kayanya referensi mereka2 yg diinginkan adalah yang bisa terlihat, macam kekayaan, fisik, tampang, dan apapun. Bukan yg gabisa diliat secara kasat mata, macam kepintaran, emosi, personality. Meskipun yg personality ini bisa diargumenkan karena ada beberapa yang sampe bikin standar gamau sama cowo yg sayang ibu
Yang ngetiktok (penyuka hiburan ala tiktok biasanya nggak kenal Elsevier dan Scopus) Sebagian yang hobi ngetiktok dan kuliah pun mungkin sampe wisuda nggak kenal "libgen"
2:40 kita bukan masalahin standar TikTok nya buat diri sendiri no, tapi takut itu jadi hal yg dinormalisasikan orang rame yg pada akhirnya akan berdampak ke kita. Kita nya mah ga bakal ngeribetin standar tiktok klo itu ga jadi hal yg diikuti banyak orang.
Saya ada pengalaman dari teman. Udah pacaran cukup lama dari SMA sama seorang cewek "standar tiktok". Dari dulu aman aman aja, ceweknya main tiktok dan gak ada yang aneh. Tapi setelah dia terjangkit virus standar tiktok, baru lah pemikiran cewek ini jadi aneh. Salah satu standar tiktok yang sedang populer adalah "redflag cowok yang sayang sama ibunya". Nah gara gara itu, si cewek selalu cemburu kalau si cowok deket sama ibu dia sendiri. Bahkan saat cewek ini tau cowoknya selalu ngasih uang bulanan ke ibu-nya (btw ibunya sekarang single parent setelah ayahnya meninggal) langsung dah ribut gede sampe akhirnya cewek tersebut diputusin sama temen gua. Untuk temen gua, sorry cerita lu gua umbar.
Sebagian orang itu khawatir, pas udah punya pasangan yang sudah pas dan sesuai. Tapi gegara nonton TikTok, pandangannya jadi berubah. Karena algoritma yang "disesuaikan" sama pengguna. Hal yang sebenarnya kurang populer di khalayak umum, jadi seakan "viral" dan banyak dilakukan orang.
NAH!!! ini yang gua pengen pertanyakan ke bang Eno Istri om gua awalnya istri yang baik-baik kata om gua tapi semenjak dia download tiktok.... Semuanya berubah
Sebenernya itu balik ke diri masing masing Namanya sosmed khan bertebaran konten Mereka pada cari cuan situ Makanya pada bikin kontroversi berdasarkan tema yg lg rame, biar masuk algoritmanya Tp semua balik ke penonton milih tontonannya & seberapa bisa dia nyaring & pilah pilih informasi yg bener dan mana yg sampah.
Klo cewek mw dpt nafkah standar tiktok boleh,tapi cewek nya juga harus standar tiktok,bearti cewek ny juga harus : -Hourglass figure -BB ngk over 45kg -kulit putih(bukan kuning langsat，tpi hrs putih porselen mcm artis korea) -suara merdu -ngk boleh nyolot,marah,atw sejenisny -pinter membuat suami senang,dimanapun juga -harus berprestasi dan berpendidikan tinggi biar bisa bantu suami di kerjaan -mampu merawat rumah mansion sendirian -mampu masak sekelas michelin chef -kalau dibawa kemanapun dapat menjaga harkat martabat suami -mampu menjaga orang tua dan keluarga suami -mampu merawat dan mendidik anak menjadi anak baik dan pinter berstandar tiktok -dst...
Menurut gw, sebenarnya bukan masalah bagaimana standar itu ada atau dibuat sih, tapi yg gw takutkan (dan yg lainnya mungkin) adalah bagaimana referensi dan standar itu akhirnya memengaruhi orang lain sehingga mengikuti standarnya, kaya kasus kemaren yg orang komen dia ceraiin istrinya karena terlalu mengikuti standar tiktok dan merasa dikasi 7jt ga cukup untuk dijajan, yg harusnya menurut yg si cewenya percayai harusnya 15 jt. Ingat, bukan dijadikan kebutuhan, tapi DIJAJAN, yang padahal cowonya sudah kasih uang untuk ortunya sama uang kuliah buat adiknya. Jadi kaya gampang terhasut gitu tanpa mikir matang-matang nih pasangan gw sanggup gak ya kalo gw segini standarnya, atau ga mikir-mikir sebenarnya standar kaya gini sebanding ga ya dgn gw Gw setuju kalo dalam hubungan (apalagi sudah jenjang pernikahan) kompromi dan komunikasi itu penting. Dan ga selamanya bisa maen peka ga peka, dipikir pasangannya esper pembaca pikiran macam anya forger kali ya. Tapi yg ditakutkan skrg bukan lg standarnya bagaimana, tp dari standar itu apakah bisa mempengaruhi orang dari yg hubungan baik2 aja, malah jd ke-chaos-an perlahan2
Orang² yg bikin standar gtu biasanya org yg cuma mau terkenal. Haus akan popularitas. Klo di bahas serius, bilangnya cuma bercanda, dan tanpa sadar memengaruhi orang lain yg cuma mengkonsumsi atau tidak mencerna matang matang
@@skinmoba Iya percerain karena finansial dah banyak, tp garis bawahnya bukan karena duit bang. Garis bawahnya ini si mantan istrinya terpengaruh standar yg mengharuskan mantan suami hrs bisa kasi segitu, spt kurang bersyukurlah
"Kebodohan lebih berbahaya dari kejahatan. Kita bisa memprotes kejahatan, menyingkapnya, bahkan melawan dengan kekuatan. Namun terhadap kebodohan kita tidak berdaya" -Dietrich Bonhoeffer-
Tapi nih bang, kalo yg gw liat ya, ada beberapa faktor mengapa standar tiktok ini menakutkan: 1. Standar-standar kayak gitu dipublikasikan untuk membuat semua orang setuju dan sepemikiran, sehingga beberapa pasangan sifatnya tiba-tiba berubah. 2. Mereka yg bikin standar-standar ini merasa bahwa mereka pantas, padahal kita yg liat aja gak tau kehidupan mereka itu aslinya seperti apa. 3. Terlalu ngarep.
ya lebih ke kayak harus bisa dipikirkan lagi jika melihat standar tiktok soalnya walau cuma kayak liat standar orang lain tapi itu bisa juga mempengaruhi pemikiran kita bahwa kita harus bisa memenuhi standar yang gak realistis atau yang terlalu berlebihan. Aku tau bahwa kita itu bebas buat berpikir yang luas atau gimana tapi ya jangan dipaksa Ya itu aja pendapat gw kalau mau diskusi bareng silahkan Terimakasih Bye
Ada orang bule komen di yt siapa gitu gw lupa, dia bilang "seharusnya manusia sudah bisa menjelajah ruang dan waktu tapi sayangnya Tiktok muncul duluan" 😅
Gue selalu pikir pernikahan itu soal kompromi. Soal ngerti satu sama lain, soal berjuang bareng. Tapi ternyata, ada satu hal yang nggak pernah gue sangka bakal jadi ancaman serius dalam rumah tangga gue: TikTok. Awalnya, Rina cuma buka aplikasi itu buat hiburan. Gue juga sering denger suaranya ketawa sendiri di sofa sambil scroll. Nggak ada yang aneh. Kadang dia nunjukin video lucu, kadang resep makanan viral, kadang cuma tren dance yang lagi booming. Gue ikut ketawa, ikut nimbrung. Gue pikir, yaudah, wajar aja. Semua orang juga main TikTok sekarang. Tapi lama-lama, ada yang beda. Dulu, kita bisa ngobrol panjang lebar tentang apa aja. Kerjaan, rencana masa depan, bahkan hal-hal receh kayak siapa yang bakal cuci piring malam ini. Tapi makin sering dia main TikTok, makin sering juga dia ngomong soal hal-hal yang menurut gue… absurd. "Mas, aku tuh baru tau kalau selama ini aku nggak dihargai," katanya suatu malam, sambil naruh HP di meja. Gue yang lagi baca buku, ngelirik ke arahnya. "Hah? Maksudnya?" "Cewek itu harus jadi high value woman. Harus punya standar tinggi, nggak boleh puas sama yang biasa-biasa aja." Gue ketawa kecil. "Ya terus? Maksudnya gimana?" Dia duduk di sebelah gue, matanya serius. "Aku liat di TikTok, cewek tuh harus punya cowok yang bisa kasih dia hidup nyaman. Bukan cuma sekadar cukup, tapi lebih. Cowok yang benar-benar peduli sama perasaan ceweknya bakal kasih financial support tanpa diminta. Karena kalau beneran sayang, nggak ada istilah ‘kamu harus ngerti kondisi aku’." Gue mendengus, naruh buku ke meja. "Ya tapi kita jalanin bareng-bareng, kan? Aku kerja, kamu juga kerja. Aku juga nggak pernah larang kamu ngapa-ngapain." Dia diem sebentar. "Tapi cowok lain bisa kasih lebih buat istrinya." Kalimat itu bikin gue mikir. Sejak kapan Rina jadi kayak gini? Sejak kapan dia mulai bandingin gue sama orang-orang yang dia liat di TikTok? Gue tahu standar sosial itu ada, tapi sejak kapan hubungan kita ditentukan sama FYP? Gue pikir itu cuma fase. Gue pikir, nanti juga dia sadar sendiri kalau hidup di dunia nyata nggak seindah yang dia liat di layar HP. Tapi ternyata, itu baru permulaan. Lama-lama, dia mulai ngomongin hal-hal yang bikin gue makin nggak nyaman. "Mas, aku pengen mulai soft life." Gue ngangkat alis. "Soft life?" "Iya. Hidup santai, nggak perlu capek-capek kerja, nggak perlu stres mikirin uang. Aku pengen fokus self-care, ke salon, perawatan, ngurus diri sendiri." Gue diem sebentar. "Ya tapi kita kan punya tanggung jawab. Kalau kamu nggak kerja, gimana nanti pengeluaran kita?" Dia nyengir. "Makanya, tugas cowok yang bener itu bikin ceweknya nggak perlu mikirin hal-hal kayak gitu." Gue ngerasa ada yang aneh. Ini bukan Rina yang gue kenal. Rina yang dulu adalah cewek mandiri, yang selalu bilang kalau dia pengen sukses bareng gue. Sekarang, dia lebih percaya omongan influencer di TikTok daripada realita hubungan kita. Makin hari, standar hidupnya berubah. Bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal bisa atau nggak dia pamerin di media sosial. Dia mulai minta gue beliin barang-barang branded, ngajakin dinner di restoran mahal setiap minggu, minta gue kasih surprise yang bisa dia rekam buat konten. "Kamu lihat kan, di TikTok banyak cowok yang ngasih surprise ke pasangannya?" katanya suatu hari. Gue yang baru pulang kerja, ngelepas tas dengan lelah. "Ya lihat, tapi kita kan bukan mereka." "Ya tapi cowok yang bener pasti bakal lakuin itu tanpa diminta." Gue diem. Gue bisa ngerasain kalau hubungan ini udah nggak sama kayak dulu. Puncaknya, dia ngasih gue ultimatum. "Aku nggak bisa terus hidup kayak gini," katanya suatu malam. "Aku rasa kita beda visi." Gue ngetawain kepahitan yang gue rasain. "Visi kita beda, atau FYP kamu yang beda?" Dia nggak jawab. Tapi keputusannya udah bulat. Akhirnya, kami cerai. Gue masih sering kepikiran, kapan tepatnya gue kehilangan istri gue? Kapan tepatnya dia lebih percaya sama orang-orang asing di internet daripada suaminya sendiri? Yang jelas, gue kalah. Kalah sama algoritma.
Hidup memang tidak selalu sesuai dengan yang kita inginkan. Pengkhianat,kekecewaan,permusuhan selalu ada dan pasti terjadi setidaknya sekali dalam hidup. Namun juga ada kegembiraan,kebersamaan dan pertemanan. Lupakan masa lalu dan lihat masa depan. Masa lalu adalah sejarah dan itu adalah pengalam agar kita paham dan tidak membuat kesalahan yang sama. Intinya tetap semangan,pantang menyerah, jadilah orang baik di segala situasi Itu saja dari saya, Terima kasih
Kalo ini beneran kisah lu bukan karangan, i feel you bro. Lo masi bisa kejar hidup lo yg lebih baik Ini yg dikhawatirkan, bukan standarnya spt apa. Tp bagaimana akhirnya orang2 bisa terpengaruh dgn standar2 kaya gitu
Wih. Pasti lu pernah nerbitin buku ya, Bang? Kalimatnya bagus banget. Gw baca secara gak sadar memahami antara satir di akhir sama kepahitan cerita lu. Nice.
temen gw terancam cerai karena standar ini. Istrinya suka liat tiktok dan akhirnya nuntut sebulan dikasi uang 6-7 juta untuk dirinya sendiri dan 3 juta per pinggu buat makan. Like wtf bro? Yang bener aja co lu lagi mimpi apa gimana? Kalo ada cowo yang bisa ngabulin standar itu, gw jamin DIA GA MAU CEWE KAYAK LU.
Nah ini. Video tadi itu isinya lebih ke preventif ya. Jadi kalo lu lagi nyari pasangan terus nemu cewek buat di pdkt in misalnya, tapi ternyata lu ga sesuai standar dia (yg berbasis tiktok) ya lu tinggal cari yg lain. Tapi masalahnya ada juga yg hubungannya udah baik malah jadi rusak ggr itu (seperti kasus ini)
@@fachrifaban8129 dan kayanya kebanyakan justru yg kaya skenario ke 2, jadi standar yg dia liat di tiktok bikin dia ngerasa, "oh bener juga, harusnya pasangan gw kaya gini", alhasil terjadilah hal-hal yg tdk diinginkan
ini jg rame gara2 ada bbrpa yg cerai gara2 ini, ada yg pdahal cowo ny udah ngasih lebih dari cukup, tp istriny pingin 15jt untuk dirinya sendiri tp gak mau bawain suaminya minum karena patriarki, aneh bgt, meskipun gk bisa kita pungkiri mungkin ini cuma crita karangan, kalo gw slalu skeptis dengan apa2 yg ada di internet, wkwkwk
dulu aku scrolling di tiktok pernah nemu ada tiktoker luar nge-interview orang random di jalan. ceritanya dia lagi interview 2 orang cewe yang lagi jalan bareng gitu. dia nanya tentang pacarnya mereka berdua. pokoknya salah satu cewek itu cerita tentang cowoknya yang cuma kerja jadi cleaning service atau apa gitu aku lupa. terus dikomentarin sama temennya, intinya dia ngerendahin si cowoknya ini. entah miskin lah, nggak effort lah. terus si cewek yang cowoknya dihina ini ngebelain katanya dia udah berusaha buat kami berdua gitu. terus ujung-ujungnya malah mereka berdua yang debat. aku nemu videonya dah lama banget jadi agak lupa
Emang standart tiktok itu bahaya banget aku bedain scroll tiktok ama ig kaya beda banget orangnya ig itu serius tapi fakta aku ditiktok lah kok gitu anj makin lama makin dongo gua
sebenernya ga cuma tiktok sih... social media lain kayaknya juga sama bisa ngebentuk standar2 tertentu (mungkin karena lebih banyak massa nya dan lebih luas share nya). social media itu emang sarang penyakit buat banding2in hidup diri sendiri sama orang lain , padahal yg di post cuma yg bagus2nya doang. basicaly it's fake world orang pasti cuma ngepost mereka seneng2 liburan kemana , lagi makan2 mahal dll. itu ya at the moment aja... bahkan lebih parah ada yg cuma sekedar nyari konten buat sekedar posting. dibalik nya , ternyata banyak hutang , punya masalah2 tertentu dan sebagai nya yg jelek2 enggak bakal di post. tapi orang2 nya efeknya malah "kok hidup dia enak ya... Hidup yg bener tuh berarti kayak mereka... kok gw cuman gini2 aja dia kok bisa liburan2.. kok dia bisa bahagia gw enggak...". bahkan sesimpel selebgram upload foto aja , ga mungkin muka bangun tidur langsung selfie. minimal cuci muka dulu , cari angle yg cocok foto berkali2 , bahkan filter... tapi abis itu pake caption "baru bangun tidur nih...". orang yg ngeliat itu bisa2 malah insecure... "dia bangun tidur udah cantik jir , sementara gw...". akhirnya menciptakan standar2 yang "hidup yg bener tuh kayak mereka..."
