Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ketika turun ayat dari Surat Al-Maidah: 54, Rasulullah memberitakannya sambil menepuk pundak sahabat Abu Musa al-Asy’ari, seraya bersabda: “Mereka (kaum tersebut) adalah kaum orang ini!!”. Dari hadits ini para ulama menyimpulkan bahwa kaum yang dipuji dalam ayat di atas tidak lain adalah kaum Asy’ariyyah, karena sahabat Abu Musa al-Asy’ari adalah moyang dari al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari. Dalam penafsiran firman Allah di atas: “Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia cintai dan kaum tersebut mencintai Allah....” (QS. Al-Ma’idah: 54), al-Imâm Mujahid berkata: “Mereka adalah kaum dari negeri Saba’ (Yaman)”. Kemudian al-Hâfizh Ibn Asakir dalam Tabyîn Kadzib al-Muftarî menambahkan: “Dan orang-orang Asy’ariyyah adalah kaum yang berasal dari negeri Saba’". Penafsiran ayat di atas bahwa kaum yang dicintai Allah dan mencintai Allah tersebut adalah kaum Asy’ariyyah telah dinyatakan pula oleh para ulama terkemuka dari para ahli hadits. Lebih dari cukup bagi kita bahwa hal itu telah dinyatakan oleh orang sekelas al-Imâm al-Hâfizh Ibn Asakir dalam kitab Tabyîn Kadzib al-Muftarî. Beliau adalah seorang ahli hadits terkemuka (Afdlal al-Muhaditsîn) di seluruh daratan Syam pada masanya. Al-Imâm Tajuddin as-Subki dalam Thabaqât asy-Syâfi’iyyah menuliskan: “Ibn Asakir adalah termasuk orang-orang pilihan dari umat ini, baik dalam ilmunya, agamanya, maupun dalam hafalannya. Setelah al-Imâm ad-Daraquthni tidak ada lagi orang yang sangat kuat dalam hafalan selain Ibn Asakir. Semua orang sepakat akan hal ini, baik mereka yang sejalan dengan Ibn Asakir sendiri, atau mereka yang memusuhinya”. Lebih dari pada itu Ibn Asakir sendiri dalam kitab Tabyîn Kadzib al-Muftarî telah mengutip pernyataan para ulama hadits terkemuka (Huffâzh al-Hadîts) sebelumnya yang telah menafsirkan ayat tersebut demikian, di antaranya ahli hadits terkemuka al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi penulis kitab Sunan al-Bayhaqi dan berbagai karya besar lainnya. Al-Hâfizh Ibn Asakir dalam Tabyîn Kadzib al-Muftarî menuliskan pernyataan al-Imâm al-Bayhaqi dengan sanad-nya dari Yahya ibn Fadlillah al-Umari, dari Makky ibn Allan, berkata: Telah mengkabarkan kepada kami al-Hâfizh Abu al-Qasim ad-Damasyqi, berkata: Telah mengkabarkan kepada kami Syaikh Abu Abdillah Muhammad ibn al-Fadl al-Furawy, berkata: Telah mengkabarkan kepada kami al-Hâfizh Abu Bakar Ahmad ibn al-Husain ibn Ali al-Bayhaqi, bahwa ia (al-Bayhaqi) berkata: “Sesungguhnya sebagian para Imam kaum Asy’ariyyah semoga Allah merahmati mereka mengingatkanku dengan sebuah hadits yang diriwayatkan dari ‘Iyadl al-Asy’ari, bahwa ketika turun firman Allah: (Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia cintai dan kaum tersebut mencintai Allah) QS. Al-Ma’idah: 54, Rasulullah kemudian berisyarat kepada sahabat Abu Musa al-Asy’ari, seraya berkata: “Mereka adalah kaum orang ini”. Dalam hadits ini terdapat isyarat akan keutamaan dan derajat mulia bagi al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari, karena tidak lain beliau adalah berasal dari kaum dan keturunan sahabat Abu Musa al-Asy’ari. Mereka adalah kaum yang beri karunia ilmu dan pemahaman yang benar. Lebih khusus lagi mereka adalah kaum yang memiliki kekuatan dalam membela sunah-sunnah Rasulullah dan memerangi berbagai macam bid’ah. Mereka memiliki dalil-dalil yang kuat dalam memerangi bebagai kebatilan dan kesesatan. Dengan demikian pujian dalam ayat di atas terhadap kaum Asy’ariyyah, bahwa mereka kaum yang dicintai Allah dan mencintai Allah, adalah karena telah terbukti bahwa akidah yang mereka yakini sebagai akidah yang hak, dan bahwa ajaran agama yang mereka bawa sebagai ajaran yang benar, serta terbukti bahwa mereka adalah kaum yang memiliki kayakinan yang sangat kuat. Maka siapapun yang di dalam akidahnya mengikuti ajaran-ajaran mereka, artinya dalam konsep meniadakan keserupaan Allah dengan segala makhluk-Nya, dan dalam metode memegang teguh al-Qur’an dan Sunnah, sesuai dan sejalan dengan faham-faham Asy’ariyyah maka ia berarti termasuk dari golongan mereka” Al-Imâm Tajuddin as-Subki dalam Thabaqât asy-Syâfi’iyyah mengomentari pernyataan al-Imâm al-Bayhaqi di atas, berkata: “Kita katakan; -tanpa kita memastikan bahwa ini benar-benar maksud Rasulullah-, bahwa ketika Rasulullah menepuk punggung sahabat Abu Musa al-Asy’ari, sebagaimana dalam hadits di atas, seakan beliau sudah mengisyaratkan akan adanya kabar gembira bahwa kelak akan lahir dari keturunannya yang ke sembilan al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari. Sesungguhnya Rasulullah itu dalam setiap ucapannya terdapat berbagai isyarat yang tidak dapat dipahami kecuali oleh orang-orang yang mendapat karunia petunjuk Allah. Dan mereka itu adalah orang yang kuat dalam ilmu (ar-Râsikhûn Fi al-‘Ilm) dan memiliki mata hati yang cerah. Firman Allah: “Seorang yang oleh Allah tidak dijadikan petunjuk baginya, maka sama sekali ia tidak akan mendapatkan petunjuk” (QS. An-Nur: 40)."
Ya allah jadikan anak bangsa yg satu ini berumur panjang dan beri dia kekuatan serta kesehatan...biar kelak dikemudian hari beliau dapat menyaksikan kebenaran ilmu yg beliau ajarkan hari ini.....
Assalamu'alaikum, mari viralkan! Smoga yg baru2 hijrah tercerahkan dan tdk tersesat, dan yg hijrah slh jln smoga bertobat dan kembali ke jln y lurus.. Aamiin
Alhamdulillah tausiyah yg menyejukkan serta lengkap nya hikmah yg kita dapat dlm bentu ilmu tauhid serta nahwu sorraf (dari adanya 1 pertanyaan) semoga semua penerus ulamak salafus soleh serta seluruh qoum muslimin wabil husus kepada saudara2 yg menikmati kajian ini. Allah lindungi dari rohmat dan ridhoNya. Serta mendapat faidah dari mauidah hasanah ini. بارك الله فينا وفيكم
@@nawawisyafii3635 Saya Salafi atau Wahabi. Saya bermadzab fikih Syafii dan bermanhaj akidah Imam Syafii. Beliau adalah kalangan ulama Sunni Salaf yg hidup antara 150-204 H (tabiin - tabiut tabiin) . Kalian bermanhaj akidah Asy'ariyah yg disandarkan pada imam Abul Hasan Al Asy'ari. Pada masa sebelum thn 300 H hingga berusia 40 H (260-300 H) beliau ulama bermanhaj akidah muktazilah, dan setelah thn 300 H baru beliau merujuk kembali ke pemahaman aswaja & meninggal thn 324 H. Jadi Imam Al Asy'ari bukan termasuk kalangan Ulama tabiut tabiin/ bukan Ulama Salaf.
Semoga Allah SWT Memberikan Pertolongan menuju keridhoan Allah Istikharah Dalam taqwa Intinya usaha untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT Nabi Muhammad Saw Mengatakan bahwa . Lahnatulah alal yahuda walan Basara Itakhoduh Kuburol ambuak wasalihin Masajida . Allah melaknat Yahudi dan Nasrani Karena Menjadikan kuburan Nabi dan orang-orang Soleh Sebagai Masajida ( tempat ibadah ) 🙏🙏 Semoga Allah SWT melindungi Akidah Tauhid 👍
jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat. Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya. Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi! Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian! Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana! Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya. Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ; 1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat? 2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi. Bila kita mengikuti Nabi dan sahabat maka kita tidak boleh mengatakan Allah dapat menempati ciptaan-Nya. Sebab bila demikian maka konsekuensinya ; 1. Menghilangkan sifat Ahad pada Allah. Ahad berarti hanya ada Dia sendiri tanpa sekutu, tanpa apa pun termasuk tempat, istri dan anak. Bila bertempat, hilanglah sifat ahad ini. 2. Bertempat adalah perbuatan jism. Sementara salafi juga mengakui Allah bukan jism. Mengatakan Allah berjism adalah perbuatan kaum mujassimah dan semua sepakat mujassimah adalah sesat. 3. Allah menempati ciptaan-Nya juga berkonsekuensi menjadikan-Nya bersatu dengan tempat dan jasad, dan inilah paham wihdatul wujud seperti yg dianut Al-Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Sementara semua sepakat bahwa wihdatul wujud adalah paham sesat sebagaimana halnya mujassimah. Awas hati2!
Ya, saya setuju. Kadang sulit menjelaskan tetapi sepemahaman. Setingkat guru maka mudah menjelaskan tetapi setingkat pelajar pemula akan sulit menyatakan tetapi pemahaman ada.
Soal dlm Al Qur'an itu disebut ,Allah SWT beristiwa diatas Arasy. Penjelasan Ustadz belum jelas utk membantah pendapat mereka yg mengatakan bahwa Allah itu berada diatas Arasy. Bisa saja bahwa kata diatas tidak sama dgn diatas versi manusia. Demikian juga dgn tempat itu tidak sama dgn tempat versi manusia.Mohon dijelaskan lagi.
Satako Istako Istikomah Mastako Mustakim Mutakin Takwa Yukinun Yakin Fahman Paham Pemahaman Yalam Mengetahui Pengetahuan Kul Katakan Perkataan Amala Perbuatan. Karena bahasa arab maka membingungkan karena tak faham, maka gagal mengidentikkan kalam.
Yg dimaksud Salaf asli adalah "Salaf Asy 'ariyah ( disebut dgn khalaf). Salaf adalah : para Sahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin , Imam Besar yg Empat. Yg mengikuti Manhaj nya disebut Salafi.
@@andiafrizal8664 Imam Abul Hasan Asy'ari lahir dan wafatnya 260 - 324 H. Salaf adalah para Sahabat, Tabiin , Tabiut Tabiin dan orang2 yg mengikuti jln mereka disebut Salafi.
