I've been wondering that our education system is a complete mess that doesn't give a room for creativity. Also, it doesn't teach us even some basic skills, like problem solving, communication skills, and quantitave reasoning. It just taught us to memorize some facts for the exam. I truly thank you for concluding all my thoughts all this time through Ted Talk. I hope someone's going to change our education system in the future. For the young generation, for a great Indonesia.
Sama aja dengan korea dan jepang. Menghapal menghapal menghapal sampai akhirnya pro. Problem solvingnya ditaruh di ekskul kayak pramuka, osis, rohis dll. Ngubah education itu susah dan ngabisin sumberdaya banyak plus keberlanjutan dari pemdidikan ke praktikal mesti selaras. Benahi? Insyallah maish bisa kekejar
@@saifi1793 Nah iyaa, karena menghafal juga salah satu basic skill yang perlu dipunya sebelum lanjut ke level problem solving. Sepertinya, problem solving di negara kita memang blm terlalu ditekankan ya... jadinya aplikasinya dalam ekskul2 jarang terlihat...
Simpelnya minat ga terarah, bakat ga kebentuk, basic ga dapet karena semuanya habis buat menghafal dari SD sampe kuliah, ketika hafalan itu hilang, gapunya apa apa ibarat cv kosong makanya kebanyakan lost pas mau masuk dunia kerja
@@saifi1793 Terkadang eskul Pramuka aja cuman upacara doang ga bener-bener serius ngelakuin aktifitas yang berguna kaya pramuka yang seharusnya murid cuma dijemur di lapangan kaya aku pas masih sekolah offline sering sakit pas eskul Pramuka
Waah,jujur setelah menonton video ini,saya sebagai sesorang pustakawan merasa lebih ber semangat lagi untuk turut mendongkrak minat baca generasi muda Indonesia, semoga negara kita ini terus mengalami progress yg lebih baik ke depannya
The First Principal Thinking "One bit of advice: it is important to view knowledge as sort of a semantic tree - make sure you understand the fundamental principles, ie the trunk and big branches, before you get into the leaves/details or there is nothing for them to hang on to." - Elon Musk on How he learns so much and so fast. Btw, Good Job bang Sabda!
@@RanggieNovaldaPutraMasido Kalo pengajarannya bener, sih, seharusnya berjalan sejajar dgn kebenaran (agama) itu, justru malah memperkuat suatu kebenaran Jika, agamanya juga benar
i'm really impressed when he proposed his ideas to set up " Universal Intellectual Standard" as a solution to poor Indonesian education system that could give postive changes to society, politics and job empyoment. (applause to Mr. Sabda ). But then comes the other question , how do we know that this standard is actually a right standard? What or which standard we must looked up to set this standard?
karena kondisi indonesia masih dibawah negara lain misal singapura, ya kenapa ga coba ikut standar singapura aja, toh kalo indonesia udh bisa catch up, tinggal tingkatin standar
This is an excellent question. I agree, the concept sounds good at first, but it runs the risk of compartmentalizing every nation in the world and measure them using one standard. Kalau Indonesia memang lebih rendah nilainya di tes ini dibanding singapore, apakah itu otomatis Indonesia dibawah Singapore? Menurut saya belum tentu. Kalau ikan dan monyet sama2 dites manjat pohon, ya ikan smpai kapanpun bakalan kalah. Tapi bukan berarti ikannya dodol. Cuma emamg tesnya yang standar nya ga valid.
@@lw4013 tapi ini ngomongin fundamental skills, kalo soal manjat pohon sama berenang itu kan emang udah keahlian spesies yg bersangkutan. lagipula kita semua manusia, analogi yang lebih tepat itu membandingkan sesama ikan dong, sama2 bisa berenang tp ada yg berenangnya deket permukaan ada yg berenangnya di laut dalam. Sebagai manusia kita semua harus setidaknya punya fundamental skills seperti berpikir logis, menyuarakan pendapat dengan baik, empati dll, kalo udh punya skill itu ya bebas punya keahlian masing2 yg lebih didalami
@@lw4013 lagi pula emg faktanya Indonesia masih dibawah Singapura, daripada denial, kenapa ga terima aja kenyataan trus berusaha memperbaiki diri. Harusnya kita contoh Korea Selatan yg merdeka setelah Indonesia tp sekarang malah lebih maju daripada Indonesia. Sampe kapan Indonesia mau kayak gini terus. Gue ga menyatakan Indonesia bobrok di semuanya, tp ada ruang improvement buat Indonesia dan kenapa engga dilakukan, bisa dimulai dari pendidikan
Engga juga. Justru ini maksudnya untuk mengajarkan pentingnya basic skills untuk mencapai skill yang lebih dalam dan spesifik. Kalau njomplang, malah lebih susah untuk memahami sesuatu lebih dalam.