Setuju sih, sebelum ada standar tiktok, ada hedonisme massal gara-gara insta jg dlu (entah, mungkin skrg masih jg atau engga) mirip-mirip lah sama standar tiktok ini. Intinya ya btul katamu, social media it's fake 😂 balik ke cara pandang masing-masing pengguna nya
Cewek punya gaji 20jt dan nyari cowok yg penghasilannya 20jt juga bahkan 30jt ya its normal gak salah dan wajar. Yang jadi masalah adalah itu di unggah di sosial media dan jadi referensi kemudian di ikutin sama cewek yg gaji umr bahkan pengangguran 😂
Poin nya ketika si cewe ini tadinya fine2 aja kemudian "terinfluens" karena dia jadi mikir. Apakah gua ga bahagia dengan dia? Dengan pemberian semuanya yang dia kasih ke gua? Kayaknya gua merasa kurang kasih sayang deh. Sayangnya banyak yang kemakan dengan konten seperti itu dan dia mengkoreksi segala keputusannya selama ini kemudian menuntut lebih. Yang terjadi apa? Kurang bersyukur. Kalo udah kaya gini siapa yang bertanggung jawab? Sedangkan si influenser masih santay2 aja dan bisa berkilah "kan gua cuma bikin konten."
Total angkatan kerja = 127400000 (127 Juta orang) 90% penduduk memiliki gaji dibawah 10 Juta per bulan. 1-2% memiliki gaji diatas 20 Juta per bulan. Dengan asumsi 0.2% penduduk memiliki gaji 50 juta per bulan (0.002 × 127400000 = 254800 orang) 254800/280 Juta penduduk = 0.00091 (0.091%) Dari 280 juta penduduk hanya 0.091% orang yang punya gaji 50 juta per bulan. 😂
Temen gwe pengen punya suami bule, ganteng, sexy, Dan kaya raya. Sementara dia masih mahasiswa yang males malesan belajar dan gada usaha sama sekali untuk dapetin cowo bule. Dan yang lebih wow, dia ga mau disuruh belajar nyapu, karena.... Dia bilang bakal punya pembantu 😁 Damnn she's literally mind-blowing
Belom tahu dia akwkwk cowok bule apalagi bule Amrik bakalan lebih milih 50-50. Dan nggak bakal pake ART juga karena biaya hidup di sana muahal. Dan cewek juga kalo bisa ikut kerja akwkwk. Nyapu aja nggak bisa ... Aduh hidupnya mau dibawa gimana, ya Tuhan. Mana pasti bakalan dibawa ke negara si bule karena hidup di sana lebih terjamin jadi harus ada kerja sama. Nikah sama model CEO aja, harus tetep bisa lakuin basic skill apalagi kalo nikahnya sama bule biasa kayak menengah aja. Sebagai cewek suka aneh sama cewek begini.
@@Lstvee13Soal 50-50 ini related, gue punya mantan org US, pas gue nanya soal finansial dll klo misal nanti kita nikah gmn, ga langsung bilang gue suruh kerja sih cm dia bilang klo cuma dia doang yg kerja, biaya yg dia harus kumpulin tiap bulannya gede bgt. Dan pas gue tanya gue boleh kerja ga setelah nikah? dia terus bilang dia bakal support klo gue kerja 😂😂😂 yah begitulah
2:18 masalahnya gini bang kayaknya,kita yg nggk ngikutin standar TT tapi kita yg kena imbasnya,kita yg dpt kerugian nya,makanya byk yg kesel sama orng"yg ngikut ni standar TT,misal yg awalnya pasangan adem ayem tiba tiba jadi panas bahkan putus karena ada salah 1 yg ngikut ni standar tt dan ngerusak hubungan,skenario terburuk nya pasutri yg cerai karena satu pasangan nya kena setir standar TT. Akhirnya byk yg kena setir terutama kaum hawa yg minya cowo spek gaji 2 digit lah,loyal lah gmn lah tapi dianya sendiri gak naikin kualitas diri agar layak dpt cowo dengan standar yg dia mau.
bener bang, yang udah punya pasangan aja bisa ke setir, apalagi kita kita ini yang masih sendiri ? zaman udah susah malah ditambah susah, ya wajarlah orang-orang marah karena standar tiktok
Nah. Yang cowok pengen punya pacar secantik selebritis tapi dirinya sendiri kayak kecap. Yang cewek pengen cowok kaya raya bak pangeran dalam film, dirinya sendiri dompetnya kosong😅
@@nandreans6444lah punya cewek spek selebritis mah gak semuluk punya spek pangeran dan ratu, jatohnya itu dah standar ganda, lagian cowok yg pengen spek selebritis itu bukan kaum mendang mending
@@nandreans6444kalau masih pacaran atau cari pasangan GPP sih, tinggal ganti aja, namun jika udah menikah tiba tiba menuntut uang banyak tanpa mempertimbangkan gaji suami jadi rusak nanti
@@nandreans6444gw pernah Nemu konten standar aneh dimana gw yg chindo atau seluruh di indo yg berdarah Tionghoa, visual putih mata sipit, pipi imut itu selalu di kaitkan dng Korean atau di miripin idol jadi gw liatnya kyk merasa ga enk bngt gw sebagai chindo takut nya harus di miripin gini dan bla³ padhal gw penyuka western njir
Sbenernya yg skrg jadi pembahasan tuh no, bukan lagi soal standard tiktoknya yg ketinggian kyk video cewe minta gaji cowonya 100 juta, dll. Yg skrg jadi pembahasn ttg Standard Tiktok itu konten dari influencer yg nyetir opini publik ttg gimana cowo ideal dan gimana cewe ideal yg membuat kondisi percintaan hari ini sperti kata Erich Fromm kyk "cari jeruk di pasar" lu "icipin" dulu, stelah klo ternyata ga cocok dikit aja lu buang, bukannya dikomunikasikan atau toleransi. Sbnernya standar tiktok ini udh ada dari dulu, dari zaman postingan girlies yg dulu jadi meme sama pewdiepie yg ledekin postingan tulisan estetik pke background awan, trus pindah ig dan skrg Tiktok sama X. Klo dulu kita nyebutnya Standard sosmed no. Balik lagi soal standard tiktok tadi, gua jadi inget sama skripsi lo soal hyperalitas, soal bagaimana internet menghancurkan mu. Jadi ya standard tiktok ini adalah narasi yg dibuat, terus di copy, copy lagi, copy terus sampe akhirnya antara opini asli sama konten ini makin kabur. Bahayanya adalah ketika org pada jadiin yg konten ini sbg pegangan hidupnya ini,akhirnya makin ga realistis lah apa apa yg ada dalam hubungan manusia ini no, makin ga masuk akal keinginan org. Kyk temen gua aja, cewenya slalu nuntut klo cowo itu harus ngasih dia duit, ngasih dia hadiah, ngabarin, dll. Sedang cowonya yg tipe laki itu tanggung jawabnya ibunya, istri gausah dikasih banyak-banyak, dll. Emg dasarnya mreka udh aneh bedua pola pikirnya, tapi karena standar tiktok ini, yg direkomendasikan sesuai sama bubble mreka, jadilah mreka menutup itu ruang untuk toleransi, batu lah mreka sama ideologi masing-masing dari yg awalnya biasa aja karena ga ada standard tiktok ini, gara gara ada standard tiktok, jadilah mreka batu satu sama lain. Nah ini yg jadi problem sampe ada yg mau cerai lah karena istrinya minta dikasih nafkah harian 20 juta sendiri, blom sama ngasih adek-adeknya, klo gamau dibilang mokondo, sesuai dgn standard tiktok yg dia liat. padahal itu adek si istri udh dikasih 11 juta, ortunya juga dikasih banyak, kerja juga boleh, perkara dikasih 4 juta buat belanja doang dikatain mokondo. Kan sakit hati org
STANDAR TIKTOK JUGA GA MASUK AKAL KADANG JUGA MASALAH BEGINI ADA BILANG BEGINI "BUAT APA MASIH ADA IBU MU WALAU TERKADANG KEHIDUPAN KM MISKIN" PREET KEHIDUPAN MU DULU SAJA MASIH TERGANTUNG KE 2 ORTU ADUH KARNA BERKAT KE 2 ORTU KITA ADA,SUKSES,BERJAYA,SELAMAT,DAN LAIN-LAIN MAH NIH
Oke gua sepakat ama lu bagi yg mau menikah, suka suka mereka untuk cari spek pasangan, silahkan monggo. Tapi kalo yang udah menikah, terus kena standar tiktok, itu yg jadi masalah. Kita gatau apa apa tentang trend tiktok dan dipaksa untuk sesuai itu ujung ujungnya apa, ribut abis ribut cerai Padahal diawal sebelum pernikahan udah ada pembahasan dan tau sama tau. Sebelum ada Tiktok kita sama sama bersukur sama apa yang ada, setelaah ada standar tiktok rusak semua. Waktu gua sekolah untuk mengikuti apa kata orang (kutipan) itu dari para ahli. Para ahli itu bisa membuat pernyataan harus minimal 20tahun belajar dibidang itu dan diakui oleh para ahli dibidang yang sama. Baru itu bisa kita jadikan referensi. Ini tiktok tbtb ada orang antah berantah, yg mungkin dia ga pernah sekolah, mungkin cewe BO, anak durhaka, tbtb bikin pernyataan, opini dan lain sebagainya di tiktok terus fyp , lalu oleh penonton tiktok merasa relate dan mereka mengikutinya "trend tiktok" Fakyuulah untuk toktok
Kalau masih pacaran atau belum punya pasangan ya ga panik sih bang. Orang yang panik itu kalay udah besuami istri. Dengan adanya fenomena ini ada yang sampe cerai.
8:53 standar tiktok ga pernah jd masalah buat gw. yang bikin itu ga masuk akal adalah, pasang standar tanpa bisa "ngaca". cewe masih tinggal di gang sempit maunya dijemput pake mobil. cewe ga bisa cari duit, tp pengen dibandarin cowo yang kaya cuna nerima duit. cewe ga bisa ngapa2in tapi pengen cowo yang bisa ngasih segalanya. mau kaya ya kerja, minimal ngangkang. mau cowo yang effort ya kudu ngasih effort balik. mau dijemput pake mobil ya minimal pindahin rumah busukmu ke tempat yang ga nyusahin yang jemput.
Mirip adiiku yang GenZet yang hidupnya standard aplikasi T Terus aku bilang ke adikku "kamu sudah dewasa dan berumur 20 tahun, dewasalah, jangan bertingkah seperti anak kecil" APAKAH Adikku TERKENA SAKIT PETERPAN COMPLEX?
@@XymEow mungkin maksudnya itu adalah orang dewasa tapi masih berpikir seperti anak kecil dan dinamakan Peterpan Complex ( atau nama lainnya aku lupa ) karena karakter Peterpan yang sudah dewasa tapi tetep ingin jadi anak kecil terus Ya itu yang aku bisa jelaskan kalau mau diskusi atau koreksi silahkan Terimakasih Bye
Ya sih penyakit beginian sulit diobatin karena umumnya menyerang gen z dan gen alpha,beta dimasa yg akan datang Bahkan gen milenial akhir terkena penyakit mental yg satu ini penyebab ortu gen boomer
Nope. Yg kena peterpan complex itu rata2 sadar kalo mereka 'sakit' n berusaha cari cara untuk selesai dengan dunia kecilnya. Sementara orang2 yg disesatkan toktok... Bukannya pengen sembuh malah denial.
2:20 jadi gini bang. mungkin kalau kita sendiri bisa tidak mengikuti standar tiktok. Tapi bagaimana kalau Istri/Anak/Keluarga yang ngikutin standar tiktok, korbannya malah kita yang kena standar tiktok dari mereka. Coba bahas dari sisi korban yg kena standar tiktok bang 😢
Saya rasa standar tiktok itu tidak punya dasar bukti valid. Tidak ada bukti nyata seperti statistik korespodensi beberapa masyarakat yang diajak jajak pendapat seperti majalah khusus wanita. Semenjak berhentinya penerbitan majalah atau tabloid khusus wanita disekitar 2015an. Saya rasa, perlu adanya literasi sahih berdasarkan kebutuhan masyarakat seperti majalah good houskeeping atau men's health.
Untuk paham bahwa gak papa gak ikut standar bla bla bla, perlu waktu sampai paham diri sendiri, masa remaja memang mudah terbawa arus, konten ini salah satu pintu untuk bilang "gak papa gak ikut standar"
Cewe kebanyakan tuh suka lihat konten tiktok, terus dikirim ke pasangan. Cewe2 tiktok standarnya tinggi bgt cuy, pengen dihargain, didengerin, dinafkahin, diturutin kemauannya, didukung, dihormati, dibanggakan, dibahagiakan dsb… dan anehnya mereka ingin itu semua tapi ga ngeliat kualitas diri mereka sendiri & ga memberikan yg setimpal untuk pasangannya… orang2 kek gini biasanya batu kalo dinasehatin… mencari pembenaran mereka sendiri, terus kalo terpojok biasanya mereka bilang "kamu ga ngehargain aku".. padahal jelas2 dia playing victim tapi dia sendiri ga sadar
Kalau gua sendiri sbgai cowo udah mulai bodo amat tuh standar" Di tiktok, terlepas dulu pas pacaran juga kesetir tiktok, ya akhirnya gua berasumsi kalau "sukses dulu baru nyari jodoh" Karena fakta nya cewe yg udah ber umur 20 an keatas ya itu ada yg nerima cowo nya asal ada duit😂, kan ada tuh yang taarufan nah asal lu punya duit👍, Jadi menurut ku lu cowok mending kerja dulu deh smpek sekiranya lu udah pantas dari segi finansial, mental, pikiran. Atau engga yg masih sma/kuliah lu harus belajsr hal hobi yg bisa kedepannya mendapatkan uang, contoh ni editing video, freelance/dll. Jadi buat temen" Nih yg masih binggung ngurusin tu cwe yg banyak maunya/yg berbau minta" Apalah, mending putusin karena bakalan ngehambat lu buat berkembang serius!, mungkin 1-3 bulan aman" Aja, cuman kalau smpek 1-2 tahun lu ngebeli in dia dan masih bersifat pacaran dan gaji lu masih pakek ortu atau 1/2 jt, yah menurut ku lu buang" Hal yg ga bermanfaat wkwk Monggo kalau ada yang ga terima/mau ber opini, ini cuman pengalaman pribadi aja gaes, semangat aja lu pada bisa kok jadi orang sukses🎉
biasanya "STANDAR" pasti berujung ke "NORMALISASI" itu yang gak bisa di rem oleh kebanyakan ciwi-ciwi, berlaku juga untuk yang sudah bertahun-tahun menikah....
