KULIAH ULUMUL HADIS | Episode 4 Sejarah Kodifikasi Hadis

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 10 жов 2024
  • Assalamualaikum wr. wb. di video ini kita akan membahas tentang sejarah pembukuan hadis dari awal hijriah hingga sekarang. Video ini termasuk dalam tema pembahasan kita yaitu ulumul hadis. Semoga bermanfaat.
    lihat juga video ulumul hadist lainnya di playlist:
    • KULIAH ULUMUL HADIST
    selamat menyaksikan!
    jangan lupa untuk tekan tombol subscribe dan share video ini.
    ---------------------------------------------------------------
    instagram : @sarbinidamai
    / sarbinidamai
    facebook : Sarbini Aqilla
    / sarbini-aqilla-1605543...

КОМЕНТАРІ • 36

  • @auliarahmatriyanii
    @auliarahmatriyanii 4 роки тому +1

    Aulia Rahma Triyani_201211026_1.A_KPI
    SEJARAH KODIFIKASI HADITS ATAU SEJARAH PEMBUKUAN HADITS
    Hadits pada masa Nabi diterima dan disampaikan melalui tulisan atau dari mulut kemulut. Pada akhir abad 1-H, tepatnya khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) mencoba mengumpulkan hadits-hadits dalam bentuk kitab, kemudian direspon para ulama dengan amat antusias. Oleh karena itu Khalifah Umar bin Abdul Aziz membuat Langkah-langkah mengumpulkan hadits dengan menunjuk :
    1. Amr bin Hazm, Gubernur Madinah. Yang diberi mandat untuk mengumpulkan hadits=hadits yang ada di Madinah.
    2. Syihab Az-zuhri, untuk membangun sebuah metodologi.
    3. Malik bin Anas, untuk menyimpulkan hadits.
    Kodifikasi hadis memang banyak dilakukan oleh para sahabat-sahabat mereka yang memiliki tulisan-tulisan atau kumpulan tentang hadis. Meskipun pada waktu itu nabi melarang untuk menuliskan hadis namun ada beberapa sahabat mereka tetap menuliskan sebuah hadis ,salah satunya yaitu Shahifah yang artinya sesuatu yang tersebar untuk ditulis atau biasa disebut himpunan. Kemudian ada As-shahifah As-shadiqoh oleh Abdulloh Ibnu Amr Al-ash, Shahifah Jabir bin Abdillah Al-anshory, Shahiah As-shahihah milik Hammam bin Munabih, dan Kitab-kitab Abdulloh bin Abbas.
    Selain dibuat kodifikasi hadis. Dibuatnya juga Motif pembukuan karena :
    1. Banyaknya para penghafal hadits yang meninggal dalam peperangan perluasan islam.
    2. Konflik antar kelompok(firqoh) ideologi semakin berkembang.
    3. Adanya kelompok pendewanan hadis yang tidak resmi atau diluar hendak khalifah.
    4. Berkembangnya budaya literasi.
    Adapun metode-metode pembukuan hadits :
    1. Metode masanid : metode dengan mengelompokkan hadits yang shohih dan hadits yang dhoif.
    2. Metode Mu’jam : metode mengumpulkan hadits-hadits berdasarkan nama-nama sahabat guru-guru penyusun sesuai hijaiyah.
    3. Metode Jawami’ : metode mengumpulkan hadits berdasarkan bab per-bab.
    4. Metode Fiqih : metode yang mengumpulkan hadits berdasarkan hukum
    5. Metode tematik : metode yang mengumpulkan berdasarkan tema-tema tertentu.
    Dalam sejarah kodifikasi itu maka ada pembabakan ataui pembagian periodesasi dalam pembukuan hadits :
    1. Periode awal atau periode rintisan (abad ke-2H - 3H)
    2. Periode keemasan (abad ke-3H - 4H).
    3. Periode masa seleksi dan penyempurnaan (abad ke-4H - 7H).
    4. Periode masa koreksi (abad ke-7H - 10H).
    5. Periode masa Syarah (abad ke-10H - 14H).
    6. Periode masa kritik ( abad ke-14H - sekarang).

  • @rinalailisaadah2135
    @rinalailisaadah2135 3 роки тому

    Terimakasih yg tak terhingga ustad.. bermanfaat skali,,

  • @herlyananovanka6225
    @herlyananovanka6225 4 роки тому +2

    HERLYANA NOVANKA 201211008 KPI 1A
    sejarah pembukuan hadist pada zaman Nabi Muhammad SAW masih disampaikan secara lisan ke lisan, lalu pada abad ke 1 H, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mulai mengumpulkan dalam bentuk kitab, selanjutnya Amr bin Hazm diberi mandat oleh Umar bin Abdul Aziz untuk mengumpulkan hadist yang berada di Madinah. Periode tersebut disebut dengan Periode Klasifikasi Hadis. Dahulu meski dilarang menulis hadist namun ada sahabat yang tetap menuliskan sebuah hadist dan terdapat pada lembaran lembaran yang terpisah atau disebut Shahifah. Motif pembukuan hadist adalah karena banyak penghafal hadist yang meninggal, konflik antar kelompok ideology yang semakin berkembang, adanya pendewanan hadist yang tidak resmi sehingga cukup membahayakan, berkembanganya budaya literasi.
    Ada 5 metode pengkodifikasian hadits yaitu metode masanid,metode mu,jam, metode jawami’, metode fiqih, dan metode tematik. Ada pula pembagian pembabagan kodifikasi hadist periode awal terjadi pada tahun 2H-3H disebut juga periode perintisan,kedua adalah periode keemasan yaitu pada tahun 3H-4H banyak muncul kitab kitab yang terkenal, yang ketiga adalah masa seleksi dan penyempurnaan yaitu pada tahun 4H-7H, keempat adalah masa koreksi yaitu pada tahun 7H-10H,kelima adalah masa syarah yaitu pada tahun 10H-14H,terakhir adalah masa kritik yang berlangsung pada tahun 14H hingga sekarang.

