Wouw... Gak disangka di PPDS yg berpendidikan tinggi msh ada Bullying. Ayo pak Menkes usut tuntas kasus Dr Aulia, mgkn jg ada di tmpt2 lain. Jangan sampai terjadi spt Dr Aulia
Dari kasus dr.Aulia semua stakeholder pemegang kekuasaan harus membuka mata, naluri, tangannya sebagai manusia untuk mentransformasi sistem pendidikan kesehatan di Indonesia. Universitas, RS dan Kemenkes harus satu tujuan. Kebutuhan dokter spesialis sangat banyak, mohon dengan hormat TIDAK DIPERSULIT saat akan masuk dan TIDAK DIPERSULIT saat menjalani pendidikan PPDS.
Betul sekali kita butuh dokter umum maupun spesialis dari itu jgn dipersulit untuk sekolah kedokteran , dan gaji dokter harus diperhatikan supaya dokter itu tugas fokus di satu rumah sakit jika betul betul ingin Indonesia ini menuju generasi yg sehat jasmani dan rohani.
Iya jangan jangan ini salah fokus ini, seperti pak rektor bilang...residen dokter termasuk mahasiswa PPDS ini mengikuti pola kerja di Rumah Sakit yang mana bukan 100 persen ranah Undip, dan itu pola kerja diatur oleh kemenkes...mari kita lihat fakta baru ini
@@samsungm20new, kalauu disebut senior menindas junior berarti kan masih sama2 berstatus mahasiswa PPDS kan.. Jadi itu artinya mahasiswa UNDIP. Jadi FK UNDIP nggak bs mengelak dr kesalahan juga.
Saya himbau adik2 dokter harus berani tegakan dignity kalian jangan mau jadi korban hanya krn mau jadi spesialis. Hidup ini gak harus jadi spesialis tapi happy dan berguna biat banyak.orang..ayo speak up
Wah ternyata perkuliahan Program PPDS 95 persen dilaksanakan di Rumah Sakit dan mengikuti aturan rumah sakit, termasuk jam kerja, sepertinya kita juga harus berimbang melihat fakta ini, harus ada investigasi ke rumah sakit juga bertanggung jawab pada kasus ini. Semoga kebenaran bisa lebih berimbang
Saya sepenuhnya mendukung langkah Pak Rektor Undip dan Prof. Harnomo. Harapan saya, kasus ini bisa segera terpecahkan dengan adil dan transparan, sehingga semua pihak mendapatkan kejelasan yang dibutuhkan.
Turut berduka cita yg sedalam-dalamnya untuk dr. Aulia :( Kita semua kawal & usut tuntas untuk kasus ini agar kebenarannya segera terungkap. Semangat pak Rektor & tim investigasi
Pihak Berwenang Tolong di cek Fakultas2 Kedokteran2 lain di seluruh Indonesia yang menyelenggarakan PPDS, sudah menjadi rahasia umum hal ini sudah berlangsung lama dan masif.
Cukup jelas penjelasan dari pak Rektor, bullying tidak pernah bisa dibenarkan di mana pun. Kawal secara tuntas agar keadilan bisa ditegakkan dan lingkungan kampus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua.
Kasus bullying ini BENAR-BENAR TERJADI. Sistim belajar berjenjang dengan peserta PPDS per angkatan yang relatif sangat sedikit, menutup ruang untuk berani berteriak; karena semua jenjang terlibat !!!
Jangan mudah percaya om ini sudah pasti lama berlangsung kan nggak mungkin rektornya tidak tau dia sudahlah pecat saja rektornya dan antek anteknya sebagi shock terapi tapi pemerintah pun takut ini jadi masalah
Sifat adigang adigung adiguna dokter spesialis senior ke yunior bukan hanya di dunia pendidikan di dunia kerja saja masih terjadi walau tidak semua, ttp sering sy malihat sendiri sampai2 mempersulit Yunior utk berkembang
Almh dr Aulia adalah pahlawan bagi semua krn meninggalnya beliau membuka bobroknya sistem pendidikan ppds di rs vertikal kemenkes. Mjd momentum perbaikan sistem PPDS. Praktek kerjanya mengikuti aturan kerja rumah sakit, sementara aturan kerja rumah sakit tdk manusiawi. 84 jam perminggu, sdh melebihi dari jam kerja normal. Beban kerja 2x lipat.
Cuma anestesi di undip aja yg beban kerja nya 18 jam pee hari, 5 hari gak pulang pulang dari rumah sakit... Sementara di anestesi UI gak segitu nya... Cuma 2 hari yg gak pulang
Saluran laporan perundungan sbg slh 1 langkah yg baik jk ternyata perundungan. Namun hrs ada langkah yg lbh ptg & lbh baik, yaitu langkah pencegahan nya di smua t4, a.l. : 1. evaluasi aturan beban matkul tolak ukur kelulusan yg disesuaikan dg waktu penyelesaian nya. 2. Ada Aturan yg berisi a.l. : kriteria perundungan ( dlm btk apa pun, dll ), pemberian sanksi, dll 3. Sgr psg CCTV di bbrp area yg diperkirakan rwn tindakan yg langgar aturan ( area parkir, KM WC, blkg gedung, jl dlm & luar t4 ( sklh , kampus, fasum, dll ), dll 4. Saat kegiatan diijinkan hp nyala tp dg vol. plg kcl & tanda gtr, agr jk ada drrt bs lsg gunakan aplikasi yg sesuai, bkn hrs tunggu nyalakan hp nya dl
Tanpa mengurangi rasa prihatin dan bela sungkawa yang mendalam untuk korban mari kita tunggu hasil investigasi dari eksternal dan kepolisian. Merka sampai saat ini belum menyampaikan bahwa korban bunuh diri, tapi banyak media menggiring opini kesana, mari kita lihat ini dengan jernih.
Bukanya dari awal pihak univ.Undip menyatakan meninggalnya almh.dokter Aulia tdk ada hubungannya dengan perundungan ya...jadi kesannya kyk ditutup-tutupi
Penjelasan rektor undip jelas bingit, terbuka utk siapa saja. Mestinya semua pihak jangan ikut framing yg memaksakan kematian almarhum akibat bullying. Salam akal sehat
Semoga dr. Aulia damai abadi di surga mulia. Dr. Aulia pantas menjadi pahlawan pembaharu dalam dunia pendidikan kedokteran. Usut tuntas Pak polisi para pelaku bullying, hukum yang seberat-beratnya.
Jangan cuma di hukum bila perlu di pecat agar pelaku nya mikir betapa kejam nya pelakunya memperlakuan para calon dokter muda dgn menindas memeras sampai meninggal dunia jahat sekali para senior nya preman
TAHUN 2024 JADI CATATAN BURUK UNDIP. SETELAH KEMARIN SALAH SATU DOSEN FAKULTAS HUKUM UNDIP YANG JUGA MANTAN KETUA KPU RI, DIPECAT KARENA PERILAKU YANG TIDAK PATUT. (APAKAH YBS JUGA SUDAH DIPECAT SEBAGAI DOSEN UNDIP???) KINI GILIRAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP YANG BERMASALAH. SEMOGA TIDAK TERULANG DAN TIDAK MENJALAR KE KAMPUS2 LAINNYA. USUT TUNTAS KASUS2 TSB...
Saya setuju apa yang disampaikan Rektor Undip, semoga proses penyelidikan yang sedang berlangsung dapat segera menemukan titik terang dan mendapatkan kejelasan atas kejadian ini, serta keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan.
