Apa tetap bersama pacarnya itu sehingga kakek Dan nenek Sekarang? Sy pun dah 70 Sekarang Dan ingat music ini popular thn 70an dulu. Tapi musik ini digemari orang² intelek saja yg gemar dangdut ga suka ini😂 tapi saya semua musik suka dari seluruh dunia ini yg penting iramanya enak Di telinga😂😂😂
Saya generasi 2000an tau musik ini karena setiap ada laga sepak bola di desa saya sebelum pertandingan pasti di putarkan musik ini. Setelah tanya ke orang tua ternyata musik ini ada sangkut pautnya dengan srimulat
Alhamdulillah..saya bisa mendengarkan lagu ini. Mengingatkan Almarhum ayahanda saya yang suka sekali mendengarkan Album dalam Kaset ini. Saya masih simpan Kaset ini sampai tahun 2000.Tetapi.saya pindah domisili. Koleksi kaset lagu lama pada hilang.
Dengar musik ini bikin menagis teringat bersama kakaka dan ibu pergi merantau ke jakarta 1973, kini mereka tlah tiada,ya tuhan perjuangan jerih payahnya buat keluarga jadikanlah amal sholehnya,ampunilah ya Alloh..😢😢😢😢😢
Musik ini sangat berkesan sekali di era.80an waktu saya SD,selalu diputar di radio kalau menandakan jam tepat pukul.7 pagi artinya sarapan selesai dan harus berangkat ke sekolah..dan lagipula di TVRI selalu menunggu acara tontonan kegemaran "Srimulat" Lagu ini sampai saat ini selalu berkumandang di radio 100,3 fm mutiara di kota saya Medan
aku dengar intrimen ini di radio biasanya di putar untuk penutup siaran radio . oke selamat malam dan selamat ber istirahat sampai jumpa di waktu dan gelombang yang sama .
Radio 3 Band mulai dari Radio Crystal tanpa listrik hingga Radio 12 Transistor. Zaman indah masa lalu yg tak tergantikan dan tak kan kembali lagi. Tapi tetap hidup dalam kenangan. Zaman Pak Harto dulu apa apa murah. Harga barang2 terkendali, tidak ada pedagang yg berani nakal. 9 Naga Oligarki sekarang dulu cuma 9 ular kecil yg dikangkangi tak bergerak oleh Pak Harto
Teringat aku masi kecil umur 10 thn wkt itu bersama org tuaku nonton bioskop taman gembira kawangkoan instrumen ini sebelum di mulai putar flem.skarang saya udah umur 60 thn
Whiskey n soda, sbg salam pembuka n pnutup dlm acara pilpen lapopina (lgu2 pop ind) di RRI Nsnta II Ygkrta yg di asuh oleh bp. Duryat Subekti kla itu. Mks bt yg tlh posting👍
1975 Radio Suara Malaysia seksi bahasa Indonesia acara DDUS ( dari dan untuk saudara) dgn presenternya Dahri Iskandar atw Olan Sitompul sbg backsound musiknya acara tsb.
Tahun 80-an di desa tanpa penerangan listrik, saat masih bocah, ta ambil radio menjelang larut malam, tahu tahu ketiduran, pas terjaga sayup sayup musik ini masih terdengar mengalun pelan, rupanya batere radio udah mulai soak 😅😅
Orang tua saya punya kaset ini apabila dia memutarnya sambil menari dia mengajak kami anak anaknya berjoget ria , kenangan yg tidak terlupakan setelah dia tiada 20 tahun silam ,,
Sama,sdh lama aku mencarinya tdk ketemu karena tdk tahu judulnya.Akhirnya aku coba mengetik musik pengiring Srimulat lalu munculah whisky and soda 😂😂😂 terimakasih you tube 🙏
Ingat kembali semasa SD thn 70an..masuk siang....di iringi musik ini...saat itu cuaca cukup panas....daerah Jelambar masih sangat sepi dan masih banyak lahan kosong....
.... semoga orangtua kita ditempatkan di SisiNya yang terbaik, diampuni segala dosanya, diterima segala kebaikan pahalanya dan ditempatkan di surga aamiinn...
@@prabowosugito1872 setahuku RA Srimulat semasa hidupnya belum memakai lagu ini. Lagu ini mulai dipakai setelah Srimulat mulai sering muncul di TVRI awal 1980-an ..
Gue inget waktu dulu tahun 80 an setiab ada layar tancep atap misbar sebelum di mulai pasti ada lagu ini yg di putar waktu itu sponsor nya pasti pabrik jamu ...
Bagus dan enak didengar skli instrument musiknya bwt goyang kaki,buka beranda UA-cam nongol ini,sklipun Saya lahir pada generasi Millenial tapi sangat menyukai.