Bang Sabda literally talked about what I thought from 2 years ago. Keep it up, Bang! We stand for a better educational system in Indonesia. May Allah make it easy for us to be part of this changes.
Menarik. Meski baru tau Bang Sabda, overall setuju dengan isi Ted talk nya. Isi yang kudapatkan: Membentuk kembali sistem pendidikan negara kita Indonesia dengan menfokuskan pengajaran pada keahlian dasar, kemampuan berpikir cerdas yaitu mampu mengindikasi dan merumuskan masalah kemudian mencari solusi dari masalah itu. Saran: Ditambah pemberian teladan untuk pengajaran "karakter dan sikap sesuai Pancasila". Tidak cukup kalau mengajar hanya dengan teori. Yaps semangat untuk kita semua. Yang bisa dilakukan sekarang adalah Self-awareness dan bersikap saling menghargai dan mendukung usaha perbaikan yang kita lakukan di kehidupan masing-masing. Sehat selalu dan mari berjuang bersama🌱✨
tahu mas sabda dari zenius dulu pas awal subscribe buat PTN di tahun 2013.. dengan fundemantal kuat, kita bisa mengikuti perubahan yg sangat cepat learning how to learn
kulihat judulnya pakai bahasa inggris gw kepo dong... educat orang sana bagaimana, tapi pas dibuka bahasa indonesia. Terima kasih atas materinya semogga makin banyak konten seperti ini.
@@ariginarsa7267 Zaman saya ujian nasional aja, hasilnya ga pernah dipublikasi, cuma dapat nilai doang. Pastilah ada yang ngaco. Macam kayak TWK KPK ituh, ga ada buka-bukaan tes.
Bro, temen saya lulusan smp singopore. Bisa lgsg masuk di univ negri indonesia. Bayangin kerennya pendidikan spore. Sdh indo klo mau maju, hrs mempunyai silabus lbh interaktif drpd o level dan a level.
Fundamental skill yang di sebutkan di atas adalah nama lain dari skor Pisa, dimana Indonesia berada di nilai paling bawah, cara menaikkan skor pisa yg paling penting kualitas guru, cukup itu saja, dan kesejahteraan atas guru berkualitas itu,
yes the irony, hanya sebagian guru/dosen/pengajar yg kompeten di bidangnya (pun bidang2 lain) yg berarti hanya sebagian kecil murid yg bisa nerima ilmu dari guru2 kompeten ini, akibatnya hanya sebagian kecil org yg kompeten di setiap bidang
kalo saya mau terus terang ya, dulu saya passion sekali untuk menjadi pengajar, tapi karena remunerasi yang bagi saya relatif rendah, alhasil saya sudah tidak mengajar lagi, dan beralih profesi yang remunerasinya lebih tinggi. intinya, pengajar atau guru itu juga perlu diperhatikan kesejahteraan nya. barangkali ya, ini opini pribadi saja, karena dirasa kurang sejahtera, akhirnya mengajar menjadi hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. hal itu yang patut diperhatikan oleh pemerintah terutama kemendikbud. dan jangan lupa untuk memberi pelatihan mengajar yang memadai agar bisa membangun 'fundamental skills' kepada murid2 yang diajarkan.
nah iyaaa😭 semoga dari AKM pak nadiem bisa create something buat ngelatih guru-gurunya juga, bukan cuma muridnya. sayangnya di beberapa sekolah AKM malah cuma dipandang sebagai pengganti UN, bukan survei kemampuan dasar murid, jadinya banyak sekolah yang ngadain pelatihan AKM. padahal kan ga perlu:(( kalau nilai siswa jelek ya berarti yang diperbaiki adalah sekolahnya, bukan cuma muridnya, alias bisa nguntungin sekolah juga.