Salaf dari sisi harfiyah boleh membawa erti masa yg lalu atau umat yg telah berlalu. Dari sisi istilah, salaf bererti Rasulullaah Shallalaahu 'alaihi wasalam, para sahabat dan 2 generasi berikut mereka yang beraqidah seperti yg diajarkan Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wassalam. Digunakan juga lafaz Salafus soleh. Karena orang2 Abu Jahal dan Abu Lahab juga hidup dlm kurum yg pertama, tetapi tidak soleh.. Sesungguhnya istilah salaf atau dakwah salaf bukanlah istilah baru. Istilah ini sudah dikenal sejak masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagaimana ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Fathimah radhiallahu 'anhaa: فَاتَّقِى اللهَ وَاصْبِرِيْ فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ. (رواه مسلم، فضائل فاطمة 2/245حديث 98) “Aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.” (HR. Muslim) Para shahabatpun sering menggunakan istilah salaf untuk menyebutkan tentang mereka-mereka yang sudah mendahuluinya. Seperti ucapan Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu -seorang shahabat yang paling akhir meninggal. Tatkala beliau melihat kerusakan-kerusakan kaum muslimin ketika itu, beliau berkata: “Kalau saja ada seseorang dari kalangan salaf yang pertama dibangkitkan hari ini, maka dia tidak akan mengenali Islam sekarang sedikitpun kecuali shalat ini”. (al-I’tisham, Imam asy-Syathibi, juz 1 hal 34) Aqidah Asy'ariah lahir dari falsafah Yunani. Secara ringkas, pendahulu2 mereka tidak mengikuti aqidah salaf yg benar (yg dianuti para sahabat radhiallaahu 'anhum), mereka mempelajari falsafah lalu mengkaji ciri2 dan sifat2 yg terdapat pada benda2, seperti...ukuran, arah, bentuk dsb. Kmd, mereka membuat kaedah bahawa setiap yg mempunyai sifat2 itu, adalah benda (yakni makhluk) Sebab itulah mereka terpaksa mengingkari sebagian sifat2 Allaah subhaanahu wata'alaa yg tadinya mereka sudah menetapkan untuk makhluk. Begitu juga mereka memaksakan diri utk mengingkari arah bagi Allaah subhaanahu wata'alaa. Dibandingkan dgn aqidah para sahabat radhiallaahu 'anhum.....Apakah ada diriwayatkan para sahabat radhiallaahu 'anhum ditanya "Apakah Allaah itu benda?" Jawabnya tidak, karena mereka faham siapa Allaah subhaanahu wata'alaa dgn segala sifat2Nya dan mengimani saja. Itulah aqidah salaf yg benar, bukan yg cuba dipaksa-paksakan oleh ustaz dlm video ini. Allaahu a'laam.
Gimana ya... saya menuruti pengajian salafi, apa yang saya fahami, ia sama benar dengan pendapat imam malik yang beriman kepada ayat, bak kata beliau; "Hakikat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (bentuk) istiwa’ adalah bid’ah. Dan kami sekeras²nya menolak takwil kerana ayat ini dan ayat seumpamanya adalah ayat mutasyabihat sebagaimana firman Allah; “Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepada kamu. Di antara isinya ada ayat ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Quran. Dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah, dan untuk mencari-cari takwilnya. Padahal tidak mengetahui takwilnya itu melainkan Allah, dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami” Dan tidak mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang orang yang berakal.” (surah Al Imran: 7)
permasalahannya banyak dari kalangan2 salafi yg malah jadi tasjim. kalau emang dianggap tidak boleh dibahas, harusnya 'ustad' salafi ini ga perlu lah menjadikan bahasan mendalam teologis ini untuk ranah publik. malah bikin huru hara aja jadinya. di asy'ari juga ada yg tafwidh, tapi yg ta'wil pun punya alasan. dan yg menentang juga bukan asal nafsu kita2 yg hidup belakangan tapi ada landasan dari pemahaman ulama terdahulu. jadi kaum 'salafi' ini paling engga perlu stop merasa jadi manhaj yang maha benar, ini permasalahan udah lama dan sikap manapun yg diambil oleh ulama2 kita yg menyebarkan islam di indonesia itu bisa dipertanggung jawabkan.
justru yg bikin fitnah itu sebagian kaum 'salafi' yang bilang bahwa ayat2 mutasyabihat itu berarti apa adanya, Allah bertempat, Allah turun, dst. naudzubillah. mau gamau kan harus diluruskan.
trim's. "kalau itu benar ambillah walau dr anak kecil sekalipun" ,"berpesan dgn kebenaran brps dgn kesabaran","sesungguhnya manusia itu mahluk yg dhoif."
memang bahasan teologi yg mendalam bukan buat awam apalagi yg ga biasa belajar. tapi "ustad" salafi maksa bawa2 topik ini ke publik, ya terpaksa dijelaskan sama aswaja
Allah ada suci dari tempat ruang dan waktu,kalo kita menafsirkan ayat mutasyabihat di artikan isbat,berarti bertolak belakang dgn ayat muhkamat laisa kamistlihi stasiun,jadi sah di ta'wil/tafwid, karena bahasa di seluruh dunia/kalimat raja memerintah dgn tgn tangan besi ,artinya yg di mksud bukan tgn nya besi..
Bukan sengaja dibayangkan, tapi ini terjadi karena logika kepastian akal. Seperti kalau saya bilang "Bola!" Yang ada di pikiran anda pasti 'Bulat' ga bakalan kotak, persegi panjang, segitiga, dll. Pasti bulat! Kalau saya tanya 1+1 jawabannya pasti 2 ga bisa 3, 4 dst apalagi nol. Dan itu gak usah dibayangin, otomatis muncul di benak kita karena itu sudah hukum kepstian akal. Begitu pun kalau kita bilang, "Tangan Allah...!" Yang pertamakali otomatis muncul dalam pikiran ya bentuk tangan kaya yg kita punya, ga usah pake sengaja dipikirin pasti muncul bayangan macam bgtu. Kalau kita mendengar penyebutan sesuatu tanpa otomatis terbayang apa pun, artinya akal kita sudah rusak! Makanya menjelaskan apa2 yang dinisbatkan pada Allah mesti hati2 betul. Salah, rusak aqodah kita! Naudzubillah
@@LingkungSeniSantriKalijaga iya tapi kan anda sudah tahu bahwa Allah itu bukan makhluk , dan Allah juga sudah sampaikan bhw ليس كمثله شيء Tidak ada yg semisal dengan Allah. Sudah dibilang Allah beda dg makhluk kok yg dibayangkan tangan makhluk , wajah makhluk , di situlah salahnya. al-Qur'an itu adalah kitab petunjuk , demikian yg Allah sampaikan, artinya bhw semua kisah dan berita yg ada di dalam nya adalah sesuatu yg benar . Tidak ada satu ayatpun yg menyesatkan yg ada dlm al-Qur'an . Berarti ketika Allah menceritakan bhw Allah beristiwa' di atas Arsy , maka berita tsb adalah Haq ,benar. Barang siapa yg mendustakan dan meniadakan sifat yg Allah sendiri sematkan kepada diri-NYA , maka tindakan spt itu termasuk tindakan yg kurang ajar terhadap Allah. Berarti secara langsung menganggap bhw kabar yg disampaikan Allah adalah kabar bohong , pdhal Allah itu al-Haq , tidak lah suatu berita disampaikan oleh Allah , melainkan berita tsb pasti kebenarannya, karena Allah mempunyai sifat al-Haq.
@@Anton5711able bagi yang sudah mengetahui ilmunya, maka aman! Tapi bagi awam, bila penjelasannya tidak betul2 rinci, bisa celaka! Kan saya bilangbdi atas, kalau kita menyebut sesuatu, irang yang mendengar kita secara otomatis akan timbul sebuah persepsi tanpa harus membayangkan terlebih dahulu. Jikaorang yg mendengar kita tsb tdk timbul persepsi apa2 dalam benak saat kita bilang sesuatu itu, maka berarti akal orang tsb sdh rusak! Maka harus hati2 menerangkan ayat2 khabariyah terhadap orang2 awam. Berikut ini saya sajikan resume kajian perbandingan tahqiq dua kitab al-ibanah tulisan imam asy'ari yg dicetak di dua percetakan berbeda ; Mesir dan Saudi. BENARKAH AQIDAH IMAM ASY’ARI BERBEDA DENGAN ASYAIRAH Poin penting : 1. Asy’ariyah adalah pengikut sistem pengajaran aqidah Imam Abul Hasan Al-Asy’ari secara perseorangan. Bila banyak (jamak) disebut Asyairah 2. Dua kitab Al-ibanah karya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari yang ditahqiq. Tahqiq kalau dalam bahasa Indonesia disebut edit, tapi kalau dalam bahasa Arab lebih dari itu, melainkan edit dengan edisi kritis. Beberapa teks digabung lalu dikritisi oleh pentahqiq 3. Dua kitab Al-Ibanah yang kali ini dibahas adalah cetakan dari darul Fadhilah, Mesir dan Darul Abshar, Saudi. Isi keduanya ada perbedaan. Dalam cetakan Saudi, pentahqiqnya membuat komentar tentang perkataan Imam Asy’ari yang komentar itu jauh melenceng dari perkataan Imam Asy’ari sendiri, sedangkan yang cetakan Mesir, ditulis seobjektif mungkin melihat perbedaan teks. 4. Kitab jaman dulu tak ada yang dicetak, tapi disalin dengan cara didikte dan diijazahkan oleh guru pada muridnya. Ijazah itulah yang menjamin keabsahan kitab tersebut. 5. Pertama kali naskah kitab Al-Ibanah dicetak di India, tapi isi teksnya tidak sahih. Di cetakan India tersebut tertulis Imam Asy’ari berkata, “yasakinassama’” artinya, “Wahai yang tinggal di atas langit…” Ini jelas tidak mungkin karena Imam Asy’ari punya sanad keilmuan ke Imam Saji dan Imam Saji punya sanad keilmuan ke Imam Ahmad bin Hanbal. Di cetakan Darul Abshar hal 426 malah bukan “Ya Sakinassama’” tapi “Yasakinal ‘Arsy”, artinya, “Wahai Yang Tinggal di Arsy”. 6. Hal 21 cetakan Darul Fadhillah, Imam Asy’ari berkata, “Allah Istiwa di Arsy sesuai dengan apa yang Dia maksud. Makna ini mengunci kita untuk tidak membayangkan Istawa Allah seperti apa. Dilanjutkan, “Allah Istawa dengan makna yang Dia maksud, bukan makna yang kita maksud. Kalau bagi kita,Istawa bermakna menempati, tapi bagi Allah bukan.” 7. Istiwa Allah suci dari ‘mumassah’ (persentuhan) Istiwa Allah tidak mengalami persentuhan, tidak pula Istiqrar (menempati), tidak ‘tamakkun’ (menjadikannya tempat), tidak ‘hulul’ (memasukinya), tidak Intiqal (berpindah, artinya Allah berpindah ke Arsy setelah Allah menciptakan Arsy. Tidak demikian!) 8. Allah tidak duduk di atas Arsy dipikul oleh 8 malaikat pemikul Arsy. Sebaliknya mereka dikuasai oleh Allah SWT. 9. Allah di atas Arsy bahkan di atas segala sesuatu sampai ke dasar bumi (meliputi segala sesuatu) 10. Atas bagi Allah itu bukan atas dalam arti arah 11. Allah ada sebelum segala sesuatu ada 12. Jisim / benda punya aradh (sifat / kondisi), yaitu, berarah dan bertempat. Allah tak serupa dengan apa dan siapa pun (Q.S. 42 : 11). Ini menafikkan sifat jisim / benda pada Allah, maka tidak berlaku hukum atas dan bawah untuk jisim / benda / material bagi Allah. Kedekatan Allah kepada seluruh penduduk alam semesta itu sama. Bukan Allah ada di mana-mana tapi kedekatannya tak dapat digambarkan. 13. Betul Allah punya wajah, tangan, turun ke dunia tiap sepertiga malam, Istawa di Arsy tapi, ‘Bila Kaif’ yakni caranya bukan seperti yang terbayang dalam benak kita. 14. Berkata Ahlussunnah dan Ahli Hadits, “Laisa bi jismin”, Allah bukan jisim, tiada apa pun yang menyerupai-Nya. 15. Imam Malik berkata, “Istiwa bukan sesuatu yang tidak diketahui, melainkan diketahui dalam Quran bahwa ada lebih dari 7 ayat yang menyebutkan tentang Istiwa misal Allah berfirman, قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar: 9) Di situ pakai kalimat قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ. "yastawilladzina...." itudasar katanya dari 'Istawa'. Istawa di situ bermakna lebih tinggi bukan tinggi dalam arti tempat. Apalagi Istawa Allah, sudah tentu bukan dalam arti bertempat
Para bandit bandit yg mengaku salafi kalau org beda dengan nya.. Maka dialah yg merasa paling benar... Syetan bener tu... Asli sifat syetan yg dipake..
