Turut menyimak. Terima kasih pak Gita Wirjawan dan tim sudah menyajikan konsep roundtable yg menarik dan diskusi yang sangat berharga bersama 3 narasumber yang keren ini. Selalu senang mendapatkan pelajaran-pelajaran baru dari sini. === Percakapan 1. Keseimbangan Ekologi, Ekonomi, Equitas 02:24 - Gita Syahrani : Mencari keseimbangan berarti mencari opsi yang tidak harus merugikan salah satu komponen. 06:07 - Optimisme. 07:16 - Denica Flesch : Ketiga komponen tersebut bukan berantem, tapi terputus. 08:46 - Tanah Lee Sullivan : Keberlanjutan di ekosistem yang besar itu harus scalable - credible, meaningful, measurable. 2. Mengukur Keberlanjutan 10:49 - Mengukur keberlanjutan. 13:27 - Kendala adopsi ‘Three Zeros’ 15:08 - Denica Flesch menyanggah eksternalisasi GoTo. Harusnya itu diinternalisasi. 17:02 - #KuliahGitaWirjawan : Tren permintaan bahan bakar fosil yang stagnan, bukan menurun. 18:36 - Gita Syahrani : Mental model untuk lebih berpikir secara konseptual dan fundamental, ‘First Principle Thinking’ 3. Dilema Harga dan Budaya 21:17 - LTKL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari) menyongsong netralitas karbon. 23:51 - Budaya keberlanjutan. 29:34 - Gita Wirjawan : Apakah produk Anda (SukkhaCitta) adopsinya akan lebih tinggi kalau harganya lebih rendah? 35:39 - Tanah Lee Sullivan memotong Denica Flesch : Justru hambatannya adalah entry point-nya. 38:32 - #KuliahGitaWirjawan : Konsumerisme barang yang berkelanjutan berkorelasi dengan elastisitas harga dan efisiensi+produktivitas 4. Ngeroyokin Isu Keberlanjutan 40:11 - Harus keroyokan biar murah. 42:45 - Denica Flesch : Sistem yang kebablasan. 45:09 - Gita Wirjawan menyentil realisme untuk menyanggah Denica Flesch. 46:48 - Gita Syahrani : Invest di manusia, karena manusia itu sendiri yang akan memberdayakan Teknologi yang udah Salah Kaprah ini. 5. Kesenjangan Talenta 48:20 - Talenta dalam bidang keberlanjutan. 52:26 - Pendidikan. 56:30 - #KuliahGitaWirjawan: Kualitas guru. 1:00:23 - Denica Flesch : Tumbuh terus2an itu kanker. 6. Menjadi Warga 1:02:51 - Gita Wirjawan : Entrepreneurial sejati itu yang bisa tumbuh despite, bukan because. 1:03:40 - Demokratisasi informasi. 1:06:06 - Denica Flesch : Kita itu harus jadi kaya hutan. 1:13:28 - Political ownership taking. 1:24:40 - Gita Syahrani : Mempopulerkan menahan diri itu keren. 7. Ketajaman Berpikir 1:27:54 - Critical thinking dan budaya. 1:30:47 - Inklusivitas pendanaan di GoTo. 1:33:00 - #KuliahGitaWirjawan : Belajar sejarah. 8. Bahasa & Bangsa 1:40:41 - Keberagaman kognisi. 1:42:10 - Denica dan kisah Ghandi : Merdeka itu cukup. 1:43:55 - Studi kasus yang diangkat oleh Gita Syahrani tentang pentingnya kecakapan berbahasa internasional. 1:47:21 - #KuliahGitaWirjawan : Mengekspor budaya Indonesia. 1:48:28 - Bermuka tebal. Risalah selengkapnya di sgpp.me/eps153notes Salam sehat selalu, teman-teman!
Tidak biasanya saya baca2 deskripsi.... baru ngeh kalau di end game ada note nya di notion, sekaligus saran bacaan atau referensi buku2 apa yg harus kita baca related to this topic, bagi saya channel ini terlalu keren, salut pa gita, terimakasih pa gita anda bukan hanya seorang educator, enterpreneur dan Host 'end game' (sebagaimana yg tertulis di note), beyond of that, bagi saya anda seorang inspirator, motivator, and coach yg jadi "connector" all of breakthrough ideas bahkan 'kompor' biar ide2 nya makin 'gila' dan terdemokratisasi lagi (wejangan yg sering p gita sampaikan).... saya mendoakan the rest of your live semoga selalu barokah pa... aamiin
Pernyataan dari Mba Denica pada menit 1:00:55 sesuai dengan apa yang saya yakini selama ini. Saya adalah seorang guru yang mengajar di sekolah swasta. Dibandingkan dengan sekolah negeri, tentu insentif saya lebih tinggi. Namun, tidak serta merta bisa disebu insentif yang 'sesuai'. Terkadang saya justru yang mempertanyakan pilihan saya ini, did I make the right decision? apakah saya bodoh melewatkan pilihan-pilihan lain yang mungkin jauh lebih beneficial, yang lebih bisa menilai dedikasi saya dan performa kerja dengan nilai yang sesuai? Tapi setelah menyimak obrolan di podcast ini saya sadar bahwa ternyata banyak orang di luar sana seperti orang-orang hebat di podcast ini (tentunya tidak bisa disamakan dengan apa yang saya lakukan dan hasilkan) yang setidaknya memiliki pola pikir yang serupa dengan apa yang saya yakini. Terima kasih kepada Pak Gita dan tim yang telah mengundang tamu-tamu hebat ini. Salam dari salah seorang guru Pondok Pesantren di Sigi, Sulawesi Tengah.
Penasaran 3 narasumber lagi yang punya latar belakang "social science" entah mau ahli dibidang politik,HI,kebijakan publik,dll...siapa yang cocok? Saran saya aja pak Gita biar berimbang..natural science,business/fashion,/social science,etc/.
Menyimak pembicaraan yang berkelas. Bukan membicarakan bumi datar atau pun kemunculan PKI. Terlalu berkualitas untuk konten gratis di UA-cam 😢 but Terimakasih Pak Gita telah menjadi saung wawasan. Silih asah, silih asih, silih asuh sangat tercermin dari tontonan ini. Refleksi dari tontonan ini saya dapat menyimpulkan, semakin maju teknologi semakin mundur peradaban. Jaman buyut saya, walaupun mereka bukan lulusan STEM tapi mereka sudah menerapkan budaya adat, nuar awi hiji melak sapuluh, buyut saya sudah mengimplementasikan suistanble jauh sebelum narasi suistanble muncul di Internet 😊 Alfatihah buat buyut saya 🤲
Menit ke 16 sangat menarik karena kalau kita melakukan capture material footprint, banyak produk dijalankan dengan listrik dari coal-fired power station dan mesin-mesin yang bekerja pun punya waste dalam konstruksinya, dan ini masih exclude logistic dari produsen ke konsumen. Alhasil, yang feasibile untuk kita control sekarang adalah "power generation" nya sebagai core dari semua aktifitas industri tersebu, sehingga pajak karbon (carbon tax) akan menjadi "choke" bagi dirty energy. Harapannya dengan melakukan kontrol pada porsi terbesar dari semua kegiatan industri tersebut makan end carbon footprint dari setiap produk bisa significantly reduced. Dilema yang sama juga ada di "power generation" tadi, dalam bahasa sederhana, berapa banyak energi dibutuhkan untuk menciptakan energi tesrebut. (ERoEI = Energy Returned on Energy Invested). Contoh yang paling sexy saat ini adalah Hyrogen, karena air bisa menjadi sumber listrik dengan proses electrolisis. Tapi berapa banyak kWh yang dibutuhkan dalam proses elektrolisis tadi? untuk menciptakan energi baru? (i.e.: 100 kWh -> elektrolisis -> 40 kW : maka penciptaan energi ini adalah sia-sia). Batu bara dan kayu adalah sumber energi yang sangat rendah akumulasi energi yang dibutuhkan unruk mendapatkan/extrak energi panas yang tersimpan didalam nya. Kita hanya perlu membakarnya saja dan panas tersebut sudah menjadi sumber energi (enthalphy), jadi sangat efissien dalam pembentukan energi (menguntungkan). Sayangnya carbon emission sebgaia bi-product selain panas adalaha masalah baru. In a simple way, hukum energi adalah bahwa ia tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan hanya bisa dikonversi saja (i.e. rantai makan adalah perpindaan energi dari mahluk paling bawah dalam piramida ke atas dan terus berulang). salam
Saya guru SMP belajar banyak dari chanel EndGame. Inspirasi kecil dari Endgame saya lakukan di ruang kelas diiringi doa smg anak didik saya bisa menerapkan computational thinking dlm kehidupan mereka dan berguna bg masa depan. Terima kasih pak Gita dan semua narasumber.