Ini yg dimaksud e.f.schumacher di bukunya small is beautiful,science(know how)aja gak cukup,manusia butuh alasan(why to) untuk apa know how tadi ditujukan,yg ku rasa fundamental skill yg dibilang abang inilah why to tadi.
bener seperti yang dikatakan bang sabda, ada yang salah sama sistem pemilihan umum yang ada di indoneisa, masak ia suara 2 orang ignorance, yang asal milih, cukup buat ngalahin suara seorang akhli hukum dan politik
Pak Sabda, indikator paling mudah melihat kualitas pendidikan Indonesia adalah kebiasaan merokok... Jika Anda bisa menyadarkan bahwa rokok berbahaya dan bisa menurunkan jumlah perokok, maka itulah harapan akan perbaikan SDM di Indonesia, kalau nggak jangan harap.
Menurut saya Sabda P.S. sangat berpengalaman dalam diskusi pendidikan di indonesia dan manca negara. Tapi saya skeptis mengenai Universal Intelectual Standard ini. Segala jenis tes atau standar yang menklaim universal selalu memiliki resiko yang di science disebut low validity. Ini karena biasanya standar ini diproduksi melalui proses induksi: kumpulkan observasi, gabungkan dalam beberapa variabel, dan kemudian pakai variabel2 ini sebagain tolok ukur. Masalahnya jumlah variabel ini selalu terbatas yang artinya ruang cakup tes (atau standar) nya juga terbatas. Masalah kedua adalah ini terlalu rational. Saya sendiri adalah periset di Hong Kong. Berdasarkan penilitian, manusia tidak 100% rational. Dalam memilih pemimpinpun kita tidak bisa 100% pake logika. Ada juga elemen emosi, social, dan experential. Psikolog Daniel Kahneman dan Amos Tversky, misalnya, menemukan bahwa manusia selalu menggunakan cognitive heuristics atau "jalan potong" saat berpikir. Ini bagian dari psikologi manusia bahwa kita tidak selalu rational. Seandainya elemen2 ini dikutsertakan juga kedalam "rumus" threshold peradaban menurut saya validity nya lebih tinggi. Artinya, intervensi untuk peningkatan kualitas pendidikannya lebih efektif :)
Tapi bukankah emang itu poinnya mas? Bagaimana sebisa mungkin kita mendorong individu untuk berpikir secara rasional agar keputusan yang diambil tidak lebih condong didasarkan pada psikologis alamiah yang tadi mas sebutkan, seperti emosi, spcial, experential. Atau gimana kalau menurut mas? Saya butuh insight, butuh banyak belajar mas :"
@@veraamelia4315 Rasional berdasarkan apa nih ? Tujuan rasional itu apa dulu. Sains ? Belum ada sains yang bisa memetakan emosi dan Sosial, makanya harus dimasukkan variabel ini walaupun memang tidak akan "rasional" tapi paling tidak bisa menambah akurasi hasil dan prakrisnya.
Bener banget, aku mau cari pengganti susah banget, udah abisin banyak waktu (6 tahun terakhir) untuk membentuk mahasiswa yang ku kenal dari langganan warung, udah ajarin tugas akhir dan skrispsi, pada akhirnya ga ada yang bisa dilirik untuk mengganti, akhirnya sekarang memutuskan untuk keluar tanpa meregenerasi >_
@@firdaisdianto2905 bljr matematika dan fisika utk melatih problem solving dan critical thinking, ngab. Ilmunya ga kepake utk bbrp bidang tp along the way, process learningnya membuahkan hasil di otak org yg pelajari dgn bener.
@@firdaisdianto2905 contohnya aku di bidang IT, byk org yg tdk jago matematika/fisika bisa kerja di bidang ini. Tp process mereka mastering bidang ini dan cara mereka kerja berbeda. Byk yg berfikir matematika dan fisika ga dipake di bidang ini tp byk problem solving dan analisis matematika/fisika di bidang ini. Bahkan byk yg tdk tau that 'problem solving method' exist karna ga bljr matematika/fisika dgn baik.
bang sabda gak capek apa hidup di negara kayak gini? lu hebat banget bang. Kalo gue jadi lu, gue lebih pilih tinggal di luar dengan society yang lebih baik
Negara maju memang tempat yang cocok untuk mencari kehidupan nyaman. Tapi negara berkembang adalah tempat yang cocok untuk memberi manfaat ke masyarakat
Kan dia bilang, kalo cara berpikir nya udh bnr, yah feedback-nya emng buat society lagiii, gk ribet ama dia ngurus itu mah. harga society dimindset dia justru yg mahal. Dia didebat, yg ngedebat, nangis!.
simpel, selama guru dan orang tua masih dijauhkan dari pendidikan, seolah-olah semuanya ada di tampuk siswa saja, selama itu mau jargonya transformasi atau apalah, dimana yang jadi kambing hitamnya selalu siswa lagi, selaam itu pula pendidikan kita gaakan pernah maju.