  • @zakkyramdhani
    @zakkyramdhani 4 роки тому +1

    Zakky Ramdhani(201211012)KPI 1A
    Hadis pada masa nabi di terima melalui lisan atau dari mulut ke mulut .Kemudian pada abad 1 hijriyah ketika umar bin abdul aziz mendokumentasikan /mengumpulkan hadis hadis itu dalam bentuk kitab.Gagasan -gagasan yang di sampaikan umar bin abdul aziz kemudian di respon oleh ulama-ulama waktu itu sangat antusisas.Maka langkah-langkah yang di tempuh umar bin abdul aziz menunjuk salah satu gubernur di Madinah namanya amr bin hazm,mereka di berikan mandat untuk mengumpul;kan hadis hadis yang ada di Madinah.Kemudian menunjuk syihab az-zuhri untuk membangun sebuah metodologi dan menunjuk malik bin anas sebagai orang yang terteknis untuk mengumpulkan hadis-hadis tersebut.Oleh karena itu pada masa ini lah di sebut dengan ashr fashl al-riwayat yaitu upaya-upaya untuk mengumpulkan hadis mulai dari mengklasifikasi hadis sesuai dengan otentisitas dan tingkat original sebuah hadis.
    Kodifikasi hadis memang di lakukan mendasarkan banyaknya sahabat-sahabat mereka yang memiliki tulisan tulisan atau kumpulan tentang hadis.Meskipun pada waktu itu nabi melarang untuk menuliskan hadis namun ada beberapa sahabat mereka tetap menuliskan sebuah hadis ,salah satunya adanya shaifah yang di sebut dengan himpunan yang di kumpulkan oleh Abdullah ibn amr ash dan juga ada hammam bin munabih dan juga Abdullah bin abbas dan juga jabir bin Abdullah yang mereka itu memiliki catatan hadis meskipun itu adalah tulisan-tulisan tidak resmi walaupunj nabi melarang dan ada beberapa orang tertentu untuk menuliskan hadis .Dari dasar itulah agar tidak terjadi perbedaan ,tidak terjadi penyalahgunaan riwayat dengan kepentingan politik pada waktu itu maka umar bin abdul aziz menunjuk beberapoa ulama untuk mebukukan hadis tersebut.

  • @umdatulqori4246
    @umdatulqori4246 4 роки тому

    Umdatul Qorik Ria_201211021_KPI 1A
    Sejarah pembukuan hadist
    Hadist nabi di sampaikan bil lisan yakni dari mulut ke mulut
    Pada akhir abad 1 H, knalifah Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan hadist dalam bentuk kitab. Kemudian Umar bin Abdul Aziz memerintahkan amr bin hazm untuk mengumpulkan hadist 2 di madinah. Munculnya pemikiran pembukuan hadist dikarenakan banyaknya pennghafal hadis yang gugur dalam peperangan, konflik politik, perang saudara dan lain-lain.
    Metode pembukuan hadis
    Masaid)(mengumpulkan hadis shohih dloif)
    Mu'jam(mengumpulkan sesuai nama2 sahabat penyusun sesuai huruf hijaiyyah)
    Jawami'(mengumpulkan bab per-bab)
    Fiqih(mengumpulkan berdasar tema2 Fiqih)
    Tematik(menyusun berdasar tema2 tertentu)
    Periodisasi pembukuan hadis
    Awal/Rintisan(abad 2 H)
    Keemasan(abad 3-4)
    Sekeksi/penyempurnaan(Abad 4-7)
    Koreksi(abad7-10)
    Syarah/penguraian(abad 10&14)
    Kritik(abad 14-sekarang)

  • @catatansenja4864
    @catatansenja4864 4 роки тому

    Arsila Huwaida(201211010) KPI 1A
    Sejarah pembuklan hadist/sejarah kodifikasi(tadwin al riwayat). Hadit pd masa nabi di terima dan di sampaikan lewat mulut ke mulut, kemudian pd akhir abad tepatnya ketika kholifah Umar bin Abdul Aziz mencoba mendokumentasikan dan mengumpulkan hadist dan di tulis dalam bentuk kitab.
    Motif pembukuan Hadits
    • Banyaknya penghafal hadits yang meninggal peperangan dalam perluasan Islam
    • Konflik antar kelompok (firqoh) ideologi semakin berkembang
    • Adanya kelompok pendewasaan hadis yang tidak resmi atau diluar kehendak Khalifah
    • Perkembangan budaya literasi
    Metode pembukuan Hadits
    • Metode Masanid( mengelompokkan hadis sohih Hasan maupun dhaif)
    • Metode mu'jam( berdasarkan nama sahabat guru-guru penyusun sesuai hijaiyah)
    • Metode jawami'( berdasarkan bab per bab)
    • Fiqh( mengumpulkan hadis berdasar hukum)
    • Tematik( penyusunan hadis berdasarkan tema-tema tertentu)
    Periodesasi
    • Awal(2-3H) sbagi rintisan
    • Keemasan(3-4H) muncul kitab Hadits populer
    • Seleksi dan penyempurnaan(4-7H) penyelesaian hadis
    • Koreksi(7-10H) pengertian hadis yang menimbulkan polemik
    • Syarah(10-14H) hadits dijelaskan dan diuraikan latar belakangnya
    • Kritik(14H-sekarang)

