Aqidah bingung Wahabi (link diwnload kitab di deskripsi)
Вставка
- Опубліковано 10 лют 2025
- Download kitab Majmu Fatawa juz 1:
drive.google.c...
Download kitab Majmu Fatawa juz 4:
drive.google.c...
Download teks kitab dengan harakat dan terjemah:
drive.google.c...
Penjelasan Syaikh Al Utsaimin رحمه الله تعالى tentang Sifat Nuzul bagi الله تعالى sangat jelas dan mudah difahami dan tidak kontradiktif,.. begitu juga ketika menjelaskan sifat IstiwaNya, جل و عل
dan untuk si Akang andaikan Anda membaca kitab tersebut secara runtut dan hati yang tenang niscaya banyak faidah yang bisa diraih,..
و الله المستعان
Tidak tanaqud nya dimana ?
Nuzul tapi bermakna sukun apakah itu maklum di dalam bahasa ?
Di lisan menetapkan nuzul. Tapi dihati meyakini sukun.
di dalam sifat istawa wajib meyakini makna yang maklum di dalam bahasa. Dianalogikan dengan istawa mahluk.
فإذا استويت أنت ومن معك علی الفلك
di dalam sifat nuzul sama sekali tidak meyakini makna yang maklum di dalam bahasa. Tidak boleh dianalogikan dengan nuzul mahluk
Super tanaqud seperti itu, ko bisa dikatakan tidak tanaqud 😄 ajib.
Malah menurut ane bilau رحمه الله تعالى bisa menjelaskan dan mengkompromikan antara Sifat Nuzul dan U'luw yang bagi sebagian orang Musykilah,.. namun bagi orang menafikan sifat U'luw sebenarnya lebih mudah lagi memahami sifat Nuzul .
Jika saja Anda membaca kitab beliau رحمه الله تعالى dengan seksama tidak sekedar baca lalu mengetahui artinya tapi tanpa pemahaman yang utuh maka yang terjadi seperti itu
@Luthfi-ik9jr mau bagaimana pun hujjahnya menetapkan nuzul tapi yang diyakini sukun tidak bisa dikatakan maklum di dalam bahasa. Itu tidak bisa dibantah
😄
Sudah pasti tanaqud jika mewajibkan meyakini makna dzohir di dalam salah satu sifat dengan makna yang maklum di dalam bahasa.
Ketanaqudan jelas seperti itu masih belum terlihat kah ??
Heran deh.
@@Luthfi-ik9jr jadi sebenarnya boleh atau tidak mentakwil sifat ?? Jika faktanya disana membolehkan menetapkan sifat nuzul tapi dihati mentakwil kepada makna sukun atau tawaquf.
😄😄
@abdurrachman_asySyafiiy
Kata Nuzul atau turun dalam kamus bahasa memang maknanya adalah bergerak dari atas ke bawah dan berpindah dari ketinggian ke tempat yang lbh rendah karena itu adalah turunnya makhluk.
Namun turunnya Allah, kata imam Asy'ari adalah:
NUZUULAN yaliiqu bidzaatihi min ghairi harokatun wa intiqaal, yaitu:
Turun yg sesuai dengan Dzat-Nya yaitu dengan cara tanpa pergerakan dan perpindahan (tidak sebagaimana cara turunnya makhluk).
Alhamdulillah Alloh berada diatas 'Arsy... Alloh turun ke langit dunia di sepertiga malam...😊
Itu pada waktu yang mana ? 😁
Alhamdulillah..terima kasih Kyai
kalian saja yg kurang paham....
.Yang ada dalam fikiran kalian tentang istiwa' adalah sebagaimana raja duduk disinggasana.
padahal bukan begitu yg kami maknai :
Umpama :
1 Langit diatas bumi
nemplokkah langit kebumi ??? bahkan jaraknya saja bisa ribuan tahun perjalanan cahaya.
2.kamu duduk didalam mesjid ,kubah mesjid diatas kepalamu...lantas nemplokkah kubah mesjid itu diubun"mu.
3.pesawat lion air dari jakarta tujuan Batam ,menurut menara ATC posisinya sedang diatas selat Karimata...apakah dalam pikiranmu pesawat lion air itu berenang atau ngesot.dilaut.
Sekiranya Arasy adalah makhluk ciptaan Allah adalah yg letaknya paling tinggi ,maka Allah jauh diatasnya arasy tanpa memerlukannya.
belum tentu semua sebutan kata" atas" menempati yang dibawahnya .
begitu cara memahami berbahasa broo..
Dizaman ini begitu mudah memahaminya bro...
Contoh :
Si Ali punya rumah lima buah ditempat/propinsi yang berbeda.
melalui kamera Cctv yang terhubung ke satelit .si Ali mengatakan jam 3 malam dia akan turun memantau ke lima kondisi rumahnya .
Susahkah???
apalagi bagi Allah yg menciptakan semuanya dialam ini ,memantau semuanya dengan ilmunya.
Ilmu agama itu agar dibarengi dengan sains.
bukankah agama itu tanpa sains buta ????
Sains tanpa agama itu liar dan buas????
Alquran itu penuh dengan sains.... dengan sains yang ada dalam Alquran semakin bertambah keimanan dan semakin banyak ilmuan yang bersyahadat masuk Islam.
Tapi bagi kalian kan cuma dibuat rajah dan susunan jampi"
**Bantahan Logis terhadap Pemahaman Wahabi tentang Istiwa’**
---
### 1⃣ **Kesalahan Kategori dalam Analogi**
📌 **Kesalahan:**
Contoh langit, kubah, dan pesawat yang diberikan adalah **perbandingan antara dua makhluk** yang masih terikat dimensi ruang dan waktu.
📌 **Bantahan:**
Allah **bukan makhluk**, tidak terikat ruang dan tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu yang memiliki tempat. Membahas posisi Allah dalam konteks ruang seperti membahas keberadaan cahaya dalam skala fisik-**tidak relevan dan salah kategori**.
---
### 2⃣ **Kontradiksi Internal**
⚠ **Kesalahan:**
Mereka menolak pemahaman bahwa Allah duduk di atas ‘Arsy seperti raja di singgasana, tetapi tetap mempertahankan Allah "di atas ‘Arsy" dalam arti ruang.
📌 **Bantahan:**
- Jika "di atas" dimaknai dalam arti **tempat**, maka ini tetap mengandaikan Allah butuh ruang, yang jelas bertentangan dengan **keesaan dan kesempurnaan-Nya**.
- Jika "di atas" hanya kiasan untuk ketinggian derajat, maka **mengapa harus berkeras memahami secara harfiah?**
---
### 3⃣ **Dalil Al-Qur'an dan Tafsir Salaf**
📖 **Dalil dari Imam Malik:**
Ketika Imam Malik ditanya tentang istiwā’, beliau menjawab:
**"Al-Istiwa’ ma’lum, wa al-kaif majhûl, wa al-imânu bihi wajib, wa as-su’âlu ‘anhu bid’ah."**
📌 **Makna:**
✅ **Istiwa’ itu diketahui (lafazhnya dalam Al-Qur’an).**
✅ **Bagaimana caranya tidak diketahui (hanya Allah yang tahu).**
✅ **Mengimaninya wajib.**
✅ **Bertanya tentang bagaimana istiwa’ adalah bid’ah.**
⚠ **Kesalahan Wahabi:**
Mereka menetapkan "di atas" dalam arti tempat, padahal **ulama salaf sendiri melarang mempertanyakan bentuk istiwā’.**
---
### 4⃣ **Sains Tidak Bisa Menjelaskan Dzat Allah**
🧪 **Kesalahan:**
Mereka mengklaim bahwa "agama tanpa sains buta" dan mencoba menjelaskan istiwa’ dengan logika sains.
📌 **Bantahan:**
- **Sains hanya berlaku untuk makhluk**, sementara **Allah tidak bisa dianalogikan dengan makhluk**.
- Ilmu pengetahuan berbasis ruang dan waktu, sedangkan Allah **tidak terikat oleh ruang dan waktu**.
- Memaksakan sains untuk menjelaskan Allah **sama dengan membatasi kesempurnaan-Nya**.
---
### 5⃣ **Kesalahan Pemahaman tentang CCTV dan Pemantauan Allah**
📹 **Kesalahan:**
Mereka membandingkan pemantauan Allah dengan CCTV dan satelit.
