BENARKAH KASIH KARUNIA MENGHAPUS TORAH? (Torah, Kasih karunia & Legalisme).

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 21 жов 2024
  • *Memahami Kasih Karunia, Torah, dan Legalisme*
    Saudara-saudara yang terkasih,
    Pada kesempatan yang berharga ini, saya mengajak kita semua untuk merenungkan dan memahami tiga konsep penting dalam perjalanan iman kita: kasih karunia, Torah, dan legalisme. Ketiga hal ini memiliki peran yang signifikan dalam teologi dan praktik keagamaan kita, tetapi sering kali disalahpahami atau diperlakukan secara tidak seimbang.
    *Kasih Karunia: Anugerah Tuhan yang Luar Biasa*
    Kasih karunia adalah hadiah dari Tuhan yang diberikan tanpa syarat kepada kita. Melalui kasih karunia, kita menerima keselamatan dan pengampunan dosa bukan karena usaha atau kepatuhan kita, tetapi karena kasih Tuhan yang melimpah. Kasih karunia mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah pemberian Tuhan yang harus diterima dengan iman.
    *Torah: Pedoman Hidup yang Diberikan oleh Tuhan*
    Torah, atau hukum Tuhan, adalah panduan hidup yang mengarahkan kita untuk hidup kudus dan benar. Torah bukan hanya sekumpulan peraturan, tetapi juga ajaran moral dan etis yang membentuk identitas dan kehidupan keagamaan kita. Torah menunjukkan kepada kita standar kebenaran Tuhan dan kebutuhan kita akan kasih karunia-Nya.
    *Legalisme: Bahaya Menitikberatkan Hukum di Atas Kasih Karunia*
    Legalisme adalah sikap yang menekankan kepatuhan ketat pada hukum sebagai sarana untuk mendapatkan kebenaran atau penerimaan dari Tuhan. Dalam kekristenan, legalisme dapat mengaburkan esensi kasih karunia dan iman. Kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam sikap religius yang kaku dan menghakimi, tetapi selalu mengingat bahwa kebenaran datang dari kasih karunia Tuhan, bukan usaha kita sendiri.
    Mari kita bersama-sama mendalami dan memahami bagaimana kasih karunia dan Torah bekerja harmonis dalam rencana keselamatan Tuhan, serta menjaga diri dari bahaya legalisme. Dengan demikian, kita dapat hidup dalam keseimbangan iman yang benar, menikmati anugerah Tuhan, dan menjalani hidup yang memuliakan-Nya.
    Saya mengundang Anda semua untuk bergabung dalam pengajaran ini, di mana kita akan mengeksplorasi lebih dalam setiap konsep ini dan menemukan cara untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Kiranya Elohim memberkati kita semua dalam perjalanan iman ini.
    Terima kasih, dan semoga kita semua diberkati dalam pengajaran ini.
    ---
    #KasihKarunia
    #Torah
    #Legalisme
    #PengajaranRohani
    #TeologiKristen
    #ImanKristen
    #PelajaranAlkitab
    #HukumTaurat
    #Keselamatan
    #AnugerahTuhan
    #RenunganIman
    #Kristen
    #Yudaisme
    #KebenaranRohani
    #PelajaranRohani
    #ImanDanKehidupan
    #PelajaranTeologis
    ‪@lukassutrisno‬
    ‪@kehilataleftaw8157‬
    ‪@pelayananmenorahyosephroy197‬
    ‪@yakubsulis‬

КОМЕНТАРІ • 2

  • @sugengjeff1470
    @sugengjeff1470 3 місяці тому

    Torah berlaku sampai zaman Yohanes.

    • @christian777channel
      @christian777channel  3 місяці тому

      @@sugengjeff1470
      Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia menuliskan, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya”. Dalam naskah Yunani dituliskan, “ho nomos kai hoi prophetai mekri Ioannou apo tote he basilea tou Theou euanggelizetai kai pas eis auten biazetai”. Dalam Friberg Lexicon, kata mekri bermakna, “ruang sejauh” (Rm 15:19), “menunjukan waktu sampai” (Kis 20:7), “tingkatan yang diperbandingkan” (2 Tim 2:9).
      Lembaga Alkitab Indonesia menambahkan kata “berlaku”, padahal dalam naskah Yunani kata tersebut tidak ditemui. Restoration Scriptures (Your Arms to Yisrael Publishing, 2005) menerjemahkan sbb: “The Torah and the Neviim were concerning Yochanan: since that time the malchut of YHWH is proclaimed and every man presses into it” (Torah dan Neviim tetap berlaku di zaman Yokhanan: semenjak itu Malkut Yahweh diberitakan dan setiap orang berebut memasukinya)
      32
      Lukas 16:16 tidak memberikan indikasi “batas waktu Torah”, melainkan tanda nubuat yang disebutkan dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) mengenai Mesias, akan dikenali dengan terlebih dahulu munculnya seseorang yang akan mempersiapkan jalan bagi Mesias. Lukas menghubungkan kehadiran Yohanes sebagai “pembuka jalan” dalam Maleakhi 3:1. Kehadiran Yohanes Pembaptis merupakan “tanda awal pembuka”, zaman Mesias yang dijanjikan. Karenanya Lukas melanjutkan, “sejak waktu itu Kerajaan Tuhan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya”.
      34
      Jika Torah telah habis masa berlakunya, mengapa pada ayat 17 dikatakan, “Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada salah satu titik dari Hukum Taurat batal?” Matius melaporkan kisah ini dengan kalimat terbalik, namun lebih memberikan keterangan yang jelas. Dalam Matius 11:12-13 dikatakan, “Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang (hingga Injil ini ditulis, red) Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan jika kamu mau menerimanya, ialah Elia yang akan datang itu”.
      Dengan melakukan analisis teks terhadap kata Yunani mekri pada Lukas 16:16 dan konteks kata Torah dan Kitab Para Nabi serta nama Yohanes Pembaptis pada Lukas 16:17 serta membandingkan dengan narasi yang sama pada Matius 11:12-13 maka Lukas 16:16 bukan berbicara perihal masa berlakunya Torah yang berhenti hingga zaman Yohanes Pembaptis melainkan penanda awal zaman Mesias yang dinubuatkan telah tiba.