Raden Ayu Srimulat, sang primadona Jawa yg berjiwa modern. (7 Mei 1905 - 1 Desember 1968) Adalah pemain sandiwara panggung, pemain film & penyanyi pada era akhir 50-an hingga akhir 60-an. R.Ayu Srimulat adalah anak dari R.M Aryo Rumpoko Tjitrosoma, seorang wedono di Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah & R. Ayu Sedah. Lahir di Desa Botokan, Klaten pada 7 Mei 1905. Setelah ibu kandungnya wafat, pada usia 6 tahun Srimulat dibawa ke rumah kakak ayahnya, Raden Mas Sunarjo. Sunarjo waktu itu bekerja sebagai komisaris asisten residen di Klaten. Gadis kecil itu disekolahkan kakaknya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di kawasan Klaseman, Gatak, Sukoharjo. Baru setelah menginjak usia remaja, Srimulat kembali ke rumah ayahnya yg ditunjuk menjadi wedono di Bekonang, Sukoharjo. Ia melanjutkan sekolahnya di Koningin Emma School di Solo. Hanya beberapa bulan mengenyam pelajaran, Srimulat disuruh berhenti sekolah oleh ibu tirinya. Putri ningrat tak perlu sekolah tinggi-tinggi, begitu kata ibu tirinya. Srimulat sangat terpukul. Apalagi ia tak mendapat pembelaan dari ayahnya. Srimulat lantas dipingit. Seperti kisah putri2 bangsawan yg menjalani pingitan, masa remaja Srimulat hanya dihabiskan dlm kungkungan dinding kewedanaan saja. Ia belajar berbagai macam keterampilan dari para abdinya. Usianya baru 12 tahun tapi sudah pintar menembang, menari, & juga membatik. Kadang2 kalau lagi senggang, ayahnya kadang2 mendampingi Srimulat & saudara2nya di saat belajar menari & menembang. Hidup Srimulat penuh dgn suara tembang, bunyi gamelan & gerak tari. Dibandingkan saudara2nya, Srimulat anak yg paling cepat menangkap ajaran kesenian yg diberikan ayah & abdinya. Orang tuanya lalu menikahkan Srimulat dgn seorang kerabat dekat ayahnya bernama Raden Hardjowinoto. Usianya waktu itu baru 15 tahun. Rumah tangganya tak berlangsung lama. Srimulat diterpa kemalangan secara beruntun. Anaknya yg baru berusia 2,5 tahun meninggal dunia lalu disusul suaminya 3 bulan kemudian. Kesedihannya semakin bertambah saat ayahnya mencari selir2 baru. Muak akan kehidupan feodal priyayi & praktik perseliran di dalam kompleks rumahnya sendiri Srimulat bertekad minggat. Suatu malam ia memutuskan kabur dari rumah. Berbekal uang 3,5 sen ia pergi ke Surakarta lalu ke Yogyakarta. Ia melamar kerja ke dalang Ki Tjermosugondo yg sedang kondang. Setahun kemudian, Srimulat bergabung dgn Ketoprak Candra Ndedari pimpinan Ki Retsotruno yg kebetulan sedang pentas di Alun-alun Utara. R.A.Srimulat mengawali kiprahnya sebagai pemain rombongan ketoprak Mardi Utomo di Magelang & Rido Carito. Ketenarannya menembus baik lapisan atas maupun bawah masyarakat. Srimulat tak segan menari bersama penari2 lokal di sejumlah daerah membawakan tari2an daerah yg tak begitu dikenal. Ia juga bersedia diundang dlm acara tradisional penebangan pohon2 jati tua di sebuah desa di Blora, Jawa Tengah. Srimulat pindah ke panggung Wayang Orang Ngesthi Rahayu yg dipimpin Nyi Murtiasih dari Jawa Timur. Kebetulan suami Murtiasih punya grup orkes yg sering tampil di pesta perkawinan. Srimulat pun diminta bernyanyi dgn iringan musik irama keroncong & Hawaiian. Sewaktu digelar pasar malam di Magelang, ia berjuampa dengan Mannoek, bos penyelenggara pasar malam. Ia pun berkelana dari kota ke kota mengisi panggung hiburan pasar malam. Dalam waktu singkat Srimulat, anak priyayi & gadis pingitan itu, menjelma menjadi perempuan yg mandiri. Ia menentang arus saat itu, menolak menjadi Raden Ayu & memilih menjadi sri mahapanggung atau ratu panggung,. Pendiriannya yg keras membuatnya membela mati2an seorang pesinden bernama Nyai Mas Sulandjari yg berhasil memenangkan lomba kontes batik di Pasar Malam Amal Yogyakarta pada 1938. Kemenangan Sulandjari itu diprotes keras para bangsawan Yogyakarta & Surakarta. Apalagi Sulandjari berhasil mengalahkan putri-putri ningrat. Mendengar Sulandjari dihina, Srimulat melawan para bangsawan itu. Melalui wawancara dengan mingguan Darmo Kondho & Penjebar Semangat, Srimulat menyatakan dukungannya kepada Sulandjari sembari mengkritik keras para kaum ningrat. "Siapa yg lebih berhak memberikan penilaian dlm kontes semacam itu?," tanyanya sinis. Di sisi lain, Srimulat pernah dikontrak untuk masuk dapur rekaman oleh perusahaan piringan hitam Burung Kenari, Columbia & His Master's. Suara merdunya yg melantunkan lagu Kopi Susu, Padi Bunting, Janger Bali, dsb. Saat itu hanya kaum berpunya saja yg bisa memiliki gramofon untuk