Pancasila adalah mindset, emosi dan spiritual rakyat indonesia, oleh karena itu jadikanlah seperti itu. niscaya kita dapat mendatangkan masyarakat adil makmur yang berbudi pekerti luhur, serta rahmat dan berkat bagi seluruh ummat manusia.
Di Bali ada penggerak Sustainability, environment, Eco friendly yang sudah puluhan tahun berjuang di bidang ini, salah satu program anak didiknya yang telah berhasil disahkan Gubernur Bali adalah "Bye-bye plastik", Beliau adalah Bapak John Hardy. Jadi mungkin Pak Gita bisa segera undang beliau untuk bertukar pikiran. Terima kasih🙏🙏
Saya harap semoga saya dan orang yang menonton perbincangan ini tuh bisa mengajak orang² lain yang tidak menonton supaya bisa ngerti keadaan saat ini. Dan memulai perubahan mengambil tindakan meskipun dari diri sendiri. aamiin 🤲
Diskusi yang sangat lengkap membahas isu keberlanjutan mulai dari pembenahan pelaku usaha yang harus dimulai dengan memperhatikan impact lingkungan secara detail bukan hanya dimulai dari produksi dari impact sirkulasi ekonomi, lalu harus di sambut dengan kebiasaan dan interaksi masyarakat yang menjurus pada isu keberlanjutan. Saya ingin berkomentar, saya beranggapan bahwa sebagian masyarakat sudah sadar akan isu keberlanjutan dan sudah merasakan dampak negatifnya. Namun, ada salah satu yang saya anggap penyebab masyarakat cenderung sulit dan enggan untuk melakukan hal praktis isu keberlanjutan yaitu ketahanan imajinasi dan ekspektasi kita tidak terlalu kuat dalam menanggapi isi dan propaganda negatif di dunia digital seperti rekayasa politik dan sosial yang sangat impulsif tidak ada pertimbangan dampak terhadap asumsi masyarakat sehingga dorongan untuk mengambil langkah keberlanjutan tertahan pada sebagian masyarakat tadi. Maka, saya sepakat bahwa critical thinking harus ditanam sejak dini di masa digitalisasi agar dapat menjadi barierr dan fondasi mengembangkan ketahanan imajinasi dan ekspektasi bagi setiap generasi untuk membongkar isi dunia digital
"kembali ke desa" kata sederhana yang membuatku semakin bersyukur lahir & besar di desa. Bismillah bisa mengembangkan potensi desa dan tetap mencintai alam Indonesia. Doakan tahun ini rencana pengembangan produk dari kelapa bisa berjalan dengan baik dan memberikan banyak manfaat untuk banyak orang...Terimakasih Pak Gita & semuanya sharingnya hari ini...
@@atikaurfa4731 Up & downnya itu salah satunya pandangan sebelah mata dr banyak pihak & ekspektasi diri pd respon org lain atas pilihan kita. Jadi intinya jalan aja terus atas hal2 yg kita yakini, toh itu tdk merugikan org lain. Satu hal lagi, jangan berharap pd org lain akan mendukung, pasti kecewa. Jalan saja dg bismillah...
Inilah Gita Wirawan dan rekan muda cerdas berwawasan luas sebagai bukti duta baca sejati, galakan library. Masukan yang bagus untuk koleksi diPerpusnas.Pesan Gita W ttg pentingnya bhs asing, yes now language is power.
Glad to see young Indonesian like these ladies to take lead in sustainability. Indonesia as a country is rich with natural resources, the Indonesia that I used to know, were always about profits first, hope these new generations will take seriously what they are preaching , i.e talk the talk and walk the walk. China has taken these sustainable steps in much more advanced, and there are some similarities that Indonesian can take and tailored for Indonesia.
THIS IS SUCH A CHICKEN SOUP FOR THE SOUL❤ NEXT episode, mungkin lebih bagus kalau diskusinya diseimbangkan antara sudut pandang praktis dengan sudut pandang filosofis. Hadirkan juga orang-orang seperti Rocky Gerung, atau mas Sabrang, untuk memberikan counter argument dari sisi filsafat untuk masalah-masalah yang praktis seperti sustainablity economy, ecology dan equity. 👍👍
Pengin sekali meliihat mind mapping dari pembicaraan Pak Gita ini ya, sehingga "gotcha.... I got the point !! .... for the first step I have to do. Masing-massing individu di Nusantara tidak semuanya bisa masuk di satu pintu, namun gerakan kecil yang dia masuk melalui satu pintu tertentu, bisa jadi membuat gerakan ini bisa menjadi massal. Insya Allaah. Btw. thank for you all & barokallaah.
trimakasih Pak Gita , selalu memberi semangat bahwa penguasaan bahasa Inggris wajib bagi setiap orang untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, saya mencoba mendeliver pengetahuan dari Endgame ke anak anak di ruang kelas.
Apa yang dibicarakan disini itu sesuatu yang saya ingin dengarkan dari dulu pak, sehat selalu untuk Pak Gita, Kak Gita, Kak Denica, Kak Tanah & Tim kreatif, semuanya membantu membuka wawasan....The Best...
Kita harus mencarikan mba Denica seseorang yg jago marketing untuk menarik uang dari orang kelas menengah keatas yg mencari uang dari orang menengah kebawah. Karena yg dilakukan mbak Denica dengan memanfaatkan komunitas masyarakat kalangan bawah itu sangat bagus.(anjayyy mudah mudahan paham maksudnya). Kita yg tidak banyak tau tentang ilmu sustainability namun peduli akan hal itu masih bisa bergerak dan berkontribusi Dengan dua cara (ciaaeeelaaah dua cara!!!sipaling akademik padahal ga ada isinya). 1-Share konten pak Gita ini untuk membumikan isu Sustainability 2-Kita sebagai masyarakat menengah kebawah atau masyarakat yg peduli dengan keberlangsungan alam harus "SINIS" (bukanya di "PUJA- PUJA") kepada orang menengah ke atas entah itu selebriti atau influencer terlebih lagi kepada PEJABAT yg memiliki budaya konsumerisme pada produk yg tidak ada kaitannya dengan isu sustainability apa lagi yg malah menambah kerusakan alam.
Iya sih, gotong royong harus untuk bikin sanksi sosial sama public figure yg senangnya ninggi ninggi-in bangsa lain... kapan cobaaaa kita mau bangga sama kerja keras bangsa kita, Indonesia ini ?