  • @farisabrinanadhera6855
    @farisabrinanadhera6855 4 роки тому

    Farisabrina Nadhera Husnadia
    201211030
    KPI 1A
    "Sejarah Pembukuan Hadits"
    Masa modifikasi/pembukaan (hadits) yang di mulai pada pertama abad kedua hingga akhir abad kedua.yang berkuasa pada abad 717-720 Masehi di terima oleh umar bin abdul aziz di tulis dalam bentuk kitab dan di respon oleh ulama-ulama sangat antusias.
    Langkah-langkah mengumpulkan hadits dengan menunjuk:
    1.Amr bin Hazm,gubernur madinah yang di beri mandat untuk mengpulkan hadits-hadits yang di madinah (wafat 735 M)
    2.Syihab az-zuhri untuk membangun sebuah metodelogi (wafat 741 M)
    3.Malik bin annas,untuk mengumpulkan hadits (wafat 795 M)
    Maka dari itu disebut ashr fashi al-riwayat yaitu upaya-upaya untuk mengumpulkan hadits di mulai dari mengklasifikasi sesua dengan tingkat otentisitas dan orisinalitasnya.
    Di buatnya juga motif pembukuan karena:
    1.banyaknyabpara pengahafal hadits yang meninggal dalam peperangan perluasan islam.
    2.konflik antar kelompok (firqoh) ideologi semakin berkembang.
    3.adanya kelompok pendewaan hadis yang tidak resmi atau di luar hendak khalifah.
    4.berkembangnya budaya literasi.
    Kemudian,dalam pembukuan hadits pada masa itu ada 5 metode yaitu:
    1.masanid (mengelompokan hadist shahih hasan maupun dhaif)
    2.Mu'jam (mengelompokan hadist berdasar nama nama,sahabat,guru guru penyusun sesuai hijaiyah)
    3.Jawami (mengumpulkan hadist berdasarkan bab per bab)
    4.Fiqh (mengumpulkan hadist berdasarkan hukum hukum)
    5.Tematik (penyusunan hadist berdasarkan tema tema tertentu)
    Lalu dalam proses pembukuan pembukuan hadist tersebut di bagi menjadi beberapa periodesasi,meliputi:
    1.periode rintisan (2-3 Hijriyah)
    2.periode keemasan (3-4 Hijriyah)
    3.periode seleksi dan penyempurnaan (4-7 Hijriyah)
    4.periode koreksi (7-10 Hijriyah)
    5.periode syarah (10-14 Hijriyah)
    6.periode kritik (14-sekarang)
    Cttn:maaf pak mengumpulkan tugas telat dan baru inget,sekali lagi maaf☺🙏🏻

  • @arisaputralubis6624
    @arisaputralubis6624 4 роки тому +1

    Ari saputra lubis(201211018) KPI 1A
    Haditst adalah Segala ucapan perbuatan dan perilaku Rasulullah SAW.yang merupakan salah satu pedoman hidup umat islam dimana kedudukan hadits disini adalah sebagai sumber hukum islam yang ke 2 (dua) setelah al-Quran. Didalam ilmu hadits pun terdapat pula sejarah dan perkembangan hadits pada masa prapembukuan (kodifikasi). Mudah-mudahan dengan mengetahui sejarah pembukuan hadits kita menjadi bijak dan arif dalam menghadapi zaman yang serba instan dan bisa membawa misi islam Rahmatan lil’alamin.
    Dari latar belakang sejarah perkembangan hadits yang dikemukakan banyak ulama tersebut, dari awal kedatangan agama islam periode Rasulullah SAW sampai sekarang, penulis akan mencoba membahas sejarah pembukuan Hadits Nabi SAW dengan rumusan masalah sebagai berikut.

  • @nadiyahzalfasausan2705
    @nadiyahzalfasausan2705 4 роки тому

    Nadiyah Zalfa Sausan KPI-1A 201211023
    Pada zaman Nabi dahulu hadist disampaikan dari mulut ke mulut lalu pada akhir abad 1H saat Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencoba mengumpulkan dan menulis dalam bentuk kitab.
    Motif pembukuan :
    - Banyaknya para penghafal yang gugur dalam peperangan
    - Konflik antar kelompok (firqoh) ideologi semakin berkembang
    - Adanya kelompok pedewanan hadist yang tidak resmi, atau di luar kehendak Khalifah
    - Berkembangnya budaya literasi
    Metode pembukuan :
    - Masarid (mengelompokkan hadist shahih hasan maupun dhoif)
    - Muj'am (mengumpulkan hadist berdasar nama sahabat)
    - Jawami' (berdasarkan pokok bahasan / per bab)
    - Fiqih (berdasarkan tema hukum yang ada pada zaman itu dan yang menjadi kebutuhan masyarakat)
    - Tematik (berdasarkan tema tertentu)
    Periodesasi :
    - Awal (2-3 H) sebagai rintisan
    - Keemasan (3-4 H) munculnya kitab hadist yang populer
    - Seleksi & penyempurnaan (4-7 H) penyeleksian hadist
    - Koreksi (7-10 H) pengoreksian hadist yang menimbulkan polemik
    - Syarah (10-14 H) hadist dijelaskan dan diuraikan latar belakangnya
    - Kritik (14 H - sekarang)

  • @syafiqarsalan5555
    @syafiqarsalan5555 4 роки тому

    Ahmad Syafiq Arsalan (201211019) KPI 1A
    Sejarah Koodifikasi (at tadwin riwayat) yaitu tentang sejarah pembukuan hadis. hadis pada masa nabi di terima dan di sampaikan melalui bil lisan atau dari mulut ke mulut.
    kemudian pada akhir abad pertama hijriyah tepatnya pada kholifah umar bin abdul aziz mencoba mendokumentasikan mengumpulkan hadis hadis itu ditulis dalam bentuk kitab. gagasan - gagasan yang disampaikan oleh umar bin abdul aziz kemudian di respon oleh ulama - ulama pada waktu itu dengan sangat antusias.
    maka langkah - langkah yang ditempuh umar abdul bin abdul aziz adalah dengan menunjuk salah satu gubernur di madinah bernama ibnu hazm mereka diberikan mandat untuk mengumpulkan hadis - hadis yang ada di madinah.
    kemudian juga menunjuk syihah az -zuhri untuk membangun sebuah metodologi dan juga menunjuk malik bin annas sebagai orang yang secara teknis untuk mengumpulkan hadis - hadis tersebut.