📌 **Bantahan:**
- CCTV dan satelit adalah **makhluk yang memiliki keterbatasan**, sedangkan **Allah Maha Melihat tanpa perlu alat bantu**.
- Allah tidak membutuhkan teknologi untuk mengetahui segala sesuatu karena **pengetahuan-Nya sempurna dan tidak bergantung pada media apa pun**.
---
### **Kesimpulan:**
✅ Mereka mencoba menghindari tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk) **tetapi tetap terjebak dalam konsep ruang dan arah**.
✅ Pemahaman yang benar adalah **menetapkan istiwā’ tanpa menyerupakan Allah dengan makhluk dan tanpa menanyakan “bagaimana”**, sebagaimana dijelaskan oleh **ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah dari kalangan salaf**.
✅ **Allah ada tanpa membutuhkan tempat, tanpa menyerupai makhluk, dan tanpa keterbatasan apapun.**
🔴 **Maka, upaya memaknai istiwa’ dengan konsep fisik atau teknologi modern bukanlah metode yang sesuai dengan manhaj salaf!**
### **Konsep Jism dalam Pemahaman Wahabi Berdasarkan Analogi Mereka**
Konsep **jism** (bentuk fisik atau keberadaan yang memiliki dimensi) dalam pemahaman Wahabi bisa disimpulkan dari analogi-analogi yang mereka gunakan. Walaupun mereka menolak bahwa Allah memiliki jism seperti makhluk, argumentasi mereka tetap **mengandung unsur tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk)** secara implisit.
Berikut adalah bagaimana konsep **jism** tersirat dalam pemahaman mereka:
---
### **1⃣ Pemisahan Ruang: "Langit di atas bumi, tapi tidak menempel"**
📌 **Analogi mereka:**
- Langit berada di atas bumi, tetapi tidak menempel padanya.
- Allah berada di atas ‘Arsy, tetapi tidak bergantung padanya.
📌 **Konsep Jism yang Tersirat:**
- Mereka tetap mengasumsikan **Allah berada dalam suatu koordinat** yang "di atas" dalam arti spasial.
- Ini mengandaikan bahwa Allah memiliki **kedudukan ruang (spatial position)** yang terpisah dari makhluk, yang bertentangan dengan konsep **Allah tidak terikat oleh ruang dan waktu**.
- Dalam logika fisik, sesuatu yang "di atas" memiliki posisi yang dapat diukur dalam skala tertentu, **ini adalah karakteristik makhluk**.
⚠ **Kesalahan Logika:**
- Allah **tidak berada dalam ruang**, sehingga penggunaan kata "di atas" dengan pemahaman ruang tetap menjerumuskan pada pemahaman **tasybih**.
- Dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, **Allah bukan makhluk sehingga tidak memiliki koordinat atau ruang**.
---
### **2⃣ Relasi Objek: "Kubah di atas kepalamu, tapi tidak menempel"**
📌 **Analogi mereka:**
- Kamu duduk di dalam masjid, dan kubahnya ada di atas kepalamu, tapi kubah itu tidak menempel di kepalamu.
- Allah di atas ‘Arsy, tapi tidak menyentuh ‘Arsy.
📌 **Konsep Jism yang Tersirat:**
- Mereka tetap mengasumsikan **Allah memiliki lokasi** dalam suatu koordinat "di atas".
- Perbandingan dengan masjid dan kubah menandakan bahwa Allah **memiliki eksistensi yang terpisah tetapi tetap dalam hubungan spatial dengan makhluk**.
- Ini mengandaikan bahwa Allah memiliki **arah (direction) dan keterbatasan posisi**, yang merupakan ciri-ciri jism.
⚠ **Kesalahan Logika:**
- Allah tidak memerlukan posisi dalam ruang.
- Jika Allah dianggap "di atas" dalam arti ruang, ini berarti ada **jarak** antara Allah dan makhluk, dan sesuatu yang memiliki jarak berarti memiliki dimensi, yang menunjukkan **sifat makhluk**.
---
### **3⃣ Pergerakan dan Posisi: "Pesawat di atas Selat Karimata, tapi tidak berenang di laut"**
📌 **Analogi mereka:**
- Menara ATC melihat pesawat Lion Air dari Jakarta ke Batam sedang "di atas Selat Karimata".
- Apakah itu berarti pesawat tersebut menyentuh laut? Tidak.
- Maka, Allah berada di atas ‘Arsy, tapi tidak bersentuhan dengannya.
📌 **Konsep Jism yang Tersirat:**
- **Allah dianggap memiliki posisi tertentu di atas, seperti halnya pesawat yang bisa ditentukan lokasinya dalam ruang.**
- Ini mengimplikasikan bahwa Allah dapat **diidentifikasi dalam koordinat ruang tertentu** dan berada pada titik tertentu yang bisa didefinisikan.
- Ini menunjukkan bahwa Allah dianggap memiliki **batasan fisik**, karena sesuatu yang memiliki posisi dalam ruang pasti memiliki **bentuk atau batasan** dalam ruang tersebut.
⚠ **Kesalahan Logika:**
- Jika Allah memiliki posisi di atas ‘Arsy secara harfiah, berarti **Allah terikat pada batasan makhluk**, padahal Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk.
- Pergerakan dan posisi hanya berlaku untuk **makhluk yang memiliki tubuh (jism),** sedangkan Allah **tidak memiliki jism**.
---
### **4⃣ Konsep "Turun" Allah: "Ali memantau rumahnya dari CCTV dan turun jam 3 malam"**
📌 **Analogi mereka:**
- Si Ali punya lima rumah di provinsi yang berbeda dan bisa memantaunya lewat CCTV.
- Ali mengatakan dia akan turun jam 3 malam untuk melihat langsung kondisi rumahnya.
- Apakah sulit dipahami? Tidak. Maka, begitu pula Allah yang memantau dan turun ke langit dunia.
📌 **Konsep Jism yang Tersirat:**
- **Allah dianggap memiliki pergerakan dari satu tempat ke tempat lain**, sebagaimana seseorang yang "turun" dari satu lokasi ke lokasi lain.
- Ini mengandaikan bahwa Allah memiliki **dimensi dan lokasi**, yang merupakan **sifat makhluk**.
- Perbandingan dengan manusia (Ali) yang berpindah tempat **menunjukkan pemahaman bahwa Allah memiliki pergerakan yang mirip dengan makhluk**.
⚠ **Kesalahan Logika:**
- Jika Allah turun secara fisik, berarti **Allah berpindah tempat dalam ruang**, yang jelas mustahil bagi-Nya karena Allah **tidak terikat oleh ruang dan waktu**.
- "Turunnya" Allah harus dipahami **bukan dalam arti fisik**, melainkan dalam makna kasih sayang, perhatian, dan kedekatan dengan hamba-Nya.
---
### **Kesimpulan: Konsep Jism dalam Pemikiran Wahabi**
Dari semua analogi di atas, **terdapat pola berpikir yang mengarah pada konsep jism, meskipun mereka berusaha menolaknya**.
✅ **Kesalahan utama dalam pemahaman mereka:**
1. **Menyatakan Allah "di atas" dalam arti ruang**, yang berarti **menetapkan posisi bagi Allah** dalam koordinat tertentu.
2. **Menggunakan analogi benda fisik** seperti langit, kubah, pesawat, dan CCTV untuk memahami istiwa’.
3. **Menganggap Allah memiliki pergerakan atau perpindahan**, yang **tidak sesuai dengan konsep ketidakterbatasan Allah**.
4. **Membandingkan Allah dengan makhluk secara tidak langsung**, meskipun mereka mengklaim menolak tasybih.
🚨 **KESIMPULAN FINAL:**
🔴 **Pemahaman Wahabi tentang Allah "di atas" tetap mengarah pada konsep jism**, karena mereka mempertahankan **keberadaan Allah dalam ruang tertentu**.
🔴 **Ahlus Sunnah wal Jama’ah menegaskan bahwa Allah ada tanpa butuh tempat, tanpa batasan ruang, dan tanpa pergerakan.**
🔴 **Menetapkan arah atau posisi bagi Allah berarti menyerupakan-Nya dengan makhluk, yang merupakan bentuk tasybih (penyerupaan).**
📌 **Pemahaman yang benar:**
➡ **Allah ada tanpa arah, tanpa tempat, tanpa batasan.**
➡ **Istiwa’ Allah harus dipahami sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa menyerupai makhluk.**
➡ **Allah Maha Suci dari sifat makhluk, termasuk posisi, ruang, dan pergerakan.**
### **Ringkasan Logika Anak TK: Konsep Jism dalam Pemahaman Wahabi**
1⃣ **Allah "di atas" seperti langit di atas bumi 🌥**
➡ Kalau langit di atas bumi, berarti ada jarak dan posisi.
