barakallahu fik... ustadz erwandi tuh orgnya lurus bgt.... jd mencong dikit, pasti ga akan bisa... mantap... inget banget pesen ustadz di suatu kajian: kita hidup bukan untuk di dunia ini aja, jadi ya ga usah terlalu maksain kehendak cuman buat dpt dunia.... na'udzubillahi mindzalik... semoga Allah menjaga ustadz dan kita semua...
Yang paling jelas dan mudah saya sdh lihat penjelasan ust arifin badri itu mudah dan jelas gak berjelimet... Klo penjelasan ust arifin badri... Hukum dropship atau akad salam silahkan cek video ust arifin badri penjelasan nya gak berbelit belit dan mudah dicerna mudah di pahami...
Solusinya 1. Beli barang dari supplier tunggu barang sampai ke tangan penjual. Kemudian jual semula ke end user. (Akad jual beli. Penjual keluar modal penuh beli barang dgn harga borong. Dah ada barang, jual semula ke pelanggannya dengan harga runcit bayaran penuh). Barang mesti sampai ke tangan penjual sebelum dijual semula ke pembeli akhir. Penjual bebas tentukan keuntungan kerana barang dah jadi miliknya tapi mesti ikut harga pasaran, kecuali ada kesepakatan penentuan harga yg sesuai antara penjual dgn supplier. 2. Penjual jadi wakil supplier mempromosikan produk supplier dgn harga pengguna akhir. Pembeli bayar langsung ke supplier, supplier kirim langsung ke pembeli. Supplier bayar fee promosi kepada penjual kerana promosi produknya berdasarkan bilangan produk yg dibeli pembeli yg dimaklumkan pada supplier oleh penjual. Akad Salam Menurut Ustaz Erwandi , Akad Salam terjadi bila pembeli bayar penuh di muka kepada penjual yg belum punya barang tapi telah menerangkan dengan jelas jenis , berat speksifikasinya. Barang Itu dibayar penuh di muka untuk kunci harga bagi barang yg akan dihantar kepada pembeli pada masa hadapan yang mungkin berlaku perubahan harga. Cth bayaran ticket penerbangan yang dijual awal setahun,lebih rendah harganya berbanding yg dijual minggu penerbangan. Biarpun barang atau perkhidmatannya belum ada. Biasanya akad salam ni ada jaminan dan perjanjian bertulis kerana ambil masa lama sebelum barang diserahkan. Antara bentuk jaminan ialah ticket penerbangan dicetak semasa pembayaran dan diserahkan kepada pembeli meskipun terbang tahun hadapan. Bagi barang yg ditanya penanya yg bisa dikirim dan sampai dalam tempoh paling lama seminggu serta tidak ada kesan perubahan harga, tidak sesuai guna akad salam ni. Lebih sesuai guna akad jual beli dgn tunggu barang sampai dan jual semula.
Yang saya tangkap: Solusi dropship adalah dengan akad wakalah. Penjual dan supplier (pemilik barang) harus akad kerjasama dulu. Uang pembeli langsung diterima supplier. Supplier langsung kirim ke pembeli. Lalu supplier kasih fee penjualan ke si penjual. Ini di 3 menit terakhir video ini.
bisa juga uang masuk ke dropshipper dari pembeli. lalu dropshipper bayar ke supplier sesuai harga yg disepakati. (biasanya harga lebih murah daripada harga dropshipper jual ke pembeli). selisihnya buat untung si dropshipper. dg catatan, dropshipper harus izin dulu untuk menjadi wakil supplier dan izin menaikkan harga. insyaallah tdk ada masalah. wallahu a’lam
tapi kalau supplier gak mau kirim barang ke pembeli, sebelom dropshipper transfer ke supplier, maka ini masuk ke menjual sebelum memiliki. Masalahnya.. apa ada supplier mau kirim barang ke pembeli tanpa terima uang dari dropshipper? Ya kecuali kawan dekat tadi itu. Bisa dipercaya. @@abuabdillahofficial
Yang saya tangkap dari ceramah ini bahwa si drop shipper harus menerima barangnya dulu "yang sudah dimiliki" (dalam bentuk fisik) baru boleh dijual kembali (hukumnya sah), kalau di marketplace kan biasanya drop shipper beli di supplier tanpa menerima barang nya dulu (dalam bentuk fisik) dan langsung di teruskan kepada pembeli sehingga ada transaksi uang dengan uang pada saat itu (misalnya : pembeli mentransfer 1.050.000 kepada si drop shipper dan drop shipper mentransfer 1.000.000 kepada supplier) dan transaksi uang dengan uang hukumnya adalah "riba". Wallahu a’lam bish-shawabi
Di video yg bertanya tdk menjelaskan secara rinci sistem dropshipper di marketplace spt apa. Di marketplace, dropshipper tidak akan bisa menerima uang sebelum barang sampai ke pihak pembeli krn ditangguhkan oleh pihak marketplace, jadi artinya si dropshipper memakai uangnya sbg jaminan untuk membeli barang ke supplier dan mengirim ke pembeli. Jika barang sudah diterima pembeli barulah pihak marketplace memberikan dana pembeli tsb ke dropshipper dan mendapatkan hasil dari penjualannya dan itu atas persetujuan pembeli. Jd masih ngambang.
Yg saya tangkap kenapa dropship jadi haram karena akadnya akad jual jual beli, supplier langsung kirim ke end user. Nah yg terakhir video itu akad wakalah, sistemnya sama kan ya? Supplier kirim ke end user. Saya agak bingung 😂
@Maulana Yusuf @Maulana Yusuf maaf kak, mau tanya berarti tetep bisa ya ngelakuin dropship lewat marketplace tapi akadnya wakalah? Jadi saya sama supplier udah punya kesepakatan di awal bahwa saya mau jadi dropshipper dan jual barang punya supplier. Dan berarti jadi gak riba ya kak karna mekanisme pembayaran dari marketplace yang uangnya ketahan itu karena saya pakai akad wakalah?
Barakallahu fiik Ustadz atas penjelasannya. Tapi maaf mungkin sedikit saran untuk tanya jawab selanjutnya bisa memakai papan tulis agar memudahkan alur penjelasannya..