Usut tuntastastas. Jgn ada alasan almarhumah sdg depresi . Kalo depresi ya krn di bullying, diperas tenaga dan kantongnya oleh senior2nya. Ayo p menteri dan dpr, contohi sistem peserta program ppds di luar negeri.
Betulll 👍👍👍 depresinya ya karena Di bully ,,Di peras tenaga, yg senior semena mena memperlakukan junior nya, belum lagi adanya palak memalak antara senior ke junior
Bagaimana gak depresi gak digaji gak dikasih makan kerja 100 jam lebih dalam seminggu. Melayani operasi sehari sampai 120an pasien anestesi belum pasien icu dan tindakan lain. Minimal kalau gak digaji makanlah. Lama lama juga banyak yang depresi.
@@AnnisaFitriana-n2v para senior yg bejat bully Sama dengan membunuh Tanpa menyentuh,, membunuh dengan cara menyerang mental menyerang financial junior,, UNDIP Kalo terus mengelak membantah adanya perundungan berarti UNDIP membela melindungi pembunuh yg Ada Di program PPDS,, lihat lah nyawa anak bangsa melayang Sia Sia demi meraih cita cita yg berujung kematian,, bukan cuman Dokter Aulia saja,, Ayahanda Dokter Aulia pun meninggal juga,, UNDIP Demi Nama baik kampus selalu mengelak Dan membantah adanya perundungan
Semua posisi sdh tahu kalo sistemnya seperti ini dari rektor,dekan,dosen mahasiswa dll sdh pada tahu cuma di biarkan selama tdk ada kasus nah sekarang momentnya meledak.
Yuk kita cek fakta gaes: 1. Pd 14 Agustus 2024, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes sdh memvonis tjd bunuh diri krn perundungan. 2. Faktanya investigasi baru mereka lakukan setelahnya. 3. Cara paling sahih untuk membuktikannya adalah dg otopsi yg tdk dilakukan hingga saat ini. 4. Dan sampai sekarang tidak ditemukan bukti bahwa terjadi bunuh diri, apalagi perundungan yg mengakibatkan bunuh diri. 5. Peristiwa bunuh diri ini bahkan disangkal oleh ibunda dan pengacara almarhumah sendiri. 6. Celakanya, tuduhan sepihak dari Yankes itu dijadikan dasar utk menutup Program Studi yg merugikan 80 mahasiswa lainnya. 7. Penutupan itu jg merugikan RS Kariadi mengakibatkan antrian panjang pasien tak terlayani krn kekurangan tenaga anestesi. Lalu apa yang terjadi?? 8. Almarhumah mengeluh karena jam kerja yg overload lbh dari 84 jam seminggu. 9. Faktanya: jam kerja yg overload itu adalah kebijakan rumah sakit yg mengikuti kebijakan Kementerian Kesehatan. 10. Tapi selama ini serangan justru pada PPDS Undip nih. Ada apa ya? 11. Mengapa Kemenkes begitu bernafsu mengkambinghitamkan PPDS? Ada kepentingan apa sih? Mari kita ingat kasus yang belum lama ini terjadi. 12. Menkes pecat Dekan FK Unair karena menolak kebijakan impor dokter. 13. Gara-gara itu Menkes dirujak netizen. Dan gitu deh. Menkea cari panggung utk memulihkan namanya. 14. Dan gaes, dibalik itu semua adalah kepentingan Menkes utk mengkooptosi dan politisasi dunia Kedokteran Indonesia. So, buka mata buka telinga.. Mari periksa fakta ya gaes..
Saya afirmatif argumen anda. Tampaknya ada motif lain yg tendensius. Saya pernah jadi ppds obgin unair 88-93. Memang stressful, tapi BUKAN karena bullying. Era tsb tdk ada bullying di obgin fk unair (setidaknya tidak ada seorangpun senior ppds yg berani membully saya)…
Menterinya siapa. Lulusan apa dia, otaknya otak bisnis apa otak pelayanan manusia. Jadi dalam kasus ini banyak hal yang terkait, dan kemenkes harus tanggung jawab juga atas kurikulum spesialis. Lanjut menteri pendidikannya ngapaian aja ya, apakah ngak pernah evaluasi.
Tolong cek ppds unair juga donk. Buat aturan jam kerja, pembagian tugas yg bener. Jgn senior hy pinter nyuruh2 junior utk gantiin jaga shg junior kerja 24 jam gk putus2, tugas milik senior dikasih semua ke junior tp nti yg dpt nilai adalah senior. Belum lagi senior spt preman n tukang palak. Bayar audit independent asing krn Klo dr Indo bs diputar balik kan, kita sama2 tau KKN yg jalan
Rektor Undip aja pusing🥵, bgmn dgn anak2 PPDS? Dibuat aturan yg jelas utk jam kerja maks dan persyaratan lulus dan hrs diawasi ketat, krn PPDS”special” byk yg minta digantiin tugas nya ke PPDS yg non KKN. Klo pasien lebih byk dr dokternya mk univ2 hrs terima lebih byk lagi PPDS nya, jgn yg di terima sbgn besar anak2 dokter specialis (KKN) dan jgn SARA juga donk. Serta gaji donk yg wajar PPDs kita spy gk lari ke LN. Byk yg butuh dibenahi, tp dokter2 jarang yg mengerti sistem management yg bagus. Ayo pak Menkes benerin sblm lengser. Dan jgn lupa jgn pernah ke dokter bedah Undip yg bdn nya spt badak bunting 😂😂☠️☠️
Undip selalu denial membantah adanya bullying dalam dunia PPDS mereka, padahal udah banyak korban nya, cuma para korban diancam tidak boleh bersuara, diancam karirnya akan dimatikan, namanya di blacklist di semua universitas yang ada program PPDS nya, sehingga mereka tidak bisa lanjut sekolah PPDS di Indonesia
Pada 14 Agustus, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes sudah memvonis terjadi bunuh diri karena perundungan. Faktanya investigasi baru mereka lakukan setelahnya. Cara paling sahih untuk membuktikannya adalah dengan otopsi yang tidak dilakukan hingga saat ini. Dan sampai sekarang tidak ditemukan bukti bahwa terjadi bunuh diri. Dan apalagi perundungan yang mengakibatkan bunuh diri
Wah bener"ini ,senior PPDS nya pecat aja semua biar tahu rasa ,kuluah kedokteran itu mahal malah di kasih tekanan mental yg sangat menyakitkan baik fisik maupun materi
Bu...Indonesia kekurangan dokter spesialis....kalau dokter spesialis anda larang praktik di lebih dari 1 RS dan hanya boleh di RS milik pemerintah, lantas pasien ini mau berobat kemana? Banyak rumah sakit swasta saja antrian pasien masih membeludak, yang sakit disuruh nunggu itu kasian lho...kalau mau komentar itu tolong lah cek kondisi di lapangan seperti apa. Saya ini kutu loncat, pasien yang sering dirujuk kesana-kemari mulai RSD sampai RS swasta hanya karena dokter spesialisnya habis SIP-nya, jadi poli yang saya tuju otomatis tutup.
Ngeri juga ya klw ada dokter sperti itu 😢😢..(senior yg membully juniornya )kebayang klw ada dokter yg membully itu skrg dia sedang bekerja RS kalian berobat😢😮
Lama lama juga banyak yang depresi kalau denger video dr aulia danntemen temen ppds kariadi. Kerja lebih 100 jam seminggu kalau diihitung operasi 120an pasien dan icu ratusan pasien. Menyelamatkan nyawa ratusan orang tiap hari digaji gak dikasih makan pun tidak. Padahal mereka magang ppds anestesi ini bukan robot. Bagaimna orang umur 25 sd 45 tahun tidak digaji tidak dikasih makan jam kerja lebih 100 jam setiap minggu seperti ppds anastesi. Pantas banyak yang depresi juga dan ada yang meninggal.