Mesti lebih banyak generasi milenial dan gen Z yg dengerin konten begini. Daging semua topik2 yg dibahas. Yok, mulai baby step dr diri masing2 sbg individu, dampaknya pasti hebat utk sustainability bumi ini
Waktu ke 1:28:41,, terharu, i was like crying.. " Yang lebih penting lagi adalah unit pribadi. Kita tau enggak diri kita itu sebetulnya siapa" ~ Denica Flesch.
Pertama kali liat mbak Gita di podcast sblmnya, dan saya langung jtuh cinta sma cara beliau berpikir. Algoritma sy menyarankan video ini dan tentu tnpa ragu nge klik. Menonton ini d akhir pekan adalah definisi baru nge healing. Berasa Hatinya jdi ikut hijau 😅 Ktika bcara ttg isu lingkungan suka ngerasa pesimis, liat mbak gita, nnton video ini jdi lebih positif aja. Baby steps, every little action matters. Sooo inspiring!!! Sehat selalu mbak2 kereeeennnnnnn
terimakasih pak gita atas edukas, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari podcast ini, berdampak bagi pendengar dan pembaca bagaimanan kedepannya untuk membawa kita sebagai generasi emas 45, dan sukses untuk semuanya kita" generasi muda yang akan menggantikan para pendahulu kita, dengan kemajuan teknologi sekarang yang semakin maju membuat kita semakin tertantang untuk menjelajah bagaimana kedepannya kita bisa belajar tercerahkan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa, terimakasih pak gita
Mba mba yg fikirannya semangat untuk masa depan indah Indonesia... lebih mudah menggerakkan rakyat pedesaan dengan kerjasama lhooo sama para mahasiswa yg KKN ... LPPM UIN sunan Kalijaga misalnya, setiap tahun mengirim 300 team mahasiswa untuk KKN yg tersebar di berbagai daerah dan desa. Coba diajak kerjasama supaya visi Missi yg indah dan berharga ini bisa menjangkau banyak daerah banyak desa... sustainability emang penting banget
Sangat menarik, mungkin lingkup sosialisasi yang melibatkan pemuda yang ada di daerah biaa diperluas, saya sendiri pemuda gen-z dari daerah yang sangat ingin menjadi bagian dari hal positif namun how to start....semoga kedepanya lebih baik sebagai negara LUAR BIASA.😇
Amazing. Luar biasa diskusi lintas sektor ini. Saya sebagai anak muda Indonesia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Gita Wirjawan dan para narasumber. Semangat Indonesia menuju lebih baik.
Pak Gita have a good point in this conversation, dengan tetap menghubungkannya dengan perspektif masyarakat awam. Kecurigaannya adalah: jangan-jangan ini hanya gerakan dari segelintir orang yang sifatnya ekslusif. Kadang kita juga terjebak dengan pandangan-pangan yang sifatnya ramah lingkungan, tapi kita lupa melihatnya dalam perspektif yang lebih luas.
Serial kaya begini coba dong pak Gita dan team buat untuk bacapres kita duduk dan berbicara bertiga tentang masa depan Indonesia. Kita kupas isi kepala tentang apa yang akan dibawa 5 taun kedepan kayanya bakalan seru...
Kuncinya adalah Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota. Sepanjang didiminasi oleh politikus, pastilah strateginya kepentingan mempertahankan kekuasaan setiap lima tahun. Guru saat ini sama dg pegawai… ukuran adalah laporan dan penghasilan. Dan intervensi kekuasaan dan kepentingan makin tinggi. Krn yg buat regulasi juga orang politik, staf ahli hanya bagian dari kolusi. Payah.. pemerintah maupun dunia pendidikan juga sdh didominasi kepentingan kekuasaan
Pak Gita, solusi yg dibahas si mba2 itu masih terasa melangit. Kalo' yg Rosul ajarkan ketuk tular agar tdk esklusif itu via komunitas. Penting bersinergi dgn lembaga2 keagamaan (pesantren dll) karena mereka itu yg consern sosialisasi via budaya yg mendasar.
Politik itu harus di awali dari rumah, , politisi harus selesai pendidikan rumah, ,, negara itu kumpulan kesatria bukan kumpulan Mafia, ,, politik itu suci putih tergantung siapa yang memberi warna, ,, ketuhanan yang maha esa kemanusiaan yang adil dan beradab, , bineka tunggal ika, gotong royong menjaga kehidupan melawan kejahatan, ,, pancasila itu layak jadi pondasi untuk sebuah keluarga
waaahh inii hostnya kereennn👍👍👍 saluttt bang tanpa vokall menyinggung problem yg kerasss tapi gmnaa merumuskan bernegaraa yg baikk dn kompetensi semangat bang subscribe baruu
Diskusi yang menarik, ketika "Nested Model" terkait Lingkungan, Sosial dan Ekonomi semakin mendapatkan perhatian dan menjadi panduan dalam bertindak. Semoga menjadi contoh - utamanya korporat, untuk lebih memiliki kesadaran akan pentingnya semua ini. Terimakasih Pak Gita atas sesi ini. Salam hangat, sehat selalu Pak 🙏🏻
Baby steps itu penting, pentiiiing bgt karena bagaimanapun semua dimulai dari diri sendiri, dan alhamdulillahnya sekarang minimalism, hidup berkesadaran, dan go green udh jadi lifestyle sendiri, tinggal gmn menderaskan lifestyle ini ke masyarakat yg lebih luas. Kalo aja influencer2 top bisa mengadopsi lifestyle ini, mgkn akan ada lebih banyak masyarakat yg mau mengadopsi, terlepas dari edukasinya ngampai apa nggak. Mohon maaf, konten edukasi seperti endgame sangat bagus buat membuka wawasan, tapi mungkin terlalu berat buat sebagian masyarakat. Mau nggak mau, perlu keterlibatan influencer kekinian buat menyentuh mereka yg bahkan mungkin belum pernah mendengar tentang endgame. Kalau setidaknya 1% dari follower itu bisa teredukasi, mereka bisa membantu penderasan info dan ide lebih cepat. Karena yg perlu kita sadari, kita sedang berlomba2 dgn kerusakan alam yg semakin masif. Selain itu, perlu juga perubahan di ranah pembuat kebijakan untuk mencapai zero waste dan zero emission. Pemerintah perlu menerapkan green government yg menciptakan kebijakan2 ramah lingkungan dan jadi pilot project buat jadi contoh masyarakat (ga nyampah waktu rapat, dsb).
wajar sih susah bicara sustainability kalo banyak organisasi atau perusahaan bahkan negara over-obsessed with growth. Kita harus bisa ngendaliin growth buat bisa achieve sustainability
Keren Sekali....Sehat Selalu untuk pa GW dg EndGame....Terus menghadirkan pemikir2 hebat di semua sektor.....Inilahh Gunaka telknologi mempermudah transfer knowledge.....INDONESIA HEBAT
Kalau benar tentang teknologi maka buku edisi harus masuk teknologi, katakanlah pembelajaran melalui virtual maka edisi tercetak akan ketinggalan dan merugi
Meningkatkan adapsi secara massal di tahap awal bisa dilakukan dengan pemberian insentif seperti yg dilakukan Gojek di awal-awal, bakar duit dulu. Karena pola konsumerisme yang sudah mengakar, lets be honest mayoritas masyarakat masih berfokus pada harga (price tag). Baju 50k di low-middle income juga bakal dipake 1-2 tahun oleh mereka. Well, bagaimana orang mau milih barang sustainable dengan harga 2-5 kali lebih mahal. One question, memangnya orang yg punya kapital besar mau bakar duit dulu buat keperluan switching behaviour ini?