Anak zenius check!
"belajar jangan pura-pura" -Sabda P.S
I've been wondering that our education system is a complete mess that doesn't give a room for creativity. Also, it doesn't teach us even some basic skills, like problem solving, communication skills, and quantitave reasoning. It just taught us to memorize some facts for the exam. I truly thank you for concluding all my thoughts all this time through Ted Talk. I hope someone's going to change our education system in the future. For the young generation, for a great Indonesia.
Sama aja dengan korea dan jepang. Menghapal menghapal menghapal sampai akhirnya pro. Problem solvingnya ditaruh di ekskul kayak pramuka, osis, rohis dll. Ngubah education itu susah dan ngabisin sumberdaya banyak plus keberlanjutan dari pemdidikan ke praktikal mesti selaras. Benahi? Insyallah maish bisa kekejar
@@saifi1793 Nah iyaa, karena menghafal juga salah satu basic skill yang perlu dipunya sebelum lanjut ke level problem solving. Sepertinya, problem solving di negara kita memang blm terlalu ditekankan ya... jadinya aplikasinya dalam ekskul2 jarang terlihat...
@@farrashafizh741 di singapore juga diajarin menghafal ga sih?
Simpelnya minat ga terarah, bakat ga kebentuk, basic ga dapet karena semuanya habis buat menghafal dari SD sampe kuliah, ketika hafalan itu hilang, gapunya apa apa ibarat cv kosong makanya kebanyakan lost pas mau masuk dunia kerja
@@saifi1793 Terkadang eskul Pramuka aja cuman upacara doang ga bener-bener serius ngelakuin aktifitas yang berguna kaya pramuka yang seharusnya murid cuma dijemur di lapangan kaya aku pas masih sekolah offline sering sakit pas eskul Pramuka
Waah,jujur setelah menonton video ini,saya sebagai sesorang pustakawan merasa lebih ber semangat lagi untuk turut mendongkrak minat baca generasi muda Indonesia, semoga negara kita ini terus mengalami progress yg lebih baik ke depannya
semangat semua pustakawan indonesia, shout out ke pa purwoko pustakawan perpusatakaan teknik UGM monggo
Jadi pengen liat diskusi 3 jam antara bang
sabda ps dan mas sabrang mdp... Kalo bisa
di podcastnya deddy, biar banyak yang
nonton.
@@hisyamadhisatrio8568 perpusatakaan teknik
Bukan masalah tau banyak tapi ga bisa mikir, yg penting mikirnya. -Sabda PS
First impression spt om om yg suka jalan jalan d mall, pas play youtube wah daging semua isinya, after watching ya Allah kirimin pasangan spt ini 😁
The First Principal Thinking
"One bit of advice: it is important to view knowledge as sort of a semantic tree - make sure you understand the fundamental principles, ie the trunk and big branches, before you get into the leaves/details or there is nothing for them to hang on to." - Elon Musk on How he learns so much and so fast.
Btw, Good Job bang Sabda!
terakhir denger 4 tahun lalu pas lagi belajar buat sbmptn, sekarang denger lagi suara bang sabda masih enak banget boyyy
Isi komennya langsung mengkonfirmasi keresahan dari speakernya, mudah mudahan indonesia bisa melangkah ke arah yang lebih baik. Keren mas Sabda 👍
Sabda Ps for Kemendikbud
Setujuuu
Btw bang sabda g mau jd mentri hehe.. krn dia lebih memilih mengembangkan zenius yaaa tujuannya untuk memajukan Indonesia
@@RanggieNovaldaPutraMasido What...
@@RanggieNovaldaPutraMasido Kalo pengajarannya bener, sih, seharusnya berjalan sejajar dgn kebenaran (agama) itu, justru malah memperkuat suatu kebenaran
Jika, agamanya juga benar
Bg sabda gamau itu sijerom AE mau dia
Pembicaraan tentang "pohon, akar, batang, ranting" dalam ilmu, mengingatkan kepada kata-kata Elon Musk.
i'm really impressed when he proposed his ideas to set up " Universal Intellectual Standard" as a solution to poor Indonesian education system that could give postive changes to society, politics and job empyoment. (applause to Mr. Sabda ). But then comes the other question , how do we know that this standard is actually a right standard? What or which standard we must looked up to set this standard?
