Mau ikut nanggepin. Kalau menurut saya, sebenarnya baca buku dan digital tentunya ada bedanya. It's true, kalau dilihat dari pragmatisme, okelah, kita emang bisa ambil bagian yang kita butuhkan saja. However, baca buku butuh mindfulness. Ketika kita mendengar sebuah podcast, kita harus ngikutin terus kan isi pembicaraan, jadi it gives so minimum time to let us "process" the information. Namun, waktu kita baca buku, ada satu jeda waktu yang bisa kita manfaatkan sesuai pace kita, dan di situlah kita memroses dulu informasi yang didapat. Jadi baca buku bukan sekedar mencari info sebanyak-banyaknya, tapi melatih untuk proses berpikir. Informasi yang terlalu cepat, itu nggak memberikan kita jeda untuk berpikir. Itu sih.
Tentu, era digital membawa kemudahan akses terhadap berbagai konten edukatif. Namun, pentingnya membaca buku tetap relevan. Buku memberikan pengalaman yang mendalam, fokus, dan reflektif yang sulit ditiru oleh konten digital. Buku juga memperluas wawasan, memperdalam pemahaman, dan mengembangkan kreativitas serta imajinasi. Jadi, sementara konten digital memainkan peran penting, membaca buku tetap menjadi fondasi penting dalam pembelajaran dan perkembangan diri, salam untuk pencinta literasi...
mau kasih masukan, mungkin akan lebih bagus kalo riset yang dibahas dicantumkan di deskripsi atau ditayangin sekilas gitu di videonya, jadi yang penasaran sama riset-riset yang diomongin sepanjang video (kan banyak riset yang disinggung ya) juga bisa dibaca sama penonton/pendengar🙌
Alasan buku cetak harus tetap bertahan adalah karna membaca lewat buku cetak tidak membuat mata sakit.. Terlalu lama menatap layar, bisa berefek pada kesehatan mata.. Dn aku setuju klo membaca dengan buku memang ada rasa yang berbeda. Oya satu lagi deh 🙏, buat tamban ide aja, gmn klo satupersen bikin konten keresahan siswa terhadap sistem belajar dengan versi yang lebih mendetail. Kritik buat guru dan solusi buat mereka. Siapa tau, di konten satupersen, ada guru2 muda yang mau belajar dan terbantu.. Dn bisa merubah 1% aja jadi lebih baik .
Topik yang bagus dibahas dari permasalahan tingkat IQ. Mungkin ringkasnya jadi gini. Ada pengaruh timbal balik antara literasi (mau baca atau digital), edukasi, dan spiritualitas. Rasa penasaran (spiritualitas) kita tidak terungkap kalau kita ga mengenal bahasa, yg dimana kita dapat dari edukasi. Literasi yg mengandung bahasa, digunakan untuk penyampaian ilmu (edukasi). Semakin banyak literasi yg didapat dari edukasi + bahasa, akan mempengaruhi cara mengungkapkan diri (apa kita lebih bijak, atau lebih "pintar"). Dengan ada ketiganya, ada kontemplasi diri yg berlanjut dalam diri manusia. Tapi, ga semua orang punya aksesbilitas yg sama pada hal² tersebut. Ini kalau dilanjut bakal panjang banget. Tapi, makasih satu persen untuk bahasannya 👍
Saya yang hobi baca buku, dan artikel juga, entah platform sosmed ataupun lainnya, saya rasa buku masih ok sih, soalnya sekarang artikel di sosmed juga bagus menambah wawasan namun seiring berjalannya waktu malah kek kita terlalu over artikel ya kek berita, yang terlalu banyak bikin kita terlalu over lah, ya emang bagus juga sih arus deras sosmed, emang menambah wawasan juga, tapi buku enak aja dibaca waktu santai, jadi lebih fokus, tanpa banjir bacaan yang terlalu banyak wkwk
Saya alergi sama buku cetak karena kebanyakan yang saya baca cuma membuat saya tau kalo buku yang tadi saya baca tidak ada yang bisa saya pelajari. Udah mahal beli cuma dapet hikmahnya doang. Sama satu lagi, rumah gua ga terlalu bagus buat menyimpan buku. Jadi mending beli e book aja.
