13. KUSSA DAN LAWA || Sekaa Balaganjur Sanggar Tabuh Widya Bhakti

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 1 лют 2025
  • “KUSSA DAN LAWA”
    Kisah ini merupakan Epos akhir Ramayana, yang penuh dengan hakekat nilai Kesetiaan, Pengorbanan, dan Kebenaran yang memerlukan sebuah pengujian hidup sebagai manusia sujati.
    Menurut Lontar Uttara Kanda dalam Kitab Ramayana, diceritakan bahwa setelah tewasnya Raja Alengka Pura Rahwana ditangan Sri Rama, membuat Dewi Sita yang diculik Rahwana kembali kepada Sri Rama, namun untuk membuktikan kesetiaan dan kesuciannya selama diculik di alengka kepada Sri Rama, maka Dewi Sita membakar dirinya dalam kobaran api suci. Setelah lulus dalam ujian ini karena tidak terbakar oleh api, Sri Rama mengajak Dewi Sita kembali pulang ke Kerajaan Ayodya.
    Dalam perjalanan pulang ke ayodya ternyata keraguan masyarakat terhadap kesetiaan dan kesucian Dewi Sita masih terjadi, oleh karenanya Dewi Sita dengan tegar dan penuh iklas memohon kepada Sri Rama untuk pergi saja mengasingkan diri kembali ke Hutan. Dengan berat hati Sri Rama mengabulkan permintaan Dewi Sita, namun Sri Rama tidak mengetahui bahwa Dewi Sita tengah mengandung anak dari Sri Rama.
    Di Hutan Dewi Sita melahirkan anak kembar dan membesarkannya dengan sabar. Anak-anak ini diberi nama Kussa dan Lawa, yang tumbuh menjadi remaja yang gagah, cerdas, dan tangguh. Sama seperti ayahnya yang merupakan titisan Dewa Wisnu, Kussa dan Lawa juga memiliki kekuatan serta kepandaian dalam hal memanah.
    Disisi lain di tengah wabah penyakit yang menyerang masyarakat Ayodya, membuat Sri Rama mendapatkan wahyu untuk melaksanakan upacara Aswameda, dengan melepas Kuda liar dan menaklukan setiap kerajaan yang dilewati oleh kuda. Sampai akhirnya kuda itu tiba di Hutan tempat Kussa dan Lawa tinggal. Mendengar kekuatan dua remaja lancang yang menahan kuda dan mengalahkan seluruh pasukan tangguh ayodya, membuat Sri Rama Marah karena merasa upacaranya ada yang menghalangi. Akhirnya Sri Rama turun berperang dengan kekuatan dan kesaktiannya sebagai titisan Wisnu yang murka menghancurkan hutan dan berupaya menghabisi Kussa dan Lawa. Ketangguhan Kussa-Lawa membuat Sri Rama terdesak dan menyadari karmanya bahwa ia hanya dapat dikalahkan oleh putranya sendiri. Maka disanalah emosi Sri Rama mereda dan memeluk Kussa dan Lawa untuk mohon maaf, serta menyerahkan tahta Ayodya kepada Kussa-Lawa, dan selanjutnya Sri Rama pergi bertapa ke Hutan.
    Komposer : I Made Wahyu Ariana
    #LombaBalaganjurVirtualGitaWidyaKencana2021

КОМЕНТАРІ • 45