Betul, pengadilan Allah SWT, itu maha adil, krn para malaikat nya mencatat semua kejadian baik atau buruk dari detik kedetik, tak sebutir atoom pun tak tercatat, pasti ternyata, hoooo mau berkelit kemana mau cari dukungan kemana😊
Pk Menkes,Mendikbud ristek serta pkMelki&pk Suharmono,kasus2perundungan dokter (PPDS)sdh menjadi rahasia umum&sdh lama terjadi&merupakan sistem/tradisi/budaya di PPDS, cuma para dokter residen/junior ini takut kena sanksi bila melaporkan senior ke pihak yg berwenang.Bila ada keseriusan dr pihak yg berwenang bs saja menugaskan intel2nya utk mencari fakta sesungguhnya&sdh bs dipastikan kasus pasti terbukti.
pak rektor, pengawasan bukan dari pihak luar lho..UNDIP dong yang harus mengawasi tiap departemen dengan melihat jam kegiatan belajar, dengan bukti ambil semua hp residen cek percakapan mereka
Klo trbukti bnr dan ada dokter yg trlibat, berhentikan dan cabut gelar dokter serta izin prakteknya! Seret mrk ke Pengadilan krn ini layak dimasukkan dlm kategori tindak pidana berat, spy jgn ada siapapun dan di profesi apapun yg menganggap sepele trkait perilaku Perundungan dan Pungli! Enough is enough! Muak melihat manusia2 yg arogan dan licik seperti itu! Tampilan sprti bermartabat...pdhl cm manusia tak beradab! 😡
84 jam perminggu... berat sekali tugasnya (artinya 16,8 jam per hari jika ada libur) ini aturan yang diterapkan di Rumah Sakit, memang beban yang berat, semoga kasus ini bisa merubah sistem menjadi lebih baik . Pak rektor menyarankan itu agar media menanyakan ke kemenkes kenapa itu bisa terjadi, publik butuh tau
lucunya yg mendapatkan gaji dan tunjangan, serta jasa medis adalah dokter penanggung jawab, dan pihak rumah sakit. tapi yg dipekerjakan adalah para residen yg notabene mahasiswa yg sedang belajar dengan dalih tempat menimba ilmu, tapi tidak diatur kapasitas jumlah pasien yg dapat ditangani. seolah hanya memaksimalkan pendapatan rumah sakit, sementara residen tidak mendapatkan kompensasi gaji sm sekali. direktur rs kariadi seolah cuci tangan, ketika viral. sudah jelas sistem feodalisme seperti ini harus dihentikan, dan direktur rs kariadi wajib bertanggung jawab. sy harap direktur rs kariadi mengundurkan diri.
Anak saya baru lulus sekolah kedokteran juga..sebagai ibu lihat berita yg seperti ini pasti khawatir..miris..semoga dengan meninggalnya dokter Aulia bisa terjadi perombakan.. pembersihan bullying2 di kampus FK..dan kampus2 yg lain..beri efek jera..jangan hanya dianggap hal sepele... semoga almarhumah dokter aulia tenang di sisiNYA....karena almarhumah dokter aulia lah.kasus ini diperhatikan..semoga kedepannya tdk.ada lagi bullying2
Sungguh memalukan Undip, demi nama baik dan pencitraan, sampai hari ini masih menyangkal diri. Sudah banyak bukti chat, voicenote, catatan hp, keterangan rekan korban dan anggota keluarga yg beredar di media sosial. Contohlah Unpad yang berani mengakui adanya bullying dan tegas menghukum para pelaku. Jika nanti terbukti, sanksi sosial dari masyarakat akan jauh lebih besar daripada sanksi pidana bagi pelaku. Jangan hanya karena terlanjur klaim Zero Bullying (padahal tidak terlaksana) dan tekanan para spesialis senior dan profesor, justru menghancurkan masa depan alumni Undip ke depan nya 🙏
Pendapat pak Rektor sudah gamblang, beliau terbuka dan menerima pihak manapun yg ingin memperoleh informasi terhadap masalah ini. Kita dukung pak rektor dan hasil investasi dari pihak kepolisian serta kemenkes. Semoga terselesaikan dgn baik.
Semoga pelaksanaannya sesuai yg di omongkan Pak Rektor, menurut saya sudah ada alat bukti yg kuat dan petunjuk yg yg sangat jelas kita tunggu, semoga tidak ada kong kalikong dan takut akan azab akhirat, Karena semua jabatan yg diamanahkan akan dimintai pertanggung jawabkan baik secara hukum dunia maupun azab di akhirat kelak.Aamiin
Harus Tegas di Berantas, Indonesia masih membutuhkan bnyak dokter2 Spesialis, jumlah dokter Spesialis blm seimbang dg jumlah pasien yg hrs ditangani. Bagaimana bisa kita mendapatkan dokter2 Spesialis yg handal jika di dasar pendidikan nya saja Jiwanya sdh dirusak dibikin depresi & ditanamkan jiwa2 Penindas, shingga nantinya tdk akan mempunyai sikap yg ramah & sabar thd pasien2nya, Gmn Indonesia akan maju jika kaum intelektualnya dibentuk dg jiwa2 yg Bengis & Arogan semena-mena......
Nah kaaannn. Dari kemarin² saya bilang periksa direktur RS. Dr. KARIADI. Menkesnya nuding pihak lain tapi beban kerja yg berat datang dari pihak RS. Normal orang kerja perhari 8 jam kok bisa mahasiswa PPDS kerja 18 jam. Kok seolah² pihak RS memanfaatkan adanya mahasiswa PPDS. Kerja rodi.
Perlu ada sinergitas antara instansi terkait (Universitas, Rumah sakit, kemenristekdikti dan kemenkes, pemerintah dan juga peserta didik senior maupun junior), untuk memutus perilaku bullying. Perbaiki sistem pendidikan PPDS dari berbagai lini, tanpa mengabaikan hak residen akan hak finansial, yg memungkinkan menjadi salah satu sumber masalah bullying. Tegakkan hukum, stop bullying.
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan (mendatangkan bencana, menyiksa, membunuh, dsb) kepada orang-orang mukmin (beriman) lelaki dan perempuan kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab neraka yang membakar. (Al-Qur'an surat Al-Buruuj/85 ayat 10).
Jangan hanya klarifikasi tentang super overtime beban kerja PPDS, usut kalau perlu melibatkan komnas HAM karena diduga terjadi eksploitasi tenaga manusia..
Mhs Ppds junior hrs berani ngomong menolak atau memukul Mhs seniornya yg tdk benar dgn tujuan Pendidikan Nasional. Bgmn di SMA, smp n SD yah. Kmn Kemendikbud
Innalillahi wainnailaihi rojiun Selamat jalan menghadap sang kholiq mbak aulia ... Semoga anda adalah mahasiswa terakhir yang menerima bully semoga kedepannya tidak ada lagi..... Dengan susah payah ortu membiayai anaknya dengan harapan bisa sukses menjadi dokter yang terbaik...
Ppds atau camp penyiksaan..Para ortu bisa jd takut anaknya kuliah di FK sdh biayanya tinggi bisa berakhir dgn maut,nanti dokter2 asing yg berpraktek di Indonesia krn akan terjadi kekurangan dokter/dokter spesialis.