Anda berarti jahil sekali.. aqidah asy'ariyah dan matutidiyah itu aqidah ahlus sunnah wal jamaah dan termasuk ulama salaf. Anda sombong sekali berakidah salaf tapi gak faham.
iya bahasan teologis memang bukan buat awam, makanya ulama kita sebelum kedatangan "salafi" ga pernah ungkit2 ini. cuman karena kelompok tsb bikin huru hara (ngeklaim bid'ah, syirik, segala macam) terpaksa pembahasan ini juga harus dibawa ke ranah publik oleh ulama aswaja.
@@ms.nafisa1307 waah jadi penasaran nih, kalau kalangan salafi seperti apa ceramahnya mengenai hal ini, masih agak ragu buat ngedengerinnya, takutnya otak ga nyampe karna emang ga pernah belajar. Tapi penasaran banget, gmana dong.
@@trafalgarlaw4263 justru kalo dengerin ceramahnya ust khalid basalamah bahasanya mudah banget dimengerti.. makanya banyak org awam yg akhirnya suka, ceramahnya di blok M selalu rame banget.. bahkan banyak mualaf yg tertarik dgn Islam krn nyimak ust Khalid
Buat orang awam hanya bisa ikut ikutan saja dalam hal ber agama sama seperti saya bila melihat ustadz yg suka membolehkan tahlilan...yasinan...maulidan pasti ustadz ini akan disukai banyak orang sebab perbuatan bid'ah sudah menjadi tradisi
Ngomongnya halus, tegas, nampak berilmu. Namun.....*penuh SUBHAT* Begini rupanya cara kajian penuh subhat, menggiring pemahaman AKIDAH Jama'ah kepada *pemahaman /pemikiran Imam Abul hasan al asyari* ( Madzhab Asyairoh). Naudzubillah. *AKIDAH IMAM MALIK* Imam Malik bin Anas mengatakan, اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ “Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138) Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman, الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata, الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ “Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378) Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
@Giri Bib.Aqidah imam abul hasan dengan sifat 20nya. Aqidah salafi dengan 3 tauhidnya. Semuanya dicari di hadist gak bakal ada bro, so ikutin aja yg cocok sesuai dengan hati nurani masing2 aj. Masing2 ustad punya hujjah
@@agungs2266 😀😀😀 yang di bahas pasti Ibnu Taimiyah men sarah kan tentang makna Tauhid ada 3. Yang pertama kali mem sarah kan makna Tauhid ada 3 adalah seorang Ulama Salaf bernama *Ibnu Hiban dlm kitab Tauhid karya beliau*. Ratusan tahun kemudian, baru Ibnu Taimiyah *men syarah kan* kembali makna tsb dan di hujat dan di olok kaum2 pembenci dakwah SUNNAH. Benci karena kurangnya ilmu.
Pemahaman Aristoteles Ente Puja, tapi Pemahaman Salafush Sholih ente Cela. Malah Ente Menjadi Dosen Filsafat Pula, janganlah Bodohi Umat wahai Arrazi Hasyim. Takutlah kepada Allah.
Om tak ajari ya dakwah perbanyak bahas tauhid biar umat masuk surga dan tdk kekal dineraka.tahu tho om tauhid lawan syirik bahas itu om ya.ngaji kalau tauhid hancur amal kita juga hancur.baru ajari sunnah lawannya bidah.kok bahas salafy wahabi yg umat pengukutnya tahu syirik dan bidah.banyak orang penyebah selain Allah bahas biar umat selamat.
Karena kebenciannya kepada *SALAFIYIN* ,Ar Razi berani membuat cerita2 dusta sebagai narasinya. Dan diikuti dusta2 berikutnya. *AKIDAH IMAM ABU HANIFAH* Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar, مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ “Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Itulah ciri ciri wahabi di kasih pencerahan nolak ustad Arrazy ulama berilmu secara akademis DR beliau paham betul wahabi karana tesis DR beliau penelitian tentang wahabi bicara dgn ilmu
Om kok yg diserang wahabi salafy saya bingung wahabi salafy opo tho? Mereka ngajak tauhid dan mengajak sunnah kok tambah dimusuhi tho dan pengikut salafy wahabi berilmu dan banyak orang muhamadiyah ,al irsad,Ldii Dll bergabung dakwah tauhid dan sunnah.mereka menginginkan umat biar berbuat bidah dan syirik biar ditanggung yg ngomong.saya mantan pelaku syirik dan bidah sekarang alhamdulillah dakwah sunnah berkembang pesat dan masjid masjid banyak yg sholat jamaah.om bahas coba syirik dsn bidah pasti om ini dimusuhi semua orsng
Oooh... ente mantan syirik sekrng jadi Sunnah? oooh... ente dulu apa penyembah matahari penyembah laut atau Nyi Roro Kidul... apa itu maksudnya syirik ya?... katanya mantan
Aqidah Salaf yg sebenarnya bukan yg diceramahi ust ini, krn tdk tdk sesuai dgn "Al Qur'an dan Hadits Shahih dgn pemahaman Shalafus Shaleh" Kalau Salaf Asy'ariyah (khalaf) benar ,aqidah yg disampaikan ust ini. Sebabnya Rasulullah tdk pernah mentakwil ayat2 sifat dan juga tdk pernah mengatakan "apa yg kuucapkan dan yg kuperbuat" maksudnya tdk begini ttpi harus ditakwil atau tafwidh. Ini diikuti oleh 3 generasi terbaik setelah Rasulullah ( mereka inilah yg disebut Salaf). Jadi mereka memahami ayat2 sifat , tidak Tafwidh dan tidak mentakwilnya. Tafwidh dan Takwil hanya dilakukan oleh Ulama2 Khalaf.
ibnu abbas imam bukhari imam tobary dll. jelas2 mentakwil knpa ada yg bilang ulamak salaf tdk ada yg mentakwil.. ويبقى وجه ربك ذو الجلال والاكرام. وهو معكم اين ما كنتم فاينما تولو فثم وجه الله sungguh allah ada di depan wajah orang salat ketika dia salat (HR.Bukhari muslim) dll. bila ada yg mengatakan generasi salaf tdk mentakwil berarti jelas2 ia sudah berbohong .. Mazhab ay'ary ada dua metode menyikapi khabariyah atau ayat2 mutasyabihat pertama mengimani dan menyerahkan maksudnya kpd Allah(tafwid) dan ke dua mentakwil..
Takwil memiliki sejlh arti yg banyak,: - bisa berarti tafsir -bisa berarti akibat/tempat kembali - bisa berarti mengubah makna suatu lafazh dari makna zhahirnya. Takwil yg terakhir ini terbagi dua yi : 1.Takwil yg terpuji adalah takwil yg ditunjukkan adanya dalil "Naql". Takwil ini disebut juga dgn "Tafsir". 2.Takwil yg tercela yi takwil yg tdk ada dalil yg menunjukkannya dan ini disebut dgn "Tahrif". Adapun Ahli Kalam yg hanya menetapkan 13 Sifat Allah , metodenya adalah Takwil dan Tafwidh. Contoh dlm sifat 20 ada "Sifat Mustahil" dari mana dalilnya tentunya dari dalil "Akal". Imam Syafi'i menentang thdp "ilmu kalam" . Oki semboyannya "Fikihnya mengikuti Imam Syafi'i dan aqidahnya Asy'ariyah".
@@harmaidalharmaidal2879 Ya sdh, dalil akal lebih didahulukan dr dalil naql, dalil naql hanya sbgi penguat saja apabila sesuai dgn dalil akal. Padahal yg benar bhw akal itu utk mengukuhkan nash2 syariat, akal yg sehat akan mendukung nash yg shahih, buka menentangnya. Apa yg diklaim oleh mu'aththilah dan mu'awwilah (ahli ta'wil) ttg adanya kontradiksi diantara akal dan wahyu, mk itu disebabkan oleh keterbatasan akal manusia. Krn otu, apa yg dianggap kontradiksi oleh salah seorang dari mereka, terkadang tdk dinilai demikian oleh yg lainnya, dan seterusnya. Apalagi dlm kitab Asy'ariyah yg berjudul "Aqidah Sanusiyah dan Kifayatul Awam" semuanya menggunakan dalil akal. Berdasarkab hal itu, mk akal dipertimbangkan sebagai pengukuh nash2 syariat dln masalah aqidag dan selainnya, bukab sebagai sumber aqidah yg berdiri sendiri.
