Saya ingat awal 1973, saat SMA kami berlatih koor utk Paskah di Katadral Atambua. Ada seorang frater SVD berbadan halus duduk dihadapan orgel dan bermain dgn baik sekali. Kami sempat berkenalan dan kami sama2 merngiringi koor. Saya memetik bas bersama bbrpa kawan yg bermain gitar, dan frater Leo dengan jarinya lincah diatas toest orgel listrik Salina katadral. Ia seorang yg serius tapi cukup bersahabat. Ketika di Tim2 ada seorang teman angkatan pater Leo yg bercerita ttg pater Leo yg lgi menunggu jadi Doktor. Sdh 51 th dlm potcast ini nampak fisik pater beda dg msh frater top di Atb dulu. Salam.
Saya ingat benar waktu Pater Leo masuk ruang kuliah... Seolah mahasiswa tidak ada karena semua tanpa komando langsung diam dan mendengarkan materi karena kalau disimak dengan saksama, beliau tidak akan mengulang materi yang sudah dipaparkan... Pemilihan kata sangat berhati-hati sehingga beliau sering menutup mata untuk mencari kata yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan diterima oleh semua sidang pendengar... Orangnya sederhana dan sangat bersahaja dan saya salah satu mahasiswa yang selalu aktif untuk bertanya ke beliau. Beliau orang yang bertipe perfeksionis.
Saya sangat bangga dengan pater Leo Kleden SVD karena sejak thn 1962/1963 kami sama2 masuk seminari San Dominggo Hokeng dan saya sebagai SENIOR di klas 2A terus terang saya iri dgn seorang Leo Kleden anak dari Waibalun bahwa setiap ulangan bahasa Latin pasti dpt nilai 10 terus dari pater pengajar p. snaider SVD sedangkan kami paling banter nilai 8.......memang turunan Kleden semua sangat brilian otaknya.. Semoga p. Leo Kleden selalu sehat walafiat panjang umurnya. Ok salam manise dgn nostalgia campus Dan Dominggo Hokeng dari NIKOLAUS RARA RUA Senior kls 2A sebagai diaspora anak Adonara di tanah Dayak Palangkaraya Kalimantan Tengah........ GBU.
sya pernah sekali bertemu dgn Opa Dr. Pater Leo Kleden, SVD di komunitas biara St. Yosef di Ende. kala itu sya dihantar oleh mendiang tercinta kami Pater Yosef Seran, SVD, Pertemuan yg singkat namun berkesan, sehat selalu Opa Dr. Pater Leo Kleden, SVD, salam dari keluarga Waibalun Gaga di Penfui-Kupang🙏🙏🙏❤❤❤ trm ksh utk Chanel ini🙏🙏🙏
Terimakasih Tuhan, engkau telah memberikan orang2 memiliki pikiran2 yg sangat pintan, aku bangga menjadi orang NTT , terkusus orang Flores semoga ke depanya ada generasi perus seperti Bapa peter LEO KLEDEN.
Terinspirasi dari puisi itu, saya sudah buat sebuah lagu. Judulnya "Pilihan Terakhir" dan sudah diupload di Mbaru Musik channel. P. Leo adalah dosen saya di STFK Ledalero dulu
Pater Leo terima kasih karena telah membangunkan kesadaran manusia di era digitalisasi untuk tetap berpijak pada pemikiran filsafat agar manusia tidak kehilangan dasar hidupnya.
Dosen filsafat manusia dan filsafat Ketuhanan di stfk (sekarang IFTK) yang setiap kali mengajar selalu mampu membawa mahasiswa untuk arahkan perhatian penuh pada apa yang beliau ajarkan.. terima kasih tuan, untuk ilmu yang sudah tuan beri...🙏🏻🙏🏻
Aduuuhhhh, happy sekali Tuhaaannnn, sy bisa menonton poadcast yg berbobot ini. Salam kangen buat Tuan Leo, Beliau berjasa untuk launcing album pertama kami di LEDALERO dulu❤❤❤
Selamat pagi Pater Leo Kleden, salam kenal, saya Agnes Nida,orang Ende, Nangapanda, almarhum suami saya,Om dr pak Ferdinand Setu,..., saya sangat senang dan bangga sekali pagi ini bisa menonton Podcast orang kita,Krn saya juga dr keluarga miskin, saya seorang guru SD, mantan guru SD dr pak Ferdinand Setu, sekarang saya sudah pensiun, sejak 2 tahun lalu, terimakasih hadirnya, Tuhan memberkati, salam sehat selalu buat Pater dan ponakan Saya Ferdinand Setu, kalian orang hebat 👍👍💗💗
Wajah Tuhan yg kamu lihat si miskin tanpa topeng tanpa pamrih. Filsafat dan musik klasik, fondasi membuka penalaran menjadi jernih halus, progresif dan strukturalisme teknis sekedar alat bantu tampilan berhidup berhadapan deng alam punya hukumnya sendiri.digital bukan dialektik kebenaran namun sekedar meyakinkan berdinamika.kebenaran ialah kemerdekaan diri, untuk pembaharuan. Yg masih menjadi momok menakutkan logika falacy marketing sehari hari, putensi kesesatan pemikiran. Terima kasih romo Klieiden.