Itu kan sampai di tampar ,di lempar rm di depan pasien ,di kunci di kamar mandi ,menurut saya itu tidak manusiawi dan jangan"senior ppds spikopad semua
Bagaimana mau meningkatkan dokter spesialis kalau sistim pendidikan kedokteran spesialis diberlakukan seperti mahasiswa baru,harus ada aturan tentang hal ini yg tegas terhadap utama perlindungan husus pada siswa PPDS
seorg pemimpin pasti akan mau bertanggungjawab dan mengakui kesalahan... tp seorg diktator... anti kritik, mencari kambinghitam, melempar tanggungjawab dan omongannya terlalu ambisi menyentuh langit
semoga penyelidikan komprehensif, trace semua pihak termasuk dokter2 senior yg sok bijak soal pendidikan kedokteran yg ngejustifikasi tindakan bullying, jelas2 beda keras dan bully itu
Saya harap setiap pihak yang terkait ngga saling tuding lagi pihak mana yang salah, pihak mana yang bertanggung jawab. Sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia butuh pembaharuan di berbagai sisi. Mindset yang bilang pendidikan dokter/doter spesialis butuh training ketahanan mental dengan cara-cara yang tidak manusiawi adalah omong kosong. Mental seorang dokter yg dilihat dari bagaimana mereka menerapkan terapi yang benar dan sesuai dengan kebutuhan pasiennya, integritas utk memberikan yg terbaik, entah itu operasi, obat, atau modalitas lain yg mereka punya, di atas kebutuhan pribadi mereka. Operasi yang panjang sudah makanan sehari2 dokter2 di bagian bedah, obgyn, dan anestesi. Apa mereka butuh ditraining ketahanan mentalnya dengan cara tunduk kepada senior, mengeluarkan uang dalam jumlah besar yg bukan utk pendidikannya, ditekan mental dan psikisnya dengan cara2 yg tidak manusiawi?
Betul sekali, dokter spesialis sering kali memberi pekerjaan kepada mahasiswa PPDS yg seharusnya bukan beban mereka. Seperti yg sy alami, ketika suami sy dirawat di kamar VIP di RS Pemerintah di Jkt Timur, seharusnya yg visite suami sy adalah dokter spesialis yg merawat suami sy. Tp selama suami sy dirawat selama 1 bulan lebih, yg tiap hari visite adalah mahasiswa PPDS, dokter spesialis hanya berkunjung 1 kali saja sesudah operasi. Pdhal suami sy dirawat di Kamar VIP lho...
Wouw... Gak disangka di PPDS yg berpendidikan tinggi msh ada Bullying. Ayo pak Menkes usut tuntas kasus Dr Aulia, mgkn jg ada di tmpt2 lain. Jangan sampai terjadi spt Dr Aulia
aulia kasian kamu...semoga ALLAH mengampunimu dan menerima mu di tempat yg terindah
Dari kasus dr.Aulia semua stakeholder pemegang kekuasaan harus membuka mata, naluri, tangannya sebagai manusia untuk mentransformasi sistem pendidikan kesehatan di Indonesia.
Universitas, RS dan Kemenkes harus satu tujuan.
Kebutuhan dokter spesialis sangat banyak, mohon dengan hormat TIDAK DIPERSULIT saat akan masuk dan TIDAK DIPERSULIT saat menjalani pendidikan PPDS.
Sebab kl d persulit, pasti para dokter takut n ragu² utk melanjutkan penddkn spesialis
Betul sekali kita butuh dokter umum maupun spesialis dari itu jgn dipersulit untuk sekolah kedokteran , dan gaji dokter harus diperhatikan supaya dokter itu tugas fokus di satu rumah sakit jika betul betul ingin Indonesia ini menuju generasi yg sehat jasmani dan rohani.
Setuju dengan pak Rektor. Harus diselidiki juga pihak Direktur RS. DR. Kariadi Semarang.
Seolah memanfaatkan mahasiswa PPDS kerja overtime.
Di undip senior menindas ppds yunior sudah dari dulu, yunior disuruh bayarin makan mewah tiap malam kalo jaga apalagi residen kandungan.
Pantesan rumah sakit Dr. Kariadi pernah terbakar, karena banyak iblisnya di sana
Iya jangan jangan ini salah fokus ini, seperti pak rektor bilang...residen dokter termasuk mahasiswa PPDS ini mengikuti pola kerja di Rumah Sakit yang mana bukan 100 persen ranah Undip, dan itu pola kerja diatur oleh kemenkes...mari kita lihat fakta baru ini
@@Putripernama-f1ssebenarnya isu ini udh ada yg hembuskan di Twitter, namun banyak yg ga percaya. Herannya bgs ga ngecek ini secara terbuka. 🤔🤔
@@samsungm20new, kalauu disebut senior menindas junior berarti kan masih sama2 berstatus mahasiswa PPDS kan.. Jadi itu artinya mahasiswa UNDIP. Jadi FK UNDIP nggak bs mengelak dr kesalahan juga.
Hukum harus ditegakkan demi keadilan.
Utus sampai tuntas, mulai dari universitasnya, rumah sakitnya dan senior seniornya...
Proses pidana dugaan pemerasan oleh senior hrs diusut tuntas
Saya himbau adik2 dokter harus berani tegakan dignity kalian jangan mau jadi korban hanya krn mau jadi spesialis. Hidup ini gak harus jadi spesialis tapi happy dan berguna biat banyak.orang..ayo speak up
Diancam, kak... Jika buka mulut, karirnya akan dihancurkan, namanya akan di blacklist di semua universitas yang ada program PPDS nya
Wah ternyata perkuliahan Program PPDS 95 persen dilaksanakan di Rumah Sakit dan mengikuti aturan rumah sakit, termasuk jam kerja, sepertinya kita juga harus berimbang melihat fakta ini, harus ada investigasi ke rumah sakit juga bertanggung jawab pada kasus ini. Semoga kebenaran bisa lebih berimbang
Yg berani speak up, tdk akan diberi kasus dan tugas oleh seniornya, dan dendamnya sampai praktek nanti...
Dr Aulia..dia mengorbankan karirnya, klgnya nyawanya
Ya Alloh ampuni dosa" nya, balaslah pengorbanannya yg trbaik
@@ranghebat9211ya Allah...parah banget.Gk ngira para dokter yg oleh masyarakat imagenya baik ternyata bejat 🤦
Saya sepenuhnya mendukung langkah Pak Rektor Undip dan Prof. Harnomo. Harapan saya, kasus ini bisa segera terpecahkan dengan adil dan transparan, sehingga semua pihak mendapatkan kejelasan yang dibutuhkan.
Sikat yg ngbulyy, hukum harus d tegak kn.
Betapa murahnya nyawa manusia indo
Turut berduka cita yg sedalam-dalamnya untuk dr. Aulia :(
Kita semua kawal & usut tuntas untuk kasus ini agar kebenarannya segera terungkap. Semangat pak Rektor & tim investigasi
Kematian peserta didik diharapkn bisa dijadikn momentum memberantasan sikap feodal + pemerasan di dunia pendidikn karir di Indonesia.
Semangat, Pak Rektor 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
Sikap Bapak yang terbuka untuk kasus ini sangat keren.
Semoga almarhumah tenang disana dan keluarga di beri ketabahan
Pihak Berwenang Tolong di cek Fakultas2 Kedokteran2 lain di seluruh Indonesia yang menyelenggarakan PPDS, sudah menjadi rahasia umum hal ini sudah berlangsung lama dan masif.
