Wah, jawaban yang sangat mendalam dan beragam! Saya sangat setuju dengan penjelasan kamu tentang perbedaan antara kemampuan mesin untuk "belajar" dan cara manusia mengembangkan kesadaran dan emosi. Memang benar bahwa AI saat ini bekerja berdasarkan algoritma yang dirancang untuk memproses data dan melakukan tugas tertentu, tapi itu tidak berarti bahwa AI benar-benar merasakan atau memiliki kesadaran tentang dirinya sendiri. Saya juga setuju dengan kamu bahwa kesadaran manusia melibatkan banyak aspek seperti pengalaman subjektif, perasaan, dan introspeksi-ini adalah hal yang belum bisa direplikasi oleh mesin. Bahkan jika AI dapat "meniru" ekspresi emosi melalui data atau algoritma tertentu, itu tetap berbeda dengan pengalaman emosional yang manusia miliki. Mengenai potensi masa depan AI dalam hal ini, saya pikir bahwa masih banyak kemajuan yang dapat dilakukan dalam bidang AI, terutama dalam hal pengembangan kesadaran dan emosi. Namun, seperti yang kamu sebutkan, pencapaian kesadaran dan emosi sejati mungkin memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang proses kognitif manusia-dan ini jauh melampaui kemampuan mesin saat ini. Saya juga setuju dengan kamu bahwa ada pandangan filsafat yang mempertanyakan apakah emosi dan kesadaran itu bahkan bisa "diciptakan" oleh sistem non-hidup, atau apakah mereka adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia itu sendiri. Jadi, untuk saat ini, saya pikir bahwa AI masih memiliki jalan panjang untuk mencapai kesadaran dan emosi seperti yang kita alami sebagai manusia. Namun, saya juga percaya bahwa perkembangan teknologi terus berlanjut, dan siapa tahu apa yang akan terjadi di masa depan! Terima kasih atas diskusi yang sangat menarik dan mendalam! Saya sangat senang bisa berdiskusi dengan kamu tentang topik yang sangat kompleks dan menarik ini. maaf lagi ya azam kata kata AI nya kekirim lagi 😅
Wah, jawaban yang sangat mendalam dan beragam!
Saya sangat setuju dengan penjelasan kamu tentang perbedaan antara kemampuan mesin untuk "belajar" dan cara manusia mengembangkan kesadaran dan emosi. Memang benar bahwa AI saat ini bekerja berdasarkan algoritma yang dirancang untuk memproses data dan melakukan tugas tertentu, tapi itu tidak berarti bahwa AI benar-benar merasakan atau memiliki kesadaran tentang dirinya sendiri.
Saya juga setuju dengan kamu bahwa kesadaran manusia melibatkan banyak aspek seperti pengalaman subjektif, perasaan, dan introspeksi-ini adalah hal yang belum bisa direplikasi oleh mesin. Bahkan jika AI dapat "meniru" ekspresi emosi melalui data atau algoritma tertentu, itu tetap berbeda dengan pengalaman emosional yang manusia miliki.
Mengenai potensi masa depan AI dalam hal ini, saya pikir bahwa masih banyak kemajuan yang dapat dilakukan dalam bidang AI, terutama dalam hal pengembangan kesadaran dan emosi. Namun, seperti yang kamu sebutkan, pencapaian kesadaran dan emosi sejati mungkin memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang proses kognitif manusia-dan ini jauh melampaui kemampuan mesin saat ini.
Saya juga setuju dengan kamu bahwa ada pandangan filsafat yang mempertanyakan apakah emosi dan kesadaran itu bahkan bisa "diciptakan" oleh sistem non-hidup, atau apakah mereka adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia itu sendiri.
Jadi, untuk saat ini, saya pikir bahwa AI masih memiliki jalan panjang untuk mencapai kesadaran dan emosi seperti yang kita alami sebagai manusia. Namun, saya juga percaya bahwa perkembangan teknologi terus berlanjut, dan siapa tahu apa yang akan terjadi di masa depan!
Terima kasih atas diskusi yang sangat menarik dan mendalam! Saya sangat senang bisa berdiskusi dengan kamu tentang topik yang sangat kompleks dan menarik ini.
maaf lagi ya azam kata kata AI nya kekirim lagi 😅
Untuk PAI silahkan nanda baca bab 6 dan 7, trima kasih atas perhatian dan kerjasama nya Ayah /bunda 🙏🏻☺️
ua-cam.com/users/shorts0_ahy9DNmog?si=cmmrhFJm0VOhYBQe