➡ Kalau Allah "di atas" dalam arti tempat, berarti Allah butuh ruang dan bisa dihitung jaraknya.
🚫 **Tapi Allah tidak bisa diukur jaraknya, karena Allah bukan benda!**
2⃣ **Allah "di atas" seperti kubah di atas kepala kita 🕌**
➡ Kubah masjid ada di atas kepala kita, tapi tidak menyentuh kita.
➡ Kalau Allah seperti ini, berarti Allah punya tempat yang bisa ditunjuk.
🚫 **Tapi Allah tidak butuh tempat, karena Allah bukan benda!**
3⃣ **Allah "di atas" seperti pesawat di atas laut ✈**
➡ Pesawat ada di atas laut tapi tidak berenang di dalamnya.
➡ Kalau Allah di atas ‘Arsy seperti ini, berarti Allah punya posisi seperti benda terbang.
🚫 **Tapi Allah tidak butuh posisi, karena Allah bukan benda!**
4⃣ **Allah "turun" seperti orang melihat CCTV dan datang ke rumahnya 📹**
➡ Kalau Allah "turun" seperti ini, berarti Allah pindah dari satu tempat ke tempat lain.
🚫 **Tapi Allah tidak butuh pindah, karena Allah bukan benda!**
**Kesimpulan untuk Anak TK:**
🎈 **Kalau sesuatu ada di atas, di bawah, atau bisa pindah-pindah, itu namanya benda (jism).**
🎈 **Kalau Allah disebut punya tempat atau posisi, berarti Allah dianggap seperti benda.**
🎈 **Allah itu berbeda dari semua benda. Allah tidak butuh tempat, arah, atau pergerakan.**
✅ **Jadi, Allah tidak bisa disamakan dengan langit, kubah, pesawat, atau CCTV!** 🚀
@@tirjayanto begitulah sulitnya meyakinkan kaum yg keras hati sekelas abu Jahal ....apapun cara tak akan mampu. Apalagi dizaman ini
namun alhamdulillah ditempat saya sudah banyak yg kembali ke salaf...langgar dan mesjid yg sepi kembali rame .dibanding saat pemikiran mereka diracuni kaum kuburiyyun,
Tidak apa" kalian memberi kami cap Wahhabi,..sebagaimana kafir Belanda memberi cap Wahabi kepada pangeran Diponegoro ,Imam Bonjol,sunan Giri ,Sunan Ampel dll,...baca sejarah .
@@edyajha7480 ngapain curhat?
Ustadz,wahabi ilmunya tidak bersanad sampai ke Rasulullah jadi kontradiktif.
hoaks ah...
@anyamannyaman buktikan saja ilmu Wahabi dalam hal ini Utsaimin
Lha wong akidah kalian dengan akidah imam baihaqi dan abul hasan asyari saja beda kok ngaku2 sanad? Sanad dari plato? Sebgaimana ar razi menyebut aflatun sebagai imam..
Coba deh baca dlu asma was shifat, manaqib asy syafii dan maqalatil islamiyyin,
@housse51 bukan beda tp anda yg tdk faham.😂
@@tardisangko6526 وقال أهل السنة وأصحاب الحديث: ليس بجسم ولا يشبه الأشياء وأنه على العرش كما قال عز وجل: " الرحمن على العرش استوى " ولا نقدم بين يدي الله في القول بل نقول استوى بلا كيف وأنه نور كما قال تعالى: " الله نور السماوات والأرض " وأن له وجهاً كما قال الله: " ويبقى وجه ربك " وأن له يدين كما قال: " خلقت بيدي " وأن له عينين كما قال: " تجري بأعيننا " وأنه يجيء يوم القيامة هو وملائكته كما قال: " وجاء ربك والملك صفاً صفاً " وأنه ينزل إلى السماء الدنيا كما جاء في الحديث ولم يقولوا شيئاً إلا ما وجدوه في الكتاب أو جاءت به الرواية عن رسول الله (ﷺ).
Hadir kyai nyimak❤
Tahlilan sanadnya sampai Rasulullah???
Pernahkah Umar muludan???
Pernahkah Abubakar baca berjanji?
Pernahkah Imam abu Hanifah nyadran?
Pernahkah Imam Syafi'i cari berkah ke makam kramat??
Pernahkah Imam Malik menghadiri perayaan ISRO miroj???
Terus ilmu ulama2 Nu bersanad kemana???
Ke ulama Syi'ah?
Ke hindu atau kristen?
Rusak Nu agama oplosan.
🔥 **Bantahan Singkat untuk Buzzer Wahabi yang Hobinya Tanya Tanpa Pikir!** 🔥
💡 **1. Pernahkah Abu Bakar Punya HP? Pernahkah Umar Pakai Motor?**
Kalau semua ibadah harus dicontoh langsung oleh sahabat, pertanyaannya:
- **Pernahkah Abu Bakar punya kitab Ibnu Taimiyah?** 📖
- **Pernahkah Umar baca kitab Al-Utsaimin?** 🤔
- **Pernahkah Imam Ahmad ceramah via UA-cam?** 📲
Kalau gak pernah, berarti Wahabi juga ikut "bid’ah" dong? 🤡
📖 **2. Dalilnya Bukan "Harus Pernah Dilakukan Sahabat" tapi "Tidak Dilarang dan Sesuai Syariat"!**
Tahlilan, Maulid, Berjanji, dan lainnya itu bentuk *Ijtihad* dalam memperbanyak dzikir dan kebaikan. Dalilnya:
> **وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ**
> *"Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung."* (QS. Al-Anfal: 45)
Jadi, selama itu dzikir dan tidak menyelisihi syariat, kenapa dilarang? Justru yang menolak dzikir itu yang aneh! 😆
📜 **3. Ulama NU Punya Sanad Jelas, Wahabi Punya Apa?**
Sanad NU sampai ke Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad. Wahabi sanadnya ke siapa? Ke Muhammad bin Abdul Wahhab, yang ditolak banyak ulama Hijaz sendiri? 🤡
⚡ **4. Fitnah “Sanad ke Syiah, Hindu, atau Kristen” Itu Bukti Wahabi Gak Punya Akal**
- **Sanad NU ke Syiah?** NU berpegang pada Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Justru Wahabi yang sering pakai fatwa Ibnu Taimiyah yang pernah dipenjara gara-gara nyeleneh. 🤭
- **Sanad NU ke Hindu/Kristen?** Justru Wahabi yang akidahnya mirip Kristen karena menuhankan Tuhan yang "bertangan" dan "bertempat"!
💀 **5. Wahabi Itu yang Oplosan!**
Agamanya mirip Yahudi (bikin teror, gampang mengkafirkan), tapi ngaku Islam paling murni. Kitab-kitabnya banyak sensoran dan pemalsuan, tapi sok ngajarin sanad! 🤣
🎤 **Mic Drop Lagi!** 🎤
Kalau Wahabi cuma bisa nanya tanpa berpikir, ya wajarlah otaknya mentok di "dalil copasan" tanpa ilmu sanad! 🚀😂
@@C_Sun ulama NU bersanad. Tapi dhaif.
Tidak ada yang kontradiksi om., turunnya allah tidak seperti turunnya makhluk... Imani saja.
Apanya yang diimani ?
Hanya dilisan saja menetapkan turun, tapi dihati meyakini tidak turun alias diam ditempat (sukun).
Pake akal sehat utk memahami dalil,mas broi
@@muhammadhalili2650
Justru dipertanyakan akal sehat antum.....
Nuzul dengan makna sukun. Orang berakal mana yang membenarkan pemaknaan tersebut ???
😄
Bagaimana itu Turun nya Allah SWT...?
@@abdurrachman_asySyafiiykacau ini😅
Ustadz ku
Pada intinya salafi wahabi meeupakan kelompok yg paling serba hebat sehingga para ulama mufasir dihilangkan tp nafsir ayat seenak hati berdasarkan zahir ayat sj sehingga wajar kalau Allah itu serupa dgn mahkluk pada akhirnya yg jelas bertentangan dengan keyakinan ahlu sunah tapi mereka mengaku kelompok yg ahli sunah waljamaah😅
Menetapkan "YAD","NUZUL", "ISTIWA", dll sebagai SIFAT menurut saya rancu, dan dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindarkan dari kesan TASYBIH.