Saya orang awam tdk pernah tahu apa itu ilmu filsafat. Saya dengar podcast ini, luar bisa mengagumkan dan menyejukkan hati. Pak Ferdinandus mohon hadirkan lg dong pater Leo, biar bisa dengarkan pandangan-pandangan lain dr segi filsafat.
Terima kasih pak Nando telah mengundang pater Leo di podcast orang kita.Beliau pembimbing rohani dan bapa pengakuan para calon suster karmel OCD Bajawa sewaktu saya dan teman-temanku ikut pembinaan di Ledalero.Beliau orang hebat,pintar dan sangat rendah hati.Sewaktu beliau mendampingi para calon suster karmel,setiap kali pater mau keluar untuk pelayanan untuk umat selalu pesan kami untuk mendoakan beliau.Jujur waktu itu saya merasa sgt tdk layak untuk mendoakan orang seperti pater Leo, he he he.... Sekarang sy baru tahu dan paham bahwa waktu itu beliau sedang mengajar dan melatih kami untuk mulai mendoakan orang-orang di sekitar kami.Banyak salam dari Belanda.
Lebih kaya dari cinta dan lebih miskin dari rindu di durasi 25 : 07 Kata yang memiliki kedalaman makna dalam sekali Sehat selalu pater beri berkat untuk sekitar.
Salam Hormat P Leo Kleden, SVD. kesederhanaanmu lebih kaya dari segala ilmu yang engkau ajarkan. epan gawan. dan semua itu bersimpuh pada Dia yang Lebih Kaya dari CInta Lebih Miskin dari Rindu.
Trmks buat pater Leo Kleden semoga ilmu filsafat sangat bermanfaat bagi anak cucu yang sekolah menjadi calon pastor atau para biarawan biarawati sekalipun awam biasa/umat.mori berkat.❤️🙏
Seafood. Teman teman kuliahku dulu banyak dari Adonara,flores timur. Cerdas cerdas, dan uniknya setiap pulang liburan selalu bawa ikan kering,jagung titi plus kenari. Salah satu faktor dari sekian faktor lainnya yg membuat otak kita menjadi cerdas.
Luar biasa Yth. Dr.Pater Leo Kleden,SVD Mudah- mudahan ada generasi penerus yg cerdas seperti Pater bersaudara. Sy pernah satu asrama dgn Ibu Ona Kleden (salah satu saudari Pater)di St. Ursula Ende.Dia sekolahnya di Syuradikara. Orgnya sederhana sekali namun sangat pintar. Salam utk Ibu Ona❤❤❤
BERIKUT INI SAYA LAMPIRKAN PUISI DR. LEO KLEDEN, SVD YANG BERJUDUL: SURAT UNTUK TUHAN Pada suatu pagi yang biasa dari musim yang sudah kulupa Kutemukan namamu bersama cahaya Dan sejak itulah aku ‘ngembara Mencari engkau tanpa alamat Mula-mula aku bertanya Pada seorang tua yang bijaksana Apakah ia mengenal engkau? Ia cuma menggeleng kepala dan berkata: Ah dia, lebih tua dari gurun lebih muda dari embun mungkin langit masih mengenalnya. Aku melihat kanak-kanak Begitu muda seperti fajar Main kejaran di pantai pasir dan bertanya: Advertisement Adakah mereka melihat engkau? Semua heran dan berkata: Ia belum tiba di sini Engkau datang terlalu dini. Aku pergi ke taman kota melihat sepasang anak muda Asyik-masyuk dimabuk asmara Mungkinkah mereka mengenal engkau? Yang laki-laki itu berkata: Ia hidup dalam dongeng dari beribu tahun lalu Sisa namanya masih tercatat dalam sebuah perkamen tua. Yang perempuan lalu menambah: Sungguhpun hidup begitu indah Riwayat kita teramat singkat. Pengembara, Mengapa mencari yang sia-sia? Aku mencatat sementara: Lebih tua dari gurun lebih muda dari embun Engkau hidup dalam dongeng dari beribu tahun lalu Apakah namamu sia-sia dan aku datang terlalu dini? Bertahun-tahun kemudian aku mencari seorang filsuf yang berjalan siang hari dengan lampu menyala di tangan, karena bertarung mencari yang benar. Mungkinkah dia mengenal engkau? Sewaktu kami di jalan bertemu, ia besarkan nyala lampu lalu mendugai lubuk mataku, berseru: Pengembara, kita sama pejalan jauh menuju langit yang tak terjangkau. Tentang dia, aku hanya bisa bertanya, filsuf tak pernah punya jawaban. Mungkin sang nabi lebih tahu? Aku pergi kepada sang nabi dan berkata dengan takzim: Salam padamu pewarta firman. Aku yakin, wahai nabi, engkau tahu yang kucari, ceritakan