Kerjakanlah Revisi UUPemilu untuk dapat Mengikuti Pemilihan Umum RI Presiden Wkil Presiden Paska Kep. MK tahun 2025. Bekerjalah Revisi UU Pemilu. Agar DPRRI dan Pemerintah RI. Sepakat.
Aku bingung dengan negara ini Pilkada mensyaratkan 7,5% kemudian Pilpres 0%. MK yg personilnya nggak dipilih langsung rakyat dan putusannya cukup suara 5 hakim MK bisa menentukan aturan yg mengikat dan final untuk aturan pemerintah di NKRI yg warganya sudah mendekati 300.000.000 orang ini.
Tujuan bernegara itu kesejahteraan rakyat bkn rame2 pilih capres.mending kl kalah terima yg ada jg ribut dan ngerecokin.inget ya makin banyak capres makin banyak keributan.pemerintah gak fokus kerja mewujudkan kesejahteraan tp sibuk mengurusi keributan
Efek koruptif yg semakin masif bisa terjadi di tingkat ELITE, dan ujung ujungnya , UU baru tetap saja, mereka berkongsi dan ada DUA kelompok, ini bisa lebih parah, bisa saja ada 10- 15 pasangan calon dan cuma coba coba
MK udh mulai bermain politik ketika mengubah ambang batas pilkada menjadi 7 persen....ini kan lucu, daftar pilkada pke ambang batas 7 persen Tapi ikut pilpres pake ambang batas 0 persen padahal tanggungjawab pemenang pilpres lebih berat ketimbang pilkada Tapi syarat jadi presiden lebih gampang dibanding syarat jadi gubernur, walikota ma bupati... perbedaannya itu pilpres wajib pke partai tapi pilkada GX wajib ( independen juga bisa asal mampu)...
Ok bagus sekali keputusan mk itu sehingga koroptor tidak mengumpul di partai besar, para peofesor jadi ggak mengumpul di partai besar lalu bertindak ngawur bahkan korosi dsb. Karena merasa kuat dan dilindungi partai besar
Bagus sekali pendapat Margarito. Ahy Calon Ahok Calon Puan calon Bahlil calon Amin Rais Calon Megawati calon Prabowo Calon Mahfud buat partai Jokowi buat partai Rocky buat partai Roy Suryo buat partai Refly buat partai Anis buat partai Rizik buat partai Biar kita lihat siapa yg menang Biar adil biar gak ngomong aja
Agar Partai Politik itu tdk dianggap sbg KELOMPOK PENJAJAH/PENINDAS yg menghilangkan HAK WNI ASLI yg begitu banyaknya yg sehat jasmani n rochani, serta yg lulus sarjana S1, S2 atau S3 tuk dptkan pekerjaan sbg Presiden RI atau Wkl. Presiden RI, mk yg baik n benar adlh menggunakan pasal 27 (2) UUD'45 dlm rekrutmen Presiden RI & Wkl. Presiden RI, atau bahkan ruk jd anggota Legeslatif n jd Menteri Begara RI Ma'af jika saya salah
Banyak teori hasilnya banyak buruknya,tolong yg buat undang undang cuma orang cerdas,jujur dan visioner,pemilu bukan brg yg cuma dimiliki dikuasai elite rakus dan curang,dan pendukungnya yg wataknya juga rakus dan curang,pemilu harus dimiliki semua orang yg cerdas,jujur dan cinta keadilan🤭🤭🤭
partai pemenang 1, 2 dan 3 (pemilu sebelumnya) tidak boleh bergabung menjadi satu mendukung capres yang sama pada putaran pertama. partai pemenang 1, 2 dan 3 setelah pelaksanaan pemilu tidak boleh berada pada 1 kubu bila tejadi putaran kedua pilpres. (1 vs 2+3 atau 1+3 vs 2 atau 1+2 vs 3)
Efek buruk teskold o porsen anak bangsa akan makin banyak pasien rumah sakit jiwa menjadi ogj lihatlah nanti sebab mental anak bangsa Sudah sangat rusak mk memberikan putusan berdasarkan pesanan bukan kajian
PT 20% selama ini gk mnfaat untuk menjamin dukungn presiden yg diajukan.Karena partai yg mncalonkn pemenang pemilu 5 tahun seblmnya.Bisa jdi pemilu berikutny parte tsb.tereliminasi tp capresnya menang.Sehingga presiden terpilih tidak punya dukungan parte pengusung!PT 0% sdh bagus!Hnya sj yg boleh nyapres dibuat persyrtn ketat Misal aktif di parte mnml 3 th sebgai Ketua DPP.Minml pddkn S1 /Sederajat...