Oh akad salam intinya yg gw tangkep ada jaminan si penjual kepada si pembeli bahwa barang atau jasanya akan didapat kemudian, walaupun sudah terjadi perubahan harga tanpa ada tambahan uang lagi dari si pembeli. Dari sisi si pembeli harus ngasih uang cash di depan. Ada hikmah penambahan modal untuk si penjual dan si pembeli dapat harga yg lebih murah. CMIIW
Masalah akad salam, ada khilaf diantara para ulama. Ustadz Erwandi merajihkan pendapat hanabilah, karena menganggap itu adalah istitsna (pengecualian) dari bai' ghoru tamlik (menjual sesuatu yang belum ada/dimiliki), sehingga berimplikasi rukhshah menurut beliau, dimana rukhshah itu akan berlaku apabila ada sebab atau faktor (illah) yg mmperbolehkannya, yakni kemurahan harga. Sehingga apabila faktornya ternyata tidak ada, maka hukumnya kembali pada hukum asal, yaitu terlarang berdasarkan hadits Nabi kepada Hakim bin Hizam: "Jangan engkau menjual barang yg belum engkau miliki." Maka, bagi beliau asalnya transaksi salam itu terlarang kecuali apabila ada illah yg memperbolehkannya, yakni kemurahan barang atau perubahan harga yg menguntungkan pembeli. Adapun Syafiiyah, memperbolehkannya, karena salam -meskipun terlarang asalnya, karena masuk bagian bai' ghoiru tamlik-, namun karena Nabi melakukannya, maka ketetapan itu menjadi taqrir Nabi, bukan lagi rukhshah (keringanan) yang harus dikaitkan dengan illah. Namun, akad salam telah menjadi akad sendiri merupakan istisna sekaligus tambahan dalam syariat, karena fi'il (perbuatan) Nabi untuk itu. Sehingga akad salam itu halal tanpa ada pengecualian dan halal secara sal, terlepas dari ada atau tidaknya perubahan harga yg menguntungkan pembeli. Karena akad salam itu menjadi akad berdiri sendiri dan halal secara asal, karena perbuatan Nabi. Maka tidak bisa diqiyaskan dengan bentuk bai' ghori tamlik yg lain. Sebab salam pada masa Nabi, berbeda dengan sistem dropshiper hari ini, yg menjual barang orang lain tanpa ada resiko darinya. In sya Allah, madzhab Syafii lebih dekat dengan kebenaran dalam hal ini dan ini adalah perkara khilaf...Wallohu a'lam.
Dropshiper belum menerima barang secara utuh dari supliyer. Dan jelas ini haram karna jual beli yg benar adalah ada akad jual beli dan perpindahan barang dari penjual ke pembeli.
Saya kurang paham maksud anda bang. Jadi maksudnya kebanyakan sistem dropship yg ada saat ini nggak bisa dibilang akad salam kan? Karena kalau itu dianggap akad salam yg berdasarkan mazhab syafii. Kalau itu memang dianggap taqrir dan bukan ruksah karena ada illat, konsekuensinya nggak bakal ada istilah "menjual barang yang belum dimiliki". Dan itu tidak mungkin.
Penjelasan ustadnya bagus..tp alangkah lebih baik ustad dengar sampai habis dulu pertanyaan dari si penanya..agar kita sebagai pendengar yg lain lebih paham .. karna terlihat si penanya blm selesai memberikan point nya, langsung di potong dengan jawaban ustad.. hehee.. Trimakasih.
Di video yg bertanya tdk menjelaskan secara rinci sistem dropshipper di marketplace spt apa. Di marketplace, dropshipper tidak akan bisa menerima uang sebelum barang sampai ke pihak pembeli krn ditangguhkan oleh pihak marketplace, jadi artinya si dropshipper memakai uangnya sbg jaminan untuk membeli barang ke supplier dan mengirim ke pembeli. Jika barang sudah diterima pembeli barulah pihak marketplace memberikan dana pembeli tsb ke dropshipper dan mendapatkan hasil dari penjualannya dan itu atas persetujuan pembeli dulu. Jd masih ngambang.
Inti pelanggaran syariatnya karena >> si dropshipper BELUM menerima barang dari suplier, tapi udah dijual ke pembeli. Walaupuuun dia udah bayar ke suplier, tapi dia BELUM MENERIMA barang tersebut eh udah dijual ke org lain
@Nana Aulina akad salam itu halal menurut imam hambali karena ada hikmah, pembeli dapat harga murah, dan penjual dapat modal. Sementara yg haram adalah akad salam yg ga ada hikmah (jd seolah dibuat2) dimana pembeli beli barang harganya ttp sama krn saat barang di terima harga masih sama, rentang waktunya deket. Klo rentangnya deket harga tdk berubh maka penjual harus punya barang baru bisa di jual, kembali ke hukum awal.
Klo mau si dropshiper pake harga supplier. Setelah barang terjual, si dropshiper dapat fee dari supplier. Atau si dropshiper dah ijin ke supplier klo bakal naikin harga dan jujur sehingga si supplier gak merasa dibohongin. Misal pake cara pertama, harga dari si supplier 10rb trus nyuruh dropshiper buat jualin pake harga 10rb. Nanti kalo dah laku, si dropshiper dapat 2rb sbg fee-nya. Klo pake cara kedua, supplier dan dropshiper ngobrolin dulu. Cth dialognya misalkan kek gini. D : Bang ada yg mau beli motor nih dan abang kan jual motor. Bisa gw jualin gak? S : oh boleh, gw mau lepas 10jt. D : klo gw lebihin boleh gak? Lebihnya buat gw. S : Emang mau jual berapa? D : klo barangnya menurut dia bagus, dia berani 14-15jt. Boleh? S : oke deh yg penting tuh motor kejual. Ini cuma terjadi klo si dropshiper gak punya barang sendiri. Klo punya sendiri mah bebas buat ngasih harga, toh barangnya dia.
@@grunt515 kalo misalnya kita sbg dropshiper nyimpen uang (modal) di supplier, tanpa milikin barangnya dlu, trs pasang iklan dg harga ke pembeli.. si pembeli beli barang yg kita iklankan, dan kita baru pesankan ke supplier, trs supplier kirim ke pembeli tanpa ke dropshiper nya apakah masuk haram jg kah? Mohon penjelasannya bagi yang paham 🙏
@@grunt515 Setau saya aturan dropship di shopee. Ketika supplier mengijinkan untuk dropship biasanya di menu akhir pembayaran dan pengiriman sudah tersedia kolom [] dropship (tinggal centang aja). Nah biasanya juga supplier juga mengijinkan dropshiper jual harga berapa aja jadi nggak ditanya jual berapa. Nah yg jadi masalah buat saya dropship halal atau haram
Berarti bisnis dropship di aplikasi online itu tidak boleh ya? Yang saya jalani adalah : Pemesan bayar ke dropsip, dropsip bayar ke suplayer, suplayer kirim barang langsung ke pemesan. Setelah barang sampai uang modal + keuntungannya cair dari aplikasi ke dropsip ..