Nambah komen lagi wkwkwk soal Evolusi. Bener. Teori Darwin sebenernya adalah "Survival of the fittest." Jadi bukan "makhluk hidup berubah demi bertahan hidup", tapi karena ada mutasi gen yang melahirkan variasi. Nah, yang bertahan hidup ya variasi makhluk hidup yang paling "fit" terhadap lingkungannya. Makanya kenapa evolusi itu terjadinya sangat lama. Sementara, mutasi itu terjadi secara acak. Jadi begitulah.
sama lagi gue sering nyolong buku :( literally buku buku yg sastra nya paling terkenal sepanjang masa lagi kinda marah rusli, achdiat k. mihardja dll wkwkkw
Mau ikut nanggepin. Kalau menurut saya, sebenarnya baca buku dan digital tentunya ada bedanya. It's true, kalau dilihat dari pragmatisme, okelah, kita emang bisa ambil bagian yang kita butuhkan saja.
However, baca buku butuh mindfulness. Ketika kita mendengar sebuah podcast, kita harus ngikutin terus kan isi pembicaraan, jadi it gives so minimum time to let us "process" the information. Namun, waktu kita baca buku, ada satu jeda waktu yang bisa kita manfaatkan sesuai pace kita, dan di situlah kita memroses dulu informasi yang didapat.
Jadi baca buku bukan sekedar mencari info sebanyak-banyaknya, tapi melatih untuk proses berpikir. Informasi yang terlalu cepat, itu nggak memberikan kita jeda untuk berpikir. Itu sih.
Tentu, era digital membawa kemudahan akses terhadap berbagai konten edukatif. Namun, pentingnya membaca buku tetap relevan. Buku memberikan pengalaman yang mendalam, fokus, dan reflektif yang sulit ditiru oleh konten digital. Buku juga memperluas wawasan, memperdalam pemahaman, dan mengembangkan kreativitas serta imajinasi. Jadi, sementara konten digital memainkan peran penting, membaca buku tetap menjadi fondasi penting dalam pembelajaran dan perkembangan diri, salam untuk pencinta literasi...
mau kasih masukan, mungkin akan lebih bagus kalo riset yang dibahas dicantumkan di deskripsi atau ditayangin sekilas gitu di videonya, jadi yang penasaran sama riset-riset yang diomongin sepanjang video (kan banyak riset yang disinggung ya) juga bisa dibaca sama penonton/pendengar🙌
Alasan buku cetak harus tetap bertahan adalah karna membaca lewat buku cetak tidak membuat mata sakit.. Terlalu lama menatap layar, bisa berefek pada kesehatan mata.. Dn aku setuju klo membaca dengan buku memang ada rasa yang berbeda.
Oya satu lagi deh 🙏, buat tamban ide aja, gmn klo satupersen bikin konten keresahan siswa terhadap sistem belajar dengan versi yang lebih mendetail. Kritik buat guru dan solusi buat mereka.
Siapa tau, di konten satupersen, ada guru2 muda yang mau belajar dan terbantu.. Dn bisa merubah 1% aja jadi lebih baik .
Topik yang bagus dibahas dari permasalahan tingkat IQ.
Mungkin ringkasnya jadi gini. Ada pengaruh timbal balik antara literasi (mau baca atau digital), edukasi, dan spiritualitas. Rasa penasaran (spiritualitas) kita tidak terungkap kalau kita ga mengenal bahasa, yg dimana kita dapat dari edukasi. Literasi yg mengandung bahasa, digunakan untuk penyampaian ilmu (edukasi). Semakin banyak literasi yg didapat dari edukasi + bahasa, akan mempengaruhi cara mengungkapkan diri (apa kita lebih bijak, atau lebih "pintar"). Dengan ada ketiganya, ada kontemplasi diri yg berlanjut dalam diri manusia. Tapi, ga semua orang punya aksesbilitas yg sama pada hal² tersebut.