Tiga calon sj ribut saling serang apalagi ini semua parpol bs ajukan calon presiden akan ada puluhan calon presiden bs bayangkan puluhan kelompok saling serang halalkan segala cara utk menang, ada2 sj ini anehnya bnyk yg setuju tanpa melihat efeknya hadeh negara aneh semua sok paling hebat tdk memikirkan efek dari ini, bahkan sdh jelas pemenangnya masih ribut sampe skrg, ini kekacauan menanti
Efeknya partai pemenang jadi sulit menang nya karena kran demokrasi nya di buka ,jadi buat isu polarisasi itu ga mungkin terjadi bahkan kecil .. dengan ada nya ini masyarakat semakin dewasa dalam menghadapi politik karena banyak nya pilihan . Yg sebelumnya 3 calon ,jadi 9 calon misalnya yg dulu nya hanya memilih 3 calon jadi 9 calon akhirnya calon presiden khususnya petahana harus memastikan pemilihnya ga kabur berarti Prabowo harus bagus dalam pemerintahan agar peluang Prabowo lebih enteng,tapi Klo Prabowo banyak ingkar dalam kebijakan itu bakal buat peluang kecil di pemilu berikutnya..jadi semakin bagus jadi pemimpin ga bisa maen" dalam menjabat karna masyarakat semakin melek politik di tambah PT 20% di hapus .. dan kedewasaan masyarakat terbangun , rakyat ga bisa di pecah karna kepentingan politik para elite maupun oligarki..
@@MsRiko99 Indonesia miskin itu bukan karena rata-rata manusia nya tapi karna kekuasaan secara nasional maupun lokal/daerah. Coba Klo penyebaran ekonomi merata , penyebaran pendidikan merata .. faktanya kan bgtu dimana wilayah yg kaya SDA tapi secara pembangunannya ga merata kan ada yg aneh , itu kegagalan negara dalam kemandirian dalam pembangunan. Klo bgtu ngapain ada BUMN Klo cuma ngebebanin negara aja .. Indonesia itu Sistem nya Presidensial tapi Presiden untuk ngeluarin kebijakan aja harus negosiasi ke koalisi dan ketum partai padahal Presiden di pilih rakyat bukan selera para elite .. Pemerintah cuma mampu bikin kebijakan bansos daripada menumbuhkan manusia nya , apa karna mereka yg licik itu berpikir Klo orang lapar itu gampang di kendalikan jadi di biarkan untuk tetap lapar Klo cara berpikir nya bgtu ya jgn berharap negara ini lebih baik dan bahkan 2045 emas itu mungkin hanya bualan aja ..