memutar piringan hitam. Budayawan Arswendo Atmowiloto menggambarkan Srimulat sebagai seorang penampil yg meletakkan dasar2 seorang artis modern. "Sikapnya terbuka pada segala jenis tarian. Ia turun ke pelosok, ke pusat keramaian membawakan secara live lagu yg sedang ngetop." Di pentas wayang orang ia tampil di kelompok Srikuncoro. Selain itu, ia juga pernah membintangi film Sapu Tangan (1949), Bintang Surabaja (1951), Putri Sala (1953), Sebatang Kara (1954) dan Radja Karet dari Singapura (1956). Teguh Srimulat. yg merupakan suami terakhir sekaligus suami yg bepengaruh dalam hidup Srimulat. Sukses di panggung, Srimulat kurang berhasil dalam berumahtangga. Tiga kali pernikahannya selalu kandas. Pada tahun 1947 di Purwodadi, Grobogan,Srimulat satu panggung dgn Orkes Keroncong Bunga Mawar dari Solo. Gitaris orkes tersebut bernama Kho Tjien Tiong (dikenal dengan Teguh Slamet Rahardjo). Kedua saling terpikat. Sehabis pentas di Purwodadi mereka resmi berpacaran. Usia mereka terpaut jauh. Teguh jejaka berusia 21 tahun sementara Srimulat berusia 39 tahun. Pada 8 Agustus 1950, R.A.Srimulat menikah dgn Teguh Slamet Rahardjo (Kho Djien Tiong) yg berusia 24 tahun. Pada saat yg sama dibentuk rombongan kesenian keliling bernama Gema Malam Srimulat. Gema Malam Srimulat adalah sebuah kelompok kesenian yg menyuguhkan gabungan antara lawak & nyanyi terutama lagu2 langgam Jawa & keroncong. Penyanyinya waktu itu antara lain Kusdiarti, Suhartati, Ribut Rawit, Maleha, Rumiyati & Srimulat sendiri sedangkan Teguh menjadi pemain gitar & biola. Sebelum memasuki tahun 1957, Gema Malam Srimulat berganti nama menjadi Srimulat Review. Memasuki 1957 namanya berubah lagi menjadi Aneka Ria Srimulat. Salah satu momen bersejarah bagi Srimulat & Teguh adalah keputusan mereka pindah ke Surabaya dari Surakarta sekitar Peristiwa G 30 S. Suatu malam pada 1965, tak lama sebelum geger 30 September, Srimulat berbisik di telinga Teguh Slamet Rahardjo, suaminya. “Sebentar lagi bakal ada ontran2. Pak Jenderal meminta kita untuk berhati-hati. Sebaiknya kita tidak pulang dulu ke Solo untuk waktu cukup lama,” kata Srimulat, dikutip Sony Set & Agung Pewe dalam bukunya, berjudul Srimulat, Aneh yg Lucu. Saat itu Srimulat sudah dua tahun hijrah dari Solo ke Surabaya. Tak hanya para pelawak & awak Srimulat yg boyongan ke Surabaya, tapi juga berikut semua anggota keluarganya. Boyongan Srimulat besar-besaran ini juga merupakan ide dari Srimulat. Melihat situasi politik di Solo makin panas, Srimulat merasa kelompok mereka harus pindah. “Situasi negara sedang gonjang-ganjing. Sebaiknya seluruh anak panggung & artis kita pindah ke Surabaya,” Srimulat menyampaikan usulnya ke Teguh. Teguh tentu saja kaget bukan kepalang mendengar ide istrinya. Memindahkan belasan orang saja sudah sulit, apalagi memindahkan puluhan anggota Srimulat. Tapi Srimulat terus meyakinkan Teguh. “Jika mereka tak pindah ke Surabaya, aku takut mereka akan jadi korban.” Ketika itu, gesekan antara kelompok2 ‘kiri’ dgn lawan2 politiknya makin sering terjadi. Masing2 kelompok berusaha menarik sebanyak mungkin pendukungnya ke kubunya. Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yg punya hubungan dekat dgn Partai Komunis Indonesia (PKI) terus mendesak mereka agar bergabung dengan Lekra. Srimulat & Teguh yg memang tak tertarik dengan politik tidak mau terseret dlm perkubuan itu. Untuk melindungi grup Srimulat, mereka mencari perlindungan ke militer. Kebetulan Srimulat memang dekat dgn sejumlah perwira militer. Kedekatan yg kadang bikin Teguh sendiri tak habis pikir. Kedekatan Srimulat dgn para perwira itu pula yg membuat pertunjukan grup Srimulat pada masa2 tegang itu sering dijaga tentara. Hijrah Srimulat ke Surabaya itu lah yg menyelamatkan kelompok itu. Srimulat meninggal dunia pada tahun 1968. Sepeninggal dirinya, Aneka Ria Srimulat dilanjutkan oleh Teguh dgn berfokus sebagai grup lawak.
Musik ini teringat lima puluh delapan tahun yang lalu ketika aku makan basso beserta paacar di. Sebuah restoran usiaku sudah 74.tahun teima. Kasih
Apa tetap bersama pacarnya itu sehingga kakek Dan nenek Sekarang? Sy pun dah 70 Sekarang Dan ingat music ini popular thn 70an dulu. Tapi musik ini digemari orang² intelek saja yg gemar dangdut ga suka ini😂 tapi saya semua musik suka dari seluruh dunia ini yg penting iramanya enak Di telinga😂😂😂
Sayang pas mau ultah perkawinan i.yang ke. Limapuluh tahun istri ku menndahului sasy a. Dipanggil oleh tuhan yang maha esa
@@misterxyz5958 .
