Tim PKMI UNS Kembangkan Produk Rojolele Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 21 жов 2024
  • Beras Rojolele memiliki keistimewaan rasa yang pulen, gurih, dan beraroma wangi dibandingkan dengan beras lainnya. Rojolele tidak hanya sekedar beras tetapi juga punya “value” sebagai bagian dari identitas nasional, budaya, kearifan lokal Indonesia yang mempunya peluang besar menembus pasar Internasional. Meskipun beras rojolele sudah dikenal luas, tapi masih terdapat kendala dalam pengembangannya. Salah satunya terkait dengan branding. Banyak produk beras petani lokal Delanggu yang tidak mempunyai legalitas usaha sehingga menghambat pemasaran secara meluas. Selain itu belum ada diversifikasi produk turunan beras yang menjadi alternatif keunggulan Rojolele. Untuk itu tim Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) UNS yang terdiri dari Rysca Indreswari, Dyah Ayu Suryaningrum, Herlina Mega Puspitasari, Dian Rachmawanti Affandi dan Dyah Yuni Kurniawati menggelar program bekerja sama dengan Sanggar Rojolele, Delanggu, Klaten dan mitra internasional College of Management National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) Taiwan. Tujuan dari program ini adalah penguatan branding dan diversifikasi produk untuk meningkatkan daya saing Rojolele menuju Pasar Internasional.
    Pada tanggal 24 Juni 2023 bertempat di Pendopo Protowongso Desa Delanggu, Klaten, tim PKMI mengadakan Pelatihan Pengembangan Produk Rojolele dan Legalisasi Usaha Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM dengan peserta UMKM dan petani mitra Sanggar Rojolele yang tersebar di wilayah Klaten. Rojolele dibuat menjadi produk turunan berupa mixed grains dan beras bumbu nasi kuning. Dian Rachmawanti sebagai narasumber menyampaikan mixed grains merupakan campuran beras Rojolele dengan berbagai biji-bijian yang bermanfaat untuk menambahkan serat dan protein dalam nasi. Beras bumbu dibuat sebagai inovasi alternatif cara penyajian nasi kuning Rojolele yang praktis dengan mengusung konsep cita rasa khas Nusantara.
    Dalam rangka pengembangan produk Rojolele diperlukan legalitas usaha sebagai bentuk perlindungan kepada produsen sekaligus branding untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Rysca Indreswari sebagai ketua tim PKM-I UNS menyampaikan bahwa inovasi produk dan legalitas usaha ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing UMKM Delanggu menuju pasar global. “Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan workshop inisiasi pasar ekspor yang akan diselenggarakan pada September mendatang dengan menghadirkan pakar dari College of Management National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) Taiwan dan Asosiasi Ekspor.

КОМЕНТАРІ •