Cukup jelas penjelasan dari pak Rektor, bullying tidak pernah bisa dibenarkan di mana pun. Kawal secara tuntas agar keadilan bisa ditegakkan dan lingkungan kampus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua.
Kasus bullying ini BENAR-BENAR TERJADI.
Sistim belajar berjenjang dengan peserta PPDS per angkatan yang relatif sangat sedikit, menutup ruang untuk berani berteriak; karena semua jenjang terlibat !!!
Karena semua jenjang terlibat ...apa masudnya kawan tolong di jelaskan biar tau siapa siapa saja yg ikut terlibat
Jangan ada institusi yang kebal hukum....kalau mau maju
Di undip senior menindas ppds yunior sudah dari dulu, yunior disuruh bayarin makan mewah tiap malam kalo jaga apalagi residen kandungan.
almarhum sdh berkorban demi terungkapnya kebenaran , semoga almarhum damai disisi NYA
Harus dihukum pelakunya
Semangaat Pak Rektor selalu mendukung segala proses mengungkap kebenaran, keadilan, serta selalu kooperatif dalam segala hal-hal yang baik.
Jangan mudah percaya om ini sudah pasti lama berlangsung kan nggak mungkin rektornya tidak tau dia sudahlah pecat saja rektornya dan antek anteknya sebagi shock terapi tapi pemerintah pun takut ini jadi masalah
Sifat adigang adigung adiguna dokter spesialis senior ke yunior bukan hanya di dunia pendidikan di dunia kerja saja masih terjadi walau tidak semua, ttp sering sy malihat sendiri sampai2 mempersulit Yunior utk berkembang
Almh dr Aulia adalah pahlawan bagi semua krn meninggalnya beliau membuka bobroknya sistem pendidikan ppds di rs vertikal kemenkes. Mjd momentum perbaikan sistem PPDS. Praktek kerjanya mengikuti aturan kerja rumah sakit, sementara aturan kerja rumah sakit tdk manusiawi. 84 jam perminggu, sdh melebihi dari jam kerja normal. Beban kerja 2x lipat.
Di undip senior menindas ppds yunior sudah dari dulu, yunior disuruh bayarin makan mewah tiap malam kalo jaga apalagi residen kandungan.
Cuma anestesi di undip aja yg beban kerja nya 18 jam pee hari, 5 hari gak pulang pulang dari rumah sakit... Sementara di anestesi UI gak segitu nya... Cuma 2 hari yg gak pulang
Bukan 84 jam per minggu, kak.. Tapi 18 jam per hari
Betul tuh betul
@@ranghebat9211 Faktanya: jam kerja yang overload itu adalah kebijakan rumah sakit yang mengikuti kebijakan kementerian Kesehatan
Saluran laporan perundungan sbg slh 1 langkah yg baik jk ternyata perundungan.
Namun hrs ada langkah yg lbh ptg & lbh baik, yaitu langkah pencegahan nya di smua t4, a.l. :
1. evaluasi aturan beban matkul tolak ukur kelulusan yg disesuaikan dg waktu penyelesaian nya.
2. Ada Aturan yg berisi a.l. : kriteria perundungan ( dlm btk apa pun, dll ), pemberian sanksi, dll
3. Sgr psg CCTV di bbrp area yg diperkirakan rwn tindakan yg langgar aturan ( area parkir, KM WC, blkg gedung, jl dlm & luar t4 ( sklh , kampus, fasum, dll ), dll
4. Saat kegiatan diijinkan hp nyala tp dg vol. plg kcl & tanda gtr, agr jk ada drrt bs lsg gunakan aplikasi yg sesuai, bkn hrs tunggu nyalakan hp nya dl
Gulung habiiiissss. Jangan sampai ada lagi PPDS yang di perlakukan secara biadab
Alah bohong. pemimpin institusinya saja masih membela gitu. masyarakat sudah pintar sekarang boss. dasar sarang bullying.
@@samsungm20new IDI maksudnya? ya jangan tergantung kepada IDI donk. Dalam kasus ini IDI tidak bisa di andalkan
🎉
Tanpa mengurangi rasa prihatin dan bela sungkawa yang mendalam untuk korban mari kita tunggu hasil investigasi dari eksternal dan kepolisian. Merka sampai saat ini belum menyampaikan bahwa korban bunuh diri, tapi banyak media menggiring opini kesana, mari kita lihat ini dengan jernih.
Kita kuliah dimana?semua ada bullying?mulai mahasiswa baru.pengenalan kampusdibully
Bukanya dari awal pihak univ.Undip menyatakan meninggalnya almh.dokter Aulia tdk ada hubungannya dengan perundungan ya...jadi kesannya kyk ditutup-tutupi
Lebih baik menunggu hasil investigasi secara menyeluruh dari berbagai pihak
Penjelasan rektor undip jelas bingit, terbuka utk siapa saja. Mestinya semua pihak jangan ikut framing yg memaksakan kematian almarhum akibat bullying. Salam akal sehat
Yang benar biar tetap menjadi benar, yang salah biar tetap salah, kawal sampai tuntas stop perundungan. Semoga fakta segera terungkap
Semoga dr. Aulia damai abadi di surga mulia. Dr. Aulia pantas menjadi pahlawan pembaharu dalam dunia pendidikan kedokteran. Usut tuntas Pak polisi para pelaku bullying, hukum yang seberat-beratnya.
Jangan cuma di hukum bila perlu di pecat agar pelaku nya mikir betapa kejam nya pelakunya memperlakuan para calon dokter muda dgn menindas memeras sampai meninggal dunia jahat sekali para senior nya preman
Semua dokter spesialis atau dokter umum mengetahui masalah PPDS stau KOAS yang luar biasa jahat dan tidak manusiawi...
Benar, sy dengar langsung dr seorang dokter umum yg biasa dtng ke. Salonku.
Kematian dokter PPDS adalah salah satu korban pemerasan, penganiayaan oleh dokter senior yang berencana.
Sebaiknya program pendidikan specialist disesuaikan dgn best practises di dunia dan dipraktekan di slrh dunia kecuali indonesia..
Usuuuuuutttt Pak Pol.....
ada korban dan harus ada yg di hukum berat....
TAHUN 2024 JADI CATATAN BURUK UNDIP. SETELAH KEMARIN SALAH SATU DOSEN FAKULTAS HUKUM UNDIP YANG JUGA MANTAN KETUA KPU RI, DIPECAT KARENA PERILAKU YANG TIDAK PATUT. (APAKAH YBS JUGA SUDAH DIPECAT SEBAGAI DOSEN UNDIP???) KINI GILIRAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP YANG BERMASALAH. SEMOGA TIDAK TERULANG DAN TIDAK MENJALAR KE KAMPUS2 LAINNYA. USUT TUNTAS KASUS2 TSB...
Saya setuju apa yang disampaikan Rektor Undip, semoga proses penyelidikan yang sedang berlangsung dapat segera menemukan titik terang dan mendapatkan kejelasan atas kejadian ini, serta keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan.
Usut tuntastastas. Jgn ada alasan almarhumah sdg depresi . Kalo depresi ya krn di bullying, diperas tenaga dan kantongnya oleh senior2nya.
Ayo p menteri dan dpr, contohi sistem peserta program ppds di luar negeri.
