Saya Suka banget dakwah ustad abu humairoh ini. karna tegas dan jujur dakwah nya.. tentang Bid.ah...dia sangat cocok jadi Mentri agama.dan jadi da.i..senjuta umat
Ustad Abu Humairoh adalah Ustad yang Tholibul 'Ilmi, hingga tiap menjelaskan tidak mau mengambil kesimpulan dari dirinya sendiri tapi dari Ulama'-ulama' terdahulu dan tidak hanya berpegang terhadap 1 Ulama' saja ( tidak taklid buta ).
Alhamdulillah. Ini merupakan penjelasan mengenai bid'ah yang sangat gamblang, runut dan mudah difahami bagi masyarakat awam seperti saya ini. Sering saya mendengar kajian mengenai bid'ah, namun sangat memicu perselisihan yang lebih tajam. Semoga Alloh subhanahuwata'ala senantiasa menjaga , memberikan maghfiroh dan merahmati ustadz abu humairoh.
bukan bermaksud berlebihan, namun jujur ini salah satu kajian bid'ah yg tawazun, seimbang dan adil, sehingga kita bisa ambil byk pelajaran utk bisa bersikap adil, tidak berlebihan, namun tetap hati2 dalam amalan kita agar tdk terjerumus bid'ah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Lampung hader semoga kita semua slalu dlm lindungan ALLOH SWT amin amin amin yaraubalalamin segala puji bagi ALLOH SWT seht seht pk ustadz pokok nya deteil
Yg plg alim memahami sunnah rosul adalah para sahabat khulafaur rosyidien. Yg plg semangat mengamalkan mengikuti sunnah rosul adalah para sahabat. Mengenai nabi menancapkan dua pelepah kurma diatas kuburan orang yg sedang disiksa . Itu mmg sunnah husus bg nabi krn nabi tahu bhw orang tsb sedang disiksa . Yg satu disiksa krn air kencing dan yg satu disiksa krn namimah. Para sahabat vtidak ada seorang sahabatpun yg mengikuti sunah ini. Para sahabat mengambil ibrah dari sunah ini. bhw betapa pentingnhya menjaga kesucian bekas air kencing dan betapa besar dosanya namimah
Tidak ad aliran yang sempurna dri A sampai Z pasti ada celah ny krn sempurna hanya milik allah. Jadi dri situ kita disuruh tidak mencelah seseorang dan tidak mengganggap diri kita atau aliran kita paling baik dan benar, selagi itu mengacu kepada ahli sunnah waljamaah semua baik...tinggal dijaga saja hati kita dan sllu berdoa kepda allah biar hati kita terjaga dri sesuatu yg sangat rentan menuju kekufuran
*BID'AH* vs *SUNNAH* Menurut kajian-kajian Salafi, hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata ! Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya. Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua." Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._ Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_ Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, : _"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_ Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_ Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari). Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._ Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud. Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll. Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits. Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu? Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah. *MEMAHAMI SUNNAH* Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir. Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang? Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah). Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉ua-cam.com/video/bXDQQrIP7zU/v-deo.html 🌾💯1k.
Mengenai bid'ah, saya lebih percaya penjelasan Ustadz Adi Hidayat, Buya Yahya, Ust. Abdul Somad, apalagi Gus Baha yg luar biasa dengan keilmuwannya. Makanya kami masyarakat asli Jkt (Betawi) 100% tetap memakai qunut, pecinta Maulid Nabi dan tahlil
@@DuniaPEPAYAnah yg kek gini yg ngerasa paling masuk surga...baca Al Quran kahak becus,tau hadist cuma 2 biji,berani2nya nyebut ulama besae ahli bid'ah. Sekelas Alm Ali Jabeer pin disebut ahli Bid'ah,hhh...Khawarij jaman now
Assalamu'alaikum bpa ustadz.. sy dari Sukabum Jabar, Alhamdulillah sy slalu menyimak dan tolabul ilmi pada apa yg diterangkn oleh bpa ustadz, yg ingin sy tanyakn pda ustadz adlh terkait keterangan tentang bid'ah.. begini pa ustadz.. dilingkungan sy banyak tetangga sy yg anti sepeker di masjid, pertanyaan sy apakah itu termasuk bid'ah.. mohon penjelasannya pa ustadz.. trksh. Wassalam.