Kelihatan nggak bonafid mosok salaf saja dijelaskan sampai panjang ?, semua orang yg ngaji sdh paham itu salaf , 3 generasi awal muslim itulah salaf . Sohabat , tabi'in kemudian tabiut tabi'in . Ngabisin wkt saja ngebahas salaf
@@magicjar947 ha ha sanad ilmu yg mana mas , kalau asal disambung- sambungkan ya semua orang bisa. Logikanya gini orang ngaku - ngaku sanad ilmunya nyambung dengan Rasulullah , tapi kok beda jauh ilmunya . Contoh , Rasulullah tidak pernah mentakwil ayat , ternyata orang sekarang yg ngaku sanad ilmunya nyambung malah mentakwil ayat . Inikan kelihatan sekali bhw klaim sanad ilmunya nyambung itu bohong - bohongan alias ASBUN (asal bunyi ) 😀
@@Anton5711able soal takwil nih, Makanya saya tanya, "Allah itu materi-kah?" Syarat materi adalah menempati ruang dan mempunyai massa. Kalau jawaban saya tegas, "Bukan!" Berdasarkan 2 ayat ; Q.S. 42 : 11, "Allah tdk serupa dengan sesuatu pun..." dan Q.S. 112 : 4, "Tiada satu pun yang setara (menyamai / sebanding) dengan-Nya!" Sesuatu apalagi bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Non materi, juga bukan! Karena banyak sesuatu bersifat non materi salingnmenyerupai dan saling mengungguli satu sama lain. Yg tepat adalah dzat Allah itu dzat laisakamitslihi sayi walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang menyerupai dan sebanding dengan-Nya. Kami Asyairah menggunakan dua ayat ini sebagai filter untuk menyaring pemahaman tajsim dan tasybih pada ayat2 khabariyah ttg dzat dan sifat Allah. Kalian menuduh metode tafwidh dan takwil yg kami lakukan sesat karena kalian anggap itu meniadakan dan menyimpangkan sifat2 Allah. Kami katakan tuduhan kalian itu keliru besar bahkan sebuah fitnah! Yg benar adalah, tafwidh kami lakukan karena semata hal2 khabariyah teraebut adalah urusan Allah dan kami tak mau ikut campur apa2 yg jadi urusan Tuhan. 2 ayat yang jadi pedoman kami tersebut harusnya jadi pertanda yg cukup bahwa dzat dan sifat Allah itu bkn untuk diketahui adanya, tapi hanya untuk diimani. Bukankah kalian sendiri sering berkata ttg ayat2 mutasyabihat, "imani saja dan jangan ditanya bagaimananya..."? Dan takwil bukan menyimpangkan makna dari dalil2 khabariyah yg mutasyabihat tersebut, tapi mencocokkan maknanya bila memang diperlukan, itu pun dengan menggunakan bantuan dalil lain yg muhkamat, sehingga akan didapatkan makna yg mendekati, bukan fix pasti, karena makna sesungguhnya yg tahu hanyalah Allah SWT. Dan takwil pun itu hanya jalan paling akhir sekali, bila betul2 diperlukan, tak ada jalan lain lagi! Makanya kami Asyairah menerima seluruh dalil2 khabariyah tersebut dengan menolak makna yang bersifat materialistik / jismiyah, karena sifat material tdk ada pada Allah Subhanahu wa ta'ala. supaya kagak panjang2, saya paparkan pendirian kami, Asyairah dalam bentuk tanya jawab ; T : Apa anda mengimani Allah istawa di atas Arsy? J : Mengimani penuh! Istawanya sesuai kehendak Allah bukan persepsi kita. T : Mengimani dalil Allah di atas? J : Mengimani penuh! Posisi 'di atas' bagi Allah bukanlah posisi yang terbersit dalam benak kita yg bisa kita persepsikan. Atas bagi Allah bukan berarti 'ada du atas tiada di bawah' seperti makhluk. Atas yg berlaku bagi Allah adalah atas yang tdk dapat dipersepsikan sebagai dan secara apa pun. T : Anda mengimani Allah dekat, lebih dekat dr urat leher? J : Mengimani penuh! Tapi kedekatan Allah bukanlah kedekatan yang bisa dipersepsikan, dibayangkan dan dikhayalkan dalam benak kita. T : Anda mengimani dalil tangan Allah, wajah Allah? J : Mengimani penuh! Sebab tertulis dalam dalil namun saya tidak mempersepsikan tangan, wajah dll tersebut sebagai anggota badan, mempersepsikan bentuknya dll karena Allah itu ahad, Maha Suci dari rupa, bentuk, dan anggota penyusun badan. Disebut tangan, wajah, dll bagi Allah itu semua tak lain adalah bagian dari kepunyaan dan kuasa-Nya dan kita mesti jauhkan diri dari persepsi dan gambaran apa pun. Sesuatu yg dapat dipersepsikan bentuknya, posisinya dsb yg ada pada dirinya berarti itu makhluk dan bukan Tuhan. Bila poin2 tanya jawab divatas anda bantah, berarti fix ketahuan belangnya, siapa anda sebenarnya
@@suparngun3768 , Maaf , berarti kamu ini belum mengerti apa yang dimaksudkan dengan kata/ istilah dalil dan juga belum faham apa / siapa yang dimaksud guru itu , saran saja : GANTI USTADZ kkalau kamu ngaji OK ? Allaah yahdiik wa yaktiikal'aafiyah .
Bergabung bersama kami :
Telegram : t.me/cyber_aswaja
Whatsapp (Cyber Aswaja) : chat.whatsapp.com/ImdELUxs3igACpLCP1FQFy
Instagram : instagram.com/cyber_aswaja?igshid=dxazjds9242a
Facebook : fb.me/CyberAswaja01
UA-cam Channel : ua-cam.com/users/CyberAswaja
Aa
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ketika turun ayat dari Surat Al-Maidah: 54, Rasulullah memberitakannya sambil menepuk pundak sahabat Abu Musa al-Asy’ari, seraya bersabda: “Mereka (kaum tersebut) adalah kaum orang ini!!”. Dari hadits ini para ulama menyimpulkan bahwa kaum yang dipuji dalam ayat di atas tidak lain adalah kaum Asy’ariyyah, karena sahabat Abu Musa al-Asy’ari adalah moyang dari al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari.
Dalam penafsiran firman Allah di atas: “Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia cintai dan kaum tersebut mencintai Allah....” (QS. Al-Ma’idah: 54), al-Imâm Mujahid berkata: “Mereka adalah kaum dari negeri Saba’ (Yaman)”. Kemudian al-Hâfizh Ibn Asakir dalam Tabyîn Kadzib al-Muftarî menambahkan: “Dan orang-orang Asy’ariyyah adalah kaum yang berasal dari negeri Saba’".
Penafsiran ayat di atas bahwa kaum yang dicintai Allah dan mencintai Allah tersebut adalah kaum Asy’ariyyah telah dinyatakan pula oleh para ulama terkemuka dari para ahli hadits. Lebih dari cukup bagi kita bahwa hal itu telah dinyatakan oleh orang sekelas al-Imâm al-Hâfizh Ibn Asakir dalam kitab Tabyîn Kadzib al-Muftarî. Beliau adalah seorang ahli hadits terkemuka (Afdlal al-Muhaditsîn) di seluruh daratan Syam pada masanya. Al-Imâm Tajuddin as-Subki dalam Thabaqât asy-Syâfi’iyyah menuliskan: “Ibn Asakir adalah termasuk orang-orang pilihan dari umat ini, baik dalam ilmunya, agamanya, maupun dalam hafalannya. Setelah al-Imâm ad-Daraquthni tidak ada lagi orang yang sangat kuat dalam hafalan selain Ibn Asakir. Semua orang sepakat akan hal ini, baik mereka yang sejalan dengan Ibn Asakir sendiri, atau mereka yang memusuhinya”.
Lebih dari pada itu Ibn Asakir sendiri dalam kitab Tabyîn Kadzib al-Muftarî telah mengutip pernyataan para ulama hadits terkemuka (Huffâzh al-Hadîts) sebelumnya yang telah menafsirkan ayat tersebut demikian, di antaranya ahli hadits terkemuka al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi penulis kitab Sunan al-Bayhaqi dan berbagai karya besar lainnya.
Al-Hâfizh Ibn Asakir dalam Tabyîn Kadzib al-Muftarî menuliskan pernyataan al-Imâm al-Bayhaqi dengan sanad-nya dari Yahya ibn Fadlillah al-Umari, dari Makky ibn Allan, berkata: Telah mengkabarkan kepada kami al-Hâfizh Abu al-Qasim ad-Damasyqi, berkata: Telah mengkabarkan kepada kami Syaikh Abu Abdillah Muhammad ibn al-Fadl al-Furawy, berkata: Telah mengkabarkan kepada kami al-Hâfizh Abu Bakar Ahmad ibn al-Husain ibn Ali al-Bayhaqi, bahwa ia (al-Bayhaqi) berkata:
“Sesungguhnya sebagian para Imam kaum Asy’ariyyah semoga Allah merahmati mereka mengingatkanku dengan sebuah hadits yang diriwayatkan dari ‘Iyadl al-Asy’ari, bahwa ketika turun firman Allah: (Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia cintai dan kaum tersebut mencintai Allah) QS. Al-Ma’idah: 54, Rasulullah kemudian berisyarat kepada sahabat Abu Musa al-Asy’ari, seraya berkata: “Mereka adalah kaum orang ini”. Dalam hadits ini terdapat isyarat akan keutamaan dan derajat mulia bagi al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari, karena tidak lain beliau adalah berasal dari kaum dan keturunan sahabat Abu Musa al-Asy’ari. Mereka adalah kaum yang beri karunia ilmu dan pemahaman yang benar. Lebih khusus lagi mereka adalah kaum yang memiliki kekuatan dalam membela sunah-sunnah Rasulullah dan memerangi berbagai macam bid’ah. Mereka memiliki dalil-dalil yang kuat dalam memerangi bebagai kebatilan dan kesesatan. Dengan demikian pujian dalam ayat di atas terhadap kaum Asy’ariyyah, bahwa mereka kaum yang dicintai Allah dan mencintai Allah, adalah karena telah terbukti bahwa akidah yang mereka yakini sebagai akidah yang hak, dan bahwa ajaran agama yang mereka bawa sebagai ajaran yang benar, serta terbukti bahwa mereka adalah kaum yang memiliki kayakinan yang sangat kuat. Maka siapapun yang di dalam akidahnya mengikuti ajaran-ajaran mereka, artinya dalam konsep meniadakan keserupaan Allah dengan segala makhluk-Nya, dan dalam metode memegang teguh al-Qur’an dan Sunnah, sesuai dan sejalan dengan faham-faham Asy’ariyyah maka ia berarti termasuk dari golongan mereka”
Al-Imâm Tajuddin as-Subki dalam Thabaqât asy-Syâfi’iyyah mengomentari pernyataan al-Imâm al-Bayhaqi di atas, berkata:
“Kita katakan; -tanpa kita memastikan bahwa ini benar-benar maksud Rasulullah-, bahwa ketika Rasulullah menepuk punggung sahabat Abu Musa al-Asy’ari, sebagaimana dalam hadits di atas, seakan beliau sudah mengisyaratkan akan adanya kabar gembira bahwa kelak akan lahir dari keturunannya yang ke sembilan al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari. Sesungguhnya Rasulullah itu dalam setiap ucapannya terdapat berbagai isyarat yang tidak dapat dipahami kecuali oleh orang-orang yang mendapat karunia petunjuk Allah. Dan mereka itu adalah orang yang kuat dalam ilmu (ar-Râsikhûn Fi al-‘Ilm) dan memiliki mata hati yang cerah. Firman Allah: “Seorang yang oleh Allah tidak dijadikan petunjuk baginya, maka sama sekali ia tidak akan mendapatkan petunjuk” (QS. An-Nur: 40)."
Alhamdulillah. Kajian ini sangat menyejukkan hati kami, mudah2an diikuti oleh saudara2 kita yg mengklaim diri Salafi/Wahabi.
Kami mengikutinya, tetapi aqidahnya aqidah Muta'akhkhir Asy'ariyah yng lebih mengutamakan dalil akal.