Betulll 👍👍👍 depresinya ya karena Di bully ,,Di peras tenaga, yg senior semena mena memperlakukan junior nya, belum lagi adanya palak memalak antara senior ke junior
Bagaimana gak depresi gak digaji gak dikasih makan kerja 100 jam lebih dalam seminggu. Melayani operasi sehari sampai 120an pasien anestesi belum pasien icu dan tindakan lain. Minimal kalau gak digaji makanlah. Lama lama juga banyak yang depresi.
@@AnnisaFitriana-n2v para senior yg bejat bully Sama dengan membunuh Tanpa menyentuh,, membunuh dengan cara menyerang mental menyerang financial junior,, UNDIP Kalo terus mengelak membantah adanya perundungan berarti UNDIP membela melindungi pembunuh yg Ada Di program PPDS,, lihat lah nyawa anak bangsa melayang Sia Sia demi meraih cita cita yg berujung kematian,, bukan cuman Dokter Aulia saja,, Ayahanda Dokter Aulia pun meninggal juga,, UNDIP Demi Nama baik kampus selalu mengelak Dan membantah adanya perundungan
Bukan hanya bullying tapi kena guna-guna juga, ada spiritualis juga yg di kenakan ke dia, banyak caranya, termasuk lewat hpnya
Unggah terus ... hingga jelas semua permasalahan yg ada. Tks 🙏
JANGAN DITUTUP-TUTUPI LG BIAR JELAS...!
Semua posisi sdh tahu kalo sistemnya seperti ini dari rektor,dekan,dosen mahasiswa dll sdh pada tahu cuma di biarkan selama tdk ada kasus nah sekarang momentnya meledak.
Cari senior yg berbuat keji .cari di RS Kariadi,siapa pelaku nya. Maka nya jangan menolak klau ada dokter spesialis dri luar negri.
Yuk kita cek fakta gaes:
1. Pd 14 Agustus 2024, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes sdh memvonis tjd bunuh diri krn perundungan.
2. Faktanya investigasi baru mereka lakukan setelahnya.
3. Cara paling sahih untuk membuktikannya adalah dg otopsi yg tdk dilakukan hingga saat ini.
4. Dan sampai sekarang tidak ditemukan bukti bahwa terjadi bunuh diri, apalagi perundungan yg mengakibatkan bunuh diri.
5. Peristiwa bunuh diri ini bahkan disangkal oleh ibunda dan pengacara almarhumah sendiri.
6. Celakanya, tuduhan sepihak dari Yankes itu dijadikan dasar utk menutup Program Studi yg merugikan 80 mahasiswa lainnya.
7. Penutupan itu jg merugikan RS Kariadi mengakibatkan antrian panjang pasien tak terlayani krn kekurangan tenaga anestesi.
Lalu apa yang terjadi??
8. Almarhumah mengeluh karena jam kerja yg overload lbh dari 84 jam seminggu.
9. Faktanya: jam kerja yg overload itu adalah kebijakan rumah sakit yg mengikuti kebijakan Kementerian Kesehatan.
10. Tapi selama ini serangan justru pada PPDS Undip nih. Ada apa ya?
11. Mengapa Kemenkes begitu bernafsu mengkambinghitamkan PPDS? Ada kepentingan apa sih?
Mari kita ingat kasus yang belum lama ini terjadi.
12. Menkes pecat Dekan FK Unair karena menolak kebijakan impor dokter.
13. Gara-gara itu Menkes dirujak netizen. Dan gitu deh. Menkea cari panggung utk memulihkan namanya.
14. Dan gaes, dibalik itu semua adalah kepentingan Menkes utk mengkooptosi dan politisasi dunia Kedokteran Indonesia.
So, buka mata buka telinga.. Mari periksa fakta ya gaes..
Saya afirmatif argumen anda.
Tampaknya ada motif lain yg tendensius.
Saya pernah jadi ppds obgin unair 88-93. Memang stressful, tapi BUKAN karena bullying. Era tsb tdk ada bullying di obgin fk unair (setidaknya tidak ada seorangpun senior ppds yg berani membully saya)…
memang sistim ajar yang dilakukan TIDAK MANUSIAWI.
Menterinya siapa. Lulusan apa dia, otaknya otak bisnis apa otak pelayanan manusia. Jadi dalam kasus ini banyak hal yang terkait, dan kemenkes harus tanggung jawab juga atas kurikulum spesialis. Lanjut menteri pendidikannya ngapaian aja ya, apakah ngak pernah evaluasi.
Usut tuntas adili yg terlibat
Usut tuntas ..................
Buat standard,
Batasan jam tugas,
Nomor pengaduan resmi..
Kalau tugas lebih dari 12 jam kan pelanggaran...
Selain bullying jg pemalakan
Tolong cek ppds unair juga donk.
Buat aturan jam kerja, pembagian tugas yg bener. Jgn senior hy pinter nyuruh2 junior utk gantiin jaga shg junior kerja 24 jam gk putus2, tugas milik senior dikasih semua ke junior tp nti yg dpt nilai adalah senior. Belum lagi senior spt preman n tukang palak.
Bayar audit independent asing krn Klo dr Indo bs diputar balik kan, kita sama2 tau KKN yg jalan
Rektor Undip aja pusing🥵, bgmn dgn anak2 PPDS?
Dibuat aturan yg jelas utk jam kerja maks dan persyaratan lulus dan hrs diawasi ketat, krn PPDS”special” byk yg minta digantiin tugas nya ke PPDS yg non KKN.
Klo pasien lebih byk dr dokternya mk univ2 hrs terima lebih byk lagi PPDS nya, jgn yg di terima sbgn besar anak2 dokter specialis (KKN) dan jgn SARA juga donk. Serta gaji donk yg wajar PPDs kita spy gk lari ke LN.
Byk yg butuh dibenahi, tp dokter2 jarang yg mengerti sistem management yg bagus. Ayo pak Menkes benerin sblm lengser.
Dan jgn lupa jgn pernah ke dokter bedah Undip yg bdn nya spt badak bunting 😂😂☠️☠️
Setujuuu,...!!!!
Gass pak rektor, salut sekali atas sikap terbuka beliau… kita kawal bersama sampai tuntas. Semoga kasus ini segera terungkap kebenarannya.
Jangan takut demi kebenaran
Undip selalu denial membantah adanya bullying dalam dunia PPDS mereka, padahal udah banyak korban nya, cuma para korban diancam tidak boleh bersuara, diancam karirnya akan dimatikan, namanya di blacklist di semua universitas yang ada program PPDS nya, sehingga mereka tidak bisa lanjut sekolah PPDS di Indonesia
Pada 14 Agustus, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes sudah memvonis terjadi bunuh diri karena perundungan. Faktanya investigasi baru mereka lakukan setelahnya. Cara paling sahih untuk membuktikannya adalah dengan otopsi yang tidak dilakukan hingga saat ini. Dan sampai sekarang tidak ditemukan bukti bahwa terjadi bunuh diri. Dan apalagi perundungan yang mengakibatkan bunuh diri
Wah bener"ini ,senior PPDS nya pecat aja semua biar tahu rasa ,kuluah kedokteran itu mahal malah di kasih tekanan mental yg sangat menyakitkan baik fisik maupun materi
alhamdulillah rektor undip sudah menjelaskan dg gamblang. kemenkes juga perlu bertanggungjawab. tidak hanya lempar handuk ke undip
Kalau ketahuan orangx pecat sj n penjarakan , jd efek jera n tdk terulang lagi perundungan n pemerasan thhdp mahasiswa ppds
💯% DUKUNG KEMENKES !!!