Bantu jawab, Microfon tidak termasuk bid'ah karena itu hanya wasilah/sarana agar jangkauan suara lebih luas, jaman Rosulullah shollahu alaihi wa sallam selalu mencari muadzin yang keras/kencang/lantang suaranya. Seandainya dizaman nabi Muhammad shollahu alaihi wa sallam sudah ada Microfon tentu nabi juga akan menggunakannya. Jadi zaman nabi tidak pakai Microfon padahal diperlukan suara keras bukan karena dilarang/diharamkan tapi karena belum ada. Microfon bukan bid'ah tapi MASLAHAH MURSALAH HAJIAH.
Alhamdulillah pa ustadz telah menjawab dan menjelaskan pertanyaan saya.. satu lagi pa ustadz pertanyaan saya.. jadi mereka yg tidak mau masuk kemesjid karna ada spekernya ini termasuk paham apa.. kalau dikampung saya dibilangnya Aspek (Anti sepeker),bahkan pernah terjadi keributan antara yg ingin tetap dimesjid pake speker dan yg anti speker,karna menurut yg anti speker katanya dimasjid pake speker itu hukumnya subhat atau mendekati haram katanya.. begitu pa ustadz, mohon penjelasan kembali.. Terima kasih. Wslm.
Deden sukamdi..sudah dijawab oleh ust abu ahmad zaini itu..bahwa mikropon bukan bid'ah,tapi merupakan kebutuhan untuk jemaah biar jelas mendengarkannya
Untuk panutan kita sdh ada Alquran yg jelas dan ada hadis2 soheh...dan kita punya akal jdi tiga itu harus satu padu....jika berhubungan dg aqidah dan tauhid itu yg tidak bisa diotak Atik....jika ad yg tidak sefaham dg kita silahkan Krn sesat atau tidak seseorang hanya Allah yg membolak balikan hatiny ...sllu berdoa saja smoga kita sllu dibimbing Allah kejalan yg benar...dan jangan pernah menghakimi atau mmbenci seseorang Krn hal sepelah... Yg namany mengajak harus suara keras,klo ad alat bantu mengeraskan suara kenapa tidak dipakai.
Ini Ustadz berilmu Luas. Alhamdulilah Ana mantan salafi wahabi Najed keras tajam sesama Muslim dg bid'ah membabi buta tetapi Mulut salafi wahabi Diam seribu bahasa terhadap Hinaan kafir (ahok sukma muwafid mega abu janda muwafid dll). Bahkan Lagi selama Covid penyakit dibesar-besarkan Salafi telah Tutup Masjidnya hampir 2 tahun alias tidak Shalat Jum'at sedangkan Masjid disekitarnya Tetap Buka
Jika seseorang merutinkan membaca sholawat setiap ba'da sholat (amalan setlah sholat sudah selesai), misalkan 100 atau 200, dg target sehari minimal 1000. dg niat taqorrub ilallah. cinta kepada Nabi. Dia faham, bahwa itu hanya sekedar target, dan tak secara khusus ada dalil dari Nabi. Namun bernaung pad dalil2 yg umum-utk memperbanyak sholawat. APAKAH dia telah melakukan kesesatan/bid'ah dolalah, atau justru itulah salah satu bid'ah hasanah...???. disinilah standarisasi bid'ah-itu masih rancu dan multitafsir. apalagai kalau baca 37 masalah populer karya UAS, betapa kuatnya amalan2 yg sekarang dianggap bid'ah dolalah oleh sebagian kaum, dan itu kuat secara ilmiah, dan nampak rapuhnya pemahaman bid'ah yang sempit itu. Perlu juga difahami, amalan2 seperti diatas itu, adalah amalan2 yg fleksibel, sebagaimana metode /waktu tolabul ilmi, silaturahim, membaca al qur'an..., prinsipnya semakin intensif, maka semakin baik, bukan sesat sebagaimana diduga oleh sebagian kaum itu. wallahu a'lam
Baca juga bantahannya oleh ustadz Abdurrahman Al Mukafi,atas buku 37 masalah agama Abdul Somad dan tanggapan ustadz Yusuf bin Mukhtar asidawi terhadap buku 37 masalah agama Abdul Somad,biar adil
Maaf pak ustad kalau acara tahlilan di keluarga yg meninggal seperti satu harinya sampai tujuhnya apa itu bidah atau bukang ? Tolong di jwb terimakasih🙏
Itu bid'ah Hasanah... Yg ditakutkan itu banyak disalah gunakan orng menjadi sebuah tradisi yg seperti mengharuskan dan malu jika satu keluarga dlm desa tersebut jika tidak melakukan tahlilan...padahal keluarga tersebut orng miskin tidak punya apa2 untuk makan saja susah Krn malu dg masyarakat dia rela melakukan acara tahlilan dan untuk konsumsi rela ngutang ke warung itu yg menyesatkan bukan tahlilanny.... Jika memang masyarakat mau menolong mendoakanny dg mengadakan tahlilan boleh tpi Bawak lah makan dan minum sendiri2 dri rumah