karena kondisi indonesia masih dibawah negara lain misal singapura, ya kenapa ga coba ikut standar singapura aja, toh kalo indonesia udh bisa catch up, tinggal tingkatin standar
yang penting nasionalis aja di indo mah
This is an excellent question. I agree, the concept sounds good at first, but it runs the risk of compartmentalizing every nation in the world and measure them using one standard. Kalau Indonesia memang lebih rendah nilainya di tes ini dibanding singapore, apakah itu otomatis Indonesia dibawah Singapore? Menurut saya belum tentu. Kalau ikan dan monyet sama2 dites manjat pohon, ya ikan smpai kapanpun bakalan kalah. Tapi bukan berarti ikannya dodol. Cuma emamg tesnya yang standar nya ga valid.
@@lw4013 tapi ini ngomongin fundamental skills, kalo soal manjat pohon sama berenang itu kan emang udah keahlian spesies yg bersangkutan. lagipula kita semua manusia, analogi yang lebih tepat itu membandingkan sesama ikan dong, sama2 bisa berenang tp ada yg berenangnya deket permukaan ada yg berenangnya di laut dalam. Sebagai manusia kita semua harus setidaknya punya fundamental skills seperti berpikir logis, menyuarakan pendapat dengan baik, empati dll, kalo udh punya skill itu ya bebas punya keahlian masing2 yg lebih didalami
@@lw4013 lagi pula emg faktanya Indonesia masih dibawah Singapura, daripada denial, kenapa ga terima aja kenyataan trus berusaha memperbaiki diri. Harusnya kita contoh Korea Selatan yg merdeka setelah Indonesia tp sekarang malah lebih maju daripada Indonesia. Sampe kapan Indonesia mau kayak gini terus. Gue ga menyatakan Indonesia bobrok di semuanya, tp ada ruang improvement buat Indonesia dan kenapa engga dilakukan, bisa dimulai dari pendidikan
Kalimat simoelnya gini:
Jack of all trades, master of none, though oftentimes better than master of one.
Kalimat simoelnya
Simpelnya
nah ini kalimat lengkapnya. kadang yang bagian terakhir g diikutin v:
Engga juga. Justru ini maksudnya untuk mengajarkan pentingnya basic skills untuk mencapai skill yang lebih dalam dan spesifik. Kalau njomplang, malah lebih susah untuk memahami sesuatu lebih dalam.
@@zitronentee njomplang
saran gw buat anak2 kuliahan mah... simple aja... "MASTER THE BASIC".
Bang Sabda literally talked about what I thought from 2 years ago. Keep it up, Bang! We stand for a better educational system in Indonesia. May Allah make it easy for us to be part of this changes.
Seharusnya fundamental skill nya juga harus di gembleng sejak sd...
Banyak anak anak pinter ,,tp kemampuan komunikasi buruk ...
Ini masalah besar
Learning how to learn.
Harvard University lihat video ini loh, asli
Bang sabda de Best dah dan suaranya dia tu khas bgt tanpa liat mukanya kek udh tau itu suara bang sabda
Cerdas Cerah Asik, bisa yok Indonesia !
Susah menuntut seseorang untuk berpikir saintifik bila dia masih terbelenggu dogma. Akan terjadi disonansi kognitif di benaknya.
I think he's talking about the importance of soft skills
I can't believe there's an Indonesian TED Talk
Menarik. Meski baru tau Bang Sabda, overall setuju dengan isi Ted talk nya.
Isi yang kudapatkan:
Membentuk kembali sistem pendidikan negara kita Indonesia dengan menfokuskan pengajaran pada keahlian dasar, kemampuan berpikir cerdas yaitu mampu mengindikasi dan merumuskan masalah kemudian mencari solusi dari masalah itu.
Saran: Ditambah pemberian teladan untuk pengajaran "karakter dan sikap sesuai Pancasila". Tidak cukup kalau mengajar hanya dengan teori.
Yaps semangat untuk kita semua.
Yang bisa dilakukan sekarang adalah Self-awareness dan bersikap saling menghargai dan mendukung usaha perbaikan yang kita lakukan di kehidupan masing-masing.
Sehat selalu dan mari berjuang bersama🌱✨
18 menit 14 detik, tercerahkan menjadi cerdas dan asik😀... whose one feels the same way?
