Allah di mana2 pun menunjukkan bertempat. Allah di atas arasy pun Allah bertempat. Yang betul adalah : Zat Allah meliputi setiap zarah memenuhi juzuk di dalam alam dan luar alam
Alhamdulillah terima kasih USA atas penjelasan yg mudah di fahami,,bila kita kata Allah istawa di atas arasy..puak2 yg membantah akan tanya balik,,sebelum ada arasy Allah ada di mana? Menandakan otak bermasalah 😂 Padahal sebelum atau selepas itu kan berkaitan dgn masa,masa itu makhluk Allah dan Allah SWT Tidak berada dlm masa atau mmerlukan masa,Allah juga tidak memerlukan semua makhluk2nya..cukup lah apa yg Allah SWT jelaskan dlm quran.mudah simple utk memahaminya kecuali ahli kalam mai buat putar-belit bagi tambah keliru.
Tak ada satu manusia pun yg tahu ttg dzat Allah termasuklah keberadaanNya. Apa kepentingannya keberadaan Allah swt pada hambaNya? Allah tetap mengetahui semua yg berlaku. Tetap mendengar doa hambaNya, tetap nampak perbuatan hambaNya. Adakah dgn aqidah Allah di langit, maka kita naik ke puncak bukit utk lebih dekat dgn Allah? Kenapa pula arasy,langit dijadikan sandaran kpd Allah? Adakah keberadaan Allah memerlukan arasy dan langit?
Dimana Allah...!!? Allah diMakanul Adami (Salman Ali) , Allah Alam Ghaib (MAZA) Setiap yang hidup misti Berjisim kata Allah Berjisim Tak bulih pulak (RORA)....!!!
Askm. Sebenarnya dalam pengajian ASWJ tak ada pertanyaan ini. Dalam kitab sifat 20 tak ada pertanyaan di mana Tuhanswt. Sebab pertanyaan tu pun dah menunjukkan menyamakan Tuhanswt dgn makhluk dan kalam kuffut. Begitulah.
Sifat 20 mmg gitu, pandangan tak boleh pegang zahir ayat,itu yg bertentangan dgn ahli sunnah tidak mentakwil ayat2 sifat.menyerahkan saja tentang keberadaan Allah seperti dlm al quran
salam ustaz.. soalan mcm " di mana allah' ini salah... seolah2 mencari zat ALLAH. sudah ada hadith trg ini, jng dicari zat ALLAH.. jika perlu dijwb, biar ALLAH sendiri yg jwb.. saya rasa menggunakan surah taha (5) kurang specifik. malah lebih baik sahaja guna ayat ini Surah Al-Baqara, Verse 186: وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. tidak kah yg mula kan soalan ini hambanya.. maka ayat diatas ini lebih sesuai
Ada banyak riwayat tentang asbabun Nuzul ayat Al Baqarah 186, tetapi kesemuanya mengarah pada maksud agar kita berdo'a cukup dgn suara pelan, karena Allah pasti mendengar do'a kita dimana pun kita berada, bukan tentang keberadaan Allah. ayat tu berbunyi "apabila hambaku bertanya tentang Aku" bukan "bertanya dimana aku"
Itulah sebabnya saya tak suka mendengar ustad ustad yg berbicara tentang akidah…mereka mereka ini austad copy and paste…jadi tak ada apa yg kamu boleh dapat dari mendengar ceramah mereka kecuali mendengar mereka melaga lagakan ulamak ulamak yg terdahulu
Ada banyak riwayat tentang asbabun Nuzul ayat Al Baqarah 186, tetapi kesemuanya mengarah pada maksud agar kita berdo'a cukup dgn suara pelan, karena Allah pasti mendengar do'a kita dimana pun kita berada, bukan tentang keberadaan Allah. ayat tu berbunyi "apabila hambaku bertanya tentang Aku" bukan "bertanya dimana aku"
@@muhammadfajri2687 betul tu , bermakna ayat itu berarah bukan pd zat, jadi bagaimana surah taha (5). bukan kah ini ayat yg samar2.bila dibaca mesti faham. tapi kerna ia ayat mutasyabihat, maka kembali kan makna pd ALLAH. ini persis seperti bagaimana kita faham suarh alimran(7). hanya ALLAH yg tahu makna ayat mutasyabihat..
