Penggerak, PMM dan yang bergerak-bergerak gak jelas. Kembalikan kurikulum pada Ranahnya akarnya. pendidikan di jaman jokowi ini menghancurkan generasi bangsa. Pelajaran sudah tidak dihargai oleh siswa, tidak ada kompetisi antara siswa. Hapus...kurikulum merdeka.
Evaluasi dan penilaian harus diperbaiki jangan dilegalkan siswa untuk naik kelas walaupun tidak mencapai target/ KKM. jangan meloloskan murid yang belum bisa membaca belum bisa berhitung untuk naik kelas. harus tegas mana siswa yang bisa lanjut ketingkat yang lebih tinggi, apalagi lulus SD harus bisa membaca dan berhitung. Salam sukses
Pemaparan yang mencerahkan tentang 5 tahun terakhir, thanks mas iman!
Salahsatu indikator baik buruknya kurikulum maka lihat siapa yang suka dan siapa yang tidak suka
Benar sekali 👍👍👍👍,
Suarakan terus kendala pendidikan dimasyarakat
Hasil spektakuler adalah siswa naik dan lulus semua
Saya sudah 4 kali ikut tes CPNS untuk berbagai daerah di Jawa tengah, dan dari sekian prosedur yang saya ikuti, ternyata lowongan untuk guru dan tenaga medis itu banyak sekali di bandingkan profesi lain.. Tapi kenapa masih banyak sekolah yang kekurangan guru yaa??? Anak saya juga 2x pindah sekolah, dan kasusnya sama, KEKURANGAN GURU!!! Miss-nya dimana?????? Padahal dulu saya pernah kerja perusahaan swasta, prosedur untuk pengajuan resign itu min 3 bulan baru disetujui. Apalagi kalo guru pensiun, bukannya itu hal yang pasti, dan ada data validnya dong masa bakti guru, bukannya itu harusnya sudah di laporkan 1 tahun sebelumnya ya sebelum masa purna????? Gimana sih sebenarnya perekrutan guru???? Kok bisa sekolah negri kekurangan tenaga pendidik???????
Biarkan guru mendisiplinkan di sekolah sperti jamanku dulu pasti anak2 didik akan lbh disiplin dan mempunyai ADAB
kalau guru diklasifikasi lagi jadi guru ahli lah namanya ttp kualitas pendidikan tdk akan meningkat krn akan sering meninggalkan kelas alias tdk mengajar, biasanya guru spt inilah yang ambisius jadi guru ahli. banyak omong tapi ngajar nol besar.
Betul , kemenag perlu di benahi dg baik yg kelila pendidikan , ini Fakta di minta data guru dari suasta ke mts negri di Satker namun guru cek ternyata tdk terdaftar , inikan tiputipuan , olehnya itu menag baru ini tindak datker jika lakukan ini kedepan ,atau skolah suasta di samakan negri dlm perbaikan nasip guru honor. ,krn sama kerja dan sama memanusiakan manusia sampai pelosok.
Guru honorer direkrut bukan sekedar untuk mengisi "kelas kosong", tapi berdasar pada kepentingan oknum-oknum kepala sekolah untuk memperoleh uang tambahan!!! Sebagian besar guru honor masuk tidak secara gratis, namun mereka harus bayar sekian juta kepada oknum-oknum, belum lagi titipan-titipan dari pejabat setempat!!!
Kayaknya lupa kalau siswa 2 tahun tidak belajar karena covid, ini dampaknya luar biasa, anak menjadi malas belajar, dua tahun main hp, dan kurmer sebagai solusi, memang ditambah tidak ada UN kelas 9 guru menjadi longgar siswa pokoknya masuk bayar lulus
5:31 Saya beritahu pak kalo belum tau, indikatornya ada. Singkatnya kurikulum ini menginginkan anak memiliki profil belajar sepanjang hayat. Life long learner.
lah kalu itu kurikulum sebelumnya ya kayak itu. bahkan sejak zaman nabi itu sudah ada anjuran belajar sepanjang hayat. kurikulum 2013 juga ya,
Long.live learner tapi karakter tergadaikan..justru terjadi krisis etika
@@aniashahzakiah2066profil pancasila di kurikulum merdeka itu bukannya disasar untuk pembentukan karakter?
"Didiklah Anakmu Sesuai Jamannya!"