+Nana Aulina menjadi halal, saat kita dpt ijin dr yg punya barang, contoh kita ambil gambar baju lalu kita jual,tp tanpa ijin yg punya baju,itu jd haram, karena kita bukan pemilik baju dan tdk dpt ijin, menjadi halal saat kita dpt ijin memasarkan, tp lebih afdol klo kita sudah memiliki baju itu, caranya kita beli dulu baju itu mskipun bayar belakangan dg sarat pemilik baju membolehkan, wallahualam,
+Nana Aulina naam ukhti, tp kan sudah diijinkan oleh pemilik baju tersebut, maaf sy khawatir salah dan membuat ukhi bingung, mgkin bs ke yg lbh ahli, semoga Allah berkahi usaha ukhti,aamiiin
Saya agak bingung penjelasan ini. Sistem market online. ada Pembeli membeli barang dan sudah di bayar dan sudah di terima pihak penyedia layanan. Lalu daftar pesanan langsung masuk ke penjual. Lalu penjual mencari barang pesanan dan membeli dengan alamat si pembeli di awal. Setelah barang sampai dan di nyatakan pembeli sudah terbukti menerima barangnya sesuai pesanan. Maka uang baru sampai ke penjual. Ini hukum nya sah. Karna akat jual beli yang terakhir di tentukan pembeli. Karna di sini pembeli punya hak mau terima atau tidak. Mohon pahami dulu sistem nya
Dari video ini, memakai akad salam: beli cash hasil kurma 3 tahun dari tahun akad diperbolehkan. Tapi bagaimana kalau ternyata 3 tahun kemudian (dari akad) si penjual mengalami gagal panen? Apakah berarti si penjual berutang ke pembeli? Kalau iya, apakah penjual harus bayar utangnya sesuai harga yang dibayarkan ketika akad, atau harga pasar hasil kurma tersebut ketika semestinya panen? Atau boléhkah jika si penjual menawarkan lagi hasil panen di tahun berikutnya (karena tahun yang disepakati di akad ternyata gagal panen)?
Kalo misal iklanin produk..open order kalo ada yang beli, trus aku belanja dulu sama uangku sendiri nanti kalo barang ready barangnya baru si pembeli bisa transfer uangnya ke aku..apa boleh.
kalau sistem marketer gmn??misal saya membantu menjual kan barang suplier,,jika ada yg mau beli kostumer langsung transfer ke nomor rekening suplier,,nah setiap bln nyannti sy dpt komisi dari hasil penjualan produk ,,sperti gaji gitu..itu hukum.mya bgmn yah??mohon penjelasannya
Misal suami saya jual emas, dan teman saya mau membelinya,uang d transfer k saya lalu saya cairkan uangnya,lalu saya berikan uang itu k suami untuk dibelikan emas untuk teman saya,,lalu lgsg saya kirim emas itu k teman saya...apa seperti ini masuk k akad wakalah? Apa di perbolehkan tadz? Semoga dijawab..saya bingung bgt cari jawabnnya
Emas tak boleh seperti ini. Mesti serah terima langsung tunai jika jual emas dengan wang. Sebab emas salah satu barang ribawi. Tak boleh ada penangguhan bayaran. Solusinya, anda temukan suami anda pemilik emas tu dengan kawan anda yang nak beli emas tu untuk jual beli langsung. Unjuk-mengunjuk.
Pak Ustadz Saya mau tanya itu yang dropshipper atau pembeli yang dosa ? Misal kalau dropshipper bermasalah karena saya sebagai pembeli apakah terkena dosa juga kalau misalkan dropshipper bermasalah atau hanya dropshioper saja yang dosa ? Jazakumullah Khair
bantu jawab #telat btw yg dosa si dropshipernya bang, kan pembeli taunya dia beli sama penjual entah itu dropshiper/suplier jd gk ada hubunganya pernah denger di kajian ustad siapa gitu lupa, di yutub ada
Yang bagian terakhir saya kurang paham, saya berfikir sepertinya sama saja seperti sistem dropship yang dilarang diawal, tolong penjelasannya lagi ustadz agar saya ga salah paham
dul rasyid beda gan kan si agen bilangnya "takut gak mau punya hutang" jd statusnya barang pesanan pembeli dari si agen itu sudah dikirim oleh supplier, sedangkan klo skema dropship kan si supplier belum kirim barang pesanan ke pembeli si agen, jd si agen gak punya hutang
ada yg bisa bantu: contoh kasus terakhir oleh si penanya itu maksudnya gimana ya? sepertinya masih seputar tokopedia / bukalapak, contoh real proses transaksinya gimana sehingga akhirnya ustadz bilang boleh dengan wakil?
Di akhir2 penanya ini berputar2, seolah-olah mencari pembenaran dan jadi membuat pusing pendengar karena kok jadi mirip skema dropship lagi. Intinya td yg terakhir kan si penanya dia bilang gk mau punya hutang kan ya, nah artinya klo dia punya hutang berarti barang itu sudah dikirim oleh supplier ke customernya, sedangkan dalam skema dropship mana ada hutang antara dua pihak tersebut ? Makanya di akhir ustad erwandi bilang, lah malah rugi dong ya bayar di awal, orang mah biasanya maunya bayar di akhir. Kurang lebih begitu akhyy..
Apa hukumnya pihak lembaga mewakalahkan uang untuk belanja namun yg diberi wakalah ini adalah yang nanti akan menjadi pembelinya. Trima kasih ustadz atas jawabannya
Heran bngt sama ustadz erwandi selalu aja potong pembicaraan orang padahal orang itu belum selesai ngomong. Mending tanya sama ustadz abdul somad aja singkat, padat dan jelas
Bukannya semua marketplace spt itu ya? Kita membeli barang krn ada pembeli ke toko kita (dropship), lalu kita pergi ke supplier buat membeli barang yg di inginkan si pembeli. Kita bayar ke supplier, supplier kirim barang ke pembeli. Bukankah itu sudah terjadi akad jual beli?