@@izzansdy ayat 186 Al Baqarah tu dapat kita fahami dgn membacanya penuh, bahwa konteks nya adalah Allah mendengar do'a kita. ayat 5 surat Thaha tak ada keterangan tambahan untuk mentakwilnya bahkan ayat sebelum dan sesudahnya, kecuali menafsirkannya sesuai arti Zahir nya
@@muhammadfajri2687 betul je ..menunjukkam rahmatnya yg dekat...bukan kah surah taha (5) itu ayat mutasyabihat...bermakna hanya ALLAH yg tahu maknanya.. jika kita membacanya , maka tidak terlepas utk memahaminya , kerna ia ayat samar2, maka kefahaman ayat itu harus dikembalikan pd ALLAH. jika sudah dilembalikan, kita tidak boleh memahaminya dng yg faham pertama bila membacanya, maka disni lah konsep tafwid, hanya beriman pd ayat itu, kerna ia kalam ALLAH. dan serahkan maknanya pd ALLAH. jika tidak dikembalikan makna ayat mutasyabihat, bagaimana bila kita baca ayat yg sifatnya jelas / ayat mukhammat. pasti jelas ada perbezaannya bukan?
@@izzansdy benar, tetapi apakah ayat tu termasuk mutasyabihat tu juga ulama khilaf, bagi mereka yg tak takwil ia bukan ayat mutasyabihat, bagi yg takwil ia ayat mutasyabihat. Seandainya semua sepakat ia adalah ayat mutasyabihat, maka metode tafwid adalah yg terbaik, tetapi karena ada ulama yg menganggapnya ayat muhkamat maka mereka tak gunakan metode tafwid. Bagi saya sederhana, siapa yg menganggapnya ayat mutasyabihat maka tafwid adalah jalan terbaik, dan bagi siapa yg menganggapnya ayat muhkamat maka mereka tetapkan dgn makna Zahir tanpa menyamakan Allah dgn makhluk
@@muhammadfajri2687 anda ada baca nukilan imam malik? mengapa imam mailk menghalau org itu, dng pertayaan ayat surah taha(5)?. takut jadi bidaah.. ini menunjuk kan ayat itu ayat yg samar2 , ayat mutasyabihat. mustahil imam malik memahaminya sebagai ayat muhkamat. ijma ulamak salaf, ayat itu mutasyabihat.. anda ikut imam ibnu tammiyah ke? beliau bukan salaf bukan. wajar ikut kefahaman salaf ttg ayat itu. contoh, ayat hukum itu muhkhamat, tidak perlu anda memahami dan serahkan makna pd ALLAH. ayat itu difahami dan dipatuhui bukan..kerna ayat itu jelas maknanya.. menetapkan zahir ayat pd ayat mutsyabihat itu, bermakna jng diubah kalam ALLAH. beriman sahaja pd nya. masaalah ini sudah pun saya jelaskan dlm tajdid sunnah.. ttg ayat sifat surah sad (75). dng surah alimran (59)
Allah di mana2 pun menunjukkan bertempat. Allah di atas arasy pun Allah bertempat.
Yang betul adalah : Zat Allah meliputi setiap zarah memenuhi juzuk di dalam alam dan luar alam
Alhamdulillah terima kasih USA atas penjelasan yg mudah di fahami,,bila kita kata Allah istawa di atas arasy..puak2 yg membantah akan tanya balik,,sebelum ada arasy Allah ada di mana? Menandakan otak bermasalah 😂 Padahal sebelum atau selepas itu kan berkaitan dgn masa,masa itu makhluk Allah dan Allah SWT
Tidak berada dlm masa atau mmerlukan masa,Allah juga tidak memerlukan semua makhluk2nya..cukup lah apa yg Allah SWT jelaskan dlm quran.mudah simple utk memahaminya kecuali ahli kalam mai buat putar-belit bagi tambah keliru.