The best teacher i've ever known in my lifee. Thanks atas ilmunya Bang Sabda😊
woha bang Sabda on TED Talks!🙌🏻🙌🏻
tahu mas sabda dari zenius dulu pas awal subscribe buat PTN di tahun 2013..
dengan fundemantal kuat, kita bisa mengikuti perubahan yg sangat cepat
learning how to learn
Akhirnya TED upload videonya. Thanks TEDx
Tercerahkan ☺
Bang Sada for future Mendikbud 👍👍
Sabda PS for Mendikbud 💪
Jadi pengen liat diskusi 3 jam antara bang
sabda ps dan mas sabrang mdp... Kalo bisa
di podcastnya deddy, biar banyak yang
nonton.
ga sih, gue lebih dukung pak nadiem utk tetep jadi mendikbud
@@nurulmukaromah4944 kenapa ? Pdhl bg sabda td bilang "sayangnya sekarang kurikulum masih blabla bla"
Nemu di recommended langsung nonton
Wohoo You are my Sensei. Meskipun diajari dari suaranya doang di zenius. Thanks for everything.
jembrengin dulu konsepnya boyyy
kulihat judulnya pakai bahasa inggris gw kepo dong... educat orang sana bagaimana,
tapi pas dibuka bahasa indonesia.
Terima kasih atas materinya semogga makin banyak konten seperti ini.
Semoga kak Sabda PS bisa jadi bagian dari kemendikbud. Mantap!!!!
bang sabda sebenernya ngomongin hal ini udah berkali2 dari duluuuuuu banget, tapi entah kenapa tetep ga bosen dengerinnya
Sedikit OOT, tapi gue penasaran... Kalo anggota DPR ditest pisa, apakah mayoritas scorenya akan mencukupi ✌️?
wadaeww, kalaupun dites apakah hasilnya jujur? 😂
@@ariginarsa7267 Zaman saya ujian nasional aja, hasilnya ga pernah dipublikasi, cuma dapat nilai doang. Pastilah ada yang ngaco. Macam kayak TWK KPK ituh, ga ada buka-bukaan tes.
Calon Menteri Pendidikan. Thanks a lot kak sabda, now I know what should I do :)
Menteri pendidikan tinggi : Sabda ps
Menteri pendidikan dasar : Jerome Polin
🔥🔥🔥
Ini orang yang udah ngerubah cara pikir gw secara holistik
Gila ni orang, berasa beruntung banget gw ketemu lo bang waktu jaman sbmptn dulu
kotakin aja boyyyy
Ini pasti waktu di video nya bang sabda waktu ngajar integral 9-10 tahun lalu
wkwk mantap banget
@@goliath791 sekarang kalo ngajar juga masih gitu wkwk
@@bintangrifai9194 masih inget banget integral kotak D kotak
Wkwkw Postulat
YOKKK INDONESIA BISAAA YOKKK
Setuju nih..soft skill juga perlu
Bro, temen saya lulusan smp singopore. Bisa lgsg masuk di univ negri indonesia.
Bayangin kerennya pendidikan spore. Sdh indo klo mau maju, hrs mempunyai silabus lbh interaktif drpd o level dan a level.
denger bang sabda serasa nonton zenius
Fundamental skill yang di sebutkan di atas adalah nama lain dari skor Pisa, dimana Indonesia berada di nilai paling bawah, cara menaikkan skor pisa yg paling penting kualitas guru, cukup itu saja, dan kesejahteraan atas guru berkualitas itu,
Dan masalahnya lagi, guru2 di indonesi tidak semua kompeten untuk mengajarkan fundamental skill tadi.
yes the irony, hanya sebagian guru/dosen/pengajar yg kompeten di bidangnya (pun bidang2 lain) yg berarti hanya sebagian kecil murid yg bisa nerima ilmu dari guru2 kompeten ini, akibatnya hanya sebagian kecil org yg kompeten di setiap bidang
Bener banget!
kalo saya mau terus terang ya, dulu saya passion sekali untuk menjadi pengajar, tapi karena remunerasi yang bagi saya relatif rendah, alhasil saya sudah tidak mengajar lagi, dan beralih profesi yang remunerasinya lebih tinggi. intinya, pengajar atau guru itu juga perlu diperhatikan kesejahteraan nya. barangkali ya, ini opini pribadi saja, karena dirasa kurang sejahtera, akhirnya mengajar menjadi hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. hal itu yang patut diperhatikan oleh pemerintah terutama kemendikbud. dan jangan lupa untuk memberi pelatihan mengajar yang memadai agar bisa membangun 'fundamental skills' kepada murid2 yang diajarkan.