# b
Tinggalah
Kenanga yang tidak bisa dilupakan
Sountrax srimulat..ingat ke masa lalu..
Saya generasi 2000an tau musik ini karena setiap ada laga sepak bola di desa saya sebelum pertandingan pasti di putarkan musik ini. Setelah tanya ke orang tua ternyata musik ini ada sangkut pautnya dengan srimulat
Ingat acara RRI surakarta dlm acara pilihan pendengar berupa acara reques lagu 2pop Indonesia.th 80an.sedih dan mengesankan.
Musik Srimulat
Abis ini yg keluar alm gepeng dgn serbet di pundak langsung stand up comedy
Alhamdulillah..saya bisa mendengarkan lagu ini. Mengingatkan Almarhum ayahanda saya yang suka sekali mendengarkan Album dalam Kaset ini. Saya masih simpan Kaset ini sampai tahun 2000.Tetapi.saya pindah domisili. Koleksi kaset lagu lama pada hilang.
Dengar musik ini bikin menagis teringat bersama kakaka dan ibu pergi merantau ke jakarta 1973, kini mereka tlah tiada,ya tuhan perjuangan jerih payahnya buat keluarga jadikanlah amal sholehnya,ampunilah ya Alloh..😢😢😢😢😢
Kenangan yang tak terlupakan musik Srimulat
dengar Whisky & soda awalnya dari lagu jiplakan lewat radio.
60 up
Musik ini sangat berkesan sekali di era.80an waktu saya SD,selalu diputar di radio kalau menandakan jam tepat pukul.7 pagi artinya sarapan selesai dan harus berangkat ke sekolah..dan lagipula di TVRI selalu menunggu acara tontonan kegemaran "Srimulat"
Lagu ini sampai saat ini selalu berkumandang di radio 100,3 fm mutiara di kota saya Medan
Yg comen pasti usia nya diatas 60 th ini music paling digemari pd waktu itu
Aku 67 Tahun Ingat Waktu Pergolakan Timor Timur Aku Terjun Pertama Di Maubara 7 Desember 1975 Musik Ini Menghibur Hati Terimakasi
Benar broo look like Me
Saya mengenal musik intrumen ini sekitar tahun 76-78..waktu SD..
Ngk terasa seiring brjalanya wktu skrng sdh brumur ,,,sya sngat ingat pda wktu itu dan bersyukur smpai saat ini msih bsa mendengarkan msik yg legendaris ini.bgi kalian yg prnh merasakan hdup dimasa sulit pda wktu itu bersyukurlah skrng apa"srba mudah walau hrga mahal tpi knyataan kta mampu beli...
musik ini enak di dengar sampai sekarang
😊👍🏻
Ingat th 1977 saat nonton bioskop dikotaku tiap akan tayang mesti diawali dgn lagu irama ini.... Gak terasa hampir 60 tahun usiaku 😂
Ingat musik ini ingat Srimulat usia Q 60
Luar biasa....inget era jaman GESTOK...saiki wis umur 62th...tetep swejuk di telinga..😂😂
Inget asmuni, timbul ,mba juju ,nunung Dkk🥺
Aku jadi teringat di Surabaya waktu nonton ludruk di THR Surabaya
setiap nonton di bioskop Rukiah di lokasari (Mangga besar) selalu di putar instrumen ini. penuh kenangan. terima kasih untuk yang download musik ini
Benar sobat, klo di Aceh instrumen ini sering di mainkan saat film jelang di putar, yaitu di Bioskop beringin & pesona. 😢
Dekat SMAN 10 Jakarta
Kulo kira pak Asmuni dan gepeng penciptanya.he he he
Jangan2 mereka justru jiplak dari SRIMULAT 😂
aku dengar intrimen ini di radio biasanya di putar untuk penutup siaran radio . oke selamat malam dan selamat ber istirahat sampai jumpa di waktu dan gelombang yang sama .
Sudah dari kecil dengar tapi baru sekarang tau judulnya lewat dialog entah dg siapa di Fb trims...
Kalau saya denger lagu ini inget Srimulat mau main di TVRI th 80 an. Iconic banget sama Srimulat
❤ wow... mantap
Flashback Srimulat
Radio 3 Band mulai dari Radio Crystal tanpa listrik hingga Radio 12 Transistor. Zaman indah masa lalu yg tak tergantikan dan tak kan kembali lagi. Tapi tetap hidup dalam kenangan. Zaman Pak Harto dulu apa apa murah. Harga barang2 terkendali, tidak ada pedagang yg berani nakal. 9 Naga Oligarki sekarang dulu cuma 9 ular kecil yg dikangkangi tak bergerak oleh Pak Harto
😮 lagu ini pertanda bioskop layar tancap segera akan dimulai 😁👍
Ingat nonton tv hitam putih di rmh tetangga..ramai2 nonton di luar pake bangku duduk bejejer..ada yng di bawah ..gk lama acara lawak gepeng diulai.
