Vatikan ni mulai agak lain, mendukung itu seharusnya tindakan diplomasi perdamaian, bukan ceremonial kayak gini. Mulai lari Jalur emang, Mulai dari Presiden Amerika Joe Biden yg agak lain, Presiden Korsel yg agak lain, datang lagi pasteure tak jelas gini. Ada apa dengan Katolik sekarang ni?😢
jadi anda berfikir bahwa paus Fransiskus harus datang ke tempat yang terjadi konflik perang dan menyelesaikan konflik tersebut dalam sehari? benar, bahwa paus Fransiskus adalah pemimpin negara vatikan dan pemimpin umat katolik seluruh dunia, pekerjaan paus Fransiskus tidak hanya itu banyak masalah internal gereja seperti Skandal Pelecehan seksual yang belum terselesaikan. Paus Fransiskus telah menggunakan perannya untuk mendorong dialog, bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara dan menyerukan perdamaian. Namun sebagai figur moral, kemampuannya terbatas dalam ranah politik praktis. Paus Fransiskus sering menyerukan penghentian perang dan dialog damai seperti yang terlihat dalam konflik Ukraina, Timur tengah dan Afrika. konflik tidak terjadi dalam satu semalam dan waktu penyelesaiannya pun memerlukan waktu bertahun-tahun Bahkan setelah kesepakatan damai dicapai, trauma dan ketidakpercayaan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Perdamaian sejati memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat lokal, pemimpin politik, organisasi internasional, dan komunitas agama. Umat Katolik perlu dididik tentang sifat konflik global, bagaimana perang berkembang, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada perdamaian. Paus sering dilihat sebagai simbol perdamaian dan moralitas global, sehingga banyak umat memiliki harapan tinggi bahwa ia bisa "menghentikan" perang dengan mudah hanya dengan kehadirannya. Namun, dunia tidak bekerja seperti itu. Konflik, terutama yang berakar pada kepentingan politik, ekonomi, dan sejarah panjang, tidak dapat diselesaikan dalam sehari, bahkan dengan kehadiran seorang pemimpin agama. Banyak konflik yang terjadi saat ini memiliki akar yang dalam, mungkin puluhan atau bahkan ratusan tahun. Contohnya, konflik di Timur Tengah, Ukraina, atau Afrika tidak hanya melibatkan masalah lokal, tetapi juga geopolitik global. Konflik melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan yang saling bertentangan. Penyelesaiannya memerlukan negosiasi panjang dan kompromi, sesuatu yang tidak bisa dicapai hanya melalui seruan moral. Banyak umat, meskipun dengan niat baik, sering kali tidak memahami kompleksitas konflik global. Mereka menginginkan solusi cepat tanpa memahami apa yang melatarbelakangi masalah tersebut. Mengandalkan Paus sebagai satu-satunya solusi adalah pandangan yang tidak realistis. Gereja dan umat seharusnya juga mengambil peran aktif dalam mendukung perdamaian, misalnya melalui pendidikan, bantuan kemanusiaan, atau advokasi kebijakan.
Vatikan ni mulai agak lain, mendukung itu seharusnya tindakan diplomasi perdamaian, bukan ceremonial kayak gini. Mulai lari Jalur emang, Mulai dari Presiden Amerika Joe Biden yg agak lain, Presiden Korsel yg agak lain, datang lagi pasteure tak jelas gini. Ada apa dengan Katolik sekarang ni?😢
jadi anda berfikir bahwa paus Fransiskus harus datang ke tempat yang terjadi konflik perang dan menyelesaikan konflik tersebut dalam sehari? benar, bahwa paus Fransiskus adalah pemimpin negara vatikan dan pemimpin umat katolik seluruh dunia, pekerjaan paus Fransiskus tidak hanya itu banyak masalah internal gereja seperti Skandal Pelecehan seksual yang belum terselesaikan. Paus Fransiskus telah menggunakan perannya untuk mendorong dialog, bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara dan menyerukan perdamaian. Namun sebagai figur moral, kemampuannya terbatas dalam ranah politik praktis. Paus Fransiskus sering menyerukan penghentian perang dan dialog damai seperti yang terlihat dalam konflik Ukraina, Timur tengah dan Afrika. konflik tidak terjadi dalam satu semalam dan waktu penyelesaiannya pun memerlukan waktu bertahun-tahun Bahkan setelah kesepakatan damai dicapai, trauma dan ketidakpercayaan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Perdamaian sejati memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat lokal, pemimpin politik, organisasi internasional, dan komunitas agama. Umat Katolik perlu dididik tentang sifat konflik global, bagaimana perang berkembang, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada perdamaian. Paus sering dilihat sebagai simbol perdamaian dan moralitas global, sehingga banyak umat memiliki harapan tinggi bahwa ia bisa "menghentikan" perang dengan mudah hanya dengan kehadirannya. Namun, dunia tidak bekerja seperti itu. Konflik, terutama yang berakar pada kepentingan politik, ekonomi, dan sejarah panjang, tidak dapat diselesaikan dalam sehari, bahkan dengan kehadiran seorang pemimpin agama. Banyak konflik yang terjadi saat ini memiliki akar yang dalam, mungkin puluhan atau bahkan ratusan tahun. Contohnya, konflik di Timur Tengah, Ukraina, atau Afrika tidak hanya melibatkan masalah lokal, tetapi juga geopolitik global. Konflik melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan yang saling bertentangan. Penyelesaiannya memerlukan negosiasi panjang dan kompromi, sesuatu yang tidak bisa dicapai hanya melalui seruan moral. Banyak umat, meskipun dengan niat baik, sering kali tidak memahami kompleksitas konflik global. Mereka menginginkan solusi cepat tanpa memahami apa yang melatarbelakangi masalah tersebut. Mengandalkan Paus sebagai satu-satunya solusi adalah pandangan yang tidak realistis. Gereja dan umat seharusnya juga mengambil peran aktif dalam mendukung perdamaian, misalnya melalui pendidikan, bantuan kemanusiaan, atau advokasi kebijakan.
Lu oten yah...
Itukan bayi Yesus Barabas.
😂
Mulai aneh2 ni Pasteoure
Oten...
Itukan bayi Yesus Barabas.
😂
😂