  • @ghifarir2253
    @ghifarir2253 4 роки тому

    Ghifari Ramandika_201211024_KPI 1A
    Sejarah penyusunan dan pembukuan hadits pada zaman Nabi
    Hadits disampaikan kepada para sahabat dalam bentuk lisan/perkataan . Pada akhir abad ke 1H ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkuasa, beliau berinisiasi untuk mendokumentasikan hadits tersebut dalam bentuk kitab, hal ini mendapatkan respons yang sangat baik dari para ulama. Beliau juga menunjuk salah satu gubernurnya yang bernama Amr bin Hazm untuk mengumpulkan hadits hadits yang ada di Madinah dan juga menunjuk Syihab az Zuhri untuk menentukan metodologi nya serta Malik bin Anas untuk menyusun teknis penyusunan hadits hadits tersebut. Masa ini dikenal dengan nama Ashar fashl al-riwayat.
    Beberapa alasan pembukuan hadits, diantaranya yaitu :
    -Banyaknya para penghafal yang meninggal dalam keadaan berperang
    -Konflik antar kelompok yang berkembang
    -Munculnya hadits-hadits yang tidak resmi
    -Berkembangnya budaya literasi
    Metode dalam pembukuan hadits adalah :
    - Masarid (Dikelompokkan berdasarkan hadits shahih dan dhoif)
    - Muj'am (Dikelompokkan berdasarkan nama sahabt nabi berdasarkan huruf hijaiyah)
    - Jawami' (Dikelompokkan per-bab )
    - Fiqih (Dikelompokkan berdasarkan hukum yang berlaku di zamannya)
    - Tematik (Dikelompokkan berdasarkan konteks pembahasan)
    Periodisasi :
    - Periode Awal (2-3 H), yaitu periode awal penyusunan hadits
    - Periode Keemasan (3-4 H) ,yaitu periode yang ditandai dengan munculnya kitab hadits yang terkenal
    - Periode Seleksi & penyempurnaan (4-7 H) ,yaitu periode untuk menyeleksi hadits yang sudah ada
    - Periode Koreksi (7-10 H) yaitu periode untuk mengoreksi hadits hadits yang ada
    - Periode Syarah (10-14 H) yaitu periode penjelasan mengenai latar belakang turunnya hadits
    - Periode Kritik (14 H - sekarang)

  • @renyayupratiwi6044
    @renyayupratiwi6044 4 роки тому

    Reny Ayu Pratiwi_201211009_KPI 1A
    Sejarah Kondifikasi Hadist
    Dalam bahasa Ulumul Hadis disebut Tadwin Al-Riwayat yakni tentang masa kondifikasi atau pembukuan (hadist) yang dimulai pada patuh pertama abad kedua hingga akhir abad kedua Hijriyah.hadis ini pada zaman nabi diterima dan disampaikan melalui lisan.Kemudian pada abad pertama Hijriyah tepatnya pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz,beliau mencoba mendokumentasi/mengumpulkan hadis itu ditulis dalam bentuk kitab.Langkah-langkah yang di tempuh Umar bin Abdul Aziz yakni beliau menunjuk gubernur madinah yaitu Amr bintang Hazm di berikan mandat untuk mengumpulkan hadis-hadis yang ada di madinah,selanjutnya beliau menunjuk Syihab Az-Zuhri untuk membangun sebuah metodologi dan yang terakhir beliau menunjuk Malik bin Anas sebagai teknis untuk mengumpulkan hadis.
    Motif pembukuan yakni banyaknya para penghafal hadis yang meninggal dalam peperangan dalam perluasan islam,konflik antar kelompok (Firqoh) ideologi semakin berkembang,adanya kelompok pendewaan hadis yang tidak resmi atau di luar kehendak hadis dan berkembangnya budaya literasi.ada juga beberapa metode pembukuan yaitu metode masanid,metode mu'jam,metode jawani,metode fiqih,dan metode tematik .terakhir periodisasi pembukuan hadis yaitu periodisasi rintisan,periodisasi keemasan,periodisasi seleksi dan penyempurnaan ,periodisasi koreksi,periodisasi Syarah dan periodisasi kritikan.

  • @jelangramadanandikaputra6207
    @jelangramadanandikaputra6207 4 роки тому

    Jelang Ramadan Andika Putra_201211014_KPI 1A
    .
    .
    Kodifikasi Hadist
    sejarah pembukuan hadist pada zaman Nabi Muhammad SAW masih disampaikan secara lisan ke lisan, lalu pada abad ke 1 H, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mulai mengumpulkan dalam bentuk kitab, selanjutnya Amr bin Hazm diberi mandat oleh Umar bin Abdul Aziz untuk mengumpulkan hadist yang berada di Madinah. Periode tersebut disebut dengan Periode Klasifikasi Hadis. Dahulu meski dilarang menulis hadist namun ada sahabat yang tetap menuliskan sebuah hadist dan terdapat pada lembaran lembaran yang terpisah atau disebut Shahifah.
    Motif pembukuan hadist adalah karena banyak penghafal hadist yang meninggal, konflik antar kelompok ideology yang semakin berkembang, adanya pendewanan hadist yang tidak resmi sehingga cukup membahayakan, berkembanganya budaya literasi. Metode pembukuan hadis yaitu metode Masanid (mengelompokkan hadis shahih & dhoif), Metode Mu'jam (mengumpulkan sesuai nama-nama sahabat guru-guru penyusun sesuai huruf hijai’yah), Metode Jawami' (mengumpulkan hadist bab per-bab), Metode Fiqih (mengumpulkan berdasar tema-tema hukum), Metode Tematik (menyusun hadist berdasarkan tema-tema tertentu)
    Periode pembukuan hadist : Awal/Rintisan(abad 2-3 H), Keemasan(abad 3-4), Seleksi/penyempurnaan(Abad 4-7 H), Koreksi (abad 7-10 H), Syarah/penguraian (abad 10-14), Kritik(abad 14-sekarang).