Srimulat
Teringat nonton film di kelud malang
Senang sekali mendengar lagu ini,kenangan bagi kita yg berumur 50 an tahun keatas.
Musik ini sdh lama sekali tapi sampai skrng masih enak didengar
Legenda srimulat
Thema..song.."SRIMULAT...🙏..
Dan. Dulun waktu. Ada. Hajatan. Pasti. Pertama. Putar..intrumentalia..music. Ini..yg. Penuh. Kenangan❤️..2023👍
Thn 1981 jln depan toko kaset dengar musik ini, kakak langsung beli kasetnya😊😅
Entah kenapa kalo denger musik ini hati adem banget,antara inget jaman kecil kangen bapak yg udah gk ada beliau seneng bgt musik ini
Aku belum 60th tp suka music ini
Teringat aku masi kecil umur 10 thn wkt itu bersama org tuaku nonton bioskop taman gembira kawangkoan instrumen ini sebelum di mulai putar flem.skarang saya udah umur 60 thn
Denger instrument ini jd teringat waktu di surabaya..kala tahun 70 an 80 an sering dengar musik ini berkumandang di kota pahlawan.
Apa lagi kalau srimulat mau tayang di tvri..instrument ini sebagai musik pembuka kala itu
Apa lg kalau lawak srimulat mau tayang di tvri.intrument delgado wisky and soda ini sbagai musik pembuka kala itu
Ndelok Srimulat nang THR 😅😊😂😂
Yo betul..😀👍
Instrumen wisky and soda Roberto delgado ingat tgl 7 desember 1975 waktu nyerang kota dili
Musik ini masaku lihat vidio .merinding bulu romaku teringat kecil..usiaku skarang 54
jadi rindu ayah yang selalu memutar lagu ini
Ingat masa dimna saya masih kecil bapak masih gagah.. Sekarang sdh tiada kagen sama orang tua yg sdh tiada...
Dulu waktu kecil nenek saya sering putar lagu ini, th 80 an. Saat itu walaupun hidup sederhana tapi tetap bahagia.
semoga sehat selalu dan tetap bahagia.. 😊
Intrumen ini sebage ppembuka radio calvari klungkung thn 75 an mantap 👍
lagu instrumentalia Roberto Delgado ini waktu aku kelas 1 SD, udah lama sekali
sll ingat waktu radio masih am...pilihan pendengar radio purnamasidi wonosobo jateng...bersama mas towil rais alm...moga husnul khotimah....amin
...aamiinn
Lagu instrumental reggae yg identik dengan Srimulat (Whiskey & Soda)
Whiskey n soda, sbg salam pembuka n pnutup dlm acara pilpen lapopina (lgu2 pop ind) di RRI Nsnta II Ygkrta yg di asuh oleh bp. Duryat Subekti kla itu. Mks bt yg tlh posting👍
Betul
Ingat tahun 1970 an musik iklan di TVRI ini saat masih TV hitam putih
Teringat akan sandiwara JAY 2:45 A KINTAMANi era 80an...saat itu saya masih sd klas 4
Tiap ada layar tancap tahun 1990 an kalau mau di mulai musiknya pasti ini . Radex Film Brayublandong Dawarblandong Mojokerto Jawa Timur.
Beautiful music. I enjoyed it in 1976 as a teenager, and it's still appealing to my music taste now in my sixties.
Selamat pagi
1975 Radio Suara Malaysia seksi bahasa Indonesia acara DDUS ( dari dan untuk saudara) dgn presenternya Dahri Iskandar atw Olan Sitompul sbg backsound musiknya acara tsb.
Tahun 80-an di desa tanpa penerangan listrik, saat masih bocah, ta ambil radio menjelang larut malam, tahu tahu ketiduran, pas terjaga sayup sayup musik ini masih terdengar mengalun pelan, rupanya batere radio udah mulai soak 😅😅
😁 setrum pakai aki om...
Orang tua saya punya kaset ini apabila dia memutarnya sambil menari dia mengajak kami anak anaknya berjoget ria , kenangan yg tidak terlupakan setelah dia tiada 20 tahun silam ,,
Udah puluhan tahun nyari,baru ketemu oh judulnya wiskey and soda...baru tau aq...❤❤😂😂😂
😁👍🏻
aku jg baru tahu mas waktu dulu musik ini sering putar di RRI kalau mau ganti acara aku lulus smp tahun 85
Sama,sdh lama aku mencarinya tdk ketemu karena tdk tahu judulnya.Akhirnya aku coba mengetik musik pengiring Srimulat lalu munculah whisky and soda 😂😂😂 terimakasih you tube 🙏
Penuh kenangan
Kenangan jaman tempo doeloe kalau mau nonton pertunjukan Srimulat atau nonton bioskop.
jadi inget sewaktu Bumi dan Langit diciptakan, lagu ini sebagai pembukaannya klo ga salah
Wow mantep n asyik bro..ingat th '70 an kala msh SD sering dengerin di radio, jd ingat masa lalu...oke tksih videonya ,(Balikpapan-Kaltim)
Semoga terhibur
Berbagai kenangan dan bernostalgia waktu kecill...