nah iyaaa😭 semoga dari AKM pak nadiem bisa create something buat ngelatih guru-gurunya juga, bukan cuma muridnya. sayangnya di beberapa sekolah AKM malah cuma dipandang sebagai pengganti UN, bukan survei kemampuan dasar murid, jadinya banyak sekolah yang ngadain pelatihan AKM. padahal kan ga perlu:(( kalau nilai siswa jelek ya berarti yang diperbaiki adalah sekolahnya, bukan cuma muridnya, alias bisa nguntungin sekolah juga.
betul. karena gajinya kurang. yang jago2 lebih pilih bidang lain (ga ngajar di sekolah yang sebagian besar orang tempati)
Multiplying skill (Sabda PS) wow
Kenapa sepi banget padahal bagus gini 😭
Future leader.
Ini yg dimaksud e.f.schumacher di bukunya small is beautiful,science(know how)aja gak cukup,manusia butuh alasan(why to) untuk apa know how tadi ditujukan,yg ku rasa fundamental skill yg dibilang abang inilah why to tadi.
bener seperti yang dikatakan bang sabda, ada yang salah sama sistem pemilihan umum yang ada di indoneisa, masak ia suara 2 orang ignorance, yang asal milih, cukup buat ngalahin suara seorang akhli hukum dan politik
Ciattttt love youu
Pertama kalinya melihat Sabda bicara
suara pak sabda berasa nostalgia nonton zenius 2018,
"Jembrengin dulu boyy"
"2 kotak = 10"
Ayo apalagi, haha
Iya betul nih, dari SD ga pernah diajarin fundamental skill nya
Sabda P. S. for Mendikbud!!!
Pak Sabda, indikator paling mudah melihat kualitas pendidikan Indonesia adalah kebiasaan merokok...
Jika Anda bisa menyadarkan bahwa rokok berbahaya dan bisa menurunkan jumlah perokok, maka itulah harapan akan perbaikan SDM di Indonesia, kalau nggak jangan harap.
Bang sabda... Pengen banget ketemu dan belajar langsung sama Lo🔥😭
Sama. Sayang aku bukan orng berada buat ngebalas jasanya😭😭😭
Sehat" bang Sabda & bini.
Dikit banyak udh nyicil bljr cara berpikir yg benar dri mereka.
First principle think,kyk cara belajar nya bang elon musk
di upload juga nih, ayo ramai - ramai komentar disini !
Sal khan nya indonesia nih... Mantap
Kotakin aja, Boyyy!!!
Menurut saya Sabda P.S. sangat berpengalaman dalam diskusi pendidikan di indonesia dan manca negara. Tapi saya skeptis mengenai Universal Intelectual Standard ini. Segala jenis tes atau standar yang menklaim universal selalu memiliki resiko yang di science disebut low validity. Ini karena biasanya standar ini diproduksi melalui proses induksi: kumpulkan observasi, gabungkan dalam beberapa variabel, dan kemudian pakai variabel2 ini sebagain tolok ukur. Masalahnya jumlah variabel ini selalu terbatas yang artinya ruang cakup tes (atau standar) nya juga terbatas.
Masalah kedua adalah ini terlalu rational. Saya sendiri adalah periset di Hong Kong. Berdasarkan penilitian, manusia tidak 100% rational. Dalam memilih pemimpinpun kita tidak bisa 100% pake logika. Ada juga elemen emosi, social, dan experential. Psikolog Daniel Kahneman dan Amos Tversky, misalnya, menemukan bahwa manusia selalu menggunakan cognitive heuristics atau "jalan potong" saat berpikir. Ini bagian dari psikologi manusia bahwa kita tidak selalu rational. Seandainya elemen2 ini dikutsertakan juga kedalam "rumus" threshold peradaban menurut saya validity nya lebih tinggi. Artinya, intervensi untuk peningkatan kualitas pendidikannya lebih efektif :)
Tapi bukankah emang itu poinnya mas? Bagaimana sebisa mungkin kita mendorong individu untuk berpikir secara rasional agar keputusan yang diambil tidak lebih condong didasarkan pada psikologis alamiah yang tadi mas sebutkan, seperti emosi, spcial, experential. Atau gimana kalau menurut mas? Saya butuh insight, butuh banyak belajar mas :"
Jawab mas
@@veraamelia4315 Rasional berdasarkan apa nih ? Tujuan rasional itu apa dulu. Sains ? Belum ada sains yang bisa memetakan emosi dan Sosial, makanya harus dimasukkan variabel ini walaupun memang tidak akan "rasional" tapi paling tidak bisa menambah akurasi hasil dan prakrisnya.