Standar tiktok ini mayoritas diciptakan oleh perempuan, yang sebenarnya itu hanyalah "angan-angan" dan "keinginan" dia YANG TIDAK KESAMPEAN. Beberapa contohnya: 1. Minimal suami tuh gajinya harus 10jt - 20jt, padahal dia sendiri belom tentu gajinya UMR 2. Ngasih uang belanja 7jt/bln dibilang mokondo, ini ada kasusnya dan akhirnya mereka cerai 3. Ada tiktoker perempuan yg kontennya full ngasih standar tiktok, bener-bener nge-brainwash GenZ dan Milenial tentang standar hidup yg ga masuk akal, followersnya banyak, viewsnya apalagi, dari sini udah keliatan seberapa "berhasilnya" standar tiktok itu mendoktrin manusia jaman sekarang
kayaknya lbh baik para bapak dan calon bapak indonesia utk fokus dlm mendidik keturunannya barusan dr kanal bule yg lagi heboh krn video anak2 tk di tiongkok sdh bisa masak, menjahit sampai aktif olahraga warga bule sampai membandingkan dg anak2 sma di usa yg byk yg nggak bisa itu semua
Perspektif lain: Yang berbahaya dari standar tiktok adalah meng-influence orang-orang untuk menuntut pasangan tanpa mau tahu kondisi pasangannya. Masih okelah kalau masih pacaran, tinggal putusin, kalau sudah menikah? Orang yang menset dirinya dengan standar tinggi tanpa memberikan timbal balik apapun, tanpa dibarengi value dari cewek tersebut. Kaya dari kasus yang cerai kemarin itu udah dikasih uang bulanan 7 juta, ngasih uang ke mertua, kuliahin adek ipar. Tapi masih dianggap "kurang" oleh ceweknya. Nge-set standar boleh-boleh aja tapi lihat diri sendiri, apa timbal balik yang bisa lu kasih.
Setuju jika orang bebas menentukan standar masing-masing, namun jika itu dishare di media sosial (Tiktok) itu akan mempengaruhi pola pikir atau standar anak2 remaja yang belum tentu bisa berpikir untuk memantaskan diri dengan standarnya. Sehingga anak2 remaja hanya akan menuntut orang lain untuk memenuhi standarnya bukan berusaha memantaskan diri dengan standar mereka. Sebagai pendidik saya khawatir standar tiktok itu merusak cara berpikir anak. Jadi keresahan saya bukan pada standar hidup orang lain, tapi dampak yang diakibatkan dari standar hidup orang (yang belum tentu cocok untuk orang lain) yang disebarkan melalui tiktok sehingga mempengaruhi orang lain untuk mengikuti standarnya
Standar tiktok itu cuma untuk orang lemah yg oportunis, lemah karena isinya cuma tuntutan aja (orang kuat itu akan berusaha, bukan nuntut) dan oportunis karena isinya tuntutannya itu cuma menguntungkan salah satu pihak aja.
Yang jadi masalah itu untuk orng yg sudah menikah bg, yg kaya viral di tiktok baru-baru ini gara-gara standar tiktok rumah tangga jadi hancur. yang mana padahal si "suami" udh ngasih 7jt (diluar uang belanja dan kebutuhan rumah) dianggap sama istrinya terlalu sedikit (belum punya anak) . yg krna standar tiktok si "istri" bilang standar wanita sekarang itu 15jt/bln dan suaminya dibilang "mokondo", padahal si suami sdh kash jatah 3jt/bln buat ortu wanita dan 6jt/smt buat kuliah adik istrinya. Juga si suami sudah mempekerjakan ART juga, tapi saat suami pulang kerja dan minta diambilkan makanan saja malah dibilang "Patriarki". Alhasil si suami menjatuhkan talak ke istrinya.
Salah satu alasan kenapa gw ngerasa sampe sekarang jadi single itu lebih baik karna gw takut kalo ketemu pasangan yg di atur sama standar" sosmed begini, gw ga masalah kalo gw yg masak, ngurus rumah, bayarin cewe pas date TAPI gw gasuka kalo hal" yg gw sebutin di atas terpaksa di lakukan hanya karna sosmed says that, i like to enjoy every moment of my life with her just because both of us wants it, bukan karna kemauan orang lain, hubungan itu komunikasi 2 arah bukan antara gw, dia dan influencer.
Jujur setelah nonton Ray Restu Fauzi, dia bilang "kok sama semua kontennya, kek ada yg ngegerakin ini" Serius, ini semua karena pemahaman barat yg berlandaskan "feminisme"
sebenernya bukan standar tiktoknya yang meresahkan, tapi ada beberapa kasus pasangan rumah tangga yang selama ini hidupnya fine-fine aja bisa tiba2 jadi ga harmonis cuma gegara bininya "kemakan standar tiktok"
sepupu gua dapet cewe,tapi permasalahannya ini cewe nyuruh sepupu gua buat mutus hubungan sama ibunya yang statusnya udah janda,dan sepupu gua ini anak satu satunya dari ibunya yang notabene nya tante gua,pas ditanya kenapa harus mutusin hubungan sama ibunya,si cewe nya bilang di tiktok banyak ngasih tau dia kalo nomor 1 itu tentang istri aja,jadi salah kaprah banget ini kalo menurut gua
Cinta dulu artinya itu pengorbanan tanpa pamrih, sekarang berubah cinta itu materi dan pamrih dengan apa yang bisa kita terima dari cinta bukan memberi...
Yg bahaya ini kalo orang yg 'kaget' dgn sosmed macem tiktok trus kehidupan pernikahan sudah baik2 saja tp karena standar tiktok jd berharap lebih sm pasangan dan kehidupan pernikahannya😅 banyak yg kyk gitu soalnya...
Mungkin yang membuat khawatir orang orang dan sudah terjadi di beberapa postingan orang (entah hanya dongeng karangan atau benar terjadi), adalah yang sudah menjalin hubungan atau malah sudah menikah bang. Kalau masih ngejomblo okelah bisa dihindari orang orang standar tiktok seperti itu, tapi kalau sudah menikah? yang awalnya hubungan mereka baik baik saja tiba tiba salah satu pasangan berubah karena terkena influence tiktok minta ini itu dan sedangkan keadaan mereka tidak bisa mencapai standar tersebut. Apalagi kalau kondisi mereka udah punya anak gitu, kan susah juga.
2:40 berkaca dari beberapa kasus yang cerai karena istrinya ngikut standard TikTok. Suaminya adem ayem, nafkahin keluarga, eh cere jg karena istrinya nonton TikTok. Bayangin klo fenomena ini ga dilawan dan jadi ternormalisasi. Semakin dibiarkan semakin besar kemungkinan standard TikTod ini jadi standard normal.
Mau bagi sedikit nih pengalaman dari saya “dulu saya sebelum ngikutin kata-kata tiktok itu punya hubungan aman damai tapi setelah ada permasalahan dalam hubungan saya buka tiktok dan isinya tuh kata-kata sad itu, dan dari situ saya seperti realate sama kata itu dan semakin kesini saya mempunyai perasaan yang dikit dikit cemburuan yang bahkan dia dilihat laki laki lainpun saya merasakan cemburu” dan dari situ saya menghindari yang namanya tiktok karena saya telah termakan dengan kata kata tiktok yang seharusnya kita hidup dengan mengikuti apa yang kita mampu malah kita mengikuti kata oranglain di tiktok
gua juga bodoamat sama konten² begitu (apalagi sebagai orang yg antiromantic wkwk 😂). memang simple tinggal jangan diikuti, tapi takutnya dengan adanya konten begitu malah dinormalisasikan dan jadi snowball buat bahan ribut kedepannya contohnya kayak keributan di twitter tentang "bekal untuk suami" terdengar normal² aja tapi buat beberapa orang malah dijadiin bahan ribut, dianggep sebagai patriarki atau konten tentang suami yang ngambil peran sebagai "bapak rumah tangga" atau "malewife" instead of suami yg kerja 9 to 5, banyak dihujat karna ga sesuai kodrat laki² atau bahkan langsung dicap mokondo padahal mah yg jalin hubungan bukan mereka tapi berasa kek perabotan rumah tangga yg tau segalanya 😂
@@hugoalexander6919 fb udah dari jaman dulu ada aman aja, kalo mau ngebadut pun ad grupnya masih masing contoh kek gpu/ cartoon post 😂 Dua anomali sosmed menurut gw ya tiktod dan X
Mnurut gw smw tu tergantung usernya. G sburuk itu tktk. Gw blajar dress well, make up lewat tktk. Liat pemandangan2 indah d tktk. Yg ntah gmn bisa ngasih feed sesuai keinginan gw.
Saya sebagai Gen Z, bersyukur dan bangga dgn diri sendiri tidak main TikTod dan menjadikannya sebagai referensi patokan standar kehidupan org harus kek gmn. Btw tren "We listen and we don't judge" bisa tuh jadi konten selanjutnya bang. 🤔
Padahal waktu sekolah diajarin kalau mau nulis harus pake huruf kapital dulu di awal. Nah kasian ortu nya udah nyekolahin cape2 abis itu malah bikin standar gaje
Standar TikTok merujuk pada norma-norma sosial dan estetika yang berkembang di platform ini, yang secara tidak langsung mempengaruhi persepsi pengguna tentang kecantikan, popularitas, dan kesuksesan. Alah misalnya cewek benci dengan sifat karakter cowoknya sifatnya miskin ingin merugikan orang lain, ingin memperbagus dirinya, mesti selalu memposting lewat di media sosial
YG PALING PARAH YA STANDAR CEWEK TIKTOK BERKATA SEPERTI INI "BUAT APA MASIH SAMA IBU MU KALAU KEHIDUPAN YA MASIH MISKIN" PREET MENURUT SAYA GA MASUK AKAL BIAR GIMANA PUN STANDAR CEWEK APLIKASI TIKTOK SANGAT-SANGAT RENDAH MAKIN RENDAH DI INDONESIA INI KARNA KATA IBU SAJA SUDAH TERTULIS AL-QUR'AN BEGINI BAHAGIAKAN KE 2 ORTU KM TERUTAMA IBU KM BUAT LAH IBU KM SEBAGAI RATU DAN JUGA ISTRI MU JUGA KARNA ZAMAN SKRG CEWEK STANDAR APLIKASI TIKTOK SANGAT-SANGAT AMAZING PARAH YA 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆
apaan, standar X juga kadang aneh juga, kayak nikahan yg sederhana tapi minimal mahar 200jt (udah kayak mau tranfer pemain bola aja). gak mau disuruh melakukan pekerjaan rumah tangga nyuci, nyapu, masak (ini sih oke asal kamu punya duit buat ikutan bayarin ART, kalo dirumah leha leha doang pengangguran kan dongo)
lagian gw juga heran , mereka yg minta standar2 tinggi gitu value mereka emang udah setara atau sama kah sama standar yg mereka minta itu ? pake alasan nya sekarang "kami tuh realistis.." , maksud ku realistis itu kalo lu honda beat nyari yg sama2 honda beat... value lu sama tapi ketika lu honda beat tapi minta nya alphard , gatau diri jir. value lu udah segede apa sampe yg alphard mau sama honda beat... kalopun minta nya yg alphard , emang mereka mau kalo value lu masih segitu ? ga realistis malah tapi mereka koar2 nya kami realistis
Aku ngerasa yg kyk gitu kebanyakan msh di bwh umur atau usia nanggung kek anak kuliahan s1 umumnya krn kalau 20tengah ke atas, egk akan berani berekspetasi kek gitu wkwkwkw, udh keseringan tertampar realita dan cerminan skill diri
Pada akhirnya kebahagiaan tak ditentukan oleh standar apapun Cinta, apalagi pernikahan, merupakan dua gelas yang saling mengisi, bukan sebuah gelas mengisi penuh gelas satunya
Parah lu bang, orang berekspektasi terlalu tinggi malah dibolehin, realitanya orang yang begini tu biasanya kalo bertindak akan sesuatu selalu modal nekat gak mikirin resiko dan konsekuensi atau bahasa kasarnya "Manusia Bodoh", kalo lo bolehin nanti mereka blunder dalam hal pernikahan misalnya, nanti mereka bisa cerai karna sembarangan nikahin orang atau blunder dalam pertemanan kaya dia memperlakukan teman-temannya sesuai standar tiktok yang justru malah bikin dia jadi orang Red Flag di tongkrongannya
Laiya makanya kan kita harus "ngaca" sama diri sendiri, kira2 ekspektasi kita yg tinggi itu apakah kita udah 'tinggi' atau belom? Ya lu tadi ambil contoh nikah. Makanya ada yang namanya NGOBROL. Entah itu tentang preferensi, harus begini, harus begitu. Kan di video perasaan udh dijelasin dah, lu ga nyimak sampe akhir apa gmn si?
Makan itu tiktok "Jangan Pernah Percaya Apa Yang Dikatakan Di Internet Hampir 70% Itu Kebohongan" Itu yang pernah dikatakan orang eropa sebelum era sosmed seperti ini
Tiktok sekarang jadi ajang "validasi" utk perasaan manusia,entah itu dia lagi bimbang,happy,stress dll Maka fyp tiktoknya akan mendukung itu,ini sebenarnya merusak sisi "manusia" itu sendiri,karena hal itu mereka sendiri jadi bingung yg awalnya emang keadaan mereka fine2 aja akhirnya jadi rusak sendiri karena kemakan konten tiktok Misal ada konten "jgn pacaran sama cwo yg gajinya rendah sama lu" oke itu fine kalau lu belum ada hubungan,coba lu sudah ada hubungan? Ya pasti hancur Karena konten tsb bikin orang2 yg melihatnya jadi bimbang,mudah disetir,oleh konten yg awalnya baik2 aja itu hubungan bisa jdi hancur kedepannya akibat masuknya pemikiran standar tiktok Dan lebih ngerinya,konten tsb akan terus muncul dan belum lagi masalah manusia suka scroll konten,ini akan mempercepat kejadian yg seharusnya tidak diinginkan jadi kenyataan oleh konten tsb.
Kalau dari aku ya... Yang dipermasalahkan sama standar (tiktok) ini karena ngeinfluance banyak orang dengan cepat. Blm lagi orang terdekat apalagi sampai saudara yang bisa terinfluance. Jadi lebih ke arah mempermasalahkan bagaimana "standar" ini seakan merambat dengan cepat. Blm lagi kalau ada orang terdekat yang udh kena sama hal kaya gini terus ketika ada meetup dia malah "bla bla bla bla" selama ketemuan. Capek bjir denger yapping dia yang bahkan orang lain kasih pendapat aja langsung deny mentah" 🗿🗿
Aku penasaran..apakah cewe/perempuan ada yg Masih gk main tiktok?😢kalau cowo/laki gua Tau ada yg gk main tiktok...di malaysia aku belum temu..Karna rata² yg aku jumpa semua dikit² tiktok..kawan,di tempat kerja,sedara,sepupu..semua TikTok
Sebel banget ada konten2 yang "kalo cowo mu ga nge post kamu di sosmed nya fix ada hati yang dia jaga'" trs pacar jadi marah2 gr2 liat ini, padahal ya sebenernya cuma pgn privacy aja
standar tiktok ter-absurd yg pernah gua temuin : Si cwek pengen punya cwok yg literally mirip bgt sama scaramouche/Wanderer dari karakter genshin impact. Yang mana dia pernah bilang, klo dia gabakal mau nikah kecuali sama tuh karakter, dan bahkan dia berkali-kali pasang story minta dihamili sama karakter tersebut😂😅 sangat miris
Orang-orang mungkin pada merasa terancam karena mereka takut pasangannya ngambil standar dari tiktok secara tiba-tiba dan akhirnya putus 😂, ngeri banget kalau udah nyaman dan mau ke jenjang lebih serius tapi tiba-tiba standar nya ngikutin orang random tiktok yang bahkan mereka mungkin nggak sukses dalam percintaan mereka sendiri.😂😂
Standarnya aslinya sih bagus: punya pasangan minimal lulusan S2, jabatan minimal direktur, gaji minimal 50 juta, dll Yang bikin lucu kalo yang bikin standar itu belum punya kepantasan buat punya pasangan itu kayak dia males kuliah sampe DO, kegiatan hariannya rebahan, atau cuma bermodal dia cantik / ganteng (yang kalo di masyarakat, kecantikan / kegantengan dia itu standar dan ada banyak yang lebih cantik/lebih ganteng)
Asli ini njirrr jadi aku kerja di kelurahan dan ada mbak mbak bikin Surat keterangan tidak mampu karna mau sidang cerai ketika ku lihat KKnya dan surat nikahnya ternyata suaminya masih muda bahkan seumuran adikku dan si mbaknya ini sebelumnya janda anak satu (30an nyari brondong njirrr). Mereka cerai lantaran si suami karna cuma modal ijazah SMA kerja serabutan nafkahin keluarga yg mana mbaknya ini masih bermental anak Sekolahan, beli skincare dkk, tiktokan mulu ( aku ngetik SKTMnya sedangkan si mbaknya nunggu di luar sebelah ruang kerjaku sambil joget joget dengan temannya), dan sering beli barang di OLSHOP seminggu bisa 2-4 kali kurir antar paket kerumahnya. Pas SKTMnya kelar dia malah loncat kegirangan
fenomena standar penghasilan bahkan tinggi badan sdh lama menjangkiti usa khususnya di kalangan kulit hitam black women pingin segalanya ada dan mudah padahal rata2 ya sama sdh punya anak bahkan lbh dr 2 beda bapak dan blm pernah menikah mrk menyebutnya baby momma dan krn semakin lama tingkah bw makin absurd seorang kevin samuel bikin gebrakan utk "mendidik" para bw kalangan aktivis pada sebel sama ks apalagi pas dia meninggal walaaaahhhh hasilnya sekarang adalah para black men kemudian tdk lagi merasa perlu utk memilih "the sister" aka bw sbg pilihan utama mrk memilih ikutan pasukan passport bro yg menemukan pasangan di luar bw apakah para perempuan standar tt indonesia bisa mengalami hal yg sama spt bw? bisa jadi
@@Nubsician yah begitulah keadaannya. Kerja di desa/kelurahan itu sama aja kayak kerja kantoran tapi diselingi dengan pelayanan jasa ke masyarakat, kalo kamu pernah kerja di industri jasa pelayanan entah itu customer service, pelayan restoran, kasir dll, pasti ketemu tuh orang arogan yg mau di dahulukan, orang yg minta di kasihani, orang yg kaku dan terlalu taat aturan dan seperti dikasus ini orang yg terlalu bebas dan menyepelekan hal yg terjadi selanjutnya.