PENGIKUT IBNU TAIMIAH TAKIAH? AH
Wahaby salafy bakar aja
Aamiin
Saya dianggap orang2 sebagai salafi tapi saya suka dengan ceramah beliau. Saya tidak membatasi diri terhadap ulama2
Ya allah jadikan anak bangsa yg satu ini berumur panjang dan beri dia kekuatan serta kesehatan...biar kelak dikemudian hari beliau dapat menyaksikan kebenaran ilmu yg beliau ajarkan hari ini.....
Buya zulqarnain membungkam wahabi tentang jalan salaf ua-cam.com/video/TuRDDZwk7rI/v-deo.html
Assalamu'alaikum, mari viralkan! Smoga yg baru2 hijrah tercerahkan dan tdk tersesat, dan yg hijrah slh jln smoga bertobat dan kembali ke jln y lurus.. Aamiin
Alhamdulillah tausiyah yg menyejukkan serta lengkap nya hikmah yg kita dapat dlm bentu ilmu tauhid serta nahwu sorraf (dari adanya 1 pertanyaan) semoga semua penerus ulamak salafus soleh serta seluruh qoum muslimin wabil husus kepada saudara2 yg menikmati kajian ini. Allah lindungi dari rohmat dan ridhoNya. Serta mendapat faidah dari mauidah hasanah ini. بارك الله فينا وفيكم
Untuk mrmahami islam yg kaffah ikuti terus kajian ustad DR Arrazy Hsyim
Yaaa. Alloh. mohon engkau jadikan anak kami seperti Usyatz ini.
Mampusla kalau begitu doamu
Aamiin
Kalo bisa ya lebih baik
@@hasanoppo8180 iri ya 😁😁😁
Semoga dg ceramah2 beliau akan semakin banyak saudara2 kita yang tercerahkan
Mantabeq.. Pencerahannya.. Smg kita sll dlm Ridho Alloh SWT.. !!
Alhamdulillah ...syukron Buya 🙏🙏
Wahabi.. Oh wahabi..
Ini penjelasan yg terang benderang.. Tapi bila masih kurang faham.. Terlaluuu..
BUKA wawasan.. BUKA pikiran..
Wahabrot oh wahabrot Mujassimah,
Wahabi hanya mau mengikuti pemikiran Sutat Sunnah nya. Yazid Jawas, Firanda, the Basalamah and Yahya Badrussalam cs.
@@nawawisyafii3635 antum jgn sebut nama...mrk ustadz besar...jgn sombong antum ,baru mendengar kajian ini udah merasa benar...istighfar antum
@@nawawisyafii3635
Saya Salafi atau Wahabi.
Saya bermadzab fikih Syafii dan bermanhaj akidah Imam Syafii. Beliau adalah kalangan ulama Sunni Salaf yg hidup antara 150-204 H (tabiin - tabiut tabiin) .
Kalian bermanhaj akidah Asy'ariyah yg disandarkan pada imam Abul Hasan Al Asy'ari.
Pada masa sebelum thn 300 H hingga berusia 40 H (260-300 H) beliau ulama bermanhaj akidah muktazilah, dan setelah thn 300 H baru beliau merujuk kembali ke pemahaman aswaja & meninggal thn 324 H.
Jadi Imam Al Asy'ari bukan termasuk kalangan Ulama tabiut tabiin/ bukan Ulama Salaf.
@Nawawi Syafi’i....subhanallaah semoga Allaah karuniakan hidayah padamu wahai saudara ...
Suda dibilang......ampun ngurusi aliran satu itu
Alhamdulillah semakin jelaslah klo kita belajar sejarah , krna sejarah itu sngtlah penting..
Semoga Allah SWT
Memberikan
Pertolongan menuju keridhoan Allah
Istikharah
Dalam taqwa
Intinya usaha untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT
Nabi Muhammad Saw
Mengatakan bahwa
.
Lahnatulah alal yahuda walan Basara
Itakhoduh
Kuburol ambuak wasalihin
Masajida
.
Allah melaknat
Yahudi dan Nasrani
Karena
Menjadikan kuburan
Nabi dan orang-orang Soleh
Sebagai
Masajida ( tempat ibadah )
🙏🙏
Semoga Allah SWT melindungi
Akidah
Tauhid 👍
MasyaAllah, buya Arrazy mmg cerdas utk mengurai masalah aqidah, dengarkan para wahabi.. Jgn hanya pinter membit'ah bit ahkankan Ahlussunnah
Clear bngt paparanya..jazakumullah amin
jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat.
Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya.
Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi!
Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian!
Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana!
Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ;
1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat?
2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi.
Bila kita mengikuti Nabi dan sahabat maka kita tidak boleh mengatakan Allah dapat menempati ciptaan-Nya. Sebab bila demikian maka konsekuensinya ;
1. Menghilangkan sifat Ahad pada Allah. Ahad berarti hanya ada Dia sendiri tanpa sekutu, tanpa apa pun termasuk tempat, istri dan anak. Bila bertempat, hilanglah sifat ahad ini.
2. Bertempat adalah perbuatan jism. Sementara salafi juga mengakui Allah bukan jism. Mengatakan Allah berjism adalah perbuatan kaum mujassimah dan semua sepakat mujassimah adalah sesat.
3. Allah menempati ciptaan-Nya juga berkonsekuensi menjadikan-Nya bersatu dengan tempat dan jasad, dan inilah paham wihdatul wujud seperti yg dianut Al-Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Sementara semua sepakat bahwa wihdatul wujud adalah paham sesat sebagaimana halnya mujassimah.
Awas hati2!
Ya, saya setuju.
Kadang sulit menjelaskan tetapi sepemahaman.
Setingkat guru maka mudah menjelaskan tetapi setingkat pelajar pemula akan sulit menyatakan tetapi pemahaman ada.
Alhamdulillah.Moga Ustaz di pelihara Allah sentiasa dlm ridho dn keselamatan hingga ke akhir hayat.Aamiin.
Aslkm semoga Allah limpahkan rahmatNya kpd buya Arrazy aminnn
sejuk sekali
Soal dlm Al Qur'an itu disebut ,Allah SWT beristiwa diatas Arasy. Penjelasan Ustadz belum jelas utk membantah pendapat mereka yg mengatakan bahwa Allah itu berada diatas Arasy. Bisa saja bahwa kata diatas tidak sama dgn diatas versi manusia. Demikian juga dgn tempat itu tidak sama dgn tempat versi manusia.Mohon dijelaskan lagi.
Teori sama prektek sejalan dengan alquran dan tuntunan nabi Muhammad sollullah alaihiwasalam secara sah tidak ada keraguan.
Penjelasan nya sangat di pahami😊
masyaAllah.....ilmunya...tabrakallah pak ustadz
Tu dgr sesungguhnya ilmu agama islam itu maha luas dn mendalam tdk hy bilang bid'ah musryik syirik sesat berputar putar disituuju aja.
Alhamdulillah, dpt kesempatan menyimak untuk tambah ilmu dan iman.
Trims pk kyai.
cakep...dan betul tuk wahabi sudah taqdir buruk, semoga Allah balik taqdir buruk nya
Satako
Istako
Istikomah
Mastako
Mustakim
Mutakin
Takwa
Yukinun
Yakin
Fahman
Paham
Pemahaman
Yalam
Mengetahui
Pengetahuan
Kul
Katakan
Perkataan
Amala
Perbuatan.
Karena bahasa arab maka membingungkan karena tak faham, maka gagal mengidentikkan kalam.
Alhamdulillah
Betul banyak muslim ahlu bid'ah mengaku Aswaja ( ahlu Sunnah wal jama'ah ). Ini namanya berbohong atas nama nabi Muhammad Saw.
Tdk ada yg berpaham Allah bertempat... tdk pernah ustadz dan ulama kami mengajarkan Allah bertempat
Alhamdulillah ...
Beroleh Pencerahan. Barakallah ...
Terimakasih ,ilmunya dan penjelasannya ustad
Mksh ustadz sy dpt ilmu ttg salaf asli
Yg dimaksud Salaf asli adalah "Salaf Asy 'ariyah ( disebut dgn khalaf). Salaf adalah : para Sahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin , Imam Besar yg Empat. Yg mengikuti Manhaj nya disebut Salafi.
@@bachriunadriah7393
Asy'ari itu hidup di jmn salaf dan khalaf.
Salaf yg mana yg betul yg mengatakan Qunut bid'ah itukah?
@@andiafrizal8664 Imam Abul Hasan Asy'ari lahir dan wafatnya 260 - 324 H. Salaf adalah para Sahabat, Tabiin , Tabiut Tabiin dan orang2 yg mengikuti jln mereka disebut Salafi.
@@bachriunadriah7393
Yg betulnya 3 abad..
Beliau msh dlm abad 2
@@bachriunadriah7393
Bab akidah Al azhar tidak bisa diragukan.
Assalamualaikum.barokalloh sheikhina Hasim
Setelah bbrapa kali mencermati kajian pak Ustadz ini, makin lama makin bingung.. pindah Chanel ah..
ente eror ya?... minum obat dulu deh!
Ustad Arazy inilah ulama salaf yg sesungguhnya ilmu beliau kaffah saya selalu iuti kajian beliau hanya wahabi yg kepanasan astaqfirullah
Kalau antum wahabi jelas bingung hati anda tertutup bagiku beliau ulama salaf yg sesungguhnya
iq jongkok 😀
Aamiin yaa Robbal aalamiin...terima kasih Ustad...
Terima kasih ustad atas pencerahannya....
Salaf dari sisi harfiyah boleh membawa erti masa yg lalu atau umat yg telah berlalu.
Dari sisi istilah, salaf bererti Rasulullaah Shallalaahu 'alaihi wasalam, para sahabat dan 2 generasi berikut mereka yang beraqidah seperti yg diajarkan Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wassalam. Digunakan juga lafaz Salafus soleh. Karena orang2 Abu Jahal dan Abu Lahab juga hidup dlm kurum yg pertama, tetapi tidak soleh..
Sesungguhnya istilah salaf atau dakwah salaf bukanlah istilah baru. Istilah ini sudah dikenal sejak masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagaimana ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Fathimah radhiallahu 'anhaa:
فَاتَّقِى اللهَ وَاصْبِرِيْ فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ. (رواه مسلم، فضائل فاطمة 2/245حديث 98)
“Aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.” (HR. Muslim)
Para shahabatpun sering menggunakan istilah salaf untuk menyebutkan tentang mereka-mereka yang sudah mendahuluinya. Seperti ucapan Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu -seorang shahabat yang paling akhir meninggal. Tatkala beliau melihat kerusakan-kerusakan kaum muslimin ketika itu, beliau berkata: “Kalau saja ada seseorang dari kalangan salaf yang pertama dibangkitkan hari ini, maka dia tidak akan mengenali Islam sekarang sedikitpun kecuali shalat ini”. (al-I’tisham, Imam asy-Syathibi, juz 1 hal 34)
Aqidah Asy'ariah lahir dari falsafah Yunani. Secara ringkas, pendahulu2 mereka tidak mengikuti aqidah salaf yg benar (yg dianuti para sahabat radhiallaahu 'anhum), mereka mempelajari falsafah lalu mengkaji ciri2 dan sifat2 yg terdapat pada benda2, seperti...ukuran, arah, bentuk dsb. Kmd, mereka membuat kaedah bahawa setiap yg mempunyai sifat2 itu, adalah benda (yakni makhluk)
Sebab itulah mereka terpaksa mengingkari sebagian sifat2 Allaah subhaanahu wata'alaa yg tadinya mereka sudah menetapkan untuk makhluk. Begitu juga mereka memaksakan diri utk mengingkari arah bagi Allaah subhaanahu wata'alaa.