padaku tentang dia. Ia menjawab: Aku bukan seorang nabi. Pewarta sabda hanyalah suara yang berseru di padang gurun: Siapkanlah jalan Tuhan luruskanlah lorong-lorongnya. Aku belum melihat wajahnya dan para nabi sepanjang zaman tidak pernah melihat dia. Dialah cahaya mahacahaya yang memijari matahari dan menyinari lubuk hati. Ia menuntun orang buta, membimbing langkah pengembara. Sedang mata kita yang fana tak bisa menangkap mahacahaya. Kudengar dentang lonceng gereja, memanggil umat beribadah. Aku pergi membawa namamu lalu bertanya kepada pendeta. Ia menjawab: Gereja mewarisi nama ini, memanggil dia dalam ibadah, tapi maknanya tetap rahasia. Coba tanya si ahli kitab, mungkin dia yang lebih tahu. Aku pergi ke ahli kitab, mengucapkan salam dan bertanya, tapi dia tak sempat mendengar. Rupanya sudah berabad-abad ia menggali ayat suci, dan sekarang terperangkap dalam guanya sendiri. Ketika akhirnya kami bertemu kata-katanya begitu pelik sampai aku tak dapat mengerti: Mengapa mesti sekian sulit, membuat namamu rumpil rumit. Adakah relung luka di gua menyesatkan dia dari firmanmu? Aku berpikir, sebaiknya pergi kepada penyair. Dia menyambutku dalam diam, menggumam sajak yang tak selesai: Pada mulanya adalah Sunyi dan Sunyi itu melahirkan Kata dan Kata menciptakan alam semesta dan alam semesta menyanyikan madah. Dan semua madah kembali ke Sunyi di baris terakhir semua puisi. Tapi tak pernah seorang penyair berhasil menulis bait itu. Mungkin pertapa lebih mengenal rahsia Sunyi? Aku pergi ke padang gurun lalu menemui sang pertapa. Ia dulunya seorang kaya, menjual tuntas semua harta dan hidup menyepi mencari Sunyi. Sebelum kutanyakan sepatah kata, ia mendengar debur jantungku, dan berkata: Lebih kaya dari cinta, lebih miskin dari rindu. Itulah dia. Makanya harta yang habis terjual tidak cukup membayar jalan untuk sampai ke hadiratnya. Mungkin sekali fakir miskin lebih mengenal wajah itu. Sesampai ke pondok fakir miskin, aku langsung melupakan namamu. Yang kulihat, yang kuingat, hanyalah wajah kanak-kanak, dengan igauan dalam demam, menjerit pedih minta nasi sedang ibunya menjual diri untuk membeli sepotong roti. Pernah sang ayah mengedar ganja untuk memanen uang murah, tapi semua tinggal mimpi, ia pergi tak pernah kembali. Maka di sini di laut derita, bisakah seorang mengelak teriak dari kapal yang sedang karam? Apa makna semua doa, madah puji dan nyanyi ibadah bagi mereka yang kini tenggelam? Sungguh, di laut duka aku telah melupakan engkau. Namamu - tak lagi penting untuk diriku, dan mungkin namaku tak pernah berarti untukmu jua. Tapi mengapa di siang ini, ketika hibuk dalam letih, sesudah hilang semua pamrih, tiada terduga engkau tiba: O Cahaya mahacahaya, Sunyi suci yang melahirkan Kata, lebih kaya dari cinta lebih miskin dari rindu, di tengah wajah kanak-kanak lapar, aku sujud menyembah engkau. Leuven, 15 Juni 2007
@@DM-cc4roSiapakah aku berani menilai orang sedangkan aku sendiri jg tidak punya kompetensi dibidang itu? Jika aku tak punya kompetensi, maka dgn dasar apa aku menilai?
Kepada semua sahabat disini.....siapakah yang dapat memberikan alamat, email atau nomor telp Pater Leo Kleden.... Dulu sekali...saya pernah satu kota dengan pater Leo dan sering bermain ping pong bersama di kampus Arenberg di kota Leuven, Belgia...tahun 1987-1988. Kalau jum'at sore, saya sering gabung misa sore di Home SVD di Leopolstraat 10....sebelah Centraal Bibliotheek....
Saya beberapa kali bertemu dan berjalan bersama P Dr. Leo Kleden, SVD. Sekali bertemu, beliau langsung ingat nama kita dan bercakapw seperti kawan akrab. Kesan saya, Pater Leo itu sederhana orangnya, yang membungkus jiwa yang agung. Ah....lebih kaya dari suatu kerinduan lebih dalam dr samudra jiwa.....salam bapa Ferdinand. Titip salam buat Pater Leo.....TYM.
