Pensiunan Doktor di Jerman asal Tangerang
Вставка
- Опубліковано 22 чер 2024
- Bapak Dr. Ridwan adalah salah satu perantau yang sudah tinggal lebih dari 50 tahun di Jerman, Berawal dari melanjutkan sekolah untuk kuliah sampai meniti karier di perusahaan otomotif bonafit di Jerman.
#anakrantaudijerman #interview #kuliahdijerman #arj #talkshow #kerjadijerman #inspiration #news #jermanindonesia #ausbildung #aupair
Wow, saya jadi ingat sama Dr.-Ing. Ridwan Sartiono, waktu itu saya kuliah tehnik sipil juga di TU-Berlin, pak Ridwan asistennya Prof. Peter Jan Pahl dan Prof. Rudolf Damrath ngajar TM III. Cerita dan pengalaman pak Ridwan agak mirip sama saya selama di Jerman. Salam dari Berlin, Prof. Dr.-Ing. Eddy Widjaja.
Di Jerman org pintar dihargai
Betul mesti toleransi , hidup di luar negeri jangan dikit2 bawa2 agama . Tetangga KU bermacam bangsa kita tetap hidup dgn suasana yg sepi aman dan rukun ❤🎉
Sejak lahir sy tinggal di kompleks perumahan sebuah BUMN tp kehidupan sosial tdk kompleks.
Orang tua fokus bekerja dg rajin walau gaji kecil (tahun 70an tdk sprti sekarang), anak-anak fokus sekolah dan belajar hingga mndapatkan pekerjaan yg layak. Kehidupan sosial antar tetangga pun aman dan damai, saling membantu pdhal kami dari suku dan etnis berbeda. Sebelah kiri rumah turunan Belanda beragama kristen, sebelah kanan dari Jawa dg aliran Kejawen, depan rumah suami istri beda suku (Ambon dan Sunda), yg lainnya dari Padang, Palembang, Cina Medan, dll.
Sampai orang tua kami pensiun dan meninggal dan keluar dari kompleks, anak-anak kompleks masih melanjutkan silaturahmi bahkan saya dg yg beragama Kristen bagai saudara, masih saling komunikasi dan berkunjung. Bertoleransi.... Alhamdulillah....
Kalo org yg pintar di Jerman pasti di hargai dan di hormati, itu pasti . Tapi kalo di negara kita di singkirkan .
Tapi klo pinter jilat , pssti lancar ...
Hanya masukan, dengan narasumber seperti bapak ini saya yakin klo digali, banyak ilmu yang bermanfaat, mungkin perlu di buat kerangka pertanyaan yang mengalir, karena dilihat dari pendidikan narasumber perlu in depth interview supaya mind mapping penonton mengalir dengan baik.
Justru dari video-video ARJ yang aku lihat selama ini, dengan pembawaan mbak Nofi yang ceria dan ramah jadi bikin suasana obrolan menjadi rileks, jadi nonton videonya juga jadi menyenangkan. Kebayang groginya kalau diwawancara dan mewawancara. Salut yaa untuk tim ARJ yang suka rela bikin komunitas ini untuk membantu sesama mewujudkan mimpi masa depan. Sukses dan semangat selalu, salam dari Jütterberg.
Pak Ridwan sangat menginspirasi 😇
Kalau orang Indonesia berkaliber ilmuwan
Pejabatnya sulit bodohi rakyatnya / korupsi
Salut liputan ini
Saya senang dengarnya, nara sumbernya bagus, sayang kurang optimal, biarkan pak Ridwan bicara lebih banyak ,
sebaiknya bicara hostnya dikurangi . . , tetap semangat buat mbak Novi!
Mba biarkan Pak Bercerita .Berbagi Pengalaman .Banyak bertanya .kurang suka saya .jadi .tdk ada pengalaman yg khusus yg di petik dari crita ini
Maaf mau kasih masukan, Better dengerin aja narsumnya biar bercerita ngga usah dikit2 komen ok, aha, atau apa pun...jd mengalir aja gt narsumnya ngga terpotong
Test
Mbak, jangan kebanyakn koment dong biar tdk mengganggu narsumnya dlm memaparkn ceritanya. Yg menyimak terganggu.
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Kami sekeluarga sangat bangga sekali,dan pastinya sangat memotivasi khususnya untuk anak-anak muda untuk tidak lekas menyerah menimba ilmu dan bekerja sampai sukses di negara luar. Tetap semangat, sayang keluarga,kerabat dan jaga toleransi. Suksema🙏.
