Min,,madih ada 1 benteng yg blum di sebut kan,,padahal benteng ini dangat dekat dgn Benteng somba Opu di mana saya tinggal,,yaitu BENTENG ANA' GOWA,, Saya.Rumah saya sampai sekarang masih di dlm Benteng Ana' gowa..EWAKO GOWA,,,
tabe di...suku bugis sama suku makassar itu dua suku yg beda,,,wataknya beda, bahasanya beda,,,tempatnya juga beda,,jadi jangan digabungkan,,,biarlah sulawesi itu beragam,,,kan cantik suatu daerah kalau beragam ( banyak suku, banyak adat istiadat),,,carilah ciri khas daerah kalian (bugis) itu masing masing.
@@jhonat_23 pikiranmuji itu emangnya kalimantan punya bugis,,,,hahahahaha,,,,jadi kalau jawa, toraja, mandar, atau orang papua berubah jadi bugis juga,,,,itumi yg jadikan nama sukumu terlalu sombong dikampungnya orang bro,,,dapatpako masalah baru kau sadar,,,tidak ada gunanya ngaku ngaku jadi bugis,,,karena bugis bukan yg kasi makan orang pendatang boss,,,suku bugis juga pendatang tonji cari makan dikampungnya orang,,,hahahahaha
Watak pemerintah Indonesia sama, mereka enggan melakukan pemugaran terhadap situs dan tempat-tempat yang bersejarah. Seandainya tidak dilakukan oleh Belanda, Candi Borobudur dan Prambanan mungkin sampai hari ini juga masih tetap ditelantarkan oleh pemerintah Indonesia. Bangsa-bangsa maju seperti China, Jepang, Korea, Turki dan negara-negara Eropa sangat menjaga dan merawat situs-situs dan peninggalan bersejarah mereka; dipercantik dan dirapikan sehingga menjadi salah satu destinas wisata yang mendatangkan devisa negara. Bange memang.
Kenapa kayak geregetan ja' liatki..? Tidak adakah upaya Pemda atau instansi terkait untuk memugar kembali dinding Benteng Somba Opu lengkap dengan Istana besar dan bangunan lainnya sesuai ciri khas abad ke-17, biar mirip kawasan Kota Terlarang di Beijing tapi dengan unsur tradisional etnik Bugis-Makassar... Kemudian teater atau podium mini yg sudah terlanjur ada,, kalau bisa difungsikan sebagai mana mestinya dengan menampilkan teaterikal atau tarian daerah khas Bugis-Makassar di hari2 tertentu... Mungkin bisa diinterpretasikan cerita lagaligo atau kisah Sulsel lainnya ke dalam bentuk teatrikal... Atau pertunjukan tari tradisional kayak tari kipas atau tari 4 etnis di hari2 tertentu dalam seminggu... Lagian banyak ji pelaku seni dan alumni institut seni di Makassar... Berilah ruang bagi mereka berkarya di situ.... Jadi ke depan,, selain berfungsi sebagai tempat sejarah,, bisa juga jadi tempat pertunjukan budaya.... kayak ala2 pertunjukan seni tradisional lokal Bali (tari Kecak) di pura tanah lot atau Uluwatu... Atau seperti pertunjukan seni teatrikal dan tari tradisional Jawa (sendratari Ramayana) di Prambanan atau Borobudur...
Di masa pemerintahan duet Sultan Alauddin dengan Karaeng Matoaya dilanjutkan oleh Sultan Malikussaid dengan Karaeng Pattingalloang, VOC tidak mampu melakukan tekanan terhadap Kerajaan Gowa-Tallo. Nanti pada pemerintahan duet Sultan Hasanuddin dengan Karaeng Karunrung barulah VOC bersama konco2nya berhasil memaksa Gowa-Tallo tunduk kepada VOC setelah perang Makassar 1666-1669.
Saat Sultan Alauddin dan Sultan Malikussaid berkuasa, tdk ada pengkhianat istana kerajaan Gowa-Tallo yg membantu VOC Belanda yg mengetahui semua kekuatan dan kelemahan Benteng pertahanan kerajaan Gowa-Tallo. Sedangkan saat Sultan Hasanuddin berkuasa, maka Sa'aduddin I Mappatunru Daeng Serang yg dibesarkan dan digembleng bersama Sultan Hasanuddin dan Karaeng Karunrung oleh Karaeng Pattingalloang, telah berkhianat terhadap bangsa dan leluhurnya sendiri.