Hari ini anak-anak kita,WAJIB hukumnya MENGUASAI #INFORMATIKA sejak dini. #LiterasiAbad21
"I think everybody in this country should learn how to program a computer, should learn a computer language, because it teaches you how to think. I view computer science as a liberal art. It should be something that everyone takes." - Steve Jobs.
Saya guru penggerak dan tidak pernah joget ditiktok.
pernyataan " guru penggerak hanya joget ditiktok" perlu dikoreksi
Ndak perlu baper😅
Ga semua bro.... Tp sebagian memang ada
Anda mungkin memang Tidak....tapi ratusan GP yg lain Buuuanyak yg bgtu Pak...
GP hanya sibuk diluar demi pundi2 rupiah tanpa peduli nasib anak didiknya sendiri...
Klu sy PMM itu bagus sekali sbg wadah untuk belajar mandiri, jika guru merasa membutuhkan krn tidak lagi bersifat wajib
Mohon maaf bpk Ibu , permasalahan pendidikan ini jejak dulu sebelum ada kurikulum merdeka itu baik2 saja tinggal menambahi kekurangan2 saja. Setelah kurikulim baru ini pmm hanjur menjadikan banyak permasalahan komplek itu pemahaman saya.
Betul.
Hai gays coba anda belajar bagaimana menerapkan keilmuan tentang cara belajar yang baik Dan benar, Dan tidak menyalahkan kurikulum merdeka.
Karena output Dari kurikulum itu bukan segmentasi melainkan kegagalan menyerap ilmu pengetahuan.
Kalau mau lebih maju bukan kurikulum merdeka yang disalahkan tapi konsep prilaku Dari pembuat kurikulumnya. Nama Merdeka bukan isi Dari kurikulum, tapi penjabaran kebijakan menteri yang berpeluang sebelum Nadim Makarim.
Bapak² yg mulia...di Desa kami , itu bangett...guru honor digaji 100 rb perbuln ..itupun digaji pertriwulan...dftr p3k sllu gagal krn tdk pernh lolos tes...mengabdi sdh puluhan tahun....semga podcas ini jdi pintu kebahgiaan buat mereka
ya Alloh...tolonglah mereka...
Buku kurikulum merdeka tak ada isi materinya, hanya judulnya saja yg ada
Coba Min undang Prof Itje Khodijah
Guru atau dosen honorer murni itu adalah yg ngajar di swasta . Tetapi swasta yg muridnya sedikit alias yayasan sederhana ....😢
Kurikulum merdeka mirip SEORANG PENGUSAHA dalam awal berusaha... Gak perlu nunggu sempurna.... LEARNING byDOING... sempurnanya sambil jalan... Evaluasi sempurnakan... Evaluasi sambil jalan..... JUST NORMAL... bagi seseorang yg gak punya mentor...
Itu klo punya pengetahuan cukup n tdk bisa bgitu aja diaplikasikan yg ada mkin hancur😂😂😂😂
Ini anak2 bukan seorang . Kalo org dewasa maka pola pikir nya udah beda . Seorang pengusaha pasti mikir buat survive krn ga ada yg bantu . Kalo anak sekolah blom bisa mikir gini krn masih ada ortu yg bantu . Brkt sekolah dikasih uang , hp + kuota disediain , baju dicuci , makanan ada . Gimn bisa timbul rasa learning nya kalo disekolah dia "merdeka" dari pr dari ujian . Otomatis naik kelas dan otomatis lulus
@huxni1288 kurikulum merdeka YG MENJALANKANNYA bukan hanya anak... Tapi OTORITASNYA diberikan pada segenap elemen pendidikan dimana ada organisasi keguruan (kepala sekolah dan jajarannya termasuk guru), juga ada organisasi kementrian terkait..... KITA ITU PUNYA MENTAL MISKIN (sukanya instant pinginnya langsung sempurna langsung jadi sukses berhasil)... Suatu usaha termasuk dlm wirausaha, termasuk dlm pendidikan dlm hal apapun tdk demikian... Butuh sebuah proses dan evaluasi terus menerus.... Tidak bisa langsung sempurna dan berhasil.... INILAH MAKNANYA....
SEDANGKAN KITA output dari sistem yg sdh ada yg sdh sekian lama berjalan padahal udah puluhan tahun menciptakan GENERASI YG DISORIENTASI VISI... hampir 80 persen sesuai penelitian mahasiswa merasa salah jurusan, banyak anak yg tak tahu bakat dan minat... Hingga rusaknya mental bangsa dgn menjamurnya KKN... dst dst
Ada yg bilang Indonesia sdh maju... makanya sebaiknya yg sdh tinggal dilanjutkan...