Tak ada satu manusia pun yg tahu ttg dzat Allah termasuklah keberadaanNya. Apa kepentingannya keberadaan Allah swt pada hambaNya? Allah tetap mengetahui semua yg berlaku. Tetap mendengar doa hambaNya, tetap nampak perbuatan hambaNya. Adakah dgn aqidah Allah di langit, maka kita naik ke puncak bukit utk lebih dekat dgn Allah? Kenapa pula arasy,langit dijadikan sandaran kpd Allah? Adakah keberadaan Allah memerlukan arasy dan langit?
Dimana Allah...!!? Allah diMakanul Adami (Salman Ali) , Allah Alam Ghaib (MAZA) Setiap yang hidup misti Berjisim kata Allah Berjisim Tak bulih pulak (RORA)....!!!
Pusing..sikit..lari banyak..😂😂
Mudah je.... Toksah PIKIOR PERKARA yang KITA TAK BLEH PIKIOR.... SELESAI.. APA AL QURAN KABOR.. SEBIJI MACAM TU..... kan tak serabut KEPALA😂😂
Askm. Sebenarnya dalam pengajian ASWJ tak ada pertanyaan ini. Dalam kitab sifat 20 tak ada pertanyaan di mana Tuhanswt. Sebab pertanyaan tu pun dah menunjukkan menyamakan Tuhanswt dgn makhluk dan kalam kuffut. Begitulah.
Pertanyaan kuffutr. Alam semulajadi pun perkataan kuffut sebab tak ada alam semulajadi yg ada alam ciptaan Tuhanswt. Begitulah.
Sahlah berbeza ASWJ bercanggah dgn wahabisalahpee. Tu je. Begitulah.
Org gila berbicara bab tauhid. Menurut ASWJ. Begitulah.
Sifat 20 mmg gitu, pandangan tak boleh pegang zahir ayat,itu yg bertentangan dgn ahli sunnah tidak mentakwil ayat2 sifat.menyerahkan saja tentang keberadaan Allah seperti dlm al quran
salam ustaz..
soalan mcm " di mana allah' ini salah... seolah2 mencari zat ALLAH. sudah ada hadith trg ini, jng dicari zat ALLAH..
jika perlu dijwb, biar ALLAH sendiri yg jwb..
saya rasa menggunakan surah taha (5) kurang specifik.
malah lebih baik sahaja guna ayat ini
Surah Al-Baqara, Verse 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
tidak kah yg mula kan soalan ini hambanya.. maka ayat diatas ini lebih sesuai
Ada banyak riwayat tentang asbabun Nuzul ayat Al Baqarah 186, tetapi kesemuanya mengarah pada maksud agar kita berdo'a cukup dgn suara pelan, karena Allah pasti mendengar do'a kita dimana pun kita berada, bukan tentang keberadaan Allah. ayat tu berbunyi "apabila hambaku bertanya tentang Aku" bukan "bertanya dimana aku"
admin anda delete post mcm SK buat ke?
Ini jawaban benar..
S 2) ayat 186.
Itulah sebabnya saya tak suka mendengar ustad ustad yg berbicara tentang akidah…mereka mereka ini austad copy and paste…jadi tak ada apa yg kamu boleh dapat dari mendengar ceramah mereka kecuali mendengar mereka melaga lagakan ulamak ulamak yg terdahulu
Terbaik daripada Fadhilatus Syaikh ustaz Salman Ali.
Terbaik hotak ko....ajaran sesat ni membuat orang kafir ketawakan ko...tuhan ko dan tuhan org kafir tu ada tempat...mcm samanya....