KEMBALIKAN pemahaman-2 terhadap lafadz-2 tersebut kepada SIFAT-2 Allah,Swt. Bukan dengan menetapkan kesemua lafadz tersebut menjadi sifat.
Allah,Swt mengabarkan dan mengajarkan pengetahuan tentang diri-Nya kepada manusia di antaranya adalah melalui pengetahuan tentang SIFAT-2-Nya.
Pengetahuan yang tidak dimiliki oleh manusia adalah berkenaan dengan DZAT-Nya, termasuk tentang bagaimana Allah,Swt ketika melakukan suatu PERBUATAN.
Kembalikan pengertian-2 tentang ayat-2 MUTASYBIHAT kepada ayat-2 yang MUHKAMAT. Bukan dengan mengembalikan "kepada Allah,Swt", atau dengan menetapkan suatu bentuk perbuatan sebagai sifat.
Kembalikan pengertian dan pemaknaan ; YAD, NUZUL, ISTIWA (yang MUTASYABIH), kepada ayat-2 yang MUHKAM ; "Laitsa Kamislihi Sayi'un", "Walam yakulahu kufuan ahad", dll dll dll
Asbabun-Nuzul QS Ali Imron ayat 7 merupakan prinsip yang diajarkan oleh Allah,Swt dalam menyikapi ayat-2 yang MUTASUABIHAT....!
Yaitu ketika orang-2 NASRANI menyataka jika akidah mereka yang menyatakan bahwa Allah,Swt itu "tsalitsu tsalatsah" (dari antara yang tiga) mendapatkan legitimasi dari al-Qur'an. Sebab Allah,Swt dalam al-Qur'an menyebut diri-Nya ; "Aku" dan "Kami" sebagai kata ganti jamak.
Ketika persoalan tersebut disampaikan kepada Rosululloh Muhammad,SAW, kemudian turun ayat QS Ali Imron ayat 7. Kemudian beliau memerintahkan dan mengajarkan kepada para sahabat untuk mengembalikan-nya kepada ayat ; "Katalan-lah Allah itu Esa (al-Ahad)".
@@DadangSuhanda-l1k imam at thabari dalam jami'ul bayan mengatakan
وَلَهُ يَدَانِ وَيَمِيْنٌ وَأَصَابِعَ، وَلَيْسَتْ جَارِحَةٌ
Allah memiliki dua tangan kanan dan jari jemari dan itu bukanlah anggota badan. Memang ahlus sunnah menetapkan sifat2 tsb sebagai sifat dari dahulu. Tidak ada yg rancu kecuali jalan fikir anda cenderung pada tajsim.
Sifat2 Allah itu mustahil diketahui kecuali Allah menyampaikan kepada kita. Ketika Allah sudah menyampaikan, maka tugas kita mengimani tanpa menyakan bagaimananya karena hal tsb mustahil dicapai ro'yu.
Bukan malah menuduh Allah menurunkan ayat2 syubhat yg menyebabkan banyak umat tersesat secara akidah bila mempercayainya tanpa ilmu kalam yang datang beberapa abad setelah nabi.
@housse51
Untuk apa disebut sebagai ayat-2 MUTASYABIHAT (QS Ali Imron ayat 7) bila tidak bersifat SAMAR (syubhat). Tetapi mereka yang mendalam ilmu-nya tetap berkata jika ayat-2 tersebut adalah dari Allah,Swt.
Sekalipun dengan disertai anasir-2 "tidak sama dengan Allah,Swt", pada saat masih menetapkan arti...! Tetap saja disebut tasybih.
MENGEMBALIKAN pengertian ayat-2 MUTASYABIHAT kepada ayat-2 yang MUHKAM sebagai pokok-2 al-Qur'an adalah yang diperintahkan oleh Allah,Swt.
Dengan mengembalikan kepada ayat-2 yang MUHKAM. akan terhindar dari FITNAH dan KERAGU-RAGUAN...!
@@DadangSuhanda-l1k Justru disitu Allah sendiri yang mensifati diriNya dengan sifat2 tsb. Kok malah anda bingung tidak mau menetapkan. Yang keliru itu kalau Allah menyampaikan bahwa: Ar rahman beristiwa diatas arys lalu kamu bahas dengan ro'yu, perumpamaan dan kelaziman2 lalu kamu simpulkan dan bahkan palingkan maknanya ke makna lain. Itu yang keliru. Ayat mutasyabihaat diimani saja sebagaimana datangnya sesuai pemahaman salaf.
@@housse51
Kata siapa para salaf cuma mengimani saja ayat-2 MUTASYABIHAT....???
Ibnu Abbas,ra menyetakan jika bsliau adalah di antara yang mendalam ilmu-nya yang mengetahui tentang ta'wil ayat-2 MUTASYABIHAT.
@@DadangSuhanda-l1k takwil di hadist itu maksudnya tafsir bukan takwil ala mutakallimin. Sudah beda istilah walau kata2nya sama.
ya soalnya ente bayangin Allah kayak mahluk/manusia, ente bisa menolak sifat itu kalo ente sudah pernah lihat dzat Allah seperti apa
Tidak ada yg membayangkan dzat Allah.
Karena letak kontradiksi bukan dari sisi gambaran dzat Allah, melainkan pernyataan yang saling membatalkan satu sama lain. Seolah olah seperti berdebat dengan diri sendiri.
@@abdurrachman_asySyafiiy ente ga paham juga ya,,?
Muktazilah,wkwkwkkk
*Permohonan Maaf Da'i Salafi:* ❤🙏
*NU, Muhammadiyah, Jamaah Tablig Firqoh Dhollah:*
Kaum muslimin, kaum muslimat yang berada di Indonesia dan di luar Indonesia, khusus di Kabupaten Kampar. Saya Zamzami Nas, salah seorang dai di Kabupaten Kampar, Riau, dengan penuh kesadaran, menyatakan bahwa video ceramah saya beberapa waktu lalu, yang berisi statemen saya, atau pernyataan saya bahwa Ormas Muhammadiyah firqatun dhallah, NU firqatun dhallah, Tarbiyah firqatun dhallah, dan jemaah tabligh firqatun dhallah dan lain-lainnya.
Maka dengan ini saya menyatakan mencabut segala pernyataan saya tersebut, dengan segala pernyataan yang saya katakan dan dengan segala makna yang terkandung di dalamnya. Dan kepada pihak yang merasa dirugikan, atau terzolomi atau tersakiti dengan pernyataan tersebut, maka saya dengan sepenuh hati minta dimaafkan. Dan insya Allah semoga kejadian serupa tidak terulang lagi pada waktu yang akan datang atau di kemudian hari.#
*Note: Semoga Menjadi Pelajaran Bagi Kita Semua*
Barakallahu Fiikum.
Turun tapi di atas...
Turun ke atas gitu maksudnya...?
Sifat Nuzul tidak ditetapkan turun dibawah langit karena ada hadits riwayat Muslim yg menjelaskan ;
وأنت الظاهر فليس فوقك شيء
"Engkau yg Dzahir tidak ada suatupun diatas Engkau".
Tidak diketahui atau dibayangkan bagaimana Allah Ta'ala melakukan Nuzul. Satu kaidah penting dijelaskan oleh imam Malik (والسؤال عنه بدعة): mempersoalkan dan menanyakan cara atau bagaimananya itu adalah bid'ah. Membayangkan nuzul (turun) sebagai sukun (menetap) itu adalah bid'ah.
Penjelasan Syaikh Utsaimin tentang Istawa dengan ayat ttg nabi Nuh itu untuk menjelaskan makna lughah "على" (diatas). Istawa 'alal Arsy berarti Istawa diatas Arsy. Penjelasan itu bukan menjelaskan Istawanya Allah Ta'ala diatas Arsy seperti nabi Nuh diatas kapal, seperti yg di sangkakan pembicara di video ini. Karena cara berfikirnya yg salah itulah akhirnya dia menyimpulkan ada kontradiksi.
Jika mengimani af'al/perbuatan Allah Ta'ala mengikuti petunjuk nash tanpa menanyakan, mempersoalkan, dan membayangkan maka tidak akan ada kontradiksi.