  • @arifbagusfauzan2063
    @arifbagusfauzan2063 4 роки тому

    Arif Bagus Fauzan_201211003_KPI 1A
    Hadis pada masa nabi di terima melalui lisan atau dari mulut ke mulut .Kemudian pada abad 1 hijriyah ketika umar bin abdul aziz mendokumentasikan /mengumpulkan hadis hadis itu dalam bentuk kitab.Gagasan -gagasan yang di sampaikan umar bin abdul aziz kemudian di respon oleh ulama-ulama waktu itu sangat antusisas.Maka langkah-langkah yang di tempuh umar bin abdul aziz menunjuk salah satu gubernur di Madinah namanya amr bin hazm,mereka di berikan mandat untuk mengumpul;kan hadis hadis yang ada di Madinah.Kemudian menunjuk syihab az-zuhri untuk membangun sebuah metodologi dan menunjuk malik bin anas sebagai orang yang terteknis untuk mengumpulkan hadis-hadis tersebut.Oleh karena itu pada masa ini lah di sebut dengan ashr fashl al-riwayat yaitu upaya-upaya untuk mengumpulkan hadis mulai dari mengklasifikasi hadis sesuai dengan otentisitas dan tingkat original sebuah hadis.
    Sebetulnya, kodifikasi (penulisan dan pengumpulan) hadis telah dilakukan sejak jaman para sahabat. Namun, hanya beberapa orang saja diantara mereka yang menuliskan dan menyampaikan hadis dari apa yang mereka tulis. Disebutkan dalam shahih al-Bukhari, di Kitab al-Ilmu, bahwa Abdullah bin ‘Amr biasa menulis hadis. Abu Hurairah berkata, “Tidak ada seorang pun dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih banyak hadisnya dari aku kecuali Abdullah bin ‘Amr, karena ia biasa menulis sementara aku tidak.”Namun, kebanyakan mereka hanya cukup mengandalkan kekuatan hapalan yang mereka miliki. Hal itu diantara sebabnya adalah karena di awal-awal Islam Rasulullah sempat melarang penulisan hadis karena khawatir tercampur dengan Al-Qur`an. Dari Abu Sa’id al-Khudri, Bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah menulis dariku! Barangsiapa menulis dariku selain Al-Quran, maka hapuslah. Sampaikanlah dariku dan tidak perlu segan..” (HR Muslim). Ada beberapa metode yang dilakukan oleh para ahli pembukuan Hadits seperti metode jawami', fiqih, tematik, al mujam, dan masanid. Terdapat beberapa periode dalam pembukaan Hadits yakni periode metodologi perintisan, kemasan, masa seleksi dan penyempurnaan, koreksi, syarah,dan yang terakhir sampai sekarang yakni masa koreksi.

  • @silviasuci3208
    @silviasuci3208 4 роки тому

    Silvia Suci Permadani_201211034_KPI 1A
    RESUME SEJARAH KODIFIKASI HADIS
    Sejarah pembukuan hadis, hadis pada masa nabi diterima dan disampaikan melalui tulisan atau dari mulut ke mulut kemudian pada akhir abad pertama hijriah tepatnya ketika umar dan abdul aziz mengumpulkan hadis hadis itu ditulis dalam bentuk kitab.langkah langkah yang ditempuh umar abdul aziz adalah dengan menunjuk salah satu gubernur di Madinah ibnu hazm dan mereka diberikan mandate untuk mengumpulkan hadis hadis yang ada di Madinah. Ashr fashl al-riwayat periode klarifikasi hadis sesuai dengan tingkat otentitas dan orisinalitasnya masing-masing pada paruh pertama abad kedua hingga akhir abad kedua hijriah. Shahifah sesuatu yang tersebar untuk ditulis atau biasa disebut himpunan
    Yang di kodifikasikan awal islam
    1. Ash Shahifah As-Shadiqoh oleh Abdullah Ibn Amr oleh Ash
    2. Kitab- kitab Abdullah bin Abbas
    3. Shahifah Jabir bin Abdillah al-Anshory
    4. Shahlah Ash-Shahihah milik Hammam bin Musnabih
    Motif pembukuan
    1. Banyaknya para penghafal hadis yang meninggal peperangan dalam perluasan islam
    2. Konflik antar kelompok (firqoh) ideologi semakin berkembang
    3. Adannya kelompok pedewanan hadis yang tidak resmi,atau diluar kehendak khalifah
    4. Berkembang budaya literasi
    Metode Pembukuan hadis
    1. Masanid (mengelompokkan hadis shahih hasan maupun dhaif)
    2. Mu’jam(mengelompokkan hadis berdasar nama nama sahabat, guru penyusun sesuai hijaiyah)
    3. Jawami’ (mengumpulkan hadis berdasarkan bab per bab)
    4. Fiqh (mengumpulkan hadis berdasar hukuh hukum)
    5. Tematik ( penyusunan hadis berdasarkan tema tema tertentu)
    Pembagian periodesasi hadis : periode awal/rintisan (2H-3H), Periode Keemasan(3-4H), Masa seleksi dan penyempurnaan (4-7H), Masa koreksi (7-10H), Masa syarah(10-14H), Masa Kritik(Abad 14-Sekarang)

  • @ravikybilqis4126
    @ravikybilqis4126 4 роки тому

    Raviky Bilqis Mutiya_201211011_KPI 1A
    Resume
    Pada zaman nabi hadist disampaikkan lisan bil lisan atau dri mulut ke mulut untuk menjaga keoriginal an hadist pada zaman umar bin abdul aziz sahabat membuat tulisan-tulisan untuk membukukan hadist.
    Motif pembukuan
    1.banyak penghafal hadiat yg meninggal dalam peperangan dlm perluasan islam
    2.konflik antar golongan,ideologi semakin berkembang
    3.adanya kelompok pedewanan hadist yg tidak resmi,atau diluar kehendak khalifah
    4.berkembang budaya literasi
    Model pembukuannya.
    1.metode masanid(pengelompokkan brdsarkan hadist hasan dan dhoif)
    2.al mu'jam(berdasarkan nama2 sahabat,guru2,dan penyusun)
    3.jawami'(berdasarkan per bab)
    4.fiqih(berdasarkan hukum2)
    5.tematik(berdasarkan tema2 tertentu)
    Periodesasi
    Awal 2~3H periode perintisan
    Periode 3~4H periode keemasan.Pada masa itu munculah hadist yg populer
    Periode7~10 masa koreksi
    10~14 masa syarah
    14~sekarang adalah masa kritik