@@tegariawan yang saya tangkap dari ceramah ini bahwa si drop shipper harus menerima barangnya dulu "yang sudah dimiliki" (dalam bentuk fisik) baru boleh dijual kembali (hukumnya sah), kalau di marketplace kan biasanya drop shipper beli di supplier tanpa menerima barang nya dulu (dalam bentuk fisik) dan langsung di teruskan kepada pembeli sehingga ada transaksi uang dengan uang pada saat itu (misalnya : pembeli mentrasfer 1.050.000 kepada si drop shipper dan drop shipper mentrasfer 1.000.000 kepada supplier) dan transaksi uang dengan uang hukumnya adalah "riba". Wallahu a’lam bish-shawabi
@@ifrehroses717 walau barang sudah diterima, tetap masuk ke menjual barang yg tidak dimiliki. Karena sistem dropship di marketplace pembeli akad/transaksi diawal dgn dropshipper (pada saat itu dropshipper tdk punya barang) kemudian anggaplah dropshipper menerima barangnya dari supplier scr cepat (misal pake kurir instan). Maka tetap, pada saat transaksi dg buyer statusnya dia blm punya barang
Beda akhi, akad salam pada saat terjadi transaksi harga barang sudah ditentukan pada kondisi /spesifikasi barang yg final (yg dikehendaki), misalnya saja buah mangga, jadi saat terjadi transaksi diawal waktu, persepsinya harga nya harus harga mangga matang, Krn di waktu nanti diambil kondisi /spesifikasi mangga jg mangga matang,.. Berbeda dgn ijon, diawal transaksi mengunakan harga tanaman muda , tp saat di ambil tanaman sudah masak (spesifikasi saat awal dan akhir beda).. Selain itu , setahu saya khusus untuk tanaman memang ada larangan khusus untuk menjual diawal waktu (belum masak) kecuali langsung di panen saat itu juga(Krn misalnya pbeli memang butuh buah yg masih muda)
Sayang sekali di video ini hanya menjawab pertanyaan tentang dropship menurut versi penanya. Apakah ada video khusus pembahasan ustadz tentang dropship dan solusinya? Apakah seperti Evermose itu bisa dianggap dropship yg syar'i. Saya bingung perbedaan antara reseller dan dropship meskipun secara definisi bisa dibedakan tapi prakteknya susah. Saya bertanya kepada admin Evermose tapi tidak dijawab tegas. Hanya mengatakan Evermose adalah reseller sekaligus dropshiper
ane putar ulang2 kok gak ngerti yaaa, terutama bagian tengah yaitu akad SALAM,... ora mudeng akuu. perlu banyak informasi dan fakta2 baru nih buat ustdaz Erwandi
Akad salam itu yg inti hikmahnya sama sama untung baik penjual atau pembeli.yg harga ketika serah terima berubah.contoh anda mau beli gelas seharga 10 juta harga sekarang.tp di ambilnya 3 tahun kedepan.yg dapat dipastikan harga gelas di 3 tahun kedepan bisa naik lebih dari 10 juta. Dan anda bayar nya sekarang 10 juta.maka si penjual dpt uang buat tambahan modal.dan si pembeli dapat harga murah karena bayar sekarang. Gelas cuma sekedar contoh. Begitulah kira kira yg saya fahami jika salah mohon maaf.
@@iddamo2 aturan market place nggak gitu. Jadi pembeli nanya ini itu dan membayar kepada dropship. Nah dropship nanya ini itu dan bayar ke supplier. Jadi urutan metode pembayaran nya pembeli bayar ke dropship atau lewat cod dan dropship bayar ke supplier. Nah disini uang menggantung di dana market place. Setelah barang sampai kemudian pembeli merelakan uang diserahkan ke dropship dan setelah dropship menerima uang baru kemudian dropship menyerahkan uang ke supplier. Aku belum liat ada aturan selain itu
Beda gan itu maksudnya si agen takut punya hutang karena barang pesanan customernya udh dikirim oleh pihak supplier, sedangkan klo dalam skema dropship kan si supplier belum kirim barang ke customer maka si agen gak punya hutang apa2 ke si supplier
barakallahu fik... ustadz erwandi tuh orgnya lurus bgt.... jd mencong dikit, pasti ga akan bisa... mantap...
inget banget pesen ustadz di suatu kajian: kita hidup bukan untuk di dunia ini aja, jadi ya ga usah terlalu maksain kehendak cuman buat dpt dunia.... na'udzubillahi mindzalik...
semoga Allah menjaga ustadz dan kita semua...
Saya juga lebih mantap dg pendapatnya beliau soal hal ini
Yang paling jelas dan mudah saya sdh lihat penjelasan ust arifin badri itu mudah dan jelas gak berjelimet... Klo penjelasan ust arifin badri... Hukum dropship atau akad salam silahkan cek video ust arifin badri penjelasan nya gak berbelit belit dan mudah dicerna mudah di pahami...
Solusinya
1. Beli barang dari supplier tunggu barang sampai ke tangan penjual. Kemudian jual semula ke end user. (Akad jual beli. Penjual keluar modal penuh beli barang dgn harga borong. Dah ada barang, jual semula ke pelanggannya dengan harga runcit bayaran penuh). Barang mesti sampai ke tangan penjual sebelum dijual semula ke pembeli akhir. Penjual bebas tentukan keuntungan kerana barang dah jadi miliknya tapi mesti ikut harga pasaran, kecuali ada kesepakatan penentuan harga yg sesuai antara penjual dgn supplier.
2. Penjual jadi wakil supplier mempromosikan produk supplier dgn harga pengguna akhir. Pembeli bayar langsung ke supplier, supplier kirim langsung ke pembeli. Supplier bayar fee promosi kepada penjual kerana promosi produknya berdasarkan bilangan produk yg dibeli pembeli yg dimaklumkan pada supplier oleh penjual.
Akad Salam
Menurut Ustaz Erwandi , Akad Salam terjadi bila pembeli bayar penuh di muka kepada penjual yg belum punya barang tapi telah menerangkan dengan jelas jenis , berat speksifikasinya. Barang Itu dibayar penuh di muka untuk kunci harga bagi barang yg akan dihantar kepada pembeli pada masa hadapan yang mungkin berlaku perubahan harga. Cth bayaran ticket penerbangan yang dijual awal setahun,lebih rendah harganya berbanding yg dijual minggu penerbangan. Biarpun barang atau perkhidmatannya belum ada. Biasanya akad salam ni ada jaminan dan perjanjian bertulis kerana ambil masa lama sebelum barang diserahkan. Antara bentuk jaminan ialah ticket penerbangan dicetak semasa pembayaran dan diserahkan kepada pembeli meskipun terbang tahun hadapan. Bagi barang yg ditanya penanya yg bisa dikirim dan sampai dalam tempoh paling lama seminggu serta tidak ada kesan perubahan harga, tidak sesuai guna akad salam ni. Lebih sesuai guna akad jual beli dgn tunggu barang sampai dan jual semula.