Dibandingkan dgn aqidah para sahabat radhiallaahu 'anhum.....Apakah ada diriwayatkan para sahabat radhiallaahu 'anhum ditanya "Apakah Allaah itu benda?" Jawabnya tidak, karena mereka faham siapa Allaah subhaanahu wata'alaa dgn segala sifat2Nya dan mengimani saja. Itulah aqidah salaf yg benar, bukan yg cuba dipaksa-paksakan oleh ustaz dlm video ini. Allaahu a'laam.
Keliru
Gimana ya... saya menuruti pengajian salafi, apa yang saya fahami, ia sama benar dengan pendapat imam malik yang beriman kepada ayat, bak kata beliau;
"Hakikat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (bentuk) istiwa’ adalah bid’ah.
Dan kami sekeras²nya menolak takwil kerana ayat ini dan ayat seumpamanya adalah ayat mutasyabihat sebagaimana firman Allah;
“Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepada kamu. Di antara isinya ada ayat ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Quran. Dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah, dan untuk mencari-cari takwilnya. Padahal tidak mengetahui takwilnya itu melainkan Allah, dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami” Dan tidak mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang orang yang berakal.” (surah Al Imran: 7)
Coba antum telusuri kitab2nya serta murid 2beliu betulkah sesuai dgn paham manhaj antum,
Anda wahabi ngaku wahabi aja.... Kok malu
..malah ngaku salaf... Salaf protesan mungkin iya
permasalahannya banyak dari kalangan2 salafi yg malah jadi tasjim. kalau emang dianggap tidak boleh dibahas, harusnya 'ustad' salafi ini ga perlu lah menjadikan bahasan mendalam teologis ini untuk ranah publik. malah bikin huru hara aja jadinya.
di asy'ari juga ada yg tafwidh, tapi yg ta'wil pun punya alasan. dan yg menentang juga bukan asal nafsu kita2 yg hidup belakangan tapi ada landasan dari pemahaman ulama terdahulu. jadi kaum 'salafi' ini paling engga perlu stop merasa jadi manhaj yang maha benar, ini permasalahan udah lama dan sikap manapun yg diambil oleh ulama2 kita yg menyebarkan islam di indonesia itu bisa dipertanggung jawabkan.
justru yg bikin fitnah itu sebagian kaum 'salafi' yang bilang bahwa ayat2 mutasyabihat itu berarti apa adanya, Allah bertempat, Allah turun, dst. naudzubillah. mau gamau kan harus diluruskan.
Bukannya orang ini makai logika dari dalil?
Buat yg awam sangat berbahaya.
Assalamualaikum semoga sehat selalu pa Yai! Tolong info tempat pengajian pa Yai dmn? Sy ingin sekali ikut kajiannya
Tuan guru
Sepertinya byk yg gerah dengarin ceramahnya taz, siapakah mereka......?
😀😀😀
Salafy pastinya
The Wahabis
Org yg tlh terkena doktrin wahabi lalu hatinya keras dn membatu hy mau dgr dn menerima ap ap yg keluar dr mulut pk jawas dn kelompoknya.
@@rahmisatya5873 antum jgn sebut nama...jgn merasa diri antum benar ,baru mendengar kajian ini jadi zuhud...isrighfar antum
trim's. "kalau itu benar ambillah walau dr anak kecil sekalipun" ,"berpesan dgn kebenaran brps dgn kesabaran","sesungguhnya manusia itu mahluk yg dhoif."
Alhamdulillah tabarokallooh
Alhamdulillah tabariikalloh
Mantap, setuju🙏👍👍👍
Aswaja makin bingung. Banyak yg lari dan hijrah ke manhaj salaf meninggalkan aqidah yg membingungkan
kurang cerdas memahami ilmu aja. ga ada yg bingung kalau bisa belajarnya rapih, terstruktur, dan ga cuman dari internet
memang bahasan teologi yg mendalam bukan buat awam apalagi yg ga biasa belajar. tapi "ustad" salafi maksa bawa2 topik ini ke publik, ya terpaksa dijelaskan sama aswaja
Ya Allah lindungilah kluargaku dri pemahaanya arrasi yg sesat dn penuh dngn kdustaan ini dia mnghalalkn homo sexsual dn riba
jadi menurut ustadz Allah keberadaannya dimn ??
Allah ada suci dari tempat ruang dan waktu,kalo kita menafsirkan ayat mutasyabihat di artikan isbat,berarti bertolak belakang dgn ayat muhkamat laisa kamistlihi stasiun,jadi sah di ta'wil/tafwid, karena bahasa di seluruh dunia/kalimat raja memerintah dgn tgn tangan besi ,artinya yg di mksud bukan tgn nya besi..
Mantap di manhaj salaf....
Semoga Allah Ta'ala selamatkan umat Islam dari sdr arrazy ini...
Aamiin.
Yang benar semoga keluarga kita selamat dari fitnah akhir zaman..dajal salafi wahabi...amin
😊😊😊😊
"kalau kita bilang tangan yg terbayang?" itu yg salah, dibayangin sih, gak boleh tadz
Bukan sengaja dibayangkan, tapi ini terjadi karena logika kepastian akal. Seperti kalau saya bilang "Bola!" Yang ada di pikiran anda pasti 'Bulat' ga bakalan kotak, persegi panjang, segitiga, dll. Pasti bulat! Kalau saya tanya 1+1 jawabannya pasti 2 ga bisa 3, 4 dst apalagi nol. Dan itu gak usah dibayangin, otomatis muncul di benak kita karena itu sudah hukum kepstian akal. Begitu pun kalau kita bilang, "Tangan Allah...!" Yang pertamakali otomatis muncul dalam pikiran ya bentuk tangan kaya yg kita punya, ga usah pake sengaja dipikirin pasti muncul bayangan macam bgtu. Kalau kita mendengar penyebutan sesuatu tanpa otomatis terbayang apa pun, artinya akal kita sudah rusak! Makanya menjelaskan apa2 yang dinisbatkan pada Allah mesti hati2 betul. Salah, rusak aqodah kita! Naudzubillah
@@LingkungSeniSantriKalijaga iya tapi kan anda sudah tahu bahwa Allah itu bukan makhluk , dan Allah juga sudah sampaikan bhw
ليس كمثله شيء
Tidak ada yg semisal dengan Allah.
Sudah dibilang Allah beda dg makhluk kok yg dibayangkan tangan makhluk , wajah makhluk , di situlah salahnya. al-Qur'an itu adalah kitab petunjuk , demikian yg Allah sampaikan, artinya bhw semua kisah dan berita yg ada di dalam nya adalah sesuatu yg benar . Tidak ada satu ayatpun yg menyesatkan yg ada dlm al-Qur'an . Berarti ketika Allah menceritakan bhw Allah beristiwa' di atas Arsy , maka berita tsb adalah Haq ,benar.
Barang siapa yg mendustakan dan meniadakan sifat yg Allah sendiri sematkan kepada diri-NYA , maka tindakan spt itu termasuk tindakan yg kurang ajar terhadap Allah. Berarti secara langsung menganggap bhw kabar yg disampaikan Allah adalah kabar bohong , pdhal Allah itu al-Haq , tidak lah suatu berita disampaikan oleh Allah , melainkan berita tsb pasti kebenarannya, karena Allah mempunyai sifat al-Haq.
Mereka meng qias kan dgn makhluk dulu baru menolak
@@Anton5711able bagi yang sudah mengetahui ilmunya, maka aman! Tapi bagi awam, bila penjelasannya tidak betul2 rinci, bisa celaka! Kan saya bilangbdi atas, kalau kita menyebut sesuatu, irang yang mendengar kita secara otomatis akan timbul sebuah persepsi tanpa harus membayangkan terlebih dahulu. Jikaorang yg mendengar kita tsb tdk timbul persepsi apa2 dalam benak saat kita bilang sesuatu itu, maka berarti akal orang tsb sdh rusak! Maka harus hati2 menerangkan ayat2 khabariyah terhadap orang2 awam. Berikut ini saya sajikan resume kajian perbandingan tahqiq dua kitab al-ibanah tulisan imam asy'ari yg dicetak di dua percetakan berbeda ; Mesir dan Saudi.
BENARKAH AQIDAH IMAM ASY’ARI BERBEDA DENGAN ASYAIRAH
Poin penting :
1. Asy’ariyah adalah pengikut sistem pengajaran aqidah Imam Abul Hasan Al-Asy’ari secara perseorangan. Bila banyak (jamak) disebut Asyairah
2. Dua kitab Al-ibanah karya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari yang ditahqiq. Tahqiq kalau dalam bahasa Indonesia disebut edit, tapi kalau dalam bahasa Arab lebih dari itu, melainkan edit dengan edisi kritis. Beberapa teks digabung lalu dikritisi oleh pentahqiq
3. Dua kitab Al-Ibanah yang kali ini dibahas adalah cetakan dari darul Fadhilah, Mesir dan Darul Abshar, Saudi. Isi keduanya ada perbedaan. Dalam cetakan Saudi, pentahqiqnya membuat komentar tentang perkataan Imam Asy’ari yang komentar itu jauh melenceng dari perkataan Imam Asy’ari sendiri, sedangkan yang cetakan Mesir, ditulis seobjektif mungkin melihat perbedaan teks.
4. Kitab jaman dulu tak ada yang dicetak, tapi disalin dengan cara didikte dan diijazahkan oleh guru pada muridnya. Ijazah itulah yang menjamin keabsahan kitab tersebut.
5. Pertama kali naskah kitab Al-Ibanah dicetak di India, tapi isi teksnya tidak sahih. Di cetakan India tersebut tertulis Imam Asy’ari berkata, “yasakinassama’” artinya, “Wahai yang tinggal di atas langit…” Ini jelas tidak mungkin karena Imam Asy’ari punya sanad keilmuan ke Imam Saji dan Imam Saji punya sanad keilmuan ke Imam Ahmad bin Hanbal. Di cetakan Darul Abshar hal 426 malah bukan “Ya Sakinassama’” tapi “Yasakinal ‘Arsy”, artinya, “Wahai Yang Tinggal di Arsy”.
6. Hal 21 cetakan Darul Fadhillah, Imam Asy’ari berkata, “Allah Istiwa di Arsy sesuai dengan apa yang Dia maksud. Makna ini mengunci kita untuk tidak membayangkan Istawa Allah seperti apa. Dilanjutkan, “Allah Istawa dengan makna yang Dia maksud, bukan makna yang kita maksud. Kalau bagi kita,Istawa bermakna menempati, tapi bagi Allah bukan.”
7. Istiwa Allah suci dari ‘mumassah’ (persentuhan) Istiwa Allah tidak mengalami persentuhan, tidak pula Istiqrar (menempati), tidak ‘tamakkun’ (menjadikannya tempat), tidak ‘hulul’ (memasukinya), tidak Intiqal (berpindah, artinya Allah berpindah ke Arsy setelah Allah menciptakan Arsy. Tidak demikian!)