🔹 **Bantahan Ringkas terhadap Klaim Wahabi tentang Nuzul** 🔹
📌 **1. Konsep Nuzul dan Ketidakterikatan Allah dengan Tempat**
Hadits Nuzul (turunnya Allah ke langit dunia) **bukan berarti perpindahan literal**, karena:
🔸 **Allah tidak terikat ruang dan waktu** (QS. Asy-Syura: 11, "Laysa kamitslihi syai'un").
🔸 Perpindahan menandakan keterbatasan, sedangkan Allah **Mahasuci dari sifat makhluk**.
📌 **2. Kontradiksi dalam Keyakinan Wahabi**
🔸 Mereka menolak menanyakan **“bagaimana”**, tetapi tetap menetapkan bahwa Nuzul berarti turun secara hakiki.
🔸 Jika Allah turun secara fisik, **apakah langit ketujuh kosong dari-Nya saat turun?** Ini jelas bertentangan dengan keyakinan mereka bahwa Allah selalu di atas Arsy.
📌 **3. Makna Nuzul dalam Asy’ariyah**
🔸 **Imam Nawawi & Al-Baqillani** menafsirkan Nuzul sebagai **turunnya rahmat dan perintah Allah**, bukan secara fisik.
🔸 Tafsir ini lebih logis, karena tidak menyalahi **tauhid tanzih (menyucikan Allah dari sifat makhluk)**.
📌 **4. Ironi dalam Kaidah yang Mereka Gunakan**
🔸 Imam Malik berkata **“Asalnya Istiwa diketahui, tapi caranya tidak”**, tetapi ini berlaku dalam tafwidh (menyerahkan makna kepada Allah), **bukan menetapkan makna zahir secara mutlak seperti yang dilakukan Wahabi**.
🔸 Jika benar “menanyakan bagaimana adalah bid’ah”, maka menetapkan “Nuzul adalah turun secara hakiki” juga bid’ah!
🔹 **Kesimpulan:**
⛔ **Pemahaman Wahabi tentang Nuzul bertentangan dengan prinsip dasar tauhid**.
✅ **Makna Nuzul yang benar adalah metaforis**, yaitu mendekatnya rahmat Allah dan dikabulkannya doa hamba.
📜 **Aqidah Asy’ariyah menjaga keesaan Allah dengan menyucikan-Nya dari sifat makhluk!** 🚀
Aqidah ko suka suka hati.
Menetapkan nuzul tapi yang diyakini sukun.
Ahli bahasa mana yang membenarkan hal itu ?? Itu sama saja penyelewengan makna yang diyakini. Akibat gagal faham terhadap hadits riwayat Imam Muslim.
😄
Justru hadits itu menafikan dzat Allah berada di atas sesuatu, menafikan tempat bagi Allah karena redaksi selanjutnya
ﻭﺃﻧﺖ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻓﻠﻴﺲ ﺩﻭﻧﻚ ﺷﻲء
Dan engkau al Bathin, tidak ada sesuatu apapun di bawah mu.
Sebagaimana penjelasan al Baihaqi:
ﻭاﺳﺘﺪﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﻧﻔﻲ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻋﻨﻪ ﺑﻘﻮﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺃﻧﺖ اﻟﻈﺎﻫﺮ ﻓﻠﻴﺲ ﻓﻮﻗﻚ ﺷﻲء» . ﻭﺃﻧﺖ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻓﻠﻴﺲ ﺩﻭﻧﻚ ﺷﻲء ". ﻭﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻮﻗﻪ ﺷﻲء ﻭﻻ ﺩﻭﻧﻪ ﺷﻲء ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ
al Asma wa Shifat. Hal. 287. Juz 2.
@tirjayanto
1- Allah Ta'ala melakukan perbuatan sebagaimana yg Ia kehendaki. Perbuatan2 Allah Ta'ala ditetapkan sebagai sifat fi'liyah bagi Nya. Mengingkari sifat fi'liyah Allah Ta'ala itu adalah kekufuran.
Sebagaian golongan bersikap ghuluw dalam tanzih akhirnya mereka mengingkari sifat fi'liyah Allah Ta'ala.
Sifat Nuzul adalah salah satu sifat fi'liyah Allah Ta'ala. Manhaj Salaf menetapkan sifat tanpa menanyakan atau membayangkan kaifiyahnya (apakah dg berpindah, bergerak, atau bergeser).
2- Mengambil makna hakiki berarti mengambil makna dzahir ayat.
Makna hakiki berarti bukan majaz.
Manhaj salaf mengambil makna hakiki tanpa penyerupaan.
Makna hakiki bukan berarti 'seperti lazimnya makhluk'.
3. Kesalahan Asya'irah adalah mereka ghuluw dalam tanzih, sehingga mereka terjerumus menolak sifat2 fi'liyah Allah Ta'ala.
@abdurrachman_asySyafiiy
Mengartikan ko sesuka hati.
Sebagaimana penjelasan al Baihaqi:
ﻭاﺳﺘﺪﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﻧﻔﻲ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻋﻨﻪ ﺑﻘﻮﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺃﻧﺖ اﻟﻈﺎﻫﺮ ﻓﻠﻴﺲ ﻓﻮﻗﻚ ﺷﻲء» . ﻭﺃﻧﺖ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻓﻠﻴﺲ ﺩﻭﻧﻚ ﺷﻲء ". ﻭﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻮﻗﻪ ﺷﻲء ﻭﻻ ﺩﻭﻧﻪ ﺷﻲء ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ
al Asma wa Shifat. Hal. 287. Juz 2.
Di ibarah sebelumnya ada dzaraf فوق (diatas) , lawan nya adalah تحت (dibawah), maka دون tidak dapat diterjemahkan menjadi 'dibawah'.
Jangan sesuka hati mengartikan hadits 🙂
@abdurrachman_asySyafiiy
Mengartikan ko sesuka hati.
Sebagaimana penjelasan al Baihaqi:
ﻭاﺳﺘﺪﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﻧﻔﻲ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻋﻨﻪ ﺑﻘﻮﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺃﻧﺖ اﻟﻈﺎﻫﺮ ﻓﻠﻴﺲ ﻓﻮﻗﻚ ﺷﻲء» . ﻭﺃﻧﺖ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﻓﻠﻴﺲ ﺩﻭﻧﻚ ﺷﻲء ". ﻭﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻮﻗﻪ ﺷﻲء ﻭﻻ ﺩﻭﻧﻪ ﺷﻲء ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ
al Asma wa Shifat. Hal. 287. Juz 2.
Di ibarah sebelumnya ada dzaraf فوق (diatas) , lawan nya adalah تحت (dibawah), maka دون tidak dapat diterjemahkan menjadi 'dibawah'.
Jangan sesuka hati mengartikan hadits
ini perdebatan lama antara mahzab aqidah ahli hadith vs ahli ra'yi (jahmiah muktazilah asyariah) ...tinggal pilih jalan...mana yg dipilih kedua pihak saling menyalahkan dan saling menyesatkan.
Boleh minta rujukan nya dalam kitab apa perdebatan nya terjadi
Biar ada referensinya
ahli hadis dan asyairoh maturidi itu masih dalam lingkaran ahlussunnah wal jama'ah dan wahhabi tidak termasuk
@@tholibbulilmi8680 terlalu banyak kitab jika disebut di sini., semua kitab aqidah ahli hadith yg menolak aqidah jahmiah muktazilah asyairoh, dari imam abu hanifah, imam malik,syafii, hambali, bukhary, abu daud, tirmidzi, abi said ad darimi, harb al kirmani, ibnu khuzaimah, daraqhutni, abu ya'la dll. jika mau ditambah kitabnya imam asyary sendiri tapi dia bukan dari kalangan ahli hadith karena tdk punya kitab hadith.
@@ruwaidasopian wahabi abad 11H, ahli hadith terakhir abad 5H. wahabi blm lahir.
Ga ada yg kontradiksi...
Apakah mustahil bagi Allah yg di atas arasy untuk bisa turun ke langit dunia di seluruh dunia skaligus?
Bukankah Allah maha besar?
Berarti yg menolak Allah di atas secara tdk sadar mereka telah mengecilkan Allah.
