PONDOK PESANTREN AL HUDA DOGLO BOYOLALI JAWA TENGAH

Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali merupakan lembaga pendidikan Islam yang menggabungkan ilmu keislaman dengan ilmu umum. Pondok ini berazaskan Pancasila dan UUD 1945, serta beraqidah Islam Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdliyyah.
Visi dan Misi
*Visi:*
1. Mendidik kader Muslim yang bertaqwa kepada Allah, cinta tanah air, dan berpegang teguh pada Islam Rahmatan lil Alamin.
2. Membangun ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, basyariyah, dan alamiyah.
3. Menanamkan prinsip tasammuh (menghormati), tawassut (moderat), tawazzun (seimbang), dan tathowwur (dinamis).
*Misi:*
1. Membudayakan ibadah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari santri.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang memadukan agama dan pendidikan nasional.
3. Menyelenggarakan kegiatan ekstra untuk membangun santri yang sehat jasmani dan rohani.
4. Membiasakan hidup sederhana, disiplin, rendah hati, dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Sejarah
Pondok ini didirikan oleh KH. Habib Ihsanudin pada 20 Agustus 1969. Habib Ihsanudin adalah seorang ulama yang menuntut ilmu di berbagai pesantren ternama, termasuk Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang dan Al Islah Kediri. Kembali ke kampung halamannya, beliau mendirikan pesantren ini dengan dukungan masyarakat setempat yang mewakafkan tanah untuk pembangunan fasilitas pesantren.
Fasilitas
Pesantren Al Huda Doglo dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang pendidikan, seperti laboratorium komputer, bengkel otomotif, laboratorium jahit, maktabah, laundry, lapangan olahraga, layanan kesehatan, kantin, dan minimarket.
Pendidikan
Pesantren ini menawarkan berbagai jenjang pendidikan formal, mulai dari PAUD, TK, MI, MTs, MA, hingga SMK. Setiap jenjang pendidikan berusaha mencetak lulusan yang berakhlakul karimah dan memiliki pengetahuan yang memadai baik dalam ilmu agama maupun umum
Perayaan Harlah ke-59
Pada perayaan Harlah ke-59, KH. Habib Ihsanudin menekankan pentingnya mempersiapkan kader-kader Ahlussunnah wal Jamaah dan menyampaikan rasa syukurnya atas perkembangan pesantren dari awal yang sangat sederhana hingga menjadi besar seperti sekarang

[@bangissa]

Pak habib ihsanudin