standar mereka "high value", tapi mereka gk mau upgrade diri. kalo salah dapet pasangan koar2 merasa cewek tuh harus gini dan gini, jgn mau cowok bla..bla... giliran ada yang mau malah matok nominal. aneh emang
Lu di sini cuma bahas tentang para single yang risau dengan maraknya standar TikTok, tapi lupa balik ke judul "cerai karena standar TikTok", ada mungkin banyak pasangan yg rumah tangganya hancur hanya gara² standar TikTok, dan ini ngga dibahas di video. Kecuali kalo lu nganggep pernikahan itu cuma relationship yg dijamin negara aja dan tidak ada kesakralan di dalemnya, standar TikTok ya emang cuma soal preferensi. Kalo udah ngga cocok karena preferensinya berubah, bubar aja. Tinggal urus surat-surat. Gampang.
Saya berkerja di DRPPA dikabupaten saya banyak cerai karena judi online , kdrt , ekonomi dan uniknya akhir2 ini ada yg cerai karena standar tiktok umumnya yg masih muda 😂... Uniknya lagi cewe nya gak ada yang cantik 😂 maksdnyabsadar diri lah cewe
Bunda gua sedih amat bang karena Bapak tiri gua awokawok. Udah tau harta habis dipake judi online, Udah mau cerai, eh balikan lagi, dikejar lagi. Udah bukan aib lagi,, Cerita tentang situasi keluarga gua udah nyebar kesatu komplek.
Ketakutan yg dimaksud bukan karena nanti gak dapat jodoh bang, hanya saja daya rusak standar tiktok ini jadi parah karena dampak yg berantai, misal ada 100 cewek terpapar virus standar tiktok nanti nular ke circle nya atau orang terdekatnya, belum lagi kalau sudah berumah tangga yg rusak gara2 standar tiktok berapa orang yg kena trauma atau rusak mindsetnya akibat 1 perceraian, itu baru 1 perceraian belum kalau 1000 perceraian akibat standar tiktok akan lebih parah bagaimana nasib generasi berikutnya yg bisa jadi daya pikirnya rusak
Masalahnya dampaknya gak cuma ke diri sendiri bro. Tapi ke orang terdekat dan lingkungan juga. Sudah banyak masalah karena standar irasional tiktok, dampaknya bisa ke perceraian, kurangnya kepuasan hidup, pola hidup konsumtif, haus validasi, rasa terisolasi dan lain-lain. Mindset atau mental yang rusak itu lebih bahaya daripada penyakit fisik, karena kalo mindset itu gak semua orang bisa liat bahkan orangnya sendiri gak sadar, tapi dampaknya ada. Mindset juga bisa ditularkan dan diwariskan, ditularkan ke orang terdekat dan diwariskan ke anak atau generasi selanjutnya. Beberapa negara sudah lebih dulu aware masalah ini makanya tiktok dibanned. Yang banyak gua liat di tiktok, orang-orang itu banyak nyebarin luka mereka, entah itu luka dari keluarga, pasangan atau lingkup pertemanan. Mereka nyebar mindset yang salah dengan topeng "sharing pengalaman hidup" dan nyebar ketakutan akan sesuatu. Dan dari ketakutan itu banyak terbangun tembok-tembok semu yang dinamakan "standar". Generasi ini adalah generasi yang banyak takut dan banyak cemas, makanya mental healthnya parah walaupun mereka aware sama topik mental health. Sosmed yg bisa menyajikan ego dan hawa nafsu manusia paling murni bagi gua ya tiktok sih. Masyarakat Indonesia belum siap dan belum bijak dalam menanggapi sebuah informasi. Apalagi informasi sederas tiktok, filternya masih belum bagus.
Standar tiktok momen 1. Ganteng 2. Kaya 3. Tidak Merokok 4. Ketik harus sering typo 5. Bisa bangkit di hari ketiga 6. Menjadi Ultraman 7. Mengalahkan ohma zio 8. Bisa time stop 9. Menguasai semua bahasa 10. Bisa berjalan di air 11. Bisa bantai dewa 12. Mendukung OPM 13. Bisa membantai Israel 14. bisa bernafas di atas air 15. Pernah masuk isekai 16. Punya peliharaan naga 17. Nggak pake sempak -
Standar cewek gua dari dulu masih sama, tapi ya gua realistis saja karna nggak mungkin dapetin yang sesempurna itu. Akhirnya gua kompromi sama standar sendiri dan sekaran dapet cewek yang bisa bikin gua nyaman. Pengalaman dapat cewek standar tiktok juga pernah, tapi cuman 2 bulan sudah gua putustin karena itu memang berat banget nurutin semua yang dia inginkan dan kemauan dia. gua mikir kedepnnya bakalan hancur kalau aku terusin sama dia. Mental health gua lebih penting dari pada dapet cewek model begituan🤣🤣🤣
inti masalahnya bukan di standart2 menurut opini creatornya no.. itu mah bodo amat. yg bikin resah tuh efek influence nya, ngerusak hubungan orang yg udah jdi, mending klo sekedar pacaran jadi putus, masalahnya ada yg sampe cerai. dan jangka panjang nya bisa2 nurunin angka nikah - turun angka kelahiran - defisit demografi. cuma gara² masing² gender ngerasa udah paling hebat sendiri
2:51 Asli setuju bngt bang Eno. Gw bbrp tahun yg lalu bener2 pikiran maunya cari jodoh mulu. Terus waktu tau "standar tiktok", gw terus menerus menyalahkan cewe yg punya standar tsb karena gw saat itu merasa gw susah dapet jodoh karena adanya standar itu, dan gw merasa gk adil aja dengan keadaan. Terus gak lama kemudian gw cape sendiri ngeributin standar tiktok, dan mulai introspeksi diri, dan mulai coba memperbaiki diri dan karir profesional gw. Akhirnya gw sekarang bodo amat ama standar Tiktok.
Intinya mah kalo lu kaya ya bolehlah cari cowo yang kaya atau ganteng,tpi kalo lu miskin gabisa masak trus mau cari yang pengusaha,s 1 bisa masak kaya dan ganteng ya mending lu masuk aja goa,cari disana siapatau ada idaman lu
Kalo ini gw agak kurang setuju, karena ya di beberapa tempat yang keamanannya kurang, hal ini bisa jadi salah satu langkah aman. Emang ga buat semua keadaan, tapi kalo dengan memasang foto sendiri di wallpaper hp dianggap nilai minus juga ngga sepenuhnya bisa dibenarkan.
yang jadi masalah bukan kitanya yg emng gak ngikutin standar tiktok, tapi ada seseorang yg pasangannya ngikutin standar tiktok bgt, sampai2 dia cerai karena pasangannya ga bersyukur sama yg dia kasih, karena kemakan omongan tiktok, jadi yg jadi masalah orang2 terdekat kita yg berdampak pada kita, bukan kita sendiri yg dari awal gak ngikutin
Nih bang ada standar tiktok yg kurang lebih bilang "cowo yg memprioritaskan ibunya itu redflag banget" Kalau udh berkeluarga mah masuk akal, tapi kalau cuma buat jadi pacar mah aneh aja gitu😅
Halah standar tiktok, standar tiktok. Orang yang berpegang dgn standar tiktok apakah masuk kriteria standarnya tiktok gak? Makanya kadang gua males liat orang yang hidupnya ke standar tiktok mulu bang, seolah-olah disana pusat informasi dunia , apapun yang dipermasalahkan pasti larinya ke tiktok tai. Malah stresss jatuhnya kalau begitu. Simplenya, dia itu orangnya nolep pemalas dan berharap semua orang puji dia karena bikin standar goblok. Tapi kalau kita ambil perspektif yang berbeda, ini lebih ke anak-anak atau bocil yang baru megang hp dan curhat berharap semua orang tau masalah dia serta dapat empati dari orang lain di komentar. Kan sebagian oknum begitu? Ya terserah lu juga sih mau hidup gimana, yang penting manusia sudah ada, juga bertahan lebih dari 2000 tahun dan punya akal daripada tiktok
bray lu belajar 'Theory of Information Dissemation' jadi mungkin kita ga ketemu cewe standar tiktok tapi informasi yang disemai dari informasi standar tiktok yang bisa mempengaruhi orang-orang yang kita sayangi. itu yang kita-kita khawatirin
Kritiki yg pedes bang, kesel gua... Kadang standar tiktok sering bersebrangan dengan agama, kayak "oorng miskin di lihat dari makanannya di habisin atau ngga"... Habisin plok... Mubadzir kan... Hadeeeuuuhhh. Kovak bner dah org2...
Anehnya dari sekian banyak, ga ada tu standar tiktok tentang pendidikan.
"Aku mau pasangan yang udh upload jurnal scopus minimal 5 jurnal Q1"
netizen tiktok aja mana tau scopus apaan kali 😂
kayanya referensi mereka2 yg diinginkan adalah yang bisa terlihat, macam kekayaan, fisik, tampang, dan apapun. Bukan yg gabisa diliat secara kasat mata, macam kepintaran, emosi, personality. Meskipun yg personality ini bisa diargumenkan karena ada beberapa yang sampe bikin standar gamau sama cowo yg sayang ibu
Emng warga tiktok tau begituan? Kek nya nggak ada deh😅
Yang ngetiktok (penyuka hiburan ala tiktok biasanya nggak kenal Elsevier dan Scopus)
Sebagian yang hobi ngetiktok dan kuliah pun mungkin sampe wisuda nggak kenal "libgen"
Berpikir adalah hal yang tabu di tiktok
2:40 kita bukan masalahin standar TikTok nya buat diri sendiri no, tapi takut itu jadi hal yg dinormalisasikan orang rame yg pada akhirnya akan berdampak ke kita. Kita nya mah ga bakal ngeribetin standar tiktok klo itu ga jadi hal yg diikuti banyak orang.
Normalisasi
njirr kita😂
nominasi😮
Gue sempet kepikiran itu, tp lama2 bomat dah wkwk mending gue meningkatkan kualitas diri
Emang jaman sekarang worth it nyari pasangan ? Nyari kerja aja buat Gen Z makin sulit wkwkwk
Saya ada pengalaman dari teman. Udah pacaran cukup lama dari SMA sama seorang cewek "standar tiktok". Dari dulu aman aman aja, ceweknya main tiktok dan gak ada yang aneh. Tapi setelah dia terjangkit virus standar tiktok, baru lah pemikiran cewek ini jadi aneh. Salah satu standar tiktok yang sedang populer adalah "redflag cowok yang sayang sama ibunya". Nah gara gara itu, si cewek selalu cemburu kalau si cowok deket sama ibu dia sendiri. Bahkan saat cewek ini tau cowoknya selalu ngasih uang bulanan ke ibu-nya (btw ibunya sekarang single parent setelah ayahnya meninggal) langsung dah ribut gede sampe akhirnya cewek tersebut diputusin sama temen gua.
Untuk temen gua, sorry cerita lu gua umbar.
Parah lu bob gue bukan temen lu sih
😂@@Yukitatidur
@@boby.setiawan curiga cerita sendiri atas nama temen 🤣🤣
Anjing, ternyata ada standar redflag cowo sayang ibu. Ga masuk diakal lagi itu kandang monyet
jangan jangan ini cerita lu sendiri ya?
Sebagian orang itu khawatir, pas udah punya pasangan yang sudah pas dan sesuai. Tapi gegara nonton TikTok, pandangannya jadi berubah. Karena algoritma yang "disesuaikan" sama pengguna. Hal yang sebenarnya kurang populer di khalayak umum, jadi seakan "viral" dan banyak dilakukan orang.
NAH!!!
ini yang gua pengen pertanyakan ke bang Eno
Istri om gua awalnya istri yang baik-baik kata om gua tapi semenjak dia download tiktok.... Semuanya berubah
Solusinya minta uninstall tiktoknya. Gua aja marahin klk istri main tiktok mending tak suruh nonton peyot & bpk rungkat.
Serius nanya, jadi standar tiktok itu beneran ada yang nerapin dikehidupan nyata? Sampe ngerusak hubungan?
Nahhh ini terpengaruh bukan sama tiktok tapi terpengaruh sama standar sosmed lain langsung menghakimi lansung keluar kalimat cerai
Sebenernya itu balik ke diri masing masing
Namanya sosmed khan bertebaran konten
Mereka pada cari cuan situ
Makanya pada bikin kontroversi berdasarkan tema yg lg rame, biar masuk algoritmanya
Tp semua balik ke penonton milih tontonannya & seberapa bisa dia nyaring & pilah pilih informasi yg bener dan mana yg sampah.
Klo cewek mw dpt nafkah standar tiktok boleh,tapi cewek nya juga harus standar tiktok,bearti cewek ny juga harus :
-Hourglass figure
-BB ngk over 45kg
-kulit putih(bukan kuning langsat，tpi hrs putih porselen mcm artis korea)
-suara merdu
-ngk boleh nyolot,marah,atw sejenisny
-pinter membuat suami senang,dimanapun juga
-harus berprestasi dan berpendidikan tinggi biar bisa bantu suami di kerjaan
-mampu merawat rumah mansion sendirian
-mampu masak sekelas michelin chef
-kalau dibawa kemanapun dapat menjaga harkat martabat suami
-mampu menjaga orang tua dan keluarga suami
-mampu merawat dan mendidik anak menjadi anak baik dan pinter berstandar tiktok
-dst...