*Islam itu sudah sempurna,* makanya tidak usah ditambah-tambahi ilmu tasawuf, ilmu fikih, ilmu hadits dll. Sudah sempurna kok ditambah-tambahi? Tidak perlu ilmu tafsir, fikih, hadits, tasawuf, nahwu, sharaf, falak (hisab) dll. Bukankah ilmu-ilmu seperti itu hanya dirumuskan oleh para ulama? Memangnya mereka lebih pintar dari Nabi dan para sahabat? Cukup Quran dan Sunnah saja, titik ! Tidak perlu ada ijtihad, sudah sempurna kok berijtihad? Dalilnya adalah di zaman Rosul itu tidak ada istilah ilmu fikih. Juga tidak ada istilah ilmu tasawuf, hadits, tajwid, nahwu, sharaf, tafsir quran, ushuludin, tarikh dll. Tidak ada istilah tabi'in, tabiut tabiin, salaf dan semisalnya. Jangan mengada-ada, itu namanya *bid'ah,* soalnya agama ini sudah sempurna. Begitu pemahaman agama saya ketika masih di TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar) dahulu. Tetapi ketika sudah meningkat belajar ngajinya, ternyata pemahaman agama seperti itu sangat lugu dan terlalu TK (Taman Kanak-kanak). Belajar sesudahnya yang sekarang, ilmu-ilmu disebut diatas (fikih, tasawuf, hadits dll) *menjadi wajib* karena tanpa itu semua ilmu agama tidak ada. Boleh saja orang yang gandrung kepada gerakan pembaharuan Islam, pemurnian Islam atau apa istilahnya yang katanya langsung ke sumbernya (Quran-Hadits) sehingga mengklaim gurunya Nabi Muhammad karena langsung ke sumber katanya. Kemudian anti madzab ilmu fikih dan tasawuf karena merasa belajar langsung ke sumbernya. Dengan kata lain, kalau kita sedikit-sedikit bilangnya Quran-Sunnah, Quran-Hadits, guruku Nabi Muhammad, pemahaman shahabat, salafush shalih, hijrah dll -- tetapi juga sebetulnya hanya sekedar bermain istilah saja supaya terkesan Islam yang paling murni. Padahal sesungguhnya ilmu agama itu sangat luas, mana mungkin kita akan tahu Alquran kalau tidak didukung ilmu-ilmu alat seperti nahwu, sharaf, asbabun nuzul, tafsir, dll. Memang itu semua tidak ada dizaman Nabi tetapi bukan berarti dianggap belum sempurna. Memang agama Islam itu sudah sempurna, tetapi bukan berarti menolak ijtihad dan perkembangan. Atau memang kalau belajar agama di pondok pesantren itu yang dipelajari mbulet dan bertahun-tahun, bisa puluhan atau belasan tahun, mosok lebih benar yang belajarnya instan. Ini pasti ada yang salah diantara kita dalam memahami sebuah pemahaman agama. *ANTI MADZAB* Bermadzab adalah sebuah keharusan. Namun demikian, *salah satu saja* dari Madzab 4 itu yang mana dan mayoritas apa yang dipegangi dinegaranya. Hal demikian untuk menghindari banyak perselisihan dan untuk keseragaman dalam fikih (hukum agama). Misalnya, kalau di Nusantara Madzab Syafii, ya kita ambil Madzab Syafiii. Hal ini karena 2 alasan : 1. Mereka (madzab 4) memiliki *pertautan langsung secara sanad dengan para sahabat* melalui tabi'in, sehingga lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya. 2. Adanya madzab 4 sesungguhnya juga *meminimalisir perpecahan.* Bisa kita bayangkan seandainya tidak dirumuskan dalam madzab 4, misalnya hanya ada AlQuran atau Hadits saja tentu generasi belakangan akan timbul perbedaan sampai ratusan madzab dan perpecahan aliran semakin longgar. Oleh karena itu bisa dimengerti mengapa para imam seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud adalah ulama-ulama salafus shaleh yang, walaupun ahli hadits tetapi juga bermadzab (mereka bermadzab Syafii). Tidak hanya itu (ahli hadits), ahli-ahli tafsir AlQuran seperti Ibnu Katsir, AlQurtubi, As-Suyuthi dll juga bermadzab. Mungkinkah kita lebih benar ketimbang mereka kalau misalnya kita anti atau tidak bermadzab?. *ANTI TASAWUF* Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, di belahan benua Asia dan Afrika, para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, sebutkan satu saja! Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim, wilayah yang mayoritas beragama bukan Islam. Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf? Lalu model Islam yang anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi di Nusantara ini, atau jangan-jangan *hanya mendompleng* jasa para ulama yang telah disesat-sesatkannya itu? 🐠y.