Krn mereka pikir Allah kan katanya di atas,, kok bisa turun ke langit dunia,,,berarti Allah turun naik terus dong,,kan setiap negara beda waktunya,,wkwkwkkkk
Itu krn mereka membayangkan Allah sperti makhluk,,,artinya mereka mengcilkan sifat Allah seperti sifat makhluk yg naik turun ,,wkwkwkkk.
Lalu sebenernya siapa yg lebih dulu menyamakan Allah dgn makhluk?
Di sana ibnu utsaimin menetapkan sifat turun (nuzul) tapi yang diyakininya diam ditempat (sukun) 😄
@abdurrachman_asySyafiiy apakah jika Allah diam di atas arasy tdk bisa turun (nuzul).
Bukankah Allah meliputi segala sesuatu.
APakah ente sedang membayangkan Allah diam sperti makhluk?
Lalu siapa yg lebih dulu membayangkan Allah dgn makhluk?
@@godohtelo407 bukan masalah membayangkan.
😄
Letak tanaqudnya adalah melarang orang lain mentakwil, tapi dirinya sendiri mentakwil, karena menetapkan turun, tapi yang diyakini diam (sukun).
😄😄
@abdurrachman_asySyafiiy dmn takwilnya?
@@abdurrachman_asySyafiiy jika bkn soal membayangkan lalu knp ente persoalkan Allah diam Di atas tapi turun?
Bahaya nya ya...aqidah salafy wahaby...bisa Menyesatkan Umat
Allah sendiri yang bilang bahwa Dia berada di atas Arsy-Nya. dan Allah juga yang bilang Dia turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam.
Lalu datang orang seperti anda yang mengkontradiksikan kedua kabar dari Allah itu, mengingkarinya dengan akal pikiran logika anda yang menganggap kedua hal itu kontradiktif dan tidak mungkin. Anda siapa? merasa lebih tau mengenai Allah daripada Allah sendiri? merasa lebih pintar daripada Allah? merasa Allah gak mampu melakukan apa yang manusia seperti anda gak mampu?
Manusia saja bisa tetap berada di Indonesia tetapi orang lain melihat dia sedang berbicara di belahan dunia lain melalui video call, hologram, dll teknologi.
Lalu apa susahnya bagi Allah untuk tetap berada di Arsy-Nya sembari dia turun ke langit dunia setiap sepertiga malam?
kalau Allah sendiri yang bilang dan mengabarkannya, maka saya mengimaninya, dan wajib bagi seorang muslim dan mukmin mengimaninya, percaya dan yakin. kalau anda mengingkari kabar dari Allah, kufur kepada apa yang Allah sampaikan, itu urusan anda dengan Allah. gak usah pamer2 pengingkaran anda ke seluruh dunia.. malu lah..
kasihanilah diri anda sendiri dan orang2 yang anda sesatkan pemahamannya dan hilangkan keimanannya kepada kabar2 dari Allah mengenai Allah..
orang yang mengimani apa adanya berita mengenai Allah yang Allah sampaikan sendiri, tidak menolaknya, tidak mengingkarinya, tidak menganggapknya mustahil bagi Allah, malah kalian jelek2kan dan berikan julukan2 yang gak pernah mereka sebut diri mereka dengannya, semisal wahabi, mujassim, dll. padahal kalianlah yang lebih pantas diberikan jukukan jelek karena berani kurang ajar mengingkari kabar yang Allah sampaikan sendiri memgenai diriNya.
Lalu siapa yang bilang turun tapi tetap berada di atas ??
Nuzul dengan makna sukun ??
Bukan Allah dan bukan Rasulullah ﷺ.
Itu murni karena kesalahan di dalam metode memahami nash al quran dan sunnah.
Lalu apa yang diimani di dalam sifat nuzul ??
Karena yang diyakini tidak turun alias diam ditempat (sukun)
🔥 **Bantahan Singkat untuk Buzzer Wahabi yang Ngawur Logika** 🔥
📌 **1. Wahabi: “Allah Berada di Atas Arsy” & “Allah Turun ke Langit Dunia”**
➡ **Kontradiksi di konsep Wahabi sendiri!**
- Kalau Allah **selalu di atas Arsy secara fisik**, terus **siapa yang turun ke langit dunia tiap malam?** 🤔
- Kalau **Allah benar-benar turun secara fisik**, berarti Arsy **kosong** setiap malam? 🛑
Lah, kalian yang bingung sendiri, terus malah nyalahin Aswaja? 😂
📖 **2. Tafsir Para Ulama Salaf & Khalaf**
🔹 Imam Malik (ulama Salaf) bilang:
> "Istiwa itu ma'lum (diketahui maknanya), kaifiyyah-nya majhul (tidak diketahui), mengimaninya wajib, bertanya tentangnya adalah bid'ah."
🔹 Imam Al-Ghazali:
> "Turunnya Allah itu bukan dalam arti berpindah tempat, karena berpindah tempat adalah sifat makhluk."
🔹 Imam Nawawi:
> "Hadis ini harus dipahami dengan tafsir yang sesuai dengan keagungan Allah, bukan seperti turunnya makhluk."
Jadi, Aswaja **mengimani** ayat dan hadis **tanpa menyerupakan Allah dengan makhluk!** 🚀
🤡 **3. Analogi Video Call? Allah Itu Makhluk Digital?**
🚨 Serius, ini argumen paling konyol!
- Video call itu **citra digital**, bukan orangnya beneran.
- Kalau kalian pakai analogi teknologi untuk Allah, berarti kalian **mujassim** (menyerupakan Allah dengan makhluk)? 😱
Allah **bukan hologram, bukan virtual reality, bukan video call!** 🚫🎥
🛑 **4. Aswaja Mengingkari atau Menjaga Kemurnian Tauhid?**
Aswaja **tidak menolak hadis**, tapi **menolak pemahaman dangkal** ala Wahabi yang bikin Allah kayak makhluk! 📛
🚀 **5. Siapa yang Pantas Malu?**
- Aswaja pakai tafsir ulama **yang otoritatif** 📚
- Wahabi cuma modal terjemahan literal, terus bilang Allah turun naik kayak lift 🚀😂
🎤 **Mic Drop!** 🎤
Buzzer Wahabi, silakan upgrade akidah biar gak makin ngawur! 🤡🚀
@@abdurrachman_asySyafiiy
1.. Allah subhanahu wata'ala sendiri yang bilang dalam banyak ayat dalam Al Qur'an bahwa Dia berada di atas Arsy-Nya. Anda mengimani hal ini, ataukah anda meyakini bahwa Allah tidak di atas, tidak di bawah, tidak dimana-mana? Atau anda meyakini Allah ada dimana-mana?
2. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam dalam hadits shahihnya yang mengabarkan bahwa Allah turun ke langit dunia setiap sepertiga malam. Anda mengimani kabar ini apa adanya, ataukah anda mengingkari kabar dari Rasulullah mengenai Allah ini?
Apakah anda mengimani apa adanya kedua kabar mengenai Allah tersebut, atau anda Mentakwilnya menggunakan akal pikiran logika pendapat orang (diri sendiri guru, tokoh, ajengan) tanpa dalil dari Al Qur'an, Al hadits, ataupun atsar para sahabat nabi, sehingga berani mempertentangkan, bahkan hingga menolak atau mengingkarinya. Wa'iyadzubillah..
Kalau anda mengimani kedua kabar dari Allah dan rasul-Nya mengenai Allah tersebut apa adanya, maka mudah sekali menerima kedua dalil tersebut tanpa perlu mengkontradiksikan keduanya dengan memggunakan akal kita yang lemah. Mudah sekali menggabungkan kedua kabar itu apa adanya sesuai dalil tersebut:
Allah berada di atas ArsyNya dan setiap sepertiga malam yang akhir Dia turun ke langit dunia.
Karena Allah maupun RasulNya tidak pernah mengabarkan bahwa Allah ada meninggalkan ArsyNya, maka kita katakan bahwa:
Allah turun ke langit dunia setiap sepertiga malam yang akhir dengan tetap berada di atas ArsyNya.
Jangan tanyakan bagaimana caranya, khaifiyatnya, bagaimananya.. berhentilah dimana Allah dan RasulNya memberi kabar. Cukupkan diri kita dengan kabar yang ada dari Allah maupun RasulNya. Jangan melampaui batas. Jangan gunakan akal pikiran logika pendapat, khayalan kita, untuk mereka-reka, membayang2kan caranya Allah turun ke langit dunia setiap sepertiga malam yang akhir namun dengan Dia tetap berada di ArsyNya. Ini hal ghaib bagi kita sehingga cukup kita imani apa adanya sesuai yang Allah dan RasulNya kabarkan.