Salam dari palembang
🙏🙏😭😭😭😭😭😭
Kok jadi ingat masa remaja di jember naksir anak keturunan tapi.oooh bambang l
Pur banyuwangi
Musik ini mngingatkan kenangan masa anak2 sbg pengiring film bisu yg diputar agak rutin di aula Yon Zipur Gtg. Payung Bjb.
Ingat kembali semasa SD thn 70an..masuk siang....di iringi musik ini...saat itu cuaca cukup panas....daerah Jelambar masih sangat sepi dan masih banyak lahan kosong....
ingat srimulat & gedung bioskop
Nunggu pemutaran film di bioskop di kota ku
Kotane rika si ngendi kang..?????
Dulu di TVRI klu ada acara sulap Mr Robin atau Akrobat nya pa Tepong lagu Whiskey and Soda dipake sbg lagu latar nya
Ingat 1973 pas mau ke jakarta pertama kali...dijalan raya semarang ada toko kaset putar instrumentalia ini..😭😭😭
waduhhh 1973... jadul amat yaaa 😊😁
@@TiksCateringboleh kah sejadul itu ✌️
😆@@fauzandika9650
Musik Penutup Siaran RRI Manokwari kala itu...❤❤
Musik yang indah untuk kehidupan yang lebih baik ❤️
Dengar lagu ini ingat dengan group sri mulat di TVRI
Sdh lama aku cari2 lagu ini, pas inget langsung aku cari d you tube memang pas banget lagu ini lagu pelepas lelah sambil santai
He he sama ku juga cari youtube. Eee ketemu juga
Saya suka lagu ini, mengingatkan saya waktu masih kecil 😃❤️
Mantap,,
Ingat masa lalu
jadi teringat waktu kecil bapak sering muterin lagu satu paket di piringan hitam 😍😍😍
Tahun 2004, Sabtu jam 10-11 malam, Srimulat sebelum wayang kulit di Indosiar
Kenangan terindah bagi bangsa Indonesia,,music legend..terimakasih
Ingat waktu nonton sirkus..thun 93...😊😊
Thn 1973 sirkes ng alun2 banyumas muter caset roberto delgado apik musike
Sedih..JD teringat orang tua yang sudah tiada 😭😭😭
.... semoga orangtua kita ditempatkan di SisiNya yang terbaik, diampuni segala dosanya, diterima segala kebaikan pahalanya dan ditempatkan di surga aamiinn...
@@TiksCateringAamiin
Rupa-rupanya muzik ni asal dari irama reggae
tadinya kufikir ini beneran lagunya Srimulat.
ga tahunya lagu barat.
salut buat Tarsan, Asmuni, Timbul, Gepeng, Tessy, dll....
pelawak legendaris
terimakasih sama R.A Srimulat dong
@@prabowosugito1872
setahuku RA Srimulat semasa hidupnya belum memakai lagu ini.
Lagu ini mulai dipakai setelah Srimulat mulai sering muncul di TVRI awal 1980-an ..
Sama kyk instrumen warkop dki kukira dulu asli punya warkop ternyata punya luar negri pink phanter..
@@izangfamilihan2031
oh, kalau itu sy sdh tahu.
waktu kecil sy pernah nonton Pink Panther, Peter Seles kalau ga salah aktornya ...
Ini lagu yang ngiring air mancur nari di monas ...wah jadi inget tiap sabtu ke monas!😊
Gue inget waktu dulu tahun 80 an setiab ada layar tancep atap misbar sebelum di mulai pasti ada lagu ini yg di putar waktu itu sponsor nya pasti pabrik jamu ...
pertama kali dengar lagu ini sewaktu menonton aneka ria srimulat di taman ria senayan tahun 1983, bersama ayah yang anggota ABRI dapat tiket gratis.
waduh 1983..? 🤔
Kembali ke masa kecil..😢
Inget Srimulat 😢😢😢
Mengingatkan aku saat dengar rkpd Tulung agung.
Saya mendengarkan instrumen dari Roberto Delgado sejak SMP kelas I th 66 - 67. Namanya ngga hafal, tapi itu pasti Music Roberto Delgado. Thank's.
Whisky Soda
Bagus dan enak didengar skli instrument musiknya bwt goyang kaki,buka beranda UA-cam nongol ini,sklipun Saya lahir pada generasi Millenial tapi sangat menyukai.
👍👍👍 waktu "SMA" di p.kerto
Ingat Doeloe di THR Suroboyo ngopi di samping gedung Srimulat.
Teringat lagu ini ketika kalau manton di bioskop lagu masuk nya habis pintu bioskop tutup sdh tidak bisa masuk lagi
ingat instrumen lawak srimulat kalau mau main di TVRI ... ,😂😂😂😂
Raden Ayu Srimulat,
sang primadona Jawa yg berjiwa modern.