Saya bingung wahabi mereka jatakan setiap tida ada cuntuh dari nabi bid.ah sesat .buat dalil mehindari bid.ah .kan tida ada cuntuh nabi sesat wahabi wahabi bingung sendiri
Jangan asal mem bid 'ah akan sesuatu yg sebelum yg tdk di ajarkan dan dilakukan atau dibuat Nabi Muhamad .Setelah Nabi wafat perkembanga ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat bagaikan kilat .oleh karena itu jangan pakai pengeras suara. Jangan pakai Anin/listrik kalau nai haji jangan pesawat terbang / Kapal laut jadi kalau naik haji lakukan Cara berenang jika nyeberang lautan atau nai onta saja
Qunut Shubuh adalah bid"ah krn ada hadist shohih bhw qunut shubuh adalah bid"ah. Hadist ttg qunut shubuh semusnya dhoif. Bg yg betmadzhb Syafii tlg baca juga pesan 2; Imam Syafii diantaranya .: Apabila ada pendapatku yg bertentangan dg hadist yg shohih mk pendapatku itu : AKU CABUT BAIK AKU MSH HIDUP ATOPUN TELAH MATI.
Setiap bid.ah sesat wahabi dipastikan penghuni neraka karna ALLah menurut sangkan hambanya banyak bida.h dilakukan aliran wahabi bingung kan makanya ngaji lagi tad
Pembahasan dari ustad yg berilmu, sangat mencerahkan. Pekanbaru menyimak.
Saya Suka banget dakwah ustad abu humairoh ini. karna tegas dan jujur dakwah nya.. tentang Bid.ah...dia sangat cocok jadi Mentri agama.dan jadi da.i..senjuta umat
Alhamdulillah terimakasih banyak ya Allah atas ceramahnya ust abu humairah, semoga berkah dan bermanfaat ilmunya bagi umat...aamiin
Saya suka mendengarkan tausiyah ustadz Abu Humairah, jazakallahukhairan, semoga ustadz sehat selalu aaamiiiin...
Assalamualaikum Ustadz Abu Humairah Puribeta2 Tangerang Kota Hadir Selalu Menyimak Tausiyah Yang Sangat Bermanfaat 🕋🤲
Alhamdulillah, masih bisa menyimak
Senmoga ustadz selalu sehat panjang umur🤲🤲🙏🙏
Syukron jazakallah Khoir ilmu nya ustadz, barrakallah
Ustad Abu Humairoh adalah Ustad yang Tholibul 'Ilmi, hingga tiap menjelaskan tidak mau mengambil kesimpulan dari dirinya sendiri tapi dari Ulama'-ulama' terdahulu dan tidak hanya berpegang terhadap 1 Ulama' saja ( tidak taklid buta ).
Alhamdulillah.
Ini merupakan penjelasan mengenai bid'ah yang sangat gamblang, runut dan mudah difahami bagi masyarakat awam seperti saya ini.
Sering saya mendengar kajian mengenai bid'ah, namun sangat memicu perselisihan yang lebih tajam.
Semoga Alloh subhanahuwata'ala senantiasa menjaga , memberikan maghfiroh dan merahmati ustadz abu humairoh.
Alhamdulillah setiap hari nyimak tausiyah ustadz.
Alhamdulillah dari Balikpapan nyimak ustadz barokallahufikum
Waalaikumslm wr wb Bogor hadir
Ini pembahasan bid'ah yg detail, sy suka tausiyah nya
Alhamdulillahirobbil'alamin
Sangat bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan.
Alhamdulillah, nambah ilmu..
Kamlbh mantap ustd abu Humairah mabruk.kota malang hadir nyimak
bukan bermaksud berlebihan, namun jujur ini salah satu kajian bid'ah yg tawazun, seimbang dan adil, sehingga kita bisa ambil byk pelajaran utk bisa bersikap adil, tidak berlebihan, namun tetap hati2 dalam amalan kita agar tdk terjerumus bid'ah
Allohuma sholi ala saidina Muhammad
Tasikmalaya, Jawabarat hadir...