Saya sdh 18 tahun ngajar d SD swasta, gak bisa ikut p3k krn ijazah D2, bgmn kebijakan pemerintah, sampai sekarang tetap honorer.
Sudahi menggunakan PISA, TIMSS dan lainnya sbg acuan utk benahi persoalan pendidikan nasional...
Itu produk konsultan asing yg
dari dulu hingga saat ini kita terus dikibulin..
lah terus mau pake metrik apa? punya metrik yang lebih rigid selain PISA, TIMSS?
Saya honorer murni, tidak bisa masuk dapodik dan akhirnya mengikuti ppg dengan harapan bisa lolos setidaknya jadi guru p3k. Tapi apa mau di kata, lulusan ppg hanya sebagai pelengkap dalam ajang tes p3k. Sebelumnya malah saya jadi guru bayangan karena sekolah2 tidak diperbolehkan menerima guru honorer. Sudah 5 tahun saya seperti ini. Tata kelola, rekrutmen guru sangat bermasalah memang.
Kurikulum merdeka itu cucok, jk anaknya sudah di arahkan orang tua, di dukung penuh Ortu dgn Fasilitas yg mumpuni, sehingga anak sudah punya Skill yg mumpuni di passion nya, misal Atlit, atau musik dsb
Kalau yg namanya carut marut pemdidilan penyebabnya ya bukan hanya model metdeka belajar ya banyak faktor lah pasti ada faktorr2 lain faktor sdm kependidikan, faktor kesejahteraan, bsnyak tenaga honor yg hanya 300 rb / bln , faktor lingkungan sos bud, faktor dukungan fasilitasi stake holder. . Betul kamdo teringgi pendidikan itu ada ditangan menteri. Tapi seharusnya menjadi tanggungjawab bersama bukan dipundak sendiri seorang menteri dgn merdeka belajarnya.
Narasumber harus diundang dalam proses pengkajian kurikulum di Mendikdasmen
Ketika dunia pendidikan diurus oleh pengusaha, psikolog dan jaringan bisnis digital maka yg terjadi adalah yg kmrn dialami 😊
Ya beginilah jdnya klo sst bkn dihandle oleh ahlinya yg menunjuk sbg Nadiem sbg menteri mesti bertanggung jwb. Klo Nadiem ngurus ojol emang jago tp untuk penddkn hrslah diuurus oleh org yg setidaknya pernah menukangi penddkn klo perlu mulai dr dsr menengah dan tinggi dg dibantu staf" yg terbaik & terpilih dr PT yg ada. Kami sbg guru itu sdh dibekali ilmu/teory" oleh lembaga PT dimn kami study. Tinggal kita mau mengembangkan & berinovasi/tdk. Tetapi Krn kami bag. dr sistem kami sering menjadi object/sasaran yg hrs dipersalahkan bila anak didik tdk ada kemajuan_padahal guru sering dibebani dg sejumlah tugas" yg justru mengangkangi tupoksi utamanya. Ingat technology hnylah alat bantu utk mendukung/memudahkan proses pembelajarann.
TIdak juga seperti itu pak narasumber tidak semuanya guru penggerak joget tik tok, YANG BUKAN guru penggerak saja banyak tik tokan. Namun dari kompetensi diri, posisi guru mainset dasar filisopi pendidikan alhamdulillah guru penggerak ada keunggulan tersebut. Hasilnya guru yang mau aktif meningkatkan kompetensi diri secara otomatis tersaring tersendiri, pada akhirnya guru meningkat motivasi untuk menjadi lebih baik. dari pada guru yang belum ikut pendidikan guru penggerak. Memang kalau hubungan kurikulum merdeka itu sendiri Program yg banyak yang perlu revisi , NAH ini jika kurang pas, kurang tepat dibagian mana sekiranya bisa di perbaiki. itu saja. SALAM DAN BAHAGIA PENDIDIKAN
guru penggerak dan sekolah penggerak belum berdampak kepada sekolah lainnya malah kadang menutup diri saat kita memintanya untuk sharing garapan dan gerakan memajukan sekolah
Stiap ganti menteri ganti kurikulum, jgn sampe jd tradisi, yg prlu dioptimalkan pngawasan guru dan kepsek
Kumer sdh bagus, tp perlu diimbangi dgn pelatihan guru yg maksimal agar guru betul2 profesional
Pelatihan guru secara menyeluruh dan merata, hapus guru penggerak