(7 Mei 1905 - 1 Desember 1968)
Adalah pemain sandiwara panggung, pemain film & penyanyi pada era akhir 50-an hingga akhir 60-an. R.Ayu Srimulat adalah anak dari R.M Aryo Rumpoko Tjitrosoma, seorang wedono di Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah & R. Ayu Sedah. Lahir di Desa Botokan, Klaten pada 7 Mei 1905. Setelah ibu kandungnya wafat, pada usia 6 tahun Srimulat dibawa ke rumah kakak ayahnya, Raden Mas Sunarjo. Sunarjo waktu itu bekerja sebagai komisaris asisten residen di Klaten. Gadis kecil itu disekolahkan kakaknya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di kawasan Klaseman, Gatak, Sukoharjo. Baru setelah menginjak usia remaja, Srimulat kembali ke rumah ayahnya yg ditunjuk menjadi wedono di Bekonang, Sukoharjo. Ia melanjutkan sekolahnya di Koningin Emma School di Solo. Hanya beberapa bulan mengenyam pelajaran, Srimulat disuruh berhenti sekolah oleh ibu tirinya. Putri ningrat tak perlu sekolah tinggi-tinggi, begitu kata ibu tirinya. Srimulat sangat terpukul. Apalagi ia tak mendapat pembelaan dari ayahnya. Srimulat lantas dipingit. Seperti kisah putri2 bangsawan yg menjalani pingitan, masa remaja Srimulat hanya dihabiskan dlm kungkungan dinding kewedanaan saja. Ia belajar berbagai macam keterampilan dari para abdinya. Usianya baru 12 tahun tapi sudah pintar menembang, menari, & juga membatik. Kadang2 kalau lagi senggang, ayahnya kadang2 mendampingi Srimulat & saudara2nya di saat belajar menari & menembang. Hidup Srimulat penuh dgn suara tembang, bunyi gamelan & gerak tari. Dibandingkan saudara2nya, Srimulat anak yg paling cepat menangkap ajaran kesenian yg diberikan ayah & abdinya. Orang tuanya lalu menikahkan Srimulat dgn seorang kerabat dekat ayahnya bernama Raden Hardjowinoto. Usianya waktu itu baru 15 tahun. Rumah tangganya tak berlangsung lama. Srimulat diterpa kemalangan secara beruntun. Anaknya yg baru berusia 2,5 tahun meninggal dunia lalu disusul suaminya 3 bulan kemudian. Kesedihannya semakin bertambah saat ayahnya mencari selir2 baru. Muak akan kehidupan feodal priyayi & praktik perseliran di dalam kompleks rumahnya sendiri Srimulat bertekad minggat. Suatu malam ia memutuskan kabur dari rumah. Berbekal uang 3,5 sen ia pergi ke Surakarta lalu ke Yogyakarta. Ia melamar kerja ke dalang Ki Tjermosugondo yg sedang kondang. Setahun kemudian, Srimulat bergabung dgn Ketoprak Candra Ndedari pimpinan Ki Retsotruno yg kebetulan sedang pentas di Alun-alun Utara. R.A.Srimulat mengawali kiprahnya sebagai pemain rombongan ketoprak Mardi Utomo di Magelang & Rido Carito. Ketenarannya menembus baik lapisan atas maupun bawah masyarakat. Srimulat tak segan menari bersama penari2 lokal di sejumlah daerah membawakan tari2an daerah yg tak begitu dikenal. Ia juga bersedia diundang dlm acara tradisional penebangan pohon2 jati tua di sebuah desa di Blora, Jawa Tengah. Srimulat pindah ke panggung Wayang Orang Ngesthi Rahayu yg dipimpin Nyi Murtiasih dari Jawa Timur. Kebetulan suami Murtiasih punya grup orkes yg sering tampil di pesta perkawinan. Srimulat pun diminta bernyanyi dgn iringan musik irama keroncong & Hawaiian. Sewaktu digelar pasar malam di Magelang, ia berjuampa dengan Mannoek, bos penyelenggara pasar malam. Ia pun berkelana dari kota ke kota mengisi panggung hiburan pasar malam. Dalam waktu singkat Srimulat, anak priyayi & gadis pingitan itu, menjelma menjadi perempuan yg mandiri. Ia menentang arus saat itu, menolak menjadi Raden Ayu & memilih menjadi sri mahapanggung atau ratu panggung,.