Saya harap untuk kedepan jgn ada dikriminasi pendidikan di negara ini yg rugi kita sendiri banyak angsa yg bertelor emas dipungut oleh negara lain .😂😂😂
Narasumber nya bagus, jadi mirip diinterogasi. Dan pengalaman beliau yg kita tunggu jadi tdk maksimal.
Terima kasih banyak atas kritik dan sarannya, semoga kedepannya lebih baik lagi. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan kunjungi video ARJ lainnya semoga bermanfaat. 🙏
SALAM SEHAT SELALU BAPAK .SALAM KASIH TUHAN❤
Sudah di perbaiki tata komunikasi sistematis bagus
Pengalaman yg sama. Saya lulusan LMU. Studienkolleg di Muenchen.
Maaf host kurang mampu menggali informasi
Terima kasih banyak atas kritik dan masukannya, semoga kedepannya akan lebih baik 🙏🙏🙏
Silahkan kunjungi video2 ARJ lainnya, semoga bermanfaat.
Hostnya bicara dominan sehingga pembicaraan, kita ingin dengar pengalaman dari bintang tamu.
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Host nya banyak bicara jadi mengganggu ceritera narasumber. mestuinya kasih kesempatan nara sumber bicara dengan satu pertanyaan.
Terima kasih banyak atas kritik dan sarannya, semoga kedepannya lebih baik. Silahkan mengunjungi video2 ARJ lainnya, semoga bermanfaat 🙏
@@AnakRantauDiJermanmantap Sukses selalu, selainnya Ok.
Maaf ya, Hostnya terlalu banyak bicara, tata bahasa dan pertanyaan2nya juga perlu diperbaiki...
Terima kasih atas masukan, kritik dan sarannya. Semoga kedepannya lebih baik lagi.
❤ bagus anda WAWANCARA Ini gaya anda yg hrs dihormati. Salam hormat utk anda dsri jauh from Boise Idaho usa
❤ lesson for life. Salam hormat Dari jauh. From Boise Idaho usa
Lebih baik ketimbang pake terjemahan google!
" Masale tate bahase kalo buet 'conversation informal', kage perlu diperhati'in mas bro,nyang penting pertanye'annye cukup sopan😅"
Isinya sangat bagus....hostnya sangat mengganggu, prosentase bicara banyak buat host 😂
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@@AnakRantauDiJermankan bisa belajar dr podcast2 yg ada, kita bs menilai kok yg gmn yg mengganggu yg gmn yg asik, ga perlu jd jurnalis dulu😀 anyway thx effortnya utk tim anak rantau, sukses selalu!
mungkin BP ini bisa bikin podcast
Host jangan terlalu banyak interupsi. Dengarkan beliau cerita. Kita agak terganggu, padahal banyak pengalaman yg peelu disimak ceritanya .. Maaf ya
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
host ny tidak focus pertanyaan ny, kenapa tidak tanya sekalian toilet ny😅😅😅
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Betul aku tahun 89 di belanda aja biaya telpon 1 menit 6 gulden.
🙏🏻🌸
Setahu saya tidak ada pensiunan doktor, profesor emeritus ada.
Di Indonesia hanya ada satu istilah di masa tua, yaitu Pensiun.
Tetapi di Jerman ada dua istilah setelah orang tidak aktif kerja dan mendapat biaya hidup:
1. Pensiun: hanya pegawai negri yang mendapat. Selama pegawai kerja, pemerintah yang tanggung tabungan pensiunannya.
2. Rente: orang yan bukan pegawai negri, jadi mereka harus membayar asuransi pensiunannya tiap bulan. Mereka bayar 50% dan perusahaannya membayar 50% juga.
Saya bukan pegawai negri, maka saya menikmati hidup saya melalui Rente (asuransi Rente) dan juga mendapat extra Rente dari perusahaan Volkswagen. Volkswagen yang menabung untuk pegawainya.
Di Jerman orang mendapat Pensiun atau Rente sampai meninggal dunia.
Ini keterangan saya tentang perbedaan Pensiun di Indonesia dengan Pensiun/Rente di Jerman.
Salam sejahtera & sehat untuk kita semua,
Ridwan
Saran mb novi..mungkin hrs dibedakan cara bertny saat interview formal vs ngobrol dgn teman sebaya agar bs lbh byk informasi yg bs digali. Sayang narasumbernya klo ga optimal. Trm ksh
Terima kasih banyak atas saran dan kritiknya, semoga kedepannya kita bisa lebih baik lagi.