Pasangan itu tentang kesepakatan. Ortu gw tajir ngasih hasil byk tanpa nyuruh ini itu. Intinya kalau lu ga cocok yaudah
buset syarat-syarat buat cewek mirip-mirip syarat standar onlyfand....🤣
Menurut gw, sebenarnya bukan masalah bagaimana standar itu ada atau dibuat sih, tapi yg gw takutkan (dan yg lainnya mungkin) adalah bagaimana referensi dan standar itu akhirnya memengaruhi orang lain sehingga mengikuti standarnya, kaya kasus kemaren yg orang komen dia ceraiin istrinya karena terlalu mengikuti standar tiktok dan merasa dikasi 7jt ga cukup untuk dijajan, yg harusnya menurut yg si cewenya percayai harusnya 15 jt. Ingat, bukan dijadikan kebutuhan, tapi DIJAJAN, yang padahal cowonya sudah kasih uang untuk ortunya sama uang kuliah buat adiknya. Jadi kaya gampang terhasut gitu tanpa mikir matang-matang nih pasangan gw sanggup gak ya kalo gw segini standarnya, atau ga mikir-mikir sebenarnya standar kaya gini sebanding ga ya dgn gw
Gw setuju kalo dalam hubungan (apalagi sudah jenjang pernikahan) kompromi dan komunikasi itu penting. Dan ga selamanya bisa maen peka ga peka, dipikir pasangannya esper pembaca pikiran macam anya forger kali ya. Tapi yg ditakutkan skrg bukan lg standarnya bagaimana, tp dari standar itu apakah bisa mempengaruhi orang dari yg hubungan baik2 aja, malah jd ke-chaos-an perlahan2
Orang² yg bikin standar gtu biasanya org yg cuma mau terkenal. Haus akan popularitas. Klo di bahas serius, bilangnya cuma bercanda, dan tanpa sadar memengaruhi orang lain yg cuma mengkonsumsi atau tidak mencerna matang matang
Bukannya bagus ya kalau ada pasangan yang meninggalkan kita karena standar tiktok? Artinya pemikiran dan rasa cinta dia hanya sebatas standar tiktok
sebelum ada standart tiktok..orang cerai gara" urusan duit..uda banyak bang😂
@@skinmoba Iya percerain karena finansial dah banyak, tp garis bawahnya bukan karena duit bang. Garis bawahnya ini si mantan istrinya terpengaruh standar yg mengharuskan mantan suami hrs bisa kasi segitu, spt kurang bersyukurlah
@@skinmoba udah banyak tapi malah nambah banyak gara-gara standar tiktok
"Kebodohan lebih berbahaya dari kejahatan. Kita bisa memprotes kejahatan, menyingkapnya, bahkan melawan dengan kekuatan. Namun terhadap kebodohan kita tidak berdaya"
-Dietrich Bonhoeffer-
Tapi nih bang, kalo yg gw liat ya, ada beberapa faktor mengapa standar tiktok ini menakutkan:
1. Standar-standar kayak gitu dipublikasikan untuk membuat semua orang setuju dan sepemikiran, sehingga beberapa pasangan sifatnya tiba-tiba berubah.
2. Mereka yg bikin standar-standar ini merasa bahwa mereka pantas, padahal kita yg liat aja gak tau kehidupan mereka itu aslinya seperti apa.
3. Terlalu ngarep.
ya lebih ke kayak harus bisa dipikirkan lagi jika melihat standar tiktok soalnya walau cuma kayak liat standar orang lain tapi itu bisa juga mempengaruhi pemikiran kita bahwa kita harus bisa memenuhi standar yang gak realistis atau yang terlalu berlebihan. Aku tau bahwa kita itu bebas buat berpikir yang luas atau gimana tapi ya jangan dipaksa
Ya itu aja pendapat gw kalau mau diskusi bareng silahkan
Terimakasih
Bye
Orang Caper yang bikin standar nya
ATAU ya biarin aja sih
Bang coba cek cari koin yang viral KOINJITU
Dan bayangin bertahun-tahun kemudian mereka yg akan buat standar yg ada di pemerintahan, ga kebayang sih
Ada orang bule komen di yt siapa gitu gw lupa, dia bilang "seharusnya manusia sudah bisa menjelajah ruang dan waktu tapi sayangnya Tiktok muncul duluan" 😅
We are evolving, just backwards
Orang" kita aja masih mikir nyari sihir malah 😂
Jokes aside, Tiktok memang terbukti destruktif buat peradaban manusia.
Mungkin Tiktok adalah rencana mengacaukan rencana menjelajah ruang waktu wkwk 😂😂
Wkwkwk bisa ae
Gue selalu pikir pernikahan itu soal kompromi. Soal ngerti satu sama lain, soal berjuang bareng. Tapi ternyata, ada satu hal yang nggak pernah gue sangka bakal jadi ancaman serius dalam rumah tangga gue: TikTok.
Awalnya, Rina cuma buka aplikasi itu buat hiburan. Gue juga sering denger suaranya ketawa sendiri di sofa sambil scroll. Nggak ada yang aneh. Kadang dia nunjukin video lucu, kadang resep makanan viral, kadang cuma tren dance yang lagi booming. Gue ikut ketawa, ikut nimbrung. Gue pikir, yaudah, wajar aja. Semua orang juga main TikTok sekarang.
Tapi lama-lama, ada yang beda.
Dulu, kita bisa ngobrol panjang lebar tentang apa aja. Kerjaan, rencana masa depan, bahkan hal-hal receh kayak siapa yang bakal cuci piring malam ini. Tapi makin sering dia main TikTok, makin sering juga dia ngomong soal hal-hal yang menurut gue… absurd.
"Mas, aku tuh baru tau kalau selama ini aku nggak dihargai," katanya suatu malam, sambil naruh HP di meja.
Gue yang lagi baca buku, ngelirik ke arahnya. "Hah? Maksudnya?"
"Cewek itu harus jadi high value woman. Harus punya standar tinggi, nggak boleh puas sama yang biasa-biasa aja."
Gue ketawa kecil. "Ya terus? Maksudnya gimana?"
Dia duduk di sebelah gue, matanya serius. "Aku liat di TikTok, cewek tuh harus punya cowok yang bisa kasih dia hidup nyaman. Bukan cuma sekadar cukup, tapi lebih. Cowok yang benar-benar peduli sama perasaan ceweknya bakal kasih financial support tanpa diminta. Karena kalau beneran sayang, nggak ada istilah ‘kamu harus ngerti kondisi aku’."
Gue mendengus, naruh buku ke meja. "Ya tapi kita jalanin bareng-bareng, kan? Aku kerja, kamu juga kerja. Aku juga nggak pernah larang kamu ngapa-ngapain."
Dia diem sebentar. "Tapi cowok lain bisa kasih lebih buat istrinya."
Kalimat itu bikin gue mikir. Sejak kapan Rina jadi kayak gini? Sejak kapan dia mulai bandingin gue sama orang-orang yang dia liat di TikTok? Gue tahu standar sosial itu ada, tapi sejak kapan hubungan kita ditentukan sama FYP?
Gue pikir itu cuma fase. Gue pikir, nanti juga dia sadar sendiri kalau hidup di dunia nyata nggak seindah yang dia liat di layar HP. Tapi ternyata, itu baru permulaan.
Lama-lama, dia mulai ngomongin hal-hal yang bikin gue makin nggak nyaman.
"Mas, aku pengen mulai soft life."
Gue ngangkat alis. "Soft life?"
"Iya. Hidup santai, nggak perlu capek-capek kerja, nggak perlu stres mikirin uang. Aku pengen fokus self-care, ke salon, perawatan, ngurus diri sendiri."
Gue diem sebentar. "Ya tapi kita kan punya tanggung jawab. Kalau kamu nggak kerja, gimana nanti pengeluaran kita?"
Dia nyengir. "Makanya, tugas cowok yang bener itu bikin ceweknya nggak perlu mikirin hal-hal kayak gitu."
Gue ngerasa ada yang aneh. Ini bukan Rina yang gue kenal. Rina yang dulu adalah cewek mandiri, yang selalu bilang kalau dia pengen sukses bareng gue. Sekarang, dia lebih percaya omongan influencer di TikTok daripada realita hubungan kita.
Makin hari, standar hidupnya berubah. Bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal bisa atau nggak dia pamerin di media sosial. Dia mulai minta gue beliin barang-barang branded, ngajakin dinner di restoran mahal setiap minggu, minta gue kasih surprise yang bisa dia rekam buat konten.
"Kamu lihat kan, di TikTok banyak cowok yang ngasih surprise ke pasangannya?" katanya suatu hari.
Gue yang baru pulang kerja, ngelepas tas dengan lelah. "Ya lihat, tapi kita kan bukan mereka."
"Ya tapi cowok yang bener pasti bakal lakuin itu tanpa diminta."
Gue diem. Gue bisa ngerasain kalau hubungan ini udah nggak sama kayak dulu.
Puncaknya, dia ngasih gue ultimatum.
"Aku nggak bisa terus hidup kayak gini," katanya suatu malam. "Aku rasa kita beda visi."
Gue ngetawain kepahitan yang gue rasain. "Visi kita beda, atau FYP kamu yang beda?"
Dia nggak jawab. Tapi keputusannya udah bulat.
Akhirnya, kami cerai.
Gue masih sering kepikiran, kapan tepatnya gue kehilangan istri gue? Kapan tepatnya dia lebih percaya sama orang-orang asing di internet daripada suaminya sendiri?
Yang jelas, gue kalah.
Kalah sama algoritma.
Yang sabar ya bang semoga bisa kuat untuk menjalani hari 😁
Hidup memang tidak selalu sesuai dengan yang kita inginkan. Pengkhianat,kekecewaan,permusuhan selalu ada dan pasti terjadi setidaknya sekali dalam hidup. Namun juga ada kegembiraan,kebersamaan dan pertemanan. Lupakan masa lalu dan lihat masa depan. Masa lalu adalah sejarah dan itu adalah pengalam agar kita paham dan tidak membuat kesalahan yang sama. Intinya tetap semangan,pantang menyerah, jadilah orang baik di segala situasi
Itu saja dari saya, Terima kasih
Kalo ini beneran kisah lu bukan karangan, i feel you bro. Lo masi bisa kejar hidup lo yg lebih baik
Ini yg dikhawatirkan, bukan standarnya spt apa. Tp bagaimana akhirnya orang2 bisa terpengaruh dgn standar2 kaya gitu
Wih. Pasti lu pernah nerbitin buku ya, Bang? Kalimatnya bagus banget. Gw baca secara gak sadar memahami antara satir di akhir sama kepahitan cerita lu.
Nice.
wah cocok jadi author cerita lu pasti laris
temen gw terancam cerai karena standar ini. Istrinya suka liat tiktok dan akhirnya nuntut sebulan dikasi uang 6-7 juta untuk dirinya sendiri dan 3 juta per pinggu buat makan. Like wtf bro? Yang bener aja co lu lagi mimpi apa gimana? Kalo ada cowo yang bisa ngabulin standar itu, gw jamin DIA GA MAU CEWE KAYAK LU.
Nah ini. Video tadi itu isinya lebih ke preventif ya. Jadi kalo lu lagi nyari pasangan terus nemu cewek buat di pdkt in misalnya, tapi ternyata lu ga sesuai standar dia (yg berbasis tiktok) ya lu tinggal cari yg lain. Tapi masalahnya ada juga yg hubungannya udah baik malah jadi rusak ggr itu (seperti kasus ini)
Pasti dapet yg kerja juga atau udah kaya awokokok
@@fachrifaban8129 dan kayanya kebanyakan justru yg kaya skenario ke 2, jadi standar yg dia liat di tiktok bikin dia ngerasa, "oh bener juga, harusnya pasangan gw kaya gini", alhasil terjadilah hal-hal yg tdk diinginkan
ini jg rame gara2 ada bbrpa yg cerai gara2 ini, ada yg pdahal cowo ny udah ngasih lebih dari cukup, tp istriny pingin 15jt untuk dirinya sendiri tp gak mau bawain suaminya minum karena patriarki, aneh bgt, meskipun gk bisa kita pungkiri mungkin ini cuma crita karangan, kalo gw slalu skeptis dengan apa2 yg ada di internet, wkwkwk
Gua selalu mikir kenapa bisa nikah sama orang yang beda pandangan seperti itu. Pas nikah belum saling kenal ya?
dulu aku scrolling di tiktok pernah nemu ada tiktoker luar nge-interview orang random di jalan. ceritanya dia lagi interview 2 orang cewe yang lagi jalan bareng gitu. dia nanya tentang pacarnya mereka berdua. pokoknya salah satu cewek itu cerita tentang cowoknya yang cuma kerja jadi cleaning service atau apa gitu aku lupa. terus dikomentarin sama temennya, intinya dia ngerendahin si cowoknya ini. entah miskin lah, nggak effort lah. terus si cewek yang cowoknya dihina ini ngebelain katanya dia udah berusaha buat kami berdua gitu. terus ujung-ujungnya malah mereka berdua yang debat. aku nemu videonya dah lama banget jadi agak lupa
Oh yang cwonya janitor itu kan ya kalo ga salah, terus akhirnya berdebat soal gaji🤣🤣
Emang standart tiktok itu bahaya banget aku bedain scroll tiktok ama ig kaya beda banget orangnya ig itu serius tapi fakta aku ditiktok lah kok gitu anj makin lama makin dongo gua
@mazzga karena ig emang dah jadi sosmed untuk personal branding / linkedin ke 2
ahh tau lagi videonya wkwk
Sempat nonton jg
Semoga tu pasangan langgeng dh
sebenernya ga cuma tiktok sih... social media lain kayaknya juga sama bisa ngebentuk standar2 tertentu (mungkin karena lebih banyak massa nya dan lebih luas share nya).
social media itu emang sarang penyakit buat banding2in hidup diri sendiri sama orang lain , padahal yg di post cuma yg bagus2nya doang. basicaly it's fake world
orang pasti cuma ngepost mereka seneng2 liburan kemana , lagi makan2 mahal dll. itu ya at the moment aja... bahkan lebih parah ada yg cuma sekedar nyari konten buat sekedar posting. dibalik nya , ternyata banyak hutang , punya masalah2 tertentu dan sebagai nya yg jelek2 enggak bakal di post.
tapi orang2 nya efeknya malah "kok hidup dia enak ya... Hidup yg bener tuh berarti kayak mereka... kok gw cuman gini2 aja dia kok bisa liburan2.. kok dia bisa bahagia gw enggak...".
bahkan sesimpel selebgram upload foto aja , ga mungkin muka bangun tidur langsung selfie. minimal cuci muka dulu , cari angle yg cocok foto berkali2 , bahkan filter... tapi abis itu pake caption "baru bangun tidur nih...".
orang yg ngeliat itu bisa2 malah insecure... "dia bangun tidur udah cantik jir , sementara gw...".
akhirnya menciptakan standar2 yang "hidup yg bener tuh kayak mereka..."
Tapi tiktok emang Pioneernya sih 🤣
@@Tamarind_Grove Gak ada, lu liat noh IG jaman 2017 sebelum tiktok ada
Bang coba cek cari koin yang viral KOINJITU
Setuju sih, sebelum ada standar tiktok, ada hedonisme massal gara-gara insta jg dlu (entah, mungkin skrg masih jg atau engga) mirip-mirip lah sama standar tiktok ini. Intinya ya btul katamu, social media it's fake 😂
balik ke cara pandang masing-masing pengguna nya
Cewek punya gaji 20jt dan nyari cowok yg penghasilannya 20jt juga bahkan 30jt ya its normal gak salah dan wajar. Yang jadi masalah adalah itu di unggah di sosial media dan jadi referensi kemudian di ikutin sama cewek yg gaji umr bahkan pengangguran 😂
@@axLramadhan88 alias cewe momekdo wkwkwkw
Poin nya ketika si cewe ini tadinya fine2 aja kemudian "terinfluens" karena dia jadi mikir. Apakah gua ga bahagia dengan dia? Dengan pemberian semuanya yang dia kasih ke gua? Kayaknya gua merasa kurang kasih sayang deh.
Sayangnya banyak yang kemakan dengan konten seperti itu dan dia mengkoreksi segala keputusannya selama ini kemudian menuntut lebih. Yang terjadi apa? Kurang bersyukur. Kalo udah kaya gini siapa yang bertanggung jawab? Sedangkan si influenser masih santay2 aja dan bisa berkilah "kan gua cuma bikin konten."