  • @mayaabby__
    @mayaabby__ 4 роки тому

    Mayadal Lubaby_201211005_1.A (KIP)
    SEJARAH PEMBUKUAN HADIST
    Hadist pada masa nabi disampaikan dan diterima dari mulut ke mulut (bil lisan) kemudian pada akhir abad pertama hijriah pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencoba mendokumentasikan hadist dengan cara mengumpulkan hadist dalam bentuk kitab.Gagasan gagasan yang disampaikan oleh Umar bin Abdul Aziz kepada ulama direspon sangat antusias sehingga Umar bin Abdul Aziz menempuh langkah langkah dengan cara menunjuk salah satu gubernur di Madinah yang bernama amr bin Hazm mereka di berikan mandat untuk mengumpulkan hadits² yang berada di Madinah. Kemudian, Umar bin Abdul Aziz juga menunjuk Syihab AZ Zuhri untuk membangun sebuah metrologi dan juga menunjuk Malik bin Anas sebagai orang yang ditugaskan untuk mengumpulkan hadist² tersebut dan pada masa inilah yang disebut dengan istilah ( Al asyer Al - fashl Al riwayat ) yaitu upaya² yang dilakukan untuk mengumpulkan hadist dimulai dari mengklasifikasi hadist sesuai dengan ketingkatannya.Supaya tidak terjadi penyalah gunaan riwayat dan keoentingan² politik maka Umar bin Abdul Aziz menunjuk beberapa ulama' pada masa itu diantaranya Syihab az - Zuhri, Malik bin Annas, dan ibn Hazm.Modif dilakukannya pembukuan hadist diantaranya karena banyak penghafal hadist yang meninggal, adanya konflik antar kelompok (firqoh), adanya kelompok pendewanan hadist yang tidak resmi dan di luar kehendak Khalifah, dan berkembang budaya literasi ( budaya tulis menulis ). Untuk menjaga otentitas sebuah hadist maka upaya² tersebut menjadi dasar yang kuat bagi Umar bin Abdul Aziz.
    Sebetulnya, kodifikasi (penulisan dan pengumpulan) hadis telah dilakukan sejak jaman para sahabat. Namun, hanya beberapa orang saja diantara mereka yang menuliskan dan menyampaikan hadis dari apa yang mereka tulis. Disebutkan dalam shahih al-Bukhari, di Kitab al-Ilmu, bahwa Abdullah bin ‘Amr biasa menulis hadis. Abu Hurairah berkata, “Tidak ada seorang pun dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih banyak hadisnya dari aku kecuali Abdullah bin ‘Amr, karena ia biasa menulis sementara aku tidak.”Namun, kebanyakan mereka hanya cukup mengandalkan kekuatan hapalan yang mereka miliki. Hal itu diantara sebabnya adalah karena di awal-awal Islam Rasulullah sempat melarang penulisan hadis karena khawatir tercampur dengan Al-Qur`an. Dari Abu Sa’id al-Khudri, Bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah menulis dariku! Barangsiapa menulis dariku selain Al-Quran, maka hapuslah. Sampaikanlah dariku dan tidak perlu segan..” (HR Muslim). Ada beberapa metode yang dilakukan oleh para ahli pembukuan Hadits seperti metode jawami' yaitu mengelompokkan hadist shohih Hasan maupun dhoif , Metode Al mu'jam yaitu metode mengumpulkan hadist berdasarkan nama² sahabat, guru penyusun sesuai hija'iyahnya, metode jawami' yaitu metode pengumpulan hadist berdasarkan bab per bab, Metode fiqih yaitu mengumpulkan hadist berdasarkan hukum-hukum, Metode tematik yaitu menyusun hadist berdasarkan tema2 tertentu.Terdapat beberapa periode dalam pembukaan Hadits yakni periode metodologi perintisan, kemasan, masa seleksi dan penyempurnaan, koreksi, syarah,dan yang terakhir sampai sekarang yakni masa koreksi.

  • @faniaalfianti9329
    @faniaalfianti9329 4 роки тому

    Fania Alfianti_201211006_KPI_1A
    Resume sejarah pembukuan hadits
    Hadits pada masa nabi sendiri diterima melalui lisan atau mulut ke mulut. Kemudian pada masa khalifah umur bin abdul aziz mencoba mendokumentasikan, mengumpulkan hadist hadits lalu ditulis dalam bentuk kitab yang kemudian hal itu di respon oleh para ulama ulama dengan sangat antusias. Pada masa ini disebut masa ashr fashl al riwayat, yaitu upaya upaya untuk mengumpulkan Hadits dimulai dari memgklasifikasi Hadits sesuai dengan tingkat otentisitas dan orisinalitas sebuah Hadits.
    Adapun yang menjadi motif pembukuan Hadits yakni banyaknya para penghafal Hadits yang meninggal dalam peperangan perluasan islam, konflik antar kelompok Ideologi yang semakin berkembang, adanya kelompok pedewanan Hadits yang tidak resume atau diliat kehendak khalifah, dan berkembangnya budaya literasi. Ada beberapa metode yang dilakukan oleh para ahli pembukuan Hadits seperti metode jawami', fiqih, tematik, mujam, dan masanid. Terdapat beberapa periode dalam pembukaan Hadits yakni periode metodologi perintisan, kemasan, masa seleksi dan penyempurnaan, koreksi, syarah,dan yang terakhir sampai sekarang yakni masa koreksi.

  • @candrapermana8685
    @candrapermana8685 4 роки тому

    Candra Permana_201211032_KPI A1
    khalifal umar bin abdul aziz pada awal abad 2 hijriyah.beliau memandang perlu untuk pembukuan hadis karena beliau menyadari banyak perawi hadis yang semakin lama semakin banayak yang meninggal.disamping itu timbul berbagai golongan yang bertikai dalam persoalan kekhalifahannya menyebabkan ada kelompok yang membuat hadis palsu.
    Adapun motif pembukuan oleh Umar bin Abdul Aziz meliputi:
    1. Banyaknya penghafal Al-Quran yang meninggal karena peperangan.
    2. Konflik antar kelompok
    3. Adanya kelompok pendewanan hadist yang tidak resmi, dan
    4. Berkembangnya budaya literasi.
    pentingnya pembukuan hadis tsb mengundang para ulama untuk ikut serta berperan dalam meneliti dan menyeleksi dengan cermat kebenaran hadis2.penulisan hadis pada abad ini belum ada pemisah antara hadis nabi dengan ucapan sahabat maupun fatwa ulama.kitab yang terkenal pada abad itu adalah Al Muwatta karya imam malik.
    pada abad ke 3 H penulisan dilakukan dengan mulai memisahkan antara hadi,ucapan para sahabat maupun fatwa ulama.bahkan ada yang memisahkan antara hadis shahih dan tdk shahih
    pada abad ke 4 H,yang merupakan akhir penulisan hadis,kebanyakan bukti hadis itu hanya merupakan penjelasan ringkas dan pengelompokan hadis2 sebelumnya.
    Kemudian, dalam pembukuan hadist pada masa itu ada 5 metode yaitu :
    1. Masanid (mengelompokkan hadist shahih hasan maupun dhaif)
    2. Mu'jam (mengelompokkan hadist berdasar nama2 sahabat, guru2 penyusun sesuai hijaiyah
    3. Jawami' (mengumpulkan hadist berdasarkan bab per bab)
    4. Fiqh (mengumpulkan hadist berdasar hukum2)
    5. Tematik (penyusunan hadist berdasarkan tema2 tertentu).