Ini kalau dilanjut bakal panjang banget. Tapi, makasih satu persen untuk bahasannya 👍
Saya yang hobi baca buku, dan artikel juga, entah platform sosmed ataupun lainnya, saya rasa buku masih ok sih, soalnya sekarang artikel di sosmed juga bagus menambah wawasan namun seiring berjalannya waktu malah kek kita terlalu over artikel ya kek berita, yang terlalu banyak bikin kita terlalu over lah, ya emang bagus juga sih arus deras sosmed, emang menambah wawasan juga, tapi buku enak aja dibaca waktu santai, jadi lebih fokus, tanpa banjir bacaan yang terlalu banyak wkwk
minat belajar muncul karena adanya kesadaran, kesadaran untuk beradaptasi. podcastnya seru!
Kadang masalahnya adalah kemampuan baca yang rendah, dan sekarang itu anak2lebih suka budaya game dan nonton. Sehingga kurang fokus kalau membaca.
Maling buku di perpus sekolah. Gua juga pernah bro.. Jd rindu jaman sekolah lagi. Konten nya bagus. Teruskan bro.. 👍
Mulai nyimak podcas satupersent
Topik bahasan yg sangat menarik buat saya mulai hobi membaca buku. Terima kasib Satu Persen
lebih senang buku yang fisik, selain enak di mata daripada e-book kalo lama ngebaca bikin mata sakit, walaupun udah pake mode baca
Saya alergi sama buku cetak karena kebanyakan yang saya baca cuma membuat saya tau kalo buku yang tadi saya baca tidak ada yang bisa saya pelajari. Udah mahal beli cuma dapet hikmahnya doang. Sama satu lagi, rumah gua ga terlalu bagus buat menyimpan buku. Jadi mending beli e book aja.
Buku apa
@@sangpengelana9222 salah satu yg terbaru buku yg isinya sampah judulnya "meow"
Bener masih cari cara melangkah saat ad tembok didepan
Kalau masih niat jadi menteri, Nadiem Makarim harusnya menonton video ini dan meresponnya.
yang gnni harusnya rame dan trending
Seru banget topik bahasannya, Suskes Bro👍🏻👍🏻👍🏻
Edukasi yg membentuk motivasi sgt cerdas bro❤😂😁☝️👍🙏🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Nambah komen lagi wkwkwk soal Evolusi. Bener. Teori Darwin sebenernya adalah "Survival of the fittest." Jadi bukan "makhluk hidup berubah demi bertahan hidup", tapi karena ada mutasi gen yang melahirkan variasi. Nah, yang bertahan hidup ya variasi makhluk hidup yang paling "fit" terhadap lingkungannya.
Makanya kenapa evolusi itu terjadinya sangat lama. Sementara, mutasi itu terjadi secara acak. Jadi begitulah.
Simpelnya, bukan makhluknya yg berubah, tp bayinya yg berubah ya kak.
Seruuu
Awesome
sama lagi gue sering nyolong buku :( literally buku buku yg sastra nya paling terkenal sepanjang masa lagi kinda marah rusli, achdiat k. mihardja dll wkwkkw
Keren
gua nnton ampe beres bng
Tannya ke toky gedung baca buku digital apa fisik
Gue baru tau menurut gue baca buku itu berpetualang di wawasan buku.
Bang kaosnya beli dimana
Kenapa jantan selalu lebih besar dari betina? Secara seleksi alam Jantan yg besar selalu menang besaing dgn pejantan yg kecil untuk suksesi perkawinan
Bro Yoga ...celana nya keren tapi sepatu nya jangan menghadap kamera donk...punten ya
Bang mau beli baju satu persen gimana caranya 😭
Asean saat corona indonesia paling malas beli n baca buku 😆
Buku yg udah diambil harap dikembalikan bang, mencuri itu 😀🙏
Wkwk
Bundir pake bantal anjirrr😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Bacakan anak buku sejak dini bang
Roky gerung
PDS 😭😭😭