BRAVO Bapak Mentri Kesehatan.... Lanjuuuut dan usut tuntas. Pidanakan semua yg terlibat pembullyan dan Pemalakan. SEMANGAT 🔥💪🔥
kasus malpraktik saja bisa "KAMI" tangani dengan baik tanpa adanya celah hukum, apalagi hanya kasus sepele seperti ini!. 🤓
Ditertibkan aja dokter2 senior yg padahal sudah PNS tapi masih banyak cari sampingan dengan praktek di RS swasta.
wkwkwk kok aneh malah nyalahin dokter praktek di swasta.
Bu...Indonesia kekurangan dokter spesialis....kalau dokter spesialis anda larang praktik di lebih dari 1 RS dan hanya boleh di RS milik pemerintah, lantas pasien ini mau berobat kemana? Banyak rumah sakit swasta saja antrian pasien masih membeludak, yang sakit disuruh nunggu itu kasian lho...kalau mau komentar itu tolong lah cek kondisi di lapangan seperti apa. Saya ini kutu loncat, pasien yang sering dirujuk kesana-kemari mulai RSD sampai RS swasta hanya karena dokter spesialisnya habis SIP-nya, jadi poli yang saya tuju otomatis tutup.
Ngeri juga ya klw ada dokter sperti itu 😢😢..(senior yg membully juniornya )kebayang klw ada dokter yg membully itu skrg dia sedang bekerja RS kalian berobat😢😮
Lama lama juga banyak yang depresi kalau denger video dr aulia danntemen temen ppds kariadi. Kerja lebih 100 jam seminggu kalau diihitung operasi 120an pasien dan icu ratusan pasien. Menyelamatkan nyawa ratusan orang tiap hari digaji gak dikasih makan pun tidak. Padahal mereka magang ppds anestesi ini bukan robot. Bagaimna orang umur 25 sd 45 tahun tidak digaji tidak dikasih makan jam kerja lebih 100 jam setiap minggu seperti ppds anastesi. Pantas banyak yang depresi juga dan ada yang meninggal.
Kerusakan moral sudah menyeluruh disemua profesi, IDI ngapain aja ya???
Setelah terdesak baru ngomong terbuka.
Ayo jujur ...sebelum Allah buka semua.
Betul, pengadilan Allah SWT, itu maha adil, krn para malaikat nya mencatat semua kejadian baik atau buruk dari detik kedetik, tak sebutir atoom pun tak tercatat, pasti ternyata, hoooo mau berkelit kemana mau cari dukungan kemana😊
, jika memang benar ada "pemalakan" oleh para seniornya, semoga Allah Subhannahu wata'ala melaknat mereka...
Pk Menkes,Mendikbud ristek serta pkMelki&pk Suharmono,kasus2perundungan dokter (PPDS)sdh menjadi rahasia umum&sdh lama terjadi&merupakan sistem/tradisi/budaya di PPDS, cuma para dokter residen/junior ini takut kena sanksi bila melaporkan senior ke pihak yg berwenang.Bila ada keseriusan dr pihak yg berwenang bs saja menugaskan intel2nya utk mencari fakta sesungguhnya&sdh bs dipastikan kasus pasti terbukti.
Berbahaya sekali KEDZALIMAN itu baik di dunia maupun di akhirat.. Nas alullahas salamah wal 'afiyah
pak rektor, pengawasan bukan dari pihak luar lho..UNDIP dong yang harus mengawasi tiap departemen dengan melihat jam kegiatan belajar, dengan bukti ambil semua hp residen cek percakapan mereka
yg dicap penyelamat (dokter) jg bisa jd monster
Minta tolong bpk DPR usut tuntas fakultas yg terkait
Rektornya juga denial
ya pasti takut klo melapor, karena klo melapor semakin di bully senior.
Selidiki juga masalah pemerasan yg di lakukan oleh dokter senior.
Klo trbukti bnr dan ada dokter yg trlibat, berhentikan dan cabut gelar dokter serta izin prakteknya! Seret mrk ke Pengadilan krn ini layak dimasukkan dlm kategori tindak pidana berat, spy jgn ada siapapun dan di profesi apapun yg menganggap sepele trkait perilaku Perundungan dan Pungli! Enough is enough! Muak melihat manusia2 yg arogan dan licik seperti itu! Tampilan sprti bermartabat...pdhl cm manusia tak beradab! 😡
Tidak menutup kemungkinan di tempat lain juga berlaku seperti ini ....
84 jam perminggu... berat sekali tugasnya (artinya 16,8 jam per hari jika ada libur) ini aturan yang diterapkan di Rumah Sakit, memang beban yang berat, semoga kasus ini bisa merubah sistem menjadi lebih baik . Pak rektor menyarankan itu agar media menanyakan ke kemenkes kenapa itu bisa terjadi, publik butuh tau
memang minimal 15 jam sehari
lucunya yg mendapatkan gaji dan tunjangan, serta jasa medis adalah dokter penanggung jawab, dan pihak rumah sakit. tapi yg dipekerjakan adalah para residen yg notabene mahasiswa yg sedang belajar dengan dalih tempat menimba ilmu, tapi tidak diatur kapasitas jumlah pasien yg dapat ditangani. seolah hanya memaksimalkan pendapatan rumah sakit, sementara residen tidak mendapatkan kompensasi gaji sm sekali. direktur rs kariadi seolah cuci tangan, ketika viral. sudah jelas sistem feodalisme seperti ini harus dihentikan, dan direktur rs kariadi wajib bertanggung jawab. sy harap direktur rs kariadi mengundurkan diri.
Inilah bukti nyata, akibat lemahnya pelaksanaan system hukum di negara kita. Tetap semangat p. Menteri dan DPR RI, untuk memperbaikinya,....
Anak saya baru lulus sekolah kedokteran juga..sebagai ibu lihat berita yg seperti ini pasti khawatir..miris..semoga dengan meninggalnya dokter Aulia bisa terjadi perombakan.. pembersihan bullying2 di kampus FK..dan kampus2 yg lain..beri efek jera..jangan hanya dianggap hal sepele... semoga almarhumah dokter aulia tenang di sisiNYA....karena almarhumah dokter aulia lah.kasus ini diperhatikan..semoga kedepannya tdk.ada lagi bullying2
Sungguh memalukan Undip, demi nama baik dan pencitraan, sampai hari ini masih menyangkal diri. Sudah banyak bukti chat, voicenote, catatan hp, keterangan rekan korban dan anggota keluarga yg beredar di media sosial. Contohlah Unpad yang berani mengakui adanya bullying dan tegas menghukum para pelaku. Jika nanti terbukti, sanksi sosial dari masyarakat akan jauh lebih besar daripada sanksi pidana bagi pelaku. Jangan hanya karena terlanjur klaim Zero Bullying (padahal tidak terlaksana) dan tekanan para spesialis senior dan profesor, justru menghancurkan masa depan alumni Undip ke depan nya 🙏
Di undip senior menindas ppds yunior sudah dari dulu, yunior disuruh bayarin makan mewah tiap malam kalo jaga apalagi residen kandungan.
@@samsungm20new bukan cuma di undip bang. Di kampus laen juga sama aja.
"Anda buzzer kemenkes yaa.. pendapat rektor sangat clear menyerahkan ke pihak aparat berwajib kok masih dibilang denial....
Pendapat pak Rektor sudah gamblang, beliau terbuka dan menerima pihak manapun yg ingin memperoleh informasi terhadap masalah ini. Kita dukung pak rektor dan hasil investasi dari pihak kepolisian serta kemenkes. Semoga terselesaikan dgn baik.