Saran untuk teman Ferdi. Kalau bisa minimalisir memotong pembicaraan narasumber sehingga kita dapat menangkap cerita lengkap beliau dalam memaparkan sebuah topik. Memang sulit juga kalau narasumber hanya menjawab sepotong-sepotong, tapi dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang tepat saya kira bisa mendorong narsum bercerita akan pengetahuan dan pengalaman mereka secara bebas. Kali ini, saya ingin sekali mendapat kekayaan wawasan dari pengetahuan dan pengalaman Pater Leo namun tidak maksimal. Terlalu banyak lompatan pada topik karena teman Ferdi selalu memotong pembicaraan beliau
Yang Terhormat, Pater Leo Kleden. """"""""""""""""""""""""""""" Kenapa Orang Flores ...benci bangat terhadap Orang Batak ? Terimakasih. """""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Saya ingat awal 1973, saat SMA kami berlatih koor utk Paskah di Katadral Atambua. Ada seorang frater SVD berbadan halus duduk dihadapan orgel dan bermain dgn baik sekali. Kami sempat berkenalan dan kami sama2 merngiringi koor. Saya memetik bas bersama bbrpa kawan yg bermain gitar, dan frater Leo dengan jarinya lincah diatas toest orgel listrik Salina katadral. Ia seorang yg serius tapi cukup bersahabat.
Ketika di Tim2 ada seorang teman angkatan pater Leo yg bercerita ttg pater Leo yg lgi menunggu jadi Doktor.
Sdh 51 th dlm potcast ini nampak fisik pater beda dg msh frater top di Atb dulu.
Salam.
Saya ingat benar waktu Pater Leo masuk ruang kuliah... Seolah mahasiswa tidak ada karena semua tanpa komando langsung diam dan mendengarkan materi karena kalau disimak dengan saksama, beliau tidak akan mengulang materi yang sudah dipaparkan... Pemilihan kata sangat berhati-hati sehingga beliau sering menutup mata untuk mencari kata yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan diterima oleh semua sidang pendengar... Orangnya sederhana dan sangat bersahaja dan saya salah satu mahasiswa yang selalu aktif untuk bertanya ke beliau. Beliau orang yang bertipe perfeksionis.
Kekaguman dan antusiame dari pewawancara menunjukkan kharisma agung dari Pater. Saya pun akan bgt jika diberi kesempatan seperti ini
Pater Leo dan bapak Ignas sama2 sebagai filsuf jenius.
Saya sangat bangga dengan pater Leo Kleden SVD karena sejak thn 1962/1963 kami sama2 masuk seminari San Dominggo Hokeng dan saya sebagai SENIOR di klas 2A terus terang saya iri dgn seorang Leo Kleden anak dari Waibalun bahwa setiap ulangan bahasa Latin pasti dpt nilai 10 terus dari pater pengajar p. snaider SVD sedangkan kami paling banter nilai 8.......memang turunan Kleden semua sangat brilian otaknya.. Semoga p. Leo Kleden selalu sehat walafiat panjang umurnya. Ok salam manise dgn nostalgia campus Dan Dominggo Hokeng dari NIKOLAUS RARA RUA Senior kls 2A sebagai diaspora anak Adonara di tanah Dayak Palangkaraya Kalimantan Tengah........ GBU.
Salam hormat Pak Nikolaus Rara 🙏
Nama krisma saya, Leonardus karena saya pengagum beliau sejak beliau jadi frater kami di katedral atambua. sehat selalu Pater Leo Kleden
Luar biasa ccerdasx Pater Leo Kleden,Tuhan Memberkati Pater Leo 🙏🙏🙏
Kakak-adik dalam intelektual, bukan hanya dalam hubungan darah. Keren!!!❤
Tak ternilai setiap pernyataan Pater. Sungguh, menyasar relung hati paling dalam. Terima kasih
Keluarga Kleden sangat menginspirasi kita semua ❤
Justru saya tertarik dan sedang mendalami filsafat secara otodidak, sebab saya meyakini bahwa filsafat adalah Ibu dari Ilmu pengetahuan.
sya pernah sekali bertemu dgn Opa Dr. Pater Leo Kleden, SVD di komunitas biara St. Yosef di Ende. kala itu sya dihantar oleh mendiang tercinta kami Pater Yosef Seran, SVD, Pertemuan yg singkat namun berkesan, sehat selalu Opa Dr. Pater Leo Kleden, SVD, salam dari keluarga Waibalun Gaga di Penfui-Kupang🙏🙏🙏❤❤❤ trm ksh utk Chanel ini🙏🙏🙏
Paterku. Syalom hangat dari Papua, Dogiyai, Suku Mee. Sy bangga dgn Sosok Pater yg rendah hati dan cerdas. Keluarganya subur dan cerdas.
Terimakasih Tuhan, engkau telah memberikan orang2 memiliki pikiran2 yg sangat pintan, aku bangga menjadi orang NTT , terkusus orang Flores semoga ke depanya ada generasi perus seperti Bapa peter LEO KLEDEN.