8. Allah tidak duduk di atas Arsy dipikul oleh 8 malaikat pemikul Arsy. Sebaliknya mereka dikuasai oleh Allah SWT.
9. Allah di atas Arsy bahkan di atas segala sesuatu sampai ke dasar bumi (meliputi segala sesuatu)
10. Atas bagi Allah itu bukan atas dalam arti arah
11. Allah ada sebelum segala sesuatu ada
12. Jisim / benda punya aradh (sifat / kondisi), yaitu, berarah dan bertempat. Allah tak serupa dengan apa dan siapa pun (Q.S. 42 : 11). Ini menafikkan sifat jisim / benda pada Allah, maka tidak berlaku hukum atas dan bawah untuk jisim / benda / material bagi Allah. Kedekatan Allah kepada seluruh penduduk alam semesta itu sama. Bukan Allah ada di mana-mana tapi kedekatannya tak dapat digambarkan.
13. Betul Allah punya wajah, tangan, turun ke dunia tiap sepertiga malam, Istawa di Arsy tapi, ‘Bila Kaif’ yakni caranya bukan seperti yang terbayang dalam benak kita.
14. Berkata Ahlussunnah dan Ahli Hadits, “Laisa bi jismin”, Allah bukan jisim, tiada apa pun yang menyerupai-Nya.
15. Imam Malik berkata, “Istiwa bukan sesuatu yang tidak diketahui, melainkan diketahui dalam Quran bahwa ada lebih dari 7 ayat yang menyebutkan tentang Istiwa misal Allah berfirman,
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar: 9) Di situ pakai kalimat قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ. "yastawilladzina...." itudasar katanya dari 'Istawa'. Istawa di situ bermakna lebih tinggi bukan tinggi dalam arti tempat. Apalagi Istawa Allah, sudah tentu bukan dalam arti bertempat
9:23
Kita saling mendoakan ya zy... Semoga saya meninggal dunia di atas aqidah salaf, anda diatas aqidah Asy'ari yah dan maturidiyah serta sufi
Wahabi mengaku salaf itu jelas keliru... Ini mirip dgn serigala yg mengaku kambing... 😅😅
@@habeenchanel1729 👍😅 banget...
Keren Lo men...
Para bandit bandit yg mengaku salafi kalau org beda dengan nya.. Maka dialah yg merasa paling benar... Syetan bener tu... Asli sifat syetan yg dipake..
@@habeenchanel1729 betul banget... 👍😂
hanya sesama syaitan yang merasa dirinya paling benar sendiri.. 👍😂
Anda berarti jahil sekali.. aqidah asy'ariyah dan matutidiyah itu aqidah ahlus sunnah wal jamaah dan termasuk ulama salaf.
Anda sombong sekali berakidah salaf tapi gak faham.
Barokallahu lak ya ustadz, amin
Makassar
Gwe ko jadi pusing bro, kepala rasanya penuh, gwe awam soal agama, apa seharusnya gwe ga denger soal ini dan diganti ama ceramah2 tentang sareat y
iya bahasan teologis memang bukan buat awam, makanya ulama kita sebelum kedatangan "salafi" ga pernah ungkit2 ini. cuman karena kelompok tsb bikin huru hara (ngeklaim bid'ah, syirik, segala macam) terpaksa pembahasan ini juga harus dibawa ke ranah publik oleh ulama aswaja.
@@ms.nafisa1307 waah jadi penasaran nih, kalau kalangan salafi seperti apa ceramahnya mengenai hal ini, masih agak ragu buat ngedengerinnya, takutnya otak ga nyampe karna emang ga pernah belajar. Tapi penasaran banget, gmana dong.
@@trafalgarlaw4263 justru kalo dengerin ceramahnya ust khalid basalamah bahasanya mudah banget dimengerti.. makanya banyak org awam yg akhirnya suka, ceramahnya di blok M selalu rame banget.. bahkan banyak mualaf yg tertarik dgn Islam krn nyimak ust Khalid
Dengarkan ceramah Ustadz Adi Hidayat bagus buat awam
Saya belum pernah dengar Ustadz yang ada di TV Roja mengaku kalau mereka itu mengaku Ustadz Salafi atau Wahabi.
Berarti ente anak baru 😂😂
😀☺☺
Smg yg mengaku ngaku salafi namun demen mencaci dan memaki sgr sadar dgn kekeliruan nya..... Salaf mana yg mereka ikuti.. Adakah salaf asli ataukah neo khawariz semi
Akalnya shoheh,inilah orang 2 yang belajar filsafat...............pengikut Arsthoteles dari yunani........
Tu dngarkan tu ,mana & siapa yg ngku2 salap .
Yg mereka pahami sebagaimana yg di pahami ulama2 terdahulu, lalu yg anda pahami mengikut siapa, atau anda memahaminya dgn akal anda sendiri?
yang mereka anggap bener kitabnya ibnu taimiyah,dan hadist yang disohihkan Albani.
BG mn kalo dasarx pokokx...pokokx...
KEMBALILAH KEPADA MANHAJ SALAF DENGAN PEMAHAMAN PARA SAHABAT ROSULULLOH
Salap mana ..? Salap. 88....😅😂😅 serigala jangan lah mengaku kambing...
Bukan nya pemahaman arrazy yg tidak bener 🤣🤣🤣
Orang gila saja di sebut wali madzub 🤣😂
Ga nyadar
Buat orang awam hanya bisa ikut ikutan saja dalam hal ber agama sama seperti saya bila melihat ustadz yg suka membolehkan tahlilan...yasinan...maulidan pasti ustadz ini akan disukai banyak orang sebab perbuatan bid'ah sudah menjadi tradisi
Tahlilan, maulidan bukan bid ah
Ngomongnya halus, tegas, nampak berilmu.
Namun.....*penuh SUBHAT*
Begini rupanya cara kajian penuh subhat, menggiring pemahaman AKIDAH Jama'ah kepada *pemahaman /pemikiran Imam Abul hasan al asyari* ( Madzhab Asyairoh).
Naudzubillah.
*AKIDAH IMAM MALIK*
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
@Giri Bib.Aqidah imam abul hasan dengan sifat 20nya. Aqidah salafi dengan 3 tauhidnya. Semuanya dicari di hadist gak bakal ada bro, so ikutin aja yg cocok sesuai dengan hati nurani masing2 aj. Masing2 ustad punya hujjah
@@agungs2266
😀😀😀 yang di bahas pasti Ibnu Taimiyah men sarah kan tentang makna Tauhid ada 3.
Yang pertama kali mem sarah kan makna Tauhid ada 3 adalah seorang Ulama Salaf bernama *Ibnu Hiban dlm kitab Tauhid karya beliau*.
Ratusan tahun kemudian, baru Ibnu Taimiyah *men syarah kan* kembali makna tsb dan di hujat dan di olok kaum2 pembenci dakwah SUNNAH.
Benci karena kurangnya ilmu.
Aqidah sesatmujassima wahabi belajar otodidak menyamakan Allah astagfirullah
@@giribib9661 ilmu wahabi muter muter disitu saja bid'ah syrik gak taunye pelakunye die sendiri wele wele
@@Rd-dc6el
Tinggal tunjukkan dimana syirik nya, dimana muternya, semua ada tolok ukur kebenarannya. Bisa dijelaskan secara ilmiah.
Itu kan elu... Yg ngaku" sunah. Padahal....
Wahabi.. Kasihan deh loooo
Pemahaman Aristoteles Ente Puja, tapi Pemahaman Salafush Sholih ente Cela.
Malah Ente Menjadi Dosen Filsafat Pula, janganlah Bodohi Umat wahai Arrazi Hasyim.
Takutlah kepada Allah.
Wahabi ngamuk..
Justru dia menjelaskan dg hati hati
IKUTNABI SAJA SAHABAT TABIT TABIIN APAKAH MEREKA MENTAKWIL SELESAI
Ikut nabi apa albani? Ikut muhammad bin abdillah atau muhammad bin abdul wahab an najdy?
pasti ga denger sampe beres kontennya. asbun banget 😂
Om tak ajari ya dakwah perbanyak bahas tauhid biar umat masuk surga dan tdk kekal dineraka.tahu tho om tauhid lawan syirik bahas itu om ya.ngaji kalau tauhid hancur amal kita juga hancur.baru ajari sunnah lawannya bidah.kok bahas salafy wahabi yg umat pengukutnya tahu syirik dan bidah.banyak orang penyebah selain Allah bahas biar umat selamat.
ente siapa?
Mad...enta ente.....congor lu udah hafaal hadiiss berapa ribu...hhh...bahasa indo aja..biyasa aja..gk usah sok enta ente....gaya lo....
bahas Salafy bukan wahabi... kok tersinggung... kalau Salafy kan semua Salafy : Muhamadiyah, NU, AL IRSAD, ISIS kan semua Salafy
Salaf Soleh ustadz...bukan Salaf doank !
Karena kebenciannya kepada *SALAFIYIN* ,Ar Razi berani membuat cerita2 dusta sebagai narasinya. Dan diikuti dusta2 berikutnya.
*AKIDAH IMAM ABU HANIFAH*
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
@Giri Bib, jangan Baper Bro. Beliau cuma menjelaskana aj.klo gak setuju ya wis. Masing2 punya hujjah.yakini yang diyakini menurut kita bener
Salafiyun kalau tdk terima tinggal tabayun kalau berani DR Arrary menyampaikan yg sebemarnya sesuai keilmuan beliau
Itulah ciri ciri wahabi di kasih pencerahan nolak ustad Arrazy ulama berilmu secara akademis DR beliau paham betul wahabi karana tesis DR beliau penelitian tentang wahabi bicara dgn ilmu
@@Rd-dc6el
Menyampaikan kalo ngga pakai dalil yg sohih percuma ajah.
Kalo cuman pakai akal logika, banyak temannya.😀😀😀
@@giribib9661 soha sohe ente sendiri tidak ngerti hadist cuma terjemahan bukan kajian semoga ente mendapatkan hidayah dari kesesatan paham salapiyun
Halah..mending kabur fitnah akhir zaman.