Yang saya tangkap: Solusi dropship adalah dengan akad wakalah. Penjual dan supplier (pemilik barang) harus akad kerjasama dulu. Uang pembeli langsung diterima supplier. Supplier langsung kirim ke pembeli. Lalu supplier kasih fee penjualan ke si penjual. Ini di 3 menit terakhir video ini.
Itu sebutannya affiliate
bisa juga uang masuk ke dropshipper dari pembeli.
lalu dropshipper bayar ke supplier sesuai harga yg disepakati. (biasanya harga lebih murah daripada harga dropshipper jual ke pembeli). selisihnya buat untung si dropshipper.
dg catatan, dropshipper harus izin dulu untuk menjadi wakil supplier dan izin menaikkan harga.
insyaallah tdk ada masalah.
wallahu a’lam
tapi kalau supplier gak mau kirim barang ke pembeli, sebelom dropshipper transfer ke supplier, maka ini masuk ke menjual sebelum memiliki. Masalahnya.. apa ada supplier mau kirim barang ke pembeli tanpa terima uang dari dropshipper? Ya kecuali kawan dekat tadi itu. Bisa dipercaya. @@abuabdillahofficial
Yang saya tangkap dari ceramah ini bahwa si drop shipper harus menerima barangnya dulu "yang sudah dimiliki" (dalam bentuk fisik) baru boleh dijual kembali (hukumnya sah), kalau di marketplace kan biasanya drop shipper beli di supplier tanpa menerima barang nya dulu (dalam bentuk fisik) dan langsung di teruskan kepada pembeli sehingga ada transaksi uang dengan uang pada saat itu (misalnya : pembeli mentransfer 1.050.000 kepada si drop shipper dan drop shipper mentransfer 1.000.000 kepada supplier) dan transaksi uang dengan uang hukumnya adalah "riba".
Wallahu a’lam bish-shawabi
Di video yg bertanya tdk menjelaskan secara rinci sistem dropshipper di marketplace spt apa. Di marketplace, dropshipper tidak akan bisa menerima uang sebelum barang sampai ke pihak pembeli krn ditangguhkan oleh pihak marketplace, jadi artinya si dropshipper memakai uangnya sbg jaminan untuk membeli barang ke supplier dan mengirim ke pembeli. Jika barang sudah diterima pembeli barulah pihak marketplace memberikan dana pembeli tsb ke dropshipper dan mendapatkan hasil dari penjualannya dan itu atas persetujuan pembeli. Jd masih ngambang.
Yg saya tangkap kenapa dropship jadi haram karena akadnya akad jual jual beli, supplier langsung kirim ke end user. Nah yg terakhir video itu akad wakalah, sistemnya sama kan ya? Supplier kirim ke end user.
Saya agak bingung 😂
@Maulana Yusuf @Maulana Yusuf maaf kak, mau tanya berarti tetep bisa ya ngelakuin dropship lewat marketplace tapi akadnya wakalah? Jadi saya sama supplier udah punya kesepakatan di awal bahwa saya mau jadi dropshipper dan jual barang punya supplier. Dan berarti jadi gak riba ya kak karna mekanisme pembayaran dari marketplace yang uangnya ketahan itu karena saya pakai akad wakalah?
Barakallahu fiik Ustadz atas penjelasannya. Tapi maaf mungkin sedikit saran untuk tanya jawab selanjutnya bisa memakai papan tulis agar memudahkan alur penjelasannya..
Jazakumullah khairan kepada ustadz erwandi dan akh yg bertanya.
Simak video sampe selesai..InsyaAllah Jelas dan terang benderang penjelasannya..jazakallahu khairan Ustadz
Oh akad salam intinya yg gw tangkep ada jaminan si penjual kepada si pembeli bahwa barang atau jasanya akan didapat kemudian, walaupun sudah terjadi perubahan harga tanpa ada tambahan uang lagi dari si pembeli. Dari sisi si pembeli harus ngasih uang cash di depan.
Ada hikmah penambahan modal untuk si penjual dan si pembeli dapat harga yg lebih murah.
CMIIW
Masalah akad salam, ada khilaf diantara para ulama. Ustadz Erwandi merajihkan pendapat hanabilah, karena menganggap itu adalah istitsna (pengecualian) dari bai' ghoru tamlik (menjual sesuatu yang belum ada/dimiliki), sehingga berimplikasi rukhshah menurut beliau, dimana rukhshah itu akan berlaku apabila ada sebab atau faktor (illah) yg mmperbolehkannya, yakni kemurahan harga. Sehingga apabila faktornya ternyata tidak ada, maka hukumnya kembali pada hukum asal, yaitu terlarang berdasarkan hadits Nabi kepada Hakim bin Hizam: "Jangan engkau menjual barang yg belum engkau miliki."
Maka, bagi beliau asalnya transaksi salam itu terlarang kecuali apabila ada illah yg memperbolehkannya, yakni kemurahan barang atau perubahan harga yg menguntungkan pembeli.
Adapun Syafiiyah, memperbolehkannya, karena salam -meskipun terlarang asalnya, karena masuk bagian bai' ghoiru tamlik-, namun karena Nabi melakukannya, maka ketetapan itu menjadi taqrir Nabi, bukan lagi rukhshah (keringanan) yang harus dikaitkan dengan illah. Namun, akad salam telah menjadi akad sendiri merupakan istisna sekaligus tambahan dalam syariat, karena fi'il (perbuatan) Nabi untuk itu. Sehingga akad salam itu halal tanpa ada pengecualian dan halal secara sal, terlepas dari ada atau tidaknya perubahan harga yg menguntungkan pembeli.
Karena akad salam itu menjadi akad berdiri sendiri dan halal secara asal, karena perbuatan Nabi. Maka tidak bisa diqiyaskan dengan bentuk bai' ghori tamlik yg lain. Sebab salam pada masa Nabi, berbeda dengan sistem dropshiper hari ini, yg menjual barang orang lain tanpa ada resiko darinya.
In sya Allah, madzhab Syafii lebih dekat dengan kebenaran dalam hal ini dan ini adalah perkara khilaf...Wallohu a'lam.
kalau dropshiper ditegaskan menanggung resiko setelah barang berpindah dari tempat penjual, apa berubah menjadi dropship = salam ?
Dropshiper belum menerima barang secara utuh dari supliyer. Dan jelas ini haram karna jual beli yg benar adalah ada akad jual beli dan perpindahan barang dari penjual ke pembeli.