  • @ririnvitanurliana387
    @ririnvitanurliana387 4 роки тому +1

    Nama : Ririn Vita Nurliana
    NIM : 201211015
    Kelas : KPI 1A
    Resume
    Pada masa nabi, hadist disampaikan secara bil lisan (dari mulut ke mulut). Lalu pada paruh abad pertama hingga akhir abad kedua khihijriyah (717-720), khalifah Umar bin Abdul Aziz mencoba mendokumentasikan hadist untuk ditulis dalam bentuk sebuah kitab. Kemudian beliau menunjuk Amr bin Hazm untuk mengumpulkan hadist2 yang ada di Madinah dan dua khalifah lainnya untuk membantu Ibnu Hazm secara metode serta teknis pengumpulannya. Masa ini dinamakan masa Ashar fashl al-riwayat yaitu periode klasifikasi hadist sesuai tingkat otentisitas dan orisinalitasnya masing2.
    Adapun motif pembukuan oleh Umar bin Abdul Aziz meliputi:
    1. Banyaknya penghafal Al-Quran yang meninggal karena peperangan.
    2. Konflik antar kelompok
    3. Adanya kelompok pendewanan hadist yang tidak resmi, dan
    4. Berkembangnya budaya literasi.
    Kemudian, dalam pembukuan hadist pada masa itu ada 5 metode yaitu :
    1. Masanid (mengelompokkan hadist shahih hasan maupun dhaif)
    2. Mu'jam (mengelompokkan hadist berdasar nama2 sahabat, guru2 penyusun sesuai hijaiyah
    3. Jawami' (mengumpulkan hadist berdasarkan bab per-bab)
    4. Fiqh (mengumpulkan hadist berdasar hukum2)
    5. Tematik (penyusunan hadist berdasarkan tema2 tertentu)
    Lalu dalam proses pembukuan hadist tersebut dibagi menjadi beberapa periodesasi, meliputi:
    1. Periode rintisan (2-3 Hijriyah), ditekankan dalam membangun metodologi periwayatan suatu hadist.
    2. Periode keemasan (3-4 Hijriyah), banyak muncul kitab2 hadist terkenal.
    3. Periode seleksi dan penyempurnaan (4-7 Hijriyah), terjadi seleksi alamiah dari sekian banyak hadist yang ada
    4. Periode koreksi (7-10 Hijriyah), karena hadist yg ditulis melahirkan beberapa polemik akhirnya ada beberapa koreksi terhadap hadist tersebut.
    5. Periode syarah (10-14 Hijriyah), hadist diuraikan sesuai latar belakang munculnya hadist tersebut.
    6. Periode kritik (14-sekarang), kritik terhadap hadist berkembang seiring dg berkembangnya metodologi tentang kritik sejarah, tentang bagaimana periwayatan bahasa dalam sebuah hadist, dan sejarah2 yg bisa disandingkan.

  • @txhdyt656
    @txhdyt656 4 роки тому +1

    Taufik_hidayat KPI 1a

  • @nuniepriliani9375
    @nuniepriliani9375 4 роки тому

    Nuni Epriliani
    201211027
    KPI 1A
    Sejarah Pembukuan Hadist (Modifikasi)
    Dalam bahasa ulumul hadis, atadwin al riwayat (pembukuan hadist).
    Pada masa nabi hadis disampaikan dalam pilisan atau dari mulut ke mulut.
    Pada akhir abad 1 H, pada saat khalifah Umar Bin Abdul Aziz mencoba mendokum dan mengumpulkan hadis-hadis di tulis dalam bentuk kitab.
    Dan gagasan Umar Bin Abdul Aziz diterima sangat antusias boleh ulama ulama saat itu.
    Umar menunjuk amr bin hazm (gubernur madinah) untuk mengumpulkan hadis² yang ada di madinah. Dan menunjuk Syihab az-zuhri untuk membangun sebuah metodelogi. Dan Malik bin anas secara teknis mengumpulkan hadis-hadis tersebut.
    Dalam gagasan Syihab az-zuhri, ada beberapa metode yang di lakukan boleh ahli harus :
    1. Metode Masanid ( mengelompokan harus shahih hasan atau dhoif)
    2. Metode Mu'jam ( berdasarkan nama-nama sahabat, guru-guru penyusun)
    3. Metode Jawami ( berdasarkan bab pernah)
    4. Metode Fiqih (berdasarkan hukum-hukum)
    5. Metode tematik (berdasarkan tema-tema tertentu)
    Periodesasi pembukuan hadis:
    Periode awal atau rintisan (Abad 2-3 H)
    Periode keemasan (Abad 3-4 H)
    Masa seleksi atau penyempurnaan (Abad 4-7 H)
    Masa Koreksi (Abad 7 - 10 H)
    Masa Syarah atau di jelaskan (Abad 10-14 H)
    Masa Kritik (Abad 14 sampe jaman modern sekarang)