@GerakanKiri mana ada ada jelas perkapita dihitung rata2 per penduduk. Kalau mau sistem politik dan pemerintahan yg baik maka orientasi kebijakan hukum dsb haruslah orientasinya menciptakan sistem yg efektif dan efisien. Jangan yg lain2 seperti paling bebas, paling langsung, paling demokratis dsb. Contoh simple, daripada ikut paham demokrasi barat semua org berhak dipilih dan memilih. Kenapa tidak dibatasi hanya orang2 tertentu saja yg berhak jadi pemimpin misal dibatasi minimal S2, atau yg berhak memilih pemilu hanya mereka2 minimal pendidikan SMA. Jadi disini bisa diliat paham demokrasi itu kdg2 seperti gula manis tapi bisa merusak pikiran
@@MsRiko99 emang gw bahas pendapatan perkapita nasional secara menyeluruh kan kaga . Gw bilang klo Indonesia itu blom merata jadi perbandingan antara si kaya dan si miskin nya sangat tinggi ,ketimpangan di desa dan di kota itu tinggi karna kenapa ya pemerintah nasional dan daerah itu ga pernah secara langsung menghadapai masalah di bawah padahal pemimpin itu harus memiliki problem solving skill . Soal demokrasi memilih atau dipilih gw rasa itu hal yg sama di mana pemilihnya itu melek politik PR pemerintah benahi pendidikan, terus untuk yg di pilih ya harus mengikuti aturan dan penyelenggara pun harus berani buat ngomong salah ya salah ,benar ya benar .. jadi membedakan strata sosial atau pendidikan menurut gw bukan cara berpikir Demokrasi Pancasila karna Klo begitu ga lagi menggambarkan garis besar sila Ke 5 .. Klo masih ada cara berpikir begitu ya berarti negara ini blom benar-benar bebas dari feodalisme mungkin bisa disebut neofeodal ..
BAYANGIN KALAU ADA 10 SAMPAI 15 PASANGAN CALON PRESIDEN.... MISALKAN ADA SATU PASANGAN YANG MEMENANGKAN PEMILIHAN PRESIDEN....GW GA BISA MEMBAYANGKAN KALAU SEJUMLAH CALON PASANGAN PRESIDEN YANG KALAH....LAU MEMBAWA HASIL PILPRES KE MK....GW YAKIN PASTI SANGAT RIBET
Kerjakanlah Revisi UUPemilu untuk dapat Mengikuti Pemilihan Umum RI Presiden Wkil Presiden Paska Kep. MK tahun 2025. Bekerjalah Revisi UU Pemilu. Agar DPRRI dan Pemerintah RI. Sepakat.
Semakin banyak calon semaaaakin baik
Terlambat dan kekeliruan besar para hakim. Baru sekarang berani sikap berprinsip
Aku bingung dengan negara ini Pilkada mensyaratkan 7,5% kemudian Pilpres 0%. MK yg personilnya nggak dipilih langsung rakyat dan putusannya cukup suara 5 hakim MK bisa menentukan aturan yg mengikat dan final untuk aturan pemerintah di NKRI yg warganya sudah mendekati 300.000.000 orang ini.
Baik buruk UU .......tergantung kejujuran pelaksana pemilu dan cerdas nya si pemilih...
Bekerjalah Revisi UU Pemilu.
Tujuan bernegara itu kesejahteraan rakyat bkn rame2 pilih capres.mending kl kalah terima yg ada jg ribut dan ngerecokin.inget ya makin banyak capres makin banyak keributan.pemerintah gak fokus kerja mewujudkan kesejahteraan tp sibuk mengurusi keributan
Setuju Margarito Kamis dan Titi Anggraeni maju Capres dan Cawapres Pilpres 2029.
Efek koruptif yg semakin masif bisa terjadi di tingkat ELITE, dan ujung ujungnya , UU baru tetap saja, mereka berkongsi dan ada DUA kelompok, ini bisa lebih parah, bisa saja ada 10- 15 pasangan calon dan cuma coba coba
Kalo yg dikatakan bung Margarito rakyat gampangelawannya yaitu lawan kotak kosong. Trm ksh
MK tdk dipili rakyat secara lansung tlg dpr & pemerinta gantikan 9 hakim mk yg uda basi sitiap warga negara punya hak yg sama utk menjadi hakim mk
Kamis orang yg di tanya sedang jelasin, langsung memotong penjelasan orang yg ditanyanya.