Thanks Pater Leo atas pencerahannya. Luar biasa manfaat rohani buat pendengar Orang Kita❤❤🎉❤
Luar biasa pater, sangat menginspirasi. Kami doakan tetap sehat pater. Semoga pater Kleden lain akan tumbuh di NTT.
Dosen Legenda yang selalu memulai kuliah nya dengan sebuah Puisi❤. Sehat selalu Tuang.
Lebih kaya dari Cinta, lebih miskin dari rindu. Dr. Leo Kleden, SVD. Kusimpan di sini, kuingat dia di sana. Salam hormat untukmu tuang Leo.
Terinspirasi dari puisi itu, saya sudah buat sebuah lagu. Judulnya "Pilihan Terakhir" dan sudah diupload di Mbaru Musik channel. P. Leo adalah dosen saya di STFK Ledalero dulu
Pater Leo terima kasih karena telah membangunkan kesadaran manusia di era digitalisasi untuk tetap berpijak pada pemikiran filsafat agar manusia tidak kehilangan dasar hidupnya.
Dosen filsafat manusia dan filsafat Ketuhanan di stfk (sekarang IFTK) yang setiap kali mengajar selalu mampu membawa mahasiswa untuk arahkan perhatian penuh pada apa yang beliau ajarkan.. terima kasih tuan, untuk ilmu yang sudah tuan beri...🙏🏻🙏🏻
Aduuuhhhh, happy sekali Tuhaaannnn, sy bisa menonton poadcast yg berbobot ini. Salam kangen buat Tuan Leo, Beliau berjasa untuk launcing album pertama kami di LEDALERO dulu❤❤❤
Sehat selalu P. Leo Kleden, SVD..tentang dialog profetis, saya ingat sekali Pater membimbing saya merumuskan "konsientisasi" dlm bimbingan skripsi❤🙏🙏
Selamat pagi Pater Leo Kleden, salam kenal, saya Agnes Nida,orang Ende, Nangapanda, almarhum suami saya,Om dr pak Ferdinand Setu,..., saya sangat senang dan bangga sekali pagi ini bisa menonton Podcast orang kita,Krn saya juga dr keluarga miskin, saya seorang guru SD, mantan guru SD dr pak Ferdinand Setu, sekarang saya sudah pensiun, sejak 2 tahun lalu, terimakasih hadirnya, Tuhan memberkati, salam sehat selalu buat Pater dan ponakan Saya Ferdinand Setu, kalian orang hebat 👍👍💗💗
Terima kasih Ibu Guruku yg baik, salam hormat selalu ke Borong ❤❤❤
Wajah Tuhan yg kamu lihat si miskin tanpa topeng tanpa pamrih. Filsafat dan musik klasik, fondasi membuka penalaran menjadi jernih halus, progresif dan strukturalisme teknis sekedar alat bantu tampilan berhidup berhadapan deng alam punya hukumnya sendiri.digital bukan dialektik kebenaran namun sekedar meyakinkan berdinamika.kebenaran ialah kemerdekaan diri, untuk pembaharuan. Yg masih menjadi momok menakutkan logika falacy marketing sehari hari, putensi kesesatan pemikiran. Terima kasih romo Klieiden.
Terima kasih pater, sangat bermakna. Orang Flores bangga punya kaum intelektual dari fam Kleden👍
Saya orang awam tdk pernah tahu apa itu ilmu filsafat. Saya dengar podcast ini, luar bisa mengagumkan dan menyejukkan hati. Pak Ferdinandus mohon hadirkan lg dong pater Leo, biar bisa dengarkan pandangan-pandangan lain dr segi filsafat.
Terima kasih masukannya Pak Eduardus
Terima kasih Pater Leo Kleden, semakin saya tahu bahwa sesungguhnya ssya belum tahu apa apa.
Dosen kesukaan sya waktu di stfk. Selamat tuan, sehat selalu
Proficiat. Salam hangat buat dosen Filsafat saya P. Leo Kleden, SVD . Salam dari Tampa Florida , USA
Luar biasa, kakak beradik sama2 filsuf pintar yang luar biasa. Keduanya adalah filsuf kebanggaan Indonesia yang tetap dikenang selamanya.🙏🙏♥️♥️
Terima kasih pater Leo Kleden, dosen filsafat manusia dulu ledalero.
Bangga punya pater...panjang umur dan sehat selalu
Terima kasih pak Nando telah mengundang pater Leo di podcast orang kita.Beliau pembimbing rohani dan bapa pengakuan para calon suster karmel OCD Bajawa sewaktu saya dan teman-temanku ikut pembinaan di Ledalero.Beliau orang hebat,pintar dan sangat rendah hati.Sewaktu beliau mendampingi para calon suster karmel,setiap kali pater mau keluar untuk pelayanan untuk umat selalu pesan kami untuk mendoakan beliau.Jujur waktu itu saya merasa sgt tdk layak untuk mendoakan orang seperti pater Leo, he he he....