Menarik banget diskusinya, percaya banget dengan mba Denica terkait cost per wear. Tapi beda kelas konsumen akan beda cost per wear, misalnya saya sebagai middle income person nih yaa, saya beli baju dari fast fashion brands tapi cost per wear saya mungkin bisa 50-100 kali untuk 2-3 tahun. Jadi apakah dalam case saya ini sudah cukup support sustainability? karena bagi saya, saya tidak akan mampu beli baju yang bener-benar minim emisi karena belum cost effective buat dompet saya hehe
Selama parameter perkembangan ekonomi sebuah negara pakai GDP kayak sekarang, ya udah akan bakalan susah dan mustahil lah net zero dan sustainability itu. Percuma aja yang dibawah bawah itu, yang di desa buat sustainability, itu sistem kecil banget, sedangkan sistem yang lebih besar, sistem yang digunakan dunia ini, sistem yang 'merusak', jika acuannya pertumbuhan dengan angka, yang ga bakalan selesai, malah bablas. Menurut saya, ini harus masuk ke sistem yang lebih besar, ke negara/pemerintahan, ke dunia, ini menurut saya jadi tugas Endgame. Bawa isu ini ke negara, ke PBB, bahwa ada yang salah dengan sistem yang dianut dunia sekarang.
Sebenarnya untuk mendidik generasi muda gak hanya di bangku sekolah dan guru. Coba pak Gita melirik film. Saya yakin banyak anak muda Indonesia yg bisa buat film berkelas seperti stranger things, tujuannya untuk brainwash anak muda ke ilmu stem. Selain memperbaiki metode pengajaran guru beralih dari konservatif kaku menjadi hal yg menyenangkan. Dan orang jepang mengubah kelakuan rakyatnya untuk tidak mengambil barang tertinggal sesungguhnya mereka belajar dari Indonesia, mereka membuat travelog edu pada TV tentang kejujuran Indonesia pada tahun 80an, kebetulan saya tahu ini dari ayah seorang teman sd saya yang mendapat tugas ke NHK. Saya juga terkesima dengan film jepang, bertapa bagusnya film jepang itu untuk membentuk karakter bijak anak. Sungguh saya iri dengan negara - negara yang membrainwash pikiran anak muda lewat film.
Ini pak ky ny lebih baik udh bisa masuk ke dunia TV Biar orang" tua yg menurutku belum terjamah gadget bisa terpapar pola pikir yg lebih up lagi Gk 100% memang bnyk yg konsumsi video ini Tapi udh bisa jadi langkah awal Tapi kalau memang aku salah memikir, entah Uda ada atau pun udh di pikirkan sebelumnya Dan yang pasti, masuk TV itu lebih menjamah luas di tmpt terpencil d negara kita ini 😅🙏
Keren, semua sudut pandang lingkungan ada. Ideologis, pragmatis, oportunis. Mungkin hukum yang kurang digali. Karena kehidupan kita sekarang menguras waktu kita mencari, berfikir tentang produk sustainable. Ketika kantong plastik kena biaya, disitu baru kita berubah pakai tas. Tapi ada kresek bahan singkong misalkan diwajibkan, disitulah baru kita menolak pedagang pasar pakai kresek plastik. Manusia sangat overpopulasi, persaingan ketat untuk bertahan hidup, sangat menyita waktu, apalagi kita tinggal di Indonesia, tropis, asri, satu satunya gangguan instan ketika mencium asap atau bau sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sisanya tidak kelihatan langsung. Hukum yang kita patuhi. layaknya pendakwah agama, kami percaya agama, tapi karena surga neraka belum kelihatan, kami sering lupa, tidak fokus, terimakasih jika telah mengingatkan.
Sukur banget ga bahas hukum, karena pasti membosankan. Dan hukum Pasti bicara soal sanksi/hukuman yg mana bukan ke situ bahan pembicaraan kali ini. Tapi bukan berarti hukum ga penting. Dan Pasti pak Gita sdh sangat mempertimbangkan ide2 apa saja yg dibahas dalam podcast kali ini.
@@ayamkampungandalas3224 Silahkan, saya bukan fanatik endgame. Banyak juga konten yang layaknya pendakwah, minggu depan juga lupa, untuk saya yang sekarang tidak terlalu butuh. Walau yg aplikatif juga ada. Aplikatif disini kalau ditanya orang lalu apa action kamu setelah dengar podcast ini? Khusus di konten ini, Action saya hanya jadi orang baik. yasudah gapapa sih, kalau action kamu apa?
A good ideal, however somehow only relates to those who are priveleged. How can we expect most Indonesian citizens to understand this while they are still struggling how to put food on the table and how to pay university tuition and secure a job? We still need economic growth to ensure sustainaibility of the Indonesians to make them the narrative changers who are able to articulate international language fluently.
Menurut saya boleh berbahasa asing terutama Inggris. Tapi kalau sesama orang Indonesia baiknya mempertahankan saling berbahasa Indonesia dengan benar agar nanti bahasa Indonesia tetap sebagai bahasa National dan juga identitas generasi selanjutnya.
Turut menyimak. Terima kasih pak Gita Wirjawan dan tim sudah menyajikan konsep roundtable yg menarik dan diskusi yang sangat berharga bersama 3 narasumber yang keren ini. Selalu senang mendapatkan pelajaran-pelajaran baru dari sini.
===
Percakapan
1. Keseimbangan Ekologi, Ekonomi, Equitas
02:24 - Gita Syahrani : Mencari keseimbangan berarti mencari opsi yang tidak harus merugikan salah satu komponen.
06:07 - Optimisme.
07:16 - Denica Flesch : Ketiga komponen tersebut bukan berantem, tapi terputus.
08:46 - Tanah Lee Sullivan : Keberlanjutan di ekosistem yang besar itu harus scalable - credible, meaningful, measurable.
2. Mengukur Keberlanjutan
10:49 - Mengukur keberlanjutan.
13:27 - Kendala adopsi ‘Three Zeros’
15:08 - Denica Flesch menyanggah eksternalisasi GoTo. Harusnya itu diinternalisasi.
17:02 - #KuliahGitaWirjawan : Tren permintaan bahan bakar fosil yang stagnan, bukan menurun.
18:36 - Gita Syahrani : Mental model untuk lebih berpikir secara konseptual dan fundamental, ‘First Principle Thinking’
3. Dilema Harga dan Budaya
21:17 - LTKL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari) menyongsong netralitas karbon.
23:51 - Budaya keberlanjutan.
29:34 - Gita Wirjawan : Apakah produk Anda (SukkhaCitta) adopsinya akan lebih tinggi kalau harganya lebih rendah?
35:39 - Tanah Lee Sullivan memotong Denica Flesch : Justru hambatannya adalah entry point-nya.
38:32 - #KuliahGitaWirjawan : Konsumerisme barang yang berkelanjutan berkorelasi dengan elastisitas harga dan efisiensi+produktivitas
4. Ngeroyokin Isu Keberlanjutan
40:11 - Harus keroyokan biar murah.
42:45 - Denica Flesch : Sistem yang kebablasan.
45:09 - Gita Wirjawan menyentil realisme untuk menyanggah Denica Flesch.
46:48 - Gita Syahrani : Invest di manusia, karena manusia itu sendiri yang akan memberdayakan Teknologi yang udah Salah Kaprah ini.
5. Kesenjangan Talenta
48:20 - Talenta dalam bidang keberlanjutan.
52:26 - Pendidikan.
56:30 - #KuliahGitaWirjawan: Kualitas guru.
1:00:23 - Denica Flesch : Tumbuh terus2an itu kanker.
6. Menjadi Warga
1:02:51 - Gita Wirjawan : Entrepreneurial sejati itu yang bisa tumbuh despite, bukan because.
1:03:40 - Demokratisasi informasi.
1:06:06 - Denica Flesch : Kita itu harus jadi kaya hutan.
1:13:28 - Political ownership taking.
1:24:40 - Gita Syahrani : Mempopulerkan menahan diri itu keren.