Total angkatan kerja = 127400000 (127 Juta orang)
90% penduduk memiliki gaji dibawah 10 Juta per bulan. 1-2% memiliki gaji diatas 20 Juta per bulan. Dengan asumsi 0.2% penduduk memiliki gaji 50 juta per bulan (0.002 × 127400000 = 254800 orang)
254800/280 Juta penduduk = 0.00091 (0.091%)
Dari 280 juta penduduk hanya 0.091% orang yang punya gaji 50 juta per bulan. 😂
Temen gwe pengen punya suami bule, ganteng, sexy, Dan kaya raya. Sementara dia masih mahasiswa yang males malesan belajar dan gada usaha sama sekali untuk dapetin cowo bule. Dan yang lebih wow, dia ga mau disuruh belajar nyapu, karena.... Dia bilang bakal punya pembantu 😁
Damnn she's literally mind-blowing
Keren juga tuh 😱
Kalau ada mokondo, maka ada pula momekdo....????😂
Dang cowok sexy 😲
Belom tahu dia akwkwk cowok bule apalagi bule Amrik bakalan lebih milih 50-50. Dan nggak bakal pake ART juga karena biaya hidup di sana muahal. Dan cewek juga kalo bisa ikut kerja akwkwk.
Nyapu aja nggak bisa ... Aduh hidupnya mau dibawa gimana, ya Tuhan.
Mana pasti bakalan dibawa ke negara si bule karena hidup di sana lebih terjamin jadi harus ada kerja sama. Nikah sama model CEO aja, harus tetep bisa lakuin basic skill apalagi kalo nikahnya sama bule biasa kayak menengah aja.
Sebagai cewek suka aneh sama cewek begini.
@@Lstvee13Soal 50-50 ini related, gue punya mantan org US, pas gue nanya soal finansial dll klo misal nanti kita nikah gmn, ga langsung bilang gue suruh kerja sih cm dia bilang klo cuma dia doang yg kerja, biaya yg dia harus kumpulin tiap bulannya gede bgt. Dan pas gue tanya gue boleh kerja ga setelah nikah? dia terus bilang dia bakal support klo gue kerja 😂😂😂 yah begitulah
2:18 masalahnya gini bang kayaknya,kita yg nggk ngikutin standar TT tapi kita yg kena imbasnya,kita yg dpt kerugian nya,makanya byk yg kesel sama orng"yg ngikut ni standar TT,misal yg awalnya pasangan adem ayem tiba tiba jadi panas bahkan putus karena ada salah 1 yg ngikut ni standar tt dan ngerusak hubungan,skenario terburuk nya pasutri yg cerai karena satu pasangan nya kena setir standar TT.
Akhirnya byk yg kena setir terutama kaum hawa yg minya cowo spek gaji 2 digit lah,loyal lah gmn lah tapi dianya sendiri gak naikin kualitas diri agar layak dpt cowo dengan standar yg dia mau.
Yaudah ga sih, berarti ga kayak buat lu
@zaidanhibar8535 apasih,yapping g jelas
bener bang, yang udah punya pasangan aja bisa ke setir, apalagi kita kita ini yang masih sendiri ? zaman udah susah malah ditambah susah, ya wajarlah orang-orang marah karena standar tiktok
@@FatGuy22otaknya di dengkul bang, Biarin ajalah.
Standar tiktok itu aneh, mereka ingin pasangan dengan spek gak ngotak sementara mereka sendiri ngak ngaca.minimal sadar diri gitu
Nah. Yang cowok pengen punya pacar secantik selebritis tapi dirinya sendiri kayak kecap. Yang cewek pengen cowok kaya raya bak pangeran dalam film, dirinya sendiri dompetnya kosong😅
@@nandreans6444lah punya cewek spek selebritis mah gak semuluk punya spek pangeran dan ratu, jatohnya itu dah standar ganda, lagian cowok yg pengen spek selebritis itu bukan kaum mendang mending
sekedar info, yg bikin standar" gtu masih bocah sd
@@nandreans6444kalau masih pacaran atau cari pasangan GPP sih, tinggal ganti aja, namun jika udah menikah tiba tiba menuntut uang banyak tanpa mempertimbangkan gaji suami jadi rusak nanti
@@nandreans6444gw pernah Nemu konten standar aneh dimana gw yg chindo atau seluruh di indo yg berdarah Tionghoa, visual putih mata sipit, pipi imut itu selalu di kaitkan dng Korean atau di miripin idol jadi gw liatnya kyk merasa ga enk bngt gw sebagai chindo takut nya harus di miripin gini dan bla³ padhal gw penyuka western njir
Sbenernya yg skrg jadi pembahasan tuh no, bukan lagi soal standard tiktoknya yg ketinggian kyk video cewe minta gaji cowonya 100 juta, dll. Yg skrg jadi pembahasn ttg Standard Tiktok itu konten dari influencer yg nyetir opini publik ttg gimana cowo ideal dan gimana cewe ideal yg membuat kondisi percintaan hari ini sperti kata Erich Fromm kyk "cari jeruk di pasar" lu "icipin" dulu, stelah klo ternyata ga cocok dikit aja lu buang, bukannya dikomunikasikan atau toleransi. Sbnernya standar tiktok ini udh ada dari dulu, dari zaman postingan girlies yg dulu jadi meme sama pewdiepie yg ledekin postingan tulisan estetik pke background awan, trus pindah ig dan skrg Tiktok sama X. Klo dulu kita nyebutnya Standard sosmed no. Balik lagi soal standard tiktok tadi, gua jadi inget sama skripsi lo soal hyperalitas, soal bagaimana internet menghancurkan mu. Jadi ya standard tiktok ini adalah narasi yg dibuat, terus di copy, copy lagi, copy terus sampe akhirnya antara opini asli sama konten ini makin kabur. Bahayanya adalah ketika org pada jadiin yg konten ini sbg pegangan hidupnya ini,akhirnya makin ga realistis lah apa apa yg ada dalam hubungan manusia ini no, makin ga masuk akal keinginan org. Kyk temen gua aja, cewenya slalu nuntut klo cowo itu harus ngasih dia duit, ngasih dia hadiah, ngabarin, dll. Sedang cowonya yg tipe laki itu tanggung jawabnya ibunya, istri gausah dikasih banyak-banyak, dll. Emg dasarnya mreka udh aneh bedua pola pikirnya, tapi karena standar tiktok ini, yg direkomendasikan sesuai sama bubble mreka, jadilah mreka menutup itu ruang untuk toleransi, batu lah mreka sama ideologi masing-masing dari yg awalnya biasa aja karena ga ada standard tiktok ini, gara gara ada standard tiktok, jadilah mreka batu satu sama lain. Nah ini yg jadi problem sampe ada yg mau cerai lah karena istrinya minta dikasih nafkah harian 20 juta sendiri, blom sama ngasih adek-adeknya, klo gamau dibilang mokondo, sesuai dgn standard tiktok yg dia liat. padahal itu adek si istri udh dikasih 11 juta, ortunya juga dikasih banyak, kerja juga boleh, perkara dikasih 4 juta buat belanja doang dikatain mokondo. Kan sakit hati org
Bukannya bagus? Berarti dia ga kayak mendapatkan cowoknya
Yapping
Layak bang @@zaidanhibar8535bukan kayak
@@zaidanhibar8535 ga kayak?
@@rizkyaldi5698 maksudnya ga layak, typo itu
Standar tiktok emang gak masuk akal
Namanya kandang monyet bang 🙈
anehnya banyak banget yang ngikutin dan gampang banget diatur sama standar² ini
@starfish5720 itu bertanda mereka gak punya standar hidup dan selalu bergantung dengan standar orang🤭
STANDAR TIKTOK JUGA GA MASUK AKAL KADANG JUGA MASALAH BEGINI ADA BILANG BEGINI "BUAT APA MASIH ADA IBU MU WALAU TERKADANG KEHIDUPAN KM MISKIN" PREET KEHIDUPAN MU DULU SAJA MASIH TERGANTUNG KE 2 ORTU ADUH KARNA BERKAT KE 2 ORTU KITA ADA,SUKSES,BERJAYA,SELAMAT,DAN LAIN-LAIN MAH NIH
Gw aja capek bang ngadapin😭@@mauna-x3z
Oke gua sepakat ama lu bagi yg mau menikah, suka suka mereka untuk cari spek pasangan, silahkan monggo.
Tapi kalo yang udah menikah, terus kena standar tiktok, itu yg jadi masalah.
Kita gatau apa apa tentang trend tiktok dan dipaksa untuk sesuai itu ujung ujungnya apa, ribut abis ribut cerai
Padahal diawal sebelum pernikahan udah ada pembahasan dan tau sama tau.
Sebelum ada Tiktok kita sama sama bersukur sama apa yang ada, setelaah ada standar tiktok rusak semua.
Waktu gua sekolah untuk mengikuti apa kata orang (kutipan) itu dari para ahli.
Para ahli itu bisa membuat pernyataan harus minimal 20tahun belajar dibidang itu dan diakui oleh para ahli dibidang yang sama.
Baru itu bisa kita jadikan referensi.
Ini tiktok tbtb ada orang antah berantah, yg mungkin dia ga pernah sekolah, mungkin cewe BO, anak durhaka, tbtb bikin pernyataan, opini dan lain sebagainya di tiktok terus fyp , lalu oleh penonton tiktok merasa relate dan mereka mengikutinya "trend tiktok"
Fakyuulah untuk toktok
Kalau masih pacaran atau belum punya pasangan ya ga panik sih bang. Orang yang panik itu kalay udah besuami istri. Dengan adanya fenomena ini ada yang sampe cerai.
Sebenarnya "masih pacaran" pun panik
Waktu, tenaga sama uang jadi sia sia
Kayak lu dah investasi
Eh malah anjlok
@@jiro6748faktanya aja pacaran itu sebenarnya gak bener-bener dibolehin 🗿
8:53 standar tiktok ga pernah jd masalah buat gw. yang bikin itu ga masuk akal adalah, pasang standar tanpa bisa "ngaca".
cewe masih tinggal di gang sempit maunya dijemput pake mobil.
cewe ga bisa cari duit, tp pengen dibandarin cowo yang kaya cuna nerima duit.
cewe ga bisa ngapa2in tapi pengen cowo yang bisa ngasih segalanya.
mau kaya ya kerja, minimal ngangkang.
mau cowo yang effort ya kudu ngasih effort balik.
mau dijemput pake mobil ya minimal pindahin rumah busukmu ke tempat yang ga nyusahin yang jemput.
Mirip adiiku yang GenZet yang hidupnya standard aplikasi T
Terus aku bilang ke adikku "kamu sudah dewasa dan berumur 20 tahun, dewasalah, jangan bertingkah seperti anak kecil"
APAKAH Adikku TERKENA SAKIT PETERPAN COMPLEX?
⚠️solusi nya ;
*uninstal tiktok*
Singkat padat dan jelas
Maksud peterpan complex?
@@XymEow mungkin maksudnya itu adalah orang dewasa tapi masih berpikir seperti anak kecil dan dinamakan Peterpan Complex ( atau nama lainnya aku lupa ) karena karakter Peterpan yang sudah dewasa tapi tetep ingin jadi anak kecil terus
Ya itu yang aku bisa jelaskan kalau mau diskusi atau koreksi silahkan
Terimakasih
Bye
Ya sih penyakit beginian sulit diobatin karena umumnya menyerang gen z dan gen alpha,beta dimasa yg akan datang
Bahkan gen milenial akhir terkena penyakit mental yg satu ini penyebab ortu gen boomer
Nope.
Yg kena peterpan complex itu rata2 sadar kalo mereka 'sakit' n berusaha cari cara untuk selesai dengan dunia kecilnya.
Sementara orang2 yg disesatkan toktok...
Bukannya pengen sembuh malah denial.
2:20 jadi gini bang. mungkin kalau kita sendiri bisa tidak mengikuti standar tiktok. Tapi bagaimana kalau Istri/Anak/Keluarga yang ngikutin standar tiktok, korbannya malah kita yang kena standar tiktok dari mereka.
Coba bahas dari sisi korban yg kena standar tiktok bang 😢
Saya rasa standar tiktok itu tidak punya dasar bukti valid. Tidak ada bukti nyata seperti statistik korespodensi beberapa masyarakat yang diajak jajak pendapat seperti majalah khusus wanita. Semenjak berhentinya penerbitan majalah atau tabloid khusus wanita disekitar 2015an. Saya rasa, perlu adanya literasi sahih berdasarkan kebutuhan masyarakat seperti majalah good houskeeping atau men's health.
Yah. Yg manuk akal gak akan viral/fyp. Krn pasarnya yg doyan validasi yg condong ke arah minus.
Balik lagi. "Ad supply and demand".
Emang standar tiktok biasanya mimpi basah author doang wkwkwkwkwk
@@anangpir mimpi basah masih ad manuk akal dikit. Ini mah "halu sekelas ODGJ"
Gw penasaran adakah mahasiswa jaman sekarang yang jadiin ini buat bahan skripsi atau tesis atau disertasinya gitu? Kalo ada gw penasaran pgn baca
@@whammusilvesterado529 bisa jadi.
Untuk paham bahwa gak papa gak ikut standar bla bla bla, perlu waktu sampai paham diri sendiri, masa remaja memang mudah terbawa arus, konten ini salah satu pintu untuk bilang "gak papa gak ikut standar"
gak salah pengen pasangan terbaik tapi mikir dulu misal ada orang kayak gitu sesuai spek yg lu mau, apakah dia mau sama elu?
2:13 MASALAHNYA itu bisa ngerusak anak, ponakan, dan teman kita. Kita gk pusing, tp kalo org yg kita kenal kena standar TikTok smpe cerai, itu miris!
Cewe kebanyakan tuh suka lihat konten tiktok, terus dikirim ke pasangan. Cewe2 tiktok standarnya tinggi bgt cuy, pengen dihargain, didengerin, dinafkahin, diturutin kemauannya, didukung, dihormati, dibanggakan, dibahagiakan dsb… dan anehnya mereka ingin itu semua tapi ga ngeliat kualitas diri mereka sendiri & ga memberikan yg setimpal untuk pasangannya… orang2 kek gini biasanya batu kalo dinasehatin… mencari pembenaran mereka sendiri, terus kalo terpojok biasanya mereka bilang "kamu ga ngehargain aku".. padahal jelas2 dia playing victim tapi dia sendiri ga sadar
Kata Ali bin Abi Tholib sifat cewek itu 3 salah satunya sering merasa disakiti padahal dia yang menyakiti
Kalau gua sendiri sbgai cowo udah mulai bodo amat tuh standar" Di tiktok, terlepas dulu pas pacaran juga kesetir tiktok, ya akhirnya gua berasumsi kalau "sukses dulu baru nyari jodoh" Karena fakta nya cewe yg udah ber umur 20 an keatas ya itu ada yg nerima cowo nya asal ada duit😂, kan ada tuh yang taarufan nah asal lu punya duit👍,
Jadi menurut ku lu cowok mending kerja dulu deh smpek sekiranya lu udah pantas dari segi finansial, mental, pikiran. Atau engga yg masih sma/kuliah lu harus belajsr hal hobi yg bisa kedepannya mendapatkan uang, contoh ni editing video, freelance/dll.
Jadi buat temen" Nih yg masih binggung ngurusin tu cwe yg banyak maunya/yg berbau minta" Apalah, mending putusin karena bakalan ngehambat lu buat berkembang serius!, mungkin 1-3 bulan aman" Aja, cuman kalau smpek 1-2 tahun lu ngebeli in dia dan masih bersifat pacaran dan gaji lu masih pakek ortu atau 1/2 jt, yah menurut ku lu buang" Hal yg ga bermanfaat wkwk
Monggo kalau ada yang ga terima/mau ber opini, ini cuman pengalaman pribadi aja gaes, semangat aja lu pada bisa kok jadi orang sukses🎉
biasanya "STANDAR" pasti berujung ke "NORMALISASI" itu yang gak bisa di rem oleh kebanyakan ciwi-ciwi, berlaku juga untuk yang sudah bertahun-tahun menikah....