Bukan lebih tau sejarah Makassar dibandingkan orang Makassar sendiri. Tp kebetulan dia yg diwawancarai agar dianggap referensinya lebih sahih. Padahal data primer lontara peninggalan kerajaan Gowa-Tallo yg mencatat perang Makassar itu jauh lebih valid dan sahih, namun channel ini sengaja memberikan informasi yang keliru kepada orang bule itu agar berpihak kepada suatu suku tertentu dan menyalahkan kerajaan Gowa-Tallo atau kesultanan Makassar.😂😂😂
@@jumadilawalphoto catatan kerajaan Gowa itu lengkap, dan bertentangan dgn apa yg disampaikan oleh orang asing barat itu. Seharusnya orang asing barat itu mengambil sumber dari pihak kebudayaan Gowa-Tallo, bukan mengambil sumber dari para mafia sejarah yg banyak bercokol di sebuah universitas di Makassar. Dan tentunya mafia sejarah itu adalah orang-orang Bugis yg ingin membela leluhurnya Krn telah berkhianat terhadap bangsa kesultanan Makassar.😂
@@jumadilawalphoto he..he.. saya ini tdk punya channel video utk menyampaikan nya. Saya hanya menanggapi video yg keliru. Maksud saya kalau ingin menyampaikan informasi yg benar harusnya mengambil sumber yg tepat.
@@SultanMudaffar-r2iJustru yang diwawancarai itu sumber yang tepat, karena dia sendiri tinggal di benteng Somba Opu dan membaca sejarah benteng itu sendiri. Beda halnya warga lokal atau petugas terkait, jangankan sejarah, ditanya soal benteng Panakkukang yang berkaitan dengan benteng Somba Opu saja mungkin gagap.
Keren
Min,,madih ada 1 benteng yg blum di sebut kan,,padahal benteng ini dangat dekat dgn Benteng somba Opu di mana saya tinggal,,yaitu BENTENG ANA' GOWA,, Saya.Rumah saya sampai sekarang masih di dlm Benteng Ana' gowa..EWAKO GOWA,,,
Jadi sedih mengenang benteng Somba Opu 😢 Jayalah terus Bugis Makassar, EWAKOOO 💪💪💪❤️❤️❤️
Knapa kamu selalus sebut bugis ?? Mau terkenalkah numpang pakai nama makassar?
Kamu tau yang ikut menghancurkan ini benteng adalah orang" bugis bersama raja palukka . Ini benteng suku makassar tidak ada bugisnya !!!!
tabe di...suku bugis sama suku makassar itu dua suku yg beda,,,wataknya beda, bahasanya beda,,,tempatnya juga beda,,jadi jangan digabungkan,,,biarlah sulawesi itu beragam,,,kan cantik suatu daerah kalau beragam ( banyak suku, banyak adat istiadat),,,carilah ciri khas daerah kalian (bugis) itu masing masing.
@adminbjspare9852 iya d tauji beda. Tapi klau kau merantau k Kalimantan atau Malaysia pasti ngaku ngaku jko Bugis 😅
@@jhonat_23 pikiranmuji itu emangnya kalimantan punya bugis,,,,hahahahaha,,,,jadi kalau jawa, toraja, mandar, atau orang papua berubah jadi bugis juga,,,,itumi yg jadikan nama sukumu terlalu sombong dikampungnya orang bro,,,dapatpako masalah baru kau sadar,,,tidak ada gunanya ngaku ngaku jadi bugis,,,karena bugis bukan yg kasi makan orang pendatang boss,,,suku bugis juga pendatang tonji cari makan dikampungnya orang,,,hahahahaha
Watak pemerintah Indonesia sama, mereka enggan melakukan pemugaran terhadap situs dan tempat-tempat yang bersejarah. Seandainya tidak dilakukan oleh Belanda, Candi Borobudur dan Prambanan mungkin sampai hari ini juga masih tetap ditelantarkan oleh pemerintah Indonesia.
Bangsa-bangsa maju seperti China, Jepang, Korea, Turki dan negara-negara Eropa sangat menjaga dan merawat situs-situs dan peninggalan bersejarah mereka; dipercantik dan dirapikan sehingga menjadi salah satu destinas wisata yang mendatangkan devisa negara. Bange memang.
mantap nih om bule sejarawan
Biar lebih meyakinkankah klo bule yg cerita..jdi berimbang...😊
Pemerintah Pusat harus membangun kembali
❤️👍🇲🇨
Kenapa kayak geregetan ja' liatki..?
Tidak adakah upaya Pemda atau instansi terkait untuk memugar kembali dinding Benteng Somba Opu lengkap dengan Istana besar dan bangunan lainnya sesuai ciri khas abad ke-17, biar mirip kawasan Kota Terlarang di Beijing tapi dengan unsur tradisional etnik Bugis-Makassar...