7. Ketajaman Berpikir
1:27:54 - Critical thinking dan budaya.
1:30:47 - Inklusivitas pendanaan di GoTo.
1:33:00 - #KuliahGitaWirjawan : Belajar sejarah.
8. Bahasa & Bangsa
1:40:41 - Keberagaman kognisi.
1:42:10 - Denica dan kisah Ghandi : Merdeka itu cukup.
1:43:55 - Studi kasus yang diangkat oleh Gita Syahrani tentang pentingnya kecakapan berbahasa internasional.
1:47:21 - #KuliahGitaWirjawan : Mengekspor budaya Indonesia.
1:48:28 - Bermuka tebal.
Risalah selengkapnya di sgpp.me/eps153notes
Salam sehat selalu, teman-teman!
Well done, ini keren👍
Kerrn
Pak gita bikin acara gini tapi ada audiens nya dong
Terimakasih
Tidak biasanya saya baca2 deskripsi.... baru ngeh kalau di end game ada note nya di notion, sekaligus saran bacaan atau referensi buku2 apa yg harus kita baca related to this topic, bagi saya channel ini terlalu keren, salut pa gita, terimakasih pa gita anda bukan hanya seorang educator, enterpreneur dan Host 'end game' (sebagaimana yg tertulis di note), beyond of that, bagi saya anda seorang inspirator, motivator, and coach yg jadi "connector" all of breakthrough ideas bahkan 'kompor' biar ide2 nya makin 'gila' dan terdemokratisasi lagi (wejangan yg sering p gita sampaikan).... saya mendoakan the rest of your live semoga selalu barokah pa... aamiin
Tambahan referensi buku: Unhabitable Earth oleh David Wallace Well. Versi terjemahannya juga ada.
The only one ytber i ever read desrcription box so far itu Ria SW, tapi skrg nambah sama Endgame-nya Pak Gita, really so much adore u Pak:"")
baru tau juga :"" keren bgt endgame
Aamiin ya Rabb
ehh garra2 baca komen kamu saya jg jadi baru tau kalo Endgame tuh dibuatin risalahnya jg, omg. Thank you
Pernyataan dari Mba Denica pada menit 1:00:55 sesuai dengan apa yang saya yakini selama ini. Saya adalah seorang guru yang mengajar di sekolah swasta. Dibandingkan dengan sekolah negeri, tentu insentif saya lebih tinggi. Namun, tidak serta merta bisa disebu insentif yang 'sesuai'. Terkadang saya justru yang mempertanyakan pilihan saya ini, did I make the right decision? apakah saya bodoh melewatkan pilihan-pilihan lain yang mungkin jauh lebih beneficial, yang lebih bisa menilai dedikasi saya dan performa kerja dengan nilai yang sesuai? Tapi setelah menyimak obrolan di podcast ini saya sadar bahwa ternyata banyak orang di luar sana seperti orang-orang hebat di podcast ini (tentunya tidak bisa disamakan dengan apa yang saya lakukan dan hasilkan) yang setidaknya memiliki pola pikir yang serupa dengan apa yang saya yakini. Terima kasih kepada Pak Gita dan tim yang telah mengundang tamu-tamu hebat ini. Salam dari salah seorang guru Pondok Pesantren di Sigi, Sulawesi Tengah.
Penasaran 3 narasumber lagi yang punya latar belakang "social science" entah mau ahli dibidang politik,HI,kebijakan publik,dll...siapa yang cocok?
Saran saya aja pak Gita biar berimbang..natural science,business/fashion,/social science,etc/.
Kadag pgn nyerah sama hidup, tapi msih ada Gita Wirjawan, dkk. The Savior
Menyimak pembicaraan yang berkelas. Bukan membicarakan bumi datar atau pun kemunculan PKI. Terlalu berkualitas untuk konten gratis di UA-cam 😢 but Terimakasih Pak Gita telah menjadi saung wawasan. Silih asah, silih asih, silih asuh sangat tercermin dari tontonan ini.
Refleksi dari tontonan ini saya dapat menyimpulkan, semakin maju teknologi semakin mundur peradaban. Jaman buyut saya, walaupun mereka bukan lulusan STEM tapi mereka sudah menerapkan budaya adat, nuar awi hiji melak sapuluh, buyut saya sudah mengimplementasikan suistanble jauh sebelum narasi suistanble muncul di Internet 😊 Alfatihah buat buyut saya 🤲
Menit ke 16 sangat menarik karena kalau kita melakukan capture material footprint, banyak produk dijalankan dengan listrik dari coal-fired power station dan mesin-mesin yang bekerja pun punya waste dalam konstruksinya, dan ini masih exclude logistic dari produsen ke konsumen. Alhasil, yang feasibile untuk kita control sekarang adalah "power generation" nya sebagai core dari semua aktifitas industri tersebu, sehingga pajak karbon (carbon tax) akan menjadi "choke" bagi dirty energy. Harapannya dengan melakukan kontrol pada porsi terbesar dari semua kegiatan industri tersebut makan end carbon footprint dari setiap produk bisa significantly reduced.
Dilema yang sama juga ada di "power generation" tadi, dalam bahasa sederhana, berapa banyak energi dibutuhkan untuk menciptakan energi tesrebut. (ERoEI = Energy Returned on Energy Invested). Contoh yang paling sexy saat ini adalah Hyrogen, karena air bisa menjadi sumber listrik dengan proses electrolisis. Tapi berapa banyak kWh yang dibutuhkan dalam proses elektrolisis tadi? untuk menciptakan energi baru? (i.e.: 100 kWh -> elektrolisis -> 40 kW : maka penciptaan energi ini adalah sia-sia).
Batu bara dan kayu adalah sumber energi yang sangat rendah akumulasi energi yang dibutuhkan unruk mendapatkan/extrak energi panas yang tersimpan didalam nya. Kita hanya perlu membakarnya saja dan panas tersebut sudah menjadi sumber energi (enthalphy), jadi sangat efissien dalam pembentukan energi (menguntungkan). Sayangnya carbon emission sebgaia bi-product selain panas adalaha masalah baru.
In a simple way, hukum energi adalah bahwa ia tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan hanya bisa dikonversi saja (i.e. rantai makan adalah perpindaan energi dari mahluk paling bawah dalam piramida ke atas dan terus berulang).
salam
Gampang solusinya, tutup industri dan properti.
Saya guru SMP belajar banyak dari chanel EndGame. Inspirasi kecil dari Endgame saya lakukan di ruang kelas diiringi doa smg anak didik saya bisa menerapkan computational thinking dlm kehidupan mereka dan berguna bg masa depan. Terima kasih pak Gita dan semua narasumber.
Waktunya endgame collabs dengan Malakaproject untuk Indonesia yg lebih baik lagi💙
Pancasila adalah mindset, emosi dan spiritual rakyat indonesia, oleh karena itu jadikanlah seperti itu. niscaya kita dapat mendatangkan masyarakat adil makmur yang berbudi pekerti luhur, serta rahmat dan berkat bagi seluruh ummat manusia.
Di Bali ada penggerak Sustainability, environment, Eco friendly yang sudah puluhan tahun berjuang di bidang ini, salah satu program anak didiknya yang telah berhasil disahkan Gubernur Bali adalah "Bye-bye plastik", Beliau adalah Bapak John Hardy.
Jadi mungkin Pak Gita bisa segera undang beliau untuk bertukar pikiran.