Udah2 lah
Terbaik..kecik punya hal pun mau gaduh..😂😂
Ada banyak riwayat tentang asbabun Nuzul ayat Al Baqarah 186, tetapi kesemuanya mengarah pada maksud agar kita berdo'a cukup dgn suara pelan, karena Allah pasti mendengar do'a kita dimana pun kita berada, bukan tentang keberadaan Allah. ayat tu berbunyi "apabila hambaku bertanya tentang Aku" bukan "bertanya dimana aku"
@@muhammadfajri2687 betul tu , bermakna ayat itu berarah bukan pd zat, jadi bagaimana surah taha (5).
bukan kah ini ayat yg samar2.bila dibaca mesti faham. tapi kerna ia ayat mutasyabihat, maka kembali kan makna pd ALLAH. ini persis seperti bagaimana kita faham suarh alimran(7). hanya ALLAH yg tahu makna ayat mutasyabihat..
@@izzansdy ayat 186 Al Baqarah tu dapat kita fahami dgn membacanya penuh, bahwa konteks nya adalah Allah mendengar do'a kita. ayat 5 surat Thaha tak ada keterangan tambahan untuk mentakwilnya bahkan ayat sebelum dan sesudahnya, kecuali menafsirkannya sesuai arti Zahir nya
@@muhammadfajri2687 betul je ..menunjukkam rahmatnya yg dekat...bukan kah surah taha (5) itu ayat mutasyabihat...bermakna hanya ALLAH yg tahu maknanya..
jika kita membacanya , maka tidak terlepas utk memahaminya , kerna ia ayat samar2, maka kefahaman ayat itu harus dikembalikan pd ALLAH. jika sudah dilembalikan, kita tidak boleh memahaminya dng yg faham pertama bila membacanya,
maka disni lah konsep tafwid, hanya beriman pd ayat itu, kerna ia kalam ALLAH. dan serahkan maknanya pd ALLAH.
jika tidak dikembalikan makna ayat mutasyabihat, bagaimana bila kita baca ayat yg sifatnya jelas / ayat mukhammat. pasti jelas ada perbezaannya bukan?
@@izzansdy benar, tetapi apakah ayat tu termasuk mutasyabihat tu juga ulama khilaf, bagi mereka yg tak takwil ia bukan ayat mutasyabihat, bagi yg takwil ia ayat mutasyabihat. Seandainya semua sepakat ia adalah ayat mutasyabihat, maka metode tafwid adalah yg terbaik, tetapi karena ada ulama yg menganggapnya ayat muhkamat maka mereka tak gunakan metode tafwid. Bagi saya sederhana, siapa yg menganggapnya ayat mutasyabihat maka tafwid adalah jalan terbaik, dan bagi siapa yg menganggapnya ayat muhkamat maka mereka tetapkan dgn makna Zahir tanpa menyamakan Allah dgn makhluk
@@muhammadfajri2687 anda ada baca nukilan imam malik?
mengapa imam mailk menghalau org itu, dng pertayaan ayat surah taha(5)?. takut jadi bidaah..
ini menunjuk kan ayat itu ayat yg samar2 , ayat mutasyabihat. mustahil imam malik memahaminya sebagai ayat muhkamat.
ijma ulamak salaf, ayat itu mutasyabihat..
anda ikut imam ibnu tammiyah ke? beliau bukan salaf bukan. wajar ikut kefahaman salaf ttg ayat itu.
contoh, ayat hukum itu muhkhamat, tidak perlu anda memahami dan serahkan makna pd ALLAH.
ayat itu difahami dan dipatuhui bukan..kerna ayat itu jelas maknanya..
menetapkan zahir ayat pd ayat mutsyabihat itu, bermakna jng diubah kalam ALLAH. beriman sahaja pd nya.
masaalah ini sudah pun saya jelaskan dlm tajdid sunnah.. ttg ayat sifat surah sad (75). dng surah alimran (59)