MK SUDAH TEPAT, MENGHINDRI MAHAR POLITIK. BILA PERLU, 0% DARI INDENFENDEN MENCALONKAN PRESIDEN DAN PILKADA
Harusnya UU yg sudah pernah diajukan ke MK dan ditolak ga boleh lagi dibahas apalagi dikabulkan, kalo begini bisa berarti MK ikut terlibat politik
MK udh mulai bermain politik ketika mengubah ambang batas pilkada menjadi 7 persen....ini kan lucu, daftar pilkada pke ambang batas 7 persen Tapi ikut pilpres pake ambang batas 0 persen padahal tanggungjawab pemenang pilpres lebih berat ketimbang pilkada Tapi syarat jadi presiden lebih gampang dibanding syarat jadi gubernur, walikota ma bupati... perbedaannya itu pilpres wajib pke partai tapi pilkada GX wajib ( independen juga bisa asal mampu)...
Ok bagus sekali keputusan mk itu sehingga koroptor tidak mengumpul di partai besar, para peofesor jadi ggak mengumpul di partai besar lalu bertindak ngawur bahkan korosi dsb. Karena merasa kuat dan dilindungi partai besar
Coba merasa bebas pilih presiden giliran kalah nganuk2 ngerecokin pemerintah aja
Ini hari Selasa ya...wajar pak margarito agak linglung
Lain kali bila panggil Margarito tidak perlu ada yang lain supaya tidak potong pembicaraan
Bagus sekali pendapat Margarito.
Ahy Calon
Ahok Calon
Puan calon
Bahlil calon
Amin Rais Calon
Megawati calon
Prabowo Calon
Mahfud buat partai
Jokowi buat partai
Rocky buat partai
Roy Suryo buat partai
Refly buat partai
Anis buat partai
Rizik buat partai
Biar kita lihat siapa yg menang
Biar adil biar gak ngomong aja
Betul,ini kesempatan bagi yg merasa pintar dan cerdas dan mampu menjadi Presiden untuk memajukan Indonesia kesempatan maju menjadi calon.
Betul bhw hindari kelompok oligarki yg ngatur pemilu..Krn pilkada dan pilpres dibiayai oligarki.pd akhirnya negara ini dikuasai pemilik duit
Agar Partai Politik itu tdk dianggap sbg KELOMPOK PENJAJAH/PENINDAS yg menghilangkan HAK WNI ASLI yg begitu banyaknya yg sehat jasmani n rochani, serta yg lulus sarjana S1, S2 atau S3 tuk dptkan pekerjaan sbg Presiden RI atau Wkl. Presiden RI, mk
yg baik n benar adlh menggunakan pasal 27 (2) UUD'45 dlm rekrutmen Presiden RI & Wkl. Presiden RI, atau bahkan ruk jd anggota Legeslatif n jd Menteri Begara RI
Ma'af jika saya salah
Pemilu 2024 membuktikan, PT dimanfaatkan agar hanya ada satu pasang calon. Dan itu buruk untuk kualitas pemilu.
Intinya bagi pengamat gak ada yang benar semua salah
BANYAK CALON PRESIDEN LEBIH BAIK DAN PILKADA. JUGA. KEKUASAN DI TANGAN RAKYAT BUKAN DI PARTAI
Rakyat tidak bodoh dan akan semakin pinter
Kali ini gue setuju nih ama si kamis .. balik akal sehatnya
Alhamdulillah..zaman Prabowo MK TDK bisa diintervensi Pemerintah...walaupun aq GK milih Prabowo..tp hati adem ..beda saat si dia...gaduh aza dibuatnya
Kapan sih lu nggak buat fitnah dasar 16%
@@sugengsartono6665yaelah noh adik ipar Mulyono di mk, fakta dibilang fitnah, jangan nganggap Mulyono dewa
Siap-siap pemilu 2029 media sosial kisruh dengan pemberitaan politik, yang 2024 yang calonnya cuma 3 udah bikin kisruh ditengah masyarakat 😂
dimasa depan trias politika akan digantikan oleh ai...