Maaf mksd dari ghoiri tamlik apa? Dan apa maksud dropship zaman nabi dg jaman sekarang berbeda?
Saya kurang paham maksud anda bang. Jadi maksudnya kebanyakan sistem dropship yg ada saat ini nggak bisa dibilang akad salam kan?
Karena kalau itu dianggap akad salam yg berdasarkan mazhab syafii. Kalau itu memang dianggap taqrir dan bukan ruksah karena ada illat, konsekuensinya nggak bakal ada istilah "menjual barang yang belum dimiliki". Dan itu tidak mungkin.
Alhamdulillah jelas sekali ustad. Barakallahufiik
Penjelasan ustadnya bagus..tp alangkah lebih baik ustad dengar sampai habis dulu pertanyaan dari si penanya..agar kita sebagai pendengar yg lain lebih paham .. karna terlihat si penanya blm selesai memberikan point nya, langsung di potong dengan jawaban ustad.. hehee..
Trimakasih.
Bukan memotong sih yg gw liat. Tapi lebih ke penegasan.
bukan dipotong, penanya nyampeinnya kurang lugas, jadi ustad cuma menegaskan di menit 11:39
Di video yg bertanya tdk menjelaskan secara rinci sistem dropshipper di marketplace spt apa. Di marketplace, dropshipper tidak akan bisa menerima uang sebelum barang sampai ke pihak pembeli krn ditangguhkan oleh pihak marketplace, jadi artinya si dropshipper memakai uangnya sbg jaminan untuk membeli barang ke supplier dan mengirim ke pembeli. Jika barang sudah diterima pembeli barulah pihak marketplace memberikan dana pembeli tsb ke dropshipper dan mendapatkan hasil dari penjualannya dan itu atas persetujuan pembeli dulu. Jd masih ngambang.
Inti pelanggaran syariatnya karena >> si dropshipper BELUM menerima barang dari suplier, tapi udah dijual ke pembeli.
Walaupuuun dia udah bayar ke suplier, tapi dia BELUM MENERIMA barang tersebut eh udah dijual ke org lain
Menurut saya ini sah. Mengigat sistem nya di jamin oleh penyediaayanan
Aku ngerti apa yang dimaksud dengan akad salam. alhamdulillah, awalnya memang bingung tapi ditonton sampai akhir lebih jelas.
@Nana Aulina akad salam itu halal menurut imam hambali karena ada hikmah, pembeli dapat harga murah, dan penjual dapat modal. Sementara yg haram adalah akad salam yg ga ada hikmah (jd seolah dibuat2) dimana pembeli beli barang harganya ttp sama krn saat barang di terima harga masih sama, rentang waktunya deket. Klo rentangnya deket harga tdk berubh maka penjual harus punya barang baru bisa di jual, kembali ke hukum awal.
Klo mau si dropshiper pake harga supplier. Setelah barang terjual, si dropshiper dapat fee dari supplier.
Atau si dropshiper dah ijin ke supplier klo bakal naikin harga dan jujur sehingga si supplier gak merasa dibohongin.
Misal pake cara pertama, harga dari si supplier 10rb trus nyuruh dropshiper buat jualin pake harga 10rb. Nanti kalo dah laku, si dropshiper dapat 2rb sbg fee-nya.
Klo pake cara kedua, supplier dan dropshiper ngobrolin dulu. Cth dialognya misalkan kek gini.
D : Bang ada yg mau beli motor nih dan abang kan jual motor. Bisa gw jualin gak?
S : oh boleh, gw mau lepas 10jt.
D : klo gw lebihin boleh gak? Lebihnya buat gw.
S : Emang mau jual berapa?
D : klo barangnya menurut dia bagus, dia berani 14-15jt. Boleh?
S : oke deh yg penting tuh motor kejual.
Ini cuma terjadi klo si dropshiper gak punya barang sendiri. Klo punya sendiri mah bebas buat ngasih harga, toh barangnya dia.
@@grunt515 kalo misalnya kita sbg dropshiper nyimpen uang (modal) di supplier, tanpa milikin barangnya dlu, trs pasang iklan dg harga ke pembeli.. si pembeli beli barang yg kita iklankan, dan kita baru pesankan ke supplier, trs supplier kirim ke pembeli tanpa ke dropshiper nya apakah masuk haram jg kah? Mohon penjelasannya bagi yang paham 🙏
@@grunt515
Setau saya aturan dropship di shopee. Ketika supplier mengijinkan untuk dropship biasanya di menu akhir pembayaran dan pengiriman sudah tersedia kolom [] dropship (tinggal centang aja). Nah biasanya juga supplier juga mengijinkan dropshiper jual harga berapa aja jadi nggak ditanya jual berapa. Nah yg jadi masalah buat saya dropship halal atau haram
Alhamdulillah MaasyaAllaah sangat jelas penjelasannya ustad.
Berarti dropship di aplikasi online tidak bolah? Mohon penjelasannya🙏
Berarti bisnis dropship di aplikasi online itu tidak boleh ya?
Yang saya jalani adalah :
Pemesan bayar ke dropsip, dropsip bayar ke suplayer, suplayer kirim barang langsung ke pemesan. Setelah barang sampai uang modal + keuntungannya cair dari aplikasi ke dropsip ..
alhamdulillah jd ngerti, syukron pak ust
+Nana Aulina menjadi halal, saat kita dpt ijin dr yg punya barang, contoh kita ambil gambar baju lalu kita jual,tp tanpa ijin yg punya baju,itu jd haram, karena kita bukan pemilik baju dan tdk dpt ijin, menjadi halal saat kita dpt ijin memasarkan, tp lebih afdol klo kita sudah memiliki baju itu, caranya kita beli dulu baju itu mskipun bayar belakangan dg sarat pemilik baju membolehkan, wallahualam,
+Nana Aulina naam ukhti, tp kan sudah diijinkan oleh pemilik baju tersebut, maaf sy khawatir salah dan membuat ukhi bingung, mgkin bs ke yg lbh ahli, semoga Allah berkahi usaha ukhti,aamiiin
Saya agak bingung penjelasan ini. Sistem market online. ada Pembeli membeli barang dan sudah di bayar dan sudah di terima pihak penyedia layanan. Lalu daftar pesanan langsung masuk ke penjual. Lalu penjual mencari barang pesanan dan membeli dengan alamat si pembeli di awal. Setelah barang sampai dan di nyatakan pembeli sudah terbukti menerima barangnya sesuai pesanan. Maka uang baru sampai ke penjual. Ini hukum nya sah. Karna akat jual beli yang terakhir di tentukan pembeli. Karna di sini pembeli punya hak mau terima atau tidak. Mohon pahami dulu sistem nya
Dari video ini, memakai akad salam: beli cash hasil kurma 3 tahun dari tahun akad diperbolehkan. Tapi bagaimana kalau ternyata 3 tahun kemudian (dari akad) si penjual mengalami gagal panen? Apakah berarti si penjual berutang ke pembeli? Kalau iya, apakah penjual harus bayar utangnya sesuai harga yang dibayarkan ketika akad, atau harga pasar hasil kurma tersebut ketika semestinya panen?