Sekarang sy baru tahu dan paham bahwa waktu itu beliau sedang mengajar dan melatih kami untuk mulai mendoakan orang-orang di sekitar kami.Banyak salam dari Belanda.
Terima kasih kembali…semoga tayangan Podcast bersama Pater Leo berguna untuk kita semua…
Dosen yang sangat mencerahkan dalam setiap perkuliahannya; semoga Pater Leo Kleden senantiasa sehat selalu🙏
Kleden dan parera,hajon suster kepala saya di SMP suster benedikta hajjon ssps🙏
Sangat menarik salam untuk Bapa Pater Dr Leo kleden, tetap sehat selalu dalam lindungan..Tuhan😇🙏
Lebih kaya dari cinta dan lebih miskin dari rindu di durasi 25 : 07
Kata yang memiliki kedalaman makna dalam sekali
Sehat selalu pater beri berkat untuk sekitar.
Dalam Banget🙏🙏
Sesekali juga undang Pater Otto Gusti dan pater Fredy Sebho... Pasti sengit...
Pater Otto Gusti sdh ada Podcastnya, silakan cek. pater Fredy Sebho sdh kami undang, beliau masih sibuk
@@FerdinandusSetu oh ya... Ma kasih nanti saya nonton... Mantap abang.. sukses selalu dan terus berkarya ..
Generasi Muda seharusnya menonton Chanel. Chanel sangat berkualitas❤❤❤
Tksh bnyak Pater Leo Kleden, SVD atas pencerahannya yg luar biasa.
Kesa, ini salah satu keluarga pilihan allah..
Trima kasih ,Tuhan memberkati karyanya Kesa..
Salam sehat Pater Leo Kleden, guru, inspirator dan mativator kehidupan
Pater . salam hormat
Intelektual tingkat tinggi.
Luar biasa eeeee Pater Leo. Merumuskan hal sulit dengan cara sederhana
Salam Hormat P Leo Kleden, SVD. kesederhanaanmu lebih kaya dari segala ilmu yang engkau ajarkan. epan gawan. dan semua itu bersimpuh pada Dia yang Lebih Kaya dari CInta Lebih Miskin dari Rindu.
Sehat selalu pater, salam dr Alor. Dulu blm jaman fb, youtube, saya sering membaca tulisan2 pater leo, pater paul budi kleden, dll. Salam hormat🙏🙏🙏
Pater Leo Kleden seorang intelektual yang mumpuni. Tuhan Yesus memberkati.
Senang sekali mendengar Pater Leo Kleden . Sehat selalu Pater....
Terima kasih Pater Leo Kleden. SVD untuk ulasannya, sangat menarik serta menambah wawasan. Salam dari Belgia semoga sehat selalu Pater.🙏🏼🌿
Terima kasih. Sehat dan sukses selalu Pater Leo Kleden, SVD.
Sehat selalu bapa pater. Terima kasih selalu mendoakan kami 🙏🌻
Semoga opa pater Leo, tetap sehat. Salut dgn pemikiran-pemikirannya.
Trmks buat pater Leo Kleden semoga ilmu filsafat sangat bermanfaat bagi anak cucu yang sekolah menjadi calon pastor atau para biarawan biarawati sekalipun awam biasa/umat.mori berkat.❤️🙏
patar pater Leo Kleden adalah dosen saya bidang filsafat Manusia dan filsafat Ketuhanan
Sangat cerdas... salam sehat pater.. 🙏
Seafood. Teman teman kuliahku dulu banyak dari Adonara,flores timur. Cerdas cerdas, dan uniknya setiap pulang liburan selalu bawa ikan kering,jagung titi plus kenari. Salah satu faktor dari sekian faktor lainnya yg membuat otak kita menjadi cerdas.
Mantap tuan Leo Kleden semoga sehat selalu dan terus berkarya🙏
Pater Leo... sangat beri insipirasi. Terima kasih banyak utk bapa Ferdi S. Tuhan memberkati ❤❤
Terima kasih sdh berkenan menonton 🙏
Pater Leo Kleden, terimakasih..
Salam dan doa
Snareko Pater Leo, sangat inspirative dan motivasi sekali. Trima kasih
Sya sebagai orang larantuka flotim sangat bangga
Salm hormat pater❤
Bgs sdh menceritakan pengalam di luar negeri ikut bangga juga slmt menjalankan tugas rutin setiap hari Pater
Shat sll bpa pater,,sangt jenius❤
Terima kasih banyak pater Leo Kleden.
Sangat mencerahkan, salam sehat selalu Pater 🙏🏻
Terima kasih Pater Leo dosenku dulu atas pencerahan filosofis di prodcast orang kita pa Nando.
