MUSIKALISASI PUISI (Concerto Balai Bilaran) Festival Puisi Wabul Sawi di Loksado 13 Oktober 2024

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 7 лют 2025
  • Burhanuddin Soebely
    Concerto Balai Bilaran
    (Yadzka)
    mendatangi loksado[1]
    adalah menyetubuhi gadis berambut turun dayang
    yang kecipak-kecipung di bening air sela batu-batu
    (ibnu)
    mendatangi loksado
    adalah membasuh kesederhanaan dan kerendah-hatian
    yang kusam oleh jam-jam brutal kota-kota
    (yadzka)
    mendatangi loksado
    adalah ini:
    malam rebah rindu
    segenap umbun[2] menahan sedu
    ada geliat bunyi serunai bambu
    ketipak gendang bertalu
    dengung gong yang memburu
    (kondisional)
    ----iiii....lah...
    nang manggaduh tihang aras mula jadi
    nang manggaduh tihang aras mula ada
    iiii.....lah....
    turunan di gantang amas di gantang kaca
    turunan di gantang intan di gantang sari[3]----
    (yadzka)
    lalaya[4] tak berkerisik
    kendati balian[5] balai bilaran
    telah menandiki
    kambang-kambang lilihi[6] terburai
    bagai warkah tak berwasilah
    (ibnu)
    suara-suara yang menyebut
    cuma gema tak bersahut
    ----duh, Ning Diwata[7] sesembahan alam raya
    buyut intah Bambang Siwara[8]
    telah bersekutu dengan Datung Sumaliih[9]
    meracuni mata air buyut intah Datung Ayuh[10]
    mereka sumpahi semua menjadi batu
    hingga nurani kami pun mulai berbunga batu
    mereka serakkan ludah-ludah dunia
    dan menghela kami ke penjara kabut
    yang menghalalkan mendaki pundak sesama
    untuk bisa melihat matahari
    duh, Sang Jata[11] yang lunggun di sapta pertala
    bilas keringat kami yang memupuk tugalan
    pada mulanya bernama kebersamaan
    kini menjelma mimpi di langit-langit ujuk[12]
    membiuskan nafsu pemilikan kebendaan
    hingga hati kami mulai memperanakkan macan
    yang menyiapkan cakar dalam keseharian---
    (Yadzka)
    beberapa isak rebak
    ada bau bunga semerbak
    bau dupa semerbak
    bau garu semerbak
    bau menyan putih semerbak
    lalu meruap bau darah
    ---dijanjii panggung dijanjii
    dihajati panggung dihajati
    gunung sangga gunung sambut
    gunung panyambutan maut---[13]
    lalaya tak jua berkerisik
    kendati pinjulang dan patati[14] balai bilaran
    sudah menyampiri
    mahligai ading[15] kosong penghuni
    sangkar galung sangkar mayang
    menafaskan sepi
    (koor)
    ---duh, Sang Mahatara[16] yang lungguh di sapta paksina
    ke mana lagi kami sangkutkan
    cicit anak-anak burung ini
    anak-anak burung yang meramal sungkawa
    anak-anak burung yang bakal hilang sarang
    (Yadzka)
    anak-anak burung yang jadi anak jadah kemajuan
    akar-akar rimba beton
    mulai mengisapi sumsum peradaban
    gemuruh mesin dan barang jacana
    menyerimpung kuda-kuda kaki
    yang berusaha bersitahan
    agar tak terseret arus zaman---
    (ibnu)
    mendatangi loksado
    adalah menatapi warna senja kala
    terdengar simfoni mozart dan beethoven
    di sela tawaran mc Donald
    dan konsesi real estate
    mendatangi loksado
    adalah memasuki keramaian
    ketika jeanne d’arc
    diarak menuju lidah-lidah api
    (kondisonal pemain)
    aku pun bertanya:
    jeram di hulukah yang menghilirkan arus payau
    ataukah angin hilir yang mendiruskan risau?

КОМЕНТАРІ •