Terimakash atas pencerahan tentang Bid'ah hasanah dan bid'ah. Dholalah
Alhamdulillah Ustdz nyimak.. Barokalloh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Lampung hader semoga kita semua slalu dlm lindungan ALLOH SWT amin amin amin yaraubalalamin segala puji bagi ALLOH SWT seht seht pk ustadz pokok nya deteil
Sehat selalu pak ustazd
Alhamdulillah
Mendengar...
Allhamdulillah , Sami'na Wa Atho'na
terimakasih ustadz
Nyimak ustadz Alhamdulillah
Maa syaa Allah... jazakillah Khairan ustadz.....
Yg plg alim memahami sunnah rosul adalah para sahabat khulafaur rosyidien. Yg plg semangat mengamalkan mengikuti sunnah rosul adalah para sahabat. Mengenai nabi menancapkan dua pelepah kurma diatas kuburan orang yg sedang disiksa . Itu mmg sunnah husus bg nabi krn nabi tahu bhw orang tsb sedang disiksa . Yg satu disiksa krn air kencing dan yg satu disiksa krn namimah. Para sahabat vtidak ada seorang sahabatpun yg mengikuti sunah ini. Para sahabat mengambil ibrah dari sunah ini. bhw betapa pentingnhya menjaga kesucian bekas air kencing dan betapa besar dosanya namimah
Good the job ustadz
Assalamualaikum ust Makassar menyimak udah jauh dari Batam
Jazakallah
❤❤
Masya Allah ada yang lebih tegas semoga Allah SWT melindungi setiap ustd yang lurus,, barakallahulak buat ust humaerah
Ustd apa saja sebenarnya amalan ibadah itu contohnya apa saja ustd
Tidak ad aliran yang sempurna dri A sampai Z pasti ada celah ny krn sempurna hanya milik allah.
Jadi dri situ kita disuruh tidak mencelah seseorang dan tidak mengganggap diri kita atau aliran kita paling baik dan benar, selagi itu mengacu kepada ahli sunnah waljamaah semua baik...tinggal dijaga saja hati kita dan sllu berdoa kepda allah biar hati kita terjaga dri sesuatu yg sangat rentan menuju kekufuran
Yang hebat itu pendapat sahabat Ibnu Umar كل بدعة ضلالة وان رآهاالناس حسنة
Assalamualaikum
Bekasi ikut Mengaji
Assalamuallaikum
Waalaikumsallam Waarahmatullah Waabarakatuh
*BID'AH* vs *SUNNAH*
Menurut kajian-kajian Salafi, hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata !
Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya.
Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua."
Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._
Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_
Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, :
_"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_
Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_
Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari).
Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._
Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud.
Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll.
Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat.
Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits.
Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu?
Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah.
*MEMAHAMI SUNNAH*
Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir.
Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang?
Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah).
Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉ua-cam.com/video/bXDQQrIP7zU/v-deo.html
🌾💯1k.
@@DuniaPEPAYAni monyet nyampur aja..donho
Assalamu'alaikum.....
Waalaikumsallam Waarahmatullah Waabarakatuh
Bagaii mana dg zikir bersama di pimppin imam dan doa bersama habis sholat
Kalo yasinan bit'ah dak?
Mengenai bid'ah, saya lebih percaya penjelasan Ustadz Adi Hidayat, Buya Yahya, Ust. Abdul Somad, apalagi Gus Baha yg luar biasa dengan keilmuwannya. Makanya kami masyarakat asli Jkt (Betawi) 100% tetap memakai qunut, pecinta Maulid Nabi dan tahlil
Ust ahli subhat
Satu kolam
Cingkrang eksklusif
@@DuniaPEPAYAnah yg kek gini yg ngerasa paling masuk surga...baca Al Quran kahak becus,tau hadist cuma 2 biji,berani2nya nyebut ulama besae ahli bid'ah.
Sekelas Alm Ali Jabeer pin disebut ahli Bid'ah,hhh...Khawarij jaman now
UAS UAH. GBHA BY UIR DKK ITU SEMUA ADALAH. AHLU BID"AH SESAT DAN MENYESATKAN. PARA SAHABAT MENGHARAMKAN MENGAMBIL ILMU DARI AHLU BID"4AH
Assalamu'alaikum bpa ustadz.. sy dari Sukabum Jabar, Alhamdulillah sy slalu menyimak dan tolabul ilmi pada apa yg diterangkn oleh bpa ustadz, yg ingin sy tanyakn pda ustadz adlh terkait keterangan tentang bid'ah.. begini pa ustadz.. dilingkungan sy banyak tetangga sy yg anti sepeker di masjid, pertanyaan sy apakah itu termasuk bid'ah.. mohon penjelasannya pa ustadz.. trksh. Wassalam.