Kemudian teater atau podium mini yg sudah terlanjur ada,, kalau bisa difungsikan sebagai mana mestinya dengan menampilkan teaterikal atau tarian daerah khas Bugis-Makassar di hari2 tertentu... Mungkin bisa diinterpretasikan cerita lagaligo atau kisah Sulsel lainnya ke dalam bentuk teatrikal... Atau pertunjukan tari tradisional kayak tari kipas atau tari 4 etnis di hari2 tertentu dalam seminggu... Lagian banyak ji pelaku seni dan alumni institut seni di Makassar... Berilah ruang bagi mereka berkarya di situ....
Jadi ke depan,, selain berfungsi sebagai tempat sejarah,, bisa juga jadi tempat pertunjukan budaya.... kayak ala2 pertunjukan seni tradisional lokal Bali (tari Kecak) di pura tanah lot atau Uluwatu...
Atau seperti pertunjukan seni teatrikal dan tari tradisional Jawa (sendratari Ramayana) di Prambanan atau Borobudur...
Suku Makassar Takalar hadirrrr
Ini warisan nenek moyang
PUSAT PERDAGANGAN PUSAKA SELURUH ASIA ..............
Mau tanya.. Arti dari nama somba Opu.mohon penjelasanya
Sembah tuan
Di masa pemerintahan duet Sultan Alauddin dengan Karaeng Matoaya dilanjutkan oleh Sultan Malikussaid dengan Karaeng Pattingalloang, VOC tidak mampu melakukan tekanan terhadap Kerajaan Gowa-Tallo. Nanti pada pemerintahan duet Sultan Hasanuddin dengan Karaeng Karunrung barulah VOC bersama konco2nya berhasil memaksa Gowa-Tallo tunduk kepada VOC setelah perang Makassar 1666-1669.
Korban politik adu domba
Hanya sbagian kecil bangsawan yg tunduk pada belanda,sbagian besar meninggalkan makassar krn tak mau di perintah oleh belanda
Saat Sultan Alauddin dan Sultan Malikussaid berkuasa, tdk ada pengkhianat istana kerajaan Gowa-Tallo yg membantu VOC Belanda yg mengetahui semua kekuatan dan kelemahan Benteng pertahanan kerajaan Gowa-Tallo. Sedangkan saat Sultan Hasanuddin berkuasa, maka Sa'aduddin I Mappatunru Daeng Serang yg dibesarkan dan digembleng bersama Sultan Hasanuddin dan Karaeng Karunrung oleh Karaeng Pattingalloang, telah berkhianat terhadap bangsa dan leluhurnya sendiri.
Si om bule lebih tahu .........dari ..........salut🫰
Salam kenal 😊
Kok orang Jerman lebih tau sejarah daripada orang Indonesia
Bukan lebih tau sejarah Makassar dibandingkan orang Makassar sendiri. Tp kebetulan dia yg diwawancarai agar dianggap referensinya lebih sahih. Padahal data primer lontara peninggalan kerajaan Gowa-Tallo yg mencatat perang Makassar itu jauh lebih valid dan sahih, namun channel ini sengaja memberikan informasi yang keliru kepada orang bule itu agar berpihak kepada suatu suku tertentu dan menyalahkan kerajaan Gowa-Tallo atau kesultanan Makassar.😂😂😂
Menggali sejarah mesti tahu
Menggali sejarah mesti tahu
Penyampaian sejarah yg keliru. Benteng Somba Opu dikisahkan oleh orang asing, jadi agak lucu kedengarannya.
Tidak ada yang keliru selama pengetahuan itu masih di pelajari dan di ingat
@@jumadilawalphoto catatan kerajaan Gowa itu lengkap, dan bertentangan dgn apa yg disampaikan oleh orang asing barat itu. Seharusnya orang asing barat itu mengambil sumber dari pihak kebudayaan Gowa-Tallo, bukan mengambil sumber dari para mafia sejarah yg banyak bercokol di sebuah universitas di Makassar. Dan tentunya mafia sejarah itu adalah orang-orang Bugis yg ingin membela leluhurnya Krn telah berkhianat terhadap bangsa kesultanan Makassar.😂
@@SultanMudaffar-r2i kalau begitu, coba ceritakan catatan kerajaan Gowa yang lengkap itu?
@@jumadilawalphoto he..he.. saya ini tdk punya channel video utk menyampaikan nya. Saya hanya menanggapi video yg keliru. Maksud saya kalau ingin menyampaikan informasi yg benar harusnya mengambil sumber yg tepat.
@@SultanMudaffar-r2iJustru yang diwawancarai itu sumber yang tepat, karena dia sendiri tinggal di benteng Somba Opu dan membaca sejarah benteng itu sendiri. Beda halnya warga lokal atau petugas terkait, jangankan sejarah, ditanya soal benteng Panakkukang yang berkaitan dengan benteng Somba Opu saja mungkin gagap.
Di daerahku, Somba Opu merupakan sebutan penghormatan kepada para raja, sultan", ataupun kepada para leluhur..