Terima kasih🙏🙏
Up Anak2 Bangsa yg Berpikiran dan Berjiwa Keren, Trmksh dan sehat2 semuanya 🔥
banyak bernas filosofis yg terkandung dlm diskusi .. its a very promising when a young talented indonesian speak of critical thinking ! 👍
Saya harap semoga saya dan orang yang menonton perbincangan ini tuh bisa mengajak orang² lain yang tidak menonton supaya bisa ngerti keadaan saat ini. Dan memulai perubahan mengambil tindakan meskipun dari diri sendiri. aamiin 🤲
Diskusi yang sangat lengkap membahas isu keberlanjutan mulai dari pembenahan pelaku usaha yang harus dimulai dengan memperhatikan impact lingkungan secara detail bukan hanya dimulai dari produksi dari impact sirkulasi ekonomi, lalu harus di sambut dengan kebiasaan dan interaksi masyarakat yang menjurus pada isu keberlanjutan. Saya ingin berkomentar, saya beranggapan bahwa sebagian masyarakat sudah sadar akan isu keberlanjutan dan sudah merasakan dampak negatifnya. Namun, ada salah satu yang saya anggap penyebab masyarakat cenderung sulit dan enggan untuk melakukan hal praktis isu keberlanjutan yaitu ketahanan imajinasi dan ekspektasi kita tidak terlalu kuat dalam menanggapi isi dan propaganda negatif di dunia digital seperti rekayasa politik dan sosial yang sangat impulsif tidak ada pertimbangan dampak terhadap asumsi masyarakat sehingga dorongan untuk mengambil langkah keberlanjutan tertahan pada sebagian masyarakat tadi. Maka, saya sepakat bahwa critical thinking harus ditanam sejak dini di masa digitalisasi agar dapat menjadi barierr dan fondasi mengembangkan ketahanan imajinasi dan ekspektasi bagi setiap generasi untuk membongkar isi dunia digital
"kembali ke desa" kata sederhana yang membuatku semakin bersyukur lahir & besar di desa. Bismillah bisa mengembangkan potensi desa dan tetap mencintai alam Indonesia. Doakan tahun ini rencana pengembangan produk dari kelapa bisa berjalan dengan baik dan memberikan banyak manfaat untuk banyak orang...Terimakasih Pak Gita & semuanya sharingnya hari ini...
Boleh sharing up and downs nya kaj
@@atikaurfa4731 Up & downnya itu salah satunya pandangan sebelah mata dr banyak pihak & ekspektasi diri pd respon org lain atas pilihan kita. Jadi intinya jalan aja terus atas hal2 yg kita yakini, toh itu tdk merugikan org lain. Satu hal lagi, jangan berharap pd org lain akan mendukung, pasti kecewa. Jalan saja dg bismillah...
Sebisa mungkin dengerin sebelum jam tidur saya.... Thanks
Inilah Gita Wirawan dan rekan muda cerdas berwawasan luas sebagai bukti duta baca sejati, galakan library. Masukan yang bagus untuk koleksi diPerpusnas.Pesan Gita W ttg pentingnya bhs asing, yes now language is power.
Glad to see young Indonesian like these ladies to take lead in sustainability. Indonesia as a country is rich with natural resources, the Indonesia that I used to know, were always about profits first, hope these new generations will take seriously what they are preaching , i.e talk the talk and walk the walk. China has taken these sustainable steps in much more advanced, and there are some similarities that Indonesian can take and tailored for Indonesia.
THIS IS SUCH A CHICKEN SOUP FOR THE SOUL❤
NEXT episode, mungkin lebih bagus kalau diskusinya diseimbangkan antara sudut pandang praktis dengan sudut pandang filosofis. Hadirkan juga orang-orang seperti Rocky Gerung, atau mas Sabrang, untuk memberikan counter argument dari sisi filsafat untuk masalah-masalah yang praktis seperti sustainablity economy, ecology dan equity. 👍👍
Pengin sekali meliihat mind mapping dari pembicaraan Pak Gita ini ya, sehingga "gotcha.... I got the point !! .... for the first step I have to do.
Masing-massing individu di Nusantara tidak semuanya bisa masuk di satu pintu, namun gerakan kecil yang dia masuk melalui satu pintu tertentu, bisa jadi membuat gerakan ini bisa menjadi massal. Insya Allaah.
Btw. thank for you all & barokallaah.
trimakasih Pak Gita , selalu memberi semangat bahwa penguasaan bahasa Inggris wajib bagi setiap orang untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, saya mencoba mendeliver pengetahuan dari Endgame ke anak anak di ruang kelas.
sebutin deh kata apa selain KEREN yang harus dilontarkan kepada podcast endgame ini
SO WAWWW
MasyaAllah TabarakAllah 🥰
Harusnya chanel ini banyak ditonton masyarakat kita 🖤
Apa yang dibicarakan disini itu sesuatu yang saya ingin dengarkan dari dulu pak, sehat selalu untuk Pak Gita, Kak Gita, Kak Denica, Kak Tanah & Tim kreatif, semuanya membantu membuka wawasan....The Best...
senang dan bangga lihat orang-orang cerdas.
Kita harus mencarikan mba Denica seseorang yg jago marketing untuk menarik uang dari orang kelas menengah keatas yg mencari uang dari orang menengah kebawah. Karena yg dilakukan mbak Denica dengan memanfaatkan komunitas masyarakat kalangan bawah itu sangat bagus.(anjayyy mudah mudahan paham maksudnya).
Kita yg tidak banyak tau tentang ilmu sustainability namun peduli akan hal itu masih bisa bergerak dan berkontribusi Dengan dua cara (ciaaeeelaaah dua cara!!!sipaling akademik padahal ga ada isinya).
1-Share konten pak Gita ini untuk membumikan isu Sustainability
2-Kita sebagai masyarakat menengah kebawah atau masyarakat yg peduli dengan keberlangsungan alam harus "SINIS" (bukanya di "PUJA- PUJA") kepada orang menengah ke atas entah itu selebriti atau influencer terlebih lagi kepada PEJABAT yg memiliki budaya konsumerisme pada produk yg tidak ada kaitannya dengan isu sustainability apa lagi yg malah menambah kerusakan alam.
Iya sih, gotong royong harus untuk bikin sanksi sosial sama public figure yg senangnya ninggi ninggi-in bangsa lain... kapan cobaaaa kita mau bangga sama kerja keras bangsa kita, Indonesia ini ?
bu Tanah selelu kereeen! 🙌🏼
Kemarin para akademisi. Hari ini para praktisi. Keren banget, izin nyimak pak
Mesti lebih banyak generasi milenial dan gen Z yg dengerin konten begini. Daging semua topik2 yg dibahas. Yok, mulai baby step dr diri masing2 sbg individu, dampaknya pasti hebat utk sustainability bumi ini
Waktu ke 1:28:41,, terharu, i was like crying.. " Yang lebih penting lagi adalah unit pribadi. Kita tau enggak diri kita itu sebetulnya siapa" ~ Denica Flesch.