Standar tiktok ini mayoritas diciptakan oleh perempuan, yang sebenarnya itu hanyalah "angan-angan" dan "keinginan" dia YANG TIDAK KESAMPEAN. Beberapa contohnya:
1. Minimal suami tuh gajinya harus 10jt - 20jt, padahal dia sendiri belom tentu gajinya UMR
2. Ngasih uang belanja 7jt/bln dibilang mokondo, ini ada kasusnya dan akhirnya mereka cerai
3. Ada tiktoker perempuan yg kontennya full ngasih standar tiktok, bener-bener nge-brainwash GenZ dan Milenial tentang standar hidup yg ga masuk akal, followersnya banyak, viewsnya apalagi, dari sini udah keliatan seberapa "berhasilnya" standar tiktok itu mendoktrin manusia jaman sekarang
kayaknya lbh baik para bapak dan calon bapak indonesia utk fokus dlm mendidik keturunannya
barusan dr kanal bule yg lagi heboh krn video anak2 tk di tiongkok
sdh bisa masak, menjahit sampai aktif olahraga
warga bule sampai membandingkan dg anak2 sma di usa yg byk yg nggak bisa itu semua
Perspektif lain: Yang berbahaya dari standar tiktok adalah meng-influence orang-orang untuk menuntut pasangan tanpa mau tahu kondisi pasangannya. Masih okelah kalau masih pacaran, tinggal putusin, kalau sudah menikah? Orang yang menset dirinya dengan standar tinggi tanpa memberikan timbal balik apapun, tanpa dibarengi value dari cewek tersebut. Kaya dari kasus yang cerai kemarin itu udah dikasih uang bulanan 7 juta, ngasih uang ke mertua, kuliahin adek ipar. Tapi masih dianggap "kurang" oleh ceweknya. Nge-set standar boleh-boleh aja tapi lihat diri sendiri, apa timbal balik yang bisa lu kasih.
Setuju jika orang bebas menentukan standar masing-masing, namun jika itu dishare di media sosial (Tiktok) itu akan mempengaruhi pola pikir atau standar anak2 remaja yang belum tentu bisa berpikir untuk memantaskan diri dengan standarnya. Sehingga anak2 remaja hanya akan menuntut orang lain untuk memenuhi standarnya bukan berusaha memantaskan diri dengan standar mereka.
Sebagai pendidik saya khawatir standar tiktok itu merusak cara berpikir anak. Jadi keresahan saya bukan pada standar hidup orang lain, tapi dampak yang diakibatkan dari standar hidup orang (yang belum tentu cocok untuk orang lain) yang disebarkan melalui tiktok sehingga mempengaruhi orang lain untuk mengikuti standarnya
Standar tiktok itu cuma untuk orang lemah yg oportunis, lemah karena isinya cuma tuntutan aja (orang kuat itu akan berusaha, bukan nuntut) dan oportunis karena isinya tuntutannya itu cuma menguntungkan salah satu pihak aja.
Yang jadi masalah itu untuk orng yg sudah menikah bg, yg kaya viral di tiktok baru-baru ini gara-gara standar tiktok rumah tangga jadi hancur. yang mana padahal si "suami" udh ngasih 7jt (diluar uang belanja dan kebutuhan rumah) dianggap sama istrinya terlalu sedikit (belum punya anak) . yg krna standar tiktok si "istri" bilang standar wanita sekarang itu 15jt/bln dan suaminya dibilang "mokondo", padahal si suami sdh kash jatah 3jt/bln buat ortu wanita dan 6jt/smt buat kuliah adik istrinya. Juga si suami sudah mempekerjakan ART juga, tapi saat suami pulang kerja dan minta diambilkan makanan saja malah dibilang "Patriarki". Alhasil si suami menjatuhkan talak ke istrinya.
Salah satu alasan kenapa gw ngerasa sampe sekarang jadi single itu lebih baik karna gw takut kalo ketemu pasangan yg di atur sama standar" sosmed begini, gw ga masalah kalo gw yg masak, ngurus rumah, bayarin cewe pas date TAPI gw gasuka kalo hal" yg gw sebutin di atas terpaksa di lakukan hanya karna sosmed says that, i like to enjoy every moment of my life with her just because both of us wants it, bukan karna kemauan orang lain, hubungan itu komunikasi 2 arah bukan antara gw, dia dan influencer.
Jujur setelah nonton Ray Restu Fauzi, dia bilang "kok sama semua kontennya, kek ada yg ngegerakin ini"
Serius, ini semua karena pemahaman barat yg berlandaskan "feminisme"
Bener, ini ideologi kaum sampah itu.
sebenernya bukan standar tiktoknya yang meresahkan, tapi ada beberapa kasus pasangan rumah tangga yang selama ini hidupnya fine-fine aja bisa tiba2 jadi ga harmonis cuma gegara bininya "kemakan standar tiktok"
sepupu gua dapet cewe,tapi permasalahannya ini cewe nyuruh sepupu gua buat mutus hubungan sama ibunya yang statusnya udah janda,dan sepupu gua ini anak satu satunya dari ibunya yang notabene nya tante gua,pas ditanya kenapa harus mutusin hubungan sama ibunya,si cewe nya bilang di tiktok banyak ngasih tau dia kalo nomor 1 itu tentang istri aja,jadi salah kaprah banget ini kalo menurut gua
Kayaknya itu aplikasi sarang monyet yg kena rabies deh
Duh mending suruh putusin aja ceweknya
Cinta dulu artinya itu pengorbanan tanpa pamrih, sekarang berubah cinta itu materi dan pamrih dengan apa yang bisa kita terima dari cinta bukan memberi...
Betul kita tinggal ninggalin, yg ditakutin pasangan kita ternyata ikutin standar tiktok setelah nikah / ada hubungan 😅
Yg bahaya ini kalo orang yg 'kaget' dgn sosmed macem tiktok trus kehidupan pernikahan sudah baik2 saja tp karena standar tiktok jd berharap lebih sm pasangan dan kehidupan pernikahannya😅 banyak yg kyk gitu soalnya...
Mungkin yang membuat khawatir orang orang dan sudah terjadi di beberapa postingan orang (entah hanya dongeng karangan atau benar terjadi), adalah yang sudah menjalin hubungan atau malah sudah menikah bang.
Kalau masih ngejomblo okelah bisa dihindari orang orang standar tiktok seperti itu, tapi kalau sudah menikah? yang awalnya hubungan mereka baik baik saja tiba tiba salah satu pasangan berubah karena terkena influence tiktok minta ini itu dan sedangkan keadaan mereka tidak bisa mencapai standar tersebut.
Apalagi kalau kondisi mereka udah punya anak gitu, kan susah juga.
2:40 berkaca dari beberapa kasus yang cerai karena istrinya ngikut standard TikTok. Suaminya adem ayem, nafkahin keluarga, eh cere jg karena istrinya nonton TikTok. Bayangin klo fenomena ini ga dilawan dan jadi ternormalisasi. Semakin dibiarkan semakin besar kemungkinan standard TikTod ini jadi standard normal.
Mau bagi sedikit nih pengalaman dari saya “dulu saya sebelum ngikutin kata-kata tiktok itu punya hubungan aman damai tapi setelah ada permasalahan dalam hubungan saya buka tiktok dan isinya tuh kata-kata sad itu, dan dari situ saya seperti realate sama kata itu dan semakin kesini saya mempunyai perasaan yang dikit dikit cemburuan yang bahkan dia dilihat laki laki lainpun saya merasakan cemburu” dan dari situ saya menghindari yang namanya tiktok karena saya telah termakan dengan kata kata tiktok yang seharusnya kita hidup dengan mengikuti apa yang kita mampu malah kita mengikuti kata oranglain di tiktok
gua juga bodoamat sama konten² begitu (apalagi sebagai orang yg antiromantic wkwk 😂). memang simple tinggal jangan diikuti, tapi takutnya dengan adanya konten begitu malah dinormalisasikan dan jadi snowball buat bahan ribut kedepannya
contohnya kayak keributan di twitter tentang "bekal untuk suami" terdengar normal² aja tapi buat beberapa orang malah dijadiin bahan ribut, dianggep sebagai patriarki
atau konten tentang suami yang ngambil peran sebagai "bapak rumah tangga" atau "malewife" instead of suami yg kerja 9 to 5, banyak dihujat karna ga sesuai kodrat laki² atau bahkan langsung dicap mokondo
padahal mah yg jalin hubungan bukan mereka tapi berasa kek perabotan rumah tangga yg tau segalanya 😂
Gw semakin setuju keputusan trump kalau nge-BAN tiktok dari negara amerika. Seandainya indonesia tidak join BRICS , harusnya bisa nge-BAN tiktok sih.
Emang ngaruh ya nge ban tiktok ama join BRICS. Kalo masalah china, bukannya india anti-chinanya lebih parah?
Well bisa, tapi sama aja mereka bakal pindah ke sosmed lainnya kayak IG atau Facebook.
yg ban kan joe biden bu
malah trump yg menghidupkannya kembali dg syarat tertentu dan jatuh tempo 90 hari
@@hugoalexander6919 fb udah dari jaman dulu ada aman aja, kalo mau ngebadut pun ad grupnya masih masing contoh kek gpu/ cartoon post 😂
Dua anomali sosmed menurut gw ya tiktod dan X
Mnurut gw smw tu tergantung usernya. G sburuk itu tktk. Gw blajar dress well, make up lewat tktk. Liat pemandangan2 indah d tktk. Yg ntah gmn bisa ngasih feed sesuai keinginan gw.
Standar hidup sejati adalah kemampuan yang mampu untuk mengendalikan diri sendiri dan tidak diatur oleh keinginan atau opini orang lain ☀️
Saya sebagai Gen Z, bersyukur dan bangga dgn diri sendiri tidak main TikTod dan menjadikannya sebagai referensi patokan standar kehidupan org harus kek gmn. Btw tren "We listen and we don't judge" bisa tuh jadi konten selanjutnya bang. 🤔
Ingat "diri lu sendiri gk sebanding sama standar yg lu mau" 9:14
Standar cowok ganteng di tiktok :
Jangan ngetik pake huruf kapital di awal.
ini tai sih
Padahal waktu sekolah diajarin kalau mau nulis harus pake huruf kapital dulu di awal. Nah kasian ortu nya udah nyekolahin cape2 abis itu malah bikin standar gaje
Apalagi pake titik koma 😂
Dih geli. Standar ngetik itu tuh EYD dan sdh diset di pengaturan ponsel. Mau di awal atau habis titik mah huruf kapital.
Bro, anak jaman sekarang aja jarang pake titik koma
Standar TikTok merujuk pada norma-norma sosial dan estetika yang berkembang di platform ini, yang secara tidak langsung mempengaruhi persepsi pengguna tentang kecantikan, popularitas, dan kesuksesan.
Alah misalnya cewek benci dengan sifat karakter cowoknya sifatnya miskin ingin merugikan orang lain, ingin memperbagus dirinya, mesti selalu memposting lewat di media sosial
YG PALING PARAH YA STANDAR CEWEK TIKTOK BERKATA SEPERTI INI "BUAT APA MASIH SAMA IBU MU KALAU KEHIDUPAN YA MASIH MISKIN" PREET MENURUT SAYA GA MASUK AKAL BIAR GIMANA PUN STANDAR CEWEK APLIKASI TIKTOK SANGAT-SANGAT RENDAH MAKIN RENDAH DI INDONESIA INI KARNA KATA IBU SAJA SUDAH TERTULIS AL-QUR'AN BEGINI BAHAGIAKAN KE 2 ORTU KM TERUTAMA IBU KM BUAT LAH IBU KM SEBAGAI RATU DAN JUGA ISTRI MU JUGA KARNA ZAMAN SKRG CEWEK STANDAR APLIKASI TIKTOK SANGAT-SANGAT AMAZING PARAH YA 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆
Udh tau kan sekarang user tiktok bodoh itu cwk
6:32 sepengetahuanku berarti dia udah bisa mencintai diri sendiri dan itu langkah yang tepat 🙌
apaan, standar X juga kadang aneh juga, kayak nikahan yg sederhana tapi minimal mahar 200jt (udah kayak mau tranfer pemain bola aja). gak mau disuruh melakukan pekerjaan rumah tangga nyuci, nyapu, masak (ini sih oke asal kamu punya duit buat ikutan bayarin ART, kalo dirumah leha leha doang pengangguran kan dongo)
"Mengomentari sebuah kebodohan adalah kebodohan yang hakiki"
_patrick star_
lagian gw juga heran , mereka yg minta standar2 tinggi gitu value mereka emang udah setara atau sama kah sama standar yg mereka minta itu ? pake alasan nya sekarang "kami tuh realistis.." , maksud ku realistis itu kalo lu honda beat nyari yg sama2 honda beat... value lu sama
tapi ketika lu honda beat tapi minta nya alphard , gatau diri jir. value lu udah segede apa sampe yg alphard mau sama honda beat... kalopun minta nya yg alphard , emang mereka mau kalo value lu masih segitu ? ga realistis malah tapi mereka koar2 nya kami realistis
Aku ngerasa yg kyk gitu kebanyakan msh di bwh umur atau usia nanggung kek anak kuliahan s1 umumnya krn kalau 20tengah ke atas, egk akan berani berekspetasi kek gitu wkwkwkw, udh keseringan tertampar realita dan cerminan skill diri
Pada akhirnya kebahagiaan tak ditentukan oleh standar apapun
Cinta, apalagi pernikahan, merupakan dua gelas yang saling mengisi, bukan sebuah gelas mengisi penuh gelas satunya
Parah lu bang, orang berekspektasi terlalu tinggi malah dibolehin, realitanya orang yang begini tu biasanya kalo bertindak akan sesuatu selalu modal nekat gak mikirin resiko dan konsekuensi atau bahasa kasarnya "Manusia Bodoh", kalo lo bolehin nanti mereka blunder dalam hal pernikahan misalnya, nanti mereka bisa cerai karna sembarangan nikahin orang atau blunder dalam pertemanan kaya dia memperlakukan teman-temannya sesuai standar tiktok yang justru malah bikin dia jadi orang Red Flag di tongkrongannya
Laiya makanya kan kita harus "ngaca" sama diri sendiri, kira2 ekspektasi kita yg tinggi itu apakah kita udah 'tinggi' atau belom? Ya lu tadi ambil contoh nikah. Makanya ada yang namanya NGOBROL. Entah itu tentang preferensi, harus begini, harus begitu. Kan di video perasaan udh dijelasin dah, lu ga nyimak sampe akhir apa gmn si?
Betul. Tnyata gk gue sendiri yg mikir kyk gini
Makan itu tiktok
"Jangan Pernah Percaya Apa Yang Dikatakan Di Internet Hampir 70% Itu Kebohongan"
Itu yang pernah dikatakan orang eropa sebelum era sosmed seperti ini
Teknologi makin maju ada media sosial biar makin melek sama dunia luar malah masih sempit aja otaknya.
tru tru , ibarat saluran pipa digedein tapi besar sumber airnya masih sama aja
udah dungu dari sananya
Ngga kok bang
Beneran melek sama dunia luar
Mengenal orang orang bodoh😂
Tiktok sekarang jadi ajang "validasi" utk perasaan manusia,entah itu dia lagi bimbang,happy,stress dll
Maka fyp tiktoknya akan mendukung itu,ini sebenarnya merusak sisi "manusia" itu sendiri,karena hal itu mereka sendiri jadi bingung yg awalnya emang keadaan mereka fine2 aja akhirnya jadi rusak sendiri karena kemakan konten tiktok
Misal ada konten "jgn pacaran sama cwo yg gajinya rendah sama lu" oke itu fine kalau lu belum ada hubungan,coba lu sudah ada hubungan? Ya pasti hancur Karena konten tsb bikin orang2 yg melihatnya jadi bimbang,mudah disetir,oleh konten yg awalnya baik2 aja itu hubungan bisa jdi hancur kedepannya akibat masuknya pemikiran standar tiktok
Dan lebih ngerinya,konten tsb akan terus muncul dan belum lagi masalah manusia suka scroll konten,ini akan mempercepat kejadian yg seharusnya tidak diinginkan jadi kenyataan oleh konten tsb.