KALAU SAYA LEBIH SUKA DAN BIARKAN BAPAK BERCERITA BERBAGI PENGALAMAN .DAN AKHIRNYA HANYA AMBIL KESIMPULAN DARI CERITA BPK GITU SAJA MBA .ITU BUKAN TEMAN SEBAYA KITA MBA .JADI BIARKAN BANYAK CERITA SAJA
Lain waktu tanyakan, berapa biaya tiket ke Jerman di tahun 1972, lalu maskapai apa yg di pakai?. Berapa lama tinggal di jerman baru merasa hommy?. Setelah berapa tahun baru pulang libur ke Jkt?
Selamat malam, saya coba menjawab.
Tiket pesawat ke Jerman tahun 1972 saya lupa, tetapi saya masih ingat, bahwa kurs devisa tahun 1972: 1 DM (Deutsche Mark) sebesar 130 Rp, jadi 1 € (Euro) sebesar 260 Rp. Sekarang 1 € lebih tinggi dari 17.000 Rp.
Tahun 1972 saya naik pesawat KLM (maskapai Belanda).
Setelah menikah tahun 1978 dan mempunyai anak, baru merasa hommy, itu prosesnya per-lahan2 dan agak lama.
Dulu saya selalu bilang di „kami“, itu maksudnya di Indonesia, dimana keluarga saya tinggal, tetapi tidak terasa berubah tanpa sadar setelah berkeluarga, saya bilang di „kami“, itu maksudnya di Jerman, dimana keluarga saya yang baru. Prosesnya tidak bisa ditentukan, tergantung apakah kita bergaul dan hidup selalu di lingkungan orang Indonesia, atau kita berintegrasi dengan penduduk setempat. Saya tekankan „integrasu“, jadi bukan „asimilasi“.
Pertama libur ke Indonesia tahun 1975, setelah 3 tahun bersama pacar saya orang Jerman. Tahun 1975 kami tukar cicin di Indonesia dan tahun 1978 menikah di Jerman. Sampai sekarang kami dikurniai dua anak dan tiga cucu
Saya thn 1992 naik pesawat dari Dusseldorf ke Berlin Barat, terbangnya rendah biarpun jet, lewat tembok Berlin menyeberang ke Berlin Timur, nyata benar bedanya.
Salam kenal dgn pak doktor Ridwan dr Serpong Tangsel
Salam balik dari Wedelheine. Nanti Oktober dan November saya di Indo, tinggal di Appartement Skandinavia di TangCity, Tangerang Kota
Orang sepandai Dr Ridwan, gak laku di Indo. Kalo gak ada orang dalam...ooops....benar gak?
Dan di sini rasis pula 😂😂
Dr Ridwan sudah benar berada di Jerman
Salam dr tangerang bpk ❤🇮🇩
Salam balik Bu. Nanti bulan Oktober dan November saya dan istri di Indonesia, tinggal di Tangerang dan juga ke tempat2 lain yang indah di Indonesia dengan keragamannya.
..jangan pada banyak komentar kaya pinter sendiri aja...dengerin sampai selesai...
banyak ok...ehe...nggak fokus jadi dengerinnya mbak yu...
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
Host-nya siapa sih? Narasumber bagus begini hostnya ngga punya sense of jurnalis.
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@@AnakRantauDiJerman saya juga sedang merantau di Brunei darussalam. Melihat konten begini di tanah Eropa ada kerinduan untuk mendengar cerita dan perjalanan hidup narasumber yang bisa menginspirasi kami anak muda. Sebaiknya ada briefing dan ada script dan cerita narasumber jauh lebih penting untuk didengar ketimbang narasi-narasi yamg dibuat Host. Keep up the good work! Salam dari bandar seri begawan
Host tata bahasa perlu diperbaiki lagi, kesan sopan santun kurang
Dn terburu buru! Payah juga .
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
Dear admin mohon diliput mengenai satu perusahaan nirlaba global katalyst stutgart, mohon infonya apakah perusahaan ini bergerak dibidang apa?
Sementara ini, kami masih berkonsentrasi mengumpulkan narasumber yang tinggal di daerah Niedersachshen dan Jerman bagian utara.
Semoga permintaannya bisa terealisasi di masa yang akan datang. Terima kasih
Kita mau dengar Bpk ini yg ngomong tp si Bpk dikit dia yg banyak ngomongnya
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Mba.kalau mewawancara jgn nyerocos terus... Malas mendengarkan....anda terlalu banyak ngomong....... Harus bertanya satu kali biarkan Nara sumber yg ngomong lebih banyak. ..... ...malas...mendengarkannnnn
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Di mana bisa dapat buku dokter ya?
