Para maestro tari Indonesia menari 24 jam pada event Hari Tari Dunia ‘Toraya Ma’Gellu’ Toraja Utara

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 29 кві 2022
  • TORAJA UTARA, Kegiatan inti pada event pelaksanaan Hari Tari Dunia (HTD) Toraya Ma’Gellu tahun 2022 di Kabupaten Toraja Utara yakni menari 24 jam oleh para maestro atau penari profesional Indonesia.
    HTD Toraya Ma’Gellu di Toraja Utara digelar beragam atraksi tarian nusantara menarik dari berbagai daerah diantaranya Sabang, Penajem, Cirebon, Jakarta, Bekasi, Maluku, Bandung, Surakarta, Polewali Mandar, Bulukumba, Luwu, dan masih banyak lagi, dan totalnya sebanyak 30 tim tari.
    Penari 24 jam dari maestro atau seniman tari sebanyak delapan orang yang dipimpin oleh Prof. Sardono Waluyo Kusumo dari Surakarta, seorang penari, koreografer, sutradara film dan guru besar Institute Kesenian Jakarta.
    Alfiyanto Wajiwa asal Bandung, dosen jurusan seni tari dari Institut Seni Budaya Indonesia, seorang koreografer, penari dan sering mengikuti pertunjukan tari selama 24 jam.
    Ridwan Aco asal Makassar, seorang penari, koreografer, pemain teater dan pernah meraih record medali emas menari selama 24 jam.
    Ilham Murda dari Papua, seorang penari, sutradara film, dosen di Institute Sains dan Teknologi Indonesia Papua, perwakilan dance Indonesia di Jepang dan penata tari pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua tahun 2021.
    Robby Somba asal Toraja, seorang penari dan koreografer, serta pernah mengikuti pertunjukan menari selama 12 jam.
    Richard asal Mamasa seorang penari, koreografer dan merupakan asisten Prof. Sardono Waluyo Kusumo. Selanjutnya Hesti Palalangan asal Jakarta, seorang koreografer dan penari.
    Densia Lebang asal Kalimantan, seorang penari, dancer, dan koreografer. Selanjutnya Seni Marsan dari Batam, seorang dosen tari, penari dan koreografer nasional.
    Prof. Sardono menyampaikan persembahan tarian 24 jam dari maestro-maestro Indonesia dipertujkan menari selama satu hari yang akan memberi expresi baru kepada Indonesia, mengajak dan melihatkan masyarakatnya meriahkan hari tari dunia.
    Sementara Hesti Palalangan juga putri Toraja menjelaskan menari 24 jam pertama kali dilaksanakan di wilayah Indonesia Timur adalah Toraja Utara.
    “Poinnya menari 24 jam, bagaimana seniman tari merayakan hari tari dunia secara euforia dari berbagai genre tari, tradisi, kontemporer, hip hop, klasik, modern dan masih banyak lagi,” ujarnya.
    Selain delapan maestro tampil menari 24 jam, pada HTD Toraya Ma’Gellu juga menghadirkan Dr. Halilintar Latief guru besar Universitas Negeri Makassar untuk kegiatan sarasehan di kampus UKI Toraja, serta penari senior asal Toraja. (*)
    Ris/ZK
    Sumber: zonakata.com/i...

КОМЕНТАРІ •