12 Jenis Tarian Budaya Banyuwangi Turun Temurun

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 14 жов 2024
  • Tari Gandrung
    Gandrung adalah seni tari khas masyarakat Using yang sekarang menjadi
    maskot Kabupaten Banyuwangi. Seorang penari gandrung identik dengan perempuan
    yang bergulu menjangan berkaki kijang, yang berarti lincah bagai rusa dan memiliki
    suara yang merdu. Struktur pementasan gandrung meliputi jejer, paju, dan seblangseblang.
    Musik iringan gending jejer yang semula rancak berganti menjadi lembut
    dan penari melantunkan gending Padha Nonton sebagai lagu wajib pembuka.
    Gandrung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Using yang
    keberadaannya tetap diminati oleh masyarakat. Salah satu keunikan seni gandrung
    ialah terpadunya gerakan tari yang dinamis dengan suara instrumen yang beragam
    dan bersuara rancak bersahut-sahutan.
    Dalam pertunjukan gandrung seorang penari
    gandrung seringkali melantunkan pantun-pantun Using baik yang terdiri dari dua
    larik maupun empat larik. Pantun-pantun tersebut ada yang bernuansa agama dan ada
    pula yang bernuansa asmara.

    Tari Seblang
    Seni tari seblang merupakan tarian sakral yang berkaitan dengan upacara
    magis untuk mendatangkan roh halus, roh leluhur atau Hyang. Jenis seni tari yang
    hanya terdapat di Desa Olehsari dan Bakungan, Kecamatan Galagah, Kabupaten
    Banyuwangi ini diperkirakan sebagai peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang
    sampai sekarang masih hidup dan tetap dilestarikan.
    Tari seblang adalah tarian yang diiringi gamelan dan dilakukan oleh seseorang dalam keadaan kejiman atau tidak
    sadarkan diri (intrance) karena kerasukan atau keserupan roh halus, roh leluhur, atau
    Hyang. Tarian ini merupakan sarana pemujaan terhadap roh halus, baik roh yang
    bersifat baik maupun yang tidak baik. Jadi,
    gerakan-gerakan yang ada pada tari
    seblang merupakan gerakan tarian roh yang merasuk ke wadah penari. Ciri-ciri
    gerakannya yiatu dilakukan dengan ritme yang monoton.
    Pementasan seni tari ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu
    setiap tanggal 1 Suro bertepatan dengan dilaksanakannya upacara bersih desa atau
    selamatan desa. Bila pementasan tari seblang tidak diadakan diramalkan akan
    menimbulkan malapetaka bagi masyarakat desa Olehsari.
    Atas petunjuk roh halus,
    pada saat ini pementasan tari seblang dilaksanakan pada setiap Hari Raya Syawal,
    yaitu tiga atau empat hari sesudahnya. Pementasan tari Seblang dimulai pukul 13.00
    sampai dengan pukul 16.00 selama satu minggu.

    Tari Barong
    Kesenian barong merupakan teater rakyat yang memadukan unsur tari, musik,
    dan lagu serta cerita yang telah baku dan turun-temurun. Pada awalnya, seni ini
    merupakan seni pertunjukan yang bersifat sakral dan pementasannya dilaksanakan
    hanya pada saat-saat tertentu,
    misalnya pada saat upacara bersih desa yang
    diselenggarakan pada minggu pertama bulan Haji (Besar). Tetapi, dewasa ini seni
    barong sudah menjadi pertunjukan yang bersifat hiburan sehingga bisa dipentaskan
    pada saat pesta perkawinan, khitanan, atau pergelaran-pergelaran seni lainnya.
    Kesenian ini merupakan seni rakyat yang secara khusus mengandung ciri
    khas Using, baik yang menyangkut musik, tari, dialog, maupun ceritanya. Di
    Kabupaten Banyuwangi yang masih mempertahankan orisinilitas kesenian barong
    kurang lebih berjumlah empat kelompok, yaitu kelompok Seni Barong Kemiren,
    Mandalikan, Mangli, dan Jambersari. Akan tetapi, dari keempat kelompok itu hanya
    kelompok seni barong Kemiren saja yang masih utuh “keUsingannya” dan sering
    melakukan pementasan.
    Seni Barong di desa Kemiren diciptakan oleh Eyang Buyut Tompo pada
    sekitar 1830-an. Pada saat itu di desa Kemiren ada pertunjukan Seblang yang
    dimainkan Embah Sapua. Ketika penari seblang kesurupan, terjadilah dialog dengan
    Eyang Buyut Tompo agar pementasan seblang dipindah ke desa Ole-Olean
    (Olehsari), sedangkan di desa Kemiren dipentaskan seni barong. Sejak saat itu ada
    ketentuan yang harus dipegang teguh oleh masyarakat, yakni masyarakat desa
    Olehsari tidak boleh mementaskan barong. Seni Barong yang diciptakan Buyut
    Tompo ini didasari oleh leluhur masyarakat Kemiren, Eyang Buyut Cili, yakni tokoh
    yang dimitoskan dan dianggap sebagai danyang atau penjaga desa Kemiren. Oleh
    karenanya setiap pementasan, yakni tatkala barong mengalami kesurupan yang
    masuk adalah Buyut Cili.

    Tari Hadrah Kuntulan
    Kesenian hadrah kuntulan lahir tidak terlepas dari sejarah perkembangan
    Islam di Banyuwangi. Sebelumnya, hadrah kuntulan ini bernama seni hadrah
    barjanji. Menurut beberapa seniman kuntulan berasal dari kuntul, nama sejenis
    unggas berbulu putih, yang selanjutnya warna putih ini dijadikan sebagai warna
    busana yang dipakai para pemainnya. Sementara itu, beberapa seniman yang lainnya
    seperti Hasan Singodimayan, Andang CJ, dan Sudibjo Aries berpendapat bahwa
    nama kuntulan secara etimologis berasal dari kata arab kuntubil yang artinya
    terselenggara pada malam hari. Kata tersebut berkaitan dengan aktifitas santri setelah
    .

    Tari Padhang Ulan

КОМЕНТАРІ • 5

  • @onyengregas
    @onyengregas 3 роки тому +1

    Mantab lur.... Budidayakan kesenian indonesia lur....👍👍

  • @CandaID
    @CandaID 3 роки тому +1

    tari apa namanya?