Kalau ada minat, bisa saya kirim online dalam format pdf-file
Host nya ga prof, meleter
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
Hostnya kurang bagus cara menginterviewnya, terlalu banyak penjabarannya, padahal tanya saja intinya biar tamunya yg bicara banyak. Jangan hostnya yg bicara banyak.
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Hostnya terlalu dominan, padahal yg dibutuhkan Narasumbernya.
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Pertanyaannya tidak bermutu, aksennya tidak enak
terlalu banyak OK2 nya nih yg interview jadi bikin pusing
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Hostnya ditukar saja🙏
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Satu lagi, untuk mendapatkan host yang bersedia secara sukarela tidaklah mudah, kami sudah berusaha mencari sana-sini. Terlebih menggunakan host yg profesional, kami masih belum mampu untuk membayarnya.
Iiiiih...yg interview lbh banyak omong ....
Tidak mudah untuk menjadi host, terutama menghadapi orang2 yang berpendidikan tinggi juga pengalaman hidup yang fenomenal. Mbak Novi ini selain bukan jurnalist, beliau juga bukan host profesional. Kita ARJ, hanyalah sekumpulan orang2 yang berusaha membuat konten anak rantau yang tinggal di Jerman untuk berbagi informasi pengalaman dan informasi. Dan harus diingat, tidak ada satupun dari kami termasuk mbak Novi sebagai host menerima upah ataupun bayaran. Kami melakukannya dengan suka rela. Jadi mohon dimaklum atas segala kekurangan dari kami. Kami anggap komentarnya sebagai kritik dan saran supaya kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Silahkan mampir ke video lainnya, semoga bermanfaat.
Hostnya berisik ya.🙂
Maaf ya hostnya oferlap
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
Kejahatan bernilai dibawah
Rp. 1 juta dianggap hal kecil , lumrah, sepele tak berdampak merugikan.
Dilakukan tiap hari, tiap jam tinggal dikalkulasi besaran jumlahnya
Maling ayam bisa putus nyawa dikeroyok warga sekampung
Maling Negara korupsi Trilyun bahkan ratusan Trilyun bisa dianggap pahlawan karena bangunkan embung/ waduk penampung air orang di desa
Orba Cendana 32 tahun sentralisasi korupsi US$35 billion / 600 T terjarah.
Cikeas 10 tahun desentralisasi
US$ 10 billion / 150 T terkuras.
Jokowi Solo
ngono yo jo ngono budaya pembiaran 10 tahun , 2014 - 2024 ;
Menkominfo 80 T ,
DKI kelebihan bayar 400 T ludes proyek bongkar pasang, Bansos Depsos 400 T, Pemilu 72,6 T , Alutsista 1600 T , terus berlanjut hingga hari, detik ini ;
Miris, ironis.
Kemandirian Desa mutlak/ keniscayaan.
83.931 desa
16.377 pulau
Pengentasan kemiskinan tugas Negara dalam UUD' 45
Ayo bergerak bersatu padu
RI 79 tahun merdeka
Ayo komunitas Diaspora tersebar di 120 negara
Cerdaskan bangsa
Komentar ngawur,
Ini hostnya gimana ya?, banyak ngoceh, haa hoo haa hoo.., harusnya diam ketika narasumber bicara, tolong bedakan wawancara sama ngobrol di poskamling
Tidak mudah untuk menjadi host, terutama menghadapi orang2 yang berpendidikan tinggi juga pengalaman hidup yang fenomenal. Mbak Novi ini selain bukan jurnalist, beliau juga bukan host profesional. Kita ARJ, hanyalah sekumpulan orang2 yang berusaha membuat konten anak rantau yang tinggal di Jerman untuk berbagi informasi pengalaman dan informasi. Dan harus diingat, tidak ada satupun dari kami termasuk mbak Novi sebagai host menerima upah ataupun bayaran. Kami melakukannya dengan suka rela. Jadi mohon dimaklum atas segala kekurangan dari kami. Kami anggap komentarnya sebagai kritik dan saran supaya kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Silahkan mampir ke video lainnya, semoga bermanfaat.
Kalau dgn teman boleh gitu mau menang sendiri .Tapi ini ORG HEBAT TDK ADA YG DI DPTI HASIL CERITA NYA