Bantu jawab, Microfon tidak termasuk bid'ah karena itu hanya wasilah/sarana agar jangkauan suara lebih luas, jaman Rosulullah shollahu alaihi wa sallam selalu mencari muadzin yang keras/kencang/lantang suaranya. Seandainya dizaman nabi Muhammad shollahu alaihi wa sallam sudah ada Microfon tentu nabi juga akan menggunakannya. Jadi zaman nabi tidak pakai Microfon padahal diperlukan suara keras bukan karena dilarang/diharamkan tapi karena belum ada.
Microfon bukan bid'ah tapi MASLAHAH MURSALAH HAJIAH.
Alhamdulillah pa ustadz telah menjawab dan menjelaskan pertanyaan saya.. satu lagi pa ustadz pertanyaan saya.. jadi mereka yg tidak mau masuk kemesjid karna ada spekernya ini termasuk paham apa.. kalau dikampung saya dibilangnya Aspek (Anti sepeker),bahkan pernah terjadi keributan antara yg ingin tetap dimesjid pake speker dan yg anti speker,karna menurut yg anti speker katanya dimasjid pake speker itu hukumnya subhat atau mendekati haram katanya.. begitu pa ustadz, mohon penjelasan kembali.. Terima kasih. Wslm.
Deden sukamdi..sudah dijawab oleh ust abu ahmad zaini itu..bahwa mikropon bukan bid'ah,tapi merupakan kebutuhan untuk jemaah biar jelas mendengarkannya
Untuk panutan kita sdh ada Alquran yg jelas dan ada hadis2 soheh...dan kita punya akal jdi tiga itu harus satu padu....jika berhubungan dg aqidah dan tauhid itu yg tidak bisa diotak Atik....jika ad yg tidak sefaham dg kita silahkan Krn sesat atau tidak seseorang hanya Allah yg membolak balikan hatiny ...sllu berdoa saja smoga kita sllu dibimbing Allah kejalan yg benar...dan jangan pernah menghakimi atau mmbenci seseorang Krn hal sepelah... Yg namany mengajak harus suara keras,klo ad alat bantu mengeraskan suara kenapa tidak dipakai.
😬
Aku sakit
Pk ustadz tanya katanya yasinan dan tahlil bid ah apa bener
Ini Ustadz berilmu Luas. Alhamdulilah Ana mantan salafi wahabi Najed keras tajam sesama Muslim dg bid'ah membabi buta tetapi Mulut salafi wahabi Diam seribu bahasa terhadap Hinaan kafir (ahok sukma muwafid mega abu janda muwafid dll). Bahkan Lagi selama Covid penyakit dibesar-besarkan Salafi telah Tutup Masjidnya hampir 2 tahun alias tidak Shalat Jum'at sedangkan Masjid disekitarnya Tetap Buka
Itumah penjaga gereja dkk yg krs thd ssm muslim mesra dg kaum k4fir
Pengecut ya.....trs bodoh sekali percaya kupad kopid...?
@@DuniaPEPAYAelu sama si yaqul sama aja....pengecut dan tolol
Jika seseorang merutinkan membaca sholawat setiap ba'da sholat (amalan setlah sholat sudah selesai), misalkan 100 atau 200, dg target sehari minimal 1000. dg niat taqorrub ilallah. cinta kepada Nabi. Dia faham, bahwa itu hanya sekedar target, dan tak secara khusus ada dalil dari Nabi. Namun bernaung pad dalil2 yg umum-utk memperbanyak sholawat. APAKAH dia telah melakukan kesesatan/bid'ah dolalah, atau justru itulah salah satu bid'ah hasanah...???. disinilah standarisasi bid'ah-itu masih rancu dan multitafsir. apalagai kalau baca 37 masalah populer karya UAS, betapa kuatnya amalan2 yg sekarang dianggap bid'ah dolalah oleh sebagian kaum, dan itu kuat secara ilmiah, dan nampak rapuhnya pemahaman bid'ah yang sempit itu. Perlu juga difahami, amalan2 seperti diatas itu, adalah amalan2 yg fleksibel, sebagaimana metode /waktu tolabul ilmi, silaturahim, membaca al qur'an..., prinsipnya semakin intensif, maka semakin baik, bukan sesat sebagaimana diduga oleh sebagian kaum itu.