⚠️solusi nya ;
*uninstal tiktok*
Singkat padat dan jelas
Lebih tepatnya uninstall otaknya
Yg goblok itu pengguna nya beda sama org yg di pake buat bisnis
@@BanDar-q5f Gak bisa bang, soalanya otaknya aja ngak ada mereka.
Uninstal tiktok tapi orangnya memang mudah dipengaruhi apa gunanya?
Staterpack "monyet"
1. Kandang nya "T"
2. Cerita ngayal bin absurd, tolol, El manuk, yang ditulis oleh author kang coli "Wattpad"
Kalau dari aku ya... Yang dipermasalahkan sama standar (tiktok) ini karena ngeinfluance banyak orang dengan cepat. Blm lagi orang terdekat apalagi sampai saudara yang bisa terinfluance. Jadi lebih ke arah mempermasalahkan bagaimana "standar" ini seakan merambat dengan cepat. Blm lagi kalau ada orang terdekat yang udh kena sama hal kaya gini terus ketika ada meetup dia malah "bla bla bla bla" selama ketemuan. Capek bjir denger yapping dia yang bahkan orang lain kasih pendapat aja langsung deny mentah" 🗿🗿
Aku penasaran..apakah cewe/perempuan ada yg Masih gk main tiktok?😢kalau cowo/laki gua Tau ada yg gk main tiktok...di malaysia aku belum temu..Karna rata² yg aku jumpa semua dikit² tiktok..kawan,di tempat kerja,sedara,sepupu..semua TikTok
Kamu cewe?
Sebel banget ada konten2 yang "kalo cowo mu ga nge post kamu di sosmed nya fix ada hati yang dia jaga'" trs pacar jadi marah2 gr2 liat ini, padahal ya sebenernya cuma pgn privacy aja
standar tiktok ter-absurd yg pernah gua temuin :
Si cwek pengen punya cwok yg literally mirip bgt sama scaramouche/Wanderer dari karakter genshin impact.
Yang mana dia pernah bilang, klo dia gabakal mau nikah kecuali sama tuh karakter, dan bahkan dia berkali-kali pasang story minta dihamili sama karakter tersebut😂😅
sangat miris
Udh tau kan user tiktok bodoh itu cwk
Itu vvibu halu sih🤣
Orang-orang mungkin pada merasa terancam karena mereka takut pasangannya ngambil standar dari tiktok secara tiba-tiba dan akhirnya putus 😂, ngeri banget kalau udah nyaman dan mau ke jenjang lebih serius tapi tiba-tiba standar nya ngikutin orang random tiktok yang bahkan mereka mungkin nggak sukses dalam percintaan mereka sendiri.😂😂
Standarnya aslinya sih bagus: punya pasangan minimal lulusan S2, jabatan minimal direktur, gaji minimal 50 juta, dll
Yang bikin lucu kalo yang bikin standar itu belum punya kepantasan buat punya pasangan itu kayak dia males kuliah sampe DO, kegiatan hariannya rebahan, atau cuma bermodal dia cantik / ganteng (yang kalo di masyarakat, kecantikan / kegantengan dia itu standar dan ada banyak yang lebih cantik/lebih ganteng)
Tujuan hidup tentang mencari keseimbangan, kompromi, dan mengejar apa yang benar-benar penting dalam hidup.
Asli ini njirrr jadi aku kerja di kelurahan dan ada mbak mbak bikin Surat keterangan tidak mampu karna mau sidang cerai ketika ku lihat KKnya dan surat nikahnya ternyata suaminya masih muda bahkan seumuran adikku dan si mbaknya ini sebelumnya janda anak satu (30an nyari brondong njirrr).
Mereka cerai lantaran si suami karna cuma modal ijazah SMA kerja serabutan nafkahin keluarga yg mana mbaknya ini masih bermental anak Sekolahan, beli skincare dkk, tiktokan mulu ( aku ngetik SKTMnya sedangkan si mbaknya nunggu di luar sebelah ruang kerjaku sambil joget joget dengan temannya), dan sering beli barang di OLSHOP seminggu bisa 2-4 kali kurir antar paket kerumahnya.
Pas SKTMnya kelar dia malah loncat kegirangan
fenomena standar penghasilan bahkan tinggi badan sdh lama menjangkiti usa khususnya di kalangan kulit hitam
black women pingin segalanya ada dan mudah
padahal rata2 ya sama sdh punya anak bahkan lbh dr 2
beda bapak dan blm pernah menikah
mrk menyebutnya baby momma
dan krn semakin lama tingkah bw makin absurd seorang kevin samuel bikin gebrakan utk "mendidik" para bw
kalangan aktivis pada sebel sama ks apalagi pas dia meninggal walaaaahhhh
hasilnya sekarang adalah para black men kemudian tdk lagi merasa perlu utk memilih "the sister" aka bw sbg pilihan utama
mrk memilih ikutan pasukan passport bro yg menemukan pasangan di luar bw
apakah para perempuan standar tt indonesia bisa mengalami hal yg sama spt bw?
bisa jadi
apakah ini nyata?😂
@@Nubsician yah begitulah keadaannya. Kerja di desa/kelurahan itu sama aja kayak kerja kantoran tapi diselingi dengan pelayanan jasa ke masyarakat, kalo kamu pernah kerja di industri jasa pelayanan entah itu customer service, pelayan restoran, kasir dll, pasti ketemu tuh orang arogan yg mau di dahulukan, orang yg minta di kasihani, orang yg kaku dan terlalu taat aturan dan seperti dikasus ini orang yg terlalu bebas dan menyepelekan hal yg terjadi selanjutnya.
@@mr.monochrome227lebih banyak yang ingin di prioritas
standar mereka "high value", tapi mereka gk mau upgrade diri. kalo salah dapet pasangan koar2 merasa cewek tuh harus gini dan gini, jgn mau cowok bla..bla... giliran ada yang mau malah matok nominal. aneh emang
Yang buat postingan standar tiktok anak-anak,yang ngikutin orang dewasa😂
Lu di sini cuma bahas tentang para single yang risau dengan maraknya standar TikTok, tapi lupa balik ke judul "cerai karena standar TikTok", ada mungkin banyak pasangan yg rumah tangganya hancur hanya gara² standar TikTok, dan ini ngga dibahas di video.
Kecuali kalo lu nganggep pernikahan itu cuma relationship yg dijamin negara aja dan tidak ada kesakralan di dalemnya, standar TikTok ya emang cuma soal preferensi. Kalo udah ngga cocok karena preferensinya berubah, bubar aja. Tinggal urus surat-surat. Gampang.
Saya berkerja di DRPPA dikabupaten saya banyak cerai karena judi online , kdrt , ekonomi dan uniknya akhir2 ini ada yg cerai karena standar tiktok umumnya yg masih muda 😂... Uniknya lagi cewe nya gak ada yang cantik 😂 maksdnyabsadar diri lah cewe
Bunda gua sedih amat bang karena Bapak tiri gua awokawok. Udah tau harta habis dipake judi online, Udah mau cerai, eh balikan lagi, dikejar lagi. Udah bukan aib lagi,, Cerita tentang situasi keluarga gua udah nyebar kesatu komplek.
@ wduh moga cepat selesai
Semua orang Bebas menilai dirinya sendiri (menentukan standar)
Tapi yg jadi korban adalah pasangan yg sudah menikah (berumah tangga)
10:07 jawaban kalian is backkkkkkk
Ketakutan yg dimaksud bukan karena nanti gak dapat jodoh bang, hanya saja daya rusak standar tiktok ini jadi parah karena dampak yg berantai, misal ada 100 cewek terpapar virus standar tiktok nanti nular ke circle nya atau orang terdekatnya, belum lagi kalau sudah berumah tangga yg rusak gara2 standar tiktok berapa orang yg kena trauma atau rusak mindsetnya akibat 1 perceraian, itu baru 1 perceraian belum kalau 1000 perceraian akibat standar tiktok akan lebih parah bagaimana nasib generasi berikutnya yg bisa jadi daya pikirnya rusak
Remember this bro "Tiktod = Hama"
Masalahnya dampaknya gak cuma ke diri sendiri bro.
Tapi ke orang terdekat dan lingkungan juga.
Sudah banyak masalah karena standar irasional tiktok, dampaknya bisa ke perceraian, kurangnya kepuasan hidup, pola hidup konsumtif, haus validasi, rasa terisolasi dan lain-lain.
Mindset atau mental yang rusak itu lebih bahaya daripada penyakit fisik, karena kalo mindset itu gak semua orang bisa liat bahkan orangnya sendiri gak sadar, tapi dampaknya ada.
Mindset juga bisa ditularkan dan diwariskan, ditularkan ke orang terdekat dan diwariskan ke anak atau generasi selanjutnya.
Beberapa negara sudah lebih dulu aware masalah ini makanya tiktok dibanned.
Yang banyak gua liat di tiktok, orang-orang itu banyak nyebarin luka mereka, entah itu luka dari keluarga, pasangan atau lingkup pertemanan.
Mereka nyebar mindset yang salah dengan topeng "sharing pengalaman hidup" dan nyebar ketakutan akan sesuatu.
Dan dari ketakutan itu banyak terbangun tembok-tembok semu yang dinamakan "standar".
Generasi ini adalah generasi yang banyak takut dan banyak cemas, makanya mental healthnya parah walaupun mereka aware sama topik mental health.
Sosmed yg bisa menyajikan ego dan hawa nafsu manusia paling murni bagi gua ya tiktok sih.
Masyarakat Indonesia belum siap dan belum bijak dalam menanggapi sebuah informasi.
Apalagi informasi sederas tiktok, filternya masih belum bagus.
1:28 Blud menjelaskan atau curhat 😭😭
Standar tiktok momen
1. Ganteng
2. Kaya
3. Tidak Merokok
4. Ketik harus sering typo
5. Bisa bangkit di hari ketiga
6. Menjadi Ultraman
7. Mengalahkan ohma zio
8. Bisa time stop
9. Menguasai semua bahasa
10. Bisa berjalan di air
11. Bisa bantai dewa
12. Mendukung OPM
13. Bisa membantai Israel
14. bisa bernafas di atas air
15. Pernah masuk isekai
16. Punya peliharaan naga
17. Nggak pake sempak
-
18.bisa sharinggan..
Mending coy, ada yang ngerangkum udah sampe 187 dan masih lanjut. Lupa gw akunnya apa karena pernah liat do short UA-cam😂
@@hanifananta3893Udh 250 bre 😂
Itu pun masih lanjut kek nya wkwk
0:30 clank clank clank 😂
Standar cewek gua dari dulu masih sama, tapi ya gua realistis saja karna nggak mungkin dapetin yang sesempurna itu. Akhirnya gua kompromi sama standar sendiri dan sekaran dapet cewek yang bisa bikin gua nyaman. Pengalaman dapat cewek standar tiktok juga pernah, tapi cuman 2 bulan sudah gua putustin karena itu memang berat banget nurutin semua yang dia inginkan dan kemauan dia. gua mikir kedepnnya bakalan hancur kalau aku terusin sama dia. Mental health gua lebih penting dari pada dapet cewek model begituan🤣🤣🤣
inti masalahnya bukan di standart2 menurut opini creatornya no.. itu mah bodo amat.
yg bikin resah tuh efek influence nya, ngerusak hubungan orang yg udah jdi, mending klo sekedar pacaran jadi putus, masalahnya ada yg sampe cerai.
dan jangka panjang nya bisa2 nurunin angka nikah - turun angka kelahiran - defisit demografi. cuma gara² masing² gender ngerasa udah paling hebat sendiri
betul nanti lama lama seperti di korea atau jepang sana
@@Sara_Ramadhani emang angka nikah dan angka kelahiran turun di Jepang & Korsel itu karena masyarakat nya terutama cewe-cewe nya pada standar TikTok?
2:51 Asli setuju bngt bang Eno. Gw bbrp tahun yg lalu bener2 pikiran maunya cari jodoh mulu. Terus waktu tau "standar tiktok", gw terus menerus menyalahkan cewe yg punya standar tsb karena gw saat itu merasa gw susah dapet jodoh karena adanya standar itu, dan gw merasa gk adil aja dengan keadaan. Terus gak lama kemudian gw cape sendiri ngeributin standar tiktok, dan mulai introspeksi diri, dan mulai coba memperbaiki diri dan karir profesional gw. Akhirnya gw sekarang bodo amat ama standar Tiktok.
Lebih tepatnya bodo amat ama cewek
Yang 1 standar tiktok, yang 1 standar waifu
saya standar 2 aja bang
Motor itu mah @@limpusdesign1584
@@limpusdesign1584gak standar 3
@@limpusdesign1584 saya standar motor
@@limpusdesign1584saya standar 20 bwang
Intinya mah kalo lu kaya ya bolehlah cari cowo yang kaya atau ganteng,tpi kalo lu miskin gabisa masak trus mau cari yang pengusaha,s 1 bisa masak kaya dan ganteng ya mending lu masuk aja goa,cari disana siapatau ada idaman lu
6:03 tapi gw setuju bg aowkaokkakaak
Kalo ini gw agak kurang setuju, karena ya di beberapa tempat yang keamanannya kurang, hal ini bisa jadi salah satu langkah aman. Emang ga buat semua keadaan, tapi kalo dengan memasang foto sendiri di wallpaper hp dianggap nilai minus juga ngga sepenuhnya bisa dibenarkan.
yang jadi masalah bukan kitanya yg emng gak ngikutin standar tiktok, tapi ada seseorang yg pasangannya ngikutin standar tiktok bgt, sampai2 dia cerai karena pasangannya ga bersyukur sama yg dia kasih, karena kemakan omongan tiktok, jadi yg jadi masalah orang2 terdekat kita yg berdampak pada kita, bukan kita sendiri yg dari awal gak ngikutin
gaji suami minimal 10 juta(yg bilang gendut jir)
sis berpikir indonesia negara kaya
Aowkwowkwkwkw,
Justru karna gendut, 10 jt buat ngempanin dia doang wkwk
@@lukedwarf secara fakta sih indonesia itu negara kaya, cuman pemerintahnya yang gabisa mengelola sda,dan sdm dengan baik.
@@catgaming3046 justru karena ga pandai mengelola sda itulah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi
Nih bang ada standar tiktok yg kurang lebih bilang "cowo yg memprioritaskan ibunya itu redflag banget"
Kalau udh berkeluarga mah masuk akal, tapi kalau cuma buat jadi pacar mah aneh aja gitu😅
Halah standar tiktok, standar tiktok. Orang yang berpegang dgn standar tiktok apakah masuk kriteria standarnya tiktok gak? Makanya kadang gua males liat orang yang hidupnya ke standar tiktok mulu bang, seolah-olah disana pusat informasi dunia , apapun yang dipermasalahkan pasti larinya ke tiktok tai. Malah stresss jatuhnya kalau begitu. Simplenya, dia itu orangnya nolep pemalas dan berharap semua orang puji dia karena bikin standar goblok. Tapi kalau kita ambil perspektif yang berbeda, ini lebih ke anak-anak atau bocil yang baru megang hp dan curhat berharap semua orang tau masalah dia serta dapat empati dari orang lain di komentar. Kan sebagian oknum begitu? Ya terserah lu juga sih mau hidup gimana, yang penting manusia sudah ada, juga bertahan lebih dari 2000 tahun dan punya akal daripada tiktok
bray lu belajar 'Theory of Information Dissemation' jadi mungkin kita ga ketemu cewe standar tiktok tapi informasi yang disemai dari informasi standar tiktok yang bisa mempengaruhi orang-orang yang kita sayangi. itu yang kita-kita khawatirin
udah dinafkahin bukannya bersyukur malah kurang ajar
Kritiki yg pedes bang, kesel gua... Kadang standar tiktok sering bersebrangan dengan agama, kayak "oorng miskin di lihat dari makanannya di habisin atau ngga"... Habisin plok... Mubadzir kan... Hadeeeuuuhhh. Kovak bner dah org2...