Luar biasa Yth. Dr.Pater Leo Kleden,SVD
Mudah- mudahan ada generasi penerus yg cerdas seperti Pater bersaudara. Sy pernah satu asrama dgn Ibu Ona Kleden (salah satu saudari Pater)di St. Ursula Ende.Dia sekolahnya di Syuradikara. Orgnya sederhana sekali namun sangat pintar. Salam utk Ibu Ona❤❤❤
Luar biasa Pater Leo
Senang lihat, dan dengar ceritanya Pater Leo salam sehat ya, 🙏🙏
Mantap Tuan
Salam dari Congo Afrika
Terima kasih Bp. Cello. Senang ketemu lagi Pater Leo. Sepuluh tahun kuliah di barak. Bangga jadi sarjana dari barak ini 🙏
Teirma kasih juga telah berkenan menyaksikan Pater Leo Kleden 🙏
BERIKUT INI SAYA LAMPIRKAN PUISI DR. LEO KLEDEN, SVD YANG BERJUDUL:
SURAT UNTUK TUHAN
Pada suatu pagi yang biasa
dari musim yang sudah kulupa
Kutemukan namamu bersama cahaya
Dan sejak itulah aku ‘ngembara
Mencari engkau tanpa alamat
Mula-mula aku bertanya
Pada seorang tua yang bijaksana
Apakah ia mengenal engkau?
Ia cuma menggeleng kepala
dan berkata: Ah dia,
lebih tua dari gurun lebih muda dari embun
mungkin langit masih mengenalnya.
Aku melihat kanak-kanak
Begitu muda seperti fajar
Main kejaran di pantai pasir dan bertanya:
Advertisement
Adakah mereka melihat engkau?
Semua heran dan berkata:
Ia belum tiba di sini
Engkau datang terlalu dini.
Aku pergi ke taman kota
melihat sepasang anak muda
Asyik-masyuk dimabuk asmara
Mungkinkah mereka mengenal engkau?
Yang laki-laki itu berkata:
Ia hidup dalam dongeng dari beribu tahun lalu
Sisa namanya masih tercatat dalam sebuah perkamen tua.
Yang perempuan lalu menambah:
Sungguhpun hidup begitu indah
Riwayat kita teramat singkat.
Pengembara,
Mengapa mencari yang sia-sia?
Aku mencatat sementara:
Lebih tua dari gurun lebih muda dari embun
Engkau hidup dalam dongeng dari beribu tahun lalu
Apakah namamu sia-sia
dan aku datang terlalu dini?
Bertahun-tahun kemudian aku mencari seorang filsuf yang berjalan siang hari dengan lampu menyala di tangan, karena bertarung mencari yang benar. Mungkinkah dia mengenal engkau?
Sewaktu kami di jalan bertemu, ia besarkan nyala lampu lalu mendugai lubuk mataku, berseru:
Pengembara, kita sama pejalan jauh menuju langit yang tak terjangkau.
Tentang dia, aku hanya bisa bertanya, filsuf tak pernah punya jawaban. Mungkin sang nabi lebih tahu?
Aku pergi kepada sang nabi dan berkata dengan takzim: Salam padamu pewarta firman. Aku yakin, wahai nabi, engkau tahu yang kucari, ceritakan padaku tentang dia.
Ia menjawab: Aku bukan seorang nabi. Pewarta sabda hanyalah suara yang berseru di padang gurun: Siapkanlah jalan Tuhan luruskanlah lorong-lorongnya. Aku belum melihat wajahnya dan para nabi sepanjang zaman tidak pernah melihat dia. Dialah cahaya mahacahaya yang memijari matahari dan menyinari lubuk hati. Ia menuntun orang buta, membimbing langkah pengembara. Sedang mata kita yang fana tak bisa menangkap mahacahaya.
Kudengar dentang lonceng gereja, memanggil umat beribadah.
Aku pergi membawa namamu lalu bertanya kepada pendeta. Ia menjawab: Gereja mewarisi nama ini, memanggil dia dalam ibadah, tapi maknanya tetap rahasia. Coba tanya si ahli kitab, mungkin dia yang lebih tahu.
Aku pergi ke ahli kitab, mengucapkan salam dan bertanya, tapi dia tak sempat mendengar. Rupanya sudah berabad-abad ia menggali ayat suci, dan sekarang terperangkap dalam guanya sendiri. Ketika akhirnya kami bertemu kata-katanya begitu pelik sampai aku tak dapat mengerti: Mengapa mesti sekian sulit, membuat namamu rumpil rumit. Adakah relung luka di gua menyesatkan dia dari firmanmu?
Aku berpikir, sebaiknya pergi kepada penyair. Dia menyambutku dalam diam, menggumam sajak yang tak selesai:
Pada mulanya adalah Sunyi dan Sunyi itu melahirkan Kata dan Kata menciptakan alam semesta dan alam semesta menyanyikan madah. Dan semua madah kembali ke Sunyi di baris terakhir semua puisi. Tapi tak pernah seorang penyair berhasil menulis bait itu. Mungkin pertapa lebih mengenal rahsia Sunyi?
