Penting untuk diingat bahwa Konstantinus dalam Edik Milan (313) TIDAK menetapkan Kekristenan menjadi agama kekaisaran. Dekrit Milan hanya menyatakan adanya kebebasan beragama. Baru pada era Kaisar Teodosius (381) yang menetapkan teokrasi: Kekristenan menjadi agama negara. Begitu.
mungkin ini tambahan menjawab dosa asal yg ditanyakan kapan dosa asal itu? yg artinya sdah didalam alkitab dijelaskan para rasul (St Agustinus sbgai bapa Gereja hanya menambah/mendukung konsep awal): Dosa asal ini diturunkan kepada semua manusia: “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mz 51:7). “Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” (Ay 14:4). “Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.“(Keb 2:24). “From the woman came the beginning of sin, and by her we all die.” (LXX/ Septuagint - Sir 25:33). Dan kemudian rasul Paulus memberikan penegasan dengan memberikan perbandingan antara Adam, manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa kesombongan, dan Kristus yang membebaskan manusia dari dosa dengan ketaatan kepada Allah (Rom 5:12-21, lihat juga Rom 5:12-19, 1 Kor 15:21, dan Ef 2:1-3). Dan konsep tentang dosa asal juga didukung oleh bapa Gereja, seperti Santo Agustinus (De Nupt. et concupt. II 12,25). St. Cyprian juga memperkuat doktrin dosa asal dengan memberikan alasan bahwa dosa asal merupakan doktrin yang memang telah ada sejak awal mula, yang dibuktikan dengan permandian bayi untuk penghapusan dosa (lih. St. Cyprian, Ep. 64, 5). Kemudian doktrin ini diperkuat dari pernyataan Konsili Trente (D.790). Dari hal tersebut di atas, maka doktrin tentang dosa asal bersumber kepada dari Alkitab, juga dari Tradisi Suci, yang diperkuat oleh Bapa Gereja dan Konsili.
Bukankah disebut Dosa Asal, sebab antara Adam & Eva sebagai manusia dan TUHAN Pencipta Ada Covenant (Perjanjian) yang telah diRusak atau disebut Covenant Breaker ???
Dari mana asal kejahatan? Ketika pikiran Agustinus ini di ucapkan di telinga org2 dogmatis,maka kebanyakan mrk akan lgs men cap kita sbgai org yg sesat
Sumber kejahatan adalah kebebasan manusia. Yang memberikan kebebasan itu sendiri adalah Tuhan. Jadi dengan ini dari semestinya yang memberikan kebebasan itu harus bertanggung jawab?
Kalau di Salihara ada Mgr. Sunarko, di STF Driyarkara ada Pater Alex Lanur, OFM. Unchangeable!!
Semoga Pengetahuan Filsafat bisa menyeluruh ke seluruh warga Indonesia.
Mksh utk penyelenggara.. terus upload ya..
Penting untuk diingat bahwa Konstantinus dalam Edik Milan (313) TIDAK menetapkan Kekristenan menjadi agama kekaisaran. Dekrit Milan hanya menyatakan adanya kebebasan beragama. Baru pada era Kaisar Teodosius (381) yang menetapkan teokrasi: Kekristenan menjadi agama negara. Begitu.
Terimakasih bapak Uskup, Mgr. Prof. Dr. Sunarko
mungkin ini tambahan menjawab dosa asal yg ditanyakan kapan dosa asal itu? yg artinya sdah didalam alkitab dijelaskan para rasul (St Agustinus sbgai bapa Gereja hanya menambah/mendukung konsep awal): Dosa asal ini diturunkan kepada semua manusia:
“Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mz 51:7).
“Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” (Ay 14:4).
“Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.“(Keb 2:24).
“From the woman came the beginning of sin, and by her we all die.” (LXX/ Septuagint - Sir 25:33).
Dan kemudian rasul Paulus memberikan penegasan dengan memberikan perbandingan antara Adam, manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa kesombongan, dan Kristus yang membebaskan manusia dari dosa dengan ketaatan kepada Allah (Rom 5:12-21, lihat juga Rom 5:12-19, 1 Kor 15:21, dan Ef 2:1-3). Dan konsep tentang dosa asal juga didukung oleh bapa Gereja, seperti Santo Agustinus (De Nupt. et concupt. II 12,25). St. Cyprian juga memperkuat doktrin dosa asal dengan memberikan alasan bahwa dosa asal merupakan doktrin yang memang telah ada sejak awal mula, yang dibuktikan dengan permandian bayi untuk penghapusan dosa (lih. St. Cyprian, Ep. 64, 5). Kemudian doktrin ini diperkuat dari pernyataan Konsili Trente (D.790).
Dari hal tersebut di atas, maka doktrin tentang dosa asal bersumber kepada dari Alkitab, juga dari Tradisi Suci, yang diperkuat oleh Bapa Gereja dan Konsili.
tolong publikasikan semua kulia salihara ya mas....
Shalom. Makasih Prof,Pencerahan,aku buta awam, dapat kuliah gratis syukur. Trims
Terimakasih Romo Narko dan Salihara.🙏
Bukankah disebut Dosa Asal, sebab antara Adam & Eva sebagai manusia dan TUHAN Pencipta Ada Covenant (Perjanjian) yang telah diRusak atau disebut Covenant Breaker ???
Kajian filsafat abad tengah sangat jarang dilakukan. Padahal sangat penting..
Mas Herlianto 💡
Dari mana asal kejahatan? Ketika pikiran Agustinus ini di ucapkan di telinga org2 dogmatis,maka kebanyakan mrk akan lgs men cap kita sbgai org yg sesat
Terima kasih pengetahuannya
Sumber kejahatan adalah kebebasan manusia. Yang memberikan kebebasan itu sendiri adalah Tuhan. Jadi dengan ini dari semestinya yang memberikan kebebasan itu harus bertanggung jawab?
Premis pertama kurang tepat. Kebebasan tidak menjadikan manusia pasti berdosa. Manusia bisa memilih.
ada yg bisa bantu bgaiaman sya bisa mendapat buku dari St.Agustinus? buku pengakuan ya?
Sepertinya BPK Penabur ada jual terjemahannya.
Di Bpk ada..
Ada edisi pesanan khusus di penerbit bagi para Augustinian di Papua
Bagaimana cara mendapatkan buku buku filsafat dari bahan kuliah
Kk boleh izin ..kami
Kembang di Channel kami
Inspiratif
Agustinus dari Hippo atukah Agustinus yang lain?
Agustinus Hippo
Agustinus dari Hippo. Tapi, kamu bisa berkata Agustinus, saja
bisa minta slide2nya ?
Bpk Adrianus Sunarko ini orang mana ??
Guru Besar Teologi di STF Driyarkara dan Uskup Bangka Belitung
Kelahiran Merauke.
Kk klo dalam masa patristik barat tokoh nya siapa saja ya?
Agustinus dari Hippo (yang sedang dibahas ini)
Yohanes Scotus Eriugena
Albertus Agung
Boethius
Thomas Aquinas
Bonaventura
William Ockham
kelewatan jauuuhhhh
obat tidur gw 😁😆
Semua penjelasan paradoks.. tidak jelas dan membingungkan bahkan meragukan semua hal... diskursus bagus tp paradoks