Dikau berkostum merah, sumpah menawan Kemarau putuskanku sedikit terbuka Di bahu jalan kita berbagi mie instan Diterpa lampu jalan, ciamik nian Wo-oo Percakapan kian mengikis malam Terbenam kita dalam wacana Percakapan kian mengikis malam, eh-hey-hey Kita angkat tema tentang kesempatan Tekanan orang-orang membuat geram Juga tentang mimpi yang telah dirangkumkan Atau masa depan yang kian menggelikan Wo-oo Percakapan kian mengikis malam Terbenam kita dalam wacana Percakapan kian mengikis malam, eh-hey-hey Berharap hujan turun menerpa gelap 'Kan kulindungi engkau di lengan kanan Bayangkan kau yang ada di Billboard jalan Tentu kita telah lelap di selimut tebal Wo-oo Percakapan kian mengikis malam Terbenam kita dalam wacana Percakapan kian mengikis malam Terbenam kita dalam wacana
dijalan ramai cuaca muram kendaraan seperti busur panah kendati malam menjadi kelam diam diam mencari arah... dikau mediaku pusaka rindu pemecah pilu pemancar biru mungkin ada yang... lain lagi jadi pemicu tuk berbagi tajuk tajuk malu tersampaikan yang putih haru tertahan semua jadi... aaaa... angan angan aaaa... semua hanya jadi kenangan outro : jadi pemicu tuk berbagi jadi penuntun saat pagi jadi penyaksi yang abadi menjadi akhir yang tak pasti menjadi pergi yang kembali menjadi nada yang terus bernyanyi
manis ditelinga!
Dikau berkostum merah, sumpah menawan
Kemarau putuskanku sedikit terbuka
Di bahu jalan kita berbagi mie instan
Diterpa lampu jalan, ciamik nian
Wo-oo
Percakapan kian mengikis malam
Terbenam kita dalam wacana
Percakapan kian mengikis malam, eh-hey-hey
Kita angkat tema tentang kesempatan
Tekanan orang-orang membuat geram
Juga tentang mimpi yang telah dirangkumkan
Atau masa depan yang kian menggelikan
Wo-oo
Percakapan kian mengikis malam
Terbenam kita dalam wacana
Percakapan kian mengikis malam, eh-hey-hey
Berharap hujan turun menerpa gelap
'Kan kulindungi engkau di lengan kanan
Bayangkan kau yang ada di Billboard jalan
Tentu kita telah lelap di selimut tebal
Wo-oo
Percakapan kian mengikis malam
Terbenam kita dalam wacana
Percakapan kian mengikis malam
Terbenam kita dalam wacana
dijalan ramai
cuaca muram
kendaraan seperti busur panah
kendati malam menjadi kelam
diam diam mencari arah...
dikau mediaku pusaka rindu
pemecah pilu pemancar biru
mungkin ada yang...
lain lagi
jadi pemicu tuk berbagi
tajuk tajuk malu tersampaikan
yang putih haru tertahan
semua jadi...
aaaa...
angan angan
aaaa...
semua hanya jadi kenangan
outro :
jadi pemicu tuk berbagi
jadi penuntun saat pagi
jadi penyaksi yang abadi
menjadi akhir yang tak pasti
menjadi pergi yang kembali
menjadi nada yang terus bernyanyi