Aku pergi ke padang gurun lalu menemui sang pertapa. Ia dulunya seorang kaya, menjual tuntas semua harta dan hidup menyepi mencari Sunyi. Sebelum kutanyakan sepatah kata, ia mendengar debur jantungku, dan berkata:
Lebih kaya dari cinta, lebih miskin dari rindu. Itulah dia.
Makanya harta yang habis terjual tidak cukup membayar jalan untuk sampai ke hadiratnya. Mungkin sekali fakir miskin lebih mengenal wajah itu.
Sesampai ke pondok fakir miskin, aku langsung melupakan namamu. Yang kulihat, yang kuingat, hanyalah wajah kanak-kanak, dengan igauan dalam demam, menjerit pedih minta nasi sedang ibunya menjual diri untuk membeli sepotong roti. Pernah sang ayah mengedar ganja untuk memanen uang murah, tapi semua tinggal mimpi, ia pergi tak pernah kembali. Maka di sini di laut derita, bisakah seorang mengelak teriak dari kapal yang sedang karam? Apa makna semua doa, madah puji dan nyanyi ibadah bagi mereka yang kini tenggelam? Sungguh, di laut duka aku telah melupakan engkau. Namamu - tak lagi penting untuk diriku, dan mungkin namaku tak pernah berarti untukmu jua. Tapi mengapa di siang ini, ketika hibuk dalam letih, sesudah hilang semua pamrih, tiada terduga engkau tiba: O Cahaya mahacahaya, Sunyi suci yang melahirkan Kata, lebih kaya dari cinta lebih miskin dari rindu, di tengah wajah kanak-kanak lapar, aku sujud menyembah engkau.
Leuven, 15 Juni 2007
terimakasih atas ilmunya Slam dari Ende Flores..❤
Org cerdas
Slm dri Papua bp pater
Luar biasa
Tetap semangat dan sukses selalu bang Ferdinand
🎉
Masih perlu banget
Terharu
Top banget
Selalu sehat, Pater Leo. Dosen Filsafat Manusia yang luar biasa.
Sehat slalu pater Loe...💪🙏🙏
Ini baru ahli filsafat tapi sederhana bukan yang tampil ditv dengan pemahaman mini tapi ngaku filsuf
Siapa yg biasa tampil di TV dgn pengetahuan mini?
@@Hernus677 silahkan cek sendiri
@@DM-cc4roSiapakah aku berani menilai orang sedangkan aku sendiri jg tidak punya kompetensi dibidang itu? Jika aku tak punya kompetensi, maka dgn dasar apa aku menilai?
Dg Hermin Kleden aku seangkatan di sma di jogja
Iya, 10 bersaudara Kleden semuanya cerdas
Dosen yg sebelum kuliah selalu membacakan puisi
Episode kali ini, topik diskusinya berat. Butuh pemahaman filsafat tingkat tinggi utk memahaminya..😂
Hehhee, benar sekali, saya berkali-kali lihat contekan 😊
Sedikit koreksi. Mohon maaf jika saya salah. Pada kolom deskripsi mestinya terkait gelar, P. Doktor, bukan Dokter. Pater dst.
Betul…, Doktor P Leo Kleden
Kepada semua sahabat disini.....siapakah yang dapat memberikan alamat, email atau nomor telp Pater Leo Kleden....
Dulu sekali...saya pernah satu kota dengan pater Leo dan sering bermain ping pong bersama di kampus Arenberg di kota Leuven, Belgia...tahun 1987-1988.
Kalau jum'at sore, saya sering gabung misa sore di Home SVD di Leopolstraat 10....sebelah Centraal Bibliotheek....
Saya beberapa kali bertemu dan berjalan bersama P Dr. Leo Kleden, SVD. Sekali bertemu, beliau langsung ingat nama kita dan bercakapw seperti kawan akrab. Kesan saya, Pater Leo itu sederhana orangnya, yang membungkus jiwa yang agung. Ah....lebih kaya dari suatu kerinduan lebih dalam dr samudra jiwa.....salam bapa Ferdinand. Titip salam buat Pater Leo.....TYM.
Saran untuk teman Ferdi. Kalau bisa minimalisir memotong pembicaraan narasumber sehingga kita dapat menangkap cerita lengkap beliau dalam memaparkan sebuah topik.
Memang sulit juga kalau narasumber hanya menjawab sepotong-sepotong, tapi dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang tepat saya kira bisa mendorong narsum bercerita akan pengetahuan dan pengalaman mereka secara bebas.
Kali ini, saya ingin sekali mendapat kekayaan wawasan dari pengetahuan dan pengalaman Pater Leo namun tidak maksimal. Terlalu banyak lompatan pada topik karena teman Ferdi selalu memotong pembicaraan beliau
Terima kasih masukannya 😊
Yang Terhormat,
Pater Leo Kleden.
"""""""""""""""""""""""""""""
Kenapa Orang Flores ...benci bangat terhadap Orang Batak ?
Terimakasih.
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Org cerdas
Luar biasa