HIDUP MENGASIHI | 1 TESALONIKA 4:9

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 29 сер 2024
  • HIDUP MENGASIHI
    Pdt Apriando Rajagukguk, S. Th.
    1 Tesalonika 4:9
    Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.
    Manusia adalah mahkluk sosial yang berarti tidak bisa hidup sendiri tanpa memiliki hubungan dengan orang lain. Dengan demikian seseorang akan menikmati dan menjalani kehidupannya sebagai manusia yang baik jika ia memiliki hubungan dengan orang lain.
    Hidup mengasihi orang lain adalah ciri khas orang Kristen. Perintah Allah yang utama adalah untuk hidup saling mengasihi, dan itu bukan untuk menegaskan bahwa manusia itu mahkluk sosial melainkan ingin menegaskan bahwa Allah adalah Kasih itu sendiri.
    Supaya dapat mengasihi secara baik dan benar, Paulus meminta jemaat Tesalonika untuk belajar dari apa yang telah ditunjukkan oleh Allah dalam kehidupan kita manusia. Sebab Allah sendiri dalam diri Tuhan Yesus telah memberikan teladan mengasihi yang sempurna. Tuhan mengasihi umat-Nya dengan memberikan nyawa-Nya dikayu salib agar kita lepas dari kuasa kematian karena dosa yang kita perbuat. Dalam Efesus 1:7 ditegaskan “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya”.
    Siapa yang melakukan perintah ini yaitu mengasihi, Yesus menyebutnya sebagai sahabat-Nya yang menunjukkan adanya keakraban antara Allah dengan umat-Nya. Dalam keadaan seperti ini, umat Tuhan akan lebih memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka.
    Semua orang Kristen, dari anak-anak sampai kepada orang tua, dapat menuliskan dan membicarakan kasih dengan begitu mudah, walaupun dalam kenyataannya, sering sekali dalam kehidupan kita bertentangan dengan apa yang dimaksudkan kasih. Ada sebahagian orang yang berpikir ketika ia tidak punya masalah dengan orang lain dan selalu tersenyum ketika ia bertemu dengan orang lain maka ia sudah hidup dalam kasih. Ada yang berpikir jika ia telah melakukan satu, dua kebaikan maka itu sudah cukup dan ia sudah hidup di dalam kasih. Ternyata itu semua belum cukup. Kalau kita membaca Firman Tuhan ini yakni 1 Tesalonika 4: 1-12 kita harus tetap menjaga kekudusan kita dengan melakukan yang terbaik (bukan hanya tidak berbuat jahat melainkan mengusahakan perbuatan baik kepada yang lainnya) dan berupaya untuk terus menerus melakukan perbuatan kasih tersebut (bukan satu dua kali).
    Paulus sering kali mengingatkan bagaimana sebenarnya kita dikatakan hidup penuh dengan kasih. Kita boleh membacanya dalam 1 Korintus 13; Roma 12:9-21. Disitu dengan baik dituliskan bagaimana seharusnya hidup di dalam kasih.
    Kasih adalah kekuatan positif terbesar dalam kehidupan ini. Dengan hidup saling mengasihi umat Allah dapat menjalankan tugas dan panggilannya dengan baik dan menghasilkan buah bagi kemuliaan Allah serta memberikan kebahagiaan di dalam kehidupannya.
    Kita yang merupakan Jemaat sebagai Umat Allah, mesti menempatkan hal saling mengasihi sebagai ciri khas yang utama dalam kehidupan kita. Janganlah hendaknya kita menjadi pribadi yang begitu semangat untuk berbicara tentang kasih tetapi melakukan ataupun melaksanakannya sangat begitu berat, karena kasih tidak hanya sebatas perkataan dan pemahaman saja melainkan tampak dalam perbuatan kita.
    Selamat beraktivitas sepanjang hari ini, Selamat berkarya dan mari tetap hidup saling Mengasihi. Tuhan memberkati.

КОМЕНТАРІ • 3

  • @tettypandjaitan3365
    @tettypandjaitan3365 3 роки тому

    Terima kasih amang atas renungan firman biarlah kita saling mengasih sesama kita dan tdkk membalas kejahatan dgn kejahatan tapi dgn kasih . salam sehat selalu

  • @nitaarios2319
    @nitaarios2319 3 роки тому

    Terimakasih amang,atas renungannya..
    sehat sellu
    God Bless

  • @h.siagian5395
    @h.siagian5395 3 роки тому

    Amin