Atau boléhkah jika si penjual menawarkan lagi hasil panen di tahun berikutnya (karena tahun yang disepakati di akad ternyata gagal panen)?
ana kepikiran pertanyaan yg sama
Harus ada kejelasan akad sih di awal untuk menanganinya
Terlalu muter2 pak ustadz jawabannya. Aku butuh poin2 jawaban halal atau haram. Masih belum ngerti sampai sekarang.
Jazakallah khair jadi lebih tercerahkan
jadi intinya haram jualan model dropshiper kalau belum di awali dengan akad kerjasama dengan pemilik barang
Kalo misal iklanin produk..open order kalo ada yang beli, trus aku belanja dulu sama uangku sendiri nanti kalo barang ready barangnya baru si pembeli bisa transfer uangnya ke aku..apa boleh.
kalau sistem marketer gmn??misal saya membantu menjual kan barang suplier,,jika ada yg mau beli kostumer langsung transfer ke nomor rekening suplier,,nah setiap bln nyannti sy dpt komisi dari hasil penjualan produk ,,sperti gaji gitu..itu hukum.mya bgmn yah??mohon penjelasannya
itu kan sales... bolehlah.. itu namanya antum bekerja sama suplier..
boleh, krn akadnya halal, lsg ke pemilik barang, antum hanya mempromosikan dan dpt fee lsg dr suplier bkn macem sistem dropship yg di bahas ini hehe
Misal suami saya jual emas, dan teman saya mau membelinya,uang d transfer k saya lalu saya cairkan uangnya,lalu saya berikan uang itu k suami untuk dibelikan emas untuk teman saya,,lalu lgsg saya kirim emas itu k teman saya...apa seperti ini masuk k akad wakalah? Apa di perbolehkan tadz? Semoga dijawab..saya bingung bgt cari jawabnnya
Emas tak boleh seperti ini. Mesti serah terima langsung tunai jika jual emas dengan wang. Sebab emas salah satu barang ribawi. Tak boleh ada penangguhan bayaran. Solusinya, anda temukan suami anda pemilik emas tu dengan kawan anda yang nak beli emas tu untuk jual beli langsung. Unjuk-mengunjuk.
Pak Ustadz
Saya mau tanya itu yang dropshipper atau pembeli yang dosa ? Misal kalau dropshipper bermasalah karena saya sebagai pembeli apakah terkena dosa juga kalau misalkan dropshipper bermasalah atau hanya dropshioper saja yang dosa ?
Jazakumullah Khair
bantu jawab #telat btw
yg dosa si dropshipernya bang, kan pembeli taunya dia beli sama penjual entah itu dropshiper/suplier jd gk ada hubunganya
pernah denger di kajian ustad siapa gitu lupa, di yutub ada
Maaf.. ada iklan yg membuka aurat, perempuan yg memakai bikini... harap admin dapat ambil tindakan agar x terpalit dosa.
Pak ustadz gimna hkumnya sya yg kerja sma bisnis teman sya ini yg modal tempat trus sya yg ngisikan barg
Kita bgi hasil 50;50
Gimna hukumnya?
kl rugi apa d tnaggung bersama? setau saya kl bagi hasil kl pun rugi, g menuntut uang modal kmebali. wallahualam
Yang bagian terakhir saya kurang paham, saya berfikir sepertinya sama saja seperti sistem dropship yang dilarang diawal, tolong penjelasannya lagi ustadz agar saya ga salah paham
dul rasyid beda gan kan si agen bilangnya "takut gak mau punya hutang" jd statusnya barang pesanan pembeli dari si agen itu sudah dikirim oleh supplier, sedangkan klo skema dropship kan si supplier belum kirim barang pesanan ke pembeli si agen, jd si agen gak punya hutang
Penanya berhasil mengecoh ust sehingga yg awalnya tidak boleh jadi boleh padahal sama saja
ada yg bisa bantu: contoh kasus terakhir oleh si penanya itu maksudnya gimana ya? sepertinya masih seputar tokopedia / bukalapak, contoh real proses transaksinya gimana sehingga akhirnya ustadz bilang boleh dengan wakil?
Di akhir2 penanya ini berputar2, seolah-olah mencari pembenaran dan jadi membuat pusing pendengar karena kok jadi mirip skema dropship lagi.
Intinya td yg terakhir kan si penanya dia bilang gk mau punya hutang kan ya, nah artinya klo dia punya hutang berarti barang itu sudah dikirim oleh supplier ke customernya, sedangkan dalam skema dropship mana ada hutang antara dua pihak tersebut ? Makanya di akhir ustad erwandi bilang, lah malah rugi dong ya bayar di awal, orang mah biasanya maunya bayar di akhir. Kurang lebih begitu akhyy..
Apa hukumnya pihak lembaga mewakalahkan uang untuk belanja namun yg diberi wakalah ini adalah yang nanti akan menjadi pembelinya. Trima kasih ustadz atas jawabannya
Wakalah itu apa
Heran bngt sama ustadz erwandi selalu aja potong pembicaraan orang padahal orang itu belum selesai ngomong. Mending tanya sama ustadz abdul somad aja singkat, padat dan jelas
kalo barangnya kita beli dulu ke suplayer, lalu kita kirim ke pembeli gimana, kan sama aja jadinya ?
ROBY EKO PUTRA nahh kalo begitu boleh . kalo dropsip itu kebanyakan belm dibeli barangnya
Bukannya semua marketplace spt itu ya? Kita membeli barang krn ada pembeli ke toko kita (dropship), lalu kita pergi ke supplier buat membeli barang yg di inginkan si pembeli. Kita bayar ke supplier, supplier kirim barang ke pembeli. Bukankah itu sudah terjadi akad jual beli?