Om kok yg diserang wahabi salafy saya bingung wahabi salafy opo tho? Mereka ngajak tauhid dan mengajak sunnah kok tambah dimusuhi tho dan pengikut salafy wahabi berilmu dan banyak orang muhamadiyah ,al irsad,Ldii Dll bergabung dakwah tauhid dan sunnah.mereka menginginkan umat biar berbuat bidah dan syirik biar ditanggung yg ngomong.saya mantan pelaku syirik dan bidah sekarang alhamdulillah dakwah sunnah berkembang pesat dan masjid masjid banyak yg sholat jamaah.om bahas coba syirik dsn bidah pasti om ini dimusuhi semua orsng
JANGAN SOK PINTAR ! MENGAJAK SUNNAH KONON,! DENGAR BAIK2 BIAR PINTAR , JANGAN PAKAI OTAK SI PIRANDA. ALWAHHABI YG JONGKOK AKAL ITU???? OK
Oooh... ente mantan syirik sekrng jadi Sunnah? oooh... ente dulu apa penyembah matahari penyembah laut atau Nyi Roro Kidul... apa itu maksudnya syirik ya?... katanya mantan
Woi wahabi itu sesat pemahaman islamnya tektual beliau meluruskan beliau ulama aswaja benteng aswaja
dulu pelaku sirik skrg udah tobat pengikut salafy...mules aku bacanya...🤣🤣🤣🤣
Belajar ente agama yg benar niscaya ente tau kesesatan wahabi dengarin tausiah kyai idrus romli abi maulana buya yahya DR arazi UAS para ulama aswaja
Aqidah Salaf yg sebenarnya bukan yg diceramahi ust ini, krn tdk tdk sesuai dgn "Al Qur'an dan Hadits Shahih dgn pemahaman Shalafus Shaleh" Kalau Salaf Asy'ariyah (khalaf) benar ,aqidah yg disampaikan ust ini. Sebabnya Rasulullah tdk pernah mentakwil ayat2 sifat dan juga tdk pernah mengatakan "apa yg kuucapkan dan yg kuperbuat" maksudnya tdk begini ttpi harus ditakwil atau tafwidh. Ini diikuti oleh 3 generasi terbaik setelah Rasulullah ( mereka inilah yg disebut Salaf). Jadi mereka memahami ayat2 sifat , tidak Tafwidh dan tidak mentakwilnya. Tafwidh dan Takwil hanya dilakukan oleh Ulama2 Khalaf.
ente siapa?
ibnu abbas imam bukhari imam tobary dll. jelas2 mentakwil knpa ada yg bilang ulamak salaf tdk ada yg mentakwil..
ويبقى وجه ربك ذو الجلال والاكرام.
وهو معكم اين ما كنتم
فاينما تولو فثم وجه الله
sungguh allah ada di depan wajah orang salat ketika dia salat (HR.Bukhari muslim) dll. bila ada yg mengatakan generasi salaf tdk mentakwil berarti jelas2 ia sudah berbohong .. Mazhab ay'ary ada dua metode menyikapi khabariyah atau ayat2 mutasyabihat pertama mengimani dan menyerahkan maksudnya kpd Allah(tafwid) dan ke dua mentakwil..
Takwil memiliki sejlh arti yg banyak,: - bisa berarti tafsir -bisa berarti akibat/tempat kembali - bisa berarti mengubah makna suatu lafazh dari makna zhahirnya. Takwil yg terakhir ini terbagi dua yi : 1.Takwil yg terpuji adalah takwil yg ditunjukkan adanya dalil "Naql". Takwil ini disebut juga dgn "Tafsir". 2.Takwil yg tercela yi takwil yg tdk ada dalil yg menunjukkannya dan ini disebut dgn "Tahrif". Adapun Ahli Kalam yg hanya menetapkan 13 Sifat Allah , metodenya adalah Takwil dan Tafwidh. Contoh dlm sifat 20 ada "Sifat Mustahil" dari mana dalilnya tentunya dari dalil "Akal". Imam Syafi'i menentang thdp "ilmu kalam" . Oki semboyannya "Fikihnya mengikuti Imam Syafi'i dan aqidahnya Asy'ariyah".
@@bachriunadriah7393 sdh pernah mengkaji kitab aqidatun najah blm, didlm kitab itu insyaallah sifat 20 lengkap dengan dalil naqli dan aqli
@@harmaidalharmaidal2879 Ya sdh, dalil akal lebih didahulukan dr dalil naql, dalil naql hanya sbgi penguat saja apabila sesuai dgn dalil akal. Padahal yg benar bhw akal itu utk mengukuhkan nash2 syariat, akal yg sehat akan mendukung nash yg shahih, buka menentangnya. Apa yg diklaim oleh mu'aththilah dan mu'awwilah (ahli ta'wil) ttg adanya kontradiksi diantara akal dan wahyu, mk itu disebabkan oleh keterbatasan akal manusia. Krn otu, apa yg dianggap kontradiksi oleh salah seorang dari mereka, terkadang tdk dinilai demikian oleh yg lainnya, dan seterusnya. Apalagi dlm kitab Asy'ariyah yg berjudul "Aqidah Sanusiyah dan Kifayatul Awam" semuanya menggunakan dalil akal. Berdasarkab hal itu, mk akal dipertimbangkan sebagai pengukuh nash2 syariat dln masalah aqidag dan selainnya, bukab sebagai sumber aqidah yg berdiri sendiri.
Ust sufi banyakan dongeng nya
Ini menerangkan dalil hadist??kok anda bilang dongeng,kelewat bodoh anda ini,🤣🤣🤣
Dangkal dan menyesatkan.
Bukan dangkal.tapi otakmu ga sampe/kopong
Kelihatan nggak bonafid mosok salaf saja dijelaskan sampai panjang ?, semua orang yg ngaji sdh paham itu salaf , 3 generasi awal muslim itulah salaf . Sohabat , tabi'in kemudian tabiut tabi'in . Ngabisin wkt saja ngebahas salaf
Jgn dengki bro
kn slm ini bnyk yg ngaku2 pengikut salaf..eh tau nya ..sanad ilmunya ga jelas....malah pendapat ulama2 salaf di bid,ah2in ..😁
Jaka pun tdk paham ttg Salaf 🤣🤣🤣 mazhab salaf, manhaj salaf, shalafu shaleh, salafi, kasian 👎👎👎
@@magicjar947 ha ha sanad ilmu yg mana mas , kalau asal disambung- sambungkan ya semua orang bisa. Logikanya gini orang ngaku - ngaku sanad ilmunya nyambung dengan Rasulullah , tapi kok beda jauh ilmunya . Contoh , Rasulullah tidak pernah mentakwil ayat , ternyata orang sekarang yg ngaku sanad ilmunya nyambung malah mentakwil ayat . Inikan kelihatan sekali bhw klaim sanad ilmunya nyambung itu bohong - bohongan alias ASBUN (asal bunyi ) 😀
@@Anton5711able soal takwil nih, Makanya saya tanya, "Allah itu materi-kah?" Syarat materi adalah menempati ruang dan mempunyai massa. Kalau jawaban saya tegas, "Bukan!" Berdasarkan 2 ayat ; Q.S. 42 : 11, "Allah tdk serupa dengan sesuatu pun..." dan Q.S. 112 : 4, "Tiada satu pun yang setara (menyamai / sebanding) dengan-Nya!"
Sesuatu apalagi bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain.
Non materi, juga bukan! Karena banyak sesuatu bersifat non materi salingnmenyerupai dan saling mengungguli satu sama lain. Yg tepat adalah dzat Allah itu dzat laisakamitslihi sayi walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang menyerupai dan sebanding dengan-Nya.
Kami Asyairah menggunakan dua ayat ini sebagai filter untuk menyaring pemahaman tajsim dan tasybih pada ayat2 khabariyah ttg dzat dan sifat Allah.
Kalian menuduh metode tafwidh dan takwil yg kami lakukan sesat karena kalian anggap itu meniadakan dan menyimpangkan sifat2 Allah. Kami katakan tuduhan kalian itu keliru besar bahkan sebuah fitnah!
Yg benar adalah, tafwidh kami lakukan karena semata hal2 khabariyah teraebut adalah urusan Allah dan kami tak mau ikut campur apa2 yg jadi urusan Tuhan. 2 ayat yang jadi pedoman kami tersebut harusnya jadi pertanda yg cukup bahwa dzat dan sifat Allah itu bkn untuk diketahui adanya, tapi hanya untuk diimani. Bukankah kalian sendiri sering berkata ttg ayat2 mutasyabihat, "imani saja dan jangan ditanya bagaimananya..."?
Dan takwil bukan menyimpangkan makna dari dalil2 khabariyah yg mutasyabihat tersebut, tapi mencocokkan maknanya bila memang diperlukan, itu pun dengan menggunakan bantuan dalil lain yg muhkamat, sehingga akan didapatkan makna yg mendekati, bukan fix pasti, karena makna sesungguhnya yg tahu hanyalah Allah SWT. Dan takwil pun itu hanya jalan paling akhir sekali, bila betul2 diperlukan, tak ada jalan lain lagi!
Makanya kami Asyairah menerima seluruh dalil2 khabariyah tersebut dengan menolak makna yang bersifat materialistik / jismiyah, karena sifat material tdk ada pada Allah Subhanahu wa ta'ala.
supaya kagak panjang2, saya paparkan pendirian kami, Asyairah dalam bentuk tanya jawab ;
T : Apa anda mengimani Allah istawa di atas Arsy?
J : Mengimani penuh! Istawanya sesuai kehendak Allah bukan persepsi kita.
T : Mengimani dalil Allah di atas?
J : Mengimani penuh! Posisi 'di atas' bagi Allah bukanlah posisi yang terbersit dalam benak kita yg bisa kita persepsikan. Atas bagi Allah bukan berarti 'ada du atas tiada di bawah' seperti makhluk. Atas yg berlaku bagi Allah adalah atas yang tdk dapat dipersepsikan sebagai dan secara apa pun.
T : Anda mengimani Allah dekat, lebih dekat dr urat leher?
J : Mengimani penuh! Tapi kedekatan Allah bukanlah kedekatan yang bisa dipersepsikan, dibayangkan dan dikhayalkan dalam benak kita.
T : Anda mengimani dalil tangan Allah, wajah Allah?
J : Mengimani penuh! Sebab tertulis dalam dalil namun saya tidak mempersepsikan tangan, wajah dll tersebut sebagai anggota badan, mempersepsikan bentuknya dll karena Allah itu ahad, Maha Suci dari rupa, bentuk, dan anggota penyusun badan. Disebut tangan, wajah, dll bagi Allah itu semua tak lain adalah bagian dari kepunyaan dan kuasa-Nya dan kita mesti jauhkan diri dari persepsi dan gambaran apa pun. Sesuatu yg dapat dipersepsikan bentuknya, posisinya dsb yg ada pada dirinya berarti itu makhluk dan bukan Tuhan.
Bila poin2 tanya jawab divatas anda bantah, berarti fix ketahuan belangnya, siapa anda sebenarnya
Tauhid 3 in 1 itu bid'ah krn ga ada dijaman salaf.
rukun sholat juga bidah karena gak ada di jaman rasul dong?
wajib sunnah mubah makruh haram itu juga dong
Aqidah salaf KW itu mengakui Allah ada dimana2.
Iya sama ... pemahaman anda juga tdk bener
FAHAM SALAFI SALAH FIKIR
memahami Dalil pakai Guru ? aneh2 saja ustadz ini . "afwan .
Otak konslet muncul lagi, mahluk jenis Wahabi yg merasa paling ilmiah dan logic...
@@agussayutindonesia3431 , emangnya apakah Allaah swt. menciptakan makhluqjenis Wahabi ? aneh2 saja kamu ini kalau ngomong , pakai otak dong kalau ngomong ? Allaah ya'ffik !
Memang bisa memahami dalil tanpa guru?🤭
@@suparngun3768 , Maaf , berarti kamu ini belum mengerti apa yang dimaksudkan dengan kata/ istilah dalil dan juga belum faham apa / siapa yang dimaksud guru itu , saran saja : GANTI USTADZ kkalau kamu ngaji OK ? Allaah yahdiik wa yaktiikal'aafiyah .
Mas Fauzi,jadi pake apa???
Kau ngerasa lebih hebat dari pada imam syafii