Pertama kali liat mbak Gita di podcast sblmnya, dan saya langung jtuh cinta sma cara beliau berpikir. Algoritma sy menyarankan video ini dan tentu tnpa ragu nge klik. Menonton ini d akhir pekan adalah definisi baru nge healing. Berasa Hatinya jdi ikut hijau 😅 Ktika bcara ttg isu lingkungan suka ngerasa pesimis, liat mbak gita, nnton video ini jdi lebih positif aja. Baby steps, every little action matters. Sooo inspiring!!! Sehat selalu mbak2 kereeeennnnnnn
terimakasih pak gita atas edukas, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari podcast ini, berdampak bagi pendengar dan pembaca bagaimanan kedepannya untuk membawa kita sebagai generasi emas 45, dan sukses untuk semuanya kita" generasi muda yang akan menggantikan para pendahulu kita, dengan kemajuan teknologi sekarang yang semakin maju membuat kita semakin tertantang untuk menjelajah bagaimana kedepannya kita bisa belajar tercerahkan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa, terimakasih pak gita
Mba mba yg fikirannya semangat untuk masa depan indah Indonesia... lebih mudah menggerakkan rakyat pedesaan dengan kerjasama lhooo sama para mahasiswa yg KKN ... LPPM UIN sunan Kalijaga misalnya, setiap tahun mengirim 300 team mahasiswa untuk KKN yg tersebar di berbagai daerah dan desa. Coba diajak kerjasama supaya visi Missi yg indah dan berharga ini bisa menjangkau banyak daerah banyak desa... sustainability emang penting banget
perempuan yang keren,pemilan sederhana,cerdas,
Sangat menarik, mungkin lingkup sosialisasi yang melibatkan pemuda yang ada di daerah biaa diperluas, saya sendiri pemuda gen-z dari daerah yang sangat ingin menjadi bagian dari hal positif namun how to start....semoga kedepanya lebih baik sebagai negara LUAR BIASA.😇
Amazing. Luar biasa diskusi lintas sektor ini. Saya sebagai anak muda Indonesia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Gita Wirjawan dan para narasumber. Semangat Indonesia menuju lebih baik.
Pak Gita have a good point in this conversation, dengan tetap menghubungkannya dengan perspektif masyarakat awam. Kecurigaannya adalah: jangan-jangan ini hanya gerakan dari segelintir orang yang sifatnya ekslusif. Kadang kita juga terjebak dengan pandangan-pangan yang sifatnya ramah lingkungan, tapi kita lupa melihatnya dalam perspektif yang lebih luas.
Pembicaraan daging semua. Terimakasih pak atas insightnya.menambah wawasan saya
Serial kaya begini coba dong pak Gita dan team buat untuk bacapres kita duduk dan berbicara bertiga tentang masa depan Indonesia. Kita kupas isi kepala tentang apa yang akan dibawa 5 taun kedepan kayanya bakalan seru...
Kuncinya adalah Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota. Sepanjang didiminasi oleh politikus, pastilah strateginya kepentingan mempertahankan kekuasaan setiap lima tahun. Guru saat ini sama dg pegawai… ukuran adalah laporan dan penghasilan. Dan intervensi kekuasaan dan kepentingan makin tinggi. Krn yg buat regulasi juga orang politik, staf ahli hanya bagian dari kolusi. Payah.. pemerintah maupun dunia pendidikan juga sdh didominasi kepentingan kekuasaan
Di sini ide demokratisasi ilmu pengetahuan (termasuk import expert) ala Gita Wirjawan bertemu dengan ide local talent ala GoTo.
Pak Gita, solusi yg dibahas si mba2 itu masih terasa melangit. Kalo' yg Rosul ajarkan ketuk tular agar tdk esklusif itu via komunitas. Penting bersinergi dgn lembaga2 keagamaan (pesantren dll) karena mereka itu yg consern sosialisasi via budaya yg mendasar.
Pak Gita bahas tentang benda heritage dong Pak terlebih melihat duka yang terjadi pada museum nasional
Politik itu harus di awali dari rumah, , politisi harus selesai pendidikan rumah, ,, negara itu kumpulan kesatria bukan kumpulan Mafia, ,, politik itu suci putih tergantung siapa yang memberi warna, ,, ketuhanan yang maha esa kemanusiaan yang adil dan beradab, , bineka tunggal ika, gotong royong menjaga kehidupan melawan kejahatan, ,, pancasila itu layak jadi pondasi untuk sebuah keluarga
Konten2 pak gita emang agak laen..agak berat, kayanya beliau akan menarik penonton menengah atas yg paham dg humanis, education, dan lingkungan..he
wouuw pemikiran pemikiran yang sangat bagus,
Pak Gita undang Pak Dharsono Hartono, founder Katingan Mentaya Project, project karbon terbesar di asia tenggara
luas sekali tanahnya y pak, cocok sekali buat rumah sakit
Keren sih pembahasanx nih. Membuka wawasan.
Pendidikan sudah, Sustain sudah, mungkin next philosophy + religion, economy and politics, dan art and culture.
Gas truss pak gita biar masarakat indonesia lebih cerdas lagi...
wajah cantik nan ayu serta kecerdasan milik indonesia
Salam mba Gita dan Pak Gita, keren.. 😁 dua narasumber lainnya juga keren bat👏👏
Awalnya saya senang dengan pertumbuhan tapi mendengar percakapan ini. Perlu nya keseimbangan
Saya kagum dengan Jokowi dengan hasil kerja nya sudah membuat kereta cepat
waaahh inii hostnya kereennn👍👍👍
saluttt bang tanpa vokall menyinggung problem yg kerasss
tapi gmnaa merumuskan bernegaraa yg baikk dn kompetensi
semangat bang subscribe baruu
The main point to achieve sustainability is for what we are here, then learn it comprehensively
Terima kasih Pak Gita dan team endgame. Menyuguhkan hal positif ini, terima kasih jg para narasumber. Teruslah bertumbuh hal baik❤❤❤
Yg penting bisa menahan diri utk tdk rakus..ambil yg disediakan alam secukupnya.
Luar biasa Pak Gita, Semoga sukses selalu
terima kasih pak Gita. luar biasa pak🙏
This has been a really enjoyable, learning experience, thank you very much for sharing. Peace
Semangat! Semoga tercapai.
Rule dr pemerintah. misal ngak boleh sendok plastik. Ngak boleh botol plastik isi ulang non famaly size. Tapi adakan isi botol BERBAYAR.
Konten edukasi banget tq pak gita
Proud of this conversation.. powerfull and more importen than is extraordinary difrent
Masalah sustainability memang rumit dan pelik dari dulu sampai sekarang, menurut saya memang sudah menjadi konsekuensi peradaban
Salam dari pelosok banten
Semoga kapan2 bisa undang pak Menkes Budi Gunadi Sadikin😊
Sukses teyuzz bro Gita 😊
Diskusi yang menarik, ketika "Nested Model" terkait Lingkungan, Sosial dan Ekonomi semakin mendapatkan perhatian dan menjadi panduan dalam bertindak. Semoga menjadi contoh - utamanya korporat, untuk lebih memiliki kesadaran akan pentingnya semua ini.
Terimakasih Pak Gita atas sesi ini. Salam hangat, sehat selalu Pak 🙏🏻
Asyik banget ni Chanel love❤❤❤
Kebijaksanaan memilih yang bertanggungjawab
Baby steps itu penting, pentiiiing bgt karena bagaimanapun semua dimulai dari diri sendiri, dan alhamdulillahnya sekarang minimalism, hidup berkesadaran, dan go green udh jadi lifestyle sendiri, tinggal gmn menderaskan lifestyle ini ke masyarakat yg lebih luas. Kalo aja influencer2 top bisa mengadopsi lifestyle ini, mgkn akan ada lebih banyak masyarakat yg mau mengadopsi, terlepas dari edukasinya ngampai apa nggak. Mohon maaf, konten edukasi seperti endgame sangat bagus buat membuka wawasan, tapi mungkin terlalu berat buat sebagian masyarakat. Mau nggak mau, perlu keterlibatan influencer kekinian buat menyentuh mereka yg bahkan mungkin belum pernah mendengar tentang endgame. Kalau setidaknya 1% dari follower itu bisa teredukasi, mereka bisa membantu penderasan info dan ide lebih cepat. Karena yg perlu kita sadari, kita sedang berlomba2 dgn kerusakan alam yg semakin masif.
Selain itu, perlu juga perubahan di ranah pembuat kebijakan untuk mencapai zero waste dan zero emission. Pemerintah perlu menerapkan green government yg menciptakan kebijakan2 ramah lingkungan dan jadi pilot project buat jadi contoh masyarakat (ga nyampah waktu rapat, dsb).