Peserta Pemilu cukup 2 yaitu Partai KIM Plus dan PDI Perjuangan dan Capres dan Cawapres cukup 2 Capres dan Cawapres KIM Plus dan PDI Perjuangan.
Sudahlah pak Kamis.... sdh dibuka kran supaya ga jadi penyembah oligarki kok diprotes,, apalagi disebutnya pemilu itu milik oligarki
Banyak teori hasilnya banyak buruknya,tolong yg buat undang undang cuma orang cerdas,jujur dan visioner,pemilu bukan brg yg cuma dimiliki dikuasai elite rakus dan curang,dan pendukungnya yg wataknya juga rakus dan curang,pemilu harus dimiliki semua orang yg cerdas,jujur dan cinta keadilan🤭🤭🤭
partai pemenang 1, 2 dan 3 (pemilu sebelumnya) tidak boleh bergabung menjadi satu mendukung capres yang sama pada putaran pertama. partai pemenang 1, 2 dan 3 setelah pelaksanaan pemilu tidak boleh berada pada 1 kubu bila tejadi putaran kedua pilpres. (1 vs 2+3 atau 1+3 vs 2 atau 1+2 vs 3)
Ribet.presiden dipilih MPR.selese langsung kerja..ribut aja
Efek buruk teskold o porsen anak bangsa akan makin banyak pasien rumah sakit jiwa menjadi ogj lihatlah nanti sebab mental anak bangsa Sudah sangat rusak mk memberikan putusan berdasarkan pesanan bukan kajian
Tinggal nunggu nantinya saya mengharapkan mereka yang koar koar 0% bisa maju nyalon presiden biar rakyat senang
PT 20% selama ini gk mnfaat untuk menjamin dukungn presiden yg diajukan.Karena partai yg mncalonkn pemenang pemilu 5 tahun seblmnya.Bisa jdi pemilu berikutny parte tsb.tereliminasi tp capresnya menang.Sehingga presiden terpilih tidak punya dukungan parte pengusung!PT 0% sdh bagus!Hnya sj yg boleh nyapres dibuat persyrtn ketat Misal aktif di parte mnml 3 th sebgai Ketua DPP.Minml pddkn S1 /Sederajat...
Ada benarnya partai penguasa mengajak partai lain utk gabung, dengan menggunakan power nya seperti jokowi
Komeng juga bisa nyalon dicalonkan Partai 😅
Siapa sih si Kamis ini...Senin Kamis kali ya
Tiga calon sj ribut saling serang apalagi ini semua parpol bs ajukan calon presiden akan ada puluhan calon presiden bs bayangkan puluhan kelompok saling serang halalkan segala cara utk menang, ada2 sj ini anehnya bnyk yg setuju tanpa melihat efeknya hadeh negara aneh semua sok paling hebat tdk memikirkan efek dari ini, bahkan sdh jelas pemenangnya masih ribut sampe skrg, ini kekacauan menanti
Efeknya partai pemenang jadi sulit menang nya karena kran demokrasi nya di buka ,jadi buat isu polarisasi itu ga mungkin terjadi bahkan kecil .. dengan ada nya ini masyarakat semakin dewasa dalam menghadapi politik karena banyak nya pilihan . Yg sebelumnya 3 calon ,jadi 9 calon misalnya yg dulu nya hanya memilih 3 calon jadi 9 calon akhirnya calon presiden khususnya petahana harus memastikan pemilihnya ga kabur berarti Prabowo harus bagus dalam pemerintahan agar peluang Prabowo lebih enteng,tapi Klo Prabowo banyak ingkar dalam kebijakan itu bakal buat peluang kecil di pemilu berikutnya..jadi semakin bagus jadi pemimpin ga bisa maen" dalam menjabat karna masyarakat semakin melek politik di tambah PT 20% di hapus .. dan kedewasaan masyarakat terbangun , rakyat ga bisa di pecah karna kepentingan politik para elite maupun oligarki..