@@tegariawan yang saya tangkap dari ceramah ini bahwa si drop shipper harus menerima barangnya dulu "yang sudah dimiliki" (dalam bentuk fisik) baru boleh dijual kembali (hukumnya sah), kalau di marketplace kan biasanya drop shipper beli di supplier tanpa menerima barang nya dulu (dalam bentuk fisik) dan langsung di teruskan kepada pembeli sehingga ada transaksi uang dengan uang pada saat itu (misalnya : pembeli mentrasfer 1.050.000 kepada si drop shipper dan drop shipper mentrasfer 1.000.000 kepada supplier) dan transaksi uang dengan uang hukumnya adalah "riba".
Wallahu a’lam bish-shawabi
@@ifrehroses717 walau barang sudah diterima, tetap masuk ke menjual barang yg tidak dimiliki. Karena sistem dropship di marketplace pembeli akad/transaksi diawal dgn dropshipper (pada saat itu dropshipper tdk punya barang) kemudian anggaplah dropshipper menerima barangnya dari supplier scr cepat (misal pake kurir instan). Maka tetap, pada saat transaksi dg buyer statusnya dia blm punya barang
@@ifrehroses717 kayak reseller gitu ya bang
apa akad salam ini ga seperti pembelian sistem ijon
kalo setau saya sistem ijon kn ga boleh.
Beda akhi, akad salam pada saat terjadi transaksi harga barang sudah ditentukan pada kondisi /spesifikasi barang yg final (yg dikehendaki), misalnya saja buah mangga, jadi saat terjadi transaksi diawal waktu, persepsinya harga nya harus harga mangga matang, Krn di waktu nanti diambil kondisi /spesifikasi mangga jg mangga matang,..
Berbeda dgn ijon, diawal transaksi mengunakan harga tanaman muda , tp saat di ambil tanaman sudah masak (spesifikasi saat awal dan akhir beda)..
Selain itu , setahu saya khusus untuk tanaman memang ada larangan khusus untuk menjual diawal waktu (belum masak) kecuali langsung di panen saat itu juga(Krn misalnya pbeli memang butuh buah yg masih muda)
yg nanya bingung sama pertanyaannya sendiri
ngga mudeng gw haha
Sayang sekali di video ini hanya menjawab pertanyaan tentang dropship menurut versi penanya. Apakah ada video khusus pembahasan ustadz tentang dropship dan solusinya? Apakah seperti Evermose itu bisa dianggap dropship yg syar'i. Saya bingung perbedaan antara reseller dan dropship meskipun secara definisi bisa dibedakan tapi prakteknya susah. Saya bertanya kepada admin Evermose tapi tidak dijawab tegas. Hanya mengatakan Evermose adalah reseller sekaligus dropshiper
Ini yg nanya ptnyaan nya mbingungkan 😓😭
brg kan sdh di byr ke supplier? knp blm dimiliki?
kan barangnya blm sampe. masih otw di kurir atau blm dikirim ke jne dan sebagainya
Lebih baik ustad lihat video ini: ua-cam.com/video/yElHECfMKGQ/v-deo.html
Kalo jual jasa titip pre order gmn ya ?ada yg bisa bantu jawab
Dengan pembeli kasih harga barang + jastip + ongkir ke kita di awal baru dibelikan
Yg penting Jgn menggabungkan akad Jual beli dengan akad pinjam meminjam krn Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam melarang nya.
Apabila harga sama tetapi dropshiper ambil keuntungan dari cashback pihak ketiga bagaimana?
Intinya dropship adalah haram alias tidak boleh
msh terkena larangan menjual brg yg belum dimiliki..biar aman kita chat lgsg sm supplier/pemilik brgnya untuk dpt izin buat bantu jualin (wakil)
cashback yg didapat klo kita byr pake e-wallet itu ada unsur ribanya lho
ane putar ulang2 kok gak ngerti yaaa, terutama bagian tengah yaitu akad SALAM,... ora mudeng akuu.
perlu banyak informasi dan fakta2 baru nih buat ustdaz Erwandi
Akad salam itu yg inti hikmahnya sama sama untung baik penjual atau pembeli.yg harga ketika serah terima berubah.contoh anda mau beli gelas seharga 10 juta harga sekarang.tp di ambilnya 3 tahun kedepan.yg dapat dipastikan harga gelas di 3 tahun kedepan bisa naik lebih dari 10 juta. Dan anda bayar nya sekarang 10 juta.maka si penjual dpt uang buat tambahan modal.dan si pembeli dapat harga murah karena bayar sekarang. Gelas cuma sekedar contoh. Begitulah kira kira yg saya fahami jika salah mohon maaf.
Kok saya sama sekali ngga mudeng yah?
sama
Intinya yg sah itu adalah supplier harus kirim duluan tanpa harus si dropshipper bayar
Sama. Mestinya ustadz menjelaskan poin2nya seperti apa yg halal. Ini terlalu muter2 jadi bingung
@@iddamo2 aturan market place nggak gitu. Jadi pembeli nanya ini itu dan membayar kepada dropship. Nah dropship nanya ini itu dan bayar ke supplier. Jadi urutan metode pembayaran nya pembeli bayar ke dropship atau lewat cod dan dropship bayar ke supplier. Nah disini uang menggantung di dana market place. Setelah barang sampai kemudian pembeli merelakan uang diserahkan ke dropship dan setelah dropship menerima uang baru kemudian dropship menyerahkan uang ke supplier. Aku belum liat ada aturan selain itu
@@giveaway999 jadi boleh ga kalau seperti itu?
Maaf ya ustads, penjelasannya susah dipahami.
samaaa
Belum paham, putar lagi sampai paham
Coba Istighfar akhi. Boleh jadi ilmu itu susah diterima sebab masih banyak dosa2 dalam diri kita. Termasuk ana pribadi.....
Betul. Mestinya ustadz memberikan penjelasan yg sangat sederhana. Karena tidak semua paham dg istilah islam
penanya mulai gk sopan banget di menit 11:39 sampe 12:14, ... jadi pelajaran agar lebih lembut lagi sama ulama,
ardi sulaiman gak sopan dimananya
baperan amat
Paham Antum?
Nggak paham
gagal paham.. haa
Diawal ga boleh, diakhir boleh, jadi gimana ya? Saya kurang paham
sabar bro
Beda gan itu maksudnya si agen takut punya hutang karena barang pesanan customernya udh dikirim oleh pihak supplier, sedangkan klo dalam skema dropship kan si supplier belum kirim barang ke customer maka si agen gak punya hutang apa2 ke si supplier
Ga ngerti
Kurang paham pak ustadz 😂
Saya aja puter2 terus sampe paham.
menjual barang bukan blm di miliki itu gharar
Beda mas, gharar itu tidak jelas, kalo menjual barang blm dimiliki ya menjual brg milik org lain,