Mudah, 'kan?
Memang pemahaman agama Islam yang lurus itu mudah. Tidak merepotkan, tidak memberatkan. Tidak berbelit2. Apa adanya, semua kabar dari Allah dan RasulNya, kita terima tanpa mempertentangkannya, tanpa mengkontradiksikannya, tanpa menolaknya, tanpa mengingkarinya. Kalau Allah maupun RasulNya tidak memberitahukan bagaimana caranya, tidak usah mempertanyakannya dengan akal pikiran, logika, imajinasi, khayalan, pemikiran, pendapat kita sendiri. Berhenti dimana Allah dan RasulNya mengabarkan.
Mudah2an Allah berikan kita Taufiq dan hidayahNya kepada kita agar mengikuti jalan beragama yang lurus berdasarkan Qur'an dan hadist, Sunnah Nabi, sesuai pemahaman para sahabat Nabi, salafushshalih kita.
@@tirjayantotidak ada, kecuali anda sendiri yang bilang Allah itu makhluk digital. Jangan maling teriak maling, ente ya.
Yang saya jelaskan adalah, manusia saja yang cuma makhluk, mampu membuat dirinya berada di suatu tempat namun terlihat di tempat lain dengan menggunakan teknologi buatan makhluk. Maka tentu saja Allah pasti lebih mampu lagi melakukan yang lebih tidak masuk akal daripada itu semua.
Jadi, kalau Allah mengabarkan bahwa Dia berada di atas ArsyNya, dan RasulNya mengabarkan bahwa Allah turun ke langit dunia tiap sepertiga malam yang akhir, maka pasti itu sangat mungkin bagi Allah melakukan keduanya. Jangan kita berani kurang ajar bilang bahwa kedua hal itu kontradiktif atau bertentangan.
Semua kabar dari Allah dan RasulNya itu tidak ada yang kontradiktif, tidak ada yang saling bertentangan. Maka, jangan berani kurang ajar bilang bahwa kedua hal itu bertentangan atau kontradiktif.
Paham?
Wajib kita mengimani dan menerima kabar dari Allah maupun RasulNya mengenai Allah, apa adanya, tanpa menyerupakannya dengan sesuatu makhlukpun.
Makanya wajib kita menerima kabar dari Allah bawa Dia berada di atas ArsyNya, dan wajib mengimani dan menerima juga kabar dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bahwa Allah turun ke langit dunia setiap sepertiga malam.
Dan kita tidak boleh menolak atau mengingkari kabar dari Allah maupun Rasulullah mengenai Allah. Tidak boleh mempertentangkan, mengkontradiksikan kabar-kabar dari Allah dan Rasulullah itu dengan akal pikiran kita.
Kita wajib menerima kabar itu semua apa adanya, tanpa mempertanyakan bagaimana caranya, apalagi menyamakannya dengan sesuatu makhluk apapun. Kita wajib meyakini bahwa Allah tidak serupa dengan sesuatu makhluk apapun.
Paham?
@@daustch ### **Bantahan Terhadap Retorika Wahabi dalam Memahami Sifat Allah**
#### **1. Klaim Bahwa “Allah Berada di Atas Arsy-Nya Secara Hakiki” Adalah Penafsiran Tersendiri, Bukan Aqidah Aswaja**
Wahabi sering mengklaim bahwa Allah **secara hakiki berada di atas Arsy-Nya**, namun mereka lupa bahwa memahami **istiwa' (استوى) dengan makna "berada" atau "duduk" di atas Arsy** adalah tafsiran tersendiri yang tidak didukung oleh para ulama Aswaja.
🔹 **Dalil Qur'an:**
Allah berfirman:
**لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ**
_"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."_ (QS. Asy-Syura: 11)
➡ **Jika Allah berada secara fisik di atas Arsy**, berarti Allah memiliki keterbatasan tempat. Ini bertentangan dengan dalil yang menegaskan bahwa **Allah tidak serupa dengan makhluk**.
🔹 **Dalil dari Ulama Aswaja:**
Imam Malik ketika ditanya tentang istiwa' menjawab:
**"Istiwa’ itu ma’lum (diketahui maknanya secara bahasa), kaifiyatnya (bagaimana caranya) majhul (tidak diketahui), mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah."**
➡ Imam Malik **tidak pernah mengatakan bahwa istiwa’ berarti duduk atau berlokasi di atas Arsy**. Maka, Wahabi yang bersikeras menyatakan "Allah secara fisik berada di atas" justru telah melampaui batas dan menafsirkan sesuai hawa nafsu mereka.
#### **2. Klaim Bahwa Allah “Turun” Secara Hakiki Bertentangan dengan Akidah Tauhid**
Wahabi mengatakan bahwa Allah **turun ke langit dunia setiap sepertiga malam** tetapi tetap berada di atas Arsy-Nya. Ini adalah kontradiksi logis yang tidak mereka sadari.
🔹 **Dalil Qur'an:**
Allah berfirman:
**وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ**
_"Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada."_ (QS. Al-Hadid: 4)
➡ Jika mereka mengartikan Allah turun secara fisik, **apakah berarti Allah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain?** Ini adalah kekeliruan besar karena berpindah adalah sifat makhluk, bukan sifat Allah.
🔹 **Dalil dari Ulama Aswaja:**
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim:
_"Para ulama telah berbeda pendapat mengenai hadis ini. Pendapat yang lebih benar adalah bahwa hadis ini **tidak dimaksudkan secara hakiki**, tetapi maksudnya adalah turunnya rahmat dan perintah Allah."_
➡ Maka, **Allah tidak turun secara fisik, melainkan makna hadis ini adalah Allah mendekatkan rahmat-Nya dan perintah-Nya kepada hamba-hamba-Nya.**
#### **3. Menolak Takwil Adalah Kedangkalan Ilmu, Bukan Akidah Salaf**
Wahabi sering mengklaim bahwa **menakwil ayat sifat adalah sesat**, padahal para ulama Salaf sendiri membolehkan takwil dalam kondisi tertentu.
🔹 **Dalil Qur'an:**
Allah berfirman:
**هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ**
_"Dialah yang menurunkan Al-Kitab kepadamu. Di dalamnya ada ayat-ayat yang muhkam (jelas), itulah pokok-pokok kitab, dan yang lain bersifat mutasyabihat (samar maknanya)."_ (QS. Ali Imran: 7)
➡ **Ayat-ayat sifat termasuk ayat yang mutasyabihat**, sehingga tidak boleh dipahami secara zahir yang menyerupakan Allah dengan makhluk.
🔹 **Dalil dari Ulama Aswaja:**
- Imam Al-Baihaqi berkata:
_"Pendapat yang benar dalam ayat-ayat sifat adalah **menetapkannya tanpa menyerupakan dengan makhluk, atau menakwilkannya sesuai dengan kebesaran Allah**."_
- Imam Fakhruddin Ar-Razi berkata:
_"Jika takwil bertentangan dengan akidah tauhid dan tanzih (menyucikan Allah dari keserupaan dengan makhluk), maka wajib dilakukan takwil agar tidak menyerupakan Allah dengan makhluk."_
➡ Maka, menakwil ayat **bukan berarti menolak ayat, tetapi justru memahami dengan lebih benar sesuai dengan kaidah tauhid.**
#### **Kesimpulan**
1. **Memahami istiwa’ sebagai “duduk” atau “bertempat” adalah pemahaman Wahabi yang bertentangan dengan akidah Aswaja.**
2. **Mengartikan "Allah turun" secara fisik justru membuat kontradiksi logis, sedangkan ulama Aswaja telah menafsirkannya sebagai turunnya rahmat Allah.**
3. **Menolak takwil secara mutlak adalah kekeliruan karena ulama Salaf sendiri telah melakukan takwil dalam kondisi tertentu.**
4. **Pemahaman Wahabi tentang sifat Allah lebih mirip dengan keyakinan Mujassimah (yang menyerupakan Allah dengan makhluk), dan ini bertentangan dengan prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah.**
🔴 **Buzzer Wahabi selalu menyerang Aswaja dengan narasi “menggunakan akal” atau “tidak mengimani dalil,” padahal justru mereka yang menafsirkan Al-Qur’an dan Hadis secara serampangan, tanpa metode keilmuan yang benar.**
Maka, **hati-hati dengan propaganda mereka!**
---
Kaum ngaNU biasa punya keyakinan para wali, terlihat di 2 tempat, padahal orang nya 1.