Pendiriannya yg keras membuatnya membela mati2an seorang pesinden bernama Nyai Mas Sulandjari yg berhasil memenangkan lomba kontes batik di Pasar Malam Amal Yogyakarta pada 1938. Kemenangan Sulandjari itu diprotes keras para bangsawan Yogyakarta & Surakarta. Apalagi Sulandjari berhasil mengalahkan putri-putri ningrat. Mendengar Sulandjari dihina, Srimulat melawan para bangsawan itu. Melalui wawancara dengan mingguan Darmo Kondho & Penjebar Semangat, Srimulat menyatakan dukungannya kepada Sulandjari sembari mengkritik keras para kaum ningrat. "Siapa yg lebih berhak memberikan penilaian dlm kontes semacam itu?," tanyanya sinis. Di sisi lain, Srimulat pernah dikontrak untuk masuk dapur rekaman oleh perusahaan piringan hitam Burung Kenari, Columbia & His Master's. Suara merdunya yg melantunkan lagu Kopi Susu, Padi Bunting, Janger Bali, dsb. Saat itu hanya kaum berpunya saja yg bisa memiliki gramofon untuk memutar piringan hitam. Budayawan Arswendo Atmowiloto menggambarkan Srimulat sebagai seorang penampil yg meletakkan dasar2 seorang artis modern. "Sikapnya terbuka pada segala jenis tarian. Ia turun ke pelosok, ke pusat keramaian membawakan secara live lagu yg sedang ngetop." Di pentas wayang orang ia tampil di kelompok Srikuncoro. Selain itu, ia juga pernah membintangi film Sapu Tangan (1949), Bintang Surabaja (1951), Putri Sala (1953), Sebatang Kara (1954) dan Radja Karet dari Singapura (1956). Teguh Srimulat. yg merupakan suami terakhir sekaligus suami yg bepengaruh dalam hidup Srimulat. Sukses di panggung, Srimulat kurang berhasil dalam berumahtangga. Tiga kali pernikahannya selalu kandas. Pada tahun 1947 di Purwodadi, Grobogan,Srimulat satu panggung dgn Orkes Keroncong Bunga Mawar dari Solo. Gitaris orkes tersebut bernama Kho Tjien Tiong (dikenal dengan Teguh Slamet Rahardjo). Kedua saling terpikat. Sehabis pentas di Purwodadi mereka resmi berpacaran. Usia mereka terpaut jauh. Teguh jejaka berusia 21 tahun sementara Srimulat berusia 39 tahun. Pada 8 Agustus 1950, R.A.Srimulat menikah dgn Teguh Slamet Rahardjo (Kho Djien Tiong) yg berusia 24 tahun. Pada saat yg sama dibentuk rombongan kesenian keliling bernama Gema Malam Srimulat. Gema Malam Srimulat adalah sebuah kelompok kesenian yg menyuguhkan gabungan antara lawak & nyanyi terutama lagu2 langgam Jawa & keroncong. Penyanyinya waktu itu antara lain Kusdiarti, Suhartati, Ribut Rawit, Maleha, Rumiyati & Srimulat sendiri sedangkan Teguh menjadi pemain gitar & biola. Sebelum memasuki tahun 1957, Gema Malam Srimulat berganti nama menjadi Srimulat Review. Memasuki 1957 namanya berubah lagi menjadi Aneka Ria Srimulat. Salah satu momen bersejarah bagi Srimulat & Teguh adalah keputusan mereka pindah ke Surabaya dari Surakarta sekitar Peristiwa G 30 S. Suatu malam pada 1965, tak lama sebelum geger 30 September, Srimulat berbisik di telinga Teguh Slamet Rahardjo, suaminya. “Sebentar lagi bakal ada ontran2. Pak Jenderal meminta kita untuk berhati-hati. Sebaiknya kita tidak pulang dulu ke Solo untuk waktu cukup lama,” kata Srimulat, dikutip Sony Set & Agung Pewe dalam bukunya, berjudul Srimulat, Aneh yg Lucu.
Saat itu Srimulat sudah dua tahun hijrah dari Solo ke Surabaya. Tak hanya para pelawak & awak Srimulat yg boyongan ke Surabaya, tapi juga berikut semua anggota keluarganya. Boyongan Srimulat besar-besaran ini juga merupakan ide dari Srimulat. Melihat situasi politik di Solo makin panas, Srimulat merasa kelompok mereka harus pindah. “Situasi negara sedang gonjang-ganjing. Sebaiknya seluruh anak panggung & artis kita pindah ke Surabaya,” Srimulat menyampaikan usulnya ke Teguh. Teguh tentu saja kaget bukan kepalang mendengar ide istrinya. Memindahkan belasan orang saja sudah sulit, apalagi memindahkan puluhan anggota Srimulat. Tapi Srimulat terus meyakinkan Teguh. “Jika mereka tak pindah ke Surabaya, aku takut mereka akan jadi korban.” Ketika itu, gesekan antara kelompok2 ‘kiri’ dgn lawan2 politiknya makin sering terjadi. Masing2 kelompok berusaha menarik sebanyak mungkin pendukungnya ke kubunya. Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yg punya hubungan dekat dgn Partai Komunis Indonesia (PKI) terus mendesak mereka agar bergabung dengan Lekra. Srimulat & Teguh yg memang tak tertarik dengan politik tidak mau terseret dlm perkubuan itu. Untuk melindungi grup Srimulat, mereka mencari perlindungan ke militer. Kebetulan Srimulat memang dekat dgn sejumlah perwira militer. Kedekatan yg kadang bikin Teguh sendiri tak habis pikir. Kedekatan Srimulat dgn para perwira itu pula yg membuat pertunjukan grup Srimulat pada masa2 tegang itu sering dijaga tentara. Hijrah Srimulat ke Surabaya itu lah yg menyelamatkan kelompok itu. Srimulat meninggal dunia pada tahun 1968. Sepeninggal dirinya, Aneka Ria Srimulat dilanjutkan oleh Teguh dgn berfokus sebagai grup lawak.
Jaman alm ortu, kakak kakak dan semuanya nongkrongin depan tv tabung, ambil posisi duduk masing2
Ini lagu di bioskop sebelum film diputar...di kotaku cepu..
Dibuat lagu tema sebuah acara lagu permintaan Radio Suara M'sia seksi Indonesia thn 70 & 80an
Musik ini teringat masa lalu
Jadi inget waktu masih di SMA 1976
1976 THN kelahiran sy😊
Dalam bahasa Indonesia judulnya : Berlayar, dinyanyikan oleh penyanyi lokal Andriani
silakan simak video selanjutnya berlayar ... terima kasih