@@GerakanKiriteori. Faktanya di negara dunia ketiga yg masih miskin kyk indonesia uang bicara. Uang paling utama
@@MsRiko99 Indonesia miskin itu bukan karena rata-rata manusia nya tapi karna kekuasaan secara nasional maupun lokal/daerah. Coba Klo penyebaran ekonomi merata , penyebaran pendidikan merata .. faktanya kan bgtu dimana wilayah yg kaya SDA tapi secara pembangunannya ga merata kan ada yg aneh , itu kegagalan negara dalam kemandirian dalam pembangunan. Klo bgtu ngapain ada BUMN Klo cuma ngebebanin negara aja .. Indonesia itu Sistem nya Presidensial tapi Presiden untuk ngeluarin kebijakan aja harus negosiasi ke koalisi dan ketum partai padahal Presiden di pilih rakyat bukan selera para elite .. Pemerintah cuma mampu bikin kebijakan bansos daripada menumbuhkan manusia nya , apa karna mereka yg licik itu berpikir Klo orang lapar itu gampang di kendalikan jadi di biarkan untuk tetap lapar Klo cara berpikir nya bgtu ya jgn berharap negara ini lebih baik dan bahkan 2045 emas itu mungkin hanya bualan aja ..
@GerakanKiri mana ada ada jelas perkapita dihitung rata2 per penduduk. Kalau mau sistem politik dan pemerintahan yg baik maka orientasi kebijakan hukum dsb haruslah orientasinya menciptakan sistem yg efektif dan efisien. Jangan yg lain2 seperti paling bebas, paling langsung, paling demokratis dsb. Contoh simple, daripada ikut paham demokrasi barat semua org berhak dipilih dan memilih. Kenapa tidak dibatasi hanya orang2 tertentu saja yg berhak jadi pemimpin misal dibatasi minimal S2, atau yg berhak memilih pemilu hanya mereka2 minimal pendidikan SMA. Jadi disini bisa diliat paham demokrasi itu kdg2 seperti gula manis tapi bisa merusak pikiran
@@MsRiko99 emang gw bahas pendapatan perkapita nasional secara menyeluruh kan kaga . Gw bilang klo Indonesia itu blom merata jadi perbandingan antara si kaya dan si miskin nya sangat tinggi ,ketimpangan di desa dan di kota itu tinggi karna kenapa ya pemerintah nasional dan daerah itu ga pernah secara langsung menghadapai masalah di bawah padahal pemimpin itu harus memiliki problem solving skill . Soal demokrasi memilih atau dipilih gw rasa itu hal yg sama di mana pemilihnya itu melek politik PR pemerintah benahi pendidikan, terus untuk yg di pilih ya harus mengikuti aturan dan penyelenggara pun harus berani buat ngomong salah ya salah ,benar ya benar .. jadi membedakan strata sosial atau pendidikan menurut gw bukan cara berpikir Demokrasi Pancasila karna Klo begitu ga lagi menggambarkan garis besar sila Ke 5 .. Klo masih ada cara berpikir begitu ya berarti negara ini blom benar-benar bebas dari feodalisme mungkin bisa disebut neofeodal ..
ts terbukti jadi alat sandera dan tuk bikin club yg usung pahpoh. kumis minum obat dulu gih
Margarito mkmkmk
Margarito itu bazer istana jubir nya rezim
BAYANGIN KALAU ADA 10 SAMPAI 15 PASANGAN CALON PRESIDEN.... MISALKAN ADA SATU PASANGAN YANG MEMENANGKAN PEMILIHAN PRESIDEN....GW GA BISA MEMBAYANGKAN KALAU SEJUMLAH CALON PASANGAN PRESIDEN YANG KALAH....LAU MEMBAWA HASIL PILPRES KE MK....GW YAKIN PASTI SANGAT RIBET
Biar MK ad kerjaannya😂
@apriotule2362 buang buang duit negara dong... kalau sekedar asal ada kerjaan 😂😂😂