Kami salafiyin tidak percaya
Sedang kan salafiyin punya keyakinan, Allah istiwa di atas Arsy, dan Nuzul tanpa meninggalkan tempat.
NgaNU gak percaya Allah bisa seperti ini.
Sementara salafiyin percaya, sebab wali saja bisa,,,,, masak Allah yg lebih sakti gak bisa????? Apa yg gak bisa dilakukan oleh Allah???
Ko dianalogikan dengan mahluk ?
Sedangkan Allah bukan mahluk dan tidak serupa dengan mahluk
Berikut bantahan untuk klaim buzzer Wahabi tentang NU dan wali:
---
## **1. Wahabi Kontradiksi dalam Memahami Sifat Allah**
### **Masalah Istiwa & Nuzul: Allah Bisa Turun Tapi Tidak Berpindah?**
Wahabi mengatakan:
> *"Allah beristiwa di atas ‘Arsy, lalu turun ke langit dunia setiap malam di sepertiga malam terakhir, tanpa berpindah tempat."*
🔴 **Kontradiksinya:** Jika Allah turun tetapi **tidak berpindah**, maka bagaimana caranya? Secara logika:
- Jika turun berarti berpindah.
- Jika tidak berpindah, berarti tidak turun.
🚨 **Dalil Bantahan:**
Allah berfirman dalam **QS. Asy-Syura: 11**:
> *"لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ"*
> *("Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat").*
Jika Allah turun secara **harfiah** sebagaimana makhluk, maka ini bertentangan dengan ayat di atas yang menegaskan **Allah tidak menyerupai makhluk**.
🔥 **Konsekuensi Logis:**
1. Jika Wahabi mengatakan Allah turun tetapi tidak berpindah, itu **tidak masuk akal** karena turun tanpa pindah itu mustahil.
2. Jika mereka mengatakan Allah turun dengan cara yang tidak kita ketahui, lalu mengapa mereka menolak tafsir **istiwa = istawla (menguasai)** dengan alasan serupa?
3. Jika mereka mengatakan **kita harus mengambil ayat dan hadis sesuai zhahirnya**, mengapa mereka menolak **tangan Allah berarti tangan fisik?**
🔻 **Kesimpulan:** Pemahaman mereka **tidak konsisten dan bertentangan dengan akal serta dalil.**
---
## **2. Logika “Kalau Wali Bisa, Allah Lebih Bisa” adalah Qiyas Batil**
Wahabi mengatakan:
> *"Kalau wali bisa muncul di dua tempat, masak Allah tidak bisa turun ke langit dunia tanpa berpindah?"*
🔴 **Kesalahan Fatal dalam Qiyas Ini:**
1. **Menyamakan makhluk dengan Allah** → Ini **syirik tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk).**
2. **Menggunakan logika qiyas dalam sifat Allah** → Qiyas ini **batil** karena Allah **tidak bisa dibandingkan dengan makhluk**.
🚨 **Dalil Bantahan:**
Allah berfirman dalam **QS. Maryam: 65**:
> *"هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا؟"*
> *("Apakah engkau mengetahui ada yang setara dengan-Nya?")*
👉 **Logika yang Benar:**
- Jika wali bisa muncul di dua tempat, itu adalah **karamah** yang Allah ciptakan pada makhluk.
- **Allah tidak membutuhkan** karamah seperti wali, karena Dia bukan makhluk.
- Jika Allah berada di **dua tempat sekaligus**, maka itu berarti **Allah butuh ruang** seperti makhluk, padahal **Allah tidak butuh makhluk.**
🔥 **Kesimpulan:**
Logika Wahabi adalah **qiyas yang salah dan bertentangan dengan tauhid** karena menyamakan Allah dengan makhluk.
---
## **3. Bantahan Dalil “Allah di Atas ‘Arsy”**
Wahabi selalu berpegang pada **QS. Thaha: 5**:
> *"الرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ ٱسْتَوَىٰ"*
> *("Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy").*
**🔴 Kesalahan Wahabi:**
1. **Mereka mengartikan istiwa sebagai duduk atau bertempat.**
2. **Mereka mengambil makna zhahir ayat, tetapi menolak ayat lain yang menyatakan Allah dekat.**
🚨 **Dalil Bantahan:**
- **QS. Al-Baqarah: 186**:
> *"وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ"*
> *("Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat").*
🔥 **Pertanyaan untuk Wahabi:**
- Jika Allah **di atas ‘Arsy secara fisik**, bagaimana bisa Dia juga **dekat**?
- Jika Allah dekat tanpa berpindah tempat, mengapa kalian menolak **makna istiwa yang tidak berarti tempat?**
- Apakah kalian lebih paham bahasa Arab daripada **Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Asy’ari**?
👉 **Fakta Sejarah:**
**Imam Malik** ketika ditanya tentang istiwa, beliau menjawab:
> *"Al-Istiwa’ ma’lum, wal kayf majhul, wa su’alu ‘anhu bid’ah."*
> *("Istiwa itu diketahui maknanya, tetapi caranya tidak diketahui, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah").*
💥 **Kesimpulan:**
- **Istiwa tidak boleh diartikan sebagai duduk atau bertempat.**
- **Allah tidak bisa disifati dengan berpindah-pindah atau butuh tempat.**
- **Makna istiwa yang benar adalah istiwa yang sesuai dengan keagungan Allah, bukan seperti makhluk.**
---
## **4. Dalil-Dalil yang Menolak Keyakinan Wahabi**
💡 **Dalil dari Al-Qur’an:**
- **QS. Al-Hadid: 4** → *"Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada."*
- **QS. As-Sajdah: 5** → *"Kemudian Dia naik ke langit, dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun."* (Makna "naik" di sini bukan naik fisik).
💡 **Dalil dari Hadis:**
- **HR. Muslim:** *"Janganlah kalian melaknat waktu, karena Allah adalah Dahr (penguasa waktu)."*
- Jika Allah berada di atas ‘Arsy secara fisik, bagaimana mungkin Dia dikatakan sebagai **penguasa waktu**?
💡 **Dalil dari Akal:**
- Jika Allah turun di sepertiga malam terakhir **setiap malam**, maka **di bumi ada banyak zona waktu**. Berarti Allah **selalu turun tanpa kembali ke atas**, yang berarti **Allah tidak tetap di atas ‘Arsy**.
🔥 **KESIMPULAN AKHIR:**
✅ **Wahabi bertentangan dengan Al-Qur’an, hadis, dan akal sehat.**
✅ **Memahami istiwa sebagai "bertempat" atau "duduk" adalah tasybih yang membawa kepada syirik.**
✅ **Allah Maha Kuasa, tetapi tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Dzat-Nya.**
**Maka, keyakinan bahwa "Allah turun tetapi tidak berpindah" adalah akidah yang absurd dan bertentangan dengan dalil yang lebih kuat.** 🚀
@tirjayanto akal semua....
Sementara salafiyin... mendahulukan dalil
@tirjayanto jika logika anda di tanya......
Bisa nggak Allah turun tanpa meninggalkan arsy??? Apa jawaban akalmu??
@@abdurrachman_asySyafiiy lha iya, gak sebanding kan??? Allah dgn makhluk???
Lha makhluk saja anda percayai bisa terlihat di 2 tempat.
Lha masak sang pencipta gak bisa dalam satu waktu bisa istiwa dan Nuzul???
Coba jawab...bisa gak kira² Allah???
Cuci muka dulu baru buat konten 😂
@@irvanamazingtrip4491 sekalian dia suruh belajar cebok.. 😂
Konten kaya ini ilmiyah lho bro sebab bisa dipertanggung jawabkan tidak seperti salafi yg memahami alquran seenak hati padahal bnyk mufasir yg sdh menjelaskan
@@khairilfadli7162coba kau jelaskan definisi ilmiah itu apa, lalu anda telaah video diatas, nyambung gak dengan kaidah "ilmiah". 😂
@@khairilfadli7162 ilmiah menurut ahlul kuburiyyun,..karakteristik ilmiah saja tak paham,...
kamu samakan dengan nasi besek dirumah orang kematian
Aqidah wahabi puyang paying mancla mencle