Agus Hariyono lahir Associaton fof South East Asian Nation 8 - 8 - 1967
Pak Gita undang lagi mas Nadim untuk membahas soal kualitas guru di negeri kita tercinta.
Terimakasih buat obrolan yang keren ini pak 👏🏼👏🏼👏🏼
wajar sih susah bicara sustainability kalo banyak organisasi atau perusahaan bahkan negara over-obsessed with growth. Kita harus bisa ngendaliin growth buat bisa achieve sustainability
Keren Sekali....Sehat Selalu untuk pa GW dg EndGame....Terus menghadirkan pemikir2 hebat di semua sektor.....Inilahh Gunaka telknologi mempermudah transfer knowledge.....INDONESIA HEBAT
contoh simpel. Daun daun untuk bungkus bungkus.
Ngomong-ngomong tentang sustainability coba deh pak Gita ngebahas tentang salah satu contain action yang bisa dilakukan yaitu tentang permaculture🙏
Teknologi sudah tidak terbendung untuk emisi carbon.
untuk mengimbangi kemungkinan setiap rumah ada tanaman yang bisa menyerap carbon.
Kalau benar tentang teknologi maka buku edisi harus masuk teknologi, katakanlah pembelajaran melalui virtual maka edisi tercetak akan ketinggalan dan merugi
Keren banget Head of Sustainability GoTo ya, how she explains reveal how capable she is👏👏👏
yup disodorkan satu opsi sangat sempit melihat opsi laen
Meningkatkan adapsi secara massal di tahap awal bisa dilakukan dengan pemberian insentif seperti yg dilakukan Gojek di awal-awal, bakar duit dulu. Karena pola konsumerisme yang sudah mengakar, lets be honest mayoritas masyarakat masih berfokus pada harga (price tag). Baju 50k di low-middle income juga bakal dipake 1-2 tahun oleh mereka.
Well, bagaimana orang mau milih barang sustainable dengan harga 2-5 kali lebih mahal. One question, memangnya orang yg punya kapital besar mau bakar duit dulu buat keperluan switching behaviour ini?
Pak gita saya suka acaranya yg gimna caranya mencari solusi next jdi playlist tersendiri pak 🔥🔥🙏
Menarik banget diskusinya, percaya banget dengan mba Denica terkait cost per wear. Tapi beda kelas konsumen akan beda cost per wear, misalnya saya sebagai middle income person nih yaa, saya beli baju dari fast fashion brands tapi cost per wear saya mungkin bisa 50-100 kali untuk 2-3 tahun. Jadi apakah dalam case saya ini sudah cukup support sustainability? karena bagi saya, saya tidak akan mampu beli baju yang bener-benar minim emisi karena belum cost effective buat dompet saya hehe
Selama parameter perkembangan ekonomi sebuah negara pakai GDP kayak sekarang, ya udah akan bakalan susah dan mustahil lah net zero dan sustainability itu. Percuma aja yang dibawah bawah itu, yang di desa buat sustainability, itu sistem kecil banget, sedangkan sistem yang lebih besar, sistem yang digunakan dunia ini, sistem yang 'merusak', jika acuannya pertumbuhan dengan angka, yang ga bakalan selesai, malah bablas. Menurut saya, ini harus masuk ke sistem yang lebih besar, ke negara/pemerintahan, ke dunia, ini menurut saya jadi tugas Endgame. Bawa isu ini ke negara, ke PBB, bahwa ada yang salah dengan sistem yang dianut dunia sekarang.
Saya menonton ini sambil menangis mendengar kabar museum gajah terbakar
Sebenarnya untuk mendidik generasi muda gak hanya di bangku sekolah dan guru. Coba pak Gita melirik film. Saya yakin banyak anak muda Indonesia yg bisa buat film berkelas seperti stranger things, tujuannya untuk brainwash anak muda ke ilmu stem. Selain memperbaiki metode pengajaran guru beralih dari konservatif kaku menjadi hal yg menyenangkan. Dan orang jepang mengubah kelakuan rakyatnya untuk tidak mengambil barang tertinggal sesungguhnya mereka belajar dari Indonesia, mereka membuat travelog edu pada TV tentang kejujuran Indonesia pada tahun 80an, kebetulan saya tahu ini dari ayah seorang teman sd saya yang mendapat tugas ke NHK. Saya juga terkesima dengan film jepang, bertapa bagusnya film jepang itu untuk membentuk karakter bijak anak. Sungguh saya iri dengan negara - negara yang membrainwash pikiran anak muda lewat film.
terima kasih pak gita beserta team endgame!🙌🏻
Ini pak ky ny lebih baik udh bisa masuk ke dunia TV
Biar orang" tua yg menurutku belum terjamah gadget bisa terpapar pola pikir yg lebih up lagi
Gk 100% memang bnyk yg konsumsi video ini
Tapi udh bisa jadi langkah awal
Tapi kalau memang aku salah memikir, entah Uda ada atau pun udh di pikirkan sebelumnya
Dan yang pasti, masuk TV itu lebih menjamah luas di tmpt terpencil d negara kita ini
😅🙏
Coba undang salah satu guru bahasa Inggris yang mengajar di Pelosok atau pedalaman di Indonesia Pak., Pasti Menarik👍
Daging sekali obrolan ini :)
Keren, semua sudut pandang lingkungan ada. Ideologis, pragmatis, oportunis. Mungkin hukum yang kurang digali. Karena kehidupan kita sekarang menguras waktu kita mencari, berfikir tentang produk sustainable. Ketika kantong plastik kena biaya, disitu baru kita berubah pakai tas. Tapi ada kresek bahan singkong misalkan diwajibkan, disitulah baru kita menolak pedagang pasar pakai kresek plastik. Manusia sangat overpopulasi, persaingan ketat untuk bertahan hidup, sangat menyita waktu, apalagi kita tinggal di Indonesia, tropis, asri, satu satunya gangguan instan ketika mencium asap atau bau sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sisanya tidak kelihatan langsung. Hukum yang kita patuhi. layaknya pendakwah agama, kami percaya agama, tapi karena surga neraka belum kelihatan, kami sering lupa, tidak fokus, terimakasih jika telah mengingatkan.
Sukur banget ga bahas hukum, karena pasti membosankan. Dan hukum Pasti bicara soal sanksi/hukuman yg mana bukan ke situ bahan pembicaraan kali ini. Tapi bukan berarti hukum ga penting.
Dan Pasti pak Gita sdh sangat mempertimbangkan ide2 apa saja yg dibahas dalam podcast kali ini.
@@ayamkampungandalas3224 Silahkan, saya bukan fanatik endgame. Banyak juga konten yang layaknya pendakwah, minggu depan juga lupa, untuk saya yang sekarang tidak terlalu butuh. Walau yg aplikatif juga ada. Aplikatif disini kalau ditanya orang lalu apa action kamu setelah dengar podcast ini? Khusus di konten ini, Action saya hanya jadi orang baik. yasudah gapapa sih, kalau action kamu apa?
A good ideal, however somehow only relates to those who are priveleged. How can we expect most Indonesian citizens to understand this while they are still struggling how to put food on the table and how to pay university tuition and secure a job? We still need economic growth to ensure sustainaibility of the Indonesians to make them the narrative changers who are able to articulate international language fluently.
Menurut saya boleh berbahasa asing terutama Inggris. Tapi kalau sesama orang Indonesia baiknya mempertahankan saling berbahasa Indonesia dengan benar agar nanti bahasa Indonesia tetap sebagai bahasa National dan juga identitas generasi selanjutnya.
Pak gita
Ngobrol Indonesia emas 2045 di bidang pendidikan apa sudah sejalan dengan impian Indonesia emas 2045 nanti
Denicaaaaaaa 😍
keren