@@MinaSita-q1v gamblang apaan. ngeles alus itu mah
Sebaiknya PPDS Senior dan Junior tidak saling ketemu......mereka masing2 langsung ketemu dengan dosennya......
Itu krn dosennya sibuk sulit bagi waktu sehingga urusan siswa baru ppds di serahkan ke mahasiswa senior..
Bullying di akademi militer/polisi juga gak kalah sadis
penjelasannya pak Rektor sangat jelas...kerreenn
Di luar negeri perlakuan dr,sangat memuaskan terhadap pasien aku sudah mengalami.kumpul uang lebih baik berobat keluarga negeri,kandang lebih murah.
Hmmm calon dr spesialis bukan cm bullying, kadang ada yg lbh dri itu.. Miris.
Semoga pelaksanaannya sesuai yg di omongkan Pak Rektor, menurut saya sudah ada alat bukti yg kuat dan petunjuk yg yg sangat jelas kita tunggu, semoga tidak ada kong kalikong dan takut akan azab akhirat, Karena semua jabatan yg diamanahkan akan dimintai pertanggung jawabkan baik secara hukum dunia maupun azab di akhirat kelak.Aamiin
Harus Tegas di Berantas, Indonesia masih membutuhkan bnyak dokter2 Spesialis, jumlah dokter Spesialis blm seimbang dg jumlah pasien yg hrs ditangani. Bagaimana bisa kita mendapatkan dokter2 Spesialis yg handal jika di dasar pendidikan nya saja Jiwanya sdh dirusak dibikin depresi & ditanamkan jiwa2 Penindas, shingga nantinya tdk akan mempunyai sikap yg ramah & sabar thd pasien2nya, Gmn Indonesia akan maju jika kaum intelektualnya dibentuk dg jiwa2 yg Bengis & Arogan semena-mena......
Kemenkes haloooo??? 84 jam perminggu?? jangan hanya salahkan Universitas jadi bahan bullyan padahal regulasinya kerja PPDS dr Kemenkes.
Nah kaaannn. Dari kemarin² saya bilang periksa direktur RS. Dr. KARIADI. Menkesnya nuding pihak lain tapi beban kerja yg berat datang dari pihak RS. Normal orang kerja perhari 8 jam kok bisa mahasiswa PPDS kerja 18 jam. Kok seolah² pihak RS memanfaatkan adanya mahasiswa PPDS. Kerja rodi.
Jam kerja real PPDS anes undip kurang lebih 130-140 jam/minggu 😮 prove me wrong
Di undip senior menindas ppds yunior sudah dari dulu, yunior disuruh bayarin makan mewah tiap malam kalo jaga apalagi residen kandungan.
@@dr.luckychrisnamahenta6092 20 jam/hari bang? Mampuuuussss
Bukan 84 jam per minggu lagi, kak... Tapi 18 jam per hari😢😢😢
Perlu ada sinergitas antara instansi terkait (Universitas, Rumah sakit, kemenristekdikti dan kemenkes, pemerintah dan juga peserta didik senior maupun junior), untuk memutus perilaku bullying. Perbaiki sistem pendidikan PPDS dari berbagai lini, tanpa mengabaikan hak residen akan hak finansial, yg memungkinkan menjadi salah satu sumber masalah bullying. Tegakkan hukum, stop bullying.
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan (mendatangkan bencana, menyiksa, membunuh, dsb) kepada orang-orang mukmin (beriman) lelaki dan perempuan kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab neraka yang membakar. (Al-Qur'an surat Al-Buruuj/85 ayat 10).
Polri harus bertindak jangan biarkan ini keterlaluan sampai meninggal
Jangan hanya klarifikasi tentang super overtime beban kerja PPDS, usut kalau perlu melibatkan komnas HAM karena diduga terjadi eksploitasi tenaga manusia..
Mhs Ppds junior hrs berani ngomong menolak atau memukul Mhs seniornya yg tdk benar dgn tujuan Pendidikan Nasional. Bgmn di SMA, smp n SD yah. Kmn Kemendikbud
Innalillahi wainnailaihi rojiun
Selamat jalan menghadap sang kholiq mbak aulia ... Semoga anda adalah mahasiswa terakhir yang menerima bully semoga kedepannya tidak ada lagi..... Dengan susah payah ortu membiayai anaknya dengan harapan bisa sukses menjadi dokter yang terbaik...
Berarti benar dokter2 di indonesia masih kurang...benar lah keputusan pemerintah untuk mendatangkan dokter2 dri luar negri...
Ppds atau camp penyiksaan..Para ortu bisa jd takut anaknya kuliah di FK sdh biayanya tinggi bisa berakhir dgn maut,nanti dokter2 asing yg berpraktek di Indonesia krn akan terjadi kekurangan dokter/dokter spesialis.
Itu kan sampai di tampar ,di lempar rm di depan pasien ,di kunci di kamar mandi ,menurut saya itu tidak manusiawi dan jangan"senior ppds spikopad semua
Ikut berduka cita bagi keluarga korban mafia ppds undip😢
harus nya nanya ke IDI, kolegium dan Rumah Sakit. UNDIP cuma sebagai pintu pendaftaran masuk saja
Sy pernah alami, operasi Caesar blm selesai, sdh rasakan kesakitan
Apk. munkin dosis nya krg ?
Astaghfirullahalazim
Bagaimana mau meningkatkan dokter spesialis kalau sistim pendidikan kedokteran spesialis diberlakukan seperti mahasiswa baru,harus ada aturan tentang hal ini yg tegas terhadap utama perlindungan husus pada siswa PPDS
seorg pemimpin pasti akan mau bertanggungjawab dan mengakui kesalahan... tp seorg diktator... anti kritik, mencari kambinghitam, melempar tanggungjawab dan omongannya terlalu ambisi menyentuh langit
semoga penyelidikan komprehensif, trace semua pihak termasuk dokter2 senior yg sok bijak soal pendidikan kedokteran yg ngejustifikasi tindakan bullying, jelas2 beda keras dan bully itu
Saya harap setiap pihak yang terkait ngga saling tuding lagi pihak mana yang salah, pihak mana yang bertanggung jawab. Sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia butuh pembaharuan di berbagai sisi. Mindset yang bilang pendidikan dokter/doter spesialis butuh training ketahanan mental dengan cara-cara yang tidak manusiawi adalah omong kosong. Mental seorang dokter yg dilihat dari bagaimana mereka menerapkan terapi yang benar dan sesuai dengan kebutuhan pasiennya, integritas utk memberikan yg terbaik, entah itu operasi, obat, atau modalitas lain yg mereka punya, di atas kebutuhan pribadi mereka. Operasi yang panjang sudah makanan sehari2 dokter2 di bagian bedah, obgyn, dan anestesi. Apa mereka butuh ditraining ketahanan mentalnya dengan cara tunduk kepada senior, mengeluarkan uang dalam jumlah besar yg bukan utk pendidikannya, ditekan mental dan psikisnya dengan cara2 yg tidak manusiawi?
Betul sekali, dokter spesialis sering kali memberi pekerjaan kepada mahasiswa PPDS yg seharusnya bukan beban mereka. Seperti yg sy alami, ketika suami sy dirawat di kamar VIP di RS Pemerintah di Jkt Timur, seharusnya yg visite suami sy adalah dokter spesialis yg merawat suami sy. Tp selama suami sy dirawat selama 1 bulan lebih, yg tiap hari visite adalah mahasiswa PPDS, dokter spesialis hanya berkunjung 1 kali saja sesudah operasi. Pdhal suami sy dirawat di Kamar VIP lho...
Loh kok gitu, bayar umum