wallahu a'lam
Baca juga bantahannya oleh ustadz Abdurrahman Al Mukafi,atas buku 37 masalah agama Abdul Somad dan tanggapan ustadz Yusuf bin Mukhtar asidawi terhadap buku 37 masalah agama Abdul Somad,biar adil
Ya...mereka seakan2 yg memegang kunci Syurga
@@mohkhotibi _udah pernah baca, namun ga membantah detail- setiap permasalahan.-dan kurang mantap- nampak tak mau mengakui keilmiahan karya UAS
Hebat ya, ternyata anda lebih Fakih dari para ulama
@@puputcassanova7076 UAS juga Ulama woy.....lu kira pendeta...!!!!!
Bagi yang ingin faham tentang bid'ah menurut 4 madzhab.
ua-cam.com/video/Uv43IAfYvdM/v-deo.htmlsi=zttA-z4_EqTGTVk8
Maaf pak ustad kalau acara tahlilan di keluarga yg meninggal seperti satu harinya sampai tujuhnya apa itu bidah atau bukang ? Tolong di jwb terimakasih🙏
Itu bid'ah Hasanah...
Yg ditakutkan itu banyak disalah gunakan orng menjadi sebuah tradisi yg seperti mengharuskan dan malu jika satu keluarga dlm desa tersebut jika tidak melakukan tahlilan...padahal keluarga tersebut orng miskin tidak punya apa2 untuk makan saja susah Krn malu dg masyarakat dia rela melakukan acara tahlilan dan untuk konsumsi rela ngutang ke warung itu yg menyesatkan bukan tahlilanny....
Jika memang masyarakat mau menolong mendoakanny dg mengadakan tahlilan boleh tpi Bawak lah makan dan minum sendiri2 dri rumah
@@sukriependi8561trimakasih atas jawabannya🙏
Ternyata eh, ternyata... Orang yg suka mrmpermasalahkan bid'ah identik dg wahabi..
*Islam itu sudah sempurna,* makanya tidak usah ditambah-tambahi ilmu tasawuf, ilmu fikih, ilmu hadits dll. Sudah sempurna kok ditambah-tambahi? Tidak perlu ilmu tafsir, fikih, hadits, tasawuf, nahwu, sharaf, falak (hisab) dll. Bukankah ilmu-ilmu seperti itu hanya dirumuskan oleh para ulama? Memangnya mereka lebih pintar dari Nabi dan para sahabat? Cukup Quran dan Sunnah saja, titik ! Tidak perlu ada ijtihad, sudah sempurna kok berijtihad?
Dalilnya adalah di zaman Rosul itu tidak ada istilah ilmu fikih. Juga tidak ada istilah ilmu tasawuf, hadits, tajwid, nahwu, sharaf, tafsir quran, ushuludin, tarikh dll. Tidak ada istilah tabi'in, tabiut tabiin, salaf dan semisalnya. Jangan mengada-ada, itu namanya *bid'ah,* soalnya agama ini sudah sempurna. Begitu pemahaman agama saya ketika masih di TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar) dahulu.
Tetapi ketika sudah meningkat belajar ngajinya, ternyata pemahaman agama seperti itu sangat lugu dan terlalu TK (Taman Kanak-kanak). Belajar sesudahnya yang sekarang, ilmu-ilmu disebut diatas (fikih, tasawuf, hadits dll) *menjadi wajib* karena tanpa itu semua ilmu agama tidak ada.
Boleh saja orang yang gandrung kepada gerakan pembaharuan Islam, pemurnian Islam atau apa istilahnya yang katanya langsung ke sumbernya (Quran-Hadits) sehingga mengklaim gurunya Nabi Muhammad karena langsung ke sumber katanya. Kemudian anti madzab ilmu fikih dan tasawuf karena merasa belajar langsung ke sumbernya.
Dengan kata lain, kalau kita sedikit-sedikit bilangnya Quran-Sunnah, Quran-Hadits, guruku Nabi Muhammad, pemahaman shahabat, salafush shalih, hijrah dll -- tetapi juga sebetulnya hanya sekedar bermain istilah saja supaya terkesan Islam yang paling murni. Padahal sesungguhnya ilmu agama itu sangat luas, mana mungkin kita akan tahu Alquran kalau tidak didukung ilmu-ilmu alat seperti nahwu, sharaf, asbabun nuzul, tafsir, dll. Memang itu semua tidak ada dizaman Nabi tetapi bukan berarti dianggap belum sempurna. Memang agama Islam itu sudah sempurna, tetapi bukan berarti menolak ijtihad dan perkembangan.