  • @yeninuraeni7698
    @yeninuraeni7698 4 роки тому

    Yeni Nur Aeni_201211037_KPI 1A
    sejarah pembukuan hadits/sejarah kodifikasi (tadwin al-riwayat)
    Hadis pada masa nabi diterima Diterima dan disampaikan melalui lisan atau dari mulut ke mulut Kemudian pada akhir abad pertama Hijriah tepatnya ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz mencoba mendokumentasikan mengumpulkan hadits-hadits itu ditulis dalam bentuk kitab gagasan-gagasan. Didorong oleh keinginan untuk melestarikan hadis, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan Kepada para sahabat-sahabat untuk membukukan hadis. Adapun motif Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengeluarkan instruksi tersebut adalah
    1.Banyaknya para penghafal hadis yang meninggal peperangan dalam perluasan islam
    2.Konflik antar kelompok (firqoh) ideologi semakin berkembang.
    3.Adanya kelompok pedewanan hadis yang tidak resmi, atau di luar kehendak khalifah.
    4.Berkembang budaya literasi
    .
    metode pembukuan hadis:
    -Metode masanid (mengelompokkan hadis shahih hasan maupun dhoif)
    -Metode mu’jam (mengumpulkan hadis berdasarkan nama sahabat guru guru penyusun sesuai hija’iyah)
    -Metode Jawaami’ (mengumpulkan hadis berdasarkan bab per bab).
    -Metode fiqih (mengumpulkan hadis berdasarkan hukum-hukum)
    -Metode tematik (menyusun hadi berdasarkan tema-tema tertentu)

  • @fadiakhoirunnisa5478
    @fadiakhoirunnisa5478 4 роки тому

    Fadia Khoirunnisa 201211002 1A KPI

  • @MuhammadIqbal-wr5dx
    @MuhammadIqbal-wr5dx 4 роки тому

    Muhammad Iqbal K_201211022_1-A KPI

    [RESUME]

    Fungsi hadits dalam syariat Islam sangat strategis. Diantara fungsi hadis yang paling penting adalah menafsirkan Al-Qur`an dan menetapkan hukum-hukum lain yang tidak terdapat dalam Al-Qur`an.
    Semakin lama dan berkembangnya agama Islam di dunia, maka mulai pula upaya untuk menulis dan membukukan hadis, atau juga disebut kodifikasi hadis. Yang dimaksud dengan kodifikasi hadis atau tadwîn hadis pada periode ini adalah kodifikasi secara resmi berdasarkan perintah kepala negara, dengan melibatkan beberapa sahabat yang ahli di bidangnya.

  • @e.jchannel6542
    @e.jchannel6542 3 роки тому

    9:07. Menunjuk armarum murzi...?????

  • @shofiafazza6287
    @shofiafazza6287 4 роки тому

    Shofia Fazza R 201211020 KPI 1A

  • @e.jchannel6542
    @e.jchannel6542 3 роки тому

    2:59:Meskipun nabi pd umum nya melarang (Mana dalil larangannya?) Tapi juga membolehkan.
    Sebenernya ini bapak yg di Vidio mau nya apa sih... Mana Nge teks nya jelas bgt..

    • @sarbinidamai7238
      @sarbinidamai7238  3 роки тому

      Terima kasih kritikan, sy ingin menjelaskan bahwa pada dasar penulisan hadis secara umum di larang nabi, tetapi nabi membolehkan menuliskan untuk orang orang tertentu

  • @RatihDewis
    @RatihDewis 4 роки тому

    Ratih Dewi Safitri_201211007_KPI 1A
    SEJARAH PEMBUKUAN HADIS
    Hadis dimasa nabi diterima dan ditulis melalui lisan/dari mulut ke mulut, kemudian pada akhir abad pertama hijriah tepatnya pada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) mencoba mendokumentasikan dan mengumpulkan hadis ditulis dalam bentuk kitab. Gagasan yang disampaikan oleh Umar bin Abdul Aziz direspon oleh ulama pada waktu itu dengan antusia, maka langkah yang ditempuh Umar bin Abdul Aziz dengan menunjuk salah satu gubernur dimadinah yang bernama Amr bin Hazm (wafat 735 M), mereka diberikan mandat untuk mengumpulkan hadis yang ada dimadinah. Kemudian juga menunjuk Shibab az-Zuhri (wafat 741 M) untuk membangun sebuah metodologi dan juga menunjuk Malik bin Anas (wafat 795 M) sebagai orang yang terteknis untuk mengumpulkan hadis. Oleh karena itu, pasa masa inilah disebut dengan Ashr fashl al-riwayat yaitu upaya-upaya mengumpulkan hadis dimulai dari mengklasifikasi hadis sesuai dengan tingkat otentisikasi dan tingkat original sebuah hadis.
    Kodisifikasi hadis memang dilakukan juga berdasarkan pada banyaknya sahabat yang mereka memiliki tilisan/kumpulan tentang hadis, meskipun pada waktu itu nabi pada dasarnya melarang untuk menuliskan hadis tetapi ada beberapa sahabat yang mereka tetap menuliskan hadis, diantaranya yaitu Shahifah yang cukup popular diantaranya yaitu :
    1. Ash Shahifah As-Shadiqoh oleh Abdullah Ibn Amr al Ash
    2. Shahiah Ash-Shahihah milik Hammam bin Munabih
    3. Kitab Abdullah bin Abbas
    4. Shahifah Jabir bin Abdillah al-Anshory
    Adapun beberapa motif pembukuan hadis, diantaranya yaitu :
    1. Banyaknya para menghafal hadis yang meninggal peperangan dalam perluasan islam
    2. Konflik antar kelompok (firqoh) ideology semakin berkembang
    3. Adanya kelompok pendewanan hadis yang tidak resmi/diluar kehendak khalifah
    4. Berkembang budaya literasi
    Metode pembukuan hadis yang dilakukan oleh beberapa ahli hadis, diantaranya yaitu :
    1. Metode masanid, metode ini dengan mengelompokkan hadis shahih hasan maupun dhoif.
    2. Metode mu’jam, pengumpulan berdasarkan nama-nama sahabat gurupenyusun sesuai hijaiyah.
    3. Metode jamawi’,metode pengumpulan berdasarkan bab per bab.
    4. Metode fiqih, pengumpulan hadis berdasarkan hokum.
    5. Metode tematik, menyusun hadis berdasarkan tema tertentu.
    Pembagian periodesasi hadis
    1. Periode awal/rintisan (2 H-3H)
    2. Periode keemasan (3-4 H)
    3. Masa seleksi dan penyempurnaan (4-7 H)
    4. Masa koreksi (7-10 H)
    5. Masa syarah (10-14 H)
    6. Masa kritik