Berasa lagi dengerin Zen
Keinget pra kuliah, liat Zenius 😭
My best teacher🔥
Bener banget, aku mau cari pengganti susah banget, udah abisin banyak waktu (6 tahun terakhir) untuk membentuk mahasiswa yang ku kenal dari langganan warung, udah ajarin tugas akhir dan skrispsi, pada akhirnya ga ada yang bisa dilirik untuk mengganti, akhirnya sekarang memutuskan untuk keluar tanpa meregenerasi >_
My teacher tooo... since 2010
DAANGGG, DATS TRU!
This is gold.
berasa lagi ditutor di zenius w kak sabda😁
Keren keren keren
Thanks for sharing bang Sabda
4:10 mode suara di Zenius
Panutanku
sabda emang mantap
Salut...
Kereenn, sungguh insightful 👏👏
bang sabdaa lu udh nganterin gw ke ptn bang 😭
Exactly!
Sama wkwk de best emang
Mee to bro. First love with learning setelah liat video trial zenius wkwkw
Cool
mantab
Mantappp
Panutan gueee
Thank you mas sabda
Ajib pak.
Quantitative Reasoning/Math Skill❌
Communication Skill ❌
Cocok sudah penderitaan dyscalculia & -aspie- introvert :')
bapak sabdaaa!!
Gile guru gw keren bats
Bang bikin sekolah, anak saya sekolahin ke sana 🙂
Zenius 😌
Meanwhile, masih banyak yg bilang "buat apa belajar matematika fisika utk dunia kerja?" hahahaha
Loh emang
@@firdaisdianto2905 bljr matematika dan fisika utk melatih problem solving dan critical thinking, ngab. Ilmunya ga kepake utk bbrp bidang tp along the way, process learningnya membuahkan hasil di otak org yg pelajari dgn bener.
@@firdaisdianto2905 contohnya aku di bidang IT, byk org yg tdk jago matematika/fisika bisa kerja di bidang ini. Tp process mereka mastering bidang ini dan cara mereka kerja berbeda. Byk yg berfikir matematika dan fisika ga dipake di bidang ini tp byk problem solving dan analisis matematika/fisika di bidang ini. Bahkan byk yg tdk tau that 'problem solving method' exist karna ga bljr matematika/fisika dgn baik.
aduh ketampar, asli sih setelah lulus anjirr ternyata matematika, inggris se asyik gini. mungkin pas sekolah lingkungan gue terlalu otoriter hahahaha
@@kosuke8030 kalau boleh tau spesifik IT nya apa ya pak?
Pengen terjun di IT juga
AAAA MY FAVO
bang sabda gak capek apa hidup di negara kayak gini? lu hebat banget bang. Kalo gue jadi lu, gue lebih pilih tinggal di luar dengan society yang lebih baik
Bang Sabda pengen ngubah+ngembangin pendidikan di Indonesia. Patut dicontoh, orang hebat turut membangun negeri🙏
Jadi pengen liat diskusi 3 jam antara bang
sabda ps dan mas sabrang mdp... Kalo bisa
di podcastnya deddy, biar banyak yang
nonton.
Negara maju memang tempat yang cocok untuk mencari kehidupan nyaman. Tapi negara berkembang adalah tempat yang cocok untuk memberi manfaat ke masyarakat
Kan dia bilang, kalo cara berpikir nya udh bnr, yah feedback-nya emng buat society lagiii, gk ribet ama dia ngurus itu mah. harga society dimindset dia justru yg mahal.
Dia didebat, yg ngedebat, nangis!.
Level nya udah bukan mau dihargai lagi , tapi udah di level legacy
simpel, selama guru dan orang tua masih dijauhkan dari pendidikan, seolah-olah semuanya ada di tampuk siswa saja, selama itu mau jargonya transformasi atau apalah, dimana yang jadi kambing hitamnya selalu siswa lagi, selaam itu pula pendidikan kita gaakan pernah maju.
Wkkwkw mungkin ya, pembicaraan ini juga hanya bisa dimengerti oleh beberapa kalangan saja. Minimum threshold intelligencenya harus terpenuhi wkwkwk
Guruku nih boyy✨
Kotakin ajah !!
Ehm... saya agak menyesal, karena baru menemukan ilmu semacam ini, di usia 21 tahun...
BANGGA BANGETTT!!!