Atau memang kalau belajar agama di pondok pesantren itu yang dipelajari mbulet dan bertahun-tahun, bisa puluhan atau belasan tahun, mosok lebih benar yang belajarnya instan. Ini pasti ada yang salah diantara kita dalam memahami sebuah pemahaman agama.
*ANTI MADZAB*
Bermadzab adalah sebuah keharusan. Namun demikian, *salah satu saja* dari Madzab 4 itu yang mana dan mayoritas apa yang dipegangi dinegaranya. Hal demikian untuk menghindari banyak perselisihan dan untuk keseragaman dalam fikih (hukum agama). Misalnya, kalau di Nusantara Madzab Syafii, ya kita ambil Madzab Syafiii. Hal ini karena 2 alasan :
1. Mereka (madzab 4) memiliki *pertautan langsung secara sanad dengan para sahabat* melalui tabi'in, sehingga lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya.
2. Adanya madzab 4 sesungguhnya juga *meminimalisir perpecahan.* Bisa kita bayangkan seandainya tidak dirumuskan dalam madzab 4, misalnya hanya ada AlQuran atau Hadits saja tentu generasi belakangan akan timbul perbedaan sampai ratusan madzab dan perpecahan aliran semakin longgar. Oleh karena itu bisa dimengerti mengapa para imam seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud adalah ulama-ulama salafus shaleh yang, walaupun ahli hadits tetapi juga bermadzab (mereka bermadzab Syafii). Tidak hanya itu (ahli hadits), ahli-ahli tafsir AlQuran seperti Ibnu Katsir, AlQurtubi, As-Suyuthi dll juga bermadzab.
Mungkinkah kita lebih benar ketimbang mereka kalau misalnya kita anti atau tidak bermadzab?.
*ANTI TASAWUF*
Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, di belahan benua Asia dan Afrika, para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, sebutkan satu saja!
Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim, wilayah yang mayoritas beragama bukan Islam. Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf?
Lalu model Islam yang anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi di Nusantara ini, atau jangan-jangan *hanya mendompleng* jasa para ulama yang telah disesat-sesatkannya itu? 🐠y.
Kata Gus Baha:"Semua ada ilmunya,,maka pelajari atau belajar lah,," sebelum kita mengatakan ini benar,,,ini salah ,apa lagi untuk seorang pendidik.
000
Saya bingung wahabi mereka jatakan setiap tida ada cuntuh dari nabi bid.ah sesat .buat dalil mehindari bid.ah .kan tida ada cuntuh nabi sesat wahabi wahabi bingung sendiri
Jangan asal mem bid 'ah akan sesuatu yg sebelum yg tdk di ajarkan dan dilakukan atau dibuat Nabi Muhamad .Setelah Nabi wafat perkembanga ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat bagaikan kilat .oleh karena itu jangan pakai pengeras suara. Jangan pakai Anin/listrik kalau nai haji jangan pesawat terbang / Kapal laut jadi kalau naik haji lakukan Cara berenang jika nyeberang lautan atau nai onta saja
Aku tadi sakit minta pijat anak2
Qunut Shubuh adalah bid"ah krn ada hadist shohih bhw qunut shubuh adalah bid"ah. Hadist ttg qunut shubuh semusnya dhoif. Bg yg betmadzhb Syafii tlg baca juga pesan 2; Imam Syafii diantaranya .: Apabila ada pendapatku yg bertentangan dg hadist yg shohih mk pendapatku itu : AKU CABUT BAIK AKU MSH HIDUP ATOPUN TELAH MATI.
Setiap bid.ah sesat wahabi dipastikan penghuni neraka karna ALLah menurut sangkan hambanya banyak bida.h dilakukan aliran wahabi bingung kan makanya ngaji lagi tad
Penjelasan sangat konprehensip tinggal pendengar yg memilih
sbnernya ni ustad ...Wahabi bukan ya jdii bingung saya
Ahli bid ah merasa bangga karna banyak pengikutnya
Gerombolan Khawarij jaman skrg...tolol...
Kasian aliran ini wahabi
Kamlbh mantap ustd abu Humairah mabruk.kota malang hadir nyimak